• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PEMBIAYAAN USAHA BUDIDAYA PISANG MAS KIRANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA PEMBIAYAAN USAHA BUDIDAYA PISANG MAS KIRANA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

POLA PEMBIAYAAN USAHA BUDIDAYA

PISANG MAS KIRANA

UNIT AKSES KEUANGAN DAN UMKM

BANK INDONESIA MALANG

(3)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mengembangkan dan upaya mendorong pertumbuhan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mempunyai

program untuk melaksanakan bantuan teknis yang bertujuan untuk mendorong sektor riil

dan UMKM, sebagai wujud komitmen dalam mengembangkan UMKM. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Malang menyediakan informasi kepada Perbankan dan Instansi Terkait

berupa pola pembiayaan yang dipakai sebagai acuan dalam pembiayaan UMKM. Pola

pembiayaan yang mengambil tema tentang “Budidaya Pisang Mas Kirana” ini dapat

digunakan untuk membantu analisa kredit bagi perbankan atau Lembaga Keuangan

lainnya. Lokasi budidaya pisang Mas Kirana terletak di Kabupaten Lumajang yang

merupakan daerah sentra perkebunan pisang Mas Kirana.

Budidaya pisang Mas Kirana merupakan usaha perkebunan yang mempunyai

dampak positif, baik bagi pengusaha maupun masyarakat setempat. Dampak ekonomis

budidaya pisang Mas Kirana bagi petani adalah akan meningkatkan pendapatan,

dikarenakan merupakan suatu budidaya tanaman yang menguntungkan dengan peluang

pasar terbuka, terutama apabila kendala-kendala pemasaran yang dihadapi bisa segera

diatasi. Sedangkan bagi masyarakat setempat membantu peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan dan bersifat padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.

Peningkatan budidaya pisang mas kirana secara tidak langsung juga akan

memberikan peluang bagi peningkatan pendapatan daerah setempat. Pengelolaan yang

optimal terutama apabila kendala-kendala produksi, pemasaran dan keterbatasan modal

kerja sudah teratasi, maka petani pisang pun berpeluang mengekspor hasil panennya

sehingga berkontribusi bagi penambahan cadangan devisa.

Penyusunan pola pembiayaan ini dianggap layak untuk dijadikan rujukan perbankan

ataupun lembaga keuangan dalam penyaluran kredit dan menguntungkan bagi UMKM,

sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor riil.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak

yang telah membantu pelaksanaan penelitian “Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang

Mas Kirana”, antara lain:

1. Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang

(4)

ii

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

3. Kelompok Tani “Raja Mas” desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro

Dengan terselesaikannya penyusunan buku “Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana” kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan semoga memberikan Rahmat dan HidayahNya. Serta semoga kajian penelitian ini banyak memberikan sumbangan pemikiran dan rekomendasi berharga bagi pengembangan budidaya pisang Mas Kirana melalui fasilitasi pihak Perbankan atau Lembaga Keuangan dalam pemberian kredit usaha yang dibutuhkan. Akhir kata besar harapan kami pola pembiayaan ini dapat bermanfaat dan sebagai rujukan bagi peng embangan potensi ekonomi daerah.

Malang, Desember 2013 Unit Akses Keuangan dan UMKM

(5)

1 Jenis Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

2 Skala Usaha Optimum Usaha skala kecil dengan lahan 1 Ha

3 Lokasi Usaha Kabupaten Lumajang

4 Dana yang Diperlukan Investasi = Rp 8.060.000, -Modal Kerja = Rp

17.195.000,-5 Sumber Dana Perbankandan Modal Sendiri

6 Jangka Waktu Kredit Jangka waktu kredit adalah 3 tahun, tanpa tenggang waktu

7 Suku Bunga 13% per tahun Effektif

8 Periode Pembayaran Kredit Angsuran Pokok dan Bunga dibayarkan setiap bulan 9 Kelayakan Usaha a. Periode Proyek b. Produk Utama c. Skala Proyek d. Teknologi e. Pemasaran Produk 3 tahun

Buah Pisang Mas Kirana Pendapatan Per tahun:

-Tahun I Rp9.207.810,--Tahun II Rp17.666.218,--Tahun III

Rp18.317.376,-Budidaya tanaman pisang mas kirana organik menggunakan ajir dan pembrongsongan

Nasional dan Ekspor 10 Kriteria Kelayakan Usaha

-NPV DF 13% -IRR

-Net B/C Ratio -Pay Back Period

BEP Rata-rata -Penjualan -Produksi/kg -Penilaian Rp18.702.822,-49,65% 1,74 1,18 Rp7.735.401,-1.547 Kg Layak dilaksanakan

No Unsur Pembiayaan Uraian

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ... i

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA BUDIDAYA PISANG MAS KIRANA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Pokok Permasalahan ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 3

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN ... 4

2.1 Profil Usaha ... 4

2.2 Pola Pembiayaan ... 4

2.3 Potensi Pisang Mas Kirana... 5

BAB III ASPEK TEKNIS PRODUKSI ... 6

3.1 Lokasi Usaha ... 6

3.2 Bahan Baku dan Sarana Produksi ... 6

3.3 Tenaga Kerja ... 7

3.4 Teknologi ... 7

3.5 Proses Budidaya ... 7

3.5.1 Teknologi Produksi Bibit Pisang dengan Bit ... 8

3.5.2 Teknologi Produksi Pisang ... 8

3.5.3 Teknologi Pengolahan Pisang ... 10

3.6 Standarisasi Mutu ... 11

3.7 Kandungan Gizi Pisang Mas Kirana ... 12

iv

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

(7)

BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ... 13

4.1 Aspek Pasar... 13

4.1.1 Permintaan ... 13

4.1.2 Penawaran ... 13

4.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ... 13

4.2 Aspek Pemasaran ... 14

4.2.1 Harga ... 14

4.2.2 Jalur Pemasaran ... 14

4.2.3 Kendala Pemasaran ... 15

BAB V ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN ... 17

5.1 Aspek Eknonomi ... 17

5.2 Aspek Lingkungan ... 17

BAB VI ASPEK KEUANGAN ... 18

6.1 Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan ... 18

6.1.1 Karakter Budidaya Pisang Mas Kirana ... 18

6.1.2 Pola Usaha dan Pembiayaan ... 19

6.2 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan... 19

6.3 Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional ... 20

6.3.1 Biaya Investasi ... 20

6.3.2 Biaya Operasional ... 21

6.4 Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja ... 23

6.5 Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor ... 24

6.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP) ... 24

6.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha... 25

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

7.1 Kesimpulan ... 28

7.2 Saran... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

DAFTAR WEBSITE ... 30

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Karaktertistik Pisang Mas Kirana ... 12

Tabel 6.1 Asumsi Proyeksi Keuangan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana ... 20

Tabel 6.2 Biaya Investasi Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana ... 21

Tabel 6.3 Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana ... 22

Tabel 6.4 Komponen Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana (3 tahun) ... 23

Tabel 6.5 Kebutuhan untuk Investasi dan Modal Kerja... 23

Tabel 6.6 Pembayaran Angsuran Kredit dari Jumlah Potensial Kredit Selama 3 (tiga) Tahun .. 24

Tabel 6.7 Produksi dan Pendapatan Kotor ... 24

Tabel 6.8 Proyeksi Laba Rugi ... 25

Tabel 6.9 Proyeksi Arus Kas Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana ... 26

Tabel 6.10 Kelayakan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana ... 27

vi

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alur Pasca Panen ... 10 Gambar 3.2 Pisang Mas Kirana ... 12 Gambar 4.1 Rantai Pemasaran Pisang Mas Kirana ... 14

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Asumsi untuk Analisis Keuangan ... 32

Lampiran 2 Biaya Investasi ... 33

Lampiran 3 Kebutuhan Biaya Operasional Tahun Pertama ... 34

Lampiran 4 Kebutuhan Biaya Operasional Tahun Kedua ... 35

Lampiran 5 Kebutuhan Biaya Operasional Tahun Ketiga ... 36

Lampiran 6 Kebutuhan Dana ... 37

Lampiran 7 Angsuran Kredit Investasi ... 38

Lampiran 8 Angsuran Kredit Modal Kerja... 39

Lampiran 9 Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor ... 40

Lampiran 10 Proyeksi Rugi Laba Usaha (Rp) ... 41

Lampiran 11 Proyeksi Arus Kas ... 42

Lampiran 12 Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Aspek Keuangan ... 43

Lampiran Dokumentasi 1 Pembuatan Lubang Tanaman... 47

Lampiran Dokumentasi 2 Bibit Pisang Mas Kirana ... 47

Lampiran Dokumentasi 3 Lahan Pisang Mas Kirana ... 48

Lampiran Dokumentasi 4 Pembrongsongan Pisang Mas Kirana ... 48

Lampiran Dokumentasi 5 Proses Pasca Panen ... 49

Lampiran Dokumentasi 6 Proses Label dan Packing...50

viii

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

(12)

BAB I - Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

1.1 Latar belakang

Pisang merupakan buah tropis yang populer di masyarakat dan termasuk komoditas unggulan yang dapat memberikan kontribusi paling besar terhadap produksi buah-buahan nasional. Selain rasanya enak, mengandung gizi, dapat dikonsumsi oleh berbagai usia dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Varietas pisang di Jawa Timur sangat beragam dan berpeluang besar dikembangkan sebagai sumber ekonomi petani. Beberapa varietas pisang mempunyai nilai jual tinggi dan digemari oleh masyarakat baik sebagai buah meja maupun olahan.

