• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERKALIAN CARA SUSUN PADA SISWA KELAS IV SDN SUMBERHARJO II DENGAN METODE DEMONTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERKALIAN CARA SUSUN PADA SISWA KELAS IV SDN SUMBERHARJO II DENGAN METODE DEMONTRASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

32

METODE DEMONTRASI

Kamari

Guru SDN SumberharjoSumberrejo Bojonegoro Email :kamari.sumberharjo@gmail.com

Abstrak: Masalah rendahnya mutu sekolah sudah sangat sering dikeluhkan masyarakat. Hal ini peranan guru merupakan salah satu unsur yang dianggap sangat menentukan. Dengan kata lain, rendahnya mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan langsung dengan rendahnya mutu guru. Masalah ketepatan guru memilih metode pembelajaran dikelas merupakan faktor penting keberhasilan pengelolaan kelas. Dengan kondisi lingkungan sosial murid saat ini, guru harus pandai mencuri perhatian murid sehingga tetap fokus pada materi yang diajarkan.Dengan melihat paparan yang sudah dijelaskan tersebut di atas, serta melihat perolehan hasil belajar matematika SDN Sumberharjo 1 di Kelas IV yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu dengan perolehan hamper 60 % siswa mendapatkan hasil belajar yang masih kurang. Dengan demikian, penulis mencoba melakukan penelitian terhadap siswa terhadap mekanisme belajar mengajar yaitu dengan menggunakan kajian meningkatkan kemampuan memahami perkalian cara susun pada siswa kelas IV SDN Sumberharjo 1 dengan metode demontrasi. Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sumberharjo 1, mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 2014. Proses penyamapain pembelajaran matematika harus didasarkan pada penguasaan konsep serta pemberian alat Bantu bagi siswa. Dengan demikian alat Bantu tersebut bisa digunakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan frekuensi hasil belajar. Maka dari itu guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa.

Kata Kunci: Metode demonstrasi, Kemampuan cara memahami

Rendahnya mutu sekolah sudah sangat sering dikeluhkan masyarakat.Hal ini peranan guru merupakan salah satu unsur yang dianggap sangat menentukan. Dengan kata lain, rendahnya mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan langsung dengan rendahnya mutu guru. Orangtua melihat sekolah, terutama dilihat mutu gurunya.Sebab mutu guru yang rendah menyebabkan mutu sekolah yang rendah pula.Sebagian besar guru dianggap mutunya rendah.

Seorang guru didalam kelas bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja, tetapi sebagai sentral fasilitator pembelajaran. Sebagai pengontrol sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar yang mengarahkan proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Oleh itu guru dituntut membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif juga

menarik sehingga bahan pembelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang, bersemangat dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Fenomna sosial saat ini menimbulkan antusias dan minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar teralihkan. Berkembangnya media dan game merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Berkurangnya minat belajar siswa sudah dapat dirasakan dari perilaku siswa, misalnya seiring bermain hp, tidak mengerjakan PR, dan sering keluar saat guru menerangkan sehingga prestasi akademik siswa menurun. Menurunnya kemampuan pemahaman dasar keilmuan seperti pada pemahaman perkalian cara susun. Ada hal yang lebih menarik dari lingkungan kelas

(2)

yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Oleh itu pandai pandainya seorang guru memilih metode mengajar dalam kelas.

Dengan melihat paparan yang sudah dijelaskan tersebut di atas, serta melihat perolehan hasil belajar matematika SDN Sumberharjo 1 di Kelas IV yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu dengan perolehan hamper 60 % siswa mendapatkan hasil belajar yang masih kurang. Dengan demikian, penulis mencoba melakukan penelitian terhadap siswa terhadap mekanisme belajar mengajar yaitu dengan menggunakan kajian meningkatkan kemampuan memahami perkalian cara susun pada siswa kelas IV SDN Sumberharjo 1 dengan metode demontrasi

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan penguasaan perkalian pada siswa.

b. Meningkatkan proses pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.

c. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Matematika adalah (1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships) dengan demikian

masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Sedangkan mengenai pengertian matematika sekolah.” (Reyt.,et al, 1998 :4 )

Matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada

pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa.” (Soedjadi 1999 : 1).

