• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2011 - 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2011 - 2015"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era otonomi yang berorientasi pada kemandirian

daerah sesuai semangat yang tertuang pada Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah

terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2007 dan

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka azas-azas

transparansi dan akuntabilitas dengan melibatkan partisipasi

pemangku kepentingan pemerintah daerah, legislatif, pihak swasta dan

masyarakat harus menjadi dasar utama dalam upaya mewujudkan

tujuan pembangunan daerah dalam memanfaatkan potensi-potensinya

dengan optimal. Otonomi Daerah dilaksanakan ke arah mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, meningkatkan peran serta masyarakat dan

daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan, kearifan lokal suatu daerah

dalam suatu sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam

pelaksanaan otonomi daerah tersebut efisiensi dan efektifitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah harus lebih ditingkatkan.

Pengembangan Kabupaten Ponorogo untuk kurun waktu lima

tahun kedepan diarahkan kepada perwujudan Masyarkat Ponorogo

yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan berlandaskan nilai-nilai

Ketuhanan dalam rangka mewujudkan Rahayuning Bumi Reog, yakni

sebuah kabupaten yang kehidupan masyarakatnya dilingkupi oleh

(2)

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam koridor pelaksanaan

otonomi daerah.

Paradigma pembangunan yang menjadi acuan pembangunan

daerah, dalam perkembangannya mulai terjadi pergeseran dari

orientasi pertumbuhan ekonomi semata menuju ke orientasi

pembangunan yang partisipatiif dan berkelanjutan disertai adanya

tuntutan pertanggung-jawaban terhadap proses pembangunan serta

hasil-hasilnya yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah

dengan didasarkan pada asas kepastian hukum; tertib

penyelenggaraan Negara; kepentingan umum; keterbukaan;

proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan asas

efektifitas.

Perbaikan kinerja pemerintah menjadi isu yang semakin

penting untuk segera mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Hal

ini disebabkan tuntutan perkembangan lingkungan global baik nasional

maupun antar daerah yang menuntut pemerintah untuk semakin

meningkatkan daya saing dalam kerangka pasar bebas (free trade)

dan globalisasi. Pemerintah dituntut harus mampu memberikan

pelayanan di segala bidang terutama pelayanan publik yang sebaik

mungkin, efektif dan efisien serta terjangkau baik kepada masyarakat

maupun kepada pihak-pihak investor.

Pemerintah yang memiliki kinerja yang kurang optimal dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat akan sangat

mempengaruhi kinerja pemerintah secara umum dan masyarakat

secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan daya saing suatu

daerah pada era globalisasi. Daya saing suatu daerah sangat

ditentukan oleh kontribusi pemerintah, pihak swasta dan partisipasi

masyarakat dalam menentukan berbagai kebijakan atau aturan,

program-program dan kegiatan yang mampu mendorong peningkatan

(3)

berbagai regulasi yang dibuat oleh pemerintah tidak responsive dan

kurang dapat memberikan perlindungan bagi seluruh stake holder

dapat dipastikan akan sangat mempengaruhi daya kompetisi dan

kompetensi masyarakat di suatu daerah.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, urusan wajib

yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota meliputi :

1. Pendidikan ;

2. Kesehatan ;

3. Pekerjaan Umum ;

4. Perumahan ;

5. Penataan Ruang ;

6. Perencanaan Pembangunan;

7. Perhubungan ;

8. Lingkungan Hidup ;

9. Pertanahan ;

10. Kependudukan dan Catatan Sipil ;

11. Pemberdayaah Perempuan dan Perlindungan Anak ;

12. Keluarga Berencana dan Sejahtera ;

13. Sosial ;

14. Ketenagakerjaan ;

15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ;

16. Pananaman Modal Daerah ;

17. Kebudayaan ;

18. Pemuda dan Olahraga ;

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ;

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah ;

21. Ketahanan Pangan ;

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ;

23. Statistik ;

(4)

25. Komunikasi dan Informatika ;

26. Perpustakaan.

Salah satu tujuan dari dilaksanakannya otonomi daerah

adalah perbaikan kinerja pemerintah daerah yang pada akhirnya akan

berujung pada baiknya kinerja pemerintah secara keseluruhan.

