• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT. A. Sejarah Berdirinya Bank Nagari Cabang Syari ah Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT. A. Sejarah Berdirinya Bank Nagari Cabang Syari ah Padang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT

A. Sejarah Berdirinya Bank Nagari Cabang Syari’ah Padang

Berdirinya Bank Nagari Cabang Syariah ini didahului dengan adanya Bank Nagari Konvensional. Dengan menghadap kepada Notaris Hasan Qalbi di Padang, Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat diwakili oleh Soelamat Dipowardojo dan pihak swasta diwakili oleh Hadis Didong untuk mengukuhkan pendirian PT.Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat. Pada tanggal 25 April 1962 oleh Wakil Menteri Pertama bidang Keuangan Republik Indonesia dikeluarkan izin usaha PT. BPD Sumatera Barat untuk melakukan usaha dengan kedudukan di Padang.1

Seiring berjalannya waktu, setelah dikeluarkan Peraturan Daerah Tingkat 1 Sumatera Barat No.2 Tahun 1996 yang isinya antara lain tentang perubahan penyebutan/panggilan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari BPD Sumatera Barat menjadi “Bank Nagari” serta dilakukan peningkatan modal dasar dari Rp 50 miliar menjadi Rp 150 miliar.

Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Maka pada tanggal 25 Januari 2007 telah

1Bank Nagari Cabang Syari’ah Padang,Dokumentasi Sejarah Bank Nagari Pada Bank Nagari Cabang Syariah Padang, h.8

(2)

dilaksanakan RUPS Luar Biasa dengan agend Pengesahan dan persetujuan Anggaran Dasar tentang perubahan Badan Hukum Bank dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Pada 4 April 2007 telah disahkan Anggarn Dasar oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuia dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. W3-00074 HT.01.01-TH.2007 tentang Pengesahan Akta Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang disebut Bank Nagari. Tanggal 11 Oktober 2007 Bank Nagari telah mendapat izin dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/89/DPbS/Pdg.

Eksistensi Bank Nagari diluar Daerah Sumatera Barat memperlihatkan kemajuan yang cukup bagus. Bank Nagari telah membuka kantor cabang di Jakarta, Pekanbaru dan Bandung, sehingga Bank Nagari telah memiliki 28 kantor cabang yang terdiri dari 24 kantor cabang konvensional dalam provinsi dan 3 kantor cabang konvensional di luar provinsi serta 1 kantor cabang syariah.

Sejak dikeluarkannya Undang-Undang perbankan N0. 10 tahun 1998 yang membolehkan bank umum menggunakan dual banking system dimana bank konvensional dapat membuka Unit Usaha Syariahnya. Telah banyak bank umum yang membuka Unit Usaha Syariah (UUS) untuk meningkatkan target pasar bank. Berdasarkan fatwa MUI mengenai bunga bank yang haram dan untuk memperluas jangkauan target pasar Bank Nagari, khususnya umat Islam sehingga mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam

(3)

kegiatan ekonomi, meningkatkan kualitas layanan produk dan jasa, meningkatka sumber pendapatan dalam rangka memperkuat produktifitas dan kesehatan dimasa depan serta pengelolaan dana haji yang akan dilakukan melalui bank syariah maka berdasarkan latar belakang diatas Bank Nagari membuka kantor cabang syariah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk membuka kantor cabang syariah maka berdasarkan PBI No. 8/3/PBI/2006 pasal 11 ayat 1 : Bank yang akan membuka kantor bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk Unit Usaha Syariah di kantor pusat bank, maka Bank Nagari harus membentuk Unit Usaha Syariahnya yang berkedudukan di Padang sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Nagari dengan Akta Notaris Hendri Final No.1 tanggal 1 Februari 2007 dan pengesahan Menteri Kehakiman No. W3-00074 HT.01.01-TH 2007 tanggal 4 April 2007 .

