SUGIARTO ADI & REKAN
PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk
LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2017
xxxxx, CPA.
NRAP / Public Accountant License AP.xxxx Xx Maret 2013/ March xx, 2013
(Audited)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank 2c, 2d, 4 3.396.804.136 5.608.958.599
Piutang usaha
Pihak ketiga, neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 11.672.456.799 pada tanggal 31 Maret 2018
dan 31 Desember 2017 2d, 5 230.119.697.910 236.926.202.097
Pihak berelasi 2d, 2e, 5, 30 1.926.864.768 1.042.445.428
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 2d, 6 832.672.136 814.522.536
Pihak berelasi 2d, 2e, 6, 30 657.182.514 656.732.514
Persediaan 2f, 7 238.451.832.146 240.133.535.437
Uang muka pembelian 8 1.383.681.017 1.104.605.540
Beban dibayar di muka 2g, 9 461.083.379 581.249.405
Aset lancar lainnya 2d, 10, 37 277.921.841 274.557.765
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual 2h, 11 85.097.409.041 85.097.409.041
JUMLAH ASET LANCAR 562.605.148.888 572.240.218.362
ASET TIDAK LANCAR
Taksiran tagihan pajak penghasilan 2n, 31 75.083.000 -
Aset tetap, neto setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 362.962.616.956 pada tanggal 31 Maret 2018 dan Rp
358.804.211.411 pada tanggal 31 Desember
2017 2i, 12 258.174.913.881 262.152.976.679
Uang muka pembelian aset tetap 13 230.443.740 149.179.245
Aset tidak lancar lainnya 2d, 14 5.600.000 6.000.000
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 258.486.040.621 262.308.155.924
(Audited)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank 2d, 15 226.870.436.174 230.137.675.627
Utang usaha 2d, 16 54.931.130.359 57.521.110.748
Utang lain-lain
Pihak ketiga 2d, 17 658.566.702 1.473.675.996
Pihak berelasi 2d, 2e, 17, 30 1.761.984.056 1.709.434.059
Utang pajak 2n, 31 39.944.752.529 36.851.353.869
Beban masih harus dibayar 2d, 18 13.699.751.046 16.133.026.031
Uang muka dari pelanggan 19 2.653.028.318 5.794.779.658
Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
Utang pihak berelasi 2d, 2e, 20, 30 4.238.924.286 4.145.607.120
Bank 2d, 20 4.993.728.831 4.990.582.564
Lain - lain 2d, 20 100.262.136 100.262.136
Bagian pendapatan ditangguhkan yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun 1.521.075.714 1.614.392.880
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 351.373.640.151 360.471.900.688
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
Utang pihak berelasi 2d, 2e, 20, 30 14.692.229.367 15.787.603.431
Bank 2d, 20 44.943.559.482 44.915.243.075
Lain – lain 2d, 20 100.262.128 125.327.662
Pendapatan ditangguhkan 2d 1.787.770.633 2.132.396.569
Liabilitas pajak tangguhan 2n, 31 27.853.975.293 28.243.914.177
Liabilitas manfaat karyawan 2k, 21 6.615.660.933 6.615.660.933
JUMLAH LIABILITAS JANGKA
PANJANG 95.993.457.836 97.820.145.847
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar – 2.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 1.008.517.669 saham 22 504.258.834.500 504.258.834.500
Tambahan modal disetor 2n 3.919.250.000 3.919.250.000
Defisit (127.971.792.750) (125.439.556.521)
Komponen ekuitas lainnya 2k, 21 (6.482.200.228) (6.482.200.228)
JUMLAH EKUITAS 373.724.091.522 376.256.327.751
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 821.091.189.509 834.548.374.286
Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan 2018 2017
PENJUALAN NETO 2l, 23, 30 97.767.124.920 97.945.772.560
BEBAN POKOK PENJUALAN 2l, 24 (79.556.952.712) (74.311.277.050)
LABA KOTOR 18.210.172.208 23.634.495.510
Beban penjualan 2l, 25 (3.745.023.564) (4.142.312.265)
Beban umum dan administrasi 2l, 26 (10.871.373.327) (11.183.984.221)
Pendapatan lain-lain 2l, 27 164.790.166 167.087.444
Beban lain-lain 2l, 28 (45.715.810) -
Beban keuangan 2l, 29 (6.635.024.786) (7.274.522.231)
LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN
BEBAN PAJAK (2.922.175.113) 1.200.764.237
TAKSIRAN PENGHASILAN (BEBAN)
PAJAK 2n, 31
Tangguhan 389.938.884 (188.442.362)
Jumlah Taksiran Penghasilan (Beban) Pajak 389.938.884 (188.442.362)
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (2.532.236.229) 1.012.321.875
Penghasilan komprehensif lain - -
JUMLAH PENGHASILAN (BEBAN)
KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN (2.532.236.229) 1.012.321.875
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 1.008.517.669 1.008.517.669
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 2p, 32 (2,51) 1,00
Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tambahan Modal
Disetor Defisit
Komponen Ekuitas
Lainnya Jumlah Ekuitas Saldo 1 Januari 2018 504.258.834.500 3.919.250.000 (125.439.556.521) (6.482.200.228) 376.256.327.751 Rugi komprehensif
periode berjalan - - (2.532.236.229) - (2.532.236.229) Saldo 31 Maret 2018 504.258.834.500 3.919.250.000 (127.971.792.750) (6.482.200.228) 373.724.091.522
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tambahan Modal
Disetor Defisit
Komponen Ekuitas
Lainnya Jumlah Ekuitas Saldo 1 Januari 2017 504.258.834.500 3.919.250.000 (94.298.998.347) (5.706.966.589) 408.172.119.564
Laba komprehensif
periode berjalan - - 1.012.321.875 - 1.012.321.875 Saldo 31 Maret 2017 504.258.834.500 3.919.250.000 (93.286.676.472) (5.706.966.589) 409.184.441.439
Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2018 Catatan 2017 ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 110.136.426.317 108.901.020.251
Pembayaran kas kepada:
Pemasok dan karyawan (98.183.724.442) (106.876.823.801)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 11.952.701.875 2.024.196.450
Pembayaran:
Beban bunga dan beban bank (6.472.524.786) 29 (7.112.022.231)
Pajak (2.607.687.714) 31 (2.002.011.662)
Penerimaan:
Peghasilan bunga 4.315.888 27 4.163.660
Penghasilan lain-lain 129.758.611 128.905.108
Kas neto yang diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas operasi 3.006.563.874 (6.956.768.675)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Uang muka pembelian aset tetap (124.693.131) 13 (29.362.715)
Perolehan aset tetap (136.914.111) 12 (137.192.976)
Kas neto yang digunakan
untuk aktivitas investasi (261.607.242) (166.555.691)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan piutang lain-lain – pihak
berelasi (450.000) 30 -
Pembayaran hutang lain-lain (25.065.534) 20 (105.000.000)
Penerimaan (pembayaran) hutang pihak
berelasi – bersih (1.440.000.000) 30 115.427.501
Penerimaan (pembayaran) hutang bank
jangka pendek (3.492.451.140) 15 8.067.133.721
Kas neto yang diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas pendanaan (4.957.966.674) 8.077.561.222
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS
DAN BANK (2.213.010.042) 954.236.856
PENGARUH PERUBAHAN SELISIH
KURS 855.579 (2.144.028)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 5.608.958.599 4.316.460.576
1. UMUM
a. Pendirian Entitas
PT Langgeng Makmur Industri Tbk (“Entitas”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris Kho Boen Tian, S.H., No. 40 tanggal 30 Nopember 1972 yang kemudian diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 3 tanggal 7 Januari 1976 mengenai perubahan nama Entitas dari PT Langgeng Jaya Plastic Industry Ltd., menjadi PT Langgeng Makmur Plastic Industry Ltd. Akta pendirian beserta perubahannya ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/39/11 tanggal 24 Januari 1976, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 62 Tambahan No. 706 tanggal 4 Agustus 1987. Berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 450 tanggal 27 Juni 1997, nama Entitas diubah menjadi PT Langgeng Makmur Industri Tbk, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6.500 HT.01.04 TH.97 tanggal 10 Juli 1997. Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Siti Nurul Yuliami, S.H., M.Kn., No. 22 tanggal 24 Juli 2015 untuk menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di bidang pasar modal serta peraturan pelaksanaannya. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0940037.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 4 Agustus 2015.
Entitas mulai beroperasi komersial pada tahun 1976.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas meliputi bidang industri perabotan rumah tangga yang terbuat dari plastik dan aluminium, alat masak anti lengket, karung plastik, pipa Polyvinyl Chloride (PVC) serta produk-produk lain yang terkait dengan bidang tersebut. Entitas berkedudukan di Jalan Letjen Sutoyo No. 256, Sidoarjo, Jawa Timur dan mempunyai tiga pabrik yang berlokasi di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Trosobo, Jawa Timur dan Tangerang, Banten. b. Penawaran umum efek Entitas
Pada tahun 1994, Entitas telah melakukan penawaran umum saham sejumlah 18.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham melalui pasar modal di Indonesia dengan harga penawaran Rp 3.000 per saham.
Pada Mei 1997, Entitas membagikan 35.400.000 saham bonus yang berasal dari agio saham dan mengubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham (stock split). Pada bulan Oktober 1997, Entitas membagikan dividen saham sebanyak 26.432.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 13.216.000.000, sehingga modal disetor penuh meningkat menjadi 215.232.000 saham.
