• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI MEDIA KARTU HURUF HIJAIYAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI MEDIA KARTU HURUF HIJAIYAH."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Baqiyah, 2015, Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui

Media Kartu Huruf Hijaiyah Pada Kelas 1 MI Nurus Sholah Akkor Batu Labang Pamekasan Tahun Pelajaran 2014-2015

Kata Kunci: Membaca Al-Qur’an, Media Kartu.

Penelitian tindakan kelas ini karena kemampuan belajar al-Qur’an pada siswa masih belum dikuasai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengelola pendidikan, agar proses belajar mengajar lebih menarik sehingga siswa menyenangi pembelajaran al-Qur’an, dan dapat meningkatakan minat serta motivasi siswa terhadap belajar membaca al-Qur’an sehingga meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dalam membaca al-Qur’an.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui tahapan atau siklus, penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Prosedur pelaksanaan tindakan meliputi beberapa tahapan.Tahapan pertama melakukan pendahuluan identifikasi masalah.Tahapan kedua peningkatan penggunaan media kartu huruf hijaiyah.Tahapan ketiga pelaksanaan penggunaan media kartu huruf hijaiyah dan dilanjutkan dengan refleksi agar dapat menyusun rencana selanjutnya.Tahap keempat mengadakan tindak lanjut melalui penyusunan laporan.

Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa temuan dalam peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan menggunakan media kartu huruf hijaiyah diantaranya: pertama meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa , yang kedua meningkatakan minat siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, ketiga

partisipasi siswa dalam belajar al-Qur’an menjadi efektif dan kondusif.

Berdasarkan penelitian ini bahwa penggunaan media kartu huruf hijaiyah dalam belajar membaca al-Qur’an perlu dikembangkan dan ditingkatkan di Madrasah Ibtdaiyah supaya dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar membaca al-Qur’an. Dengan demikian prestasi hasil belajar siswa dalam membaca al-Qur’an akan lebih baik.

(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI …. ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 3

C.

Tujuan Penelitian ... 4

D.

Cara Pemecahan Masalah... 4

E.

Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORITIK ... 7

A. Kemampuan Baca Alqur’an ... 7

1. Pengertia Kemampuan Baca Alqura’an ... 7

2. Bentuk-Bentuk Kemampuan Baca Aqur’an ... 9

3. Ketentuan Baca Alqur’an ... 12

4. Indikator Kemampuan Baca Alqura’an ... 17

B. Media Kartu ... 19

1. Pengertian Media Kartu ... 19

2. Manfaat Media Kartu ... 21

3. Macam-Macam Media Kartu ... 24

(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Cara Menggunakan Media Kartu ... 26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 27

A.

Setting Penelitian dan Karakteristik subjek penelitian27

B.

Rencana Tindakan ... 27

1.

Siklus I ... 28

2.

Siklus II ... 31

C.

Data dan Pengumpulannya ... 35

D.

Jenis-Jenis Tekhnik Pengumpulan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... 37

A.

Hasil Penelitian ... 37

B.

Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP ... 58

A.

Kesimpulan ... 58

B.

Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia Islam, pelaksanaan kegiatan pendidikan al-Qur’an

dinilai sangat urgen untuk dilakukan sedini mungkin, mengingat al-Qur’an

Adalah sumber rujukan utama dalam keber-Agamaan seseorang,

sehingga tidak akan sempurna ke-Islaman seseorang jika mereka sedikitnya

tidak bias membaca apalagi memahami al-Qur’an. Maka dari itu, dalam dunia

pendidikan Islam, khususnya dilembaga pendidikan anak-anak, baik tingkat

sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah, pembelajaran utama yang diberikan

adalah materi membaca al-Qur’an, yang menurut pantauan sementara

peneliti, pelaksanaan kegiatan pembelajaran al-Qur’an tersebut mempunyai

kesulitan-kesulitan tersendiri dalam proses pengajaran dan pendidikannya.

Pada jenjang pendidikan madrasah ibtidaiyah, anak-anak diajarkan

bagaimana cara mengenal huruf-huruf hijaiyah, kemudian merangkainya

dengan menjadikan sebagai kosa kata hingga akhirnya mereka bisa membaca

al-Qur’an dengan cara yang baik, benar dan lancar.

Pendidikan al-Qur’an bagi kalangan anak-anak memiliki

prinsip-prinsip yang berbeda dengan kalangan lainnya.Karena hal ini ada kaitannya

dengan umur, lingkungan, psikologi anak, metode yang digunakan saat

pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an dan sebagainya.

Berbagai macam metode pembelajaran baca al-Qur’an telah

ditemukan dengan mengacu kepada tingkat keberhasilan belajar membaca

(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Qur’an dari tahun ketahun sehingga saat ini banyak lembaga pengajaran

al-Qur’an yang mengajarkan metode belajar membaca al-al-Qur’an sesuai metode

dan sistematika yang mudah, praktis dan cepat walaupun tingkat keberhasilan

dan ketepatan membaca sesuai kaidah tajwid berbeda-beda pula.

Dalam konteks realitas lembaga pendidikan Islam, khususnya di MI

Nurus Sholah Akkor Batulabang Pamekasan, pelaksanaan kegiatan

pembelajaran al-Qur’an juga dijadikan prioritas utama dalam kegiatan

pendidikannya. Di Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah Akkor Batu labang

Pamekasan ini penggunaan berbagai macam variasi metode dalam

pembelajaran al-Qur’an juga telah di upayakan dengan tujuan agara proses

pelaksanaan kegiatan pembelajaran al-Qur’an tersebut berhasil sebagaimana

yang diharapkan bersama.

Namun pada kenyataannya, berbagai usaha dan upaya yang

dilakukan oleh peneliti yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah ini

memiliki permasalahan atau persoalan sehingga hasilnya tidak sesuai dengan

yang diharapkan bersama, kendala yang kemudian menjadi permasalahan

tersebut diantaranya adalah siswa yang masih banyak yang kesulitan dalam

membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, baik secara makhorijul hurufnya

hingga cara baca tajwidnya, persoalan yang kedua adalah kurangnya minat

para siswa yang untuk senang dan cinta membaca al-Qur’an, sehingga yang

sering tampak kepada peneliti adalah siswa perlu dipaksa untuk mengaji dan

bukan kemauannya sendiri, hal tersebut menurut analisis peneliti disebabkan

karena siswa belum faham betul bagaimana membaca al-qur’an tersebut.

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Berdasarkan persoalan tersebut, maka berbagai usaha dan upaya

telah dilakukan oleh peneliti yang ada dilembaga ini untuk meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an tersebut, salah satunya adalah melalui

media kartu huruf hijaiyyah MI Nurus Sholah Akkor Batu labang Pamekasan

khususnya pada tahun pelajaran 2014-2015.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti

berinisiatif untuk memberikan judul penelitian ini dengan judul: Upaya

Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an melalui Media Kartu

Huruf Hijaiyyah kelas I MI Nurus Sholah Akkor Batu labang Pamekasan

Tahun Pelajaran 2014-2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, khususnya di lembaga

pendidikan yang berupa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurus Sholah Akkor Batu

Labang Palengaan Pamekasan tersebut, dapat peneliti rumuskan sebagaimana

berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran membaca al-Qur’an MI melalui media

kartu huruf hijaiyyah pada kelas I MI Nurus Sholah Akkor Batu Labang

Pamekasan tahun pelajaran 2014-2015?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca al-qur’an MI melalui

media kartu huruf hijaiyyah kelas I MI Nurus Sholah Akkor Batu Labang

Pamekasan tahun pelajaran 2014-2015?

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran membaca

al-qur’an melalui media kartu huruf hijaiyyah kelas I MI Nurus Sholah

Akkor Batu Labang Pamekasan tahun pelajaran 2014-2015.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan membaca

al-qur’an melalui media kartu huruf hijaiyyah kelas I MI Nurus Sholah

Akkor Batu Labang Pamekasan tahun pelajaran 2014-2015.

D. Cara Pemecahan Masalah

Berbagai macam permasalahan yang kemudian menjadi penghambat

bagi keberhasilan program peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an

tersebut, maka hal yang pertama yang dilakukan oleh para guru adalah

mengdentifikasi persoalan dan merancang solusi alternatifnya.

Sebagai salah satu contohnya adalah untuk mengatasi masalah siswa

yang masih banyak yang kesulitan dalam membaca al-Qur’an dengan baik

dan benar, baik secara makhorijul hurufnya hingga cara baca tajwidnya, maka

peneliti yang ada di lembaga tersebut adalah dengan memberikan perhatian

khusus bagi para siswa yang mengalami masalah tersebut.

Kemudian untuk mengatasi persoalan kurangnya minat para siswa

yang untuk senang dan cinta membaca al-Qur’an ini, maka peneliti selalu

memberikan motivasi yang baik agar parasiswa suka mengaji dengan

kemauannya sendiri.

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat kegiatan penelitian ini diharapkan akan dapat

memberikan nilai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, secara

teoritis, penelitian yang terkait dengan upaya guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu huruf hijaiyyah ini

diharapkan akan dapat mengimplementasikan secara maksimal dalam

melaksanakan tugas belajar dan mengajar, sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan ini akan berhasil.

Sedangkan manfaat nilai praktisnya dalam kegiatan penelitian ini

diharapkan akan meberikan manfaat kepada:

1. Lembaga pendidikan MI Nurus Sholah Akkor Batu Labang Kecamatan

Palengaan Pamekasan

Kegiatan penelitian terkait dengan upaya guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu huruf hijaiyyah ini

diharapkan akan memberikan nilai manfaat kepada: a) sekolah yang

diantaranya adalah sekolah dapat melaksanakan proses pengembangan

lembaga pendidikan sehingga akhirnya akan menghasilkan lulusan yang

baik dan program pendidikannya tergolong kepada katagori berhasil. b)

bagi siswa, hasil kegiatan penelitian ini diharapkan akan meningkatkan

minat para siswa dalam mengikuti kegiatan belajar al-Qur’an.

2. UIN Sunan Ampel Surabaya

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Terkait dengan penelitian yang bertemakan upaya meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu huruf hijaiyah yang

ini juga akan memberikan nilai manfaat bagi Uniersitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Ampel Surabaya diantaranya bagi fakultas Tarbiyah.

Bagi perpustakaan, tentunya hasil kegiatan penelitian ini

diharapkan akan memberikan nilai tambahan koleksi bahan refrensi

sehingga akan dapat memperkaya refrensi para mahasiswa UIN sunan

ampel Surabaya khususnya.

3. Peneliti

Kajian penelitian terkait dengan upaya guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu huruf hijaiyah ini

juga akan memberikan nilai dan kontribusi yang berupa tambahan

pengetahuan, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang kemungkinan akan dihadapi oleh peneliti ketika

peneliti sudah terjun secara langsung di dunia praktisi pendidikan.

(10)

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kemampuan Baca al-Qur’an

1. Pengertian Kemampuan Baca Al-Qur’an

Dalam KBBI WJS.Poerwadarminto, kemampuan memiliki kata

dasar mampu yang berarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu)1.Jadi

kemampuan memiliki arti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan.

Sedangkan membaca memiliki arti melihat tulisan dan mengerti atau

dapat melisankan apa yang tertulis itu. Membaca merupakan salah satu

aktivitas belajar. Hakikat membaca adalah suatu proses yang kompleks

dan rumit karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang

bertujuan untuk memahami arti atau makna yang ada dalam tulisan

tersebut.

Wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw adalah perintah membaca karena dengan membaca Allah mengajarkan tentang suatu pengetahuan yang tidak diketahuinya. Dengan membaca manusia akan mendapatkan wawasan tentang suatu ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi dirinya kelak.

Ditinjau dari segi kebahasaan, ada beberapa pendapat yang mengartikan Al-Qur’an antara lain: Menurut pendapat para qurro, kata “Qur’an” berasal dari kata “qoroo-in” yang berarti “qorina”. Maksudnya bahwa ayat-ayat Al Qur’an yang satu dengan yang lainnya saling membenarkan.

Dan menurut pendapat yang termasyhur kata ”Qur’an” berasal dari

kata “qoroa” yang berarti “bacaan”. Pengertian ini diambil berdasarkan

1

(11)

ayat Al Qur’an Surat Al-Qiyamah (75) ayat: 17-18. Sesungguhnya atas

tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu

pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka

ikutilah bacaannya itu.2

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh

Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat

jibril untuk diteruskan dan disampaikan kepada seluruh umat manusia

diseluruh penjuru dunia sampai pada akhir zaman nanti.3 Sehingga

pendidikan al-Qur’an merupakan sebuah proses pemberian pengetahuan

atau pemahaman terhadap al-Qur’an itu sendiri.

Sedangkan pengertian Al Qur’an menurut istilah, antara lain yaitu

Al-Qur’an adalah wahyu Allah Swt yang dibukukan, yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw sebagai suatu mukjizat, membacanya

dianggap ibadah sumber utama ajaran islam. Menurut Imam Jalaluddin

Asy-Syuyuti, beliau memberikan pengertian Al-Quran adalah

kalamullah/firman Allah diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk

melemahkan orang-orang yang menentangnya sekalipun dengan surat

yang terpendek, membacanya termasuk ibadah.

Dari dua definisi mengenai Al Qur’an diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa Al-Quran adalah kalam Allah yang disampaikan

kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril yang merupakan

mukjizat, membaca dan mempelajarinya adalah bernilai ibadah.

2

Moh. Chadziq Charisma, Tiga Aspek Kemuk jizatan Al-Quran, (Surabaya: PT Bina Ilmu , 1991), hlm.1

3

(12)

Jadi pengertian diatas yang dimaksud penulis, kemampuan

membaca Quran adalah suatu kemampuan siswa dalam membaca

Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.

2. Bentuk-bentuk Kemampuan Baca Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup ummat Islam demi

memenuhi tugas utamanya hidup dimuka bumi ini yaitu sebagai kholifah

maupun sebagai abdun, oleh karena itu mempelajari dan mengajarkan

Al-Qur’an merupakan hal yang mutlak perlu bagi manusia agar dapat

menjalankan tugas tersebut dengan baik.

Pembelajaran al-Qur’an paling tidak mempunyai beberapa

keutamaan sehingga menurut peneliti membelajari dan mengajarkan

al-Qur’an sangatlah penting, sehingga banyak disebutkan dalam literatur

seperti dalam haditsNabi Muhammad SAW yang berbunyi:

آﺮ ا ﱠ ﻛﺮ ﺧ لﺎ , و ﮫ ﷲ ﻰ ﺻ ﻲ ﱠ ا لﺎ لﺎ ﮫ ﷲ ﻲﺿر نﺎ نﺎ ﺜ ن

:ﮫﺟﺎ ا) .ﮫ ﱠ و ۱

\ ۷۷ (

Artinya:Dari ustman bin Affan radiallahu anhu berkata: “Rasulullah SAW bersabda:orang yang terbaik diantara kamu adalah yang

belajar al-Qur’an dan mengajarkannya. (H.R. Bukhori).4

Dalam riwayat yang juga disebutkan bahwa safaat beliau

diperuntukkan bagi orang-orang yang membaca (mengajarkan)

al-Qur’an, dan berikut ini adalah petikan haditsnya:

ﻲ ﺄ ﮫﱠ ﺈ نآﺮ ا ؤﺮ إ :لﻮ م ص ﷲ لﻮ ر لﺎ ﮫ ﷲ ﻲﺿر ﺔ ﺎ أ ﻲ أ مﻮ

( هاور) ﮭ ﺎﺤﺻﻷ ﺎً ﺷ ﺔ ﺎ ا

Artinya: dari Abu Umamah ra. Berkata: “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: bacalah al-Qur’an. Sesungguhnya Ia akan

4

Zakariya yahya bin Syarif an-Nawawi, Riyadus Shalihin Bagian II, (Surabaya: al-Hidayah, 1997) hlm, 148

(13)

datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat kepada

orang-orang yang membacanya”. (H.R. Muslim).5

Sehingga berdasarkan beberapa hadits tersebut disimpulkan bahwa

mempelajari dan mengajarkan ilmu al-Qur’an merupakan suatu

kewajiban bagi setiap orang Islam, karena al-Qur’an merupakan sumber

ajaran Agama, disamping juga sebagai pedoman dan petunjuk bagi

kehidupan setiap manusia didunia dan merupakan petunjuk keselamatan

manusia di alam akhirat.

Membaca Al Qur’an adalah kewajiban setiap umat Islam dan

barang siapa yang membacanya merupakan amal ibadah yang akan

mendapat pahala dari Allah SWT., maka belajar membaca Al Qur’an

hendaklah dimulai dari semenjak kecil, sebaiknya dari semenjak usia 5

atau 6 tahun.6

Sedangkan Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baiknya kamu

adalah orang yang mau belajar Al Qur’an dan

mengajarkannya.7Membaca huruf-huruf Al Qur’an berarti mengenal dan

memahami serta melafalkan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur’an

sebanyak 29 buah.8

Adapun tingkat kemahiran membaca Al Qur’an secara sederhana

dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat dasar yaitu dapat membaca Al Qur’an secara sederhana

(belum terikat oleh tajwid dan lagu).

5

Ibid, hlm, 147. 6

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 128. 7

(Salim Bahreusyi, 1986:123) 8

(14)

2. Tingkat menengah yaitu dapat membaca Al Qur’an dengan

mengikuti tanda baca dan cara lain sesuai dengan tajwid.

3. Tingkat maju yaitu dapat membaca Al Qur’an dengan bacaan dan

lagu yang baik sesuai dengan bentuk-bentuk lagu.

4. Tingkat mahir yaitu dapat membaca Al Qur’an dalam berbagai cara

(qiraat).9

Sedangkan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kemampuan untuk

memilih dan menetapkan suatu metode harus memiliki guru semenjak

awal sehingga tidak salah dalam penggunaan metode tersebut. Pilihan

suatu metode sangat bergantung pada:

1. Tujuan yang ingin dicapai pada proses belajar mengajar.

2. Siswa yang belajar, mengenai kemampuan dan latar belakangnya.

3. Guru yang mengajar, mengenai kemampuan dan latar belakangnya.

4. Keadaan proses belajar mengajar.

5. Alat dan sarana yang tersedia.10

Dalam penggunaan metode mengajar baca tulis Al Qur’an Mahmud

Yunus mengemukakan 4 (empat) metode yaitu:

1. Metode abjad yaitu mengajarkan huruf Al Qur’an dari nama-nama

huruf, kata perkata kemudian kalimat.

2. Metode suara yaitu ada kesamaan dengan metode abjad tetapi huruf

diajarkan menurut bunyi.

9

(Depag RI, 1993:1) 10

(Depag RI, 1994:85).

(15)

3. Metode kata-kata yaitu memperhatikan kata-kata yang dibacakan guru

kemudian menirukannya.

4. Metode kalimat yaitu dimulai dari kalimat, kemudian kata kemudian

huruf. (Mahmud Yunus, 1981: 6-20).

3. Ketentuan Bacaan Dalam Al-Qur’an

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan

memahami isi dan makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca,

tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-tanda

baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran.Guna tajwid ialah sebagai alat untuk

mempermudah, mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum

dalam membaca Al-Quran.

Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan

dan diketahui dalam pembacaan Al-Quran, diantaranya:

a) Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf

b) Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf

c) Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf

d) Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam

melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran

e) Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus

mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid

f) Al-Khat dan Al-Utsmani

Dalam ilmu tajwid juga dikenal 9 hukum bacaan yang isinya

menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau

(16)

a) Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari:

- Izhar halqi

- Idgham

- Idgham bilaghunnah

- Ikhfa’

- iqlab

b) Hukum mim mati

- Ikhfa’ syafawi

- Idgham mimi

- Izhar syafawi

c) Hukum mim dan nun tasydid

Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah

(ﮫﻨﻐﻟا ﺐﺟاو) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk

mendengungkan bacaan.Maka jelaslah yang bacaan bagi

kedua-duanya adalah didengungkan.Hukum ini berlaku bagi setiap huruf

mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ّم dan ّن)42T.

d) Hukum alif lam ma’rifat

Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada

pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat

dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.

Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah,

seperti: alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع),

ghain (غ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ھ) dan ya’

(17)

al-qamar (ﺮﻤ ﻟا)42T yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca

alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan

bacaannya.

Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah

seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin

(ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama

asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﮫﯿﺴﻤﺸﻟا)42T yang artinya adalah

matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan

melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.

e) Hukum idgham

Idgham adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau

memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu,

bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf

kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:

1. Idgham mutamathilain ialah pertemuan antara dua huruf yang

sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal

dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan.

2. Idgham mutaqaribain ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan

makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu

kaf dan tha’ bertemu dzal.

3. Idgham mutajanisain ialah pertemuan antara dua huruf yang sama

makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan

(18)

f) Hukum mad

Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari

segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna

memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu

dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad

far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf

tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya

bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.

g) Hukum ra’

Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’

dalam bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau

tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.

h) Qalqalah

Qalqalah adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan

bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima

yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د)42T. Qalqalah terbagi

menjadi dua jenis:Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada

huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena

harakat sukun dan bukan karena waqaf.Dan ada Qalqalah besar yaitu

apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena

waqaf atau berhenti.Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila

bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan

diteruskan.

