• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN

BERACUN BERBAHAYA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN SURVEI LOKASI PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN EMAS NON MERKURI

Desa Sambi – Kabupaten Kotawaringin Barat 10 - 12 April 2018

oleh : Harri Gunawan F. Binsar Tumindi Aditya Febrian Masri

(2)

I. Dasar Pelaksanaan/Sumber Dana

1. Peraturan Menteri RI Nomor 53 2010 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Negara;

2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/Menlhk-ll/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

3. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013 Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

4. Surat Tugas nomor: ST.150/PB3/PB3/PLB. 1/3/2018 Tanggal 20 Maret 2018

II. Petugas yang Melakukan Perjalanan Dinas 1. Harri Gunawan (Staf Direktorat Pengelolaan B3) 2. F. Binsar Tumindi (Staf Direktorat Pengelolaan B3) 3. Aditya Febrian Masri (Staf Direktorat Pengelolaan B3)

III. Pelaksanaan Perjalanan Dinas

Perjalanan Dinas berlangsung selama 3 (tiga) hari yaitu tanggal 10 - 12 April 2018 bertempat di Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Tujuan perjalanan dinas adalah survei / observasi awal guna persiapan pembangunan sarana pengolahan emas non merkuri.

Agenda perjalanan dinas ini mencakup:

1. Pertemuan dengan Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Kepala Bagian Perekonomian Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Kotawaringin Barat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Barat, Kepala Desa Sambi, dan perwakilan penambang

2. Survei awal lokasi pembangunan sarana pengolahan emas non merkuri

IV. Hasil Perjalanan Dinas

1. Pada tanggal 10 April 2018, tim KLHK melakukan koordinasi ke DLH Kotawaringin Barat, Kepala Bagian Perekonomian Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Kotawaringin Barat, Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Kepala Desa Sambi.

- Tim KLHK menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Kegiatan survei awal guna Pembangunan Fasilitas Pengolahan Emas Non Merkuri merupakan tindaklanjut pertemuan perwakilan DLH di Hotel Parklane. Kabupaten Kotawaringin Barat adalah salah satu kandidat lokasi Pembangunan Fasilitas Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK).

(3)

b. Survei awal dalam kegiatan ini untuk mendapatkan informasi mengenai pemilihan lokasi berdasarkan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), kesediaan lahan 1200 m2, aksesibilitas menuju lokasi pembangunan, profil penambang (jumlah penambang, jumlah gelundung, penggunaan merkuri, dan jumlah titik lokasi penambang).

c. Saat ini, KLHK telah membangun Fasilitas Pengolahan Emas Non Merkuri di Desa Lebaksitu Kabupaten Lebak. Selanjutnya, proses administrasi yang dilakukan untuk pembangunan Fasilitas Pengolahan Emas Non Merkuri di Kabupaten Kotawarangin Barat akan serupa dengan Pembangunan Fasilitas di Kabupaten Lebak. Akan tetapi, untuk penentuan teknologi, akan menyesuaikan dengan pengujian karakterisasi bijih di lokasi Kotawaringin Barat.

d. Untuk proses administrasi kesediaan lahan bukan atas nama perorangan. Apabila atas nama perorangan, pemilik lahan harus bersedia untuk menghibahkan tanahnya kepada pemerintah desa / kecamatan / kabupaten.

e. Setelah pembangunan, KLHK akan menghibahkan fasilitas tersebut ke Pemerintah Daerah dan untuk selanjutnya, Pemerintah Daerah dapat berkelanjutan membangun koperasi / Bumdes untuk mengelola fasilitas tersebut. Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut dapat menciptakan lapangan kerja berupa sentra kerajinan perak dan emas sehingga membuat nilai tambah dari hasil produk fasilitas tersebut. f. Informasi penentuan lokasi pembangunan untuk tahun 2018 diharapkan

dapat ditetapkan paling lambat akhir bulan april 2018. Kemudian adanya surat kesiapan daerah untuk menerima Hibah fasilitas tersebut. Selanjutnya akan dilakukan MoU antara Bupati Kotawarangin Barat dengan Dirjen PSLB3, dan PKS anatara Dir. Pengelolaan B3 dengan Kepala DLH Kotawarangin Barat.

- Sekretaris Dinas LH Kabupaten Kotawarangin Barat menyampaikan : a. Beliau menyambut dengan baik pelaksanaan kegiatan pembangunan

fasilitas pengolahan emas non merkuri di Kabupaten Kotawarangin Barat guna penghapusan merkuri di Indonesia.

b. Saat ini Pemkab Kotawaringin Barat sudah mempunyai WPR seluas 350 Ha sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor: 188.44/226/Tahun 2017 tentang Wilayah Pertambangan Rakyat dan/atau Batuan Seluas 77.071,35 ha di Provinsi Kalimantan Tengah. c. Sebagian besar di daerah aliran sungai di Kecamatan Arut Utara telah

terpapar oleh merkuri.

d. Diharapkan dengan adanya pembangunan fasilitas tersebut dapat berkelanjutan untuk penambang emas skala kecil serta untuk fasilitas diharapkan tepat guna, ramah lingkungan, dan perawatan alat tidak sulit.

(4)

e. Ada rencana terkait sosialisasi kepada penambang rakyat untuk tahun 2018, akan tetapi dana dari pemerintah dan sumber daya untuk tahun 2018 terbatas. Program yang dimiliki saat ini berfokus pada pengelolaan sampah.

f. Potensi pertambangan di Kotawaringin barat adalah emas, galena, sirkon, pasir besi. Ada satu perusahaan tambang emas di Kotawaringin barat yaitu PT. Ensbury. Perusahaan tidak memberikan kontribusi terhadap perekonomian pemerintah daerah

- Kepala Bagian Perekonomian Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Kotawaringin Barat menyampaikan :

a. Ada 14 titik lokasi WPR di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor: 188.44/226/Tahun 2017 tentang Wilayah Pertambangan Rakyat dan/atau Batuan Seluas 77.071,35 ha di Provinsi Kalimantan Tengah.

b. Untuk jenis pertambangan rakyat di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah penambang di sungai, permukaan tanah dan di dalam tanah. Metode yang digunakan penambang rakyat di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah Sluice box, mendulang, amalgamasi, sianidasi, dan heap

leaching. Penambang menggunakan limbah tailing amalgamasi untuk

dilakukan proses sianidasi menggunakan tong.

c. Lokasi pertambangan terletak di Desa Sambi di mana hampir 90% penduduk memiliki profesi sebagai penambang.

- Wakil Bupati Kotawaringin Barat menyampaikan :

a. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mendukung program pemerintah pusat untuk penghapusan merkuri pada kegiatan pertambangan emas skala kecil.

b. Diharapkan bantuan fasilitas pengolahan emas non merkuri dapat membantu masyarakat dan sadar akan pentingnya lingkungan dalam pertambangan emas rakyat.

- Kepala Desa Sambi menyampaikan :

a. Desa Sambi termasuk didalam Wilayah Pertambangan Rakyat. Akan tetapi di daerah tersebut belum mempunyai izin pertambangan rakyat. Pertambangan emas skala kecil di daerah Sambi masih aktif digunakan oleh penambang.

b. Belum ada profil penambang untuk Desa Sambi, akan tetapi hampir 85 - 90 % masyarakatnya memiliki profesi sebagai penambang.

c. Desa Sambi memiliki kesediaan lahan 1200 m2 guna pembangunan fasilitas pengolahan emas non merkuri.

(5)

2. Pada tanggal 11 April 2018, tim KLHK melakukan survei awal menuju lokasi Desa Sambi, Kec. Arut Utara. Perjalanan dinas membutuhkan waktu 4,5 jam dari DLH Kotawaringin barat menuju lokasi fasilitas. Tim ditunjukkan pilihan untuk lokasi penempatan teknologi pengolahan emas non merkuri. Lokasi berada di Desa Sambi dengan titik koordinat 1°57'39"S; 111°59'43"E. Lokasi termasuk ke dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan lokasi terletak di samping jalan. Kondisi jalan dari menuju lokasi berupa jalan aspal, makadam, tanah dan jalan setapak. Di samping lokasi jauh dengan sumber air dan energi listrik yang berasal dari PLN.

Rencana Lokasi penempatan teknologi pengolahan emas non merkuri

Jalan masuk utama menuju lokasi

IV. Kesimpulan dan Tindak Lanjut

1. Pemerintah Kotawaringin Barat sudah mempunyai WPR seluas 350 Ha di 14 titik lokasi sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor: 188.44/226/Tahun 2017 tentang Wilayah Pertambangan Rakyat dan/atau Batuan Seluas 77.071,35 ha di Provinsi Kalimantan Tengah

2. Dari hasil kegiatan survei lokasi Desa Sambi, Kec. Arut Utara, Kab. Kotawaringin Barat dapat direkomendasikan menjadi salah satu lokasi pembangunan fasilitas pengolahan emas non merkuri. Direktorat Pengelolaan B3 akan mempersiapkan administrasi dan teknis guna pembangunan fasilitas di lokasi tersebut.

3. Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Barat akan melakukan koordinasi dengan pemilik lahan terkait hibah tanah serta akan membantu untuk mempersiapkan administrasi dan teknis guna pembangunan fasilitas pengolahan emas non Merkuri.

(6)

Dokumentasi Kegiatan

Tim KLHK melakukan koordinasi dengan DLH Kotawaringin Barat

Tim KLHK melakukan koordinasi dengan Kepala Bagian Perekonomian Infrastruktur dan SDA Kotawaringin Barat

Tim KLHK melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Kotawaringin Barat

Tim KLHK melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Sambi

Referensi

Dokumen terkait

Keterangan: H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat H kurang lebih sama dengan E, yaitu perubahan total

 Pembangunan industri pupuk dan petrokimia berbasis SDA merupakan langkah strategis dalam upaya menorong hilirisasi hasil tambang (SDA).  Pembangunan industri melalui program

ITB perlu berkonsentrasi pada riset sesuai dengan keunggulan ITB yang dilakukan secara intensif melalui prinsip kemitraan dengan sasaran terarah dan hasil terukur yang dapat

Variabel Definisi Operasiona l Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Frekuens i Pernafas an (variabel bebas) Frekuensi pernafasan pasien dewasa yang diukur dalam

Kualitas yang baik dicapai dengan kondisi vegetasi yang penataannya rapi sehingga memiliki bentuk yang indah dan memberikan kesan sejuk pada area yang ada,

Environmentally Responsible Behavior atau disingkat ERB merupakan tindakan- tindakan dari hasil intention untuk melakukan aksi positif yang signifikan untuk

Setiap bulan hasil rekap absensi fingerprint diolah dan disampaikan kepada setiap wali kelas dalam bentuk print out. Rekap tersebut berisi daftar nama-nama kelas, wali