Kabupaten Lumajang merupakan salah satu wilayah yang mempunyai plasma nutfah pisang yang beragam di Jawa Timur, namun plasma nutfah pisang tersebut belum banyak didayagunakan secara optimal karena belum diperolehnya data lengkap mengenai karakter masing-masing kultivar. Beberapa kultivar pisang mempunyai beberapa keunggulan ditinjau dari potensi hasil, preferensi konsumen, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Pisang dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan pH tanah 4,5-7,5. Tanaman pisang mempunyai perakaran yang dangkal, men yebar di bawah permukaan tanah dan menghendaki tanah yang mengandung bahan organik.

Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan dapat dimodifikasi dengan memperhitungkan efisiensi pengelolaan nya dengan pengaturan jarak tanam, p enggunaan bibit, dan pemupukan yang sesuai, sehingga tanaman dapat berproduksi dengan optimal. Faktor genetis pisang bergantung pada varietas yang ditanam dengan karakter masing-masing. Salah satu varietas pisang yang cukup potensial adalah Mas Kirana. Pisang tersebut memiliki keunggulan dibandingkan pisang lain yakni produktivitas tinggi, bentuk buah bulat berisi (gilig), lingir buah hampir tidak tampak, kulit buah berwarna kuning bersih, dan daging buah berwarna kuning cerah dengan rasa manis legit. Bentuk buah yang cukup menarik dan rasa manis yang dimiliki pisang Mas Kirana, memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Sehingga wajar bila varietas pisang Mas Kirana telah dipasarkan ke luar daerah Lumajang, bahkan pern ah diekspor ke mancaneg ara seperti Singapura, China, Jepang, dan Taiwan. Produksi pisang di Kabupaten Lumajang, telah memberikan keuntungan besar bagi masyarakat setempat, dan berhasil mengantarkan Kabupaten Lumajang dikenal dunia karena potensi pisang.

Selama ini distribusi pisang Mas Kirana, petani berkerjasama dengan pihak swasta yang bergerak dalam bidang pengembangan pengelolaan hasil perkebunan. Selain sebag ai pengelola akhir hasil panen pisang, juga memberikan bantuan bibit unggul untuk tanaman pisang Mas

(13)

BAB I - Pendahuluan

Kirana yang dapat dikembangkan sendiri oleh petani. Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas tanaman pisang Mas Kirana adalah teknologi, petani selama ini masih menggunakan cara-cara konvensional dalam mengembangkan potensi. Petani beranggapan bahwa cara tersebut paling baik digunakan untuk mengembangkan budidaya pisang Mas Kirana. Pola pikir demikian mengakibatkan produktivitas pisang Mas Kirana tidak akan mencapai hasil maksimal seperti halnya menggunakan teknologi dalam pengelolaan tanaman pisang. Peningkatan produktivitas pisang M as Kirana melalui pengembangan teknologi dan pola tanam pisang Mas Kirana secara baik memerlukan dukungan modal dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Dukungan modal bagi petani merupakan hal penting dan utama dalam budidaya pisang Mas Kirana. Modal untuk pengembangan budidaya pisang Mas Kirana di Kabupaten Lumajang sebatas pada swadaya masyarakat atau gotong-royong masyarakat, sehingga dengan penanaman dan pengelolaan sederhanan secara tidak langsung berdampak kurang baiknya aspek pemeliharaan dan kualitas tanaman pisang.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pola pembiayaan usaha budidaya pisang Mas Kirana untuk mendorong pihak perbankan dan pelaku usaha dalam peningkatan produksi dan pemasaran pisang Mas Kirana. Peluang potensi pisang Mas Kirana di Kabupaten Lumajang dapat dijadikan sebagai salah-satu komoditas ekspor potensial bagi Jawa timur dan Indonesia khususnya serta mampu memberikan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian.

1.2 Pokok Permasalahan

a. Apakah budidaya pisang Mas Kirana layak dikembangkan?

b. Bagaimana pola pembiayaan yang menguntungkan baik bagi pelaku usaha budidaya pisang Mas Kirana maupun bagi perbankan?

1.3 Tujuan penelitian

a. Menganalisis kelayakan usaha budidaya pisang Mas Kirana dengan mengambil sampel di sentra budidaya pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.

b. Menganalisis pola pengembangan usaha budidaya pisang Mas Kirana yang dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi Pemerintah Daerah dan penyerapan tenaga kerja.

c. Menganalisis pola pembiayaan yang sesuai dengan pengembangan budidaya pisang Mas Kirana di wilayah kerja KPw Bank Indonesia M alang.

(14)

BAB I - Pendahuluan

3

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

1.4 Manfaat Penelitian

a. Memberikan kontribusi dalam mempercepat pemberdayaan ekonomi daerah khususnya di bidang pertanian dan perkeb unan

b. Sebagai bahan referensi bagi lembaga perbankan maupun lembaga pembiayaan lainnya dalam mengambil keputusan pembiayaan terhadap usaha budidaya pisang Mas Kirana.

c. Memberikan pemahaman dan keyakinan kepada para pengusaha untuk berinvestasi dalam usaha budidaya pisang Mas Kirana

d. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik bagi pemerintah maupun stakeholders lainnya.

e. Membuka peluang bagi investor dan perbankan dalam meningkatkan pendapatan bagi para petani dan membuka lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi jumlah pengangguran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

a. Proses penanaman dari benih sampai dengan panen dan siap dipasarkan.

b. Kondisi usaha budidaya pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.

c. Prospek dan Kelayakan Usaha untuk dikembang melalui pembiayaan perbankan dan lembaga keuangan non bank.

1.6 Sumber Data

a. Data primer dan sekunder mengenai potensi budidaya pisang Mas Kirana.

b. Data primer dan sekunder pendukung yang mencakup fisik, sosial, budaya, ekonomi dan kelembagaan.

c. Data mengenai kebijakan perbankan terhadap sektor pertanian dan perkebunan d. Hasil analisis usaha budidaya pisang Mas Kirana termasuk kendala dalam

pengembangannya.

e. Hasil rekomendasi pola pembiayaan perbankan dan strategi pengembangan usaha budidaya pisang Mas Kirana.

(15)

BAB II

(16)

BAB II - Profil Usaha Dan Pola Pembiayaan

BAB II

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

4

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

2.1 Profil Usaha

Hasil penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) tahun 2013 oleh KPw Bank Indonesia Malang, di Kabupaten Lumajang bahwa pisang Agung Semeru dan pisang Mas Kirana merupakan produk unggulan. Pisang Agung Semeru dan pisang Mas Kirana merupakan icon Lumajang, telah mendapat pengakuan berupa sertifikat karena telah dikelola secara profesional oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dan telah dipasarkan ke luar daerah dan pernah menembus pasar internasional.

Pisang Mas Kirana dapat beradaptasi dengan baik di dataran sedang yang memiliki ketinggian sekitar 650 mdpl dengan tekstur tanah lempung berpasir dan regim kelembaban lembab. Pisang Mas Kirana dari wilayah Kecamatan Senduro, telah dikenal masyarakat lu ar daerah hingga manca negara. Ratusan ton pisang Mas Kirana, baik kualitas A, B maupun C secara rutin dikirim ke luar daerah, untuk memenuhi permintaan pasar yang demikian besar. Harga pisang Mas Kirana grade A Rp5.000/kg dipasarkan ke sejumlah pasar swalayan melalui distributor di Jakarta dan Tangerang, sedangkan pisang Mas Kirana grade B mencapai harga Rp2.000/kg untuk pasar tradisional Kabupaten Lumajang. Sementara saat ini permintaan pasar terhadap pisang Mas Kirana, belum seluruhnya terpenuhi, khususnya yang berkualitas tinggi, untuk mengisi sejumlah pasar swalayan di Jabodetabek dan sekitarnya. Jumlah petani pisang Mas Kirana di wilayah Kecamatan Senduro cukup besar dan terorganisir tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan), sebagian besar petani telah bergabung di dalam kelompok tani (Poktan) yang kemudian terorganisir dalam Gabungan kelompok Tani (Gapoktan). Keberadaan jenis pisang kirana saat ini telah mencapai Kecamatan Gucialit dengan produksi rata-rata 32.228 ton/tahun.

2.2 Pola Pembiayaan

Sebagian petani pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Gucialit sejak tahun 2009 melakukan kemitraan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) tbk dan memperoleh fasilitas kredit lunak. Jumlah debitur tercatat 76 orang petani dengan kredit yang diberikan sebesar Rp1,55 Miliar dengan bunga 0,5 persen atau 6 persen per tahun. Jangka waktu kredit 3 (tiga) tahun dan rata-rata petani mendapatkan pinjaman sebesar Rp10.000.000,- hingga Rp30.000.000,-.

(17)

Skim kredit yang tersedia untuk pembiayaan usaha budidaya pisang Mas Kirana adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) maupun Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Jangka waktu pinjaman kredit berkisar antara 3-5 tahun dan untuk KI dan 1-3 tahun untuk KMK. Pola analisis kredit yang diperhitungkan pihak bank adalah break event point (BEP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) serta Working C apital/Turn Over (WCTO). Kriteria yang juga menjadi pertimbangan bank berpedoman pada 5C yaitu character (watak), capacity (kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) dan condition (kondisi) dalam melakukan analisis kredit kepada calon debitur.

Kebutuhan modal usaha budidaya pisang Mas Kirana membutuhkan modal Rp25.000.000,- sampai dengan Rp30.000.000,- maka skim kredit yang sesuai adalah KUR dan KUK dengan suku bunga antara 12% - 13 % per tahun. Sistem pembayaran angsuran pokok dan angsuran bunga disesuaikan dengan kema mpuan petani untuk memenuhi kewajiban angsuran rutin per bulan atau angsuran rutin per enam bulan.

2.3 Potensi Pisang Mas Kirana

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki tingkat kesuburan tanah cukup potensial. Hampir setiap daerah di nusantara mem iliki sentra produksi buah lokal yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan buah-buahan import yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Salah satunya adalah potensi pisang di Kabupaten Lumajang yang kualitasnya tidak hanya diakui konsumen dalam negeri, namun juga berhasil menembus pasar ekspor hingga tersebar di mancanegara.

Pisang Mas Kirana memiliki keunggulan dibandingkan pisang lain yakni produktivitas tinggi, bentuk buah bulat berisi (gilig), lingir buah hampir tidak tampak, kulit buah berwarna kuning bersih, dan daging buah berwarna kuning cerah dengan rasa manis legit. B entuk buah cukup menarik dan manis memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen, sehingga wajar bila varietas pisang tersebut telah dipasarkan ke luar daerah Lumajang, bahkan pernah diekspor ke mancanegara seperti Singapura, China, Jepang, dan Taiwan.

Permintaan pasar lokal dan internasional yang tinggi belum dapat dipenuhi, peluang pengembangan usaha budidaya pisang Mas Kirana masih terbuka.

(18)

BAB III

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

(19)

BAB III - Aspek Teknis Produksi

BAB III

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

3.1 Lokasi Usaha

Kabupa ten Lumajang m erupakan wilayah yang te rle tak pada 112°53' - 113°23' Bujur Timur dan 7°54' - 8°23' Lintang Selat an. Luas wila yah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790.90 km2 atau 3.74% dari lua s Provinsi Jawa T im ur. Lua s tersebut terba gi dalam 21 Kecam atan yang meliputi 197 D esa dan 7 keluraha n. Kabupaten Lumajang terdiri dari data ran ya ng subur k arena diapit oleh tiga gunung be rapi, yaitu: Gunung Sem eru (3.676 mdpl), Gunung Bromo (3.295 mdpl) dan Gunung Lam ongan (1.668 m dpl). Kabupa ten ini sebelah Bar at berbata san dengan Kabupaten Malang, sebelah utara be rbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah timur berbat asan dengan Kabupaten Je mber dan sebe lah sela tan berbata san dengan S amudra Indonesia.

Ketinggian daerah Kabupaten Lum ajang bervaria si dari 0-3.676 m dpl dengan dae rah ya ng terluas adalah pada k etinggian 100-500 m dpl 63.405,50 he ktar (35.40% ) dan yang tersem pit adalah pada ketinggian 0-25 mdpl yaitu 19.722,45 hektar (11.01% ) dari luas keseluruhan Kabupaten Luma jang. Secara um um keadaa n drainase di Kabupaten Lumajang cuk up baik mengingat ke adaan topografi de ngan kemiringan bervariasi. Berdasa rkan k lasifikasi lereng (kemiringan), wilayah Kabupaten Lumajang t ermasuk kategori: datar (0-2% ) seluas 87.199,59 hektar (45.9%) , landai-agak m iring (2-15%) seluas 1.459,57 hektar (17.57% ), miring-agak cura m (15-40%) seluas 28.827,89 hektar (10.10% ) dan curam- sangat curam (lebih dari 90%) se luas 36.602,65 hektar. Ke adaan topografi di Kabupat en Luma ja ng yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan da ri aspe k kete rgantungan pengatura n air yang baik dan berfungsinya salura n pengairan, m enyeba bkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam .

Kondisi alam yang demikian Kabupaten lumajang sebagai sa la h satu kabupaten di J awa timur mer upakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan usaha budidaya pisang Mas Kira na. Kondisi hidrologis Kabupaten Lum ajang yang ba nyak sekali dilewati oleh aliran sungai sehingga kondisi tanah mem iliki banyak kandungan air yang dapa t m eningk atkan kesuburan dan berpotensi untuk pengembangan berba gai m acam tanam an salah sa tunya adalah pisang Mas Kirana.

(20)

7

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana 3.2 Bibit Pisang dan Sarana Produksi

Bibit budidaya pisang Mas Kir ana adalah bonggol pisang, bonggol te rsebut a kan mengha silkan bibit-bibit pisang yang akan diperlukan oleh pet ani. Oleh k arena itu petani di Kabupaten Lumajang untuk m endapatkan bonggol pisang, sering kali me la kukan pembenihan sendiri atau pengam bilan bonggol pisang dari tanam an induk. Selain m emanf aatkan bonggol dari pisang induk yang te lah ada, PT. Sewu Segar Nusantara (P T. SSN) sebagai pe rusahaan yang mela kukan kerja sam a dengan m asyara kat dalam p engolahan dan pemasara n juga member ik an bantuan berupa bibit unggul kepada ma syara kat untuk mengem bangkan potensi pisang Mas Kira na. Bibit unggul yang baik mak a diharapkan kualitas dan nilai jual pisang Mas Kirana dapa t meningkat .

Pupuk yang digunakan untuk mengolah tanah ada lah pupuk ka ndang, bentuk dukungan masyaraka t terhadap program P emerintah D aerah Ka bupaten Luma jang untuk “Go Organik ”. Penggunaan pupuk kandang, dengan mem anfaat kan kotoran ternak yang terdapat di dae rah sekitarnya. Sedangk an pupuk buatan masyaraka t lebih ba nyak me ndapat bant uan dar i PT.Sewu Segar Nusanta ra (PT.SSN) se bagai mitra pe tani.

3.3 Tenaga Kerja

Budidaya pisang Mas Kir ana m erupakan usa ha yang sangat potensial di Kabupaten Lum ajang banyak tena ga k erja untuk m engolah tana h dan perawatan tanam an. Oleh karena itu dalam pengem bangannya masyarakat lebih sering mem bagi da lam beberapa k elompok tani terdiri dari kurang lebih 20 orang yang m engerjakan beberapa lahan. Terda pat 10 k elompok tani yang telah bekerjasam a de ngan PT . Sewu Se gar N usantara (PT. SS N) dalam pengelolaan laha n, dengan konse p pembagian hasil panen.

Sebagai m ata pencaharian dari penduduk se kitar ma ka dalam pengelolaan dan budidaya pisa ng Mas Kir ana, m asyar akat tida k banyak m engala mi kesulitan, hanya sa ja mem butuhkan pelatihan dalam me nggunakan t eknologi-teknologi perta nian.

3.4 Teknologi

Sebagai pote nsi daera h, pisang Mas Kirana selama ini hanya dibudidayakan se car a konvensional dan k urang adanya te knologi dalam pengelolaan, sehingga mengakibatk an rendahnya tingka t produktivitas yang dihasilkan setiap musim panen. Pene rapan teknologi dala m setiap kegiatan pengemba ngan potensi pisang Mas Kirana dihar apkan akan me ningkatk an tingkat produktivitas dari tanam an t ersebut se rta meningkat kan pe ngeluar an masyarakat dalam berbagai aspek dalam pengelolaan tanam an pisang kirana.

(21)

3.5 Proses Budidaya

Tahapan produksi dalam sistem agribisnis pisang, pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk melalui tahap sebagai berikut:

a. Persiapan lahan, b. Pembibitan dari bit,

c. Teknologi budidaya (pemupukan, jarak tanam jajar legowo, pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan hama, serta tanaman sela),

d. Pengolahan pisang, termasuk teknologi pasca panen.

3.5.1 Teknologi Produksi Bibit dengan Bit

Pembuatan bit untuk kawasan kelompok tani diperlukan bonggol untuk masing-masing varietas, 650 bonggol akan didapatkan kurang lebih 2.000 bibit dari bit dengan tingkat keberhasilan tumbuh mencapai 80%. Tahapan pembuatan bibit dari bit sebagai berikut :

a. Bonggol dibongkar dan dibersihkan dari tanah, akar dan tunas muda.

b. Bonggol dibelah menjadi 2-4 bagian tergantung dari besar bonggol dan jumlah mata, setiap belahan bonggol (bit) minimum harus memiliki satu mata.

c. Belahan bonggol (bit) direndam dalam desinfektan (insektisida dan fungisida) atau direndam dalam air panas 30o C selama 30-40 menit.

d. Bit disimpan di tempat teduh selama 24 jam, kemudian ditanam dalam media persemaian campuran tanah + sekam padi (1:1) hingga berdaun sebanyak 4 helai dan siap tanam.

