• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Obyek wisata terdiri dari kata obyek yaitu bentuk, dan wisata adalah fasilitas yang berhubungan dengan bentuk tersebut. Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Obyek wisata menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. UU no.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata yang terdiri atas, obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna dan yang kedua adalah, obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan seni dan budaya, wisata agro, wisataburu, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

Tempat yang dapat dikatakan sebagai obyek wisata haruslah memiliki syarat seperti, adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat, adanya sesuatu yang khas dan menarik untuk dibeli dan adanya suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut. Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintah dibagi menjadi tiga macam, yaitu obyek wisata alam, obyek wisata sosial budaya, dan obyek wisata minat khusus. Indonesia sendiri merupakan salahsatu negara yang memiliki banyak obyek wisata, ini disebabkan karena wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau serta ribuan suku dan budaya, sehingga obyek wisata di Indonesia tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan tidak selalu terdapat di kota besar saja.

(2)

Objek wisata Jawa Barat menjadi salah satu tujuan para wisatawan asing maupun wisatawan domestik itu sendiri. Data dari Badan Pusat Statistik bahwa, Jawa Barat menjadi Provinsi kedua yang paling sering dikunjungi para wisatawan asing atau turis setelah Bali. Banyak tempat wisata yang menjadi daya tarik, dari mulai wisata yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan seni dan budaya, wisata agro, wisataburu, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

Wisata Kuda & Warung Liwet Paku Haji merupakan salahsatu obyek wisata di Jawa Barat yang terletak di kabupaten Bandung Barat, lebih tepatnya di Jalan Haji Gofur Km 4 Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Wisata Kuda & Warung Liwet Paku Haji ini dibangun sejak tahun 2006, sehingga sudah cukup banyak orang yang mengetahui tempat wisata ini. Tempat yang jauh dari keramaian kota dan jauh dari tercemarnya polusi, wisata ini sangat menjadi buruan para wisatawan.

Pengunjung dapat menikmati berbagai macam fasilitas, diantaranya berkuda, naik bendi atau delman, ATV, flying fox, hi-rope, kolam renang, kolam memancing, dan kereta mini, disediakan juga tempat untuk kegiatan outbound,

camping, resepsi dan pertemuan lainnnya, pengunjung juga dapat menikmati

aneka makanan khas Sunda di warung liwet yang mengedepankan resep turun-temurun.

Seiring dengan berkembangnya tempat wisata yang ada di Jawa Barat khususnya Bandung, menjadikan persaingan lebih ketat. Pengurangan fasilitas seperti wisata berkuda yang ada di Wisata Kuda & Warung Liwet Paku Haji ini, menjadi salahsatu faktor utama yang membuat pemilik ingin merubah brand Wisata Kuda & Warung Liwet Paku Haji menjadi Wisata Paku Haji.

Pada awalnya, memang tempat Wisata Paku Haji ini hanya di manage oleh keluarga yang tidak memiliki tujuan atau keinginan yang tinggi untuk menjadikan Wisata Paku Haji sebagai salahsatu objek wisata yang ada di Jawa Barat. Pemilik hanya menjadikan lahan ini sebagai tempat beternak kuda dan latihan pacuan kuda sesuai dengan hobi pemilik. Ide membuat tempat wisatapun didapat oleh sanak saudara.

Oleh karena itu strategi Branding akan dilakukan Wisata Paku Haji guna memblokir persaingan dan juga memperbaiki masalah-masalah yang didapatkan

(3)

oleh Wisata Paku Haji, mulai dari management, perubahan yang dilakukan hingga kepada konsep visual yang akan disuguhkan Wisata Paku Haji.

Brand adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat,

dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli (Kotler, Armstrong, 1997).

Branding ini dimaksudkan agar dapat memberikan brand dan mensosialisasikan

Wisata Paku Haji dengan baik kepada masyarakat luas khususnya Jawa Barat, dan diharapkan branding ini dapat mewujudkan visi dari Wisata Paku Haji.

Dalam membantu permasalahan mengenai perubahan konsep Wisata Paku Haji, penulis ingin melakukan perancangan Branding Wisata Paku Haji.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dalam perancangan Branding Paku Haji ini akan ditentukan perumusan serta pembatasan masalah agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi .

1.2.1 Perumusan Masalah

Topik yang disampaikan tidak lepas dari perumusan masalah, sebagai langkah awal dalam perancangan Branding Paku Haji, perumusan masalah tersebut antara lain:

1. Bagaimana merancang Branding yang informative dan menarik pada Wisata Paku Haji agar wisata ini tetap menjadi tujuan utama para wisatawan.

2. Bagaimana membuat konsep visual yang dapat mewakili brand Wisata Paku Haji.

3. Bagaimana menentukan media tepat untuk mensosialisasikan

Branding Wisata Paku Haji.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Proses perumusan masalah yang telah ditentukan, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan utama dan bidang kajian keilmuan grafis,

(4)

sehingga akan tercipta suatu pembahasan dan rancangan yang lebih fokus dan terarah, berupa uraian pembatasan antara lain:

1. Branding Wisata Paku Haji akan dibuat dengan memperhatikan keterbacaan agar mudah dipahami dan dengan konsep visual yang menarik sesuai dengan keunggulan dan keunikan obyek wisata tersebut.

2. Merancang brand Wisata Paku Haji dengan dasar konsep visual dari tempat wisata tersebut, sehingga dapat menampilkan karakter dan ciri khas dari Wisata Paku Haji itu sendiri.

3. Menggunakan media above the line dan below the line tercetak sebagai media yang akan digunakan untuk mensosialisasikan Wisata Paku Haji.

