PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI
LAMONGAN
SKRIPSI
Oleh:
SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI
LAMONGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SURABAYA
ABSTRAK
Judul: Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1Sukodadi Lamongan
Nama : Shofa Atin Ulul Azmi
Pendidikan merupakan suatu jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Bahkan pendidikan menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya. Implementasi strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explaining juga merupakan cara mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Masalah yang diteliti dalam skripsi yang berjudul “pengaruh implementasi
strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi
Lamongan” adalah: (1) Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (2) Bagaimana prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (3) Bagaimana
pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining
terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa di SMPN 1 Sukodadi Lamongan. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penyajiannya peneliti menguraikan secara jelas tentang obyek yang diamati serta menyajikannya data bentuk angka. Analisis yang digunakan adalah: (1) Analisis
deskriptif tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan
prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti; (2) Analisis statistik dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tentang pengaruh implementasi strategi
pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi
belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
Berdasarkan masalah tersebut di atas dan setelah dianalisis dapat
disimpulkan bahwa (1) Implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining adalah baik; (2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti juga tergolong sangat baik; (3) Pengaruh strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi
Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, berdasarkan analisis diperoleh “rxy” hasil
perhitungan = 0,83 dengan jumlah responden 27 siswa, sedangkan “t” pada tabel
koefisien korelasi product moment taraf signifikan 5% adalah 0,396
Jadi “rxy” perhitungan lebih besar dari nilai “t” pada tabel, maka hipotesis
kerja diterima. Adapun pengaruh strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1
Sukodadi Lamongan adalah tergolong sangat baik, hal ini berdasarkan “t”
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGATAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian ... 7
E. Penelitian Terdahulu ... 8
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian... 10
G. Definisi Operasional ... 10
H. Sistematika Pembahasan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 16
3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining ... 19
B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20
2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 28
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 32
C. Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 42
D. Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 45
B. Variabel Penelitian, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 47
C. Populasi dan Sampel ... 48
D. Jenis Data dan Sumber Data 50 E. Teknik Pengumpulan Data ... 52
F. Analisis Data ... 55
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 62
2. Visi dan Misi SMPN 1 Sukodadi Lamongan... 64
3. Struktur Organisasi SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 65
5. Keadaan Siswa SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 69
6. Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 70
B. Penyajian Data dan Analisis Data
1. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Implementasi
Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining di
SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 73
2. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Prestasi Belajar
PAI SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 103
3. Analisis Data dan Analisis Data Tentang Pengaruh
Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Terhadap Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 119 B. Saran-Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Interpretasi Nilai r “Product Moment” ... 61
2. Profil SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 63
3. Struktur Organisasi Sekolah ... 65
4. Keadaan Guru SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun 2016/2017 ... 66
5. Data Guru dan Jabatannya ... 67
6. Keadaan Siswa-Siswi SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun ... 70
7. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 71
8. Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru ... 73
9. Nama-nama responden Kelas VII C ... 76
10.Data Hasil Angket Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 78
11.Tentang Siswa Mengetahui Tentang Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 80
12.Tentang Penggunaan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining pernah diterapkan di Sekolah ... 81
13.Tentang Guru Membagikan Lembar Kerja kepada Setiap Kelompok ketika Menggunakan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 81
14.Tentang Setiap Kelompok diminta untuk Membuat Peta Konsep dengan Bidang Studi yang Sudah Diajarkan Guru ... 82
15.Tentang Guru Menunjuk Secara Acak Seorang Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Pada Saat Proses Pembelajaran ... 83
16.Tentang Guru Meminta Siswa Lain untuk Mengajukan Sebuah Pertanyaan yang Telah Dipresentasikan ... 84
18.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Menjadikan Siswa Lebih Fokus ... 86
19.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining berpengaruh pada Pemahaman Siswa... 86
20.Tentang Kegiatan Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Pembelajaran
Student Facilitator and Explaining menyenangkan dan ringan ... 87
21.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining dapat Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 88
22.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Termotivasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 89
23.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Bermanfaat untuk Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 89
24.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Efektif dan Inovatif ... 90
25.Tentang Siswa dapat Menghubungkan Materi dengan Lingkungan Sekitar