3.5.2 Teknologi produksi pisang

1. Persiapan lahan

a. Pengolahan lahan dimulai dari akhir musim kemarau, lahan diolah dan dibersihkan dari gulma, dibuat lubang tanam sedalam 30-50 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10-15 kg/lubang.

b. Pada lubang tanam diberi agensia hayati seperti Pseudomonas Fluorencens dan Tricoderma sp untuk mengantisipasi penularan penyakit fusarium. Sedangkan untuk mencegah penyakit darah digunakan bakteri antagonis seperti Pseudomonas fluorencens atau bakterisida sistemik seperti Agrept 20 WP d an Bacterymisin 15/15MP.

2. Tanam

a. Bibit pisang Mas Kirana berumur 3-4 bulan atau berdaun 4-5 helai b. Jarak tanam (2x1,5) x 3,5 m ( jajar legowo)

(22)

9

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB III - Aspek Teknis Produksi

3. Pemupukan

a. Pupuk di kelola oleh kelompok tani, agar lebih efisien. b. Pemupukan di lakukan 3 kali dalam satu kali proses produksi 4. Pemangkasan

a. Pemangkasan dilakukan terhadap daun-daun tua .

b. Pemangkasan anakan di lakukan setiap saat dengan mempertahankan tiap rumpun pisang terdiri dari 1-2 anakan setiap periode.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit a. Hama Penggerek batang

·Hama menyerang batang, mengakibatkan batang berlubang dan membusuk, serta mudah patah.

· Daun-daun layu dan menggantung. b. Hama Gulung Daun (Kluntung)

· Daun pisang menggulung disebabkan oleh serangga erionata thraxl.

·Ciri-ciri mendapat serangan yaitu daun sobek dan menggulung, akibatnya asimilasi terganggu sehingga buah pisang yang dihasilkan kurus/kecil.

·Pengendalian dengan cara penyemprotan instektisida sistemik, seperti insektisida dengan bahan aktif fipronil atau deltametrin .

c. Penyakit Sigatoga

·Penyebab penyakit adalah cendawan Cerco spora Musae Zimmin.

·Pengendalian penyakit dengan cara sanitasi lingkungan antara lain dengan memusnahkan daun-daun kering akibat serangan penyakit dan mengurangi jumlah anakan yang berlebihan. Bercak daun Sigatoka Disease adalah penyakit pisang yang banyak ditemukan di lahan petani. Pisang Mas Kirana sangat tahan terhadap hama ulat buah, serangan hama ulat buah pisang kemungkinan kecil pengaruhnya terhadap hasil karena buah yang terserang hanya menunjukkan gejala kudis. Dari segi estetika buah untuk ekspor, pisang yang terserang hama ulat buah sangat berpengaruh pada tingkat harga.

6. Panen

a. Pembrongsongan dilakukan pada saat pisang pertama belum membuka dan jantung pisang mulai merunduk dengan menggunakan plastik berwarna biru (Heigrow Cover Fruit). b. Mutu pisang yang baik sangat di tentukan oleh tingkat kematangan dan bentuk fisik buah

dengan ciri-ciri sebag ai berikut : · Rusuk buah tidak jelas · Uleran tampak gilig (berisi) · Tangkai putik buah telah gugur

(23)

BAB III - Aspek Teknis Produksi

· Kematangan buah ditandai dengan daun bendera mulai menguning 7. Perlakuan Pasca Panen

a. Merupakan rangkaian kegiatan penanganan buah pisang Mas Kirana dari kebun hingga buah siap didistribusikan ke konsumen

b. Menjamin keseragaman ukuran dan mutu buah yang sesuai dengan permintaan pasar serta aman dikonsumsi.

c. Alur pasca panen tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alur Pasca Panen

Penyisiran

Triming

Pencucian

Penirisan

Grading

Pelabelan

Penimbangan

Pengemasan

Penyimpanan

PEMASARAN

Pisang Hasil Panen

(24)

11

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB III - Aspek Teknis Produksi

3.5.3 Teknologi Pengolahan Pisang

Diversifikasi produk pisang M as Kirana merupakan produk turunan yang dapat dikembangkan oleh petani untuk meningkatkan nilai ekonomis disaat panen raya, seperti : a. Sale

Proses pengolahannya sebagai berikut:

·Pisang Mas Kirana masak ditandai dengan kulit berwarna kuning, ·50 kg pisang Mas Kirana dikupas kulitnya,

·Dikeringkan dengan bantuan sinar matahari/oven sampai berwarna coklat,

·Tekan dengan alat pres, potong sepanjang 10-15 cm dan umumnya didapatkan 12,5 kg sale.

b. Dodol

Proses pengolahannya sebagai berikut:

·Pisang Mas Kirana masak ditandai dengan kulit berwarna kuning, ·10 kg pisang Mas Kirana masak dikupas kulitnya,

·0,7 kg ketan, 0,7 kg beras, 0,6 kg terigu, 0 ,5 kg mentega, 3 kg gula pasir, ·1,25 kg susu, 0,5 kg wijen,

·Semua bahan masak sampai kalis, cetak dalam Loyang, potong dan kemas. c. Tepung

Proses pengolahannya sebagai berikut:

·Pisang Mas Kirana mengkal yang masih berwarna hijau, ·50 kg pisang dikukus selama 10 menit,

·Kupas dan diserut, jemur sampai kering,

·Giling sampai halus, umumnya akan didapatkan 10 kg tepung.

3.6 Standarisasi Mutu

Mutu pisang Mas Kirana di Kabupaten Lumajang sangat tergantung kepada kualitas tanah dan pengembangan bibit yang dilakukan selama proses pemilihan dan sterilisasi bibit. Aroma buah yang khas menjadi salah satu indikator kualitas dari pisang Mas Kirana. Selain itu yang menjadi indikator penting lain adalah bentuk dari buah pisang tersebut, semakin gilig (berisi) pisang berarti buah pisang tersebut memiliki kualitas tinggi.

Keunggulan varietas pisang Mas Kiran a antara lain ukuran buah yang sesuai untuk dikonsumsi setelah makan, sehingga menyebabkan pisang Mas Kirana menjadi pilihan utama

(25)

BAB III - Aspek Teknis Produksi

bagi para pengelola catering maupun restoran, selain itu mempunyai karakter warna buah yang menarik, rasa daging buah manis dan segar serta tekstur buah yang renyah. Pisang Mas Kirana dari Kabupaten Lumajang telah banyak dijual di pasar swalayan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Pihak swasta juga sedang mengupayakan untuk ekspor pisang M as Kirana ke Singapura dan Hongkong.

Tabel 3.1

Karateristik Pisang Mas Kirana

Karateristik Mas Kirana

Manfaat/kegunaan Buah segar

Ukuran buah Cukup sesuai untuk buah

segar (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil)

Produktivitas 11-13 kg/tandan

Umur Panen Relatif genjah (8-10 bulan)

Jumlah Anakan Sedikit

Ketahanan hama dan penyakit

Tahan terhadap penyakit layu fusarium dan penyakit darah

Sifat lain Warna buah menarik,

mempunyai pasar

dalam dan luar negeri

3 .7 Ka nd u ng a n G izi P isa n g M a s Kira n a

Kan d u n g an g izi y an g t erd ap at d alam setiap b u ah p isan g m atan g ad alah 9 9 kalo ri, p ro tein 1 ,2 g ram , lem ak 0 ,2 g ram , k arb o h id rat 2 5 ,8 m g , serat 0 ,7 g r am , kalsiu m 8 m g , f o sfo r 2 8 m g , b esi 0 ,5 m g , vitam in A 4 4 R E, v it am in B 0 ,0 8 m g , v itam in C seb an y ak 3 m g d a n air 7 2 g ram .

(26)

13

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB III - Aspek Teknis Produksi

Gambar 3.2 Pisang Mas Kirana

(27)

BAB IV

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

(28)

4.1 Aspek Pasar 4.1.1 Permintaan

Permintaan pisang Mas Kirana dari pasar luar Lumajang sangat tinggi, m enja dik an petani pisa ng di Kecam atan Senduro kesulitan dalam mem enuhi permintaan yang m encapai ra tusan ton. Beberapa k elom pok tani r ata-ra ta hanya bisa mem enuhi permintaa n antara 250 ton dari 350 ton pisang Mas Kirana untuk pasar lok al. Hal ini dikarenak an k eterbat asan lahan m ilik wa rga terut ama di desa Kandangtepus Kecam atan Senduro sekita rnya.

Kete rbatasan lah an m erupakan sala h satu k endala untuk mem enuhi permintaan pasar. Oleh ka rena it u sudah saa tnya luas a real t anah pisang Mas Kirana dikem bangkan di kecama tan lainnya. Pot ensi peluang ekspor bagi Kabupaten Lum ajang yang dikenal se bagai “Kota Pisang” sangat tinggi, dikarenak an perm intaan pisang, belum seim bang de ngan pengem bangan dan perluasan lahan.

4.1.2 Penawaran

Seiring dengan sema kin meningkatnya perm inta an terhada p pisang Mas Kirana dan prospek usaha budidaya pisang Mas Kira na dinilai baik ser ta m enguntungk an, usaha budidaya pisa ng Mas Kirana juga berkemba ng di dae rah lain. Peningka tan produksi tidak ter lepas pe ran Pem erintah Daer ah Kabupate n Lumajang yang sudah m enggalakkan program penge mbangan usaha budidaya pisang Mas Kirana di daerah lain yang juga berpotensi dengan keadaan topografi lahan da n keada an lingkungan tum buh (suhu, curah hujan da n air) yang sama dengan Kecam atan Senduro.

