• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Korelasi antara kemampuan metakognitif dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Korelasi antara kemampuan metakognitif dan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020

Halaman 229-233 E-ISSN: 2745-5297

Korelasi antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa pada

mata kuliah Morfologi Tumbuhan dengan penerapan

model pembelajaran Direct Intruction

Maulida1 dan Irma Aryani2

1)Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Abulyatama, Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 24415 2)Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Abulyatama, Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 24415

Email: maulida_biologi@abulyatama.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah morfologi tumbuhan dengan penerapan model pembelajaran direct instruction. Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2019 pada program studi pendidikan Biologi di Universitas Abulyatama. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, hal ini dikarenakan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah morfologi tumbuhan. Data yang didapatkan akan dianalisis dengan rumus korelasi dan kemudian akan dideskripsikan secara jelas hasil yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan r hitung (0,641) > r tabel (0,552), hal ini membuktikan secara statistik bahwa terdapat korelasi positif antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa dengan penerapan model pembelajaran direct intruction. Hal ini menginterpretasikan mahasiswa yang sudah memiliki kemampuan metakognitif yang baik dalam memecahkan masalah baik secara akademis maupun secara kehidupan sehari-hari akan berpengaruh terhadap motivasi dalam pembelajaran.

Kata kunci: korelasi, metakognitif, motivasi , direct instruction

ABSTRACT

This study aims to determine the correlation between metacognitive abilities and student motivation in plant morphology courses with the application of direct instruction learning models. The study was conducted from May to July 2019 on the Biology education study program at Abulyatama University. This study is a population study, this is because the entire population is used as a sample. The sample in this study amounted to 12 students who took plant morphology courses. The data obtained will be analyzed with the correlation formula and then the results will be clearly described. The results showed r count (0.641)> r table (0.552), this proves statistically that there is a positive correlation between metacognitive abilities and student motivation with the application of direct instruction learning models. This interprets students who already have good metacognitive abilities in solving problems both academically and in daily life will affect motivation in learning.

(2)

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran Biologi merupakan sebuah kajian peristiwa dan proses yang terjadi dalam kehidupan. peristiwa tersebut menyangkut struktur dan fungsi dalam sistem kehidupan makhluk hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. pendidikan dapat berjalan dengan baik apabila pelajar dapat menjalankan proses belajar dengan baik. suatu hal yang didapatkan dari usaha dan hasil kerja keras mereka (siswa/mahasiswa) akan lebih berkesan sehingga ilmu yang mereka dapatkan akan masuk kedalam memori jangka panjang dan akan membuat mereka selalu mengingat dan mengerti tentang ilmu tersebut. Terdapat kaitan erat antara kemampuan yang dimiliki siswa/mahasiswa dengan motivasi diri, hal ini terlihat jelas selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembeljaraan berlangsung guru/dosen merupakan fasilitator untuk mencapai kesuksesan belajar, guru/dosen harus mampu membimbing, dan menjadi acuan pembelajaran bagi siswa/mahasiswa untuk merancang apa yang kan dipelajari, apa yang belum dimengerti serta memantau kemajuan belajar dan mengevaluasi apa yang telah dipelajari oleh siswa/mahasiswa.

Proses pembelajaran membutuhkan model didalamnya. model pembelajaran menjadikan siswa/mahasiswa menjadi lebih terlatih dalam mencari penyelesaian masalah dan menjadi acuan model yang akan mereka lakukan saat mereka menjadi pendidik dimasa berikutnya. tidak semua model akan cocok dengan materi yang dipelajari, antara materi dan model yang digunakan haruslah sejalan agar mendapatkan hasil yang efektif dan maksimal. model pembelajaran yang efektif menurut permana (2010) dalam fauziah (2013) adalah menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran saintifik, sehingga peserta didik dituntut aktif untuk mendapatkan konsep dengan jalan memecahkan masalah. peserta didik akan mengeksplorasi konsep-konsep yang harus mereka kuasai, aktif bertanya dan beragumentasi melalui diskusi, dan mengasah keterampilan investigasi.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa/mahasiswa dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran langsung (direct instruction). model ini menekankan pada perolehan informasi secara bertahap, meliputi tahapan interview, tahapan latihan presentasi, tahapan latihan terbimbing, dan tahapan latihan mandiri (nuryana dan bambang, 2012). Penekanan model direct instruction adalah membuat siswa/mahaisiswa menemukan dan merangkai pengetahuan yang dimiliki serta tambahan informasi yang diberikan guru/dosen pengasuh mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Pembelajaran langsung membuat informasi yang didapatkan terlihat lebih nyata, sebagai contoh dalam menentukan pertulangan daun, mahasiswa mampu melihat serta membedakan berbagai bentuk pertulangan daun berdasarkan jenis

dedaunan yang mereka bawa serta jenis dedaunan yang terdapat di area kampus dan sekitarnya. Namun model pembelajaran harus melewati serangkaian sintaks yang telah disusun dan disepakati secara umum.