Dengan modal awal sebesar Rp 1.600.000.000,- didirikanlah Unit Usaha Syariah (UUS) yang telah mendapat izin usaha pembukaan kantor cabang syariah dari Bank Indonesia No. 9/50/DPbS/Pdg tanggal 27 April 2007, sehingga terhitung sejak tanggal 4 Mei 2007, kantor cabang syariah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat mulai beroperasi yang berkedudukan di Padang. Untuk pengembangan UUS PT.BPD Sumatera Barat perlu penambahan modal yang dilakukan pada tanggal 11 Juli 2007 sebesar Rp. 10.000.000.000 sehinnga total modal UUS PT.BPD Sumatera Barat sampai saat ini adalah 11.600.000.000,-.

(4)

yang besar di Sumatera Barat dan beroperasi secara sehat dan menjadi andalan profitabilitas Bank Nagari. Untuk mewujudkan sasaran diatas sejak bulan Januari 2008 Bank Nagari Syariah telah Membuka Office Channeling (Layanan Syariah) di lima kantor cabang konvensional Bank Nagari yaitu Cabang Utama, Cabang Pasar Raya, Cabang Bukittinggi, Cabang Payakumbuh dan Cabang Simpang Empat. Berdasarkan rencana bisnis Bank Nagari tahun 2008 bahwa pada pertengahan 2008 akan dibuka Kantor Cabang Syariah Payukumbuh Office Channeling di 11 kantor cabang konvensional Bank Nagari. Penambahan jaringan kantor Bank Nagari Syariah ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bertransaksi dengan Bank Nagari Syariah.

Bank Nagari Unit Usaha Syariah dipimpin oleh Pemimpin Divisi yang semua kegiatan usahanya diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang tugas dan wewenangnya adalah mengawasi pelaksanaan fatwa syariah, menilai aspek syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan bank, memberikan opini dari aspek syariah terhadap operasional syariah dalam laporan publikasi, mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada Dewan Syariah Nasional (DSN), dan menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah minimal 6 bulan sekali kepada Direksi, Komisaris, DSN, dan Bank Indonesia sehingga usaha bank tidak menyimpang dari prinsip-prinsip syariah (Al Quran dan Sunnah).

(5)

B. Visi dan Misi Bank Nagari Cabang Syariah Padang.

Dalam menghadapi peluang dan ancaman maka Bank Nagari Cabang Syariah mempunyai Visi: “Menjadi Bank Syariah yang kompetitif, efesien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis syariah dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat”.2

Untuk mencapai visi dari Bank Nagari Syariah tersebut, yang merupakan tujuan jangka panjangnya perlu ditetapkan misi dari Bank Nagari Syariah yaitu “Meningkatkan posisi Bank Nagari melalui layanan perbankan syariah yang aman, adil dan saling menguntungkan, serta dikelola secara professional dan penuh amanah”.

C. Struktur Organisasi Bank Nagari Syariah.

Organisasi dipandang perlu oleh setiap perusahaan,karena pada bagan atau struktur organisasi akan terlihat aspek-aspek penting dalam suatu organisasi yang meliputi fungsi-fungsi pokok, hubungan masing-masing saluran pengawasan, luas wewenang serta tanggung jawab setiap orang yang diberi tugas untuk menjalankan semua fungsi tersebut.3

Setiap perusahaan atau instansi harus memiliki struktur organisasi agar tujuan dapat tercapai. Dengan adanya struktur organisasi akan membantu

2

Bank Nagari Cabang Syariah Padang, Ibid., h.12 3

(6)

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka dan memberikan petunjuk tentang bagaimana menghubungkan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta kepada siapa pekerjaan tersebut dipertanggung jawabkan dalam suatu organisasi.

Bagi perusahaan organisasi merupakan suatu alat untuk memonitor suatu pekerjaan yang dibebankan kepada individu atau karyawan agar waktu pekerjaan lebih efisien dan efektif dengan adanya pemberian tugas. Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat merupakan perusahaan besar dengan jumlah yang banyak, daerah kerja yang sangat luas serta mempunyai beraneka ragam bidang tugas. Karena itu bentuk struktur organisasi yang digunakan Bank Nagari adalah bentuk struktur organisasi garis dan staf. Organisasi ini dipilih karena dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya, serta penempatan karyawan dilakukan sesuai dengan keahlian.