4.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Pada saat ini pisa ng Mas Kira na secara signifikan mulai m ampu be rsa ing dengan kualitas pisa ng lain yang t elah la ma dikenal oleh masyaraka t. Karena m erupaka n pote nsi daerah d an sement ara ini hanya te rdapat di daer ah lum ajang, m aka pisang Ma s Kir ana m empunyai nilai lebih dibandingkan dengan pisang lain. Oleh ka rena itu dar i se gi k ualit as dan rasa yang ditawark an pisa ng Mas Kirana m ampu be rsa ing denga n pisang lain secara kompetitif m eskipun belum menjadi prim adona di k alanga n ma syara kat.

Pisang Mas Kirana m erupakan salah satu var ie tas pisang dengan kualit as yang baik diantara varietas pisang yang lain di Indonesia . Dukungan dan perhatian dari D inas P ertanian Kabupaten Luma jang telah menjadikan pisang Mas Kirana sebagai icon Kabupaten Lum aja ng. Kele bihan pisang Mas Kirana antara lain lebih bagus dibandingkan denga n variet as pisang yang lain dan permintaa n pasar yang tinggi m erupakan bukti ba hwa pisang Mas Kirana da ri segi ha rga sangat kompetitif da n mam pu m erebut pa sar.

14

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

BAB IV - Aspek Pasar dan Pemasaran

(29)

BAB IV - Aspek Pasar dan Pemasaran

4.2 Aspek Pemasaran 4.2.1 Harga

Sebelum adanya pemberdayaan dan pengelolaan pisang Mas Kirana secara menyeluruh dan dikembangkan dengan teknologi pertanian yang sederhana, harga pisang Mas Kirana hanya mencapai Rp1.500,-/kg dan pisang Mas Kirana saat itu masih belum menjadi potensi unggulan di Kabupaten Lumajang. Tetapi setelah adanya pengembangan pengelolaan dan kerjasama kelompok tani dengan PT.Sewu Segar Nusantara (PT. SSN) maka harga pisang Mas Kirana dengan grade A mencapai Rp5.000,-/kg yang dipasarkan ke beberapa pasar swalayan melalui distributor di Jakarta dan Tangerang, sed angkan grade B dengan harga Rp2.000,-/kg untuk pasar lokal di Kabupaten Lumajang. Kenaikan harga pisang dipengaruhi oleh peningkatan kualitas dari pisang tersebut sehingga mampu merebut pasaran yang selama ini didominasi oleh pisang luar negeri dan pisang raja. Upaya untuk meningkatkan harga pisang Mas Kirana tersebut masih dapat dilakukan, yang salah satunya melalui pasar internasional atau ekspor karena harga pisang Mas Kirana dapat mencapai Rp12.000,-/kg.

4.2.2 Jalur Pemasaran

Pisang M as Kirana pernah dicoba dipasarkan ke China dan mendapatkan respon cukup bagus, dengan mengirimkan sebanyak dua kontainer yang masing-masing kontain er berisi 12 ton. Selain China, pisang Mas Kirana juga pernah dicoba untuk dipasarkan ke Singapura, Jepang dan Taiwan, namun dari segi volume masih kurang dan kualitas buah perlu ditingkatkan. Produksi pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro dipasarkan oleh dua distributor besar yakni PT. Sewu Segar Nusantara (PT. SSN) di Tangerang dan PT Mulya Raya di Jakarta, selanjutnya didistribusikan ke beberap a pasar swalayan di sejumlah daerah. Rantai pemasaran pisang Mas Kirana dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Rantai Pemasaran Pisang Mas Kirana

Petani & Kelompok Tani Gapoktan PT.SSN PT.Mulya Raya Pasar Lokal Swalayan Konsumen

(30)

4.2.3 Kendala Pemasaran

Dukungan Menteri Pertanian untuk menjadikan pisang Mas Kirana sebagai komoditas unggulan disambut baik oleh sejumlah kelompok tani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (gapoktan) yang mengembangkan sentra pisang Mas Kirana di desa Kandang Tepus. Bentuk buah, kandungan gizi dan rasa manis buah pisang Mas Kirana menjadi salah satu faktor peluang untuk diekspor ke beberapa negara. Beberapa keunggulan pisang Mas Kirana dibandingkan pisang lain yakni ukurannya pas sebagai buah segar, penampilannya menarik, kandungan gizinya cukup banyak.

Sebagian besar warga di desa Kandangtepus menjadi petani pisang Mas Kirana dengan bantuan bimbingan dari petugas penyuluh lapangan karena banyak warga yang tertarik menanam pisang Mas Kirana karena keuntungannya cukup besar. Luas kebun pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro sekitar 425 hektare dan 75 persen di antaranya dari desa Kandang Tepus, dengan produksi sekitar 250 ton per tahun. Pisang Mas Kirana di desa Kandangtepus dipasarkan di sejumlah daerah seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Tangerang dan Jakarta, dengan permintaan sebanyak 350 ton per tahun.

Para petani tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar karena berbagai faktor, namun pengembangan budidaya pisang Mas Kirana terus dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar. Petani harus terus melakukan terobosan untuk membudidayakan pisang Mas Kirana, agar komoditas buah khas Kabupaten Lumajang tersebut bisa masuk di pasar ekspor. Perluasan dan peremajaan menjadi kendala petani untuk mengembangkan budidaya pisang Mas Kirana, sehingga faktor itu menghambat keinginan petani untuk meningkatkan jumlah produksi.

Perawatan pisang Mas Kirana tidak terlalu sulit, namun sebelum berbuah anak pisang harus diatur yakni maksimal tiga anak pisang dalam satu induk. Tanaman pisang itu dipupuk dengan menggunakan pupuk kandang dalam waktu tiga bulan. Buah itu akan mengeluarkan jantung pisang dan petani harus membungkus pisang dengan plastik, agar tidak terkena penyakit dan buah pisang tetap bersih dari debu. Setelah matang, kemudian pisang dikemas ke dalam kardus dan segera dikirim ke sejumlah distributor yang memasarkan di luar Kabupaten Lumajang. Agar buah pisang tidak rusak, pisang yang dikemas dalam kardus diberi penyangga, satu kardus berisi sekitar 11-12 sisir pisang, dengan berat bersih kurang lebih 11 kilogram.

Potensi ekspor pisang Mas Kirana ke beberapa negara sangat tinggi, namun petani belum mampu memenuhinya dikarenakan kebutuhan pasar di dalam negeri masih kurang. Selain di China, pisang Mas Kirana juga pernah dicoba dipasarkan ke Singapura, Jepang, dan Taiwan, namun dari segi volume masih kurang dan kualitas buah perlu ditingkatkan, karena petani di Kabupaten Lumajang belum mampu memenuhi kebutuhan pisang di dalam negeri.

16

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

(31)

BAB IV - Aspek Pasar dan Pemasaran

Oleh karena itu untuk memenuhi standar ekspor, petani harus melakukan registrasi kebun dan sudah mendapatkan “Sertifikat Prima Tiga”, yang menjadi salah satu syarat komoditas yang akan di ekspor ke luar negeri.

Produksi buah lokal sebenarnya mampu bersaing dengan buah dari beberapa negara lain, namun perlu mendapatkan penanganan khusus teknologi yang cukup baik dari sisi teknik budidaya dan pemasaran yang harus didukung oleh pemerintah, agar buah lokal di Indonesia bisa tembus ke pasar dunia.

(32)

BAB V

ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN

(33)

BAB V - Aspek Ekonomi Dan Lingkungan

BAB V

ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN

5.1 Aspek Ekonomi

Pengembangan pengelolaan pisang Mas Kirana memberikan dampak tidak hanya peningkatan potensi sebuah daerah saja tetapi juga memberikan sumbangsih bagi pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Petani di daerah Kabupaten Lumajang dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp15.000.000 per setiap musim panen dari tanaman pisang tersebut. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan bersih yang diterima setelah dipotong dengan biaya untuk produksi ulang tanaman tersebut dan pembelian bahan-bahan penunjang pengelolaan tanaman pisang Mas Kirana tersebut.

Bagi pemilik lahan yang disewakan untuk pengembangan lahan pisang Mas Kirana dapat mendapatkan sekitar Rp2.500.000,- setiap periodenya dengan luas lahan sekitar 1 ha. Pendapatan seperti ini dapat dikatakan mampu menunjang kehidupan ekonomi masyarakat di daerah lumajang, pendapatan yang diatas rata-rata tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk membuka lahan usaha baru atau paling tidak untuk membuka usaha diluar usaha pertanian pisang kirana yang sekiranya akan menjadi potensi juga untuk daerah tersebut.

5.2 Aspek Lingkungan

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pengelolaan pisang Mas Kirana secara besar-besaran adalah penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak untuk mengelola lahan dan perawatan tanaman pisang sampai saat musim panen dan penanaman kembali. Di kabupaten lumajang tenaga kerja hampir terserap 70% dari jumlah keseluruhan penduduk yang terdapat di daerah tersebut. Ini berarti pengembangan potensi daerah juga dapat menurunkan angka kemiskinan di sebuah daerah. Serta memberikan mata pencaharian tetap bagi penduduk, walau sekarang masih banyak orientasi masyarakat bahwa menjadi petani bukan pekerjaan menjanjikan dan memberikan hasil bagi keluarg a, tetapi dengan adanya hal seperti ini maka petanipun dapat merasakan hasil yang sama dengan mereka yang bekerja di kantor atau sebagai pegawai swasta.

(34)

BAB VI

ASPEK KEUANGAN

(35)

BAB VI - Aspek Keuangan

BAB VI

ASPEK KEUANGAN

Analisa k euangan dapat digunakan untuk m embuat suatu ke putusan invest asi, pendanaan m aupun pe rhitungan prof it. Keputusan investa si ditujukan untuk menghasilk an kebijakan yang berhubungan dengan kebija kan pengalokasian sumber dana secara optima l, kebijakan modal kerja, ke bijak an investasi yang be rdampak pada strate gi perusahaan. A nalisis aspek keua ngan dipe rlukan untuk mem bantu pihak P erbankan at au Lem baga Keuangan menge tahui da ri sisi keuangan, terutam a kem ampuan pengusaha untuk m engemba likan k redit atau pe mbiayaa n yang telah diperole h. Analisis keuangan dapat juga berm anfaat bagi pela ku usaha dalam per encana an dan pengelolaan usaha budidaya pisang Mas Kirana .

6.1. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan 6.1.1. Karakterisitik Budidaya Pisang Mas Kirana

Indonesia dikenal sebagai negara agr aris, m emiliki tingkat k esuburan tanah yang cukup potensial. Ha mpir setiap daerah di nusantar a mem iliki sentra produksi buah lokal yang kualitasnya dapat be rsaing dengan buah-bua han import yang banyak ber edar di pasa ran Indonesia. Salah sa tunya a dalah potensi pisang di Kabupate n Lum ajang yang kualit asnya t ida k hanya diakui konsum en dalam negeri, nam un juga berhasil menembus pasar ekspor hingga tersebar di m ancanega ra.

Pisa ng adalah salah sa tu bua h tropis yang sudah populer di m asyarak at, potensial dikembangka n di Indonesia. Saat ini pisa ng mer upakan kom odit as unggulan dan member ik an kontribusi paling besar terhadap produksi buah-buahan nasional. Selain rasanya yang enak, pisa ng juga me ngandung gizi, vitamin, da n kalori, sehingga ber manfaat untuk kesehatan. Pisang mem iliki keunggulan dibandingkan pisang la in yakni produktivitas tinggi, bentuk buah panjang bulat, lingir buah ha mpir tidak tam pak, kulit bua h berwarna kuning be rsih, dan daging buah berwarna kuning cerah dengan r asa ma nis dan legit. Bentuk buahnya yang cukup cantik dan ra sa manis yang dimiliki pisang Mas Kirana, me mberikan daya t arik ter sendiri bagi par a konsume n, sehingga wa jar a danya bila varietas pisang ini telah dipasarkan ke luar daerah Lumajang, bahkan pernah diek spor ke mancanegara seperti Singapura, China, Jepang, dan Ta iwan.

Kabupa ten Lumajang dik enal denga n buah pisa ng, terdapat dua jenis pisang yang diunggulkan, yaitu pisang Agung dan pisang Mas Kirana. Pisang Agung Sem eru dan pisang Mas Kira na sebaga i icon kabupate n Lumajang, serta sudah diuji lewat ser tifika si. P roduk unggulan yang dikelola secara profesional oleh Pem erintah Kabupaten Lum ajang ada la h pisang kira na kare na sudah disertifika si dan dipasarka n untuk konsumsi masyar akat di luar dae rah dan mer ambah ke luar negeri.

(36)

20

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB VI - Aspek Keuangan

Pisang Mas Kirana beradaptasi dengan baik di dataran sedang yang memiliki ketinggian sekitar 600 mdpl dengan tekstur tanah lempung berpasir dan regim kelembaban lembab. Pisang Mas Kirana dari wilayah Kecamatan Senduro, telah cukup dikenal oleh masyarakat luar daerah hingga manca Negara. Ratusan ton pisang Mas Kiran a, baik kualitas A, B, maupun C setiap bulan dikirim ke luar daerah, untuk memenuhi permintaan pasar yang demikian besar. Harga pisang Mas Kirana d engan grade A sebesar Rp5.000,- /kg yang dipasarkan ke sejumlah pasar swalayan melalui distributor di Jakarta dan Tangerang, sedangkan pisang Mas Kirana grade B seharga Rp2.000,-/kg yang dipasarkan di Kabupaten Lumajang dan sekitarnya. Bahkan, hingga saat ini, permintaan pasar terhadap pisang Mas Kirana, belum semuanya terpenuhi, dikarenakan permintaan pisang tersebut memang benar-benar yang berkualitas tinggi, untuk mengisi sejumlah super market dan swalayan di Jabodetabek dan sekitarnya. Petani pisang Mas Kirana di wilayah Kecamatan Senduro jumlahnya sangat banyak. Sebagian besar petani telah bergabung di dalam “Kelompok Tani (Poktan)” yang kemudian juga bergabung di dalam “Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)”. Keberad aan jenis pisang Mas Kirana pada saat ini pengembangannya diperluas hingga Kecamatan Gucialit.

6.1.2. Pola Usaha dan Pembiayaan

Kebutuhan modal pembiayaan untuk usaha budidaya pisang M as Kirana terdiri dari dua komponen biaya yaitu biaya investasi dan biaya modal kerja. Kebutuhan modal kerja dihitung untuk satu kali produksi dengan jangka waktu pembiayaan selama tiga tahun dengan persentase perbandingan antara kredit dan dana sendiri sebesar 70% : 30%. Dalam pemberian kredit, pihak perbankan melakukan secara selektif, dimulai dengan melihat track record pembiayaan sebelumnya dan mengenal usaha maupun karakter nasabah. Perhitungan pendapatan atau keuntungan sangat memegang peranan kepercayaan bank kepada nasabah.

6.2. Asumsi dan Paramater untuk A nalisis Keuangan

Pada analisis aspek keuangan digunakan asumsi-asumsi yang disesuaikan dengan kondisi pada saat survey lapangan di Kabupaten Lumajang Jawa Timur (Bulan Maret 2013), serta berdasarkan hasil perhitungan aspek-aspek seb elumnya. Asumsi-asumsi yang dijadikan dasar perhitungan adalah sebagai berikut :

(37)

BAB VI - Aspek Keuangan

Tabel 6.1.

Asumsi Proyeksi Keuangan Budidaya Pisang Mas Kirana

1 Periode Proyek Tahun 3

2 Bulan Kerja Tahun Bulan 12

3 Harga Sewa Tanah Ha/tahun

Rp2.500.000,-4 Harga Pisang per Kg (Grade A) Rupiah

Rp5.000,-5 Harga Pisangper Kg (Grade B) Rupiah

Rp2.000,-6 Luas Lahan Ha/Tahun 1

7 Periode Tanam Produksi per Tahun Kali 1

8 Kepadatan Tebar per Ha Tanaman 1.100

9 Survival Rate Tanaman % 95%

10 Produksi per Pohon Kg/Pohon 7

11 Rata-rata Panen Pisang Kg/Periode 7.315

12 Tingkat Kegagalan Panen per Periode Tanam

% 5%

13 Harga Bibit batang

Rp3.000,-14 Tingkat Bunga Kredit/Pembiayaan p.a/efektif 13%

15 Proporsi Sumber Dana Pinjaman/Kredit :

a. Kredit b. Modal Sendiri % % 70% 30%

16 Jangka Waktu Kredit Tahun 3

No Asumsi Satuan Nilai/Jumlah

6.3. Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional 6.3.1. Biaya Investasi

Biaya investasi usaha budidaya pisang Mas Kirana terdiri dari pembelian peralatan cangkul, sabit dan sprayer. Kebutuhan mulai pembelian dan penyusutan dari masing-masing biaya investasi untuk memulai budidaya pisang Mas Kirana pada tabel 6.2. Pembelian mempunyai umur ekonomis 3 (tiga) tahun. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk pembelian peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 3 (tiga) tahun. Sewa tanah dilakukan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun Jumlah investasi keseluruhan pada tahun nol (0) adalah Rp8.060.000,-. Kebutuhan dana investasi tersebut dipenuhi dari dana sendiri dan kredit investasi dari Perbankan atau Lembaga Keuangan.

(38)

Tabel 6.3

Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

22

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

BAB VI - Aspek Keuangan

Tabel 6.2

Biaya Investasi Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

Biaya Investasi Tetap

1. Biaya Sewa Lahan 1Ha 2.500.000 7.500.000 3 2.500.000 -2. Biaya Peralatan Pertanian -a. Cangkul 2 Buah 60.000 120.000 3 40.000 -b. Sabit 2 Buah 45.000 90.000 3 30.000

-c. Sprayer 1 Buah 350.000 350.000 3 116.667

-TOTAL BIAYA INVESTASI 8.060.000

2.686.667

Uraian Unit

Harga per Unit (Rp)/Tahun

Total Biaya (Rp) Nilai Ekonomis

Nilai Penyusutan

Nilai Sisa

K omponen t erbesar untuk biaya investa si usa ha budidaya pisa ng M as K irana adalah sew a lahan menc apai 0,93% dari total biay a investa si lainnya. Sisany a adalah pembe lia an cangk ul, sa bit dan

spray er.