Kenyataan dilapangan selama ini mahasiswa selalu memperoleh informasi tanpa melalui beberapa tahapan ini, mereka hanya melalui tahapan latihan presentasi tanpa adanya tahapan yang lain maka informasi yang diperoleh hanya sekadarnya saja dan tidak terlalu dapat meningkatkan kemampuan kognitif apalagi hasil kemampuan metakognitif. kmampuan metakognitif yang menekankan pada pengetahuan yang didapatkan secara kompleks bukan hanya dari segi kamampuan kognitif tetapi dari segi afektif, dan psikomotorik, serta perpaduan semua kemampuan tersebut yang disebut sebagai kemampuan metakognitif. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maulida (2019), kemampuan metakognitif yang dimiliki oleh mahasiswa biologi khususnya ditinjau pada mata kuliah morfologi tumbuhan, dari 12 mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel terlihat 11 orang memiliki kemampuan dengan kategori ok dan hanya 1 orang yang memiliki kemampuan dengan kategori development. hal ini membuktikan bahwa mahasiswa telah mampu mengatur pola belajar dan pola berpikir dalam menyelesaikan masalah. dengan kemampuan pada kategori ok, hal ini menunjukkan bahwa mereka telah mampu menyusun strategi dalam proses pembelajaran terkait dalam perkuliahan. mereka telah mampu mencari strategi untuk memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan metakognitif yang telah dipahami dan diatur serta diaplikasikan dalam proses pembelajaran memberikan dampak positif bagi hasil belajar siswa/mahasiswa. Terlihat dari hasil evaluasi akhir yang dilakukan pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan, rata-rata nilai mahasiswa berada pada kategori A sampai dengan B, tidak ada mahasiswa yang mengulang mata kuliah serta mendapatkan nilai buruk.

Selama penerapan model direct instruction mahasiswa terlihat sangat antusias mengikuti serangkaian proses pembelajaran, berdasarkan hasil pengolahan data terlihat peningkatan motivasi mahasiswa jika proses pembelajaran dilaksanakan secara langsung. Komsep/teori yang selama ini mereka dapatkan dari buku dapat mereka tinau langsung kepada alat dan bahan dari alam berdasarkan latar belakang tersebut dapat dilihat urgensi pemasalahan terletak korelasi antara

kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah morfologi tumbuhan dengan penerapan model direct instruction, maka dapat dirumusan masalah pada mata kuliah morfologi tumbuhan dengan penerapan model direct instruction, tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah morfologi

(3)

tumbuhan dengan penerapan model direct instruction.

2. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan Juli 2019, yang bertempat di Universitas Abulyatama Aceh.

2.2. Jenis dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey yang dilakukan pada mahasiswa Biologi yang mengambil mata kuliah morfologi tumbuhan. Mahasiswa akan diberikan angket Metacognitive Awarenes Inventory (MAI). Instrument yang dipakai berupa angket yang berisi 20 pertanyaan dan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju/sering, setuju/sering, tidak setuju/tidak pernah, dan sangat tidak setuju/sangat tidak pernah. Sedangkan motivasi menggunakan angket ARCS yang berisi 20 pertanyaan.

2.3. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Abulyatama. Namun yang akan dijadikan sampel dalam penelitian adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah morfologi tumbuhan yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 10 perempuan dan 2 laki laki. 2.4. Tahapan penelitian

Penelitian dimulai dengantahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. 2.4.1. Tahap perencanaan/persiapan

a. Studi pendahuluan terhadap masalah yang dihadapi mahasiswa

b. Temuan masalah tersebut akan dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian

c. Studi literatur mengenai masalah yang telah ditemukan

d. Penyusunan instrument penelitian 2.4.2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan data-data serta pengolahan data

b. Tabulasi data serta diinterpretasikan dalam bentuk grafik.