(19)

Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan,

manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan

sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas

dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat

jenis waqaf yaitu:

- ّمﺂﺗ(taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau

memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna,

tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak

mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki

kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang

sesudahnya

- ﻒﺎﻛ(kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau

memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak

memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut

masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya

- ﻦﺴ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau

ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut

masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya

- ﯿﺒ(Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau

memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau

memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus

dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan

(20)

4. Indikator Kemampuan Membaca al-Qur’an

a) Tajwid

Dalam membaca Al Qur’an, terdapat beberapa aturan yang

harus diperhatikan dan dilaksanakan bagi pembacanya, di antara

peraturan-peraturan itu adalah memahami kaidah-kaidah ilmu tajwid.

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardu Kifayah, sedangkan

mengamalkannya Fardu Ain.Hal ini sesuai firman Allah Swt Surat

Al Muzammil ayat 4 dan Al Furqon ayat 32.

Dalam suatu riwayat, Sayyidina Ali pernah ditanya tentang

firman Allah Swt Surat Al-Muzammil Ayat 4 tersebut.Beliau

menjawabnya, tartil yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah

memperbaiki/memperindah bacaan huruf hijaiyah yang terdapat

dalam Al Qur’an dan mengerti hukum-hukum ibtida’dan wakaf.11

Berikut masalah yang termasuk dalam ilmu tajwid antara

lain:

1) Makhorijul huruf

Seseorang tidak akan dapat membedakan huruf tertentu tanpa

mengerti atau melafalkan huruf -huruf itu pada tempat asalnya.

Karena itu, sangat penting mempelajari makharijul huruf agar

pembaca terhindar dari kesalahan mengucapkan huruf yang

mengakibatkannya berubah makna dan kekaburan bentuk-bentuk

11

Sei H. Dt. To mbak Alam, Ilmu Ta jwid Populer 17 Kali Pandai, (Jakarta : Bu mi Aksara, 1995), Cet. Ke-10, h. 22-23

(21)

bunyi huruf, sehingga tidak dapat dibedakan huruf satu dengan

huruf yang lain. 12

2) Sifatul huruf

Sifat huruf menurut bahasa adalah sesuatu yang melekat atau

menetap pada sesuatu yang lain. Sedang yang dimaksud yang lain

adalah huruf-huruf hijaiyah. Adapun menurut pengertian istilah,

sifat adalah: “Sifat adalah cara baru bagi keluar huruf ketika

sampai pada tempat keluarnya, baik berupa jahr, rakhawah, hams,

syiddah dan sebagainya.”

3) Ahkamul huruf

Menurut sebagian ahli atau ulama’ yang telah berhasil

menggolongkan atau mengklasifikasikan hukum-hukum huruf

(ahkamul huruf) sebagai berikut:

- Hukum lam al jalalah

- Hukum lam ta’rif

- Hukum bacaan Ro’

- Hukum nun sukun dan tanwin

- Hukum nun dan mim bertasydid

- Hukum mim sukun

- Hukum lam kerja

- Hukum lam untuk huruf

- Hukum idghom shaghir

- Hukum bacaan qalqalah13

12

Abdul Mujib Is ma il dan Maria Ulfah Nawawi, Pedoman Il mu Tajwid, (Surabaya: Karya Abditama, 1995), h. 52

(22)

4) Mad wal Qashr

Mad dalam arti bahasa adalah memanjangkan atau tambah,

sedangkan menurut arti istilah adalah memanjangkan suara

dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad. Sedangkan

pengertian qashor menurut arti bahasa adalah “tertahan”,

sedangkan menurut istilah adalah memendekkan huruf mad atau

lien yang sebenarnya dibaca panjan. Atau membuang huruf mad

dari suatu kata.14

b) Fashohah

Pada umumnya fashohah diartikan kesempurnaan membaca dari

seseorang akan cara melafalkan seluruh huruf hijaiyah yang ada di

dalam Al Quran. Jika seseorang itu mampu membaca Al Quran

dengan benar sesuai pelafalannya maka orang tersebut dapat dikatakan

fasih membaca Al-Quran.

Sedangkan pengertian secara lebih luas adalah fashohah juga

meliputi penguasaan di bidang Al-Waqfu Wal Ibtida’ dalam hal ini

yang terpenting adalah ketelitian akan harkat dan penguasaan kalimat

serta ayat-ayat yang ada di dalam Al Quran Karim.

B. Media Kartu

1. Pengertian Media Kartu

Kata “media” berasal dari kata latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau

13

Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an, .h. 31

14

Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an, .h. 48

(23)

pengantar”.15 Dengan demikian media merupakan penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media merupakan sumber belajar maka,

secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun

peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan

keterampilan.

Selain itu, Azhar Arsyad juga mendefinisikan media yaitu berasal

dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,

atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara (wasaail) atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan16.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Drs. H. Muhammad Ali yang

mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang fikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses

belajar.17

Terdapat beberapa macam media yang dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar yang diantaranya adalah media permainan kartu

bergambar yang merupakan media yang berbasis visual. Media permainan

kartu bergambar disini merupakan penggunaan media gambar sebagai alat

penyalur pesan ataupun penyampai informasi pembelajaran agar dapat

diterima atau dicerna oleh peserta didik, sebagai penerima pesan dengan

baik.

15

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2006) hal. 120

16

Ashar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hal. 3 17

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010) hal. 89

(24)

Penggunaan media permainan kartu bergambar merupakan visualisasi

pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada

siswa.Visualisasi pesan ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk,

seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis dan sebagainya.Dan

tingkat keberhasilan penggunaan media berbasis visual ini sangat

ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual yang

digunakan.18

2. Manfaat Media Kartu

Proses komunikasi mencakup pengiriman pesan dari system syaraf

seseorang kepada system syaraf orang lain, dengan maksud untuk

menghasilkan sebuah makna yang serupa dengan yang ada daam fikiran si

pengirim. Setiap symbol verbal memiliki tingkatan, mulai dari yang

paling sederhana hingga yang paling rumit. Bila symbol-simbol ata

tersbeut hanya merujuk pada benda, maka maslaah komunikasi akan

menjadi sederhana, naun bila ia merujuk pada sebuah peristiwa, sifat

sesuatu, tindakan, hubungan, konsep dan lain-lain, maka masalah

komunikasi akan menjadi tambah rumit dan pada tingkat tertentu akan

menjadi komunikasi yang tidak efektif.

Oleh karena itu, untuk menghindari komunikasi tidak efektif dalam

proses pembelajaran hendaknya guru disamping mengetahui karakteristik

symbol (bahasa) verbal, juga dapat membantu siswa pada pemahaman

kata-kata verbal dengan cara menunjukkan referensinya, yakni

menghadirkan symbol-simbol nonverbal dalam proses pembelajaran, yang

18

(25)

diantaranya adalan penggunaan media permainan gambar yang

dituangkan dalam berbagai penyalur pesan visual secara variatif.

Dalam aplikasinya, penggunaan media visual dalam proses

pembelajaran sangatlah berguna baik bagi siswa maupun guru sendiri. Hal

ini bisa dapat dirasakan apabila guru dapat memfungsikan penggunaan

media visual tersebut, sehingga terjadi kesesuaian antara materi yang

diajarkan dengan media visual yang digunakannya, terutama

kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran.