Pelaksanaan otonomi daerah yang dititik-beratkan pada Pemerintah

Kabupaten/Kota, dengan tuntutan konsekuensi terhadap kemandirian

dari Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan proses

pembangunan di daerah.

Komponen organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang

berfungsi mengelola perencanaan pembangunan di daerah adalah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), hal tersebut

sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 11

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Ponorogo. Dengan demikian, BAPPEDA sebagai

Satuan Kerja Perangkat Daerah menjadi sebuah organisasi

pemerintah daerah Kabupaten yang mempunyai peranan penting dan

strategis dalam perencanaan pembangunan daerah sebagaimana

diamanatkan oleh undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Dalam melaksanakan proses pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable), efektif, efisien diperlukan berbagai input

yang meliputi data-data, informasi, survei secara seksama maupun

penampungan aspirasi masyarakat. Perencanaan Strategis yang

disusun oleh masing-masing SKPD termasuk BAPPEDA harus

senantiasa mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(5)

ditetapkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan daerah Kabupaten

Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010.

Lebih lanjut untuk merencanakan pembangunan daerah dalam

era otonomi daerah, akan relevan apabila BAPPEDA memperhatikan

bahwa perubahan di era global ini seringkali sulit dipahami dan

diprediksi (unpredictable), penuh ketidakpastian (uncertainly), dan

makin berkait begitu banyak faktor (interconnectedness). Dengan

adanya kondisi seperti tersebut, maka BAPPEDA dituntut harus

mampu memunculkan pemikiran-pemikiran yang strategis dan

berorientasi pada lingkungan internal maupun eksternal organisasi

demi untuk meningkatkan kinerjanya yang secara keseluruhan

bersumber pada konsep-konsep manajemen atau perencanaan

strategis (strategic planning/ management) dan pada hakekatnya

adalah menuntut adanya integrasi dan koordinasi seluruh komponen

organisasi.

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah

awal untuk melakukan pengukuran kinerja suatu instansi pemerintah,

oleh karena itu dalam rangka penyusunan Rencana Strategis

diperlukan integrasi berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi keahlian sumber

daya manusia, kondisi potensi dan kekuatan kelembagaan organisasi,

serta faktor-faktor dominan atau faktor kunci lain yang berpengaruh

terhadap Rencana Strategis (Renstra). Berbagai faktor tersebut

sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi, misi,

tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

Daerah.

Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah dokumen

perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah Jangka Menengah 5

(6)

program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang disusun dengan merujuk

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dan bersifat indikatif.

Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kabupaten Ponorogo berpedoman pada Peraturan

Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Ponorogo Tahun 2010–2015.

Berdasarkan Pasal 15 ayat (3) dan Pasal 19 ayat (4)

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah wajib menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah untuk menjamin keterkaitan, konsistensi dan

keberlanjutan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi serta menjamin tercapainya penggunaan

sumber daya secara terencana, efisien, efektif, berkeadilan dan

berkelanjutan. Di samping itu, sesuai Diktum Kedua Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, disebutkan setiap instansi pemerintah sampai tingkat

eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk melaksanakan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud

pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan

penyusunan rencana anggaran. Perubahan mendasar tersebut

meliputi aspek-aspek pendekatan penganggaran dan prospektif jangka

menengah, penerapan anggaran secara terpadu dan penerapan

penganggaran berdasarkan kinerja. Mengacu kepada perubahan

(7)

lebih menjamin peningkatan keterkaitan antara proses perencanaan

dan penganggaran. Sebagai tindak lanjut ketentuan tersebut,

BAPPEDA Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu penyelenggara

pemerintahan wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi serta kewenangan lainnya berdasarkan perencanaan

strategis yang dirumuskan sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut,

BAPPEDA Kabupaten Ponorogo menyusun Renstra sebagai pedoman

dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) setiap tahun selama kurun

waktu 2011 - 2015.

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis 2011-2015

adalah sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja (Renja) Bappeda

yang memuat kebijakan, program, kegiatan dan tolak ukur kinerja

kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam mencapai

Visi, Misi dan Tujuan Organisasi.