c. Penarikan kesimpulan penelitian 2.4. Analisis Data

Analisis data menggunakan metode analisis data secara kualitatif yaitu dengan menginterpretasikan tabel-tabel, grafik-grafik, atau data-data yang ada kemudian melakukan uraian dan penafsiran.data akan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase:

Persentase =n

Nx 100% (Sudijono,2009) Keterangan:

N= Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor yang diperoleh

Untuk melihat korelasi atau hubungan antara dua variabel dapat dilakukan dengan perhitungan korelasi Product Moment Pearson dengan rumus:

rxy=        

∑ ∑

2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 ) ( ) ( ) )( ( . y y n x x n y x y x n (Arikunto, 2008)

Keterangan: rxy= Koefisien korelasi antara variabel x = Skor Hasil belajar siswa y = Skor motivasi

n = Jumlah sampel Kriteria Korelasi (r) sebagai berikut: 0,00 – 0,20: Sangat Rendah 0,21 – 0,40: Rendah 0,41 – 0,60: Sedang 0,61 – 0,80: Tinggi 0,81 – 1,00: Sangat Tinggi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan antara kemampuan metakognitif dan motivasi dapat diketahui dengan menggunakan uji korelasi antara nilai metakognitif dan nilai motivasi. proses pembelajaran memiliki ikatan antara satu dan lainnya. beberapa faktor dapat menjadi penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. salah satunya hubungan antara kemampuan metakognitif yang didapatkan dengan motivasi. hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Dari grafik persamaan Gambar 1 dapat dilihat memiliki garis persamaan y= 0,694 + 29 ,09 dengan koefisien penentu (r2) 0,156. setelah didapatkan persamaan regresi maka dihitung nilai korelasi antara kedua variabel tersebut (Tabel 1). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut 0,156 yaitu kategori tinggi dengan koefisien penentu (r2) 0,0243, faktor keberhasilan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran direct instruction di pengaruhi oleh motivasi belajar siswa. hubungan antara hasil belajar dan motivasi belajar siswa memiliki nilai positif atau bergerak menuju arah positif. hal itu berarti semakin tinggi nilai motivasi belajar siswa, maka semakin meningkat pula kemampuan metakognitif. hubungan ini memungkinkan keduanya menjadi saling mendukung dalam keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model direct instruction pada mata kuliah morfologi tumbuhan hal ini sependapat dengan Aritonang (2007), bahwa motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai.jika di dalam diri siswa tertanam motivasi belajar yang tinggi, maka tujuan pembelajaran akan tercapai, tentunya akan mempengaruhi hasil belajar. hal ini jelas membuktikan bahwa data yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya.

(4)

Gambar 1. Hubungan antara kemampua metakognitif dan motivasi Tabel 1 Hasil uji korelasi antara metakognitif dan motivasi belajar siswa

Kelompok Metakognitif Motivasi Korelasi (r) Kofisien Penentu (R2)

Nilai 949 694 0,156 0,0243

Tabel 2 perhitungan korelasi

Variabel rhitung rtabel thitung ttabel Signifikasi

X -Y 0,641 0,552 3,24 2,23 Positif-signifikan

Pembagian kelompok dilakukan agar memudahkan siswa dalam bersosialisasi dan juga mengeluarkan ide-ide ataupun pemecahan masalah secara bersama-sama, dan juga dilakukan untuk memberikan rasa kepada siswa tidak hanya dia sendiri yang harus menyelesaikan masalah tersebut sendirian, pendapat ini didukung oleh Arends (2008) dan trianto (2009) yang menyatakan bahwa dengan bekerja bersama dapat memberikan motivasi dan dapat mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

Tabel 2 memperlihatkan hasil perhitungan korelasi antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa pada mata kuliah morfologi tumbuhan dengan penerapan model direct instruction. terlihar r hitung (0,641) ≥ r tabel (0,552), dari uji r dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara kemampuan metakognitif yang dimiliki oleh mahasiswa dengan motivasi diri selama proses pembelajaran. semakin baik motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa maka akumulasi kemampuan metakognitif mahasiswa akan semakin baik pula. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar akan memiliki prestasi akademis jauh lebih baik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kurniawan dan Dorva (2014), motivasi belajar yang tinggi menjadi salah

satu pengaruh dalam prestasi belajar yang akan diraih.

Dari hasil penerapan model direct instruction pada mata kuliah morfologi tumbuhan, mahasiswa perempuan mendominasi dalam proses pembelajaran, tidak ditinjau dari segi kuantitas melainkan dari segi kualitas proses pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa perempuan jauh lebih mampu mengontrol dan menggunakan kemampuan metakognitif mereka dikarenakan beberapa hal, slaah satunya mereka mampu mengatur strategi belajar, waktu belajar, intensitas belajar, dan mereka lebih telaten dalam menyelesaikan masalah, sedangkan mahasiswa laki-laki lebih fleksibel selama proses pembelajaran, artinya mereka lebih mengikuti kemana proses pembelajaran akan berlangsung tanpa mencoba untuk merubah dan mengatur strategi dalam pembelajaran mereka. Hal yang sama juga diungkapkan nurmaliah (2009), hasil pengujian rerata kemampuan metakognitif siswa berdasarkan gender memperlihatkan hasil bahwa siswi perempuan lebih unggul dibandingkan siswa laki-laki, dikarenakan siswi perempuan lebih mampu untuk mengatur cara berpikirnya sehingga hasil belajar mereka juga akan lebih meningkat dibandingkan laki-laki.

(5)

4. SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan r hitung (0,641) > r tabel (0,552), hal ini membuktikan secara statistik bahwa terdapat korelasi positif antara kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa dengan penerapan model pembelajaran direct instruction. Kepada peneliti selanjutnya penulis ingin menyarankan agar menggunakan sampel yang lebih banyak agar data yang diperoleh semakin valid. Keterbatasan mahasiswa menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aritonang, K. (2008). Minat dan Motivasi dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 7, No. 10: 34-39 Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Fauziah, R., Ade, G. A., dan Dadang, l. H. (2013).

Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar

Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Inovasi Teknologi. 9(2): 165-178.

Maulida. (2019). Analisis Strategi Mahasiswa dalam proses Pembelajaran Morfologi Tumbuhan dengan penerapan model Direct Instruction. Jurnal Jeumpa, 6 (1) – Juni 2019.

Nurmaliah, C. (2009). Analisis Kemampuan Metakognitif Siswa SMP Negeri Di Kota Malang berdasarkan kemampuan Awal, Tingkat Kelas Dan Jenis Kelamin. Online. Www. Jurnal. Unsyiah.ac.id.

Nuryana, E. dan B. Sugiarto. (2012). The Relationship of Metacognition Skill With Learning Outcome in the Matter "Reaksi Reduksi Oksidasi (redoks)" At The Class x-1 SMAN 3 Sidoarjo. Unesa Journal Of Chemical Education. Unesa, Vol. 1, No. 1, pp 83-75.

Septiana, K., Andreas, P.B.P dan Wulan, C. (2013). Jurnal belajar sebagai strategi metakognitif pada pembelajaran sistem imunitas. Unnes journal of biology education.vol. 2.no. 1. Hal: 1-9.

Sudijono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara kemampua metakognitif dan motivasi

Referensi

Dokumen terkait

kekerasan weld metal tanpa Heat Treatment maupun dengan perlakuan Heat Treatment serta Holding, maka kondisi optimal dalam komposisi terpilih material Mild Steel

Menimbang, bahwa setibanya Saksi SAKSI I bersama Saksi SAKSI II, dan Saksi SAKSI V di daerah Bukit Xxxxx, tiba-tiba Terdakwa dengan berlari mendatangi Saksi SAKSI I

Ukuran tubuh yang berbeda antara burung merpati balap datar dengan balap tinggi dan pedaging adalah berat badan, lingkar dada, panjang punggung, dan panjang bulu sayap

terhadap persepsi korupsi. Variabel akuntabilitas kinerja berpengaruh negatif terhadap persepsi korupsi. Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat mengurangi

Berdasarkan Gambar 9 seperti terlihat pada Gambar (a), Gambar (b) dan Gambar (c) untuk solusi fluxon dapat dilihat bahwa arah pergerakan fluxon bergerak ke arah kanan dengan

Metode ini bertujuan untuk mengungkap suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya serta hubugan antara fenomena yang diteliti melalui pendeskrifsian,pengembangan

Misal untuk mengetahui beban maksimum, tidak perlu sistem diuji dengan beberapa input yang diberikan menaik sampai kinerja tidak berubah, namun dengan metoda

• Hasil Pembinaan Ketahanan Keluarga melalui Kelompok BKB bulan Oktober 2009 : jumlah keluarga yang jadi anggota, pertemuan/penyuluhan, keluarga hadir dalam pertemuan, mengalami