Terdapat beberapa fungsi dari penggunaan media visual yang dapat

dirasakan oleh siswa berkenaan dengan tujuan pembelajaran. Adapun

fungsi dari penggunaan media visual dalam proses pembelajaran tersebut

sebagaimana diungkapkan oleh Lavie dan Lentz yang mengemukakan

empat fungsi media visual, yaitu:

a) Fungsi Atensi, fungsi atensi media visual merupakan fungsi inti,

yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan maksud

visual yang ditampilkan atau menyerupai texs materi pelajaran.

b) Fungsi Afektif, fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat

kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca texs yang bergambar.

Gambar atau lambang dapat menggugah emosi dan sikap siswa

c) Fungsi Kognitif, fungsi kognitif media visual mengungkapkan

bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan

untuk memahami dan mengingat informasi pesan yang terkandung

(26)

d) Fungsi Konpensatoris, fungsi konpensatoris media visual yang

memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang

lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan siswa yang lemah

dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan

dengan teks atau disajikan dengan cara verbal.

Selain itu, penggunaan media secara umum dalam media

instruksional juga mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a) Fungsi pendidikan, yaitu media memberikan nilai edukatif, baik

dalam nuansa berfikir, merangsang motivasi, memberikan

rangsangan berfikir logis, sistematis, dan realistis.

b) Fungsi sosial, media memungkinkan terjadinya sosialisasi dalam

pendidikan, pengembangan sifat sosial, sikap mau bekerja sama dan

saling membantu.

c) Fungsi budaya, media dapat mengembangkan kreativitas berkarya

dan berbudaya individu.

d) Fungsi efisiensi, media memungkinkan dilakukannya efisiensi, baik

waktu, tenaga, dan biaya karena tidak semua materi pelajaran dapat

dipelajari melalui benda langsung, tetapi perlu alat pengganti dan

penyederhanaan.

e) Fungsi politis, pemanfaatan media secara tepat dapat mengubah

suatu kebijakan dalam pendidikan sehingga dapat menghemat tenaga

guru, keseragaman konsep keteraturan kegiatan dan konsistensi

materi pelajaran.19

19

(27)

3. Macam-macam Media Kartu

Gambar secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni

sketsa, lukisan dan foto.Pertama, sketsa atau isebut juga sebagai gambar

garis, yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail.Kedua, luisan meruakan gambar

hasil representative simbolis dan artistic seseorang tentang suatu objek

atau situasi.Ketiga, foto yakni gambar hasil pemotretan dan photgrafi.

Bagi guru yang merasa tidak bias menggambar mungkin dapat

mencoba latihan menarik garis horizontal atau vertical, membuat

lingkaran dan setengah lingkaran, garis bergelombang, garis spiral, dan

garis zig-zag. Karena ini merupakan dasar bagi yang ingin belajar bahasa

grafis.

Gambar yang terbentuk dari hubungan-hubungan garis tanpa detil

itulah yang diseut garis atau sketsa. Gambar-gambar demikian dapat

digunakan hamppir untuk semua tingkat pelajaran dan kecerdasan.

Gambar yang hanya terdiri atas garis dan lingkaran terseut merupakan

cara ampuh untuk menyingkirkan hambatan buta huruf dan kesukaran

bahasa. Gambar garis atau sketsa ini dapat digunakan untuk semua tingkat

social, mulai dari orang yang tidak bersekolah sama sekali sampai orang

terpelajar. Tidak perlu khawatir dengan gambar yang telah dibuat.

Karena sketsa disebut sebagai draft kasar, maka ia dapat

dikembangkan menjadi karikatur dan kartun. Karikatur menurut Ahmad

Rohani sebagaimana dikutip oleh Yudhi Munadi, adalah suatu bentuk

(28)

Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis, yani suatu

gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk

menyampaikan suatu pesan secara tepat dan ringkas atau sesuatu sikap

terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.Kemampuannya

besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun

tingkah laku.20

Photo merupakan merupakan gambar hasil pemotretan atau

photografi.Tidak ubahnya seperti gambar, photo pun merupakan media

visual yang efektif karena dapat memvisualkan objek dengan lebih

konkrit, lebih realistis dan lebih akurat.Photo dapat mengatasi ruang dan

waktu. Sesuatu yang terjadi ditempat lain dapat dilihat oleh seseorang

yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk photo setelah

kejadian itu berlalu.

Saat siswa memperhatikan gambar mereka akan terdorong untuk

berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar tersebut,

maupun dengan sesamanya, membuat hubungan diantara paradox dan

mampu membangun gagasan-gagasan baru.

Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat.

Dikatakan penting sebab ia dapat menggantikan kata verbal,

mengkonritkan yang abstrak dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar

dapat membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang

terkandung didalamnya dengan jelas, bahkan lebih jelas dari yang

diungkapkan oleh kata-kata.Walaupun hanya menekankan indera

20

Ibid, hlm. 88

(29)

penglihatan, namun kekuatan gambar terletak pada kenyataan bahwa

sebagian besar orang pada dasarnya pemikir visual.

4. Cara Menggunakan Media Kartu

a. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan

menghadap siswa

b. Cabutlah satu persatu kartu setelah guru selesai menerangkan

c. Berikan kartu-kartu yang telah dijelaskan tersebut kepada siswa yang

duduk di dekat guru, mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut

satu persatu, lalu teruskan kepada siswa yang lain sampai semua

siswa kebagian

d. Jika disajikan dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut

secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan

berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberi

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

RENCANA PENELITIAN

A. Setting Penelitian Dan karakteristik Subjek Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merupakan

penelitian perbaikan pembelajaran yang terdiri dari dua siklus.

Masing-masing siklus terdapat beberapa indikator yang harusdicapai siswa.

Indikator-indikator tersebut terdapat dalam rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang

sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat penelitian ini dilaksanakan.

Masing-masing siklus juga menggambarkan bagaimana proses belajar

mengajar yang menekankan peningkatan kemampuan menulis bahasa

Indonesia. Adapun tahap-tahap yang terdapat dalam masing-masing siklus

antara lain:

1. Perencanaan,

2. Pelaksanaan,

3. Tindakan,

4. Observasi,

5. dan refleksi.

B. Rencana Tindakan

Dalam kegiatan penelitian terkait dengan upaya guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu huruf

hijaiyyah ini, sedikitnya ada dua siklus yang dapat peneliti lakukan yang

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Siklus I

a. Perencanaan yang merupakan persiapan yang dilakukan sebelum akan

dilaksanakannya penelitian tindakan kelas. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1) Meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian

tindakan kelas.

2) Merumuskan secara khusus tentang metode mengajar apa yang

cocok sesuai dengan materi pokok bahasan upaya guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an melalui media kartu

huruf hijaiyyah.

3) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan

pembelajaran (RPP) siklus I.

4) Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi

alat peraga (media kartu) tentang bacaan al-qur’an yang

berhubungan dengan pokok bahasan cara baca al-qur’an yang baik.

5) Mensimulasikan rencana perbaikan pembelajaran dengan

mengundang beberapa teman guru agar nantinya dapat terlaksana

dengan baik.