Berdasarkan PBI No. 6/24/PBI/2004 struktur organisasi UUS PT.BPD Sumatera Barat hampir sama dengan bank konvensional, yang membedakannya adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas :

1. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional bank terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN.

2. Menilai aspek syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan bank.

(7)

3. Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional bank secara keseluruhan dalam laporan publikasi bank.

4. Mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN.

5. Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah minimal 6 bulan sekali kepada Direksi, Komisaris, DSN dan Bank Indonesia.

(8)

Gambar 3.1

Bagan/Struktur Organisasi

Bank Nagari Kantor Cabang Syariah Padang (7100)

Sumber: Dokumentasi Struktur Organisasi BNS Posisi Per 13 Maret 2017

PETUGAS PEMBIAYAAN : DERIAFRIKO ANALIS PEMBIAYAAN : HENDRIANTO MEGAWATI ADM. PEMBIAYAAN : LUKMAN WIWIEK OKTAVIANDA MARKETING OFFICER SYARIAH : TOMMY PRATAMA PEMIMPIN CABANG MULYADI BACHTIAR WAKIL PEMIMPIN CABANG AIDIL SEKSI PEMBIAYAAN EVORAMADHONA SEKSI OPERASIONAL YOSRIISWANDI FUNDING OFFICER : SUSAN HAIFA TELLER : HAFIZAH FANNY CUSTOMER SERVICE : INDAH RETNO MAHESA PETUGAS KLIRING : ZUBAIDAH PETUGAS SDM UMUM : LENY MARLENI

PETUGAS DANA & JBL:

FITRA NETTY SATPAM : JUNAIDI S ZULFIKAR MUZANI ABDILLAH MEIRIO EPENDRA WINDRO YUDHISTIRA DRIVER : BAYU SETIAWAN RIFNALDI PRAMUBAKTI : DEFRIWANDI CLEANING SERVICE : ROMI NAZWAR

(9)

Tugas dari Unit Usaha Syariah ini adalah:

1. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah atau unit syariah.

2. Menempatkan dan mengelola dana yang bersumber dari kantor cabang syariah dan unit syariah.

3. Menerima dan menatausahakan laporan keuangan dari kantor cabang syariah atau unit syariah dalam rangka penyusunan laporan gabungan. 4. Melakukan kegiatan lain sebagai kantor induk dari kantor cabang

syariah dan unit syariah.

Saat ini UUS Bank Nagari Cabang Syariah memiliki 19 orang karyawan yang terdiri dari 8 orang di Divisi Usaha Syariah dan 11 orang di Kantor Cabang Syariah Padang.4

1. Pemimpin Divisi

Unit Usaha Syariah dipimpin oleh Pemimpin Divisi yang bertanggung jawab langsung kepada direksi BPD Sumbar. Tugas pokoknya :

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada unit kerja Divisi Usaha Syariah.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada dibawah supervisi Divisi Usaha Syariah.

2. Pemimpin Bagian Operasional Tugas pokoknya :

4

(10)

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada unit kerja bagian operasional.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah supervisi bagian operasional.

3. Pemimpin Bagian Pembiayaan Tugas pokoknya:

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada unit kerja bagian pembiayaan.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah supervisi bagian pembiayaan.

4. Pemimpin Bagian Treasury Tugas pokoknya:

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada unit kerja bagian dana dan treasury.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah supervisi bagian dana dan treasury

5. Pemimpin Cabang Tugas pokoknya:

a. Mewakili Direksi dalam melaksanakan tugas-tugas bank di wilayah kerja kantor cabang.

(11)

b. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas unit kerja kantor cabang.

c. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah kantor cabang.