Berdasarkan paparan tersebut di atas jelas terlihat bahwa konsep pembelajaran matematika harus diberikan sesuai dengan tingkat itelektual siswa.Hal ini didasarkan pada pemberian konsep harus tahap demi tahap guna untuk menyesuaikan taraf kemampuan intelektual siswa. Maka dari itu guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku sehingga proses pembelajaran khususnya pemblajaram matematika dijadikan suatu mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh siswa. Dengan kata lain guru harus membangun konsep yang dapat menggugah siswa agar bisa menguatkan metode penerapan pembelajaran guna untuk menciptakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan tidak sulit untuk dipelajari.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Strategi belajar mengajar dapat disimpulkan sebagi suatu proses upaya untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Dengan demikian tidak lepas dari peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu memberikan suatu metode yang cepat dan tepat sehingga dengan cepat siswa akan menangkap hasil pembelajaran yang disampaikan.

METODE PENELITIAN

Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui :

(3)

1. Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakn dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sumberharjo 1, mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 2014. Jadwal pelaksanaan perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut :

Siklus I, Tanggal 3 Agustus 2014 Siklus II, Tanggal 6 Agustus 2014

Karakteristik siswa kelas IV SDN Sumberharjo 1 diantaranya adalah jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 8 orang perempuan usia siswa rata-rata 9 – 10 tahun dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah kebawah dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.

Deskripsi Per Siklus Rencana Penelitian

Berdassarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan

teman sejawat dan supervisor, kemudian diadakan rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penggunaan perkalian cara susun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami perkalian dalam mata pelajaran matematika.

Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara umum yaitu : a. Menetapkan perencanaan, menentukan

tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran.

b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.

c. Menyusun kegiatan

Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1Jadwal Pelaksanaan PenelitianMata Pelajaran Matematika N o. Hari/ Tanggal Mata Pelajaran Siklu s Materi 1. Senin, 3 Agustus 2014 Matemati ka I Menjelaska n operasi perkalian dan pembagian 2. Kamis, 6 Agustus 2014 Matemati ka II Menjelaska n operasi perkalian dengan cara susun Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

Pelajaran Matematika a. Siklus I

- Mengkondisikan siswa - Melakukan apresiasi

- Menjelaskan materi pembelajaran - Mengajukan pertanyaan

- Melakukan evaluasi - Memeriksa hasil evaluasi - Mmemberikan tindak lanjut b. Siklus II

- Penyampaian tujuan pembelajaran

- Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi

(4)

- Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab

- Memberi kesempatan untuk bertanya - Memberi penguatan

- Melaksanakan evaluasi - Memberikan tindak lanjut

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada Mata Pelajaran Matematika dilakukan pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi sebagai berikut :

Tabel 2Lembar Observasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika No . Aspek Yang Dinilai Kemunculan Ket Ya Tidak 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kurang 2. Guru melaksanakan apresiasi Baik 3. Guru menjelaskan materi dengan memberi contoh pengerjaan soal Kurang 4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa Baik 5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya Baik 6. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir Kurang 7. Guru memberi motivasi Baik 8. Guru melaksanakan evaluasi Baik 9. Guru memberikan tindak lanjut Baik

Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta

memberikan penjelasan yang simple terhadap siswa siswa agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan kondusif.

Selanjutnya lembar observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran pada siklus II pada mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :

Tabel 3Lembar Observasi Siklus II Mata Pelajaran Matematika

No. Aspek Yang Dinilai Kemunculan Ket Ya Tidak 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Baik 2. Guru menjelaskan materi dengan tanya jawab Baik 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya Baik 4. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir Baik 5. Guru memberikan motivasi Baik 6. Guru memberikan penguatan Baik

Adapun saran-saran yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan berbagai media, hal ini dengan pemberian teknik berbagai media yang didesain guru, maka siswa akan mudah meningat apa yang sudah diberikan dalam proses pembelajaran. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Matematika selesai. Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat

(5)

dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakukan pada siklus II.

Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab antara siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru juga memberikan media sederhana yaitu media korak api yang dapat membantui siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang.Dengan demikian siklus ke II dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Sumberharjo 1, maka diperoleh data yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah penulis melakukan penelitian.

Tabel 4Analisi Kategori Evaluasi Siklus I Pada Mata Pelajaran Matematika

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % ) 1. Baik 3 orang 3/24 x 100 = 12,5 2. Sedang 8 orang 8/24 x 100 = 33,33 3. Kurang 13 orang 13/24 x 100 = 54,17

Tampak pada analisis kategori di atas bahwa nilai yang berkategori baik baru mencapai 12,5 %. Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih meningkat dari pada sebelum adanya perbaikan pembelajaran.

Meskipun demikian, siswa yang berkategori kurang masih dalam poses terbanyak yaitu sebesar 54,17 % dan yang berkategori sedang sebanyak 33,33%. Itu akhirnya pada siklus ke II jumlah siswa yang

berkategori sedang dan kurang harus mengalami penurunan.

Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan dalam mata pelajaran Matematika, penulis mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi factor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan

pembelajaran.

2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat pera.ga.

3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.

5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.

Tabel 5 Analisi Kategori Evaluasi Siklus I Pada Mata Pelajaran Matematika Kategori Jumlah Siswa Persen ( % ) 1. Baik 20 orang 20/24 x 100

= 83,33 2.Sedang 4 orang 4/24 x 100

= 16,67

3.Kurang - -

Tampak pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik jauh lebih banyak dan mengalami kenaikan prestasi yang cukup signifikanyaitu mencapai 83,33%. Itu artinya pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan hal ini maka cukup hanya sampai siklus II karena sampai tahap ini tingkat keberhasilan belajar sudah tercapai. Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang terdapat 16,67%. Hal ini jel;as terliha bahwa prestasi siswa sedang mengalami penurunan yang signifikan.

Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II dilaksanakan, penulis merasa puas dengan

(6)

meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari kategori sedang yang mengalami penurunan serta tidak terdapatnya siswa yang mendapat nilai kurang.

KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan pembelajaran telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Proses penyamapain pembelajaran matematika harus didasarkan pada penguasaan konsep serta pemberian alat Bantu bagi siswa. Dengan demikian alat Bantu tersebut bisa digunakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan

frekuensi hasil belajar. Maka dari itu guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa. Saran

Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat memberikan saran yaitu sebagai berikut :

Dalam menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk menerima materi yang disajikan.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumantri, Mulyani. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim TAP FKIP. (2009). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 1Jadwal Pelaksanaan PenelitianMata  Pelajaran Matematika  N o.  Hari/  Tanggal  Mata  Pelajaran  Siklus  Materi  1
Tabel 3Lembar Observasi Siklus II Mata  Pelajaran Matematika
Tabel 5 Analisi Kategori Evaluasi Siklus I  Pada Mata Pelajaran Matematika  Kategori  Jumlah Siswa  Persen ( % )  1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pentingnya bagi remaja untuk meningkatkan empatinya karena empati terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses bisnis pengajuan kenaikan pangkat PNS pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone

Mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs), yang dua tahun berturut-turut menjadi perhatian para pemimpin dunia, para ahli pembangunan dibidang sosial harus secara

gangguan tidur adalah individu autistik (autisme) 12. Association of psychiatric disorders and sleep apnea in a large cohort. Sleep disturbance in bipolar disorder: Therapeutic

Banyak faktor tentunya yang menjadi penyebab kemerosotan suara PBB, khususnya pada pemilu Legislatif tahun 2014 di Lampung.. Penulis dalam temuannya

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) mahasiswa FTI maupun FE mempunyai persepsi yang sama dalam intensi peng- gunaan aktual, yaitu bahwa

Makna ekologis dari nilai kerapatan mutlak dan kerapatan relatif yang tertinggi adalah jumlah individu sebanyak 18 yang terdapat dilokasi penelitian, sehingga tingkat

Berdasarkan hasil penelitian di sungai Wailoi Negeri Hila Kaitetu pada kedua stasiun memiliki nilai kelimpahan dan kelimpahan relatif yang tinggi pada spesies yang berbeda yaitu