6) Merancang alat evaluasi dan lembar evaluasi sebagai alat ukur untuk

acuan menetapkan indikator keberhasilan siswa agar dapat

memberikan informasi yang lebih menyeluruh selama proses

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Pelaksanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi

tindakan yang akan digelar sesuai dengan skenario perbaikan

pembelajaran siklus I, antara lain:

1) Kegiatan awal (10 menit), seperti berdo’a, memberi salam dan

menanyakan keadaan anak-anak,

2) Mengajukan beberapa pertanyaan berikut:

a) Apakah kamu bisa baca al-Qur’an?

b) Ayo, baca kalimat al-Qur’an di papan ini!

c) Sekarang, siapa yang bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan

benar ?

3) Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu

anak-anak akan belajar tentang membaca al-Qur’an dengan baik dan

benar.

4) Kegiatan inti (45 menit)

1) Guru meminta kepada siswa agar mengeluarkan al-Qur’an.

2) Guru meminta kepada siswa membuka halaman tertentu yang

berhubungan dengan materi membaca al-Qur’an.

3) Guru membagikan dua lembar kartu kepada setiap siswa.

4) Setelah semuanya menerima, guru memberikan penjelasan

bagaimana caranya mebaca al-Qur’an yang baik dan benar.

5) Guru memberi penekanan kepada siswa agar memperhatikan betul

setiap makhorijul huruf dan cara pembacaannya.

6) Guru memberi contoh cara membaca al-Qur’an dengan bacaan yang

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang

belum dimengerti.

5).Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Siswa diminta mengumpulkan tugas tersebut di meja guru untuk

mendapat penilaian.

2) Guru mencoba mengajukan pertanyaan tentang tugas-tugas yang

diberikan tersebut, kira-kira jawaban dan prakteknya bagaimana.

3) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan dan menutup

pelajaran serta menjelaskan jika hasil kurang baik akan diadakan

penilaian tahap kedua.

C. Observasi

Tahapan yang dilakukan pada siklus I ini bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan yang merupakan uraian tentang prosedur

perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari

pelaksanaan tindakan perbaikan yang dirancang. Proses observasi ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas yang dilakukan oleh

guru (peneliti), aktivitas siswa dan interaksi antara guru dan siswa

dalam pembelajaran membaca al qur’an pokok bahasan cara baca

alqur’an yang baik dan benar.

Hasil observasi tersebut akan ditampilkan dalam bentuk data.

Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif seperti hasil tes

atau nilai tugas dan data kualitatif seperti hasil observasi mengenai

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Data penelitian tersebut dapat mengetahui bagaimana prestasi

siswa dalam mempelajari materi membacaal-Qur’an dengan baik dan

benar.

Data tersebut dianalisis untuk mengetahui apakah indikator

keberhasilan sudah berhasil atau belum. Indikator keberhasilan yang

kami tetapkan adalah 75% dari keseluruhan siswa mendapat nilai

minimal 70.

D.Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang dilakukan selama pemantauan pada tahap observasi

siklus I. Hasil yang di dapat dalam observasi dikumpulkan dan

dianalisis apakah indikator keberhasilan sudah tercapai atau belum.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi

kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang

dilakukan, kemudian menyimpulkan jika indikator keberhasilan belum

tercapai maka akan dilakukan siklus berikutnya (siklus kedua).

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua adalah untuk menindak lanjuti

dari hasil yang kurang memuaskan terhadap pelaksanaan pada siklus

pertama. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini

adalah sebagai berikut:

1) Meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan

pembelajaran (RPP) siklus I.

3) Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi

alat peraga (al-Qur’an).

4) Melakukan kerjasama dengan teman sejawat dalam merangcang

pelaksanaan pembelajaran.

5) Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa, aktivitas

guru dan interaksi siswa dan guru selama proses belajar mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah tahap

perbaikan pembelajaran karena hasil siklus pertama dirasa kurang

memuaskan. Adapaun skenario perbaikan pembelajaran siklus kedua

antara lain:

1. Kegiatan awal (10 menit)

1) Berdo’a, memberi salam dan melaksanakan presensi siswa.

2) Apersepsi beberapa pertanyaan berikut:

a) Apakah anak-anak sudah siap menerima pelajaran hari ini?

b) Ingat, pertemuan minggu lalu anak-anak mendapat tugas apa?

c) Mudah mana membuat kalimat antara menggunakan media

kartu dengan tidak menggunakan media karrtu?

d) Menyampaikan tujuan bahwa pada pelajaran al-qur’an hadits

kali ini anak-anak belajar membaca dengan menggunakan

kartu huruf hijaiyyah.

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1) Guru membagikan buku tulis hasil evaluasi pada pertemuan

minggu lalu, dan memintanya menggunakannya lagi pada

pertemuan ini.

2) Guru meminta kepada siswa membuka al-Qur’an dan

membacanya dan melihatnya apa saja yang kurang karena sudah

ada revisi.

3) Guru menjelaskan kepada siswa pada pertemuan ini masih

berhubungan dengan membaca al-Qur’an.

4) Selanjutnya guru membagikan satu lembar kartu yang memuat

kepada setiap siswa.

5) Siswa diminta membaca al-Qur’an berdasarkan

pengetahuannya.

6) Guru memberi penekanan kepada siswa agar memperhatikan

betul setiap bacaan.

7) Guru menjelaskan lagi agar dalam membaca al-Qur’an harus di

lakukan dengan benar dan baik,

8) Guru memberi contoh membaca al-Qur’an yang benar dan baik.

9) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal

yang belum dimengerti.

10) Guru memberi waktu kepada siswa untuk mempraktekkan apa

yang diajarkan guru tersebut.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2) Guru memberikan umpan balik tentang tugas tersebut, kira-kira

sampai dimana siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik

dan benar.

c. Observasi

Observasi pada siklus II tidak jauh berbeda seperti yang

dilakukan pada siklus I. Observasi tersebut juga untuk mengetahui

bagaimana aktivitas yang dilakukan oleh guru, aktivitas siswa dan

interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran alqur’an hadits

dengan media kartu huruf hijaiyyah bersamaan pelaksanaan

pembelajaran.

Observasi tersebut untuk mengetahui apakah ada peningkatan

kemampuan baca al qur’an.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi pada siklus II ini merupakan tahapan akhir dari

kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti dapat menyimpulkan hasil

bahwa perbaikan pembelajaran siklus kedua telah mampu mengatasi

kekurangan , kelemahan serta kekuatan perbaikan pembelajaran yang

penulis lakukan untuk dapat dijadikan model atau contoh bagi peneliti

lainnya.

Dari kedua siklus tersebut, maka dapat peneliti skemakan

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Data Dan Cara Pengumpulannya

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang berbagai hal yang

menyangkut tentang teknik pengumpulan data yang dibutuhkan peneliti. Hal

ini untuk memperoleh data yang benar dan data dipertanggung jawabkan.

Beberapa hal yang menyangkut mengenai teknik pengumpulan data adalah:

1. Sumber Data, Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

kelas1 MI semester I.

2. Jenis Data, Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan data

kuantitatif yang terdiri dari:

a) Lembar observasi guru

b) Lembar observasi tentang aktivitas siswa

c) Hasil proses perbaikan pembelajaran (evaluasi atau tes). Permasalahan Alternatifpemecahan

masalah SKLUS I

PelaksanaanTin dakan I

Observasi Analisis Data I

Refleksi

Lanjutan Alternatifpemecahan masalah SKLUS II

PelaksanaanTin dakan II

Observasi Analisis Data I

Refleksi

Jikablmselesaimakasik lusselanjutnya Final

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Jenis Teknik Pengumpulan Data

Jenis teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengataman (Observasi)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh guru (peneliti)

untuk mengamati aktivitas siswa dan juga oleh teman sejawat guru untuk

mengamati aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan proses belajar

mengajar berlangsung. Guru dan siswa merupakan instrumen penelitian

yang terlibat langsung meskipun fokusnya tetap pada siswa.

Dari teknik observasi ini dapat dilihat bagaimana gambaran aktivitas

guru dan tingkah laku siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran

membaca alqur’an yang menjadi pokok bahasan cara baca alqur’an yang

baik dan benar melalui media kartu huruf hijaiyyah siswa MI kelas 1

semester I.

2. Teknik Tes (Evaluasi)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh siswa dengan

tujuan untuk mengukur kemampuan siswa pada tes awal, tes siklus

pertama dan tes siklus kedua dalam pembelajaran al-qur’an hadits pokok

bahasan cara baca al qur’an yang baik dan benar melalui media kartu huruf

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran umum hasil penelitian

Madrasah IbtidaiyahNurus Sholah ini beralamat di Jl. Raya

Palengaan Desa Akkor Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan

dengan No Statistik 121235280078 dan terakreditasi dengan status”B”.

MI Nurus Sholah Akkor Batu Labang Palengaan Pamekasan merupakan

madrasah swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Masyrohus

shudur dengan Nomer telepon (0324) 333459.Bangunan Madrasah

Ibtidaiyah Nurus Sholah Akkor Batu Labang Palengaan Pamekasan

berdiri diatas tanah milik sendiri seluas 10.000 m2 dengan luas bangunan

1.650 m2.

Jika ditinjau dari keadaan para tenaga edukatif di Madrasah

Ibtidaiyah Nurus Sholah Akkor Batu Labang Palengaan Pamekasan,

khususnya pada tahun pelajaran 2013/2014 ini dipimpin oleh seorang

kepala sekolah Dalam menjalankan tugasnya yakni menjalankan roda

pelaksanaan kegiatan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah

Akkor Batu Labang Palengaan Pamekasan ini beliau dibantu sekitar 12

dengan rincian sebagaimana berikut ini:

No Keterangan Jumlah

Pendidik

1 Guru PNS diperbantukan Tetap 1

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3 Guru Honorer -

4 Guru Tidak Tetap -

Tenaga Kependidikan

1 Ka. TU 1

2 Bendahara 1

3 Staf 2

Sedangkan apabila ditinjau dari keadaan siswanya, secara

siswa-siswi yang menjadi subjek penelitian khususnya di kelas IMadrasah

Ibtidaiyah Nurus Sholahini dapat dipaparkan sebagaimana berikut

berikut:

No Nama Kls Sekolah

1 Alfan maulana I MI Nurus Sholah

2 Ahmadullah robbani I MI Nurus Sholah

3 Khotimul hasan I MI Nurus Sholah

4 Muhammad hafidz I MI Nurus Sholah

5 Afrizal khoiruddin I MI Nurus Sholah

6 Riski maulana I MI Nurus Sholah

7 Khoirur riski I MI Nurus Sholah

8 Roihan salam I MI Nurus Sholah

9 Habibullah I MI Nurus Sholah

10 Alfin maghfiroh I MI Nurus Sholah

11 Hilmi indriyani I MI Nurus Sholah

12 Putri maulida I MI Nurus Sholah

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14 Ghaffarina zahiya I MI Nurus Sholah

15 Lailatul mubarokah I MI Nurus Sholah

16 Lailatul fajriyah I MI Nurus Sholah

17 Andini auliya I MI Nurus Sholah

18 Dinda dwi susanti I MI Nurus Sholah

19 Linda fina khoiroh I MI Nurus Sholah

20 Laili hasanah I MI Nurus Sholah

21 Tazkituln nufus I MI Nurus Sholah

22 Faizatul jannah I MI Nurus Sholah

23 Eka ismatul hawa I MI Nurus Sholah

24 Izzatul afkarina I MI Nurus Sholah

25 Sakinah I MI Nurus Sholah

Dilihat dari keadaan sarana dan prasarana fisik di Madrasah

IbtidaiyahNurus Sholah Akkor Batu Labang Palengaan Pamekasan

adalah:

No Jenis Prasarana Jml

Rg Jml baik

Jml baik

Kategori Kerusakan Rusak

Ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat

1 Ruang Kelas 6 3 3 - - 3

2 Perpustakaan 1 1 - - - -

3 R. Lab. IPA 1 - 1 - - -

4 R. Lab. Biologi - - - -

5 R. Lab. Fisika - - - -

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7 R. Lab.

Komputer 1 - 1 - - 1

8 R. Lab. Bahasa 1 - 1 - - 1

9 R. Pimpinan 1 1 - - - -

10 R. Guru 1 1 - - - -

11 R. Tata Usaha 1 1 - - - -

12 R. Konsling 1 1 - - - -

13 Tempat

Beribadah 1 1 - - - -

14 R. UKS 1 1 - - - -

15 Jamban 2 1 1 - 1 -

16 Gudang 1 1 - - - -

17 R. Sirkulasi - - - -

18 Tempat

Olahraga 1 1 - - - -

`19 R. Organisasi

Kesiswaan 1 1 - - - -

20 R. Lainnya 7 2 - - - -

Adapun tujuan Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah ini

diantaranya adalah Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk

menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis,

dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Sedangkan visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

lulusan yang beriman betaqwa, menguasai ilmu pengetahuan, dan

tekhnologi yang didasari oleh akhlaqul karimah. Sedangkan misi

Madrasah Ibtidaiyah ini adalah dengan semangat disiplin dan

profesionalisme berdasar kerjasama dan ukhuwah islamiyah mencetak

mutu lulusan siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah Akkor Batu Labang

Palengaan Pamekasan ini berada di tengah-tengah Desa Akkor

Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan yang notabenenya adalah

masyarakat desa yang sudah cukup mengerti dan faham akan pentingnya

pendidikan, sehingga keberadaan lembaga ini mendapatkan banyak

dukungan dan respon positif dari masyarakat sekitar.

Respon masyarakat terhadap keberadaan lembaga ini terlihat

dari kekompakan masyarakat sekitar ketika ada persoalan yang terkait

dengan program dan pelaksanaan pendidikan, sehingga akhirnya respon

masyarakat ini dapat menjadi pemicu dan penggerak agar lembaga

pendidikan ini lebih berkembang dan maju.

Disamping itu, respon positif masyarakat sekitar terhadap

pelaksanaan program pendidikan di lembaga ini adalah adanya

keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program pendidikan dengan

menjadi pengawas dan pengontrol terhadap pelaksanaan pendidikan yang

ada.

2. Gambaran awal proses pembelajaran

Ada dua aspek yang akan menjadi pembahasan tentang awal

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

membacaal-Qur’an pada siswa kelas 1Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah

Batu Labang Akkor Palengaan Pamekasan.

Namun sebelumnya akan dipaparkan kondisi riil para siswa kelas 1

di Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah Batu Labang Akkor Palenggaan

Pamekasan dengan berdasarkan jumlah dan jenis kelaminnya.

Keadaan siswa kelas 1Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah Batu Labang Akkor Palengaan Pamekasan

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase %

1 Laki-Laki 9

2 Perempuan 16

Jumlah 25

a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas

Kegiatan peneliti berupa studi pendahuluan pada pembelajaran

yang berlangsung dengan menggunakan penerapan media kartu huruf

hijaiyah dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada

siswa kelas 1Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah Batu Labang Akkor

Palengaan Pamekasan.

Studi pendahuluan ditujukan untuk mengetahui kondisi, potensi,

kekuatan dan kelemahan Penerapan media kartu huruf hijaiyah dalam

meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an Pada Siswa Kelas 1

MI Nurus Sholah Batu Labang Akkor Palengaan Pamekasan yang

biasa dilakukan oleh guru di kelas.

Data mengenai situasi pembelajaran saat ini dikumpulkan

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pendahuluan berupa wawancara kepada siswa kelas 1Madrasah

Ibtidaiyah Nurus Sholah Batu Labang Akkor Palengaan Pamekasan.

Ada tiga hal yang ingin digali dari siswa berkaitan dengan

wawancara yang dilakukan. Pertanyaan berkisar kemampuan para

siswa dalam membaca huruf hijaiyah.

No Pertanyaan Jawaban Prosent

ase

1 Apakah kamu tahu huruf hijaiyah? Ya

Tidak

20 5

2 Ayo, baca huruf di papan ini! Ya

Tidak

20 5

3 Sekarang, siapa yang bisa

menyebutkan huruf-huruf hijaiyah?

20 org bs menyebutka n huruf-huruf hijaiyah 5 org blm bisa menyeb utkan

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar sudah

mengetahui apa yang dipelajari dan sedikit siswa yang mengetahui

dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Rasa senang belajar

membaca juga hanya dimiliki oleh 20 orang siswa dari 25 siswa yang

diwawancarai, selebihnya menyatakan kurang memiliki kemampuan

untuk membaca al-Qur’an, pada siswa kelas 1Madrasah Ibtidaiyah

Nurus Sholah Batu Labang Akkor Palenggaan Pamekasan karena

mengingat usia mereka masih kecil dan susah untuk konsentrasi dan

susah untuk mengingat atau menghafalkan.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil studi pendahuluan

melalui wawancara adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengetahui huruf-huruf hijaiyyah,

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Siswa menginginkan perubahan cara belajar yang membuat

pembelajaran,

1. Rencana pembelajaran

Rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru meliputi silabus,

program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, metode,

media pembelajaran dan evaluasi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Nurus Sholah

Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadits

Kelas/Semester : 1 / 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 Kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi

1. Membaca (memahami huruf hijaiyah berdasarkan media kartu huruf )

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menyebutkan macam-macam huruf hijaiyah

C. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menyebutkan huruf hijaiyah dengan benar

 Siswa dapat menyebutkan huruf hijaiyah dengan harkatnya

D. Metode Pembelajaran

 Menggunakan permainan media kartu huruf hijaiyah

E. Materi Pembelajaran

a. Menyebutkan macam-macam huruf hijaiyah

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Menyebutkan bacaan huruf hijaiyah dengan harokatnya

F. Langkah-langkah Pembelajaran

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Kegiatan awal : Apersepsi :

 Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu

Motivasi :

 Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat belajar

membaca al-Qur’an yang dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari,

10

menit

2 KegiatanInti :

 Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan

menghadap siswa,

 Guru mencabut satu persatu kartu setelah guru selesai

menerangkan,

 Guru memberikan kartu-kartu yang telah dijelaskan tersebut

kepada siswa yang duduk di dekat guru, mintalah siswa

untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan

kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian

 Guru meletakkan kartu-kartu tersebut secara acak dan tidak

perlu disusun, dan menyiapkan siswa yang akan berlomba

misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberi

perintah misalnya disuruh mencari huruf “ha”

 Guru memberikan penilai terhadap hasil kerja siswa.

60

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

 Penguatan tentang hasil pembelajaran (fase konfirmasi).

3 Kegiatan akhir :

 Tanya jawab tentang materi.

10

menit

G. Sumber belajar dan media pembelajaran

Tartiila, cara cepat belajar membaca al-Qur’an

 Kertas manila atau lainnya

H. Penilaian

Nilai Budaya Dan

Karakter Bangsa Indikator Pencapaian

Jenis Penilaian

Religius, Jujur,

Mandiri,

Demokratis,

Komunikatif ,

Tanggung jawab

 Siswa dapat menyebutkan

macam-macam huruf hijaiyah

 Siswa dapat menyebutkan

macam-macam harokat

 Siswa dapat menyebutkan

bacaan huruf hijaiyah dengan

harokatnya

Tes lisan

Tes lisan

Tes lisan

2. Pelaksanaan pembelajaran

Sesuai dengan perencanaan yang dibuat, pembelajaran

berlangsung dalam klasikal, guru berperan penting sebagai

narasumber dalam pembelajaran. Informasi yang didapatkan dari guru

diserap anak melalui media kartu huruf hijaiyah dalam meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa Kelas 1Madrasah

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Guru menduduki peran penting sebagai sumber dalam

pembelajaran,

2. Siswa kurang antusias untuk belajar membaca al-Qur’an karena

siswa lebih suka bermain ketimbang membaca,

3. Jalannya pembelajaran sangat biasa, tidak nampak inovasi proses

pembelajaran yang berbeda.

4. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti dengan guru kelas 1

berdiskusi tentang hasil wawancara dan observasi. Hasil diskusi

sebagai berikut:

a) Diperlukan perubahan pendekatan yang selama ini digunakan,

b) Diperlukan inovasi strategi, metode, dan model pembelajaran

yang membuat siswa berminat dan termotivasi untuk senang

(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

<

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca anak melalui media gambar dan kartu huruf yakni sebelum tindakan 37,32%, siklus I mencapai 50,89%, dan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media kartu huruf sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca anak dalam proses pembelajaran pada anak kelompok B di

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah dapat ditingkatkan melalui kartu huruf di kelompok B TK Al-Khairaat

Kemampuan membaca huruf hijaiyah Al-Qur’an melalui metode iqra dan kartu huruf hijaiyah dari penghitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah,

Kemampuan awal anak dalam membaca suku kata huruf bilabial sebelum diberikan perlakuan merupakan kondis baseline awal (A1), kondisi dimana anak diberikan perlakuan berupa media

Lampiran 3.3 Hasil Observasi Penilaian Indikator “Penggunaan Media Pembelajaran Pada Ragam Main Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah” Siklus II

Dalam peneltan n pembelajaran membaca huruf hjayah menggunakan meda balok huruf selan untuk menngkatkan kemampuan anak untuk membaca huruf hjayah, dapat juga dapat menngkatkan kemampuan

Adapun indikator penilaian mengenal huruf hijaiyah yang akan dinilai pada siklus I dan II adalah anak dapat menyebutkan huruf hijaiyah sesuai dengan makhrojal hurufnya, anak dapat