Pada tahun 2000, Entitas mengkapitalisasi semua agio saham, selisih nilai aset dan kewajiban dalam rangka pengampunan pajak dan sebagian selisih penilaian kembali aset tetap ke modal saham dengan
mengeluarkan 43.046.400 saham bonus dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 21.523.200.000, dimana setiap pemegang 5 saham Entitas yang terdaftar pada daftar pemegang
saham pada tanggal 7 September 2000, berhak menerima 1 saham bonus (baru).
Pada tahun 2004, 2002 dan 2001, Entitas telah menerbitkan masing-masing 84.768.494 saham, 97.361.291 saham dan 88.066.495 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau masing-masing sebesar Rp 42.384.247.000, Rp 48.680.645.500 dan Rp 44.033.247.500 yang berasal dari konversi obligasi – seri III, seri II dan seri I yang telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan dengan Akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 56, tanggal 20 Desember 2000.
Pada tahun 2005, Entitas telah menerbitkan 480.042.989 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 240.021.494.500 yang berasal dari konversi utang yang direstrukturisasi. Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, seluruh saham Entitas yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Entitas pada tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hendro Budianto
Komisaris Independen : Bing Hartono Poernomosidi
Direksi
Direktur Utama : Hidayat Alim
Direktur Independen : Kosasih Koenawan
Direktur : Pangestu Alim
Direktur : Irawan Alim
Komite Audit
Ketua : Bing Hartono Poernomosidi
Anggota : Sri Handayani
Anggota : Jessica Budiharto
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas memiliki masing-masing masing 880 dan 887 orang karyawan tetap.
d. Penyelesaian Laporan Keuangan
Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 26 April 2018.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK” di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7, mengenai “Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terlampir dalam Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012, tanggal 25 Juni 2012.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual
basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang fungsional dan penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Entitas.
Penerapan dari pernyataan dan interprestasi standar baru dan revisi berikut yang berlaku tanggal 1 Januari 2017, tidak menimbulkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Entitas dan efek material terhadap laporan keuangan :
 PSAK No. 1 (Penyesuaian 2015), mengenai “Penyajian Laporan Keuangan”;  PSAK No. 3 (Penyesuaian 2016), mengenai “Laporan Keuangan Interim”;  PSAK No. 24 (Penyesuaian 2016), mengenai “Imbalan Kerja”;
 PSAK No. 58 (Penyesuaian 2016), mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”;
 PSAK No. 60 (Penyesuaian 2016), mengenai “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”;  ISAK No. 31, mengenai “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK No. 13: Properti Investasi”.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
d. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan diklasifikasikan pada saat pengakuan awal sebagai aset keuangan, liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual. Instrumen keuangan diakui pada saat Entitas menjadi pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen.
Instrumen keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung saat perolehan atau menerbitkan instrumen keuangan, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diukur pada nilai wajar, tidak termasuk biaya transaksi (yang diakui dalam laporan laba rugi).
Instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan, diukur pada biaya dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Aset Keuangan
Entitas mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (ii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; (iii) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Entitas telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang diperoleh untuk tujuan diperdagangkan. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau instrumen lindung nilai yang ditetapkan efektif. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai “keuntungan (kerugian) lain-lain-neto” di dalam periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan ini diakui didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai bagian dari pendapatan lain-lain pada saat ditetapkannya hak Entitas untuk menerima pembayaran tersebut.
Aset dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasikan dalam 12 bulan; sebaliknya, diklasifikasikan sebagai tidak lancar.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
a) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) investasi yang ditetapkan oleh Entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Investasi diatas dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Bunga dari investasi tersebut yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif diakui didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai bagian dari pendapatan lain-lain.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
(iii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dimasukkan di dalam aset lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Metode Suku Bunga Efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau biaya selama periode yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas memiliki pinjaman yang diberikan dan piutang yang meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, aset lancar lainnya, dan aset tidak lancar lainnya.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan tersebut dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut diukur dengan nilai wajar, dimana keuntungan atau kerugian diakui di ekuitas, kecuali untuk
kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Jika suatu aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui di ekuitas, diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Bunga atas sekuritas yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode bunga efektif diakui didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai bagian dari pendapatan lain-lain.
Dividen atas instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai bagian dari pendapatan keuangan pada saat hak Entitas untuk menerima pembayaran tersebut ditetapkan.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas tidak memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Entitas mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Entitas tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Entitas mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Entitas memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Entitas masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk investasi ekuitas tersedia untuk dijual yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
 kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
 pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
 terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat dilihat dari pengalaman Entitas atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran atas piutang.
Estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam periode yang bersangkutan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Liabilitas keuangan
Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat liabilitas keuangan tersebut diperoleh.
Manajemen menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan tidak diakui ketika kewajiban tersebut berakhir yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang diperoleh untuk tujuan diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini jika dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam jangka pendek. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(ii) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Mereka dimasukkan di dalam liabilitas jangka pendek, kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Liabilitas keuangan ini diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai dan melalui proses amortisasi.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban masih harus dibayar, utang pihak berelasi, utang bank jangka panjang, utang lain-lain jangka panjang dan pendapatan ditangguhkan.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan neto setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Klasifikasi sebagai Liabilitas atau Ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh Entitas diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrument ekuitas.
Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan, jika dan hanya jika, liabilitas Entitas telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Estimasi Nilai Wajar
Entitas menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.
Saling Hapus antar Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara saling hapus dan nilai bersihnya disajikan di dalam laporan posisi keuangan jika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Entitas melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau Entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau Entitas induk entitas pelapor. (b) Suatu entitas berelasi dengan Entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu Entitas pelapor atau Entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(viii) entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari entitas pelapor.
Seluruh saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
f. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata.
Nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
g. Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
h. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan dari pada melalui pemakaian berlanjut. Kondisi ini dianggap memenuhi hanya ketika penjualan tersebut harus sangat mungkin terjadi dan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) harus tersedia untuk segera dijual.
Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasi sebagai yang dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
i. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20 – 30
Mesin dan peralatan 12 – 20
Alat pengangkutan 5
Perabot dan peralatan kantor 5
Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Entitas menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 25 mengenai “Hak atas Tanah”, dimana biaya khusus sehubungan dengan perolehan pertama kali hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah, sedangkan biaya pengurusan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode yang bersangkutan.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dikaji ulang dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
j. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Entitas menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang
dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Entitas mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
k. Liabilitas Manfaat Karyawan
Entitas mengakui liabilitas manfaat karyawan karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003).
Biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU No. 13/2003 ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode Projected Unit Credit.
Entitas mengakui seluruh keuntungan atau kerugian aktuarial melalui penghasilan komprehensif lain. Keuntungan dan kerugian aktuaria pada periode di mana keuntungan dan kerugian aktuaria terjadi, diakui sebagai penghasilan komprehensif lain dan disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (period vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting. Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini liabilitas imbalan pasti dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
l. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima dari penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal Entitas.
m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah wesel ekspor Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada operasi periode berjalan.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, kurs yang digunakan masing-masing adalah:
2018 2017
Euro, Euro Eropa 16.954 16.173
US$, Dolar Amerika Serikat 13.756 13.548
SG$, Dolar Singapura 10.487 10.134
MYR, Ringgit Malaysia 3.557 3.335
RMB, Renminbi 2.182 2.073
HK$, Dolar Hong Kong 1.753 1.733
n. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak periode berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, jika ada, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Entitas mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan aset pengampunan pajak. Biaya perolehan aset pengampunan pajak merupakan biaya perolehan dan menjadi dasar bagi Entitas dalam melakukan pengukuran setelah pengakuan awal.
Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
Entitas mengakui selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak di ekuitas sebagai bagian dari tambahan modal disetor. Jumlah tersebut tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.
Entitas mengakui uang tebusan yang dibayarkan dalam laba rugi pada periode Surat Keterangan diterima.
Entitas melakukan penyesuaian atas saldo klaim, aset pajak tangguhan, dan provisi dalam laba rugi pada periode Surat Keterangan diterima sesuai Undang-Undang Pengampunan Pajak sebagai hilangnya hak yang telah diakui sebagai klaim atas kelebihan pembayaran pajak, aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, dan provisi pajak sebelum menerapkan pernyataan ini.
o. Segmen Operasi
PSAK No. 5 mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Entitas yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
p. Laba (Rugi) per Saham Dasar
Laba (rugi) per saham dasar dihitung berdasarkan laba periode berjalan dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar dalam periode yang bersangkutan. Jumlah laba (rugi) periode berjalan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018 dan 2017 masing-masing sebesar Rp (2.532.236.229) dan Rp 1.012.321.875. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.008.517.669 saham pada tahun 2018 dan 2017.
3. ESTIMASI, ASUMSI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING
Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
Pos-pos signifikan yang terkait dengan estimasi dan asumsi antara lain: Penyisihan penurunan nilai piutang
Entitas mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya.
Dalam hal tersebut, Entitas mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang guna mengurangi jumlah piutang pada jumlah yang diharapkan dapat diterima. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan untuk penurunan piutang.
Nilai tercatat piutang diungkapkan dalam Catatan 5. Penyisihan penurunan nilai persediaan
Entitas membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang.
Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 7.
Aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 30 tahun. Umur masa manfaat ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Entitas menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 12. Pajak
Entitas beroperasi di bawah peraturan perpajakan di Indonesia. Pertimbangan yang signifikan diperlukan untuk menentukan provisi pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Apabila keputusan final atas pajak tersebut berbeda dari jumlah yang pada awalnya dicatat, perbedaan tersebut akan dicatat di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada periode dimana hasil tersebut dikeluarkan.
Imbalan kerja
Nilai kini liabilitas imbalan kerja tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan dengan menggunakan asumsi aktuaria. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya bersih untuk pensiun termasuk tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan atas aset program dan tingkat diskonto yang relevan. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat liabilitas imbalan kerja.
Asumsi penting lainnya untuk liabilitas imbalan kerja sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat ini. Nilai tercatat liabilitas imbalan kerja karyawan diungkapkan dalam Catatan 21.
Hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut. Penurunan nilai aset non-keuangan kecuali goodwill
Pada setiap akhir periode pelaporan, Entitas menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Entitas mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Pengukuran nilai wajar
Sejumlah aset dan liabilitas yang termasuk ke dalam laporan keuangan Entitas memerlukan pengukuran, dan/atau pengungkapan atas nilai wajar.
Pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dan non-keuangan Entitas memanfaatkan pasar input dan data yang dapat diobservasi sedapat mungkin. Input yang digunakan dalam menentukan pengukuran nilai wajar dikategorikan ke dalam level yang berbeda berdasarkan pada bagaimana input dapat diobservasi yang digunakan dalam teknik penilaian yang digunakan (hirarki nilai wajar):
- Level 1: Harga kuotasi di pasar aktif untuk item yang serupa (tidak disesuaikan)
- Level 2: Teknik penilaian untuk input yang dapat diamati langsung atau tidak langsung selain input level 1
- Level 3: Teknik penilaian untuk input yang tidak dapat diobservasi (yaitu tidak berasal dari data pasar)
Klasifikasi item menjadi level di atas didasarkan pada tingkat terendah dari input yang digunakan yang memiliki efek signifikan pada pengukuran nilai wajar item tersebut. Transfer item antar level diakui pada periode saat terjadinya.
4. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017 (Audited) Kas (US$ 1.810, Euro 87, HK$ 3.163, SG$ 5.110, RMB 11.129, MYR 142, dan Rp 2.967.987.977
pada tahun 2018 dan
US$ 1.810, Euro 87, HK$ 3.163, SG$ 5.110, RMB 11.129, MYR 142, dan Rp 1.277.723.906
pada tahun 2017) 3.078.270.410 1.384.455.359
Bank
Rekening Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya dan
Jakarta 173.985.372 3.323.450.763
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Surabaya 73.199.635 681.881.397
PT Bank Nusa Tenggara Barat, Surabaya 38.161.634 28.698.985
PT Bank Bukopin Tbk, Surabaya 8.262.838 8.370.838
PT BPD Jatim Tbk, Surabaya 3.592.542 3.710.542
Rekening Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Surabaya (US$ 859 pada tahun 2018 dan US$ 12.461
pada tahun 2017) 11.821.219 168.820.815
PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya (US$ 691 pada tahun 2018 dan US$ 706
pada tahun 2017) 9.510.486 9.569.900
Sub – jumlah 318.533.726 4.224.503.240
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, tingkat bunga bank sebesar 0,7% - 2% dan 0,25% - 1,90% per tahun untuk rekening Rupiah dan 0,10% dan 0,10% per tahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada saldo kas dan bank yang signifikan yang dibatasi penggunaannya dan tidak terdapat saldo kas dan bank kepada pihak berelasi.
5. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Pihak ketiga
Lokal (dalam Rupiah) 241.792.154.709 248.598.658.896
Cadangan kerugian penurunan nilai (11.672.456.799) (11.672.456.799)
Jumlah, neto 230.119.697.910 236.926.202.097
Pihak berelasi (Catatan 30) PT Langgeng Investindo 1.926.864.768 1.042.445.428
% dari Jumlah Aset 0,23% 0,12%
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Pihak ketiga
Belum jatuh tempo 149.776.636.974 138.156.080.225
Jatuh tempo:
1 – 30 hari 34.495.046.858 34.224.004.796
31 – 60 hari 21.792.381.954 28.576.802.194
Di atas 60 hari 35.728.088.923 47.641.771.681
Sub – jumlah 241.792.154.709 248.598.658.896
Cadangan kerugian penurunan nilai (11.672.456.799) (11.672.456.799)
Jumlah, neto 230.119.697.910 236.926.202.097
Pihak berelasi (Catatan 30)
Belum jatuh tempo 783.919.340 -
Jatuh tempo:
Di atas 60 hari 1.142.945.428 1.042.445.428
1.926.864.768 1.042.445.428
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, piutang usaha dan persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas utang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai Fidusia jaminan masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 15).
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat piutang usaha yang dijual secara with
recourse dan ikatan penting lain yang diatur dalam perjanjian dan piutang usaha yang direstrukturisasi.
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Entitas berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
6. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017 (Audited) Pihak ketiga Karyawan 62.975.000 93.925.400 Lain-lain 769.697.136 720.597.136 Sub - jumlah 832.672.136 814.522.536
Pihak berelasi (Catatan 30)
PT Langgeng Bahagia 657.182.514 656.732.514
Jumlah 1.489.854.650 1.471.255.050
Piutang lain-lain tidak dijaminkan atas pinjaman dan tidak terdapat jaminan yang diterima Entitas atas piutang tersebut. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang lain-lain pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, manajemen Entitas berkeyakinan tidak terdapat bukti obyektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai, oleh karena itu tidak ditentukan adanya penurunan nilai piutang lain-lain.
7. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Barang jadi 125.747.511.216 125.399.112.470
Barang dalam proses 87.666.330.803 85.472.216.450
Bahan baku 13.807.576.552 17.057.529.196
Bahan pembantu 11.230.413.575 12.204.677.321
Jumlah 238.451.832.146 240.133.535.437
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, piutang usaha dan persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas utang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai Fidusia jaminan masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 15).
Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan pada akhir periode, manajemen Entitas berkeyakinan bahwa tidak ada persediaan usang atau penurunan nilai pada persediaan, dan oleh karena itu tidak diperlukan penyisihan atas persediaan usang atau penurunan nilai pada persediaan.
Pada periode pelaporan tidak terdapat kerugian persediaan yang jumlahnya material atau sifatnya luar biasa.
Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 29.000.000.000 dan Rp 25.000.000.000 masing-masing pada tahun 2018 dan 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut, karena persediaan tersebut terletak pada 3 (tiga) gudang yang berlainan.
8. UANG MUKA PEMBELIAN
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Impor 376.770.517 1.049.253.040
Lokal 1.006.910.500 55.352.500
Jumlah 1.383.681.017 1.104.605.540
9. BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Asuransi 337.454.174 417.848.281
Uang muka perjalanan dinas 123.629.205 163.401.124
Jumlah 461.083.379 581.249.405
10. ASET LANCAR LAINNYA
Akun ini menyajikan jaminan untuk keperluan pembelian gas kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 277.921.841 dan Rp 274.557.765 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017. Jaminan berupa saldo bank yang dibatasi penggunaannya (Catatan 37).
11. ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL
Akun ini terdiri dari:
31 Desember 2017 (Audited)
Mesin dan peralatan 85.097.409.041
Berdasarkan PSAK No. 58 mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, Entitas mengklasifikasikan mesin dan peralatan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
Pada tahun 2017, terdapat penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual sebagai berikut:
31 Desember 2017 (Audited)
Harga jual 978.600.001
Nilai buku 964.588.276
Laba penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
(Catatan 27) 14.011.725
Manajemen masih terus mengupayakan penjualan dan penawaran harga yang sesuai dengan keinginan manajemen atas aset tidak lancar tersebut.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Entitas melakukan penilaian atas nilai wajar dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual berdasarkan laporan penilai independen sebesar Rp 144.320.349.548.
Seluruh mesin dan peralatan yang dimiliki untuk dijual diatas digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 15).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
12. ASET TETAP
Akun ini terdiri dari:
Perubahan di tahun 2018 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Netto Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan langsung
Hak atas tanah 38.586.889.700 - - - 38.586.889.700 Bangunan dan prasarana 55.446.057.506 - - - 55.446.057.506 Mesin dan peralatan 480.022.885.748 90.494.350 - 410.944.825 480.524.324.923 Alat pengangkutan 18.621.488.396 - - - 18.621.488.396 Perabot dan peralatan kantor 5.392.478.666 7.315.000 - - 5.399.793.666 Sub - jumlah 598.069.800.016 97.809.350 - 410.944.825 598.578.554.191 Aset dalam penyelesaian
Mesin dan peralatan 22.887.388.074 82.533.397 - (410.944.825) 22.558.976.646 Sub - jumlah 22.887.388.074 82.533.397 - (410.944.825) 22.558.976.646 Jumlah 620.957.188.090 180.342.747 - - 621.137.530.837
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 28.700.577.910 538.877.532 - - 29.239.455.442 Mesin dan peralatan 307.446.737.510 3.456.716.165 - - 310.903.453.675 Alat pengangkutan 17.498.836.854 127.331.026 - - 17.626.167.880 Perabot dan peralatan kantor 5.158.059.137 35.480.822 - - 5.193.539.959 Sub - jumlah 358.804.211.411 4.158.405.545 - - 362.962.616.956
Nilai buku 262.152.976.679 258.174.913.881
Perubahan di tahun 2017 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Netto Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan langsung
Hak atas tanah 38.586.889.700 - - - 38.586.889.700 Bangunan dan prasarana 55.446.057.506 - - - 55.446.057.506 Mesin dan peralatan 463.321.989.084 364.089.322 372.356.062 16.709.163.404 480.022.885.748 Alat pengangkutan 18.628.745.123 375.983.000 383.239.727 - 18.621.488.396 Perabot dan peralatan kantor 5.353.894.666 38.584.000 - - 5.392.478.666 Sub - jumlah 581.337.576.079 778.656.322 755.595.789 16.709.163.404 598.069.800.016 Aset dalam penyelesaian
Mesin dan peralatan 23.368.072.004 16.228.479.474 - (16.709.163.404) 22.887.388.074 Sub - jumlah 23.368.072.004 16.228.479.474 - (16.709.163.404) 22.887.388.074 Jumlah 604.705.648.083 17.007.135.796 755.595.789 - 620.957.188.090
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 26.535.801.885 2.164.776.025 - - 28.700.577.910 Mesin dan peralatan 294.480.334.998 13.338.758.574 372.356.062 - 307.446.737.510 Alat pengangkutan 17.101.027.819 781.048.762 383.239.727 - 17.498.836.854 Perabot dan peralatan kantor 4.976.787.285 181.271.852 - - 5.158.059.137 Sub - jumlah 343.093.951.987 16.465.855.213 755.595.789 - 358.804.211.411
Nilai buku 261.611.696.096 262.152.976.679
Rincian pengurangan aset tetap adalah sebagai berikut:
2017
Harga jual 335.300.000
Nilai buku -
Laba penjualan aset tetap (Catatan 27) 335.300.000
Beban penyusutan yang dibebankan adalah sebagai berikut:
2018 2017
Beban pokok penjualan – beban pabrikasi 3.628.885.868 14.092.278.181
Beban umum dan administrasi (Catatan 26) 529.519.677 2.373.577.032
Jumlah 4.158.405.545 16.465.855.213
Penambahan aset tetap termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aset tetap masing-masing sebesar Rp 43.428.636 dan Rp 113.929.200 pada tahun 2018 dan 2017 (Catatan 36).
Entitas memiliki hak atas tanah (Hak Guna Bangunan) seluas 163.014 meter persegi, yang berlokasi di Sidoarjo dan Tangerang. Sertifikat hak atas tanah akan berakhir pada berbagai tanggal sampai tahun 2043. Manajemen Entitas berkeyakinan bahwa sertifikat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang setelah masa berakhirnya.
Pada tahun 2018 dan 2017, aset tetap tertentu Entitas digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan utang lain-lain - jangka panjang (Catatan 15 dan 20).
Pada tahun 2018, aset dalam penyelesaian meliputi mesin dan peralatan dengan jumlah persentase penyelesaian sebesar 77%, ditinjau dari sudut pandang keuangan, dan estimasi tanggal penyelesaian pada bulan Agustus 2018.
Berdasarkan laporan appraisal KJPP Toto Suharto & Rekan, tanggal 12 Oktober 2017, nilai pasar seluruh asset tetap Entitas adalah sebesar Rp 1.336.761.700.000.
Entitas berpendapat bahwa nilai residu dari aset tetap adalah sebesar nihil.
Jumlah harga perolehan aset tetap yang telah habis nilai bukunya dan masih digunakan adalah sebesar Rp 230.914.812.959 dan Rp 230.522.876.592 masing-masing pada tahun 2018 dan 2017.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, seluruh aset tetap, kecuali hak atas tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 163.491.857.000 dan Rp 157.491.857.000, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
13. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP
Akun ini terdiri dari uang muka pembelian aset tetap, sebesar Rp 230.443.740 dan Rp 149.179.245 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
14. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
Akun ini merupakan piutang karyawan jangka panjang sebesar Rp 5.600.000 dan Rp 6.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
15. UTANG BANK
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Modal Kerja 208.860.066.867 208.127.202.594
Trust Receipt 18.010.369.307 22.010.473.033
Jumlah 226.870.436.174 230.137.675.627
Berdasarkan SPPK No. CM3.SBY/SPPK/8478/2017 tanggal 23 Oktober 2017, Entitas memperoleh perpanjangan pinjaman fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 85.000.000.000 dan penurunan limit fasilitas kredit modal kerja dari sebesar Rp 175.000.000.000 menjadi sebesar Rp 125.000.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Oktober 2018 (Catatan 20).
Kedua fasilitas pinjaman tersebut dibebani bunga tahunan sebesar 11,00% pada tahun 2018 dan 2017, dan dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual serta aset tetap tertentu Entitas (Catatan 5, 7, 11 dan 12).
