DEPOSITO SYARIAH
Makalah ini disusun Untuk memenuhi tugas Pada Mata Kuliah Ekonomi Syari'ah
D I S U S U N OLEH ZAINI YAZID 220708417
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PERBANDINGAN HUKUM dan MAZHAB SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
PENDAHULUAN
Perkembangan perbankan di Indonesia sejak adanya revisi Undang-undang perbankan syariah telah memberikan andil besar dalam perkembangan perbankan syariah sampai sekarang ini. Menjamurnya bank syariah dengan sistem bagi hasilnya banyak menim bulkan kekhawatiran bank-bank konvesional sehingga banyak bank-bank konvensional membuka unit usaha syariah. Banyaknya bank-bank yang mengatas namakan bank syar iah membuat masyarakat bingung dalam memilih bank mana yang harus mereka percaya i.
Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk mena warkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin m emperoleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar riba. Kegiatan yang dimak sud tersebut adalah kegiatan yang bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudi an (maisyr), ketidakjelasan (gharar), dan pelanggaran prinsip keadilan dalam tra nsaksi.
kat mulai mengenal dengan apa yang di sebut Bank Syari’ah. Dengan di awali berdiri nya pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Mu’amalat Indonesia (B MI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan sistem syari’ah, kini bank syari’ah yang tadinya diragukan akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat mempesonakan.
Adapun produk-produk yang ditawarkan perbankan syari’ah kepada masyarakat tidak ka lah menariknya dengan produk perbankan konvensional bahkan sama diantaranya : gi ro, tabungan dan deposito syari’ah. Hanya saja, produk perbankan syari’ah itu diapli kasikan dengan tidak melanggar prinsip-prinsip ekonomi dalam islam.
A. PENGERTIAN DEPOSITO SYARI’AH
Deposito adalah sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada mas yarakat. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamn ya tidak boleh ditarik nasabah . Deposito merupakan salah satu produk penghimpun an dana (funding) dalam perbankan syariah. Yang dimaksud deposito adalah simpana n yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perj anjian antara nasabah dan bank yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan perinsip syari’ah se bagaimana yang telah difatwakan oleh Dewan Syari’ah Nasional MUI bahwa deposito ya ng dibolehkan oleh islam adalah deposito yang berdasarka prinsip mudharabah yang termaktub dalam fatwa nomor 03/DSN-MUI/IV/2000.
Dalam hal ini, bank syari’ah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) sedangkan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal). Dalam kapasitasnya sebag ai mudharib, Bank syari’ah dapat melakukan berbagai macam usaha selagi usaha terse but tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah serta berhak untuk mengembangkannya , termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga.
Dengan demikian, Bank syari’ah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah, yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad bai k dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau ke lalaiannya. Disamping itubank syari’ah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bis nis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keberuntungan seoptimal mungki n tanpa melanggar berbagai aturan syari’ah.
Dari hasil pengelolaan dana , bank syari’ah akan membagihasilkan kepada pemilik da na sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan dan disepakati dalam akad pembukaa an rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhada pa kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Naming, apabila terjadi ada lah mismanagement (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian t ersebut. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana terdapat dua bentuk mudharabah, yakni :
1. Mudharabah Mutlaqah ( Unrestricted Investment Account (URIA) )
Dalam deposito URIA, pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tert entu kepada bank syari’ah dalam mengelola investasinya, baik berkaitan dengan temp at, cara maupun objek investasinya. Pembayaran bagi hasil deposito URIA dapat di lakukan dengan dua metode, Anniversary Date dan End of Month
2. Mudharabah Muqayyadah ( Restricted Investment Account (RIA) )
Berbeda dengan URIA, deposito ini tidak memberikan kebebasan kepada bank baik be rkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya karena, pemilik dana membe rikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syari’ah. Dalam menggunakan da na deposito RIA terdapat dua metode yakni : pertama, cluster pool of fund yaitu penggunaan dana untuk beberapa proyek dalam suatu jenis industri bisnis. Kedua, specific product yaitu penggunaan dana untuk suatu proyek tertentu.
• Contoh Perhitungan bagi hasil dalam deposito syari’ah
Deposito Rahman sebesar Rp 10.000.000,- berjangka waktu 1 bulan.Perbandingan bag i hasil 40:60. Bila dianggap total deposito semua deposan adalah Rp 200.0000.000
0,- dan pendapatan bank yang dibagi hasilkan untuk seluruh deposan adalah Rp 3.0 00.000,- maka bagi hasil yang didapat oleh Rahman adalah:Rp 10.000.000,-/ Rp200. 000.000,- xRp 3.000.000,- x60%=Rp 9.000
B. PRINSIP – PRINSIP, TUJUAN DAN MANFAATNYA
Dalam deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah DSN MUI menentukan beberapa p rinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam menjalankan produk ini :
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana , dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usah a yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk d i dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang .
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dala m akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan n isbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa per setujuan yang bersangkutan.
Adapun yang menjadi tujuan dan manfaatnya yaitu : Tujuan
• Bagi Bank; Sumber pendanaan bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dengan ja ngka waktu tertentu yang lebih lama dan fluktuasi dana yang relatif rendah.
