• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9

2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat dimana kaitan yang erat ini tercermin dalam pengunaan istilah informasi akuntansi yang menyangkut semua kegiatan dan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan manfaat bagi pemakai, agar informasi akuntansi dapat diolah secara baik, diperlukan suatu mekanisme atau kegiatan yang baik pula. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis. Sistem pengolahan yang baik terdiri dari prosedur, metode atau cara dan teknik yang memungkinkan data ini akan melibatkan manusia sebagai penunjang pencapaian tujuan.

2.1.1 Pengertian Sistem

Dalam jurnal Soudani (2012) sistem informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan unuk mencatat transaksi keuangan dari sebuah bisnis atau organisasi.

Menurut Turner dan Weickgenannt (2013:4) sistem informasi akuntansi meliputi proses, prosedur dan sistem yang mengambil data akuntansi dari proses bisnis; mencatat data akuntansi ke dalam jurnal yang tepat; memproses data akuntansi dengan mengklasifikasikan, merangkum, dan menggabungkan; dan melaporkan hasil rangkuman data akuntansi kepada pengguna internal dan eksternal.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Wing (2006, p49) informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan. Data adalah representasi suatu obyek. Terdapat karakteristik informasi yang baik, antara lain:

1) Akurat, dalam artian dapat menggambarkan kondisi obyek yang sesungguhnya.

(2)

3) Lengkap, mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan. 4) Relevan, berhubungan dengan keputusan yang akan diambil.

5) Terpercaya, isi informasi yang disajikan dapat dipercaya kebenarannya. 6) Terverifikasi, dengan maksud dapat dilacak sumber sumber aslinya.

7) Mudah dipahami, informasi harus siap dipahami oleh pembacanya karena pemakai laporan tidak ingin berfikir lagi dalam menerima informasi. Dia hanya ingin tahu kesimpulannya saja apakah informasi tersebut diperlukan.

8) Mudah diperoleh, informasi yang sulit diperoleh bisa tidak berguna karena pengguna tidak ingin bersusah payah dalam mencari informasi.

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wing (2006, p83) sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan perangkat sistem yang berfungsi untuk mencatat data transaksi, mengolah data, dan menyajikan informasi akuntansi kepada pihak internal (manajemen perusahaan) dan pihak eksternal (pembeli, pemasok, pemerintah, kreditur dan sebagainya). Karena bentuk perusahaan beragam, sasaran sistem informasi akuntansi juga beragam, meskipun intinya tetap sama yaitu menyajikan informasi. Menurut Nugroho (2001, p113) tanpa memandang bentuk perusahaan, suatu sistem informasi akuntansi selalu terbentuk dari:

1) Serangkaian formulir yang tercetak seperti faktur, nota (voucher), cek dan laporan laporan yang dipergunakan untuk membangun sistem akuntansi dan administrasi perkantoran.

2) Serangkaian buku baik dalam bentuk fisik maupun elektronik.

3) Serangkaian laporan atau pernyataan, seperti misalnya neraca saldo, buku besar, laporan rugi laba dan lain-lain.

4) Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data elektronik yang harus dicatat untuk mencatat berbagai informasi akuntansi.

5) Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, mesin ketik, sarana komunikasi untuk transfer data. (Berdasarkan eprints.uny.ac.id)

Sedangkan berdasarkan tkampus.blogspot.com Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah subsistem dari SIM yang menyediakan informasi akuntansi keuangan, dan informasi lain atas transaksi akuntansi. Enterprise Resource Planning (ERP)

(3)

adalah sistem manajemen bisnis yang mengintegrasikan semua aspek proses bisnis perusahaan. Penggunaan sistem informasi akuntansi (SIA), yaitu :

1. Membuat laporan eksternal

Laporan ini mencangkup laporan keuangan, seperti pajak dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas.

2. Mendukung aktifitas rutin

Sistem SIA digunakan untuk menangani aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan.

3. Mendukung Pengambilan Keputusan

Informasi diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat pada suatu organisasi.

4. Perencanaan dan Pengendalian

Suatu sistem informasi diperlukan untuk aktifitas perencanaan dan pengendalian 5. Menerapkan Pengendalian Internal

Pengendalian internal ( internal control) mencangkup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.

2.2 Siklus Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2006, p95), proses bisnis dapat dikategorikan ke dalam tiga siklus transaksi utama, yaitu:

1. Acquisition (purchasing cycle), yang mengacu pada proses dari pembelian barang dan jasa.

2. Conversion cycle, yang mengacu pada proses pengubahan sumber daya menjadi barang jadi dan jasa.

3. Revenue cycle, yang mengacu pada proses penyediaan barang jadi dan jasa kepada pelanggan.

(4)

2.3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2003, p6-7), tujuan dan kegunaan system informasi akuntansi ada lima yaitu:

1) Menghasilkan laporan eksternal

Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan. Laporan-laporan tersebut mencakup financial statement, tax returns, dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh perwakilan pihak-pihak yang terkait.

2) Mendukung aktivitas yang rutin

Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivita-aktivitas operasional yang ebrsifat rutin selama siklus operasi perusahaan.

3) Mendukung keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bersifat non-rutin yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.

4) Perencanaan dan pengawasan

Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara anggaran yang diterapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

5) Implementasi pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang digunakn untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat berhasil yaitu dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi.

2.3.1 Pendapatan

Pendapatan mempengaruhi kemungkinan perusahaan untuk membiayai operasi dan administrasi nya serta untuk lebih lanjut melakukan pengembangan bisnis.

Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008:p23), pendapatan adalah suatu proses kegiatan untuk menyediakan baik barang maupun jasa untuk pelanggan.

(5)

2.3.2 Penjualan

Penjualan merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan pendapatan.

Menurut Warren, Reeve, Duchac (2014:p271), penjualan adalah total biaya yang dibebankan kepada pelanggan atas barang yang telah dijual oleh

perusahaan, baik penjualan tunai maupun kredit.

2.3.3 Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi (2010: 455), sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

2.3.4 Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2010: 210), penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

2.3.5 Piutang Usaha

Atas penjualan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan, maka perusahaan memiliki hak untuk menagih piutang usaha.

Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:p256) piutang usaha adalah tagihan terhadap kosumen yang muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit.

Menurut Wibowo dan Arif (2008:p133), piutang usaha adalah sebuah nilai yang akan dilaporkan sebesar jumlah nilai kas yang diharapkan akan diperoleh dalam masa mendatang. Terdapat dua metode dalam menentukan penghapusan piutang, yaitu:

1. Metode penghapusan langsung (Direct write off method)

Jumlah piutang merupakan bagian yang relatif kecil dari total aktiva lancar. Dengan pertimbangan tersebut, maka lebih baik menangguhkan pengakuan atas

(6)

ketidaktertagihan sampai periode dimana jumlah tersebut dapat dianggap tidak berharga dan kemudian dihapuskan sebagai beban.

2. Metode penyisihan (Allowance for doubtful Account)

Nilai yang dapat direalisasi merupakan nilai piutang dikurangi dengan estimasi penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful accounts). Allowance for doubtful accounts dapat ditentukan dengan dua pendekatan, seperti berikut : a. Pendekatan laba rugi (income statement approach)

Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan penjualan kredit tahun berjalan.

b. Pendekatan neraca (balance sheet approach)

Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang berdasarkan analisis umur piutang (aging schedule analysis).

Kesimpulannya piutang usaha adalah tagihan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan atas penjualan barang atau jasa

2.3.6 Retur Penjualan

Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:256) retur penjualan adalah barang yang dikembalikan oleh konsumen atau penyesuaian atas barang yang cacat atau rusak.

Menurut Hall (2008:170) terdapat banyak alasan yang dapat menyebabkan barang yang telah dijual dikembalikan lagi oleh pelanggan, berikut beberapa alasannya:

• Perusahaan mengirimkan barang dagangan yang salah ke pelanggan. • Barang yang dikirmkan adalah barang yang salah.

• Barang rusak dalam pengiriman.

• Pelanggan menolak pengiriman barang karena keterlambatan pengiriman barang atau pengiriman barang tertunda.

2.3.7 Penerimaan Kas

Menurut Hall (2008:p173), menyebutkan ada 5 prosedur yang terlibat dalam sistem penerimaan kas, yang meliputi :

1. Remittance entry

Pada tahap ini, kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan denganremittance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek

(7)

yang diterima. Kemudian remittance list, yang berisi daftar remittance advice secara keseluruhan dibuat.

2. Depositing receipts

Salah satu salinan dari remittance list dikirimkan ke kasir yang akan membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir ini akan membuat deposit slip dan cash receipt transaction listing (jurnal). Setelah itu, barulah semua cek disetorkan ke bank.

3. Update Accounts Receivable

Remittance advice digunakan untuk mengirim ke rekening nasabah dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan diteruskan kefungsi buku besar.

4. Update General Ledger

Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasa akun, fungsi buku besar umum dituliskan ke rekening kas dan rekening kendali piutang dan flie voucher jurnal. 5. Reconcile Cash Receipts and Deposits

Secara berkala (mingguan atau bulanan), seorang pegawai dari kantor pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas) menyatukan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut:

- Salinan prelist yang terkait.

- Slip penyetoran yang diterima dari bank. Jurnal voucher yang terkait.

2.4 Siklus Pembelian

Menurut Rama dan Jones (2006:20) siklus pembelian dari organisasi-organisasi yang berbeda hampir sama karena memiliki beberapa atau semua operasi dibawah ini: • Konsultasi dengan pemasok. Sebelum memutuskan untuk membeli pembelian, perusahaan akan menghubungi beberapa pemasok untuk memperoleh pemahaman dari barang dan jasa yang tersedia termasuk harganya.

(8)

• Memproses permintaan. Dokumen permintaan barang atau jasa terlebih dahulu dipersiapkan oleh pegawai dan disetujui oleh supervisor. Permintaan pembelian kemudian dipakai oleh departemen pembelian untuk melaksanakan pemesanan dengan pemasok.

• Membuat kesepakatan dengan pemasok untuk membeli barang atau jasa di kemudian hari. Persetujuan dengan pemasok termasuk purchase order dan kontrak dengan pemasok.

• Menerima barang atau jasa dari pemasok. Organisasi harus memsatikan bahwa barang yang benar diterima dan dalam kondisi yang baik. pada organisasi besar, unit penerimaan yang terpisah bertanggungjawab atas penerimaan barang. Departemen penerimaan menerima barang dan meneruskannya ke departemen permintaan.

• Mengakui klaim atas barang dan jasa yang diterima. Setelah barang diterima, pemasok mengirimkan sebuah invoice. Jika tagihannya benar, departemen piutang mencatat invoice.

Memilih invoice untuk dibayar. Banyak perusahaan memilih invoice untuk dibayar berdasarkan jadwal, biasanya mingguan.

Membuat cek. Setelah invoice dipilih untuk dibayar, cek akan dibuat, ditandatangani, dan dikirim ke pemasok.

2.4.1 Pembelian

Menurut Gelinas dan Dull (2008:420), pembelian adalah sebuah struktur yang berinteraksi dengan orang, peralatan, metode, dan control yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi utama dibawah ini:

o Menangani rutinitas kerja yang berulang dari departemen pembelian dan depasrtemen penerimaan

o Mendukung kebutuhan pemngambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur departemen pembelian dan penjualan.

(9)

2.5 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

2.5.1 Pengertian Persediaan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007), persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, dalam proses produksi, dalam perjalanan, dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang- barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

Menurut Assuari (2008, p286) pada dasamya terdapat lima buah catatan yang paling penting dalam sistem persediaan :

a. Permintaan untuk dibeli (Purchase Requisition)

Dokumen ini merupakan permintaan dari sebagian persediaan kepada bagian pembelian untuk membeli bahan-bahan atau barang-barang yang sesuai dengan jenis dan jumlah tertentu seperti yang dinyatakan dalam surat permintaan itu.

b. Laporan Penerimaan (Receiving Report)

Dokumen ini penting karena satu copy atau rangkap dari laporan ini akan memberikan informasi bahwa penjaga gudang akan telah menerima bahan-bahan yang dipesan di pabrik.

c. Daftar Persediaan (Balances of Stores Forms)

Dokumen ini merupakan catatan yang paling penting dalam pangkal dari pelaksanaan sistem pengawasan persediaan dan memberikan informasi baik bagi pabrik maupun bagian akuntansi.

2.5.2 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Assauri (2008,p244), cara-cara penentuan jumlah persediaan terbagi atas 2 sistem yang umum dikenal, yaitu dengan :

- Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.

- Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu dalam hal ini dibuat catatan administrasi persediaan. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu

(10)

administrasi persediaannya. Bila metode ini dipakai, maka perhitungan fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counterchicking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menuntut catatan dalam kartu administrasi.

2.6 Object Oriented Analysis and Design

2.6.1 Konsep Object Oriented Analysis (OOA)

Aktivitas-aktivitas dalam OOA terdiri dari System choice, Problem domain analysis, Application domain analysis . Terdapat tiga aktivitas dalam system choice yaitu Describe the situation, Create ideas dan Define systems. Ketiga aktivitas tersebut menghasilkan sebuah system definition yang memenuhi FACTOR criterion. Menurut Mathiassen et al. (2000, p45), problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur, diawasi, atau dikendalikan oleh sistem. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi dan membangun model yang dapat digunakan oleh pengembang sistem untuk merancang dan mengimplementasi suatu sistem yang memproses dan menyajikan informasi yang berguna mengenai problem domain.

