• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

“Penentuan Potensial Air Jaringan

Tumbuhan”

Nama Kelompok:

Disusun oleh:

Putri Mayang Sari

NIM. 12030244024

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SURABAYA

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membrandwi lapis yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel kedalam sel dan sebaliknya.

Pada dasarnya pengangkutan membran sel dapat terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradien konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggimenuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP karena prosesnya searah gradien konsentrasi.

Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif. Proses osmosis merupakan proses difusi yang sifatnya khusus karena melalui membran selektif permeabel. Terjadinya proses osmosis sangat ditenukan oleh adanya perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA).

Dari latar belakang diatas, maka tujuan dari praktikum ini ialah untuk menghitung besarnya potensial air yang dilihat dari pengaruh konsentrasi larutan terhadap perubahan panjang jaringan tumbuhan yang membuktikan terjadinya peristiwa osmosis yang terjadi pada jaringan umbi ubi jalar.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan umbi ubijalar?

2) Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi ubijalar?

(3)

1.3 Tujuan

1) Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan tumbuhan.

2) Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umbi Ubi Jalar

Ubi jalar termasuk famili convolvulaceae dan merupakan tanaman palawija. Bentuk daunnya sangat bervariasi dari bentuk lonjong sampai bentuk seperti jari, dengan lekukan tepi yang banyak dan dalam. Bentuk ubi jalar biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjongn agak panjang dengan berat antara 200-250 gram per ubi. Ubi jalar dapat berwarna putih, kuning, orange, sampai merah bahkan ada yang berwarna kebiruan, violet atau berbintik-bintik biru. Ubi yang berwarna kuning, orange sampai merah banyak mengandung karotenoid yang merupakan precursor bagi vitamin A. Ubi jalar ini mengandung protein kadar rendah tetapi kualitas protein cukup baik dengan protein score 81. Timbunan kalori dalam ubi jalar berbentuk karbohidrat. (Rukmana, 1997).

Ubi jalar merupakan jenis yang banyak dibudidayakan dan diolah menjadi berbagai jenis bahan olahan karena mengandung antosionin yang tinggi dan sebagai bahan pangan sumber kalori, contohnya: es krim, campuran selai buah, kue kering, kripik dan lain sebagainya, banyak dibudidayakan di kabupaten malang. Adapun dari jenis ubi jalar yaitu ubi jalar jingga merupakan sumber vitamin C dan β-karoten (provitamin A) yang sangat baik, kandungan β-karotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar lainnya, dan juga mengandung vitamin B yang sedang(tengah-tengah).

2.2 Sistem Transportasi Melalui Membran Sel pada Jaringan Tumbuhan

Pada dasarnya pengangkutan membran sel dapat terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradien konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggimenuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi hasil metabolisme karena prosesnya searah gradien konsentrasi. Sedangkan pada proses pengangkutan secara

(5)

aktif memerlukan energy hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) kerena prosesnya melawan gradien konsentrasi.

Difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif. Difusi adalah pergerakan partikel dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya hingga partikel-partikel tersebut tersebar merata.(loveles, 1987).

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.(Anonymous a, 2009)

Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeable secara differensial dari satu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Maksud dari konsentrasi adalah konsentrasi pelarutnya yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat terlarut (molekul atau ion) dalam air itu. Oleh karena itu, osmosis juga bisa diartikan sebagai perpindahan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi ke konsentrasi air yang rendah melalui membran semi permeabel. Membran semi permeabel adalah membran yang hanya mengijinkan lalunya air dan menghambat lalunya zat-zat terlarut.

Osmosis pada Jaringan Tumbuhan

Pada struktur sel tumbuhan, ditengah protoplasma terdapt vakuola yang dilapisi oleh lapisan protoplasma yang sifatnya semipermeabel, di sebelah luar terdapat

(6)

dinding sel. Cairan sel tumbuhan pada umunya merupakan larutan hipertonis dibandingkan dengan cairan disekelilingnya, misalnya pada bulu akar dibandingkan dengan air tanah. Cairan ini sebagaian besar menempati vakuola.

Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis.

Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya dengan cara osmosis. Air masuk vakuola dan menekan protoplasma, protoplasma menekan dinding sel, tekanan pada dinding sel ini disebut tekanan turgor. Karena tekanan turgor dinidng sel sedikit mengembang pada saat tekanan turgor dinding sel mengembang secara maksimum dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Jika tumbuhan kekurangan air akan terjadi plasmolisis pada sel-selnya, makan tumbuhan akan menjadi layu. Di dalam kehidupan sehari-hariperistiwa terjadinya plasmolisis jika tanaman layu karena kekurangan air, sedangkan tegaknya tumbuhan muda atau daun disebabkan sel-selnya dalam keadaan turgor penuh.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensial Osmotik

Meskipun potensial osmotik tidak dipengaruhi oleh tekanan, tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya, yaitu :

a. Konsentrasi

Meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurunkan nilai potensial osmotiknya. Bila zat terlarut buka elektrolit dan molekulnya tidak mengikat air hidrasi, maka potensial osmotik larutan tersebut akan sebanding dengan konsentrasi molalnya.

b. Ionisasi molekul zat terlarut

Potensial osmotik suatu larutan tidak ditentukan oleh macam zatya, tetapi ditentukan oleh jumlah zat partikel (ion, molekul dan partikel koloid) yang terdapat di dalam larutan tersebut. PO lebih bergantung pada perbandingan antaraa jumlah pelarut dengan partikel yang dikandungnya.

(7)

c. Hidrasi molekul zat terlarut

Air yang berionisasi dengan partikel zat terlarut biasanya disebut air hidrasi. Air dapat berionosasi dengan ion, molekul atau pertikel koloid. Dampak dari air hidrasi adalah larutan menjadi lebih pekat.

d. Suhu

Potensial osmotik suatu larutan akan berkurang nilainya dengan naiknya suhu. Potensial osmotik suatu larutan yang ideal akan sebanding dengan suhu absolutnya.

2.3 PotensialAir

Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “ potensial air ”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari enegi yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul difusi.

Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan, maka secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menujukkan setatus larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersubut ke dalam seri larutan yang

(8)

telah di ketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tunbuhan tersebut dapat diketahui

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah.

Huruf yunani psi(Ψ), digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatu system, apakh system itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan, atau berupa suatu larutan. Potensial air dinyatakan dalam bar.Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992).

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis percobaan yang dilakukan adalah percobaan eksperimental, karena percobaan dilakukan di laboratorium dan pada percobaan ini terdapat variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon untuk memperoleh data.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu:

a. Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa (0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1 M).

b. Variabel kontrol : Jenis umbi ubi jalar, ukuran awal potongan silinder umbi ubi jalar, volume air, alat pengebor gabus dan lama perendaman c. Variabel respon : Perubahan panjang potongan umbi ubi jalar

3.3 Alat dan Bahan

a. Alat

- Gelas kimia 100 ml 6 buah - Gelas ukur 50 ml 1 buah - Alat pengebor gabus

- Penggaris - Pisau Tajam - Pinset - Plastik - Karet Gelang b. Bahan

- Umbi ubi jalar secukupnya

(10)

3.4 Langkah Kerja

1) Mengukur dan mengidentifikasi. Isilah gelas kimia ke-1 dengan larutan sukrosa 0 M, gelas kimia ke-2 dengan larutan sukrosa 0,2 M dan seterusnya sampai gelas kimia ke-6, masing 25 ml. beri label pada masing-masing gelas kimia tersebut.

2) Mengerjakan praktikum. Pilih umbi ubijalar yang cukup besar dan baik, buatlah silinder umbi dengan alat pengebor gabus. Potong-potong silinder umbi tersebut sepanjang 2 cm.

3) Masukkan potongan umbi tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan larutan sukrosa pada berbagai konsentrasi, masing-masing 4 potongan. Catat waktu pada saat memasukkan potongan umbi ke dalam gelas kimia. Bekerjalah dengan cepat untuk mengurangi penguapan, dan tutup rapat gelas kimia selama percobaan.

4) Menghitung. Hitung nilai rata-rata pertambahan panjang mbi untuk setiap konsentrasi larutan sukrosa.

3.5 Alur Kerja

Isi 6 gelas kimia dengan larutan sukrosa (0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1 M )

Umbi ubi jalar buat silinder dengan pelubang gabus potong silinder 2 cm

Potongan umbi dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi larutan sukrosa masing-masing 4 potong.

Setelah 1,5 jam keluarkan setiap potongan umbi ukur kembali panjangnya

Hitung nilai rata-rata pertambahan pemanjangan ubi padasetiap konsentrasi larutan sukrosa

(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Pada praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil pertambahan potongan umbi ubi jalar semakin berkurang dengan konsentrasi larutan sukrosa yang terus meningkat. (tabel 1)

Pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang jaringan umbi ubijalar Konsentrasi sukrosa (M) Panjang awal (cm) Panjang akhir (cm) Pertambahan panjang (cm) Rata-rata pertambahan panjang (cm) 0 2 2,2 0,2 0,125 2 2 0 2 2,2 0,2 2 2,1 0,1 0,2 2 2,2 0,2 0,1 2 2 0 2 2,1 0,1 2 2,1 0,1 0,4 2 2,2 0,2 0,075 2 2,1 0,1 2 2 0 2 2 0 0,6 2 1,9 -0,1 -0,025 2 2 0 2 2 0 2 2 0

(12)

0,8 2 2 0 -0,075 2 1,9 -0,1 2 1,9 -0,1 2 1,9 -0,1 1 2 1,8 -0,2 -0,175 2 1,8 -0,2 2 1,8 -0,2 2 1,9 -0,1 Tabel 1. 4.2 Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka dibuat grafik untuk mengatahui pengaruh konsentrasi terhadap perubahan panjang umbi ubi jalar dengan menggunakan data rata-rata pertambahan panjang pada setiap konsentrasi larutan sukrosa. 0.125 0.1 0.075 -0.025 -0.075 -0.175 -0.175 -0.125 -0.075 -0.025 0.025 0.075 0.125 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 R at a -rat a pert am bah an pan jang (cm ) Konsentrasi larutan (M)

Pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang unbi ubi jalar

(13)

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa perubahan penjang umbi umbi jalar semakin menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan sukrosa. Pada konsentrasi 0 M rata-rata pertambahan panjang sebesar 0,125 cm dari ukuran semula, pada 0,2 M rata pertambahan panjang sebesar 0,1 cm, pada 0,4 M rata-rata pertambahan panjang sebesar 0,075 cm, dan semakin menurun hingga pada konsentrasi 0,6 M panjang umbi ubi jalar mulai berkurang rata-rata 0,025 cm dari ukuran semula, pada 0,8 M rata-rata pertambahan panjang berkurang hingga 0,075 cm, serta pada 1 M rata-rata pertambahan panjang berkurang hingga 0,175 cm.

Besarnya konsentrasi yang tidak menyebabkan perubahan panjang juga dapat dilihat dari grafik diatas, yakni sebesar 0,56 M. Kemudian dihitung nilai potensial air jaringan tumbuhan ubi jalar pada suhu ruang sebesar 301 K dengan rumus;

PA = -TO

PA=

-(

)

Dengan :

M = konsentrasi larutan yang tidak menyebabkan pertambahan panjang (0,56 M)

T = suhu ruangan (301 K)

Dari perhitungan diatas, potensial air jaringan umbi ubi jalar sebesar -13,83 atm.

4.3 Pembahasan

Osmosis ialah proses pergerakan molekul pelarut (air) dari satu larutan yang cair (larutan hipotonik) ke satu larutan yang lebih pekat (larutan hipertonik) melalui membran semipermiabel. Potensial osmosis selalu bernilai negative.Karena titik nol dari potensial osmosis di ambil dari air murni yang bebas ion.

Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmosis karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara dua tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membran atau selaput. Difusi merupakan perpindahan molekul

(14)

atau ion yang berbeda konsentrasinya, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sedangkan osmosis merupakan proses difusi air (perpindahan air) pada organisme dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori membran plasma yang bersifat semi permeabel (Kustiyah: 2007)

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan panjang umbi ubi jalar yang di rendam pada larutan sukrosa. Peningkatan panjang umbi ubi jalar terjadi pada rendaman larutan sukrosa dengan molaritas 0 sampai 0,4 sedangkan penurunan panjang umbi ubi jalar terjadi pada rendaman larutan sukrosa dengan molaritas 0,6 sampai 1. Untuk potensial air sel umbi ubi jalar sendiri, dengan semakin meningkatnya molaritas larutan sukrosa maka semakin negatif pula nilai potensial air sel umbi jalar tersebut.

Peningkatan panjang umbi ubi jalar terjadi disebabkan oleh masuknya air di dalam larutan sukrosa ke dalam sel umbi ubi jalar dengan cara osmosis. Namun, perendaman umbi ubi jalar dengan larutan sukrosa tidak selalu meningkatkan panjangnya.Panjang umbi ubi jalar yang telah mengalami perendaman dapat menjadi lebih kecil daripada panjang umbi ubi jalar semula.Hal ini juga disebabkan oleh keluarnya air dari sel ubi jalar secara osmosis pula. Keluarnya air ini disebabkan oleh larutan sukrosa tersebut memiliki potensial air yang lebih negatif daripada potensial air sel, sehingga air akan berpindah dari dalam sel ke larutan sukrosa. Air meninggalkan sel, dan volume sel mengecil. Potensial air sel akan terus menurun sehingga mencapai kesetimbangan dengan potensial air larutan sukrosa.

Umbi ubi jalar bersifat hipotonik dan gula bersifat hipertonik maka air yang berada pada ubi jalar bergerak keluar sehingga kadar air pada ubi jalar berkurang dan semakin besar zat terlarut yang diserap oleh umbi ubi jalar, makin besar air yang keluar dari umbi ubi jalar tersebut. Dan jika hal tersebut terjadi pada tanaman yang masih aktif bertumbuh, maka tanaman bisa mengalami cekaman akibat terganggunya proses absorbsi air. Ini terjadi karena banyaknya zat terlarut di dalam sel atau jaringan tumbuhan akan meningkatkan nilai potensial osmotik dari tumbuhan itu sendiri,dan menurunkan nilai potensial airnya.

(15)

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan panjang umbi ubi jalar setelah perendaman menjadi berkurang, selain perbedaan potensial air yang telah dijelaskan di atas.Faktor-faktor tersebut diantarannya yaitu sewaktu pengukuran panjang umbi ubi jalar setelah direndam, banyak praktikan yang mengeringkan sample dengan ditekan-tekan sehingga ada kemungkinan bahwa air yang terserap oleh sel keluar kembali (terserap oleh kertas tissue). Kemungkinan yang kedua adalah waktu perendaman yang tidak seragam antar sample kentang yang akan di uji.

Nilai potensial air (PA) pada potongan umbi ubi jalar adalah -13,83 atm yang berarti pada kondisi tersebut tidak terjadi pertambahan panjang pada konsentrasi 0,56 M.

4.4 Diskusi

1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan umbi ubi jalar dalam menentukan potensial air (PA)?

Jawab : karena dalam menentukan PA perlu diketahui potensial tekanan (PT)

dan potensial osmosis (PO). Dalam hal ini diketahui bahwa PT = 0 karena tidak terjadi pertambahan panjang potongan silinder wortel sehingga PA dapat diketahui sama dengan PO (PA = PO + PT  PA = PO + 0  PA = PO) yang berarti pada larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang mempunyai nilai PO yang sama dengan PA yang dimiliki oleh potongan silinder wortel. Sehingga wortel panjangnya tetap, yaitu tidak terjadi keluar atau masuk air ke dalam sel.

2. Mengapa nilai potensial air sel umbi ubi jalar yang tidak berubah panjangnya sama dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertabahan panjang potongan umbi ubi jalar tersebut ?

Jawab : karena PA = PO maka PT = 0, hal ini terjadi karena tekanan turgor pada

(16)

PO yang dimiliki larutan sukrosa, sehingga tidak terjadi keluar atau masuk air ke dalam sel atau keluar sel.

(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:

1) Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, maka pertambahan panjang potongan jaringan umbi ubi jalar akan semakin berkurang.

2) Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebakan perubahan irisan jaringan umbi ubi jalar adalah sebesar 0,56 M.

3) Nilai potensial aiar jariangn tumbuhan umbi ubi jalar adalah -13,83 atm.

5.2 Saran

Pada praktikum “Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan” perlu ditingkatkan kehatia-hatian para praktikan dalam melakukan semua langkah kerja, seperti pemotongan silinder umbi ubi jalar agar benar-benar tepat ukurannya.Waktu lama perendaman juga harus benar-benar diperhatikan, karena selisih waktu beberapa menit dapat mengurangi keakuratan data yang dihasilkan. Serta pada saat pengiringan hendaknya jangan terlalu lama,karena air yang telah terserap masuk dalam jaringan umbi ubi jalar bisa keluar karena diserap oleh kertas tisu, sehingga perubahan panjangnya tidak sesuai dengan yang diharapkan..

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Yuni Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA UNESA

Rukmana R., 1997. Ubi Kayu Budi daya dan Paska Panen.Kanisius.Yogyakarta.

Kustiyah.2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model

Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Volume 01,

Nomor 01.

Salisbury, F.b dan Ross, C.W.1995.FISIOLOGI TUMBUHAN jilid 1 edisi IV.Alih bahasa Luqman, RR dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung

Wilkins, M.B., 1992. Fisiologi Tanaman. Penerjemah Sutedjo M.M dan Kartasapoetra A.G. penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Loveles, A.R., 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.

Penerjemah Kuswata Kartawinata Ph.D, Sarkat Danimiharja M.Sc dan Usep Soetisna Ph.D. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

(19)

Lampiran 1

- Menghitung rata-rata pertambahan panjang potongan silinder wortel Konsentrasi 0 M = 0,125 cm Konsentrasi 0,2 M = 0,1 cm Konsentrasi 0,4 M = 0,075 cm Konsentrasi 0,6 M = -0,025 Konsentrasi 0,8 M = -0,075 Konsentrasi 1 M = -0,175 - Menghitung nilai PA Diketahui : M = 0,56 M T = 273 + 28 = 301 K Ditanya : PA ? Jawab : PA = PO + PT PT = 0 PA = PO PO = -TO PA = - 273 4 , 22 xMxT = - = -13,83 atm Jadi, PA = -13,83atm

Referensi

Dokumen terkait

Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih

Toples C juga diberi perlakuan yang berbeda dengan penambahan larutan hara Ca dimana jika kekurangan tumbuhan akan mengalami gejala menyebabkan terjadinya

Kemudian penambahan KI-I2 satu tetes sebagai uji iodine untuk menunjukkan ada/tidaknya amilum pada suatu larutan dan untuk menunjukkan perubahan warna menjadi kuning

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.) Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif

Sel tumbuhan yang dimasukkan dalam larutan gula, maka sel tersebut akan kehilangan air murni, jika nilai larutan gula dalam sel lebih pekat dari pada potensial

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jumlah akar pada tanaman Piper betle dengan perlakuan direndam dalam larutan IAA 0,1 ppm, tanaman di tempat

1) Bentuk kromoplas dalam sel korteks wortel ada 2, yaitu bentuk persegi dan jarum. Dan tidak semua pewarnaan kuning/merah jingga disebabkan oleh plastida,macam

zat pengatur tumbuh fisiologi