6.3.2. Biaya Op erasion al

K apasit as budiday a pisang M as K irana sebany ak 1.100 pohon dengan lua s lahan 1 ha dibutuhkan biaya opera sional p er bulan se besa r Rp922.639,- . Biay a opera sional terdiri dari dua kompone n yaitu biay a v ariabel dan biay a t etap, biay a variabel t erdiri dari biay a tenaga kerja dan biaya operasional lainnya sebesar Rp826.389,-/bulan.

A Biaya Alat/Bahan/Perlengkapan

- Plastik Brongsong Buah - Bambu Ajir 3.300.000 165.000 0 0 0 0 SUB TOTAL 3.465.000 0 0 BIAYA TETAP NO KEGIATAN TOTAL BIAYA Tahun I (Rp) TOTAL BIAYA Tahun II (Rp) TOTAL BIAYA Tahun III (Rp)

(39)

BAB VI - Aspek Keuangan

A

B

Biaya Bibit

- Bibit Pisang Mas Kirana

Pupuk Dasar - Pupuk Kandang/Organik Pestisida 3.300.000 5.500.000 270.000 0 5.500.000 270.000 0 5.500.000 270.000

TOTAL BIBIT, PUPUK DAN OBAT -OBATAN 9.070.000 5.770.000 5.770.000

C Tenaga Kerja

I. Pengolahan Lahan Siap Tanam

- Tenaga Pembersihan Lahan

II.Penanaman

- Tenaga Pembuatan Lubang Tanam - Tenaga Penanaman Bibit - Tenaga Pengajiran

III.Perawatan

- Tenaga Pemupukan - Tenaga Penyiangan

- Tenaga u/ Pembuangan Daun Tua - Tenaga u/ Penjarangan Anakan Pisang - Tenaga u/ Pemotongan Jantung Pisang - Tenaga Pembrongsongan

IV. Tenaga Pengendalian Hama&Penyakit V.Tenaga Panen 800.000 1.100.000 400.000 120.000 240.000 560.000 320.000 320.000 160.000 220.000 120.000 300.000 0 0 0 0 240.000 560.000 320.000 320.000 160.000 220.000 120.000 300.000 0 0 0 0 240.000 560.000 320.000 320.000 160.000 220.000 120.000 300.000

JUMLAH TENAGA HARIAN ORANG KERJA (HOK)

4.660.000 2.240.000 2.240.000

TOTAL BIAYA VARIABEL 13.730.000 8.010.000 8.010.000

TOTAL BIAYA 17.195.000 8.010.000 8.010.000 BIAYA TETAP NO KEGIATAN TOTAL BIAYA Tahun I (Rp) TOTAL BIAYA Tahun II (Rp) TOTAL BIAYA Tahun III (Rp) Tabel 6.4

Komponen Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana (3 tahun)

1 Biaya Tetap 96.250 1.155.000 2 Biaya Variabel 826.389 9.906.667 3 Jumlah Biaya Operasional 922.639 11.071.667

No Komponen Biaya Rata-Rata Perbulan (Rp)

Rata-Rata Pertahun (Rp)

(40)

24

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB VI - Aspek Keuangan

6.4. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja

Sumber dana untuk mencukupi modal kerja diasumsikan berasal dari dana petani sendiri dan perbankan/lembaga keuangan. Besarnya kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan dana awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha budidaya pisang M as Kirana mempunyai siklus produksi kurang lebih selama 1 (satu) tahun dimulai dari persiapan lahan dan pemanen. Perincian jumlah dan sumber dana untuk usaha budidaya pisang Mas Kirana dalam tabel 6.5.

Tabel 6.5

Kebutuhan untuk Investasi dan Modal Kerja

1 Biaya Investasi (Harta Tetap) a. Kredit b. Dana Sendiri 70% 30% 8.060.000 5.642.000 2.418.000 2 Biaya Modal Kerja (Operasional)

a. Kredit b. Dana Sendiri 70% 30% 17.195.000 12.036.500 5.158.500 3 Total Kebutuhan Dana

a. Kredit b. Dana Sendiri 70% 30% 25.255.000 17.678.500 7.576.500

No Keterangan % Jumlah Nominal

Jangka waktu pembiayaan modal kerja di asumsikan selama 3 (tiga) tahun dengan tingkat suku bunga pinjaman 13% pertahun, sedangkan metode pembayaran angsuran pokok dan angsuran bunga effektif dibayarkan setiap bulan. Dengan menggunakan cara-cara perhitungan tersebut, maka pola angsuran pokok, angsuran bunga, dan total angsuran selama 3 (tiga) tahun dengan pembayaran dilakukan setiap bulan sehingga pelunasan kredit per tahun yaitu angsuran pokok perbulan sebesar Rp491.069,- dan angsuran bunga efektif 13%,- dapat dilihat pada tabel 6.6.

Tabel 6.6

Pembayaran Angsuran Kredit dari Jumlah Potensial Kredit Selama 3 (tiga) Tahun

17.678.500 17.678.500 1 5.892.833 1.947.090 7.839.924 17.678.500 11.785.667 2 5.892.833 1.181.022 7.073.855 11.785.667 5.892.833 3 5.892.833 414.954 6.307.787 5.892.833 0 Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total

(41)

BAB VI - Aspek Keuangan

6.5. Pro yeks i Pro d uks i dan Pend ap atan K oto r

Jumlah panen pisang M as K irana di asumsikan setiap pohon mengha silkan 7 kg pisa ng, dan tingka t ke gagalan pane n 5% atau surviva l rat e 95% . H arga pisang M as Kirana terdiri dari grade A seharga Rp5.000,- diasumsik an se banyak 90% dan grade B seharg a Rp2.000,- diasumsik an sebany ak 10% sehingga hasil penjua lan pisang M as K irana per tahun Rp32.661.475,- . T abel 6.7. me rupakan rincian pene rim aan/pendapatan kotor dalam setahun.

Tab el 6.7

Pro d uks i d an Pen dap atan K oto r

1 Penjualan Pisang Mas Ki rana Grade A

Rp 5.000 x 6.949 x 90% 31.271.500

2 Penjualan Pisang Mas Kirana Grade B

Rp 2.000 x 6.949 x 10% 1.389.850

TOTAL 32.661.475

No Uraian Nilai & Satuan Harga

6.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)

Tingkat keuntungan (profitability) dari usaha budidaya pisang Mas Kirana merupakan bagian sangat penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel 6.8. menunjukkan keuntungan Proyeksi Laba Rugi dan BEP dari usaha budidaya pisang Mas Kirana.

Hasil perhitungan Proyeksi Laba Rugi menunjukkan bahwa laba setelah pajak pada tahun pertama, kedua, ketiga sebesar Rp1.624.908,-, Rp3.117.568,- dan Rp3.232.478,-. Pertimbangan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan pisang Mas Kirana, menghasilkan BEP Penjualan, BEP Produksi pada tahun pertama adalah Rp13.972.358,- per tahun untuk 2.794 kg dan pada tahun kedua Rp5.124.416,- per tahun untuk 1.025 kg, sedangkan untuk tahun ketiga adalah Rp4.109.429,- per tahun untuk 822 kg .

(42)

26

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB VI - Aspek Keuangan

Tabel 6.8

Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

1 Penerimaan Total Penerimaan 32.661.475 32.661.475 32.661.475 2 Pengeluaran a. Biaya Variabel b. Biaya tetap c. Depresiasi d. Angsuran Bunga 13.730.000 3.465.000 2.686.667 1.947.090 8.010.000 0 2.686.667 1.181.022 8.010.000 0 2.686.667 414.954 TOTAL PENGELUARAN 21.828.757 11.877.689 11.111.620 3 R/L Sebelum Pajak 10.832.718 20.783.786 21.549.855 4 Pajak (15%) 1.624.908 3.117.568 3.232.478

5 Laba Setelah Pajak 9.207.810 17.666.218 18.317.376

6 Profit on Sales 28,19% 54,09% 56,08% 7 BEP : Rupiah Kg 13.972.358 2.794 5.124.416 1.025 4.109.429 822 NO Uraian Tahun Ke 1 2 3

6.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

Untuk menilai kelayakan investasi usaha budidaya pisang Mas Kirana dapat dilakukan berdasarkan Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C) dan IRR . Perhitungan kriteria NPV dan Net B/C Ratio menggunakan Discount Factor (DF) 13%. Hal ini berdasarkan pada tingkat suku bunga pinjaman per tahun yang dikenakan bank yang memberikan kredit, nilai kriteria-kriteria tersebut terdapat pada tabel 6.9.