• Bagi Nasabah; Alternatif investasi yang memberikan keuntungan dalam bentuk bagi hasil
Manfaat
• Membantu perencanaan program investasi
• Bagi hasil yang kompetitif,yang dapat menambah pokok deposito,di ambil tunai, di pindah bukukan atau di transfer ke bank lain
• Dana aman dan terjamin C. LANDASAN HUKUM
Yang dijadikan landasan syari’ah dalam deposito mudharabah yaitu : 1. Al Qur’an surat Al Muzammil ayat 20
dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang m udah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan ber ikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kam u perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebaga i Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Muzamm il ayat 20).
2. a. Hadis Nabi riwayat Thabrani
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyarat kan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didenga r Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
b. Diriwayatkan oleh ibnu abbas bahwasanya sayyidina abbas jikalau memberikan da na kemitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang ber paru-paru basah, jikalau menyalahi perturan maka yang bersangkutan bertanggung j awab atas dana tersebut. Disampaikannyalah syarat-syarat tersebut ke Rasulullah SAW, dan Rasul pun memperkenankannya.
c. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
:
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rum
ah tangga, bukan untuk dijual.’” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
3. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) har ta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Kar enanya, hal itu dipandang sebagai ijma’ (Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adil latuhu, 1989, 4/838)
D. APLIKASI
1. Nasabah mengajukan permohonan pembukaan deposito 2. Nasabah mengisi formulir yang diberikan pihak bank 3. Nasabah memenuhi persyaratan yang diberikan pihak bank
4. Setelah persyaratan dipenuhi bank akan memberikan tanda bukti kepemilikan dep osito (surat berharga deposito).
E. PROSPEK, KENDALA DAN STRATEGI
Krisis moneter dan krisis global yang terjadi belum lama ini berimbas kepada sek tor perbankan nasional. Sektor perbankan syariah merupakan sektor perbankan yang mengalami sedikit dampak dari krisis moneter dan krisis global. Dalam rangka me mbangun kembali sistem perbankan yang sehat guna mendukung pemulihan perekonomia n nasional, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan khususnya untuk mendor ong perkembangan bank syariah. Pemerintah telah menerbitkan UU No. 10 tentang pe rubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan UU No. 21 tahun 2008 tentang p erbankan syariah.
Dengan adanya undang-undang perbankan syariah akan memberikan ruang gerak yang l uas serta menambah citra baik bagi lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syari’ah sehingga perkembangan produk-produk perbankan akan mengalami kemajuan yang posi tif termasuk didalamnya deposito syari’ah. Bukan hanya itu besarnya nisbah bagi ha sil yang diberikan perbankan syari’ah kepada nasabah sangat dapat bersaing dengan bunga yang diberikan bank konvensional bahkan nisbah bagi hasil bisa jadi lebih besar diatas bunga yang diberikan oleh perbankan konvensional, factor ini juga m enjadi daya tarik tersendiri dari perbankan syari’ah.
Produk deposito juga memiliki prospek yang bagus juga karena memiliki beberapa m anfaat diantaranya :
1. Dana aman dan terjamin
2. Pengelolaan dana secara syariah 3. Bagi hasil yang kompetitif
4. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan 5. Fasilitas automatic roll over (ARO)
Terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dapat mendorong kemajuan bank syari’ah terd apat kendala-kendala yang dapat menghambat perkembangan perbankan syari’ah dinegar a ini diantaranya :
Kurangnya pendanaan dalam pengembangan produk-produk perbankan syari’ah Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap deposito syariah.
Masih terpengaruh oleh BI rate
Strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan produk deposito syari’a h
1. Melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan islam internasional maupun kekuat an ekonomi lainnya dalam rangka investasi.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya insani (SDI), agar memiliki menjadi insan y ang unggul.
3. Melakukan pengembangan pasar dengan membuka jaringan layanan dan kantor caban g yang baru.
4. Melakukan pengembangan produk melalui penambahan fitur dan fasilitas produk y ang berbasis teknologi
r mengambang (floating market). Disamping itu mengoptimalkan jaringan kantor cab ang yang ada dengan melakukan pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan p romosi dan dukungan terhadap kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.
KESIMPULAN
Deposito adalah sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada mas yarakat. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamn ya tidak boleh ditarik nasabah
• Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan perinsip syari’ah seb agaimana yang telah difatwakan oleh Dewan Syari’ah Nasional MUI bahwa deposito yan g dibolehkan oleh islam adalah deposito yang berdasarka prinsip mudharabah yang termaktub dalam fatwa nomor 03/DSN-MUI/IV/2000
• Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana terdapat dua bentu k mudharabah yaitu Mudharabah Mutlaqah ( Unrestricted Investment Account (URIA) ) dan Mudharabah Muqayyadah ( Restricted Investment Account (RIA) )
• Aplikasi deposito syaria’ah mengacu pada prinsip-prinsip yang termaktub dalam fatw a DSN-MUI Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman. 2007. Bank Islam Analisi Fikih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafi’I Antonio. 1992. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
www.bi.go.id www.wikipedia.com http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-1231242142142141 2-asepyusupw-436 http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-1231242142142141 2-mtaufiqala-848