2.6.2 Konsep Object Oriented Design (OOD)

Dalam OOD terdapat 2 aktivitas utama yaitu architectural design dan component design. Architectural design terdiri dari 3 aktivitas yaitu Criteria, Component Architecture dan Processes Architecture

Tabel criteria-criteria yang akan menjadi evaluasi dari sebuah sistem. Kriteria yang diprioritaskan harus lebih diperhatikan (table2.1).

Tabel 2.1 :Classical criteria for software quality

Criteria Ukuran dari

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan

diri dengan konteks, organisasi yang

(11)

berhubungan.

Portable

Dapat dioperasikan di technical platform

yang lain.

Interoperable

Dapat digabungkan dengan sistem yang

lain.

Secure Ukuran keamanan system dalam

mengahadapi akses yang tidak terotorisasi

terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas

platform teknis.

Correct Pemenuhan dari kebutuhan.

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan

untuk melaksanakan fungsi.

Maintainable Menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Testable Memastikan bahwa system yang dibentuk

dapat melaksanakan fungsi yang

diinginkan.

Fleksible Dapat mengubah sistem dengan mudah.

Comprehensible Mudah dimengerti.

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan

(Sumber: Mathiassen, et al (2000, pl75))

Menurut Mathiassen et al. (2000, pl90), component architecture adalah sebuah stukture yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan. component architecture membuat sistem menjadi lebih mudah untuk dimengerti, menyederhanakan design, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini dikarenakan komponen adalah subsistem dari sebuah sistem.

Prinsip perancangan component architecture adalah mengurangi kompleksitas dengan membagi menjadi beberapa fungsi, menggambarkan struktur konteks sistem yang stabil, dan memungkinkan penggunaan kembali komponen tersebut pada aktivitas lain.

(12)

2.6.3 Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek (OOAD)

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 60) object oriented analysis mendefinisikan semua tipe obyek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Object oriented design mendefinisikan semua tipe obyek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam system serta menunjukkan bagaimana obyek-obyek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari masing-masing obyek agar dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

2.6.4 Konsep Pengembangan Sistem

Dalam suatu pengembangan sistem diperlukan panduan dalam mengembangkan sistem dengan memerlukan metode-metode tertentu, dimana metode pengembangan sistem tersebut menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 47) merupakan suatu acuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap aktivitas dalam pengembangan sistem, di antaranya termasuk models, tools, dan teknik-teknik tertentu lainnya. Definisi Models dalam hal ini adalah perumpamaan dari suatu aspek yang ada di dalam dunia nyata, sedangkan tools merupakan perangkat lunak pendukung dalam pembuatan model atau komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu proyek.

2.6.5 Unified Modeling Language (UML)

Satzinger,Jackson, dan Burd (2005: 48) mendefinisikan Unified Modeling Language sebagai seperangkat model konstruksi dan notasi yang dibentuk khusus untuk pengembangan berorientasi obyek. Model yang dicakup dalam metode pengembangan sistem adalah perumpamaan input, output, proses, data, obyek, interaksi antar obyek, lokasi, jaringan, dan peralatan Adapun model komponen sistem yang menggunakan Unified Modeling Language terdiri dari tujuh diagram, yaitu:

1. Use Case diagram 2. Class diagram 3. Activity diagram 4. Sequence diagram 5. Communication diagram

(13)

6. Package diagram 7. Deployment diagram

2.6.6 Unified Process (UP) sebagai Metode Pengembangan Sistem

Salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah Unified Process (UP), yang merupakan sebuah metode pengembangan sistem berorientasi obyek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi obyek.

Perancangan Unified Process (UP), Unifief Modeling Language (UML) models, tools, dan teknik-teknik bermanfaat untuk memperkuat contoh praktik terbaik dari banyak metode yang digunakan dalam pengembangan sistem, seperti:

1. Pengembangan secara iteratif

2. Penjabaran dan pengelolaan system requirements 3. Pengunaan arsitektur komponen

4. Pembuatan model visual 5. Verifikasi kualitas 6. Pengendalian perubahan

UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu: inception, elaboration, construction, dan transition.