Entitas juga memperoleh fasilitas LC impor/SKBDN dan bank garansi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 35.000.000.000 dan fasilitas Treasury Line sebesar maksimum US$ 2.000.000 dari PT Bank Mandiri
Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Entitas harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain mendapatkan persetujuan tertulis dari bank untuk memindahtangankan aset yang digunakan sebagai jaminan pada pihak lain, memperoleh jaminan kredit baru dari pihak lain, kecuali dalam transaksi wajar, bertindak sebagai penjamin untuk pihak lain atau menjaminkan aset Entitas pada pihak lain dan melunasi utang kepada pemegang saham.
Utang bank yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah dikurangkan dengan biaya transaksi yang terkait langsung dengan perolehan utang bank masing-masing sebesar Rp 262.288.313 dan Rp 393.325.639 pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
16. UTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Lokal 54.791.110.136 57.387.421.498
Impor 140.020.223 133.689.250
Jumlah 54.931.130.359 57.521.110.748
Analisis umur utang usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Belum jatuh tempo 24.981.080.032 35.939.871.444
Jatuh tempo
1 - 30 hari 9.055.042.983 10.691.228.454
31 - 60 hari 13.714.974.858 5.998.669.024
Di atas 60 hari 7.180.032.486 4.891.341.826
Jumlah 54.931.130.359 57.521.110.748
Rincian utang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Rupiah 53.338.476.536 55.550.312.698
Dolar Amerika Serikat (US$ 115.450 pada tahun
2018 dan US$ 145.200 pada tahun 2017) 1.588.130.200 1.967.169.600
Renminbi (RMB 1.750 pada tahun 2018 dan 2017) 3.818.325 3.628.450
Euro ( 42 pada tahun 2018 dan nihil pada tahun
2017) 705.298 -
Jumlah 54.931.130.359 57.521.110.748
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Entitas sehubungan dengan utang usaha.
17. UTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari :
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Pihak ketiga 658.566.702 1.473.675.996
Pihak berelasi (Catatan 30) 1.761.984.056 1.709.434.059
Jumlah 2.420.550.758 3.183.110.055
18. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Gaji 9.603.840.858 11.625.535.436
Listrik 809.162.292 1.186.154.947
Bahan bakar gas 309.951.988 413.265.667
Lain-lain 2.976.795.908 2.908.069.981
Jumlah 13.699.751.046 16.133.026.031
19. UANG MUKA DARI PELANGGAN
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited)
Lokal 2.163.356.347 5.139.017.830
Ekspor 489.671.971 655.761.828
Jumlah 2.653.028.318 5.794.779.658
20. UTANG JANGKA PANJANG
Utang Bank Jangka Panjang Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Modal Kerja 49.937.288.313 49.905.825.639
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun 4.993.728.831 4.990.582.564
Pada bulan Oktober 2017, Entitas memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja yang merupakan konversi dari penurunan limit Kredit Modal Kerja dengan limit sebesar Rp 50.000.000.000. Fasilitas kredit ini digunakan sebagai tambahan modal kerja. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal 26 Oktober 2017 dan dibebani bunga sebesar 11% per tahun.
Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Entitas harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain mendapatkan persetujuan tertulis dari bank untuk memindahtangankan aset yang digunakan sebagai jaminan pada pihak lain kecuali dalam transaksi wajar, memperoleh pinjaman kredit baru dari pihak lain, bertindak sebagai penjamin untuk pihak lain atau menjaminkan aset Entitas pada pihak lain dan melunasi utang kepada pemegang saham.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, utang bank jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah dikurangi biaya transaksi yang terkait langsung dengan perolehan utang bank masing-masing sebesar Rp 6.271.169 dan Rp 9.417.436 untuk utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dan sebesar Rp 56.440.518 dan Rp 84.756.925 untuk utang bank jangka panjang.
Utang Lain-lain Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2018 31 Desember 2017
(Audited) Pihak ketiga
PT BCA Finance 200.524.264 225.589.798
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun 100.262.136 100.262.136
Bagian jangka panjang 100.262.128 125.327.662
Pihak ketiga
Pada tahun 2017, Entitas memperoleh fasilitas pembiayaan dalam rangka kepemilikan kendaraan dari PT BCA Finance sebesar Rp 300.786.400 dengan tingkat bunga sebesar 3,60% flat per tahun, dengan masa pinjaman selama 3 (tiga) tahun (Catatan 36).
Fasilitas pembiayaan ini dijamin dengan aset tetap yang dibiayai dengan fasilitas ini (Catatan 12). Pihak berelasi
Akun ini terdiri dari utang kepada Hidayat Alim, pihak berelasi sebesar Rp 18.931.153.653 dan Rp 19.933.210.551 pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 yang telah disajikan sesuai dengan PSAK No. 55 mengenai, ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.