Renstra Bappeda adalah dokumen perencanaan jangka

menengah terhitung mulai tahun 2011 sampai tahun 2015, yang

ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus acuan bagi

segenap komponen Bappeda dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan

Bappeda sesuai tugas pokok dan fungsinya yang merupakan bagian

integral dari tujuan pembangunan daerah yang disusun bersama

dalam dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015,

sehingga diharapkan segala upaya yang dilakukan oleh seluruh

komponen Bappeda akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu,

berkesinambungan dan saling melengkapi satu dengan lainnya di

(8)

Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan berlandaskan

nilai-nilai Ketuhanan dalam mewujudkan Rahayuning Bumi Reog”.

Peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah berkaitan

dengan bagaimana kegiatan pemerintahan dan pembangunan itu

seharusnya diorganisir sehingga dapat menghasilkan tatanan

organisasi yang benar-benar mampu mengemban visi dan misi

pemerintah daerah. Di samping adanya kejelasan visi dan misi dari

setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah, faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam peningkatan kinerja adalah strategi yang

relevan dan senantiasa mengikuti perkembangan daerah.

Dengan berpedoman pada strategi organisasi, maka garis

wewenang, saluran komunikasi dan arus informasi serta mekanisme

perencanaan dapat disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan

pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik. Dalam melaksanakan

berbagai pilihan-pilihan alternatif yang berkaitan dengan pembangunan

daerah, tentu akan didasarkan pada pemilihan isu-isu strategis dalam

menentukan prioritas kegiatan dan ini menjadi tolak ukur kinerja

sekaligus tantangan mendasar yang dihadapi setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah dalam peningkatan kinerjanya.

Perubahan Isu strategis yang dihadapi oleh setiap Satuan

Kerja Perangkat Daerah dapat terjadi karena adanya perubahan

lingkungan eksternal maupun internal. Selain itu dapat pula

disebabkan karena adanya perubahan Visi dan Misi Satuan Kerja

Perangkat Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen

perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)

tahun, memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan

(9)

Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan

rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo

Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 –

2015. Renstra–SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan

Kerja Perangkat Daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah.

Setelah Renstra SKPD ditetapkan Kepala Satuan Kerja Perangkat

Daerah menyiapkan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renja-SKPD) yang merupakan dokumen perencanaan Satuan Kerja

Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang

dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi SKPD dengan mengacu kepada rancangan

awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

2. Tujuan

Tujuan disusunnya Rencana Strategis adalah untuk :

a. Menjadikan dasar acuan penyusunan kebijakan, program dan

kegiatan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kurun

waktu 5 (lima) tahun ke depan;

b. Mewujudkan kesamaan pandangan, sikap dan komitmen

bersama antara pimpinan dan staf didalam memberikan yang

terbaik bagi bappeda agar dapat melaksanakan tugas, fungsi

dan tanggung jawabnya dengan baik melalui perumusan

bersama visi, misi, tujuan, dan strategi yang akan dilaksanakan

(10)

c. Menciptakan keterpaduan pelaksanaan akuntabilitas kinerja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Ponorogo sebagai wujud pertanggung-jawaban dalam mencapai

visi dan misi Kabupaten Ponorogo;

d. Memberikan pedoman pencapaian kinerja dalam melaksanakan

program dan kegiatan pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Tahun 2011-2015.

Penyusunan Renstra BAPPEDA Tahun 2011–2015

dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan yang memuat visi, misi,

maksud, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi (tupoksi)

BAPPEDA serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat

indikatif, yang digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana

Kerja BAPPEDA yang dibuat setiap tahunnya. Rencana Strategis

BAPPEDA Tahun 2011 – 2015 juga disusun dengan tujuan

mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015, yang secara riil

dan konkrit ke dalam program-program perencanaan pembangunan

yang dilaksanakan oleh BAPPEDA selama 5 (lima) tahun.

C. DASAR HUKUM

Dasar Hukum penyusunan Rencana Strategis BAPPEDA

Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah –daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Timur (Lembaran Negara Tahun1950 Nomor 19, Tambahan

(11)

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4286);

4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4723);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penatan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

(12)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaan Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaran Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4816);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

(13)

Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

18. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

19. Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun

2010, Nomor 0199/M/PPN/04/2010, dan Nomor : PMK 95/PMK

70/2010 tentng Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014;

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 1);

21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38742009/E1 Tanggal 20 Mei 2009);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 20190

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Ponorogo Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 Nomor 6);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

(14)

25. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun

2005-2025;

26. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2011 –

2015;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun

2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah ;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 9 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Ponorogo;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 11 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah

Kabupaten Ponorogo;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Tahun 2005-2025;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015;

32. Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 40 Tahun 2010 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Ponorogo

(15)

D. HUBUNGAN RENSTRA SKPD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Perangkat

Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renstra SKPD) adalah dokumen perencanaan

Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 ( lima ) tahun,

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi (tupoksi)

Satuan Kerja Perangkat Daerah, Standar Pelayananan Minimal serta

berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan

Rancangan Renstra – SKPD sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten

Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten ponorogo Tahun

2010 – 2015.

Renstra Bappeda pada hakekatnya adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berlaku secara internal sebagai pedoman bagi segenap jajaran pimpinan dan staf BAPPEDA sendiri. Substansinya merupakan bentuk konkrit dari apresiasi BAPPEDA terhadap program dan kegiatan agar proses perencanaan pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik dan selalu mengarah kepada pencapaian visi dan misi daerah.

Dalam konteks seperti itulah, secara substansial Renstra

BAPPEDA dipandang sangat layak untuk diposisikan sebagai

gambaran kasar tentang proses perencanaan pembangunan daerah

Kabupaten Ponorogo untuk lima tahun mendatang, sehingga wajar jika

substansinya seringkali dijadikan rujukan oleh SKPD lain. Hal

demikian dilakukan semata-mata dengan tujuan agar terdapat

(16)

RPJMD kedalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawab unit

kerja masing-masing.

Dalam tahap implementasi/ pelaksanaan, fungsi Rencana

Strategis – SKPD menjadi sangat penting, karena digunakan sebagai

pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek (1

tahun), yaitu Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja –

SKPD) serta Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah ( RKA – SKPD ) yang selanjutnya digunakan dalam

penyusunan RAPBD.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Renstra BAPPEDA ini disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi (A) Latar belakang, (B) Maksud dan tujuan, (C) Dasar hukum, (D) Hubungan Renstra

SKPD dengan dokumen perencanaan lainnya.

Bab II Gambaran Umum BAPPEDA, yang berisi (A) Kondisi Pelayanan, (B) Tugas Pokok dan Fungsi, (C) Susunan

Organisasi. (D) Kondisi Umum BAPPEDA.

Bab III Isu-Isu Strategis yang berisi (A) SWOT dan (B) Isu Strategis

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Strategi yang berisi (A) Visi, Misi Bappeda, (B) Makna Visi dan Misi (C) Tujuan dan

sasaran serta (D) Strategi dan (E) Kebijakan).

Bab V Rencana Program dan Kegiatan yang berisi (A) Program dan (B) Kegiatan dari Bappeda (C) Matriks

Indikator Kinerja, (D) Pendanaan Indikatif, (D) Indikator

Kinerja Sesuai Tujuan/Sasaran RPJMD.

(17)

Bab VII Penutup, memberikan penjelasan tentang kaidah pelaksanaan Renstra-BAPPEDA Kabupaten Ponorogo

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan dapat dilihat dari tingkat pendapatan kusir, jam kerja kusir dalam beroperasi menggunakan delman, serta manajemen pemeliharaan kuda yang diterapkan meliputi

Proses penyusunan dokumen SPKD dilakukan secara partisipatif dengan pelibatan aktif sebagian besar komponen masyarakat dari tingkat desa sampai ke tingkat Kabupaten, yang

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut Manulang (2002) : 1) tingkat pendidikan atau keterampilan, para karyawan yang memiliki tingkat pendidikan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ana

0khirnya dapat kita simpulkan bah3a kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human 0khirnya dapat kita simpulkan bah3a kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human

Berdasarkan kondisi di atas perlu mengembangkan e-market atau e-marketplace yaitu suatu tempat atau arena di dunia maya dimana calon pembeli saling bertemu untuk melakukan transaksi

Dalam mode ini sensor sonar EZ1 menjadi acuan utama dalam system kontrol, system control altitude menggunakan control PID Hasil penelitian berupa eksperimen yang telah dilakukan,

Tujuan dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah membangun sebuah aplikasi yang dapat menunjukan parameter parameter jaringan 2G dan 3G sehingga dapat membantu mengetahui