(43)

BAB VI - Aspek Keuangan

Tabel 6.9

Proyeksi Arus Kas Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

A Arus Kas Masuk

1. Total Penjualan Pisang 0 32.661.475 32.661.475 32.661.475

2. Kredit: a. Investasi b. Modal Kerja 5.642.000 12.036.500 3. Modal Sendiri a. Investasi b. Modal Kerja 2.418.000 5.158.500 - -

-4. Sisa Nilai Proyek - - -

-5.Penerimaan Lainnya

Total Arus Masuk 25.255.000 32.661.475 32.661.475 32.661.475 Arus masuk u/ Menghitung IRR 32.661.475 32.661.475 32.661.475

B Arus Kas Keluar

1. Biaya Investasi 25.255.000 2.Biaya Variabel 13.730.000 8.010.000 8.010.000 3.Biaya Tetap 3.465.000 4.Angsuran Pokok 5.892.833 5.892.833 5.892.833 5.Angsuran Bunga 1.947.090 1.181.022 414.954 6.Pajak 1.624.908 3.117.568 3.232.478

Total Arus Keluar 25.255.000 26.659.831 18.201.423 17.550.265 Arus Keluar u/Menghitung IRR 25.255.000 18.819.908 11.127.568 11.242.478

C Arus Bersih (Net Cash Flow) 6.001.644 14.460.052 15.111.210

D CASH FLOW U/ MENGHITUNG

IRR (25.255.000) 13.841.567 21.533.907 21.418.997

Discount Factor (13%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931

Present Value (25.255.000) 12.249.175 16.864.208 14.844.439

E CUMMULATIVE (25.255.000) (13.005.825) 3.858.382 18.702.822

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Net Present Value (NPV) 18.702.822

IRR 49,65%

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C

Ratio)Net B/C 1,74

Payback Period 1,7 tahun

20,9 bulan

No Uraian Tahun Ke

(44)

28

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana BAB VI - Aspek Keuangan

Dari hasil perhitungan diatas, metode analisis yang digunakan adalah NPV untuk memperkirakan aliran kas usah a budidaya pisang M as Kirana atau kemampuan keuangan usaha budidaya pisang M as Kiran a dari waktu ke waktu. Hasil NPV usaha budidaya pisang Mas Kirana adalah Rp18.702.822,- menunjukkan NPV positif, atau NPV>0 yang berarti usaha layak dijalankan (feasible).

Selain NPV, alat analisis lain adalah Benefit Cost Ratio yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu usaha. Dalam analisisnya metode tersebut memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu usaha. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bias dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dari analisis data diperoleh perhitungan Net Benefit Cost Ratio usaha budidaya pisang M as Kirana sebesar 1,74 maka BC>1 artinya kelayakan usaha bisa diterima dan dilaksanakan.

Kelayakan suatu usaha dapat didekati dengan mempertimbangkan Internal Rate of Return (IRR) yaitu apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunga maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan apanila sebaliknya maka proyek tersebut tidak layak untuk dikerjakan. Dari perhitungan IRR diperoleh hasil 49,65% lebih besar dari suku bunga kredit 13%, maka usaha budidaya pisang Mas Kirana mampu mendapatkan kredit sampai dengan bunga lebih dari 13% per tahun, maka usaha budidaya pisang Mas Kirana tersebut bisa diterima. Perhitungan pay back period atau lama pengembalian modal diperoleh hasil 1,7 tahun kurang dari 3 tahun rencana proyek yang akan dilaksanakan. Analisis usaha budidaya pisang Mas Kirana tersebut dapat dilihat p ada tabel 6.10. sebagai berikut :

Tabel 6.10

Kelayakan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

1 Net Present Value (NPV) DF 13% 18.702.822 >0

2 Internal Rate of Return (IRR) 49,65% >14%

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

1,74 >1

4 Pay Back Period 1,7 tahun <3 tahun

No Metode Kelayakan Hasil Analisis Justifikasi Kelayakan

Dengan menggunakan beberapa metode analisis, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa secara ekonomis ditinjau dari segi keuangan usaha budidaya pisang Mas Kirana layak untuk dilaksanakan dan diterima.

(45)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

(46)

29

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

BAB VII - Kesimpulan dan Saran

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Beberapa kesim pulan dari penelitian usaha budidaya pisang Mas Kirana sebagai berikut:

1. Usaha budidaya pisang Mas Kirana mempunyai potensi tinggi untuk dikembangka n di banyak daera h, di wilayah Indonesia yang m asih terdapat lahan yang sangat luas. 2. Proses penanaman pisang Mas Kirana relatif mudah dengan peralatan yang sederhana,

ser ta jar ang terkena serangan ham a dan penyakit.

3. Jenis pisang Mas Kirana mem punyai potensi untuk dikem bangkan, dikarenak an mem punyai nilai ekonom is yang tinggi, dan secara umum masyarakat masih memerlukan buah pisang sebagai buah meja penutup hidangan.

4. Secara ekonomis budidaya pisang Mas Kirana sangat m enguntungkan, analisis usaha mem perlihatkan budidaya pisang Mas Kirana masih dinilai layak untuk dikembangkan dengan NP V Rp18.702.822,- dan IRR 49,65% dengan suku bunga pinjam an 13% p.a/efektif. Dengan asumsi yang dibuat, maka usaha ini ak an m ampu mengembalikan seluruh modal usaha pada 1,7 bulan dengan B/C Ratio sebesar 1,74 kali.

5. Usaha budidaya pisang Mas Kirana m erupakan bidang usaha yang berpotensi untuk dibiayai. Biaya investasi dan operasional budidaya pisang Mas Kirana relatif kecil dengan potensi pendapatan jangka panjang yang sangat tinggi.

7.2 Saran

1. Untuk meningkatkan penghasilan dan nilai ekonomis buah pisang Mas Kirana saat panen raya serta harga menurun, petani dapat m engolah pisang Mas Kirana menjadi makanan olahan berupa tepung , dodol, dan sale.

2. Dukungan permodalan menjadi sangat penting untuk membuka usaha apapun termasuk usaha budidaya pisang Mas Kirana, agar p etani dapat m engembangkan usahanya secara mandiri dengan cara mem anfaatkan fasilitas kredit dari perbankan secar a efektif.

(47)

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian.2006. Pedoman Sistem Jaminan Mutu Melalui Standar Prosedur Operasional Pisang Mas Kirana Kabupaten Lumajang. Jakarta

Halim, Abdul.2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajiandari Aspek Keuangan. Graha Ilmu. Yogyakarta

(48)

31

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

Daftar Website DAFTAR WEBSITE http://agribisnis.deptan.go.id/disp_informasi/1/5/54/1294/mengangkat_citra_pasar_ekspor_pIsang _mas_kirana_lumajang.html http://jatim.antaranews.com/lihat/berita/67521/pisang-mas-kirana-khas-lumajang-go-internasional http://koran-sindo.com/node/334720 http://pokok-pokok-pisang.blogspot.com/2009/11/pisang_9557.html

(49)
(50)

32

Pola Pembiayaan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana

Lampiran

1 Periode proyek tahun 3

2 Bulan kerja tahun bulan 12

3 Harga Sewa Tanah ha/tahun 2,500,000

4 Harga pisang per Kg (Grade A) Rp 5,000

5 Harga pisang per Kg (Grade B) Rp 2,000

6 Luas lahan ha/tahun 1

7 Periode tanam produksi per tahun kali 1

8 Kepadatan tebar per ha tanaman 1,100

9 Survival rate tanaman % 95%

10 Produksi per pohon kg/pohon 7.00

11 Rata-rata panen pisang kg/periode

7,315

12 Tingkat Kegagalan panen per periode tanam % 5%

13 Harga bibit batang

3,000

14 Tingkat bunga kredit/ pembiayaan p.a /efektif 13%

15 Proporsi sumber dana pinjaman/kredit tahun 3

a. Kredit % 70%

b. Modal Sendiri % 30%

16 Jangka waktu Kredit tahun 3

Lampiran 1. Asumsi Untuk Analisis Keuangan

Gambar

Gambar 3.1  Diagram Alur Pasca Panen
Gambar 3.2  Pisang Mas Kirana

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian dari media sosial adalah sesuatu di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya serta dapat berinteraksi, bekerja sama,

Target Kinerj a Satuan Kebutuhan Dana 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 6 Koordinasi Perencanaan Sub Bidang Sumber Daya Alam Koordinasi Perencanaan Pembangunan

H mengalami peningkatan kadar asam urat dari hari pertama observasi sampai pada hari terakhir observasi di dapatkan kadar asam urat meningkat dari angka normal

Hasil Data Pengukuran Moisture Content EFB Data pengukuran moisture content ketiga sampel yang dilakukan lewat pengujian kadar kelembaban di laboratorium analisis Pusat

Pengolahan secara fisik ini dilakukan yaitu untuk mengurangi safat fisik air buangan seperti zat padat, baik pasir atau zat padat kasar terapung maupun terlarut, dalam pengolahan

1) Jurusita/jurusita pengganti melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap status barang yang disengketakan. 2) Apabila barang tersebut merupakan barang yang sudah

 Indonesia telah memiliki Hubungan Diplomatik dengan 24 Negara dari 25 Negara Berdaulat di Kawasan.. Amerika Selatan

Penggunaan PPC pada pembibitan okulasi karet sudah banyak dicoba oleh petani, namun secara teknis belum sesuai anjuran yaitu: waktu aplikasi tidak tepat, pencampuran klon