• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING KARIER DENGAN PENDEKATAN MYERS BRIGGS TYPE INDICATOR TERHADAP KEMAMPUAN MEMILIH KEPUTUSAN KARIER SISWA KELAS 9 DI DESA NGEMBUNG KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KONSELING KARIER DENGAN PENDEKATAN MYERS BRIGGS TYPE INDICATOR TERHADAP KEMAMPUAN MEMILIH KEPUTUSAN KARIER SISWA KELAS 9 DI DESA NGEMBUNG KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Ika Retno Sari (B03212039), Pengaruh Bimbingan Konseling Karier Dengan Pendekatan Myers Briggs Type Indicator Terhadap Kemampuan Memilih Keputusan Karier Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

Fokus penelitian adalah (1) Bagaimana Proses Pendekatan Myers Briggs

Type Indicator Terhadap Kemampuan Memilih Keputusan Karir Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik? (2)

Bagaimana efektifitas Pendekatan Myers Briggs Type Indicator Terhadap

Kemampuan Memilih Keputusan Karir Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik?

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diminati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti kemudian menghasilkan data kuantitatif. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode

Quasi Experimental. Metode Quasi Experimental merupakan metode eksperimen yang sebenarnya. Metode Quasi Experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Pada proses penelitian, peneliti memberikan angket terlebih dahulu sebelum melakukan treatment. Setelah memberikan angket yang akan menunjukkan hasil kemampuan siswa dalam menentukan pemilihan

keputusan karir, peneliti memberikan alat tes Myers Briggs Type Indicator

untuk mengetahui kepribadian dan minat siswa. Dalam proses treatment

yang diberlakukan kepada kelompok kelas eksperimen peneliti menggunakan pelatihan motivasi I Am Super Student untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keyakinan siswa dalam meraih mimpi dan cita-citanya.

Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa ada pengaruh

bimbingan konseling karir dengan pendekatan Myers Briggs Type

Indicator terhadap kemampuan memilih karir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

(7)

i

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 5

2. Populasi, Sample dan Teknik Sampling... 7

3. Variabel dan Indikator Penelitian... 9

4. Definisi Operasional... 10

5. Teknik Pengumpulan Data ... 15

6. Teknik Analisis Data ... 16

F. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 20

A. Kajian Teoritik ... 20

1. Bimbingan Konseling Karir ... 20

a. Pengertian Bimbingan Konseling Karir ... 21

b. Tujuan Bimbingan Konseling Karir ... 23

c. Karakteristik Perkembangan Karir Remaja ... 24

(8)

ii

a. Sejarah MBTI ... 26

b. Konsep Teori MBTI ... 29

c. Type Kepribadian Menurut MBTI ... 32

d. Manfaat MBTI ... 37

3. I Am Super Student ... 37

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 40

C. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III : PENYAJIAN DATA ... 43

A. Deskripsi Umum Lokasi Obyek Penelitian ... 43

1. Sejarah Desa ... 43

2. Kondisi Desa ... 44

3. Kondisi Pemerintahan Desa ... 46

4. Visi dan Misi Desa ... 47

5. Sarana dan Pra Sarana Desa ... 48

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

1. Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dengan Pendekatan Myers Briggs Type Indicator terhadap kemampuan memilih karir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik ... 50

2. Hasil Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dengan Pendekatan Myers Briggs Type Indicator terhadap kemampuan memilih karir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 67

BAB IV : ANALISIS DATA ... 68

A. Analisis Pre-Test ... 68

(9)

iii

DAFTAR TABEL

1.1keterangan Strukrur non evuivalent control grup design ... 8

3.1 Demografi Desa Ngembung ... 45

3.2 Nilai Favorable dan Unfavourable ... 57

3.3 kisi-kisi instrument pembuatan keputusan karier ... 58

3.4Rincian item pernyataan instrumen kemampuan pengambilan keputusan karier ... 60

3.5Rincian item pernyataan instrumen kemampuan pengambilan keputusan karier yang telah di uji validitas ... 63

3.6 realibilitas menurut alpha ... 65

(10)

iv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Struktur non equivalent control grup design ... 7

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan karier siswa. Melalui pendidikan, siswa dapat lebih mandiri, mewujudkan cita-cita serta melakukan tugas-tugas dan pekerjaannya. Pendidikan berfungsi menyiapkan para siswa untuk kehidupannya pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang mandiri, serta memiliki kemampuan untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, dan melakukan pekerjaan. Untuk membentuk generasi yang mandiri tidaklah instan, dibutuhkan proses yang berkesinambungan dan terjadi sepanjang rentang kehidupan manusia sehingga memperoleh kesuksesan di masa yang akan datang.

Pada jenjang Sekolah Lanjutan Pertama, peserta didik berada dalam tahap transisi antara masa kanak-kanak dan remaja dimana pada tahap ini peserta didik mengalami perubahan yang signifikan dari masa kanak-kanak menuju remaja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manrihu yang menyatakan “Sekolah Lanjutan

Pertama merupakan suatu periode transisi, antara masa kanak-kanak dan masa remaja dan juga antara pendidikan umum dan khusus”.1

1

(12)

Proses berkesinambungan akan membantu siswa lebih mudah mencapai cita-cita, karena telah membekali dirinya dengan ilmu yang linier dengan cita-cita yang akan dicapai. Kebanyakan siswa akan mengalami dilema jika dihadapkan pemilihan sekolah lanjutan. Banyak sekali siswa akan memilih sekolah berdasarkan profil sekolah yang bergengsi agar terlihat pandai atau hanya sekedar mengikuti teman-teman mereka dari sekolah sebelumnya. Hal tersebut biasanya akan terjadi pada lulusan Sekolah Dasar yang akan melanjutkan ke jenjang pendididkan tingkat Sekolah Menengah Pertama. Untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama yang akan melanjutkanakan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah, muncul pertimbangan baru untuk memilih sekolah antara Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan.

Siswa yang lulus Sekolah Menengah Pertama yang akan dihadapkan dengan dua pilihan sekolah, yaitu Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan. Setelah dihadapkan dengan dua pilihan tersebut, mereka akan dihadapkan dengan jurusan yang akan dipilih. Tidak sedikit siswa yang mempunyai anggapan bahwa lebih baik memilih melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan karena bisa langsung kerja tanpa harus melanjutkan kuliah, dan jika memilih melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas akan lebih baik jika masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam tempat berkumpulnya siswa-siswa yang pandai, namun mereka dituntut untuk kuliah.

(13)

masuk ke sekolah negeri, hingga rela mengeluarkan uang untuk membeli bangku. Tidak jarang juga fenomena beli bangku terjadi karena tuntutan anak yang malu tidak lulus seleksi masuk sekolah negeri.

