• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010084 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010084 10."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

x RINGKASAN

Larva tungau hama B. phoenicis merupakan stadium yang paling banyak merusak tanaman teh, karena memiliki durasi hidup lebih lama dibandingkan stadia telur dan imago. Dengan melihat proporsi larva, yaitu rasio kelimpahan larva terhadap total kelimpahan dari telur, larva dan imago dapat diprediksi perkembangan populasi hama B. phoenicis. Guna mencegah perkembangan populasi hama B. phoenicis diatas batas ambang ekonomi pada tanaman teh maka diperlukan pelepasan musuh alami yang telah dikembangbiakan di laboratorium dalam jumlah besar dengan teknik augmentasi inudatif. Adanya praktek augmentasi inundatif ini di PTPN IX kebun Semugih diperkirakan memberikan dampak terhadap proporsi larva tungau hama B. phoenicis.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek augmentasi inundatif A. deleoni

terhadap proporsi larva B. phoenicis dan mengetahui klon apa yang paling rentan terhadap serangan tungau hama B. phoenicis. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu tungau predator A. deleoni yang didapat dari hasil pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan yang dicobakan yaitu P1 sebagai acuan dengan rasio perbandingan predator : mangsa 1:3, P2 sebagai perlakuan tinggi dengan rasio perbandingan predator : mangsa <1:3, dan P3 sebagai perlakuan rendah dengan rasio perbandingan predator : mangsa >1:3 dengan 3 kali ulangan , sekaligus sebagai blok yaitu Klon TRI 2024, Klon Gambung, dan Klon TRI 2025. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan tingkat kesalahan 10% dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi yang nyata antara klon dengan kepadatan B. phoenicis. Kesimpulan yang dapat disampaikan bahwa augmentasi inundatif yang dilakukan pada berbagai klon di PTPN IX Semugih Pemalang mampu menurunkan proporsi larva B. phoenicis. Klon teh yang paling rentan terhadap serangan tungau hama B. phoenicis adalah TRI 2025.

Kata Kunci : Proporsi larva, augmentasi inundatif, klon

(2)

xi SUMMARY

Larva stage of mite pest B. phoenicis is the stage that mostly destroys tea plant, because it has a longer life duration compared to egg and imago stages. By observing larva proportion, which was ratio of larva density to total density of egg, larva and imago, the population development of B. phoenicis pest can be predicted. To prevent the population development of B. phoenicis pest above the economic threshold for tea plant, it was ncecessary to release natural enemy that had been laboratorily breeded in large numbers with inundative augmentation technique. The application of this inudative augmentation in PTPN IX kebun Semugih was considered to affect the proportion of larval pest mite B. phoenicis. The aim of this study is to find out the effect of inundative augmentation on A. deleoni in controlling the larval proportion of B. phoenicis and to know which clone that had the highest resistance against pest mite B. phoenicis attack. Materials used in this research were predator mite A. deleoni acquired from breeding. This study used experimental method with grouped randomized design (RAK). Treatments applied were P1 as control with ratio of predator : prey 1:3, and P2 as high treatment with ratio of predator : prey <1:3, and P3 as low treatment with ratio of predator : prey >1:3 with 3 repetitions, including blocks which were Tri 2024 Clone, Gambung Clone, and Tri 2025 Clone. Data acquired was then analyzed using analysis of variance (F test) and followed by Duncan test at an error rate of 10% and 20%. Results showed inundatif augmentation performed at various clones in PTPN IX Semugih Pemalang able to reduce the proportion of larvae of B. phoenicis. Tea clones are most vulnerable to attack pest mites B. phoenicis is TRI 2025.

Keywords : Larva proportion, inundative augmentation, clone

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan kepekaan terhadap senyawa bioaktif di antara stadia perkembangan yang berbeda dalam daur hidup serangga (antara telur, larva, pupa, dan imago) dapat dikaitkan

Analisis Ragam populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9 (Tranformasi √x) .... Data Populasi Imago per Plot Berbagai Varietas

Daur hidup dapat diketahui dengan menjumlahkan lama stadium telur, larva, pupa, dan waktu sejak imago terbentuk hingga meletakkan telur..

Satu sampai dua hari setelah kawin, imago betina akan meletakkan telur pada pakan larva atau substrat lain yang dekat dengan pakan larva.. Telur yang telah diletakkan

Di samping itu bila dilihat awal fase penyerangan maka kedua jenis parasitoid larva tersebut merupakan parasitoid penting setelah parasitoid telur di dalam mengendalikan populasi

Serangga parasitoid akan meletakkan ovipositornya pada bagian tubuh serangga inang agar telur larva parasitoid dapat berkembang menjadi imago sesuai dengan siklus hidup larva

Waktu perkembangan yang diperlukan serangga hama dari telur hingga muncul imago baru berbeda-beda pada setiap tingkatan suhu ruang dan tingkat kelembaban.. dominica mencapai

Pengukuran panjang dan lebar tubuh setiap fase perkembangan pradewasa parasitoid telur, larva, pupa dan imago dilakukan dengan metode morfometri pada aplikasi ZLD ToupView 3.7..