6. Wakil Pemimpin Cabang Tugas pokoknya:

a. Membantu Pemimpin Cabang dalam melaksakan , mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas bank di wilayah kerja kantor cabang.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah kantor cabang.

c. Melaksanakan tugas-tugas pokok pemimpin cabang apabila pemimpin cabang tidak masuk kantor.

7. Pemimpin Seksi Dana Tugas pokoknya:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja di bawah pimpinan seksi dana, seperti : teller, customer service dan petugas kliring.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah pemimpin seksi dana.

(12)

8. Pemimpin Seksi Pembiayaan Tugas pokoknya:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja di bawah pimpinan seksi pembiayaan.

b. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh pegawai yang berada di bawah pemimpin seksi pembiayaan.

c. Melakukan pembinaan dan penagihan terhadap pembiayaan yang telah diberikan.

D. Ruang Lingkup Kegiatan yang dilakukan pada Bank Nagari Cabang Syariah Padang

Maksud dan tujuan pendirian Bank Nagari Syariah yakni untuk membantu dan mendorong pertumbuhan dan perekonomian dan pembangunan daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu ditetapkan ruang lingkup kegiatan operasional bank. Kegiatan operasional Bank Nagari Syari’ah hampir sama dengan Bank Nagari Konvensional bedanya terletak pada prinsip akad yang digunakan harus memenuhi prinsip syari’ah. Kegiatan tersebut meliputi : 1. Memberikan berbagai fasilitas pembiayaan kepada dunia usaha dan pihak

lain yang membutuhkan.

2. Melakukan penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito.

(13)

3. Melakukan pemberian jasa perbankan lainnya seperti kiriman uang, bank garansi, kliring dan jasa lainnya.

E. Produk dan Jasa Bank Nagari Cabang Syariah Padang

Sesuai dengan ruang lingkup kegiatan bank berdasarkan PBI No. 6/24/PBI/2004 kegiatan-kegiatan operasional dalam bentuk produk dan jenis-jenis layanan jasa yang telah dilaksanakan Bank Nagari Cabang Syariah adalah sebagai berikut : 5

1. Penghimpunan dana, meliputi : a. Giro Wadiah iB

Giro Wadiah iB merupakan dana pihak ketiga bank syariah berdasarkan

wadiah yad dhamanah (pemanfaatan) untuk perorangan, instansi

pemerintah/swasta yang penarikannya dapat menggunakan cek, bilyet

giro atau surat perintah bayar lainnya.

b. Tabungan Sikoci Wadiah iB

Tabungan Sikoci Wadiah iB merupakan dana pihak ketiga yang berdasarkan wadiah yad dhamanah (pemanfaatan) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan bisa diberi bonus berdasarkan Surat Direksi.

c. Tabungan Sikoci Mudharabah iB

Tabungan Sikoci Mudharabah iB merupakan penghimpunan dana pihak ketiga berdasarkan mudharabah muthlaqah (penanaman dana)

5

(14)

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan bisa diberi bagi hasil berdasarkan nisbah yang telah disepakati.

d. Tabungan Tahari Syari’ah iB

Tabungan Tahari Syari’ah iB merupakan simpanan dana pihak ketiga untuk perorangan yang akan melaksanakan ibadah haji. Bank diberi kuasa untuk pemindahbukuan saldo tabungan ke rekening Departemen Agama dalam rangka mendapatkan porsi haji sesuai ketentuan yang berlaku. Baik dengan akad yad dhamanah maupun mudharabah

muthlaqah.

e. TabunganKu iB

TabunganKu iB merupakan simpanan dana pihak ketiga untuk perorangan berdasarkan wadiah yad dhamanah (pemanfaatan) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan bisa diberi bonus berdasarkan Surat Direksi.

TabunganKu iB diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraa masyarakat.

f. Deposito iB Mudharabah

Deposito iB Mudharabah merupakan penempatan dana pihak ketiga pada bank syariah berdasarkan mudharabah muthlaqah (penanaman modal) yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian

(15)

dan menerima bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati berdasarkan revenue sharing (pendapatan penanaman/investasi yang diterima bank sebelum dikurangi biaya-biaya).

2. Pembiayaan, meliputi : a. Murabahah iB Plus

Murabahah iB Plus merupakan pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat dalam rangka pembiayaan jual beli dengan akad murabahah yang diberikan untuk pegawai PNS, ABRI, BUMN, BUMD, yang berpenghsilan tetap dan gajinya dibayar melalui Bank Nagari.

b. Murabahah Modal Kerja iB

Murabahah Modal Kerja iB merupakan pembiayaan yang diberikan

kepada masyarakat dalam rangka pembiayaan jual beli dengan akad

murabahah yang diberikan untuk modal kerja, properti, agrobisnis dan

usaha lainnya dengan pembayaran cicilan. c. Murabahah iB Investasi

Murabahah iB Investasi merupakan pembiayaan dengan prinsip jual

beli kepada nasabah diberbagai sektor ekonomi produktif untuk kebutuhan investasi.

d. Pembiayaan iB kepada Koperasi

Pembiayaan iB kepada Koperasi merupakan pembiayaan yang diberikan kepada koperasi dalam bentuk akad mudharabah dengan memakai prinsip bagi hasil.

(16)

Pembiayaan Modal Kerja Kontraktor iB merupakan pembiayaan yang diberikan kepada rekanan dalam rangka pembiayaan dengan akad

murabahah. Antara lain pengadaan barang konstruksi dan jasa

konsultan yang dananya berasal dari APBN, APBD, BUMN bantuan atau pinjaman luar negri yang masuk anggaran pemerintah serta perusahaan swasta yang bonafid.

f. Pembiayaan Jual Beli iB Istishna’

Pembiayaan Jual Beli iB Istishna’ merupakan jual beli dengan pesanan dengan pembayaran secara cicilan.

g. Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiyah iB Al-tamlik (IMBT)

Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiyah iB Al-tamlik (IMBT) merupakan pembiayaan sewa beli (leasing) dengan pilihan/opsi kepemilikan.

h. Gadai iB Emas

Gadai iB Emas merupakan fasilitas pinjaman dana yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa emas yang berprinsip gadai syariah.

3. Jasa dan Layanan meliputi: a. Sharf, yaitu jual beli Valas

b. Ijarah dalam bentuk Save Deposit Box c. Wakalah dalam bentuk transfer

Referensi

Dokumen terkait

Response time sangat penting dalam menangani pasien gawat darurat khususnya pasien dengan prioritas 1, response time yang cepat dapat menimbulkan kepercayaan

Pada hasil penelitian di dapat beberapa response time perawat masih saja melambat meski telah tersedia alat dan obat-obatan saat dibutuhkan.Reponse time perawat

Tingkat pendidikan, pengetahuan, lama kerja dan pelatihan tidak berhubungan dengan Response Time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof.. Saran kepada

Ketepatan pada saat pretest perawat di RSUD Ngimbang Lamongan, RSI Sakinah, dan RSI Hasanah Mojokerto menunjukkan hasil bahwa perawat mampu mengenali tanda dan

Namun pemberian pakan buatan tidak dapat memanfaatkan enzim tersebut, sedangkan pada larva ikan yang diberi pakan alami memiliki saluran pencernaan yang sudah berkembang

Ini adalah lingkungan ini menuduh bahwa Sara masuk. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk , manajer ditugaskan untuk audit konsolidasi FFF adalah James

Selama lebih dari 2.000 tahun jintan hitam, tanaman dari keluarga Ranunculaceae (buttercup), secara tradisional telah digunakan oleh berbagai budaya diseluruh dunia

Setelah melakukan pelatihan selama enam belas pertemuan dengan cara menghafal dan menterjemahkan ayat- ayat Al-Qur’an dan Hadis-Hadis, para siswa atau Santri dapat