1.3 Maksud dan Tujuan

Topik untuk merancang Branding Wisata Paku Haji ini memiliki maksud dan tujuan, agar dapat menggali dan memunculkan kelebihan serta keunikan yang dimiliki.

1.3.1 Maksud

Membuat sebuah konsep baru sesuai permintaan pemberi tugas tentunya dengan strategi yang informative dan menarik sehingga wisata ini tetap menjadi tujuan utama para wisatawan.

1.3.2 Tujuan

Wisata Paku Haji yang berdi sejak 2006, dan sudah dikenal banyak orang namun akan melakukan perubahan strategi, sehingga strategi Branding ini memiliki berbagai tujuan, yaitu:

1. Membantu menangani masalah pesaingan yang semakin ketat dibidang yang sama.

(5)

2. Merubah anggapan pasar terhadap Branding wisata ini, karena Brand yang terlihat kuno di mata konsumen, memiliki bahaya stagnansi jika belum berada dalam kehilangan dan erosi pangsa pasar.

3. Mengukuhkan eksistensi Wisata Paku Haji, sebagai salah satu tempat wisata di Kota Bandung.

4. Mempermudah penyampaian inovasi terbaru yang diberikan oleh wisata ini.

1.4 Manfaat Tugas Akhir Terminasi

Strategi Branding Paku Haji memberikan manfaat untuk tempat wisata tersebut maupun untuk Universitas Widyatama sendiri, manfaat tersebut meliputi manfaat profesi dan manfaat akademis, dimana manfaat proyek akhir terminasi ini telah diuraikan dalam point-point tertentu.

1.4.1 Manfaat Profesi

Point dari manfaat profesi dalam strategi Branding Wisata Paku

Haji untuk Fakultas DKV sendiri adalah

1. Dapat mengaplikasikan keilmuannya secara aplikatif dan integratif melalui proses perkuliahan dan proses proyek akhir ini.

2. Sebagai bahan acuan pembelajaran dan referensi akademis, mengenai penyusunan dan perancangan Branding serta media yang digunakan, untuk segenap civitas akademika Universitas Widyatama, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Desain Komunikasi Visual.

1.4.2 Manfaat Akademis

Point dari manfaat akademis dalam strategi Branding Fakultas

DKV untuk Universitas Widyatama adalah

1. Sebagai bahan media yang membantu Universitas Widyatama dalam memperkenalkan Fakultas DKV ke masyarakat luas.

2. Branding membantu Wisata Paku Haji dalam menampilkan identitas wisata dengan mengangkat keunggulan serta keunikan dari wisata

(6)

serta dapat bersaing unggul dan mengukuhkan eksistensi sebagai salah satu tempat wisata di Kota Bandung.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan memberikan kerangka untuk bekerja dan menentukan rancangan pada tiap bab, sehingga membuat proses penulisan jadi lebih terperinci, terencana dan lebih teratur guna mencapai tujuan penulisan dari proyek akhir terminasi ini. Bab demi bab memiliki pembahasan yang saling dikhususkan guna memperoleh informasi secara terperinci agar tidak mengalami kesulitan dalam membuat tugas akhir terminasi tersebut.

Bab I Pendahuluan

Membahas secara garis besar tentang bagaimana merancang

branding wisata yang asalnya Wisata Kuda & Warung Liwet

Paku Haji menjadi Wisata Paku Haji.

Bab II Kajian Masalah

Menerangkan Teori Branding dari beberapa tokoh dalam dan luar negeri yang terdapat dari beberapa buku. Diagram pun menjadi isi pelengkap teori-teori yang ada.

Bab III Analisis Masalah

Menerangkan metode yang dilakukan penulis selama Penelitian Proyek Akhir guna mendapatkan data yang dibutuhkan, antara lain wawancara, studi literature, jelajah jejaring, observasi. Ada juga instrument sebagai pelengkap untuk membantu penelitian antara lain pena dan kertas, perekam suara, kamera, computer. Data yang diperoleh penulis antara lain sejarah Wisata Paku Haji, visi misi, STP, USP, Eksisting.

(7)

Branding Wisata Liwet Paku Haji akan dirancang menggunakan pendekatan visual yang dapat memberikan warna baru dan hal yang seru terhadap Wisata Liwet Paku Haji sehingga dapat mengukuhkan eksistensi wisata di Bandung.

Bab V Rincian Tugas

Branding Desain Wisata Paku Haji akan diselesaikan berdasarkan

pedoman penulisan yang ada, baik itu image, bentuk, gambar, atau hasil rancangan dalam format media aplikatif yang sifatnya menginformasikan secara visual apa saja yang yang telah dikerjakan sebagai bentuk penyelesaian tugas yang diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Undang-undang No.9 tahun 1990, tentang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan kepariwisataan dan pariwisata yaitu:.. • Wisata adalah

Taman Kyai Langgeng sebagai obyek wisata juga perlu menerapkan pelayanan yang berbasis pada customer-centric karena dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu

Dengan adanya Agrowisata Lembah Hijau Multifarm merupakan objek wisata yang mempunyai daya tarik wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestic atau umum, ada juga

Selain itu objek wisata lain yang terkenal diantaranya, seperti di kota Bukittinggi ada objek wisata Ngarai Sianok, Jam Gadang, Lobang Jepang (tempat bersejarah

Berdasarkan tabel 1.3 mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dalam Satuan Kawasan Wisata Ciater di Kabupaten Subang Tahun 2012, terdapat dua Desa Wisata yang

Bab ketiga merupakan pembahasan mengenai obyek wisata Malioboro yang berisi tentang daya tarik apa saja yang dimiliki oleh obyek wisata Malioboro yang dapat menarik

Garut juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata pantai dengan beragam objek wisata, pantai-pantai wisata yang terdapat di

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh