RANCANG BANGUN MONITOR SUHU GAS METANA DAN KARBON
DIOKSIDA PADA BIOGAS
Christian Andrean Pradigdya1)Harianto2)Ira Puspasari3) Program Studi/Jurusan Sistem Komputer
STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email: 1)andrean.christian@hotmail.com, 2)harianto@stikom.edu, 3)ira@stikom.edu
Abstract: One form of energy that can be used in household scale is biogas. The main principle of biogas
through anaerobic digester of animal manure. Biogas process required temperature stability. In order to determine effect of temperature, invented a system that can monitor biogas production process. In addition to provide reliable data this system also required data logging system, so that all data biogas production process can be documented. Based on the test results showed that the sensor data acquisition circuit can serve to measure the temperature, methane and carbon dioxide as well as the process of logging data from the sensors. In the experiment known temperature, levels of methane gas in the temperature range 340 to 440 Celsius has the highest value is 440 bits, whereas the levels of carbon dioxide gas in the temperature range 280 to 320 Celsius has the highest value is 66 bits.
Keyword : biogas , temperature , monitoring , data logging system .
Indonesia merupakan produsen minyak dunia, akan tetapi Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, khususnya untuk kebutuhan skala rumah tangga. Oleh karena itu, perlu dikembangkan energi alternatif yang mudah dan murah untuk diterapkan guna memenuhi kebutuhan energi skala rumah tangga.
Salah satu bentuk energi yang dapat dipakai dalam skala rumah tangga adalah biogas. Biogas adalah gas yang dapat terbakar dari hasil fermentasi bahan organik yang berasal dari daun-daunan, kotoran hewan/manusia, dan lain-lain limbah organik yang berasal dari buangan industri oleh bakteri anaerob (Wijayanti, 1993). Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan kotoran hewan ke dalam
digester yang difermentasi bakteri anaerob. Di dalam digester dihasilkan biogas dengan unsur gas yang terdiri
dari metana (CH4) 50%-70%, karbon dioksida (CO2)
25%-45%, oksigen (O2) 0%-2%, nitrogen 0%-2%,
amonia (NH3) 0%-1%, hidrogen 0%-1% dan hidrogen
sulfida (H2S) 0%-1% (Al Seadi dkk, 2008).
Terdapat beberapa faktor penentu keberhasilan untuk membuat biogas. Di antaranya, jenis bahan organik, derajat keasaman, imbangan C/N, suhu, zat toksik, pengadukan, dan starter. (Wahyuni, 2011). Suhu
digester yang dijaga agar tetap stabil akan berpengaruh
langsung pada hasil produksi biogas (Boe, 2006).
Untuk dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap kadar gas yang dihasilkan, maka dibuatlah suatu sistem yang dapat melakukan monitoring terhadap proses produksi gas. Pada tugas akhir ini, juga merancang proses
monitoring dan sistem data logging yang reliable agar
semua data proses produksi biogas dapat terdokumentasi.
LANDASAN TEORI
Biogas
Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) untuk menghasilkan campuran dari berberapa gas, seperti metana dan karbon dioksida. Biogas dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik. Proses tersebut dikenal dengan istilah anaerobic
digestion atau pencernaan secara anaerob. Umumnya,
biogas diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor biogas (digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerobik), sehingga proses penguraian mikroorganisme dapat berjalan secara optimal. (Wahyuni, 2011).
Sensor Suhu LM35
Sensor suhu berfungsi untuk mengonversi besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor suhu yang dipakai adalah LM35. Sensor suhu LM35 merupakan sensor yang berbentuk rangkaian terintegrasi dan mempunyai keluaran berupa tegangan yang berubah linier dan proporsiaonal terhadap suhu skala Celcius yaitu 10mV/OC. Sensor ini sangat sederhana dengan hanya memiliki 3 buah kaki. Kaki pertama LM35 dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai keluaran sensor dan kaki ketiga dihubung ke
ground
Real Time Clock
Istilah real time clock merupakan sebuah istilah untuk jam elektronik dalam bentuk sebuah cip (integrated
circuit) yang memiliki fungsi sebagai penyimpan data
waktu dan tanggal. Salah satu jenis real time clock adalah DS1307 yang dapat menyimpan data-data berupa detik,
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) 11-17 JCONEVol #, No # (2013) ##-##
Journal of Control and Network Systems
Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jconeJurnalSistemKomputer
STMIK STIKOM Surabaya
SitusJurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jconemenit, jam, tanggal, bulan, hari dalam seminggu, dan tahun yang valid hingga tahun 2100. Cip DS1307 ini mempunyai NV SRAM sebesar 56-byte, General-Purpose RAM tanpa unlimited writes, antarmuka I2C, dan battery-backed sebagai sumber daya cadangan.
Openlog Open Source Datalogger
Openlog open source datalogger merupakan
modul penyimpanan datalogger berbasiskan SD/MMC. Telah dilengkapi dengan soket SD/MMC jenis FAT16 dan FAT32 dan mampu menyimpan sampai dengan 16 GB. Modul ini berbasiskan mikrokontroler ATmega328. Proses penyimpanan data cukup mudah, hanya dengan mengirimkan perintah melalui antarmuka UART, maka sudah dapat melakukaan create file, append file, write
file, read file, create dir, dll. Data yang dikirim
mikrokontroler secara serial akan dituliskan ke dalam file dengan format .TXT. File .TXT tersebut dapat dibuka dan dibaca melalui program NOTEPAD pada komputer. Bentuk fisik dari openlog open source datalogger dapat dilihat pada Gambar 1. (Darmawan, 2013).
Gambar 1. Openlog Data Logger
Sensor Gas Metana MQ-4
MQ-4 adalah sensor gas yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi pada combustible gas (gas yang mudah terbakar) khususnya metana, juga gas lain yaitu propana dan butana. Sensor ini mempunyai material berupa SnO2 yang peka pada perubahan combustible gas.
Material ini mempunyai konduktivitas rendah ketika berada di udara terbuka yang tidak mengandung
combustible gas serta mempunyai konduktivitas yang
lebih tinggi ketika mendeteksi perubahan konsentrasi
combustible gas. Konsentrasi kandungan gas yang dapat
dijangkau sensor adalah 300-10000 ppm. (Hwsensor
datasheet, 2013). Bentuk fisik sensor seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Sensor Gas Metana MQ-4
Sensor Gas Karbon dioksida MG-811
MG811 merupakan sensor gas karbon dioksida (CO2) keluaran Hanwei Electronics. Sensor ini mudah
digunakan dan memiliki sensitifitas dan selektifitas yang baik untuk mendeteksi kandungan karbon dioksida. Kadar karbon dioksida yang dapat dideteksi oleh sensor ini adalah mulai dari 350 - 10000 ppm.. (Hwsensor
datasheet, 2013). Bentuk fisik sensor seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Sensor Gas Karbon dioksida MG-811
DT Sense gas sensor
DT Sense gas sensor merupakan sebuah modul
sensor cerdas yang mampu memonitor perubahan konsentrasi gas lpg, iso-butana, propana, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
alkohol, atau kualitas udara (tergantung dari sensor yang digunakan). Modul ini kompatibel dengan sensor gas MQ-3 (alkohol), MQ-4 (metana), MQ-6 (LPG, iso butana, dan propana), MQ-7 (CO), MQ-135 (kualitas udara), dan MG-811 (CO2). Modul sensor ini seperti
ditunjukkan pada Gambar 4 dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. (Manual rev1, 2013).
Gambar 4. DT Sense gas sensor
METODE
Perencanaan Sistem
Untuk mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat dapat dijelaskan melalui blok diagram pada Gambar 5 dan Gambar 6. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 terdapat 2 bagian utama, yaitu bagian akuisisi data dan bagian analisis data.
Gambar 5. Diagram blok sistem
Gambar 6. Diagram blok analisis data 1. Akuisisi data
Pada bagian akuisisi data, terdapat tiga sensor, sensor suhu LM35, sensor gas metana dan sensor gas
karbon dioksida yang ada di dalam digester. Di luar digester terdapat rangkaian real time clock yang berfungsi sebagai time generator untuk proses data
logging. Sebagai kontrol dari sistem, terdapat Atmega8535 yang mempunyai fungsi sebagai pengolah data dari real time clock dan sensor-sensor yang ada di dalam digester. Selanjutnya, data-data yang berupa data suhu, data gas metana dan karbon diokisda akan dikirimkan melalui komunikasi serial ke modul data
logger. Modul data logger akan membuat file .TXT yang
berisi semua hasil akuisisi data sensor. Pengiriman data sensor tersebut disertai juga dengan data tanggal dan jam untuk menambah reability data. Proses ini dilakukan setiap 15 menit sekali dengan mempertimbangkan kondisi suhu yang tidak mudah berubah.
2. Analisis data
Bagian analisis data merupakan bagian untuk mengelola data yang sudah ada untuk mendapatkan kesimpulan. Dengan tujuan untuk mempermudah proses analisis data, dibuatlah aplikasi analisis data dengan Visual Basic 6.0. Aplikasi ini bertujuan untuk membaca semua data yang tersimpan dalam file .TXT. Semua data yang berjumlah ratusan tersebut akan diseleksi sesuai dengan jenisnya, yaitu data suhu, data gas metana dan data karbon dioksida. Pada tahap terakhir, dibuatlah grafik sesuai dengan jenis datanya untuk melihat pola dan kecenderungan gas metana dan gas terhadap pengaruh suhu.
Perancangan Perangkat Keras
Perancangan Digester
Dalam proses pembuatan biogas diperlukan
digester atau tanki pencerna. Fungsi utama digester
adalah untuk menampung kotoran sapi dan melakukan proses fermentasi oleh bakteri secara anaerob. Oleh karena itu, digester harus dibuat agar kedap udara. Agar
digester dapat mendukung penelitian ini, digester dibuat
dari bahan penghantar panas dan dingin yang baik. Berikut ini bahan dan spesifikasi dari digester.
Bentuk dimensi
Tabung
Ukuran dimensi
Ukuran digester : Tabung dengan jari-jari alas 7 cm dan tinggi 25 cm. Volume = 3,14x7cm x7cm x 25 cm = 3846,5cm3 = 3,84 liter
Struktur material
Bahan material yang digunakan : alumunium
Perancangan Sistem Minimum
Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega8535. Mikrokontroler digunakan sebagai pengolah data dari sensor-sensor dan sebagai pengontrol sistem secara keseluruhan. Mikontroler Atmega8535 membutuhkan rangkaian pendukung atau sistem minimum untuk dapat bekerja. Rangkaian sistem minimum terdiri dari rangkaian clock generator, rangkaian reset, rangkaian voltage regulator, dan rangkaian downloader. Rangkaian sistem minimum seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Sistem minimum
Untuk penggunaaan masing-masing pin dari Atmega8535 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Penggunanan pin mikrokontroler
Perancangan Sensor Suhu LM35
Seperti kebanyakan micropower circuits lainnya, LM35 mempunyai keterbatasan dalam menangani
capacitive loads yang besar. Untuk itu perlu ditambahkan damper untuk menambah kemampuan toleransi terhadap capacitive loads yang besar. Maka dari itu, keluaran dari
LM35 diparalel dengan resistor yang disusun secara seri untuk mencegah beban yang berlebih. Lalu, ditambahkan juga kapasitor pada pin tegangan
masukan dan ground sebagai bypass capasitor. Rangkaian dari sensor dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Reset SCK C2 30nF 5V C1 30nF Y 1 11.0592 MHz SDA IC1 ATMEGA8535-DIL40 3 12 13 2 16 17 18 19 11 10 8 7 6 36 35 34 33 32 37 1 4 5 9 14 15 20 21 40 39 38 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 PB2(INT2/AIN0) XTAL2 XTAL1 PB1(T1) PD2(INT0) PD3(INT1) PD4(OC1B) PD5(OC1A) GND VCC PB7[SCK) PB6[MISO) PB5(MOSI) PA4(ADC4) PA5(ADC5) PA6(ADC6) PA7(ADC7) AREF PA3(ADC3) PB0(XCK/T0) PB3(OC0/AIN1) PB4(SS) RESET PD0(RXD) PD1(TXD) PD6(ICP) PD7(OC2) PA0(ADC0) PA1(ADC1) PA2(ADC2) AGND AVCC PC7(TOSC2) PC6(TOSC1) PC5 PC4 PC3 PC2 PC1(SDA) PC0(SCL) MOSI PD.0 TWI-SDA 5V GND PD.1 MISO TWI-SCL LM35 SCL C3 10uF/16V R1 100 Ohm R2 100 Ohm Reset 5V SCK MOSI J5 CON6 1 2 3 4 5 6 5V MISO Reset GND R2 470 C3 0.33uF 12V 5V D2 LED C4 0.1uF U2 LM7805 1 3 2 IN OUT GN D
Pin I/O Fungsi Vcc sumber tegangan 5V
Gnd Ground
PD0/RX disambungkan dengan pin TX OpenLog PD1/TX disambungkan dengan pin RX OpenLog PC62/SDA terhubung secara paralel pada jalur SCL
(clock) dari 2 modul DT sense gas Sensor
PC7/SCL terhubung secara paralel pada jalur SDA (data) dari 2 modul DT sense gas Sensor Reset pin reset Atmega8535
PA6 pin masukan ADC dari sensor suhu LM35
PC0/SCL pin masukan SCL dari TWI yang digunakan oleh RTC
PC1/SDA pin masukan SDA dari TWI yang digunakan oleh RTC
Gambar 8. Rangkaian sensor suhu LM35
Perancangan Real Time Clock DS1307
Pada saat sensor melakukan akuisisi data diperlukan data waktu dan tanggal guna mendukung proses logging data. Untuk kebutuhan tersebut, maka dirancanglah sebuah real time clock, dengan menggunakan DS1307. DS1307 membutuhkan beberapa komponen pendukung yaitu crystal, kapasitor, battery
backup dan pull up resistor seperti yang ditunjukkan
gambar 9 guna mendukung kinerjanya.
Gambar 9. Rangkaian real time clock DS1307
Perancangan Openlog Data Logger
Komunikasi dengan modul ini menggunakan komunikasi serial USART. Untuk itu pin RX pada modul ini disambungkan dengan pin TX mikrokontroler dan pin TX pada modul disambungkan dengan pin RX pada mikrokontroler. Dan yang paling utama, pin GND harus disambungkan pada GND yang sama yang dipakai mikrokontroler guna mendukung komunikasi serial.
Modul Openlog dapat diatur konfigurasinya dengan mengubah isi file CONFIG.TXT yang terdapat pada memory card yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam modul Openlog yang sudah diberi catu daya. Konfigurasi yang diubah disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan Tugas Akhir. Konfigurasi yang diubah adalah adalah penggunaan mode Sequential Log. Untuk dapat mengubah konfigurasi ke mode Sequential Log maka masukkan memory card pada computer dan buka file CONFIG.TXT yang ada pada memory card dengan notepad. Setiap 1 jenis konfigurasi dibatasi dengan tanda “ , ” (koma). Untuk konfigurasi Sequential Log pada maka yang harus diubah adalah konfigurasi keempat atau setelah tanda koma ketiga. Ubah angka 0 (nol) menjadi 1 (satu), seperti yang ditunjukkan Gambar 10. Kemudian tekan CTRL+S untuk menyimpan perubahan. Setelah itu keluar dari program notepad dan lakukan safely remove pada memory card.
Gambar 10. Pengaturan Openlog data logger
Perancangan program analisis data
Modul OpenLog menuliskan data yang dikirimkan sensor ke dalam file dengan format .TXT. dengan nama SEQLOG00.TXT karena dalam mode
sequential logging. Kemudian, ratusan data dalam fomat .TXT tersebut dianalisa untuk dapat menemukan pola
tertentu sehingga dapat diambil kesimpulan. Tampilan utama menu dari program analisis data yang dibuat dengan Visual Basic 6.0 dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Aplikasi Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian OpenLog Data Logger
Pengujian dilakukan dengan menguji apakah
openlog data logger dapat melakukan proses logging data
secara sekuensial yang dikirimkan secara serial oleh sistem minimum mikrokontroler.
Pada microSD yang dibuka melalui komputer terdapat dua jenis file saja seperti yang ditunjukkan Gambar 12. Pada file CONFIG.TXT berisi sebaris perintah pengaturan openlog data logger dan pada file
SEQLOG00.TXT berisi semua data yang dikirimkan. Jika
mode sekuensial gagal, maka akan muncul banyak file
.TXT yang masing-masing berisi satu data yang
dikirimkan.
Gambar 12. Isi microSD pada mode sekuensial
GND U1 LM35/TO 1 2 3 VS+ VOUT GN D J1 CON3 1 2 3 R1 150k 5V LM35 C1 0.1uF R2 150k TWI-SDA 5V J1 CON4 1 2 3 4 U1 DS1307/SO 4 7 5 1 2 6 3 8 G N D SQW/OUT SDA X1 X2 SCL VBAT VCC TWI-SCL 5V Y 1 32.768 KHz BT1 BATTERY R2 10k TWI-SDA R1 10k 5V C1 0.1uF TWI-SCL
Gambar 13 menunjukkan preview isi file
SEQLOG00.TXT dan Tabel 2 yang menunjukkan isi file SEQLOG00.TXT.
Gambar 13. HasilAnalisis Data
Tabel 2. Sampel hasil pengujian sekuensial modul
openlog data logger
No. Hasil
1 Data ke: 1-- 2 Data ke: 2-- 3 Data ke: 3-- 4 Data ke: 4-- 5 Data ke: 5-- 6 Data ke: 6-- 7 Data ke: 7-- 8 Data ke: 8-- 9 Data ke: 9-- 10 Data ke: 10-- 11 Data ke: 11-- 12 Data ke: 12-- 13 Data ke: 13-- 14 Data ke: 14-- 15 Data ke: 15- 16 Data ke: 16-- 17 Data ke: 17-- 18 Data ke: 18-- 19 Data ke: 19-- 20 Data ke: 20-- 21 Data ke: 21-- 22 Data ke: 22-- 23 Data ke: 23-- 24 Data ke: 24-- 25 Data ke: 25-- 26 Data ke: 26-- 27 Data ke: 27-- 28 Data ke: 28-- 29 Data ke: 29-- 30 Data ke: 30--Pengujian Sensor Suhu
Pengujian sensor suhu ini bertujuan untuk menguji tingkat akurasi sensor suhu LM35 dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan termometer suhu analog.
Tabel 3. Hasil pengujian suhu Sampel Data pada
termometer Data pada sensor 1 30 31 2 30 30 3 30 30 4 30 30 5 30 30 6 30 30 7 30 30 8 30 30 9 30 30 10 30 30 11 30 30 12 30 30 13 30 30 14 30 30 15 30 30 16 30 30 17 30 30 18 30 30 19 30 30 20 30 30 21 30 30 22 30 30 23 30 28 24 30 30 25 30 30 26 30 30 27 30 30 28 30 30 29 30 30 30 30 30
Dengan melihat pada Tabel 3 maka dapat diketahui bahwa tingkat eror dari sensor suhu dari sensor tersebut adalah sebesar 6,67%. Dengan melihat nilai eror, dalam diambil kesimpulan bahwa nilai eror tidak terlalu besar dan dapat diabaikan.
Pengujian Pengaruh Suhu
Hasil analisis metana pada rentang suhu 180-220 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14. Metana pada suhu 180-220 Celsius Hasil analisis karbon dioksida pada rentang suhu 180-220 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Karbon dioksida pada suhu 180-220 Celsius Hasil analisis metana pada rentang suhu 280-320 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16. Metana pada suhu 280-320 Celsius Hasil analisis karbon diokisda pada rentang suhu 280-320 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17
Gambar 17. Karbon dioksida pada suhu 280-320 Celsius Hasil analisis metana pada rentang suhu 340-440 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18. Metana pada suhu 340-440 Celsius Hasil analisis karbon dioksida pada rentang suhu 340-440 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.
Gambar 19. Karbon dioksida pada suhu 340-440 Celsius Berdasarkan ketiga hasil pengambilan data maka untuk mengambil kesimpulan dilakukan analisis data pada 6 jam pertama sejak data diambil pertama kali. Perbandingan dari ketiga perlakuan suhu terhadap kadar gas metana dan karbon dioksida dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan pengujian perlakuan suhu Metana Karbon
Dioksida Suhu 180 C-220 C 129 13 Suhu 280 C-320 C 340 66 Suhu 340 C-440 C 440 15
Pada Tabel 4 dapat diketahui nilai bit ADC pada masing-masing hasil perlakuan suhu. Nilai bit metana tertinggi adalah pada suhu 340 sampai 440 Celsius yaitu 440. Sedangkan untuk Karbon dioksida nilai bit karbon dioksida tertinggi terdapat pada suhu 280 sampai 320 Celsius.
KESIMPULAN
1. Digester dibuat dengan bentuk tabung dengan volume 3,84 liter berbahan aluminium yang mempunyai fungsi sebagai tanki pencerna yang anaerob untuk proses fermentasi biogas.
2. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa rangkaian akuisisi data sensor untuk mengukur suhu sudah dapat berfungsi untuk mengukur suhu dengan nilai eror sebesar 6,67%.
3. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa proses logging data menggunakan openlog data
logger sudah dapat berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan yaitu mampu melakukan logging data dengan mode sekuensial dan pada pengujian mampu menerima tiga puluh data sesuai jumlah yang dikirimkan.
4. Dari hasil ketiga percobaan suhu dapat diambil kesimpulan akhir bahwa kadar gas metana pada rentang suhu 340 sampai 440 Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 440 pada 6 jam pertama, sedangkan pada kadar gas karbon dioksida pada rentang suhu 280 sampai 320 Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 66 pada 6 jam pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Al Seadi, Teodorita, dkk. 2008. Biogas Handbook. University of Southern Denmark Esbjerg: Denmark.
Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler
AVR ATMega16 Menggunakan Bahasa C.
Informatika: Bandung.
Barnett, Richard dkk. 2007. Embedded C Programming
and The Atmel AVR Second Edition. Thomson
Delmar Learning: Canada.
Boe, Kanokwan. 2006. Online Monitoring and Control
of The Biogas Process. DTU tryk Institute of
Environment & Resources: Denmark.
Susilo, Dedi. 2010. 48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler
MCS51 dan AVR. ANDI: Yogyakarta.
Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka