• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku. Kota Surabaya sudah cukup baik. Meskipun belum maksimal, namun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 PENUTUP. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku. Kota Surabaya sudah cukup baik. Meskipun belum maksimal, namun"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

127 5.1 Simpulan

Setelah melakukan pengumpulan data hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang telah disusun serta jawaban dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku key informan, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dengan penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap tingkat efektifitas kerja, yaitu:

1. Penerapan prinsip Good Governance oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sudah cukup baik. Meskipun belum maksimal, namun pemerintah kota sudah mulai menerapkan prinsip Good Governance dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemerintah kota. Ini dapat dilihat dari penerapan dalam prinsip-prinsip Good Governance berikut:

a. Akuntabilitas: Adanya inisiatif untuk menyusun laporan akuntabilitas kinerja tahunan dan sudah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya disetiap akhir tahun anggaran, dan kemudian disampaikan kepada Walikota.

b. Transparansi: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sudah melakukan sosialisasi mengenai aliran penggunaan kas daerah dan APBD Dinas kepada masyarakat secara terbuka, dan membuka line interaktif kepada masyarakat secara on-line, sehingga masyarakat bisa mendapatkan

(2)

informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Ini menunjukkan prinsip transparansi sudah tertanam dalam diri aparatur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya meskipun dalam pelaksanaannya terkadang belum maksimal dikarenakan terbatasnya media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengakses media tersebut.

c. Responsivitas dan Partisipasi: Masyarakat selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis mengenai kesejahteraan masyarakat. Aparatur Dinas sangat responsif dalam menanggapi keluhan dan segala yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena masyarakat bisa melaporkan apa yang mereka butuhkan melalui line telephone Dinas secara langsung atau melalui Radio Suara Surabaya yang setiap hari melaporkan kejadian yang ada di Surabaya bisa berupa pohon tumbang, sampah dan sebagainya. Semua keluhan yang datang akan ditanggapi secepat mungkin dalam waktu yang tidak lama oleh aparatur.

d. Keadilan atau Kesetaraan: Keadilan atau Kesetaraan diterapkan dengan tidak membedakan antara pria dan wanita untuk menempati posisi atau jabatan tertentu. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tidak hanya menerapkan prinsip Keadilan dan Kesetaraan dalam lingkungan kantor Dinas saja melainkan pelayanan kepada seluruh masyarakat pun tidak ada yang dibedakan baik warga dari wilayah pemukiman, perumahan mewah, dunia usaha maupun dunia pendidikan semuadilayani tanpa membedakan.

(3)

e. Kapasitas: Kapasitas berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan aparat pemerintah. Kapasitas sumber daya manusia aparatur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam melaksanakan fungsinya sudah bagus, meskipun masih belum maksimal. Ada beberapa aparatur yang mungkin mempunyai taraf pendidikan dibawah standar yang perlu diadakan pelatihan dan pembinaan kemampuan berorganisasi dan penggunaan teknologi yang terbaru dalam pelaksanaan operasional.

2. Efektifitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan atau dengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Dalam Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya kinerja aparatur dirasa sudah sangat efektif dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas.Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dengan penelitian tentang tingkat efektifitas kerja, yaitu:

a. Kesiagaan: Para aparatur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sangat siap dan mampu menyelesaikan sebuah tugas khusus jika diminta. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kesiagaan yang sudah tertanam dalam benak aparatur Dinas.

b. Kemangkiran: Karena sikap disiplin dalam diri setiap aparatur Dinas sangat tinggi, maka tingkat mangkir saat jam kerja atau bolos tanpa alasan yang jelas sangat minim terjadi. Bahkan Dinas kebersihan yang seharusnya memulai jam kerja pada pukul 07.30 justru para pegawai

(4)

memulai kerja lebih awal yaitu pukul 06.00. Ini menunjukkan tingkat kemangkiran yang rendah.

c. Motivasi dan Semangat Kerja: Tiap individu aparatur Dinas sangat bersemangat dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai sasaran. Dengan motivasi yang berasal dari atasan dan dalam hati setiap individu aparatur yang melibatkan diri dalam segala kegiatan berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini menunjukkan Motivasi dan Semangat Kerja yang tinggi dalam Dinas.

d. Kepuasan kerja: Kepuasan kerja dialami oleh para pegawai Dinas karena atasan yang selalu berlaku adil dan tidak membedakan dalam memberikan tugas kepada pegawai sesuai dengan kemampuan mereka. Serta motivasi yang selalu diberikan oleh atasan dengan memberi semangat dalam penyelesaian tugas.

e. Kemampuan dan fasilitas yang tersedia: Kemampuan dan keahlian pegawai dalam menyelesaikan tugas sudah cukup baik. Didukung dengan fasilitas yang tersedia untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan. Meskipun mungkin di beberapa bidang lain masih ada fasilitas yang kurang memadai untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan.

f. Waktu yang Tersedia: Pegawai Dinas dalam menyelesaikan tugas selalu sesuai sasaran dan tepat pada waktunya. Ini dikarenakan para pegawai sangatlah menghargai waktu yang disediakan, dan banyaknya pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Namun semua itu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu aparatur pemerintah tersebut.

(5)

Selain dari kelebihan–kelebihan diatas terdapat pula kelemahan atau kendala dalam pelaksanaan Good Governance dalam Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Adapun temuan-temuan selama penelitian antara lain:

a. Kendala terbatasnya media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dan mengenai kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengakses media informasi line-internet yang sudah tersedia mengenai berbagai regulasi dan recana pemerintah dalam mensejahterahkan masyarakat.

b. Kurangnya pengetahuan dari aparatur pemerintah mengenai penggunaan teknologi yang terbaru dalam pelaksanaan operasional kerja. Mengenai teknologi yang sesuai untuk pengelolaan sampah, alat berat dalam pengerukan sampah, transportasi sampah, dan tata cara bersosialisasi dan berorganisasi.

c. Ada beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang masih kurang memadai untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan. Kurangnya penyediaan lahan untuk TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di lingkungan masyarakat yang sesuai dengan SNI. Tidak adanya TPST yang lebih ramah lingkungan. Dan tempat temporari disposal untuk bahan bahan berbahaya (B3).

d. Kendala intern lebih kepada masih banyaknya regulasi regulasi yg belum terpenuhi atau perlu dilakukan pembaharuan dalam regulasi yang sudah ada. e. Dari pihak internal, kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran

dari warga pendatang yang masih sering membuang sampah secara sembarangan.

(6)

Good governance merupakan nilai yang harus ditanamkan ke dalam diri setiap aparatur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya agar prilaku aparatur tersebut dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya menjunjung tinggi prinsip good governance. Oleh karena itu, proses penanaman prinsip good governance harusnya dilakukan melalui proses sosialisasi dan asimilasi, bukan hanya melalui tuntutan regulasi. Jika semua prinsip-prinsip good governance telah dilaksanakan dengan baik, maka efektifitas kerja pegawai dapat tercapai dengan baik. Sehingga bisa disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara penerapan prinsip-prinsip good governance dengan kenaikan efektifitas kerja pegawai.

(7)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap tingkat efektifitas kerja pegawai, maka penelitian ini memiliki beberapa saran yang penulis kemukakan sebagai bahan masukan antara lain:

a) Bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam usaha untuk peningkatan efektifitas kerja pegawai yaitu:

1. Pemerintah kota harusnya secara rutin merancang semacam seminar atau workshop yang dihadiri oleh pakar yang terkait (LSM, Tokoh masyarakat) serta seluruh pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, khusus untuk mensosialisasikan mengenai prinsip good governance maupun semacam pelatihan untuk menambah pengetahuan dan skill aparat Dinas terkait fungsi dan tugasnya.

2. Perlu adanya pelatihan dan pembinaan dari pemerintah kota bagi aparatur Dinas untuk meningkatkan kualitas dan kemampuannya dalam berorganisasi, baik itu penguatan capacity building maupun institutional building.

3. Perlu diadakan sosialisasi mengenai line informasi yang bisa diakses oleh masyarakat agar masyarakat bisa mengetahui apa saja bentuk rencana regulasi dan atau regulasi apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah. 4. Perlu adanya penambahan kapasitas pendukung sarana dan prasarana yang

kurang memadai dalam bentuk bangunan, pengadaan lahan untuk TPS, perlu adanya tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) yang lebih

(8)

ramah lingkungan. Dan tempat temporari disposal untuk bahan bahan berbahaya (B3). Memperbaiki, memfasilitasi, dan menambah sarana dan prasarana yang sudah ada guna meningkatkan pelaksanaan pelayanan yang lebih prima guna efektifitas kerja aparatur pemerintah.

5. Teguran secara langsung atau bila perlu dikenakan sanksi kepada para pendatang yang dengan sengaja membuang sampah secara sembarangan.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu guna membantu masyarakat di sekitar lokasi PATS dalam melakukan perawatan sistem tersebut maka perlu diadakan kegiatan pelatihan perawatan instalasi PATS.. Hal

Menganalisis bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Bali dalam mengawasi atau memeriksa pelaksanaan seluruh kegiatan unit

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerimaan upah pekerja harian para pekerja toko pakaian di pasar tengah Bandar Lampung menurut hukum

Berdasarkan penjelasan fenomena pada latar belakang diatas dan dari peneliti terdahulu yang mempunyai hasil penelitian yang tidak konsisten antara satu dengan yang

Publikasi menggunakan media framing yang divisualisasikan menggunakan foto jurnalistik sebagai medium secara tidak langsung menjadi efektifitas yang dapat memberikan

Campuran yang akan dipisahkan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lebih baik jika digunakan pelarut yang sama dengan fase gerak atau yang kepolarannya sama

Persekutuan Malaysia mentakrifkan orang Melayu sebagai ‘ seorang yang menganut agama Islam, bertutur bahasa Melayu dan mengamalkan adat istiadat Melayu, lahir sebelum Hari

Menurut Djohari O, (1999: 99) Indonesia senantiasa bersikap konsisten bahwa penyelesaian masalah Timor Timur sebagai masalah politik dan hanya dapat