dengan Kreatifitas yang dimiliki ... 91
26.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Siwa dapat Berbagi Ilmu dengan Teman Saat Pembelajaran ... 92
27.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Menjadikan Lebih Bekerjasama dengan Teman ... 92
28.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Membuat Keingintahuan Siswa Meningkat Setiap Pembelajaran. ... 93
29.Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan yang tidak
Menggunakan Strategi Student Facilitator and Explaining... 94
30.Tentang Guru Memberikan Pertanyaan dengan Materi Pemnbelajaran PAI,
31.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining membuat Siswa Lebih Memahami Materi Pembelajaran ... 96
32.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Puas dengan Nilai Ulangan Harian Pada Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 97
33.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Membuat Semangat Belajar Siswa Bertambah ... 98
34.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Membuat Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Meningkat... 98
35.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Mampu Mengaplikasikan Pelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam Kehidupan Sehari-hari ... 99
36.Hasil Nilai Angket... 100
37.Hasil Pre Test ... 103
38.Hasil Post Test ... 106
39.Analisis Korelasi Antara Variabel X (Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti) ... 110
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan
mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang
utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan
kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam
kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin
penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.1
Dalam pelaksanaan pendidikan, pemerintah telah mengupayakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang diatur dalam
undang-undang. Untuk itu pemerintah memberikan hak pada warganya untuk
mendapatkan pengajaran dan pendidikan ini dimulai dari lingkungan keluarga
sebagai lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di lingkungan masyarakat
sebagai pendidikan nonformal, oleh karena itu pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.2
Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal itu di Sekolah atau
Madrasah), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini
berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
1
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 2.
2
2
tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai
anak didik.3
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.4 Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup
manusia. Dengan belajar, manisia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi
hidup tidak lain adalah hasil belajar.5
Sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi
lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Dalam proses
pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu
strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang
cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai.6
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(Sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa sangat
memprihatinkan. Upaya untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa
3
Abu Ahmadi, & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 14.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta , 2008) h. 13.
5
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, ibid, h. 120.
6
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
3
perlu terus ditingkatkan. Hal ini perlu ditingkatkan dengan mengadakan
perbaikan pada setiap aspek yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Salah satu yang mempengaruhi adalah penggunaan strategi dalam
kegiatan belajar mengajar yang terkesan monoton, sehingga mengakibatkan
proses pembelajaran itu menjemukan bagi peserta didik bahkan tidak sedikit
penggunaan metode tersebut dalam proses pembelajaran cenderung
mematikan daya ingat siswa. Hal itu disebabkan kurang dikuasainya metode
oleh guru-guru PAI dan tidak diketahui metode khusus dalam mengajar
agama.7
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain
ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke
pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan
contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus
sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu
bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai
potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya
kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar
bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar
kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
7
4
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengemukakan pendapat secara terbuka.8
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum 2013, perlu
digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan siswa sebagai subyek
(pelaku) pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran tersebut. Salah satunya dengan menerapkan strategi
pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan
rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka,
memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada
rekan-rekannya.9Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini
memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
misalnya melalui bagan / peta konsep.10 dan diakhiri dengan penyampaian
semua materi kepada siswa.
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan
salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa
dalam proses pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran Student Facilitator
and Explaining dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
mengesankan, keberanian, kebermaknaan dalam pembelajaran, penanaman
8
Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2015), h. 42.
9
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 228.
10
5
konsep yang melekat dari hasil penyimpulan serta meningkatkan prestasi
siswa dalam belajar.
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat
digunakan dalam segala aspek bidang studi. Strategi ini juga cocok digunakan
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, karena dengan
penggunaan strategi ini dapat membuat konsep-konsep materi yang akan
mudah diserap oleh peserta didik.
Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk
mengatasi masalah rendahnya prestasi siswa. Strategi pembelajaran yang
digunakan oleh guru sangat bermanfaat terhadap hasil belajar mengajar.
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan
komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti yang sesuai dengan waktu yang tersedia maka
diarahkan dalam bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.
Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di SMPN 1 Sukodadi
Lamongan karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
disana agar adanya sebuah perubahan yang baru, mengingat sekarang sudah
adanya pergantian kurikulum yang bersifat aktif, dan agar adanya penerapan
metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode ini dapat
6
lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang baik, dan dengan hasil belajar
yang baik, siswa akan mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran
Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?
2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?
3. Bagaimana pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti
SMPN 1 Sukodadi Lamongan?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa
7
1. Mengimplementasikan strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
SMPN 1 Sukodadi Lamongan
2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
3. Mengetahui pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti
di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan,
antara lain:
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah
pengetahuan tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining serta pengaruh dalam prestasi siswa dalam pendidikan.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk
8
3. Bagi Guru
Agar para guru dapat memanfaatkan strategi pembeljaran Student
Facilitator and Explaining sebagai strategi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan prestasi belajar siswa
4. Bagi Lembaga
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan prestasi
belajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di lembaga
melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, serta
sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan
kepada para guru dalam penyampaian materi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
E. Penelitian terdahulu.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa
yang membahas topik karya ilmiah yang membahas tentang Implementasi
Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap
Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, hanya
saja beda dalam jenis penilitiannya.
Pada penelitian dahulu penggunaan model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining adalah : Pengaruh model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap peningkatan keaktifan siswa pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru
9
Pelaksanaan pembelajaran model Student Facilitator and Explaining di
SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo dapat dikatakan baik, hal ini dibuktikan
dengan observasi yang mana kemampuan guru dalam mengelola pemelajaran
yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti/materi, evaluasi, penutup serta
pengelolaan waktu dan suasana kelas mendapatkan jumlah rata rata
keseluruhan dari hasil observasi sebesar 3,42. Dan Keaktifan siswa pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga tergolong baik,
hal ini terlihat dari hasil wawancara pada guru bidang studi Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dan wali kelas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
siswa yang bertanya setelah pembelajaran berlangsung.
Adapun kesimpulannya adalah : Pembelajaran model Student Facilitator
and Explaining mempunyai pengaruh yang cukup besar pada keaktifan siswa
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kedungrejo Sidoarjo
khususnya kelas V, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data yang
tersebar dan dihitung dengan rumus regresi linier yang mendapatkan hasil Y =
20,218+ 0,519X, jadi dapat dikatakan bahwa Ho” ditolak dan “Ha” diterima
yakni ada pengaruh antara pelaksanaan model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo
Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang akan di lakukan dalam
penelitian ini, hanya saja dalam segi tujuannya berbeda yaitu dari segi
10
ini tentang meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti siswa.
F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti menjadikan masalah di
atas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di
SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
Agar jelas dan tidak luas pembahasan dalam karya ilmiah ini, maka
kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah, batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.
3. Dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti semester
ganjil di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul
penelitian “PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.11
Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai akibat
dari adanya dua hal yang saling berkaitan.
2. Implementasi
Secara sederhana implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau
penerapan. E. Mulyasa berpendapat bahwa implementasi merupakan suatu
proses untuk melaksanakan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.12
3. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining
merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan
secara terbuka, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua
materi kepada siswa. Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah
11
Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 849.
12
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan
12
bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di
depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan
kepada teman-temannya.13
4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kehidupannya.14
Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang
berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan
lingkungannya.
Sedangkan Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan
melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama
Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.15
13
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.
14
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 2.
15
13
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
mengenai pengertian ”prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti”, yakni perubahan yang terjadi pada siswa sebagai suatu
bimbingan seorang guru untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang
dinyatakan dalam bentuk angka. Huruf maupun simbol yang merupakan
cerminan dari hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu
yang dinyatakan dalam raport.