Gambar 2.1 : UP Disciplines Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 264)

(14)

1. Business Modeling

Tujuan utama dari business modeling discipline adalah untuk memahami dan mengkomunikasikan sifat dasar dari lingkungan bisnis dimana sistem tersebut akan dibuat. Analis harus memahami masalah saat ini dan perbaikan yang memungkinkan dari sistem yang baru. Tiga aktivitas utama dalam business modeling:

A. Memahami lingkungan bisnis B. Membuat system vision C. Membuat business models

2. Requirements

Tujuan utama dari requirements discipline adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem yang baru. Aktivitas yang termasuk dalam requirements discipline adalah:

a. Mengumpulkan informasi secara detil

b. Mendefinisikan kebutuhan / persyaratan fungsional c. Mendefinisikan kebutuhan / persyaratan non fungsional d. Memprioritaskan kebutuhan

e. Membangun user interface dialogs f. Mengevaluasi kebutuhan dengan users

3. Design

Tujuan dari design discipline adalah untuk merancang sistem solusi berdasarkan kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya. High-level design terdiri dari membangun struktur arsitektural untuk komponen software, databases, user interface, dan lingkungan operasional. Low-level design memerlukan pembangunan detailed classes, methods, dan struktur yang dibutuhkan dalam pembangunan software. Enam aktivitas utama dalam design discipline:

a. Merancang support service architecture dan deployment environment, b. Merancang arsitektur software

c. Merancang use case realizations d. Merancang database

e. Merancang system and user interfaces f. Merancang keamanan sistem dan control

(15)

4. Implementation

Implementation discipline merupakan tahap mengimplementasikan sistem yang telah dirancang terdiri dari aktivitas membangun komponen software, memperoleh komponen software, dan mengintegrasikan komponen software.

5. Testing

Pada tahap ini melakukan proses pengecekan atu pengetesan terhadap sistem yang telah diimplementasikan. Terdiri dari unit testing, integration testing, usability testing, dan user acceptance testing.

6. Deployment

Deployment discipline mengacu kepada aktivitas yang dibutuhkan agar sistem berjalan secara operasional. Terdiri dari aktivitas: memeperoleh hardware dan software sistem, package and install komponen, melatih user, dan convert and initialize data.

7. Project management

8. Configuration and change management 9. Environment

2.7 Kerangka Berpikir

Percancang sistem pada CV Crystal Jaya Abadi dimulai dari melakukan pengumpulan data dengan cara metode wawancara dan observasi langsung, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan dengan fase melakukan pengamatan terhadap sistem yang sudah ada, pencarian kelemahan sistem yang berjalan, pencarian informasi yang dibutuhkan, dan memberikan solusi sistem. Tahap berikutnya adalah analisis data untuk mengidentifikasikan bagian-bagian yang terkait pada proses bisnis pembelian dan persediaan, mengidentifikasi dokumen-dokumen yang digunakan, memaparkan masalah dan dampak yang terjadi saat ini dalam dan proses binis CV Crystal Jaya Abadi. Setelah melakukan proses analisis awal, kemudian melakukan perancangan atas semua yang telah dianalisis menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design pendekatan Satzinger. Perancangan ini dimulai dari activity diagram yang diusulkan,yang kemudian dilanjutkan dengan event table, use case diagram,use case description, domain class diagram, statechart diagram, system sequence diagram, completed three layer design sequence diagram, update design class diagram, package diagram, user interface serta rancangan dokumen dan laporan yang akan dihasilkan oleh

(16)

sistem. Dibawah ini adalah gambaran umum dari kerangka berpirkir dari penulisan skripsi ini, yang telah dijelaskan diatas :

Dalam menentukan langkah-langkah penelitian, maka dibuat kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar

Tabel  criteria-criteria  yang  akan  menjadi  evaluasi  dari  sebuah  sistem.  Kriteria  yang diprioritaskan harus lebih diperhatikan (table2.1)
Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

november 1-je után: nyilvántartott álláskeresők (zárónapi adatok). november 1-jei változása a regisztrált munkanélküli fogalmát „nyilvántartott

• Pada persidangan Rudi yang juga mengajukan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein sebagai ahli tindak pencucian uang

Sesudah jangka waktu tersebut berakhir atas kesepakatan antara pemegang Hak Guna Bangunan dengan pemegang Hak Milik, Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik dapat

Latar belakang dianutnya sistem pemerintahan presidensial di Amerika Serikat ialah karena kebencian rakyat terhadap pemerintahan Raja George III sehingga mereka tidak

Hasil dari Entri data di pagi hari ini, akan memberikan Signal untuk Kalkulator 3 dan Kalkulator 4 di masing-masing Currency pair dengan syarat RANGE hariannya terpenuhi (silahkan

Semua pembajaran dari Republik Indonesia kepada Republik Rakjat Tiongkok sepe rti dimaksudkan dalam Pasal 4 dan jang dilakukan atas perintah Bank Negara Indonesia,

Berdasarkan angket respon siswa, diperoleh data bahwa (1) 81% siswa lebih senang jika pembelajaran IPA menggunakan LKS pembelajaran IPA berbasis proyek, (2) 90% siswa