• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI LAMONGAN."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI

LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI

LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Judul: Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1Sukodadi Lamongan

Nama : Shofa Atin Ulul Azmi

Pendidikan merupakan suatu jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Bahkan pendidikan menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya. Implementasi strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining juga merupakan cara mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Masalah yang diteliti dalam skripsi yang berjudul “pengaruh implementasi

strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi

Lamongan” adalah: (1) Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student

Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (2) Bagaimana prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (3) Bagaimana

pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa di SMPN 1 Sukodadi Lamongan. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penyajiannya peneliti menguraikan secara jelas tentang obyek yang diamati serta menyajikannya data bentuk angka. Analisis yang digunakan adalah: (1) Analisis

deskriptif tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan

prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti; (2) Analisis statistik dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tentang pengaruh implementasi strategi

pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi

belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Berdasarkan masalah tersebut di atas dan setelah dianalisis dapat

disimpulkan bahwa (1) Implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining adalah baik; (2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti juga tergolong sangat baik; (3) Pengaruh strategi pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi

Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, berdasarkan analisis diperoleh “rxy” hasil

perhitungan = 0,83 dengan jumlah responden 27 siswa, sedangkan “t” pada tabel

koefisien korelasi product moment taraf signifikan 5% adalah 0,396

Jadi “rxy” perhitungan lebih besar dari nilai “t” pada tabel, maka hipotesis

kerja diterima. Adapun pengaruh strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1

Sukodadi Lamongan adalah tergolong sangat baik, hal ini berdasarkan “t”

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGATAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Penelitian Terdahulu ... 8

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian... 10

G. Definisi Operasional ... 10

H. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 16

(9)

3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator

and Explaining ... 19

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20

2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 28

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 32

C. Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 45

B. Variabel Penelitian, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Jenis Data dan Sumber Data 50 E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Analisis Data ... 55

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 62

2. Visi dan Misi SMPN 1 Sukodadi Lamongan... 64

3. Struktur Organisasi SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 65

(10)

5. Keadaan Siswa SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 69

6. Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 70

B. Penyajian Data dan Analisis Data

1. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Implementasi

Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining di

SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 73

2. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Prestasi Belajar

PAI SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 103

3. Analisis Data dan Analisis Data Tentang Pengaruh

Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Terhadap Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 119 B. Saran-Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interpretasi Nilai r “Product Moment” ... 61

2. Profil SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 63

3. Struktur Organisasi Sekolah ... 65

4. Keadaan Guru SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun 2016/2017 ... 66

5. Data Guru dan Jabatannya ... 67

6. Keadaan Siswa-Siswi SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun ... 70

7. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 71

8. Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru ... 73

9. Nama-nama responden Kelas VII C ... 76

10.Data Hasil Angket Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 78

11.Tentang Siswa Mengetahui Tentang Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 80

12.Tentang Penggunaan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining pernah diterapkan di Sekolah ... 81

13.Tentang Guru Membagikan Lembar Kerja kepada Setiap Kelompok ketika Menggunakan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 81

14.Tentang Setiap Kelompok diminta untuk Membuat Peta Konsep dengan Bidang Studi yang Sudah Diajarkan Guru ... 82

15.Tentang Guru Menunjuk Secara Acak Seorang Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Pada Saat Proses Pembelajaran ... 83

16.Tentang Guru Meminta Siswa Lain untuk Mengajukan Sebuah Pertanyaan yang Telah Dipresentasikan ... 84

(12)

18.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Menjadikan Siswa Lebih Fokus ... 86

19.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining berpengaruh pada Pemahaman Siswa... 86

20.Tentang Kegiatan Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining menyenangkan dan ringan ... 87

21.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining dapat Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 88

22.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Termotivasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 89

23.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Bermanfaat untuk Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 89

24.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Efektif dan Inovatif ... 90

25.Tentang Siswa dapat Menghubungkan Materi dengan Lingkungan Sekitar

dengan Kreatifitas yang dimiliki ... 91

26.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Siwa dapat Berbagi Ilmu dengan Teman Saat Pembelajaran ... 92

27.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Menjadikan Lebih Bekerjasama dengan Teman ... 92

28.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Membuat Keingintahuan Siswa Meningkat Setiap Pembelajaran. ... 93

29.Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi

Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan yang tidak

Menggunakan Strategi Student Facilitator and Explaining... 94

30.Tentang Guru Memberikan Pertanyaan dengan Materi Pemnbelajaran PAI,

(13)

31.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining membuat Siswa Lebih Memahami Materi Pembelajaran ... 96

32.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Puas dengan Nilai Ulangan Harian Pada Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 97

33.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Membuat Semangat Belajar Siswa Bertambah ... 98

34.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Membuat Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Meningkat... 98

35.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Mampu Mengaplikasikan Pelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam Kehidupan Sehari-hari ... 99

36.Hasil Nilai Angket... 100

37.Hasil Pre Test ... 103

38.Hasil Post Test ... 106

39.Analisis Korelasi Antara Variabel X (Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti) ... 110

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan

mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang

utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan

kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin

penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.1

Dalam pelaksanaan pendidikan, pemerintah telah mengupayakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang diatur dalam

undang-undang. Untuk itu pemerintah memberikan hak pada warganya untuk

mendapatkan pengajaran dan pendidikan ini dimulai dari lingkungan keluarga

sebagai lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di lingkungan masyarakat

sebagai pendidikan nonformal, oleh karena itu pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.2

Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal itu di Sekolah atau

Madrasah), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini

berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

1

Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 2.

2

(15)

2

tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai

anak didik.3

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.4 Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar, manisia melakukan perubahan-perubahan kualitatif

individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi

hidup tidak lain adalah hasil belajar.5

Sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi

lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Dalam proses

pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu

strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang

cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai.6

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

(Sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini

nampak dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa sangat

memprihatinkan. Upaya untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa

3

Abu Ahmadi, & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 14.

4

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta , 2008) h. 13.

5

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, ibid, h. 120.

6

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(16)

3

perlu terus ditingkatkan. Hal ini perlu ditingkatkan dengan mengadakan

perbaikan pada setiap aspek yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Salah satu yang mempengaruhi adalah penggunaan strategi dalam

kegiatan belajar mengajar yang terkesan monoton, sehingga mengakibatkan

proses pembelajaran itu menjemukan bagi peserta didik bahkan tidak sedikit

penggunaan metode tersebut dalam proses pembelajaran cenderung

mematikan daya ingat siswa. Hal itu disebabkan kurang dikuasainya metode

oleh guru-guru PAI dan tidak diketahui metode khusus dalam mengajar

agama.7

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain

ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke

pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan

contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus

sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu

bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai

potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya

kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar

bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada

peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar

kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang

7

(17)

4

menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani

mengemukakan pendapat secara terbuka.8

Dalam pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum 2013, perlu

digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan siswa sebagai subyek

(pelaku) pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam

proses pembelajaran tersebut. Salah satunya dengan menerapkan strategi

pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan

rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka,

memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada

rekan-rekannya.9Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini

memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya

misalnya melalui bagan / peta konsep.10 dan diakhiri dengan penyampaian

semua materi kepada siswa.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan

salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa

dalam proses pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran Student Facilitator

and Explaining dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan

mengesankan, keberanian, kebermaknaan dalam pembelajaran, penanaman

8

Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2015), h. 42.

9

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 228.

10

(18)

5

konsep yang melekat dari hasil penyimpulan serta meningkatkan prestasi

siswa dalam belajar.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat

digunakan dalam segala aspek bidang studi. Strategi ini juga cocok digunakan

pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, karena dengan

penggunaan strategi ini dapat membuat konsep-konsep materi yang akan

mudah diserap oleh peserta didik.

Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk

mengatasi masalah rendahnya prestasi siswa. Strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru sangat bermanfaat terhadap hasil belajar mengajar.

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan

komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti yang sesuai dengan waktu yang tersedia maka

diarahkan dalam bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.

Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di SMPN 1 Sukodadi

Lamongan karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

disana agar adanya sebuah perubahan yang baru, mengingat sekarang sudah

adanya pergantian kurikulum yang bersifat aktif, dan agar adanya penerapan

metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode ini dapat

(19)

6

lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang baik, dan dengan hasil belajar

yang baik, siswa akan mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatkan Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

3. Bagaimana pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti

SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa

(20)

7

1. Mengimplementasikan strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di

SMPN 1 Sukodadi Lamongan

2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

3. Mengetahui pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti

di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan,

antara lain:

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah

pengetahuan tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining serta pengaruh dalam prestasi siswa dalam pendidikan.

2. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk

(21)

8

3. Bagi Guru

Agar para guru dapat memanfaatkan strategi pembeljaran Student

Facilitator and Explaining sebagai strategi pembelajaran yang dapat

menumbuhkan prestasi belajar siswa

4. Bagi Lembaga

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan prestasi

belajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di lembaga

melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, serta

sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan

kepada para guru dalam penyampaian materi pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

E. Penelitian terdahulu.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa

yang membahas topik karya ilmiah yang membahas tentang Implementasi

Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, hanya

saja beda dalam jenis penilitiannya.

Pada penelitian dahulu penggunaan model pembelajaran Student

Facilitator and Explaining adalah : Pengaruh model pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap peningkatan keaktifan siswa pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru

(22)

9

Pelaksanaan pembelajaran model Student Facilitator and Explaining di

SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo dapat dikatakan baik, hal ini dibuktikan

dengan observasi yang mana kemampuan guru dalam mengelola pemelajaran

yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti/materi, evaluasi, penutup serta

pengelolaan waktu dan suasana kelas mendapatkan jumlah rata rata

keseluruhan dari hasil observasi sebesar 3,42. Dan Keaktifan siswa pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga tergolong baik,

hal ini terlihat dari hasil wawancara pada guru bidang studi Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti dan wali kelas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

siswa yang bertanya setelah pembelajaran berlangsung.

Adapun kesimpulannya adalah : Pembelajaran model Student Facilitator

and Explaining mempunyai pengaruh yang cukup besar pada keaktifan siswa

pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kedungrejo Sidoarjo

khususnya kelas V, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data yang

tersebar dan dihitung dengan rumus regresi linier yang mendapatkan hasil Y =

20,218+ 0,519X, jadi dapat dikatakan bahwa Ho” ditolak dan “Ha” diterima

yakni ada pengaruh antara pelaksanaan model pembelajaran Student

Facilitator and Explaining terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo

Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang akan di lakukan dalam

penelitian ini, hanya saja dalam segi tujuannya berbeda yaitu dari segi

(23)

10

ini tentang meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti siswa.

F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah strategi

pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti menjadikan masalah di

atas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di

SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Agar jelas dan tidak luas pembahasan dalam karya ilmiah ini, maka

kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah, batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.

3. Dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti semester

ganjil di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan

mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul

penelitian “PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI

PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

(24)

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.11

Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai akibat

dari adanya dua hal yang saling berkaitan.

2. Implementasi

Secara sederhana implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau

penerapan. E. Mulyasa berpendapat bahwa implementasi merupakan suatu

proses untuk melaksanakan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam

suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.12

3. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan

secara terbuka, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan

kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua

materi kepada siswa. Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah

11

Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 849.

12

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan

(25)

12

bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di

depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan

kepada teman-temannya.13

4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kehidupannya.14

Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang

berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan

lingkungannya.

Sedangkan Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama

Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.15

13

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.

14

Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 2.

15

(26)

13

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

mengenai pengertian ”prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti”, yakni perubahan yang terjadi pada siswa sebagai suatu

bimbingan seorang guru untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang

dinyatakan dalam bentuk angka. Huruf maupun simbol yang merupakan

cerminan dari hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu

yang dinyatakan dalam raport.

5. SMPN 1 Sukodadi Lamongan

Sebuah Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang

berada dalam naungan Departemen Pendidikan yang berada di jalan raya

Desa Sumberaji, Sukodadi Kabupaten Lamongan.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian

ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai

berikut:

1. Bagian muka terdiri dari Halaman Sampul Dalam, Persetujuan

Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji Skripsi, Pertanyaan Keaslian

Tuisan, Motto, Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar

(27)

14

2. Bagian isi memuat tentang:

a. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis

Penelitian, Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah, Definisi

Operasional, Sistematika Pembahasan.

b. BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang Strategi Student

Facilitator and Explaining , Prestasi Belajar Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti, Pengaruh Implementasi

Strategi Student Facilitator and Explaining Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti, dan Hipotesis Penelitan.

c. BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Jenis dan Rancangan Penelitian,

Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian, Populasi dan

Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

d. BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian, dan

pertama membahas tentang Gambaran Umum SMPN 1

Sukodadi Lamongan, Data Hasil Angket tentang Penggunaan

(28)

15

Hasil Observasi tentang Prestasi Belajar Siswa, Analisis Data

dan Pengujian Hipotesa.

e. BAB V: PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran-saran

3. PENUTUP

Bagian akhir ini terdiri dari Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup,

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan

oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.1 Dalam kamus besar

bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).2

Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,

pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan

menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.

Strategi pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi dengan

sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya.3 Di sini,

strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran.

Miarso berpandangan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan

yang menyeluruh dalam sebuah sistem pembelajaran dalam bentuk pedoman

dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Miarso

1

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 18.

2

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1340.

3

(30)

17

menekankan bahwa strategi mencerminkan pendekatan mencapai tujuan

pembelajaran.4

Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan

menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum

dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar peserta

didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan

bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan

rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka,

memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada

rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.5

Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mampu

menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan

mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.

Sedangkan menurut Agus Suprijono, strategi pembelajaran Student

Facilitator and Explaining diartikan sebagai metode yang menjadikan siswa

dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas

siswa dan prestasi belajar siswa.6 Sehingga strategi pembelajaran Student

4

Mulyono, Strategi Pembelajaran, h. 10.

5

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.

6

(31)

18

Facilitator and Explaining menjadikan siswa sebagai facilitator bagi

teman-temannya dan diajak berpikir secara kreatif dan menghasilkan karya yang

terbaik untuk ditunjukkan kepada teman-temannya dan menjadikan

kemampuan siswa dalam menyerap ilmu lebih meningkat. Strategi ini

merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan

tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang

Artinya: Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu.(Q.S. Al-Rum: 30)

Dengan melihat strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu

membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga

menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat

mendidik.7

2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Expalaining

adalah sebagai berikut:8

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

7

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, h. 16.

8

(32)

19

b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

c. Memberikan kesempatan siswa/ peserta untuk menjelaskan kepada peserta

untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik melalui bagan/ peta konsep

maupun yang lainnya.

d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa

e. Guru menyimpulkan semua materi ysng disajikan saat itu

f. Penutup

3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining

Beberapa kelebihan dalam menggunakan strategi pembelajaran Student

facilitator and Explaining sebagai berikut:

a. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret

b. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan

demonstrasi

c. Melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar

d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan

materi ajar

e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.

Dalam menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining ini juga mempunyai kekurangan, sebagai berikut:9

9

(33)

20

a. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang

diperintahkan oleh guru

b. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya

(menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu

pembelajaran)

c. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian apa saja yang

terampil

d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan

materi ajar secara singkat.

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan

pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.10

Pengertian Prestasi menurut para ahli sebagai berikut:

1) W.J.S. Purwardarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang

telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

10

(34)

21

2) Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang

telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan.

3) Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan

dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta

nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

4) Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian,

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

5) Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

usaha-usaha belajar.11

Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu

aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah

laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

11

(35)

22

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.12

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Adapun pengertian belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan

tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman atau tingkah laku. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah

segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja

dialami setiap orang. Sedangkan latihan merupakan kejadian yang dengan

sengaja dilakukan setiap orang secara berulang-ulang.13

Dengan demikan belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari

suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal, tetapi belajar

juga merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan,

keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia

terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar. Kegiatan yang

12

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 138.

13

(36)

23

disebut belajar dapat terjadi di mana-mana, baik di lingkungan keluarga,

masyarakat, maupun di lembaga pendidikan formal.

Beberapa pandangan para ahli tentang pengertian belajar antara lain

sebagai berikut:

a) Anthony Robbins

Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu

(pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan)

baru.14

b) Prof. Dr. Oemar Hamalik

Belajar adaah adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.15

c) Muhaimin

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap

yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.16

d) Slameto,

14

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.

15

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 27.

16

(37)

24

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.17

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Sebelum kita membahas pengertian Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti, kita perlu mengerti pengertian tentang pendidikan. Pengertian

Pendidikan dari segi bahasa adalah sebagai berikut:

1) Tarbiyah, berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi

(fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada

peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal,

melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan

mengaturnya secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.18

2) Al-Ta’lim, menurut H. M Quraisy Shihab adalah mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisis benak anak didik dengan

pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.19

3) Al-Ta’dib, menurut al-Naquib al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia

tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan

17

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 2.

18

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2010), h. 8.

19

(38)

25

penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan

kekuatan dan keagungan Tuhan.20

4) Al-Mau’idzah, adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah

menjadi orang yang baik.21

5) Al-Tadris, berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan

kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan

menimbulkan perubahan pada dirinya.

Sedangkan Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli

adalah sebagai berikut:

a. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, bahwa

Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya

sebagai pandangan hidup (way of life).22

b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar

ajaran Islam.

c. Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran

agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik

20

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, h. 14.

21

Ibid., h. 17.

22

(39)

26

agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

d. A. Arifin mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses

sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada

ajaran Islam.23

e. Ahmad D. Marimba mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan

hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran Islam.

Adapun tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia agar

menjadi hamba Allah yang shaleh dalam seluruh aspek kehidupannya.24

Pada tataran ini manusia sebagai subjek dan objek pendidikan sangat

diharapkan untuk melibatkan seluruh potensi kemanusiaannya yang

bermuara pada pengabdian dirinya kepada Tuhan. Dalam hal ini Allah

mensinyalir dalam Alquran surah Adz-Dzariyat (51) ayat 56:

23

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 31.

24

(40)

27

ِنْوُدُبْعَ يِل َاِإ َسنِْْاَو َنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.

Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang

melibatkan potensi fitrah, rasa ketuhanan, hakikat, serta wujud manusia

menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk

aktualisasi dari potensi-potensi kemanusiaan tersebut.25

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan

pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.

a. Tujuan Sementara

Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang

melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu

tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah,

pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu

kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmanai-rohani

dan sebagainya.26

b. Tujuan Akhir

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya

kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah

25

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, h. 35.

26

(41)

28

kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau

mencerminkan ajaran Islam.

Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat

digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu:

1) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang

mudah nampak dan ketahuan dari luar.27

2) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera

dilihat dan ketahuan dari luar.

3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan

yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Dari pengertian prestasi belajar dan pengertian Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan

bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti adalah suatu hasil yang dicapai setelah melakukan

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Aspek-aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

a. Aspek Kognitif

27

(42)

29

Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang

peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran pada umumnya

adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Aspek

kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom.28

1) Pengetahuan

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat

mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah,

dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

2) Pemahaman

Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses

belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa keharusan menhubungkannya dengan

hal-hal lain.29

3) Penerapan

Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum,

tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori

dalam situasi baru dan konkret.30

28

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 101.

29

Ibid., h. 106.

30

(43)

30

4) Analisis

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat

menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur

atau komponen-komponen pembentuknya.

5) Sintesis

Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu

yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.

6) Penilaian

Dalam jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi

situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria

tertentu.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan

1) Menerima (receiving)

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk

ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas,

musik, baca buku, dan sebagainya.)31

2) Menjawab (responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam

jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya

31

(44)

31

secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam

menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).

3) Menilai (valuing)

Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu

objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.

4) Organisasi

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda,

menyelesaikan/ memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan

mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.

5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol

tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga

membentuk karakteristik “ pola hidup”.32

c. Ranah Psikomotik

Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan kerja otot sehingga

menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke

dalam klasifikasi gerak di sini mulai dari gerak yang paing sederhana yaitu

melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta

komputer. 33

32

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 118.

33

(45)

32

Jenis prestasi dalam ranah psikomotorik adalah dalam bidang

keterampilan (skill). Secara garis besar, keterampilan itu mempunyai

beberapa tingkat:34

1) Gerakan refleks: respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki

sejak lahir

2) Dasar gerakan-gerakan dasar: gerakan yang menuntun kepada

ketrampilan yang sifatnya kompleks

3) Perceptual abilities: kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan)

4) Physical abilities: kemampuan yang diperlukan untuk

mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.

5) Skilled movements: gerkan yang memerlukan belajar

6) Nondiscoursive communication: kemampuan untuk berkomunikasi

dengan menggunakan gerakan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam

34

(46)

33

rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang

sebaik-baiknya.35

a. Faktor-faktor intern

Di dalam membicarakan faktorn intern ini, akan dibahas menjadi tiga

faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah

(a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya/ bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan

atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajarnya36

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang

darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi

alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara

selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar,

istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

35

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h. 130.

36

(47)

34

(b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan. Cacat itu dapat

berupa buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan,

lumpuh dan lain-lain.37

Keadaaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia

belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat

bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

kecacatan itu.

2) Faktor Psikologis

(a) Inteligensi

Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.38

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya

inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan

ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan

37

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 55

38

(48)

35

kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi

merupaka suatau hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar

mengajar.39

Menurut Kartono, kecerdasan merupakan salah satu aspek

yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi

seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan

normal atau di atas normal, secara potensi ia dapat mencapai

prestasi tinggi.

(b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek

(benda/ hal) ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin

hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia

tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,

usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara

mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.40

39

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 139.

40

(49)

36

(c) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai

berikut: “ Interest is persisting tendency to pay attention to and

enjoy some activity or content”.41

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa

senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya

sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti

dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan

perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh

kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat

siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat

menambah kegiatan belajar.42

41

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 57.

42

(50)

37

(d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgarrd adalah: “the capacity to

learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk

belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan

yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat

mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar

dibandingkan dengan orang lain yang kurang/ tidak berbakat di

bidang itu.43

Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi

belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar

dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

Adalah hal penting untuk mengetahui bakat siswa dan

menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan

bakatnya.

(e) Motif

James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai

berikut: “Motive is an effective-conative factor which operates in

determining the direction of an individual’s behavior to wards an

end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly.”

43

(51)

38

Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,

akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan

yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai

daya penggerak/ pendorongnya.44

(f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya

sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap

untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak,

dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan

kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan

dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang)

belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.

Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi

kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari

kematangan dan belajar.45

(g) Kesiapan

44

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 58.

45

(52)

39

Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah:

Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam

diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena

kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakn kecakapan.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika

siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil

belajarnya akan lebih baik.46

(h) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menetukan

baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajarnya.47

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara belajar mengajar seorang anak didik akan

berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Motifasi sebagai faktor dalam berfungsi menimbulkan,

mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat

46

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 59.

47

(53)

40

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga

semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya.

b. Faktor-faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Slameto bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan

pertamadan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk

pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu

pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif

karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar

yang menambah motivasi untuk belajar.48

2) Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh

karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa

untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

48

(54)

41

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan

memengaruhi hasil-hasil belajarnya.49

Menurut Kartono, guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran

yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam

mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran yang

disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang

tidak terpelajar, perjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang

tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada

disitu. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/ siswa

kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat

kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu

dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.50

Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang

terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan

anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan

anaknya. Anak/ siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh

49

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 144.

50

(55)

42

orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti

orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong

anak/ siswa untuk belajar lebih giat lagi.

C. Pengaruh Implementasi Strategi Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti

Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya

dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan

bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya.

Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan

waktu yang tepat. Hal ini dapat kita pahami karena guru mempunyai target

kurikulum yang harus selesai kepada siswa dalam kurikulum yang harus selesai

disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan proses

pembelajaran dan rancangan yang tepat akan tercipta proses pembelajaran yang

efektif, dan efisien. Siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dengan baik.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengubah

proses belajar yang membosankan yaitu menerapkan strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining, agar suasana pembelajarn dikelas lebih aktif

dan hidup. Dalam strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini,

Gambar

Tabel Interpretasi Nilai r “ Product Moment”
Tabel 4.1
  Tabel 4.2
 Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan

Kesimpulan penelitian ini, bahwa melalui strategi Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara Guided Teaching dengan strategi Student Facilitator and Explaining siswa kelas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara Guided Teaching dengan strategi Student Facilitator and Explaining siswa kelas

Hasil penelitian ini adalah persiapan guru agama dalam implementasi kurikulum 2013 pada bidang studi PAI dan Budi Pekerti di SMPN 8 Padang yaitu membuat prota, promes,

Hasil penelitian ditemukan bahwa ketidakseimbangan bakat dan prestasi akademik Siswa dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti disebabkan oleh faktor lingkungan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti menggunakan strategi information search lebih baik dari pada hasil

KESIMPULAN Dalam hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari pemberian model CORE dengan strategi student facilitator and explaining terhadap pemahaman konsep