5. SMPN 1 Sukodadi Lamongan
Sebuah Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang
berada dalam naungan Departemen Pendidikan yang berada di jalan raya
Desa Sumberaji, Sukodadi Kabupaten Lamongan.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian
ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai
berikut:
1. Bagian muka terdiri dari Halaman Sampul Dalam, Persetujuan
Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji Skripsi, Pertanyaan Keaslian
Tuisan, Motto, Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
14
2. Bagian isi memuat tentang:
a. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis
Penelitian, Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah, Definisi
Operasional, Sistematika Pembahasan.
b. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tinjauan tentang Strategi Student
Facilitator and Explaining , Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, Pengaruh Implementasi
Strategi Student Facilitator and Explaining Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti, dan Hipotesis Penelitan.
c. BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang Jenis dan Rancangan Penelitian,
Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian, Populasi dan
Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.
d. BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian, dan
pertama membahas tentang Gambaran Umum SMPN 1
Sukodadi Lamongan, Data Hasil Angket tentang Penggunaan
15
Hasil Observasi tentang Prestasi Belajar Siswa, Analisis Data
dan Pengujian Hipotesa.
e. BAB V: PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran-saran
3. PENUTUP
Bagian akhir ini terdiri dari Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.1 Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).2
Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,
pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.
Strategi pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi dengan
sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya.3 Di sini,
strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran.
Miarso berpandangan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan
yang menyeluruh dalam sebuah sistem pembelajaran dalam bentuk pedoman
dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Miarso
1
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 18.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1340.
3
17
menekankan bahwa strategi mencerminkan pendekatan mencapai tujuan
pembelajaran.4
Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum
dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar peserta
didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan
bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan
rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka,
memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada
rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.5
Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mampu
menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan
mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.
Sedangkan menurut Agus Suprijono, strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining diartikan sebagai metode yang menjadikan siswa
dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas
siswa dan prestasi belajar siswa.6 Sehingga strategi pembelajaran Student
4
Mulyono, Strategi Pembelajaran, h. 10.
5
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.
6
18
Facilitator and Explaining menjadikan siswa sebagai facilitator bagi
teman-temannya dan diajak berpikir secara kreatif dan menghasilkan karya yang
terbaik untuk ditunjukkan kepada teman-temannya dan menjadikan
kemampuan siswa dalam menyerap ilmu lebih meningkat. Strategi ini
merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan
tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang
Artinya: Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu.(Q.S. Al-Rum: 30)
Dengan melihat strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu
membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga
menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat
mendidik.7
2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Expalaining
adalah sebagai berikut:8
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
7
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, h. 16.
8
19
b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan siswa/ peserta untuk menjelaskan kepada peserta
untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik melalui bagan/ peta konsep
maupun yang lainnya.
d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa
e. Guru menyimpulkan semua materi ysng disajikan saat itu
f. Penutup
3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
Beberapa kelebihan dalam menggunakan strategi pembelajaran Student
facilitator and Explaining sebagai berikut:
a. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret
b. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan
demonstrasi
c. Melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar
d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan
materi ajar
e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.
Dalam menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explaining ini juga mempunyai kekurangan, sebagai berikut:9
9
20
a. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang
diperintahkan oleh guru
b. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya
(menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu
pembelajaran)
c. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian apa saja yang
terampil
d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan
materi ajar secara singkat.
B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.10
Pengertian Prestasi menurut para ahli sebagai berikut:
1) W.J.S. Purwardarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
10
21
2) Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang
telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan.
3) Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
4) Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian,
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
5) Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.11
Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu
aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah
laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
11
22
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.12
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Adapun pengertian belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman atau tingkah laku. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah
segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja
dialami setiap orang. Sedangkan latihan merupakan kejadian yang dengan
sengaja dilakukan setiap orang secara berulang-ulang.13
Dengan demikan belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari
suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal, tetapi belajar
juga merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan,
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia
terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar. Kegiatan yang
12
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 138.
13
23
disebut belajar dapat terjadi di mana-mana, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun di lembaga pendidikan formal.
Beberapa pandangan para ahli tentang pengertian belajar antara lain
sebagai berikut:
a) Anthony Robbins
Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan)
baru.14
b) Prof. Dr. Oemar Hamalik
Belajar adaah adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.15
c) Muhaimin
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.16
d) Slameto,
14
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.
15
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 27.
16
24
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.17
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Sebelum kita membahas pengertian Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti, kita perlu mengerti pengertian tentang pendidikan. Pengertian
Pendidikan dari segi bahasa adalah sebagai berikut:
1) Tarbiyah, berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi
(fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada
peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal,
melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan
mengaturnya secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.18
2) Al-Ta’lim, menurut H. M Quraisy Shihab adalah mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisis benak anak didik dengan
pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.19
3) Al-Ta’dib, menurut al-Naquib al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
17
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 2.
18
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2010), h. 8.
19
25
penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
kekuatan dan keagungan Tuhan.20
4) Al-Mau’idzah, adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah
menjadi orang yang baik.21
5) Al-Tadris, berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan
menimbulkan perubahan pada dirinya.
Sedangkan Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, bahwa
Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya
sebagai pandangan hidup (way of life).22
b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar
ajaran Islam.
c. Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
20
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, h. 14.
21
Ibid., h. 17.
22
26
agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam
itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
d. A. Arifin mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses
sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada
ajaran Islam.23
e. Ahmad D. Marimba mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran Islam.
Adapun tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia agar
menjadi hamba Allah yang shaleh dalam seluruh aspek kehidupannya.24
Pada tataran ini manusia sebagai subjek dan objek pendidikan sangat
diharapkan untuk melibatkan seluruh potensi kemanusiaannya yang
bermuara pada pengabdian dirinya kepada Tuhan. Dalam hal ini Allah
mensinyalir dalam Alquran surah Adz-Dzariyat (51) ayat 56:
23
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 31.
24
27
ِنْوُدُبْعَ يِل َاِإ َسنِْْاَو َنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang
melibatkan potensi fitrah, rasa ketuhanan, hakikat, serta wujud manusia
menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk
aktualisasi dari potensi-potensi kemanusiaan tersebut.25
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan
pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
a. Tujuan Sementara
Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang
melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu
tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah,
pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu
kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmanai-rohani
dan sebagainya.26
b. Tujuan Akhir
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya
kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah
25
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, h. 35.
26
28
kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau
mencerminkan ajaran Islam.
Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat
digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu:
1) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang
mudah nampak dan ketahuan dari luar.27
2) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera
dilihat dan ketahuan dari luar.
3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan
yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Dari pengertian prestasi belajar dan pengertian Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti adalah suatu hasil yang dicapai setelah melakukan
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
2. Aspek-aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Aspek Kognitif
27
29
Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran pada umumnya
adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Aspek
kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom.28
1) Pengetahuan
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah,
dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
2) Pemahaman
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses
belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menhubungkannya dengan
hal-hal lain.29
3) Penerapan
Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum,
tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori
dalam situasi baru dan konkret.30
28
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 101.
29
Ibid., h. 106.
30
30
4) Analisis
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat
menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen-komponen pembentuknya.
5) Sintesis
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu
yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada.
6) Penilaian
Dalam jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi
situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan
1) Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk
ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas,
musik, baca buku, dan sebagainya.)31
2) Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam
jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya
31
31
secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam
menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).
3) Menilai (valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.
4) Organisasi
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan/ memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan
mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.
