Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA.
ANALISA BALISTIK IMPACT DENGAN VARIASI KECEPATAN
AWAL PROYEKTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Andi Rizkiawan NRP 2106 100 124 TUGAS AKHIR
PENDAHULUAN
I
Latar Belakang
Peralatan militer mengalami beban balistik Peralatan Militer = alat keamanan dan kedaulatan negara Software menggunakan metode finite elemen TUGAS AKHIR Menganalisa residual velocity dan besar deformasi yang
dihasilkan dengan variasi kecepatan proyektil akibat beban impact dari proyektil.
Membandingkan hasil yang didapatkan dengan hasil dari
eksperimen kemudian disimpulkan rancangan yang paling aman digunakan.
Sudut penembakan lurus, yaitu tegak lurus terhadap pelat. Sifat mekanik material dianggap sama dengan yang ada dalam
standar properties (tidak dilakukan pengujian sifat mekanik).
Spesimen uji berbahan weldox E 460 steel. Pelat dijepit pada kedua sisinya.
Analisa hanya pada pelat.
Material yang dipakai diasumsikan homogen dan
isotropik.
Tidak terdapat tegangan sisa (residual strength) pada
material sebelumnya.
Kecepatan proyektil sebelum menumbuk pelat
diasumsikan konstan.
Efek spin tidak diperhitungkan.
Dengan penelitian yang dilakukan diharapkan
Untuk pelat (target) dirancang agar mampu menahan beban impact Untuk Proyektil dirancang agar mampu menembus target
melakukan pengujian dengan menggunakan gas gun sebagai pelontar proyektil (massa, diameter, dan panjang sebesar 197 gram, 20 mm, dan 80 mm)
TINJAUAN PUSTAKA
I
T. Børvik, M. Langseth, O.S. Hopperstad, dan K.A. Malo
W. Goldsmith dan S.A. Finnegan
TINJAUAN PUSTAKA
I
Melakukan pengujian balistik impact terhadap pelat alumunium dan baja ringan dengan kecepatan 150 – 2700 m/s
N.K. Gupta dan V. Madhu
melakukan eksperimen terhadap pelat yang mengalami beban impact dengan material pelat (a) mild steel dengan ketebalan 4,7 mm (MS1); 6,0 mm (MS2); dan 10, 12, 16, 20, dan 25 mm (MS3); (b) RHA steel dengan ketebalan 8, 12, 16, dan 20 mm; dan (c) alumunium plate dengan ketebalan 6,0 mm (AL1); 20 mm (AL2); dan 10, 20, 30, 33, dan 40 mm (AL3).
Tekanan yang dihasilkan untuk 2 material yang bertumbukan dimana Us adalah kecepatan shock Up adalah kecepatan partikel
EOS untuk 2 material
Dimana C adalah sound velocity pada saat zero pressure, S adalah parameter empiris
Sehingga persamaan tekanan menjadi:
Jika diasumsikan P1 = P2 , maka persamaan menjadi
Didapatkan akar persamaan :
dimana
ep = effective plastic strain
ep* = normalized effective plastic strain rate
TH = homologous temperature = (T - Troom) / (Tmelt - Troom ) kelima konstanta material adalah A, B, C, n dan m.
Dimana D adalah fracture strain constant
Elemen Hex-Dominan digunakan untuk memodelkan pelat. Pembatasan serta asumsi yang dimiliki oleh elemen ini adalah :
Elemen ini menggunakan metode meshing
yang tidak terstruktur.
Elemen dengan struktur solid yang
dimodelkan harus mempunyai volume, sehingga terbentuk dalam 3 dimensi.
Elemen Hex-Dominan ini lebih cocok
untuk benda yang memiliki volume limas, prisma dan sejenisnya.
Secara garis besar langkah-langkah penelitian terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
Study literatur
Membuat modeling finite elemen berbasis eksplisit (Ansys
Autodyn).
Analisa deformasi pada setiap pembebanan.
Menarik kesimpulan mengenai hasil analisa yang dilakukan
Pada proses simulasi impact load ini akan digunakan alat bantu “software finite element analysis (FEA)”, yaitu ANSYS Workbench Autodyn.
Start
Perancangan Geometri
Input Material dan Properties Material
Meshing Model
Penentuan Initial Condition
A
METODOLOGI
I Flowchart Simulasi
Plot Result
Selesai
Penentuan Boundary Condition
Kontur tegangan dan Dimensi Lubang
Model yang digunakan untuk analisa ini terdiri dari proyektil peluru dan pelat.
Untuk membuat model
proyektil dan pelat.
Proses meshing adalah pembagian model menjadi elemen-elemen. Metode yang digunakan untuk meshing pelat adalah hex-dominan.
EOS Models
EOS (equation of state) model adalah sebuah persamaan yang menggambarkan respon hidrodinamik dari suatu material. Respon utama untuk material solid pada tingkat deformasi tinggi, yaitu bila tekanan hidrodinamika jauh lebih besar daripada tegangan luluh material.
Strength Models
Material solid awalnya mungkin akan memiliki respon elastis. Akan tetapi di bawah beban shock ekstrim, material akan mencapai kondisi stress yang melebihi tegangan luluh dan berubah bentuk secara plastis. Persamaan Material strength menggambarkan respon elaso-plastik non-linear.
Failure Models
Material solid pada umumnya gagal pada kondisi beban ekstrim, sehingga material hancur atau retak. Material failure models mensimulasikan berbagai cara di mana material gagal.
inti proyektil (inner) dan selimut proyektil (outer) dengan kondisi awal memiliki kecepatan tertentu
Boundary Condition adalah penentuan batasan yang akan digunakan dalam analisa ini.
variabel tetap adalah jenis material, ukuran proyektil dan tebal
pelat.
variabel yang berubah adalah kecepatan proyektil.
Dari variabel yang berubah diatas, maka dilakukan plotting terhadap hasil yang didapatkan, yaitu residual velocity yang terjadi dan besar deformasi yang dihasilkan.
Proyektil (pemberi impact) :
Material : Hardened Arne Tool Steel Density (p) : 7,87 gram/cm3
Massa : 250 gram
Pelat (target) :
EOS SHOCK Strength Johnson-Cook Failure Johnson-Cook
Ref. Density 7,85 gram/cm3 Shear Modulus, G 75,19 GPa Damage Constant, D1 0,0705 Gruneisen Coeff 2,17 Yield Stress 490 MPa Damage Constant, D2 11,732
C1 4569 m/s Hardening Const 807 Mpa Damage Constant, D3 -0,54
S1 1,49 Hardening Expnt 0,73 Damage Constant, D4 -0,00123
Ref Temp. 293 K Strain Rate Constant 0,012 Damage Constant, D5 0 Specific Ht 452 J/kgK Thermal softening Exponent 0,94 Melting Temp 1800 K Thermal Conductivity 45 J/mKs Melting Temp 1800 K Ref Strain Rate 5 x 10-4
no. Initial Velocity Residual Velocity no. Initial Velocity Residual Velocity 1 173.7 0 8 199.1 67.3 2 177.3 0 9 200.4 71.4 3 179.4 0 10 224.7 113.7 4 181.5 0 11 244.2 132.6 5 184.8 0 12 285.4 181.1 6 188.8 43.2 13 303.5 199.7 7 189.6 43.7
no. Initial Velocity Residual Velocity Eksperimen Simulasi 1 173.7 0 0 2 177.3 0 0 3 179.4 0 0 4 181.5 0 0 5 184.8 0 0 6 188.8 43.2 0 7 189.6 43.7 0 8 199.1 67.3 0 9 200.4 71.4 0 10 224.7 113.7 0 11 244.2 132.6 0 12 285.4 181.1 175 13 303.5 199.7 196
Tanpa lubang Simulasi (mm) Eksperimen (mm) 1 173.7 2.9625 2.93 1.109215017 2 177.3 3.045 2.95 3.220338983 3 179.4 2.9525 2.81 5.071174377 4 181.5 2.9525 2.92 1.113013699 5 184.8 2.81 2.56 9.765625
Initial Velocity
(m/s) Diameter Muka Diameter Belakang Diameter Muka Diameter Belakang
1 173.7 20.19 - 20.08 -2 177.3 20.21 - 20.005 -3 179.4 20.14 - 20 -4 181.5 20.21 - 20.1 -5 184.8 20.2 - 19.91 -6 188.8 20.36 20.68 20.45 -7 189.6 20.4 20.63 19.855 -8 199.1 20.28 20.65 19.855 -9 200.4 20.35 20.88 19.855 -10 224.7 20.56 20.72 20.12 -11 244.2 20.42 21.18 20.4 -12 285.4 20.59 20.75 20.38 20.9 13 303.5 20.65 20.93 20.475 21 no. Deformasi Hasil Eksperimen (mm) Deformasi Hasil Simulasi (mm)
Lubang
Eksperimen Simulasi
1 285.4 181.1 175 3.485714286
2 303.5 199.7 196 1.887755102
KESIMPULAN
Nilai Balistik limit yang terjadi pada eksperimen adalah
sebesar 184,8 m/s.
Nilai Balistik limit yang terjadi pada simulasi adalah sebesar
285,4 m/s.
Deformasi akan lebih besar karena akibat adanya spin.
Pola residual velocity yang terjadi pada proyektil cenderung
mengalami kenaikan seiring dengan naiknya initial velocity.
Kecepatan maksimum agar proyektil tidak mampu
menembus pelat, maka proyektil harus memiliki kec. Maksimal sebesar 184,8 m/s.
SARAN
Disarankan untuk penelitian selanjutnya dengan teknik serta
metode yang sama, menggunakan pengaruh spin untuk mengetahui keakuratan metode yang dilakukan.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan melakukan
penelitian dengan objek yang sesuai dengan kondisi yang ada, seperti material pelat dan jenis proyektil.
DAFTAR PUSATAKA
[1] Robert C.Juvinall. 1967. Engineering Consideration of Stress, Strain, and
Strength. New York.McGraw-Hill Book Company.
[2] F. I. Grace. 1992. Shock-Wave and High-Strain Rate Phenomena in Materials, eds. M. A. Meyers, L. E. Murr, and K. P. Staudhmmer, Dekker, New York.
[3] T. Børvik, M. Langseth, O.S. Hopperstad, K.A. Malo. 1999. Ballistic penetration
of steel plates. Norwegian Defence Construction Service & Department of Structural
Engineering, Norwegian University of Science and Technology, Norway.
[4] N.K. Gupta and V. Madhu. 1997. An Eexperimental Study of Normal and
Oblique Impact of Hard-Core Projectile on Single and Layered Plates.
Department of Applied Mechanics, Indian Institute of Technology & Defence Metallurgical Research Laboratory, India.
[5] G. G. Corbett, S. R. Reid and W. Johnson. 1995. Impact Loading of Plates and
SHELLS by Free-Flying Projectile: A Review. Department of Engineering University
of Aberdeen & Department of Mechanical Engineering, U.K.
[6] Century Dynamics. 2005. ANSYS® AUTODYN® Explicit Software for Nonlinear Dynamics Theory Manual, Revision 11.0.