Pemikiran-pemikiran seperti diataslah yang saya temukan pada siswa yang akan menempuh tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik menarik perhatian saya untuk meluruskan pandangan bahwasanya pendidikan yang baik untuk siswa adalah ketika pendidikan yang ditempuh dan akan ditempuh sesuai keinginan dan cita-cita mereka. Pendidikan bukan ajang bergaya bisa masuk Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan, bukan bisa masuk di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebuah presetasi dan bukan memilih sekolah yang banyak teman kita terdaftar di Sekolah tersebut yang akan kita masuki. Namun memilih Sekolah yang baik adalah, dimana kita bisa sekolah sesuai keinginan, kemampuan dan sekolah yang bisa mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi untuk menggapai cita-cita siswa.

Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk memberikan konseling dengan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pemilihan karier, agar siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama bisa meyakinkan serta menyiapkan diri untuk memeilih pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan.

(14)

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses layanan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan memilih karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana keefektifan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan

Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan memilih karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan memilih karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana keefektifan program bimbingan karier

Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan memilih kareir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

(15)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta sumbangan pemikiran, terutama pada bimbingan dan konseling yang menjadi ranah penelitian mengenai program bimbingan karier untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier melalui pendekatan Myers-Briggs Type Indicator.

2. Sacara Praktis

a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Bagi Guru Bimbingan dan Konseling, data yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rujukan mengenai gambaran pembuatan keputusan karier pesera didik dan dapat diimplementasikan ke dalam program bimbingan karier di sekolah dalam mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat memberikan gambaran dalam kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik dan dapat melengkapi proses penelitian sampai pada pelaksanaan layanan konseling karier Myers-Briggs Type Indicator.

(16)

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data, maka Penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya dicari solusinya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diminati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti kemudian menghasilkan data kuantitatif. 2

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental. Metode Quasi Experimental merupakan metode eksperimen yang sebenarnya. Metode Quasi Experimental mempunyai kelompok kontrol,

2

(17)

tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Metode penelitian eksperimen kuasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers- Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan memilih karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

Bentuk metode eksperimen kuasi yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design karena kelompok tidak dipilih secara random. Pada Non Equivalent Control Group Design dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan karena kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding. Sedangkan untuk kelompok eksperimen diberikan perlakuan3 yaitu pelaksanaan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator. Struktur Non Equivalent Control Group Design

adalah sebagaiberikut:

Bagan 1.1 Struktur Non Equivalent Control Grup Design

3

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2012) hal. 79

Q1 x Q2

(18)

Adapun keterangan dari bagan 1.1 struktur non equivalent Control Grup Design, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Keterangan Struktur Non Equivalent Control Grup Design

Q1 Nilai pre-test (sebelum diberikan perlakuan) pada kelas eksperimen.

Q2 Nilai post-test (sesudah diberikan perlakuan) pada kelas eksperimen.

X Treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen. Q3 Nilai pre-test pada kelas kontrol.

Q4 Nilai post-testpada kelas kontrol.

2. Populasi, Sample dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bisa diartikan sebagai keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti.4

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik yang akan melanjutkan

4

(19)

pendidikan ketingkat Sekolah Menengah Atas atau Sekolah menengah Kejuruan sebanyak 30 siswa.

b. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunkan sampel yang diambil dari populasi itu. 5Adapun sample dari penelitian ini adalah sebagian dari siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Sample menggunakan semua poplasi, karena Gay dan Diehl menyatakan bahwa penelitian paling sedikit menggunakan 30 populasi, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok.6 c. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik area probability sampling. Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah-daerah yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.7 Teknik pengambilan sampel

5

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : ALFABETA, 2011) hal. 81

6

Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS17, (Yogyakarta : Cakrawala, 2012) hal.23

7

(20)

pada penlitian ini adalah dengan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.8 Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 jadi seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

3. Variabel dan Indikator Penelitian

a. Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian yang bisa juga disebut dengan yang menjadi titik pusat perhatian suatu penelitian.9

Variabel dalam penelitian perlu ditentukan agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat dipastikan secara tegas dan jelas. Penentuan variabel dalam suatu penelitian berkisar pada variabel bebas, variabel terikat, maupun variabel kontrol. Kemudian menentukan variabel penelitian.

Penelitian ini di dalamnya hanya terdapat dua variabel yakni X (variabel bebas) dan Y (variabel terikat).

8

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. (Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal.122

9

(21)

1) Variabel bebas (X) adalah penggunaan Myers Briggs TypeIndicatoruntuk mengetahui kemampuan dan minat siswa.

2) Variabel terikat (Y) adalah kemampuan memilih karir siswa. b. Indikator penelitian

1) Pengetahuan dengan indikator : kesadaran diri, identifikasi nilai-nilai, identifikasi lingkungan sekolah, dan identifikasi langkah-langkah pembuatan keputusan karier.

2) Sikap dengan indikator : kepercayaan diri, kebebasan menentukan pilihan dan keterlibatan diri dalam menentukan karir.

3) Keterampilan dengan indikator : mandiri dan tanggung jawab. 4. Definisi Operasional

a. Kemampuan Pembuatan Karir

Penggunaan pendekatan teori social-learning dalam pemilihan karier telah dipelopori oleh Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975). Teori ini merupakan upaya untuk menyederhanakan proses pemilihan karier, terutama didasarkan atas peristiwa-peristiwa kehidupan yang berpengaruh terhadap penentuan pilihan karier. Dalam teori ini, proses perkembangan karier melibatkan empat faktor yaitu:

(22)

2) kondisi dan peristiwa lingkungan, Kondisi dan peristiwa lingkungan dipandang sebagai faktor yang berpengaruh yang sering kali berada di luar control individu. Peristiwa-peristiwa dan keadaan tertentu di dalam lingkungan individu mempengaruhi perkembangan keterampilan, kegiatan, dan pilihan karier.

3) Pengalaman belajar, pengalaman belajar, mencakup pengalaman belajar instrumental dan asosiatif. Pengalaman belajar instrumental adalah yang dipelajari individu melalui reaksi terhadap konsekuensi, tindakan yang hasilnya dapat langsung teramati, dan melalui reaksi orang lain. Konsekuensi kegiatan belajar dan pengaruhnya terhadap perencanaan dan perkembangan karier ditentukan terutama oleh reinforcement atau nonreinforcement kegiatan tersebut, warisan genetic individu, kemampuan dan keterampilan khususnya, dan tugas pekerjaan itu sendiri. Pengalaman belajar asosiatif mencakup reaksi negative dan positif terhadap pasangan situasi yang sebelumnya bersifat netral. Misalnya, pernyataan”semua politisi tidak jujur” dan

“semua banker kaya” berpengaruh terhadap persepsi individu tentang

okupasi ini. Asosiasi seperti ini dapat juga dipelajari melalui observasi, bacaan, dan film.

(23)

kebiasaan kerja, mental sets, respon emosional, dan respon kognitif. Keterampilan-keterampilan ini menentukan hasil masalah dan tugas yang dihadapi oleh individu. Tasks approach skills sering kali termodifikasi akibat pengalaman yang bagus maupun jelek.10

b. Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myer-Briggs Type Indicator

Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator dalam penelitian ini yaitu suatu rancangan kegiatan layanan bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator

yang disusun secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan dari aspek kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik diperoleh dari analisis hasil need assessment yang disebarkan.

Adapun tahapan pengambilan keputusan karier menurut pendekatan

Myer-Briggs Type Indicator adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Memperoleh Self Understanding. Untuk memperoleh self understanding dibutuhkan lima sifat dasar dan faktor-faktor yang dapat dinilai melalui suatu tes. Lima sifat dasar dan factor itu yaitu bakat, prestasi, minat, kepribadian dan nilai. Dengan mengetahui lima sifat

10

(24)

dasar, peserta didik memperoleh pemahaman mengenai dirinya secara tepat dan dapat mengambil keputusan kariernya sesuai dengan keadaan dirinya.

Langkah 2: Pengetahuan Mengenai Sekolah Lanjutan dan Dunia Kerja Pada langkah dua, konselor dapat membantu peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih. Dalam mengumpulkan berbagai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja, konselor dapat menggunakanberbagai sumber dalam membantu mengumpulkan informasi sekolah lanjutan dan duniakerja. Pada langkah ini terdapat tiga aspek informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja untuk dipertimbangkan yaitu: 1) jenis informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih, mengenai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih yang tersedia dari berbagai sumber yang relevan; 2) system klasifikasi, yaitu pengklasifikasian jenis-jenis sekolah lanjutan dan dunia kerja dipilih; 3) persyaratan MBTI yaitu apabila data-data yang dibutuhkan mengenai bakat, minat, prestasi, kepribadian dan nilai sudah tersedia mengenai peserta didik, maka peserta didik dapat menentukan apakah mereka memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan karier yang mereka inginkan atau tidak.

(25)

sesuai dengan minat, bakat, prestasi, kepribadian dan nilai dalam dirinya, selanjutnya individu mengintegrasikan kemampuan yang dimiliki dengan pekerjaan yang diinginkan. Pada tahap ini individu menentukan pekerjaan apa yang akan diambil yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam program ini langkah-langkah untuk memperoleh self understanding

terdapat dalam rencana pelaksanaan layanan yang mencakup pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karier, tanggungjawab dan kebebasan menentukan pilihan.11

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih, melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh informasi pendukung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak struktur. Pedoman yang digunakan dalam wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

11Rida Zuraida, “

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan PembuatanKeputusan Karier (Penelitian Eksperimen

Kuasi Di Kelas Ix Smp Negeri 1 JamanisTasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)” (Skripsi, Universitas

(26)

Wawancara dalam proses penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pendidikan tingkat lanjut yang akan dipilih serta mengungkap alasan siswa untuk masuk sekolah tingkat lanjut.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.12 Observasi berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gejala yang terjadi. Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang telahditentukan, guna memperoleh data yang langsung dapat diambil oleh peneliti.

c. Angket (kuisioner)

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis mengenai sesuatu masalah atau bidang kepada responden atau bidang yang akan diteliti untuk dijawabnya.13 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

12

Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta : Kencana, 2014) hal. 19

13

(27)

keefektifan Program Bimbingan Karier Myers-Briggs Type Indicator

Untuk Meningkatkan Kemampuan Memilih Karir Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Sebab dari hasil itu dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan peneliti.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan proses Meningkatkan kemampuan penetapan karir berdasarkan pendekatan myers briggs type indicator dalam program bimbingan karir di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Greik. Sedangkan langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini untuk mengetahui Efektifnya adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa (Editing)

Hal ini dilakukan setelah semua data yang kita kumpulkan melalui kuesioner atau angket atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengecek apabila terjadi kesalahan maka responden diminta untuk mengisi angket kembali.

(28)

Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Hal ini, dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.

c. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan coding kita selesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam

editingdan coding atau semuanya telah selesai. Analisis perhitungan rumus statistik dengan menggunakan tabel data. Ragam tabel data disesuaikan dengan kebutuhan komponen rumus tersebut. Dengan demikian, rumus perhitungan analisis rumus-rumus tersebut hanya dilakukan dalam tabel itu.14

F. Sistematika Pembahasan

Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa yang ada dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat dibagi dalam beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan susunan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, kerangka teori dan hipotesis, metode penelitian yang meliputi:pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik

14

(29)

sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data serta dalam bab satu ini juga berisi tentang sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengambilan keputusan karir, tujuan pengambilan keputusan karir, fungsi pengambilan keputusan karir, pendekatan Myer-Briggs Type Indicator yang membahas tentang pengertian, Kelebihan dan Kelemahan pendekatan Myer-Briggs Type Indicator, bentuk dan cara pendekatan Myer-Briggs Type Indicatordan Treatment I Am Super Student.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Bab ini dalamnya berisi tentang deskripsi umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang deskripsi proses Pengaruh pendekatan Myer-Briggs Type Indicator terhadap kemampuan memilih karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini membahas tentang analisis data tentang proses pendekatan Myer-Briggs Type Indicator terhadap pengambilan keputusan karir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

BAB V : PENUTUP

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Karier

a. Pengertian Bimbingan Konseling Karier

Dari segi pengertian bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.1

Untuk menjelaskan pengertian bimbingan, maka berikut ini adalah penjelasan dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai berikut: Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian kelompok yang dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku sehingga akan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

1

(31)

Pengertian konseling adalah dalam bahasa Inggris, Counseling

dikaitkan dengan kata Counsel yang diartikan sebagai berikut : nasehat to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian counseling dapat diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.2

Mohammad Surya menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu lingkungan sosial, antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang konselor yang memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis, berusaha membantu klien dengan metode yang cocok dengan kebutuhan klien tersebut, dalam hubungaannya dengan keseluruhan program ketenagaan, supaya dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahaman tentang dirinya untuk realistik, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.3

2

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 21

3

Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta : eLSAQ Press, 2007),

(32)

Setelah diketahui arti dari bimbingan dan konseling, maka kemudian dalam hai ini, perlu diketahui juga maksud dari penulis dalam mendefinisikan Bimbingan Konseling Karir itu sendiri, adalah sebagai berikut:

Menurut Bambang Ismaya, S.Ag, M.Pd, dalam bukunya Bimbingan dan Konseling Studi, Karier dan Keluarga, bimbingan karir merupakan bagian akhir proses studi dimana siswa ketika menyelasaikan studinya memerlukan arahan, bimbingan serta pembelajaran didalam memilih, mencari identitas dirinya didalam karier, sehingga individu tau betul hendak kemana harus melangkah dan mencari karir mana yang cocok untuk individu tersebut.4

Marinhu (1988), Herr mengartikan bimbingan konseling karir adalah suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu dan berbuat atas pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,pendidikan dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karir.5

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya bimbingan konseling karir adalah suatu program atau layanan sistematik untuk membantu individu untuk mengenal

4

Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling Studi, Karier dan Keluarga, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2015), hal. 84

5

(33)

kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga individu dapat memilih karir yang tepat.

b. Tujuan Bimbingan Konseling Karier

Menurut ABKIN (2007 :21-22) dalam rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan formal, bimbingan konseling ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik agar :

1) Memiliki pemahan diri (kemampuan, minat, kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

2) Memiliki pengetahuan tentang dunia kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan kompentensi karier.

3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapu, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan sesuai norma agama.

4) Memahami relevasi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karier masa depannya.

(34)

6) Memiliki kemampuan melaksanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

7) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi Guru, maka senantiasa dia harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan- kegiatan yang relevan dengan karier keguruan.

8) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhioleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

9) Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier. Selain itu, kecenderungan perubahan pola-pola pendidikan dan bimbingan karier tersebut, akan terpengaruh terhadap peran-peran konselor dalam melaksanakan proses pendidikan dan bimbingan karier.6

c. Karakteristik perkembangan karier remaja

Istilah remaja (adolecense) diartikan sebagai suatu yang tumbuh atau tumbuh menuju dewasa, secara luas mencakup kematangan emosional, sosial, mental dan fisik. Menurut WHO ini berarti pada remaja 12 sampai 20 tahun.

6

(35)

Grand theory perkembangan remaja dikemukakan oleh super (Sharf, 1992) dalam konsep life stages. Meringkas konsep life Stages

kedalam 12 proposisi perkembangan karier berikut :

1) Individu berbeda dalam kemampuan-kemampuan, minat-minat, dan kepribadian-kepribadiannya.

2) Dengan sifat-sifat yang berbeda individu mempunyai kewenangan untuk melakukan sejumlah pekerjaan.

3) Masing-masing pekerjaan menuntut pola khas kemampuan, minat dan sifat-sifat kepribadian.

4) Preferensi dan kompetensi vokasional dapat berubah sesuai dengan situasi kehidupan.

5) Proses perubahan dapat dirangkum dalam suatu proses perubahan kehidupan.

6) Sifat dan pola karier ditentukan oleh taraf sosioekonimi, kemampuan mental, kesempatan yang terbuka dan karakteristik kepribadian individu.

7) Perkembangan karier adalah fungsi dari kematangan biologis dan relitas dalam perkembangan konsep diri.

8) Faktor yang banyak menentukan dalam perkembangan karier adalah perkembangan dan implementasi konsep diri.

(36)

10)Keputusan karier tergantung pada dimana individu menemukan jalan keluar yang memadai bagi kemampuan, minat, sifat kepribadian dan nilai.

11)Taraf kepuasan yang individu peroleh dari pekerjaan sebanding dengan sikap dimana mereka telah sanggup mengimplementasikan konsep diri.

12)Pekerjaan dan okupasi menyediakan suatu fokus untuk organisasi kepribadian, baik pria atau wanita.7

2. Myers Briggs Type Indicator

a. SejarahMyers Briggs Type Indicator

Berawal dari Carl Gustav Jung (1875-1961) sebagai orang pertama yang merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah Extravertion dan Introvertion, serta mengemukakan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut sebagai fungsi Thinking, Feeling, Sensing dan Intuition. Kalau kita Indonesiakan istilah-istilah itu maka akan menjadi Extraver, Introver, fungsi berpikir, fungsi perasa, fungsi pengindra dan fungsi Intuitif.

Dalam penelitiannya, Jung menemukan bahwa manusia memiliki dua orientasi atau kecenderungan dasar dalam menyalurkan perhatian, tenaga dan seluruh kemampuannya. Kecenderungan mengarahkan dan menyalurkan perhatian keluar diri disebut Extraver dan sebaliknya kecenderungan untuk mengarahkan dan menyalurkan perhatian ke

7

(37)

dalam diri sendiri disebut Introver. Kedua orientasi sekaligus kecenderungan dasar ini saling bertolak belakang. Sikap Extraver berorientasi keluar, pada dunia obyektif; sedangkan sikap Introver berorientasi ke dalam, pada dunia subyektif.

Penemuan lain yang tidak kalah pentingnya juga dalam tipe kepribadian manusia adalah empat fungsi psikologis manusia. Keempat fungsi psikologis kepribadian manusia itu antara lain;

berpikir, perasa, pengindra dan Intutitf. Fungsi berpikir berhubungan dengan relasi ide satu sama lain untuk mencapai suatu konsep umum atau suatu solusi dari suatu problem. Fungsi ini berhubungan juga dengan proses kognisi pikiran. Karena itu disebut juga fungsi idesional dan intelektualitas. Dengan fungsi ini manusia berusaha untuk memahami sifat dasar dunia dan diri mereka sendiri. Perasa

adalah fungsi evaluasi. Fungsi ini menilai apakah sesuatu dapat diterima atau ditolak berdasarkan baik atau tidak baik. Fungsi ini juga mengevaluasi apa yang kita inginkan dan yang tidak kita inginkan. Ia memberikan kepada manusia pengalaman subyektif akan kesenangan dan kesakitan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta. Fungsi berpikir dan perasa disebut Jung sebagai fungsi rasional

(38)

membuat penilaian: apakah suatu ide menyenangkan atau tidak disukai, indah atau buruk, menggairahkan atau membosankan.

Fungsi pengindra adalah suatu pengertian perseptif yang terdiri dari semua pengalaman sadar yang diproduksi oleh stimulasi organ-organ pengindraan seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Fungsi ini menghasilkan fakta konkrit atau representasi dunia. Intuitif adalah suatu pengalaman yang serta merta diberikan, bukan karena hasil berpikir atau perasa. Di sini tidak perlu penilaian atau evaluasi baik-buruk, benar-tidak. Ia adalah persepsi di mana dunia ketaksadaran berproses. Manusia Intuitif mengatasi fakta, perasaan, dan ide dalam penelitian mereka untuk menemukan esensi dari realitas. Fungsi pengindra dan fungsi intuitif disebut Jung sebagai fungsi-fungsi irrasional karena keduanya tidak membutuhkan sebab untuk bisa terjadi sesuatu. Kedua fungsi di atas adalah keadaan mental yang berkembang dari perubahan aksi stimulus individu. Perubahan ini tidak memiliki aturan atau tanpa maksud sebelumnya. Terminologi “Irrasional” yang digunakan untuk fungsi pengindra dan intuitif tidak

(39)

Tahun 1962, Isabel Myers meringkas buku tipe psikologi dari Jung dan bersama ibunya Katharyn Briggs membaharui tes: Myers-Briggs Type Indocator (MBTI) yang bertujuan untuk membuat sebuah psiko-tes yang dapat menggolongkan manusia sesuai dengan teori Jung sekaligus merumuskan teori Jung untuk penggunaan praktis. Teori Jung ini di rumuskan dalam setiap pertanyaan dan dalam setiap perkembangan dari tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dalam rumusan itu mereka memperluas sekaligus merumuskannya secara eksplisit sikap penilai dan pengamat, yang oleh Jung disinggung secara implisit. Mereka merasa penting untuk merumuskan preferensi ini karena dua hal, pertama: untuk menjelaskan identitas sikap dan tingkah laku bagi dunia luar. Kedua: sebagai penghubung Extraver dan Introver, sekaligus untuk mengidentifikasi fungsi dominan dan pembantu dari kedua orientasi dasar tersebut. Kelompok garis keras aliran Jung, tidak setuju dengan adanya tafsiran tambahan yang dibuat di atas, namun MBTI tetap diterima, diakui, dan digunakan secara luas sebagai salah satu psiko-test terbaik.

b. Konsep TeoriMyers Briggs Type Indicator

(40)

Masing-masing ada sisi positifnya tapi ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala kecenderungan MBTI. Berikut empat skala kecenderungan MBTI :

1) Extrovert (E) vs. Introvert (I).

Dimensi EI melihat orientasi energi individu ke dalam atau ke luar. Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Individu suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan back office.

2) Sensing (S) vs. Intuition (N).

(41)

memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang). Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan konsep, ide, dan visi jangka panjang.

3) Thinking (T) vs. Feeling (F)

Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten. Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan

4) Judging (J) vs. Perceiving (P).

(42)

diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.8

c. Type Kepribadian Menurut MBTI

1) ENFJ (Extroverted Feeling With Intuting)

Perasaan extrovert lewat intuisi. Tipe orang ini adalah suka bicara. Mereka cenderung melebih-lebihkan kawannya. Mereka akan menjadi orang tua yang baik, tapi enderung membiarkan diri mereka dimanfaatkan oleh orang lain. Mereka cocok menjadi :

Ahli terapi, guru, eksekutif perusahaan dan sales.

2) ENFP (Extroverted Intuiting With Feeling)

Pengintuisian extrovert lewat perasaan. Tipe orang ini suka hal-hal yang baru dan kejutan. Mereka sangat dikuasai oleh perasaan dan ekspresi. Mereka sangat peka dengan perubahan

(43)

tubuh dan mempunyai kesadaran diri yang baik. mereka cocok menjadi : Sales, politisi, dan aktor

3) ENTJ (Extroverted Thinking With Intuiting)

Berfikir ekstrovert dengan intuisi. Tipe kepribadian ini adalah orang yang suka dirumah dan berkumpul dengan keluarga. Mereka menyenangi organisasi dan struktur yang tertata. Tipe ini sangat cocok untuk eksekutif perusahaan dan administrator

4) ENTP (Extroverted Intuiting With Thinking)

Pengintuisian ekstrovert dengan berpikir. Tipe ini adalah orang yang hidup dan bersemangat, tidak cuek, dan tidak pula rapi. Sebagai pasangan, mereka sedikit tidak menyenangkan, khususnya seara ekonomi. Mereka cocok menjadi analis dan entertainer. Mereka juga cenderung ingin mengedepankan diri. 5) ESFJ (Extroverted Feeling With Sensing

Perasaan ekstrovert dengan mengindra. Tipe ini adalah orang yang menyukai harmoni. Mereka bisa tegas untuk menyatakan “ya atau tidak”. Mereka cenderung tergantung,

terutama pada orang tua dan kemudian pada keluarga. Mereka mengabdikan hati dan hidupnya untuk orang lain.

6) ESFP (Extroverted sensing with feeling

(44)

public relation dan sangat senang dengan telepon. Mereka tidak akan pernah menyenangi hal-hal akademis, terutama sains.

7) ESTJ (Extroverted thinking with sensing

Berfikir ekstrovert dengan mengindra. Mereka adalah pasangan yang bertanggung jawab, orang tua yang baik dan

pekerja yang loyal. Mereka bersifat realistis, mambumi, tapi dan menyayangi tradisi yang berlaku.

8) ESTP (Extroverted sensing with thinking)

Mengindra extrovert dengan berpikir. Tipe ini adalah orang yang berorientasi pada tindakan , kadang canggih, kadang sembrono, seperti James Bond. Sebagai pasangan, orang ini sangat menyenangkan dan hangat, tapi mereka lemah pada soal komitmen. Mereka dapat menjadi pengusaha atau artis yang baik.

9) INFJ (Introverted intuiting with feeling)

Pengintuitian introvert dengan perasaan. Tipe ini adalah pelajar atau pekerja serius yang benar-benar ingin punya andil. Mereka suka menyendiri dan mudah tersinggung. Mereka bisa menjadi pasangan yang baik dan seara fisik sangat menyenagkan. Mereka dianggap mampu memahami aspek kejiwaan orang lain.

Mereka dapat menjadi terapis, pengabdi masyarakat dan menteri

(45)

10) INFP (introverted feeling with intuiting)

Perasaan intreovert dengan intuisi. Mereka ini adalah orang-orang yang idealis, mau mengorbankan dirinya,sangat dingin dan mampu menahan diri. Mereka lebih mementingkan keluarga, tapi dengan cara yang santai. Anda akan menemukan

mereka berkiprah dibidang psikologi, arsitekturm, agama tapi

tidak dalam bisnis.

11)INTJ (Introverted intuiting with thinking)

Pengintuisian dengan berfikir. Ini adalah tipe yang paling independen dibanding tipe-tipe yang lain. Mereka menyenangi logika dan gagasan baru serta mau terjun kedalam penelitian ilmiah. Tapi tidak jarang diantara mereka menjadi orang yang picik.

12)INTP (introverted thinking with intuiting)

Berpikir introvert dengan intuisi. Orang ini dapat dipercaya, selalu berpikir masak-masak, dan pemaaf serta sangat mencintai buku. Mereka cenderung sangat hemat dengan bahsa yang dipakai, menyenangi logika dan matematika. Mereka cocok jadi filosof atau ilmuan teoritis, tapi tidak tepat menjadi penulis atau sales. 13)ISFJ (Introverted sensing with feeling)

(46)

yang akan dikerjaan. Mereka cocok menjadi perawat, guru, sekretaris, pustakawan , manager, menejr menengah dan ibu

rumah tangga.

14)ISPF (Introverted feeling with sensing)

Perasaan introvert dengan mengindra. Mereka ini adalah orang yang pemalu dan cepat lelah, tidak suka bicara tapi senang pekerja fisik. Mereka cocok jadi pelukis, pematung, komposer, dan penari (seni seara umum), dan mereka mencintai alam.

Mereka ini tidak terlalu peduli dengan komitmen. 15)ISTJ (Introverted sensing with thinking)

Perasaan introvert dengan berfikir. Mereka ini adalah tulang punggung kekuatan. Mereka saling berusaha mengubah pasangan atau orang lain. Mereka cocok menjadi praktisi bank, auditor, akuntan, analis pajak, pengawas perpustakaan, dan

rumah sakit, pebisnis, dan sebagainya.

16)ISTP (Introverted thinking with sensing)

(47)

senang berkomunikasi dan kerap didiagnosis sebagai orang yang hiperaktif. Biasanya orang semacam ini tidak pintar disekolah.9 d. ManfaatMyers Briggs Type Indicator

1) Untuk Bimbingan Konseling, tes ini sangat berguna untuk pengembangan karir, dan dapat juga digunakan untuk panduan untuk memilih pendidikan ke jenjang selanjutnya bahkan profesi yang sesuai dengan kepribadian.

2) Untuk Pengembangan diri, dengan tes MBTI, individu dapat melihat kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri sendiri. Individu dapat lebih fokus untuk mengembangkan kelebihan dan memperbaiki sisi negatif dalam diri.

3) Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik Tes MBTI juga dapat memperbaiki hubungan dan cara pandang individu terhadap orang disekitarnya. Individu akan dapat memahami dan menerima perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.

3. I Am Super Student

I Am Super Student adalah kegiatan motivasi individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kegiatan motivasi ini digunakan untuk menyadarkan siswa akan pentingnya cita-cita dan usaha dalam meraihnya. Dalam kegiatan ini menumbuhkan rasa percaya diri siswa menjadi fokus sebagai bekal meraih cita-cita dan menghadapi persaingan intelektual di

9

(48)

Sekolah. I Am Super Student ini terdiri beberapa tahapan, sebagai berikut :

a. Positif Thinking. Berfikir positif, akan membentuk kita seebagai pribadi yang lebih baik. Pemikiran yang positif, akan menciptakan kata-kata yang baik dan tindakan yang baik. Ketika kata-kata dan tindakan yang baik itu menjadi kebiasaan akan menjadikan karakter kita menjadi lebih baik.

b. Good Habit (kebiasaan yang baik). Jika kita melakukan kebiasaan yang baik, maka secara otomatis karakter kita akan ikut menjadi karater yang baik. Penanaman bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi buah untuk hari esok. Seperti halnya kata-kata yang sering kita dengar bahwasanya apa yang kita capai hari ini adalah buah dari kebiasaan kita 5 tahun yang lalu. Menuliskan rencana kegiatan yang positif dan berusaha melakukannya dengan setiap hari akan membuat individu terbiasa dan akan membuat karakter yang baik pada individu, tidak hanya membentuk karater yang baik menuliskan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari juga akan memberikan kita motivasi agar lebih teratur dalam melakukan kegiatan sehingga akan selesai tepat waktu. Good habit juga merupakan kegiatan untuk memantaskan diri sebagai individu dengan cita-cita tinggi.

(49)

meraih cita-cita kita. Dalam materi ini pemateri menekankan poin penting, antara lain :

1) Manusia itu spesial dan unik. Menyadari keunikkan dan spesial kita untuk menjadikan hal tersebut peluang keberhasilan kita. 2) Tidak ada seorangpun di dunia ini diciptakan oleh Allah sama

dengan yang lainnya. Oleh karena itu kita harus meyakini bahwasanya setiap individu mempunyai kelebihan sendiri yang pasti akan berbeda dengan individu lainnya.

3) Setiap orang adalah yang terbaik. Allah SWT menciptakan manusia adalah sebaik-baiknya manusia, yang menjadikan manusia buruk adalah dirinya sendiri. Menjadi terbaik memang sulit, namun kebiasaan yang baik akan membentuk kita sebagai individu yang baik, yang mampu bersaing dengan orang-orang baik diluar sana. Minder adalah sebuah kegiatan yang akan menghambat kita untuk mencapai masa depan dan kesuksesan kita.

(50)

e. Impian dan Cita-Cita, impian dan cita-cita itu mengarahkan tindakan. Kita bisa menjadikan impian kita sebagai motivasi kita. Berpedoman pada motto “gagal itu biasa, bangkit itu luar biasa”.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. IMPLEMENTASI MBTI UNTUK PENGEMBANGAN KARIR MAHASISWA: STUDI PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING oleh Farida Agus Setiawati, Agus Triyanto, dan Nanang Erma Gunawan, Universitas Negeri Yogyakarta. Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penggunaan alat tes Myers Briggs Type Indicator. Sedangkan, perbedaan terletak pada tujuan penggunaan alat tes. Jika pada penelitian tersebu menggunakan alat tes Myers Briggs Type Indicator untuk mengetahui perbedaan mahasiswa bimbingan konseling. Penelitian ini menggunakan alat tes Myers Briggs Type Indicator untuk mengetahui minat siswa agar lebih mudah mengarahkan siswa dalam pengambilan keputusan karier.

2. PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PENDEKATAN

MYERS BRIGGSTYPE INDICATOR UNTUK MENINGKATKAN

(51)

jika pada penelitian tersebut menggunakan lokasi siswa di Sekolah, maka penelitian ini menggunakan siswa yang ada didesa dengan latar belakang sekolah yang berbeda.

3. PENGARUH KESESUAIAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA MAHASISWA AKUNTANSI oleh Putu Apriyani P, Universitas Udayana. Persamaan penelitian terebut dengan penelitian ini adalah penggunaan alat tes Myers Briggs Type Indicator untuk mengetahui kepribadian dan minat kerja. Namun, perbedaan terletak pada penggunaan hasil test. Jika hasil tes Myers Briggs Type Indicator

penelitian tersebut digunakan untuk melihat kesesuaian kinerja dengan kepribadian, maka pada penelitian ini menggunakan hasil tes Myers Briggs Type Indicator untuk melihat minat dan kepribadian siswa untuk mengarahkan siswa mengambil keputusan karier.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Di katakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian.10

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012) cet.

(52)
(53)

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Lokasi Objek Penelitian

1. Sejarah

a. Legenda Desa

Dari berbagai sumber sejarah, asal-usul Desa Ngembung terdapat banyak versi. Namun yang paling kuat adalah, konon menurut legenda Desa Ngembung adalah desa yang makmur, gemah ripah loh jinawi. Pada suatu ketika dalam pesta panen yang dilaksanakan untuk mensyukuri hasil panen yang berlimpah, makanan yang dimasak oleh juru masak ternyata kurang matang. Masyarakat tidak menghiraukan hal itu dan diantaranya makanan yang kurang matang itu beramai-ramai. Dan stelah makan, hampir seluruh warga desa perutnya jadi kembung. Dari situlah desa ini dinamai desa Ngembung.

(54)

aneh-aneh salah satunya Ngidam Legen. Habis minum haus (bahasa Jawa : ngelak) lagi, diberi lagi haus lagi dan air yang diminta itu adalah air legen, tidak mau air biasa. Karena itu dinamai Dusun Klagen.

b. Sejarah Pemerintahan

1) Tahun 1985-1995 Kepala Desa Sardi

2) Tahun 1996-2006 Kepala Desa Suprapto. Pembangunan fisik yang telah dilakukan yaitu ; pendalaman telaga, penelengsengan dan pengkerasan jalan di Dusun Ngembung. 3) Tahun 2007- sekarang. Kepala Desa Nanik Supranti.

Pembangunan fisik yang telah dilakukan yaitu : Pembangunan gedung TK, Sanitasi di Dusun Kemendung, penelengsengan telaga di dusun Ngembung, Pipanisai di Dusun Ngembung dan Klagen, Renovasi Balai Desa dan Pos Kamling.

2. Kondisi Desa a. Demografi

Desa Ngembung secara Struktural merupakan bagian legal dari wilayah Kecamatan Cerme, batas-batas Desa Ngembung adalah: di sebelah utara : desa Dampa’an, disebelah timur : Desa

(55)

b. Keadaan Ekonomi

Kegiatan perekonomian yang didasarkan pada aktivitas penduduki di Desa Ngembung yang berkaitan dengan mata pencaharian sebagian besar adalah bergerak di bidang : pertanian, buruh tani, dan sebagian kecil bergerak dibidang jasa dan industri kecil.

c. Keadaan Sosial

Jumlah penduduk Desa Ngembung pada tahun 2008-2014 sebanyak 2.192 jiwa yang terbagi kedalam 558 Kepala Keluarga. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin menjelaskan jumlaj penduduk laki-laki pada tahun 2008-2014 sebanyak 1.113 jiwa, lebih banyak dibandingkan perempuannya sebanyak 1.079 jiwa.

Untuk melihat dengan jelas tentang demografi desa Ngembung dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Demografi Desa Ngembung

Jenis kelamin Laki-Laki 1.113 Jiwa

Perempuan 1.079 Jiwa

Jumlah kartu keluarga perkepala

558 Jiwa

Jumlah rumah 508 Bangunan

Agama dan keyakinan Islam 2.197 jiwa

(56)

Mata Pencaharian Pegawai negeri 25 jiwa

TNI/POLRI 2 Jiwa

Karyawan swasta 224 jiwa

Wiraswasta/Pedagang 65 jiwa

Petani 335 jiwa

Buruh tani 215 jiwa

Pertukangan 25 jiwa

Pensiunan 25 jiwa

Pendidikan TK 116 jiwa

SD 125 jiwa

SMP 145 jiwa

SMA 162 jiwa

Akademi 15 jiwa

Sarjana 17 jiwa

3. Kondisi Pemerintahan Desa a. Pembagian Wilayah Desa

1) Dusun Ngembung : 5 RT dan 1 RW 2) Dusun Kemndung : 3 RT dan 1RW 3) Dusun Klagen ; 2 RT dan 1 RW

(57)

b. Luas Desa Ngembung

Luas Desa : 170.340 Ha Dengan rincian sebagai berikut : Tanah Sawah : 111.0 Ha Perumahan : 35,5 Ha Pekarangan : 17,1 Ha

4. Visi dan Misi Desa

Visi

“desa Ngembung yang aman, Sejahtera dan Agamis”

Misi

a. Mewujudkan masyarakat yang beriman bertaqwa dan beraqlakul karimah.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengenali, menganalisis sekaligus mencari pemecahan terhadap masalah prioritas pembangunan desa terutama di bidang fisik prasarana ekonomi dan sosial budaya.

c. Meningkatkan kwalitas pelayanan umum dan pelayanan kebutuhan dasar warga desa terutama di bidang pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar.

(58)

e. Mewujudkan tata pemeritahan yang baik dan berkualitas.

f. Mengembangkan penguatan kelembagaan petani dan pengembangan ekonomi desa dengan titik berat ekonomi kerakyatan.

g. Mewujudkan kondisi desa yang aman, tertib, tentram dan damai.

5. Sarana dan Prasarana a. Fasilitas Pendidikan

Gedung SD : 1buah - TPQ : 3 buah Gedung TK : 1 buah - PAUD : 1 buah

Dengan kondisi tersebut maka masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke tingkat SLTP dan seterusnya harus keluar Desa Ngembung.

b. Fasilitas Kesehatan

Keberadaan bidan memang betul-betul dirasakan dalam memberkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk membantu pelayanan dalam persalinan Ibu melahirkan, sebagian masyarakat masih memanfaatkan keberadaan dukun bayi yang sudah terlatih.

(59)

Mushola : 2 buah

(60)
(61)

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan

Pendekatan Myers Briggs Type Indicator Terhadap Kemampuan

Memilih Karir Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung, Kecamatan

Cerme, Kabupaten Gresik.

Pada tahap pelaksanaan, sebelum diberikan perlakuan (Treatment) peneliti memberikan angket kuisioner kepada 30orang siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan pemilihan karier siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Setelah memberikan Pre-Test, selanjutnya peneliti memberikan test Myers Briggs Type Indicatoruntuk mengetahui tipe kepribadian, bidang karir yang cocok serta gaya komunikasi individu. Setelah melakukan dua tahap tersebut, peneliti akan membagi populasi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama sebanyak 15 siswa yang akan menjadi kelas eksperimen, kelas ini akan diberikan perlakuan (treatment) dan 15 siswa yang akan menjadi kelas kontrol dan tidak diberikan perlakuan (Treatment). Sebelum melakukan treatment, telebih dahulu peneliti melakukan wawancara sebagai proses identifikasi masalah.

(62)

a. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan yang akan dipilih?

b. Sekolah manakah yang akan menjadi pilihan atau proritas utama? c. Seberapa besar keyakinan anda untuk masuk ke sekolah pilihan

anda?

d. Apakah ada kendala bagi anda untuk masuk ke sekolah pilihan Anda?

Setelah melakukan sesi wawancara kepada 15 sampel dalam kelas eksperimen, peneliti mengkaji hasil wawancara dan mengkelompokkan masalah yang ditemukan dari 15 sample untuk melakukan konseling. Setelah melakukan wawancara, peneliti memberikan treatment kepada 15 orang sample dalam kelas eksperimen.

Treatment yang diberikan peneliti berupa kelas motivasi. Perlakuan (Treatment) dilaksanakan selama satu kali pertemuan, 15 siswa dibagi sesuai sekolah masing-masing. Adapun uraian perlakuan (Treatmen) yang diberikan kepada siswa, sebagai berikut :

(63)

pemateri berdialog kembali dengan audience apakah materi sudah bisa dilanjutkan atau belum.

b. Treatment ”I Am Super Student”. Sesi ini dibawakan secara non formal, alasan penyampaian dengan metode non formal bertujuan untuk menciptakan suasana yang santai dan bersahabat agar siswa bisa lebih nyaman dengan pemateri yang tidak lain adalah peneliti, sehingga siswa tidak sungkan untuk bertanya atau konsultasi lebih lanjut. I Am Super Student adalah materi yang disampaikan dalam treatment, adapun materiI Am Super Student, sebagai berikut :

1) Positif Thinking. Berfikir positif, akan membentuk kita seebagai pribadi yang lebih baik. Pemikiran yang positif, akan menciptakan kata-kata yang baik dan tindakan yang baik. Ketika kata-kata dan tindakan yang baik itu menjadi kebiasaan akan menjadikan karakter kita menjadi lebih baik.

2) Good Habit (kebiasaan yang baik). Jika kita melakukan kebiasaan

(64)

karakter yang baik pada individu, tidak hanya membentuk karater yang baik menuliskan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari juga akan memberikan kita motivasi agar lebih teratur dalam melakukan kegiatan sehingga akan selesai tepat waktu. Good habit juga merupakan kegiatan untuk memantaskan diri sebagai individu dengan cita-cita tinggi.

3) Be Your Self (menjadi diri sendiri). Peneliti menekankan bahwasanya menjadi diri sendiri itu penting karena dengan kita menjadi diri sendiri berarti kita mempunyai kepercayaan diri untuk mengantarkan kita meraih cita-cita kita. Dalam materi ini pemateri menekankan poin penting, antara lain :

(a) Manusia itu spesial dan unik. Menyadari keunikkan dan spesial kita untuk menjadikan hal tersebut peluang keberhasilan kita.

(b) Tidak ada seorangpun di dunia ini diciptakan oleh Allah sama dengan yang lainnya. Oleh karena itu kita harus meyakini bahwasanya setiap individu mempunyai kelebihan sendiri yang pasti akan berbeda dengan individu lainnya.

(65)

membentuk kita sebagai individu yang baik, yang mampu bersaing dengan orang-orang baik diluar sana. Minder adalah sebuah kegiatan yang akan menghambat kita untuk mencapai masa depan dan kesuksesan kita.

4) Never Give Up (pantang menyerah). Ketika sedang berjalan tersandung atau jatuh maka kita harus berdiri untuk mencapai tujuan kita. Seperti halnya cita-cita, dalam kita akan menghadapi cobaan bahkan kegagalan dalam menapai cita-cita, tapi kita harus bangkit agar kita dapat meraih tujuan tertinggi kita.

5) Impian dan Cita-Cita, impian dan cita-cita itu mengarahkan

tindakan. Kita bisa menjadikan impian kita sebagai motivasi kita. Berpedoman pada motto “gagal itu biasa, bangkit itu luar biasa”.

setelah melakukan treatment dan Sharing peneliti memberikan post-test untuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling karir dengan pendekatan myers briggs type indicator terhadap kemampuan memilih karir siswa kelas 9 di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

(66)

2. Hasil Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan

Pendekatan Myers Briggs Type Indicator Terhadap Kemampuan

Memilih Karir Siswa Kelas 9 Di Desa Ngembung, Kecamatan

Cerme, Kabupaten Gresik.

Hasil wawancara sebelum melakukan treatment, peneli menemukan masalah dari siswa yang sebagaian besar memilki kesamaan, antara lain

a. Siswa tidak yakin dengan kemampuan memilih sekolah mengeah atas atau sekolah menengah kejuruan negeri, karena melihat dari asal sekolah.

b. Ketakutan biaya masuk sekolah negeri yang mahal. c. Jarak antara rumah dan sekolah yang terlampau jauh.

d. Memilih sekolah karena banyak teman yang akan masuk ke sekolah tujuan.

e. Siswa banyak berfikir “masuk Sekolah Menengah Kejuruan akan

langsung kerja dan tidak bisa kuliah, sedangkan kalo masuk Sekolah Menengah Atas tidak bisa langsung kerja karena harus kuliah”

f. Pemilihan jurusan yang membuat bingung siswa.

(67)

Informasi tersebut didapatkan langsung dari siswa yang diberikan tindakan (treatment).

Pemberian konseling berupa informasi dilakukan peneliti dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sample kelas eksperimen dalam hal sekolah lanjutan. Peneliti selalu mendampingi siswa pada kelas eksperimen sampai pada siswa yakin akan pilihan sekolah dan jurusan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan Konseling Karir Dengan Pendekatan Myers Briggs Type Indicator Terhadap Kemampuan Memilih Karir Siswa Di Desa Ngembung, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Maka peneliti menyebar angket lagi sesudah melakukan tindakan dan peneliti metabulasi data sehingga data memungkinkan untuk diketahui.

(68)

pengukuran sikap saja. Tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya. Sehingga jenis ini lebih fleksibel.1

Untuk menghindari bias dalam pengumpulan data santri, maka item angket dirancang dalam bentuk favourable dan unfavourable. Item angket yang berbentuk favourable. Pertanyaan favourable adalah pertanyaan yang menunjukkan sikap selalu dan positif sedangkan unfavourable adalah pernyataan yang menunjukkan sikap yang tidak pernah/negatif. Adapun penilaian untuk item favourable dan unfavourable sebagaimana yang terlampir dalam table yang tertera di bawah ini, semakin tinggi nilai yang diperoleh responden, maka semakin tinggi kemampuan pengambilan keputusan karir siswa, adapun Skoring skala angket sebagai berikut:

Tabel 3.2 nilai Favourable dan Unfavourable

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hal. 98

Favourable

Sangat Tidak Setuju 1

Unfavourable

Gambar

Tabel 1.1 Keterangan Struktur Non Equivalent Control Grup
Tabel 3.1 Demografi Desa Ngembung
Tabel 3.2 nilai  Favourable dan Unfavourable
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pembuatan Keputusan Karir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor utama atau yang sangat dominan dalam pemilihan varietas unggul sebagai prferensi adalah mudah memperoleh bibit, mempunyai daya tumbuh tinggi, produksi tinggi,

Misalnya apabila volume kegiatan dan volume penjualan diperbesar dua kali lipat maka biaya terhadap bahan baku rotan yang dibutuhkan akan menjadi dua kali lipat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang nyata baik secara tunggal maupun interaksi antara pemberian mikoriza asbuskula spesifik lokal dan

[r]

Pasca diberlakukannya Normalisasi Kegiatan Kampus dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) pada 1974, praktis ruang gerak mahasiswa baik internal maupun ekstra

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi terhadap karakteristik aspal AC-WC melalui marshall test yang di rendam oleh dua

Penelitian dengan judul “ Pengembangan Program Intervensi Dini Bersumberdaya Keluarga untuk Mengoptimalkan Kemampuan Komunikasi.. Anak Autis” merupakan produk hipotetik yang

hitung sebesar -10,151 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000<0,05) dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif sebesar -52,961; maka penelitian ini