5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol
tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga
membentuk karakteristik “ pola hidup”.32
c. Ranah Psikomotik
Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan kerja otot sehingga
menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke
dalam klasifikasi gerak di sini mulai dari gerak yang paing sederhana yaitu
melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta
komputer. 33
32
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 118.
33
32
Jenis prestasi dalam ranah psikomotorik adalah dalam bidang
keterampilan (skill). Secara garis besar, keterampilan itu mempunyai
beberapa tingkat:34
1) Gerakan refleks: respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki
sejak lahir
2) Dasar gerakan-gerakan dasar: gerakan yang menuntun kepada
ketrampilan yang sifatnya kompleks
3) Perceptual abilities: kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan)
4) Physical abilities: kemampuan yang diperlukan untuk
mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
5) Skilled movements: gerkan yang memerlukan belajar
6) Nondiscoursive communication: kemampuan untuk berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam
34
33
rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya.35
a. Faktor-faktor intern
Di dalam membicarakan faktorn intern ini, akan dibahas menjadi tiga
faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1) Faktor jasmaniah
(a) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya/ bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan
atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya36
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi
alat inderanya serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar,
istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.
35
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h. 130.
36
34
(b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan. Cacat itu dapat
berupa buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan,
lumpuh dan lain-lain.37
Keadaaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang
cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia
belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat
bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatan itu.
2) Faktor Psikologis
(a) Inteligensi
Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.38
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya
inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan
ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan
37
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 55
38
35
kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi
merupaka suatau hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar.39
Menurut Kartono, kecerdasan merupakan salah satu aspek
yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan
normal atau di atas normal, secara potensi ia dapat mencapai
prestasi tinggi.
(b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek
(benda/ hal) ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.40
39
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 139.
40
36
(c) Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai
berikut: “ Interest is persisting tendency to pay attention to and
enjoy some activity or content”.41
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti
dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat
menambah kegiatan belajar.42
41
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 57.
42
37
(d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgarrd adalah: “the capacity to
learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat
mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar
dibandingkan dengan orang lain yang kurang/ tidak berbakat di
bidang itu.43
Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi
belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar
dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
Adalah hal penting untuk mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan
bakatnya.
(e) Motif
James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai
berikut: “Motive is an effective-conative factor which operates in
determining the direction of an individual’s behavior to wards an
end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly.”
43
38
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,
akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak/ pendorongnya.44
(f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya
sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap
untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak,
dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan
dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang)
belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi
kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari
kematangan dan belajar.45
(g) Kesiapan
44
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 58.
45
39
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah:
Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam
diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakn kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.46
(h) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menetukan
baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar
kesuksesan belajarnya.47
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara belajar mengajar seorang anak didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Motifasi sebagai faktor dalam berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
46
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 59.
47
40
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga
semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya.
b. Faktor-faktor Ekstern
1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Slameto bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan
pertamadan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu
pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar
yang menambah motivasi untuk belajar.48
2) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh
karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa
untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian
48
41
pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan
memengaruhi hasil-hasil belajarnya.49
Menurut Kartono, guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam
mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran yang
disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang
tidak terpelajar, perjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang
tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada
disitu. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/ siswa
kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat
kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu
dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.50
Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang
terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan
anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan
anaknya. Anak/ siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh
49
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 144.
50
42
orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti
orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong
anak/ siswa untuk belajar lebih giat lagi.
C. Pengaruh Implementasi Strategi Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti
Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan
bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya.
Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan
waktu yang tepat. Hal ini dapat kita pahami karena guru mempunyai target
kurikulum yang harus selesai kepada siswa dalam kurikulum yang harus selesai
disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan proses
pembelajaran dan rancangan yang tepat akan tercipta proses pembelajaran yang
efektif, dan efisien. Siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dengan baik.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengubah
proses belajar yang membosankan yaitu menerapkan strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explaining, agar suasana pembelajarn dikelas lebih aktif
dan hidup. Dalam strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini,