• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelelahan Kerja

1. Pengertian Kelelahan Kerja

Pada umumnya kelelahan kerja didefinisikan berkurangnya energi dan motifasi yang dapat berpengaruh pada kemampuan fisik, mental, ataupun keduanya8. Secara rincinya kelelahan kerja didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan atau ketidakmauan untuk merespon suatu situasi karena sebelumnya melakukan aktivitas secara berlebihan, baik mental, emosional, maupun fisik8.

Kelelahan adalah suatu hal yang umum. Sekitar 20% penduduk Amerika mengklaim mengalami kelelahan yang dapat mengganggu kehidupan secara normal. Diperkirakan kelahan fisik didapat sekitar 20% sampai 60% pada setiap waktunya, sedangkan kelelahan emosi atau mental menyebabkan 40% sampai 80% menyebabkan kelelahan kerja9.

2. Macam Kelelahan dan Sebabnya

Secara umum, kelelahan kerja disebabkan oleh 2 faktor yaitu: kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis10.

a. Kelelahan fisiologis

Kelelahan fisiologis atau kelelahan otot yaitu kelelahan pada susunan saraf pusat atau pada perifer (otot yang sedang bekerja). Kelelahan ini disebabkan oleh otot atau fisik karena beban yang berat yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tremor pada otot. Kelelahan pada otot yang sedang bekerja atau perifer dibuktikan oleh Etienne Grandjean dengan melakukan percobaan pada katak yang dibius dan diberikan beban. Otot katak yang diberikan beban tersebut dirangsang secara elektrik sehingga menjadi kontraksi dan

(2)

8 berubah menjadi kerja fisik yaitu mengangkat beban tersebut. Setelah beberapa detik beraktivitas akan tampak tanda-tanda seperti berkurangnya kemampuan otot untuk mengangkat beban, kontraksi, dan reaksi menjadi lebih lambat dan jarak antara rangsangan dan mulainya kontraksi menjadi lebih panjang3.

Kelelahan Otot pada susunan saraf pusat dapat ditunjukkan pada perangsangan saraf motor secara elektrik terhadap otot yang lelah, sehingga menyebabkan otot berkontraksi kembali. Otot yang semula bekerja atas perintah kemauan dapat berkontraksi atas rangsangan elektrik pada saraf motor. Hal ini membuktikan bahwa kelelahan otot terletak pada susunan saraf pusat3.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean menunjukkan bahwa kelelahan pada kontraksi otot disebabkan oleh menurunnya frekuensi arus listrik pada pusat motor. Suatu teori tentang kelelahan otot menjelaskan bahwa pada otot yang lelah terdapat sisa metabolisme. Keadaan ini disadari oleh otak sebagai kelelahan otot yang dihantarkan oleh impuls eferen melalui saraf sensoris. Impuls eferen ini menghambat pusat di otak yang bertanggung jawab atas pengendalian gerakan dan karena itu frekuensi kegiatan pada sel-sel saraf menjadi menurun. Menurunnya frekuensi ini akan pula menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta perlambatan gerakan atas perintah kemauan3.

Peranan aliran darah pada kelelahan otot sangat menentukan, karena otot yang berkontraksi membutuhkan energi dan dalam peristiwa kontraksi ini, O2 dan darah berkurang dan terjadi penimbunan sisa metabolisme CO2, asam laktat, dan lainnya di otot. Mengembalikan keseimbangan dalam cairan otot perlu ada peredaran darah yang cukup. Pada otot yang berkontraksi otot menjadi keras dan membesar3.

Bila kontraksi otot maksimal dan statis dari otot quadriceps, tegangan otot menjadi beberapa ratus mmHg. Pada waktu kerja

(3)

9 umumnya kurang dari 200 mmHg, karena itu peredaran darah atau aliran darah ke otot terhambat sebagian dan seluruhnya3.

b. Kelelahan umum atau psikis

Kelelahan umum atau kelelahan psikis ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, biasanya disebabkan oleh keadaan monoton, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik serta keadaan lingkungan. Sebab-sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit, semua ini akan berkumpul dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan lelah dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja3.

Keadaan lelah dapat juga terjadi penurunan perhatian, kewaspadaan, tidak mampu berkonsentrasi terus menerus untuk melakukan kegiatan mental dan fisik kemudian berlanjut dengan adanya hambatan persepsi dan memanjangnya waktu reaksi3.

Kelelahan umum meliputi segenap kelelahan tanpa pandang apapun, sebabnya meliputi3:

1) Kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan yang monoton.

2) Kelelahan fisik umum karena beban fisik berlebihan. 3) Kelelahan mental karena kerja mental.

4) Kelelahan saraf karena ketegangan lewat satu sisi dari fungsi psikomotor.

5) Kelelahan mental timbul karena penggunaan mata untuk bekerja secara berlebihan.

6) Kelelahan kronis sebagai akibat akumulasi kelelahan dalam jumlah panjang.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan

Kelelahan tidak disebabkan atau terjadi begitu saja, tetapi ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Faktor-faktor tersebut adalah berikut ini3:

(4)

10 a. Beban kerja

Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja berupa fisik atau mental yang meliputi tanggung jawabnya. Cara pengukurannya dengan menghitung jumlah denyut nadi permenit. Kategori pada pengukuran beban kerja adalah:

1) Ringan: 75 – 100 denyut/menit. 2) Agak berat: 101 – 125 denyut/menit. 3) Berat: 126 – 150 denyut/menit.

4) Sangat berat: 151 – 175 denyut/menit. 5) Luar biasa berat: >176 denyut/menit.

b. Beban tambahannya akibat lingkungan kerja yang meliputi: 1) Penerangan

Penerangan yang menyebabkan kelelahan adalah penerangan yang tidak memadai untuk jenis pekerjaan tertentu. Kelelahan karena penerangan terutama kelelahan mata, kelelahan mental, kelelahan pegal dan sakit pada sekitar mata. Penerangan yang baik harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan memungkinkan tenaga kerja dapat melihat dengan teliti dan membuat suasana kerja yang nyaman.

2) Kebisingan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu. Kebisingan mempengaruhi faal tubuh seperti psikomotor, saraf otonom. Efek pada saraf otonom terlihat sebagai bertambahnya metabolisme, contohnya bertambahnya otot yang mempercepat kelelahan.

3) Suhu dan kelembaban kerja

Suhu dan kelembaban kerja yang nyaman adalah 21-30°C dan 65-95%. Cuaca kerja yang tidak nyaman dapat menyebabkan kelelahan karena kehilangan cairan oleh

(5)

11 penguapan keringat dan terbatasnya panas dari tubuh pada suhu tinggi.

c. Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental

Pekerjaan yang berat membutuhkan waktu istirahat yang banyak dan lebih sering dan waktu kerja yang pendek. Pada pekerjaan berat, otot, paru-paru, dan sistem kardiovaskular harus bekerja dengan sangat berat. Keadaan tersebut tidak boleh terjadi dalam jangka waktu yang lama. Istirahat berguna memulihkan tenaga untuk melanjutkan pekerjaan. Apabila kerja diperpanjang melebihi kemampuan maka akan menimbulkan kelelahan. Untuk kerja mental, istirahat diperlukan untuk menjernihkan pikiran dan memulihkan tenaga karena kerja mental juga memerlukan tenaga. Semakin tinggi intensitas kerja, waktu kerja semakin pendek. Frekuensi istirahat lebih banyak, lama kerja umum adalah 4 jam dan istirahat 0,5 jam.

d. Keadaan monoton

Keadaan monoton dapat berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja. Pekerjaan monoton bersifat berulang-ulang, rutinitas dan hanya kadang-kadang saja memerlukan perhatian dan lingkungan kerja tidak menyenangkan baik dari penghuni maupun dari dekorasi dan penataan ruangan. Pekerjaan dan lingkungan kerja yang monoton tidak ada rangsangan dari formasi kantong, tidak ada sistem aktivasi yang menghilangkan rasa lelah dan cenderung ke arah kebosanan. Gejala ini menyebabkan kelelahan dan cepat mengantuk, keadaan ini dapat dihindari bila ada sistem aktivasi beberapa motivasi tertentu yang membuat pekerjaan menarik.

e. Keadaan psikologi

Kelelahan karena psikologi biasanya merupakan kelelahan kronis, dimana faktor-faktor psikologis secara kontinue dan menetap dapat berakibat keadaan kelelahan yang kronis, perasaan

(6)

12 lesu tampak sebagai suatu gejala dan perbuatan-perbuatan anti sosial dan lingkungan sekitar yang tidak cocok, depresi, kurangnya tenaga beserta hilangnya inisiatif.

f. Status gizi

Status gizi adalah suatu faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi baik akan dapat bekerja dengan baik juga. Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta timbul kelelahan. Keadaan gizi dapat dilihat dari masukan makanan tiap hari yang memadai untuk melakukan pekerjaan. Cara pengukurannya dengan mengukur tinggi badan dan berat badan setelah itu menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pekerja dengan cara membagi berat badan (Kg) dengan tinggi badan kuadrat (m2). Kategori di dalam pengukuran IMT, yaitu:

1) Kekurangan berat badan tingkat berat (<17,0). 2) Kekurangan berat badan tingkat ringan (17,0-18,5). 3) Normal (>18,5-25,0).

4) Kelebihan berat badan tingkat ringan (25,0-27,0). 5) Kelebihan berat badan tingkat berat (>27,0). g. Penyakit

Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja adalah penyakit jantung, ginjal, asma, tekanan darah rendah dan tinggi3.

1) Penyakit jantung

Seseorang akan mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah. Kebanyakan penyakit jantung sering menyerang bilik kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan dan penderita akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung terjadi pada saat melakukan kerja fisik dan sifatnya berat. Gejala lain dari penyakit ini adalah rasa letih yang berlebihan

(7)

13 saat melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otot.

2) Penyakit ginjal

Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem pengeluaran metabolisme akan terganggu, sehingga tertimbun dalam darah (uremi). Penimbunan sisa metabolisme menyebabkan kelelahan.

3) Penyakit asma

Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara ke bronkus kecil dan bronkiolus. Serabut oksigen mengerut berkali-kali dalam waktu yang sangat kecil dan menyebabkan kesulitan bernafas. Di samping itu adanya pembengkakan dinding dan produksi lendir akan meningkat untuk mengusir kuman-kuman yang akan semakin mempersempit lubang. Lubang saluran yang sempit ini akan menghambat aliran udara yang melintasinya dan diperlukan tenaga banyak untuk bernafas. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan.

4) Tekanan darah rendah

Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan O2 tidak terpenuhi. Akibatnya proses kerja yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2 terganggu akibat sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab kelelahan. Pada kerja fisik tanpa O2 menghasilkan asam laktat penyebab kelelahan, karena zat itu tidak dimetabolisme kembali menjadi glikogen.

5) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar, pada saatnya jantung tidak mampu lagi mendorong darah beredar ke seluruh tubuh,

(8)

14 sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai, paru-paru. Selanjutnya terjadi sesak nafas bila ada pergerakan sedikit, karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibat proses pertukaran O2 terhambat. Pada tungkai yang terjadi penumpukan sisa metabolisme dapat mengakibatkan kelelahan kerja.

h. Sikap kerja

Sikap kerja statis dapat menyebabkan peredaran darah ke otak berkurang, sehingga glukosa dan O2 oleh otot terhambat dan harus menggunakan cadangan yang ada, sisa metablisme tidak bisa dibuang. Karena inilah otot yang bekerja statis akan terasa nyeri dan otot menjadi lelah.

i. Usia

Usia dapat mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin tua usia seseorang tekanan sistole semakin tinggi. Hal ini biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis. Sepersepuluh dari orang tua menunjukkan peningkatan tekanan sistole menjadi di atas 200 mmHg. Hal ini akan mempengaruhi frekuensi denyut nadi/jantung yang berdampak juga pada kelelahan3.

Tenaga kerja yang berusia di atas 45 tahun akan cenderung mengalami peningkatan kelelahan jika dibandingkan tenaga kerja dibawah usia 45 tahun. Meningkatnya usia menyebabkan mudahnya pekerja mengalami kelelahan, hal ini disebabkan karena proses degenerasi dari organ yang menyebabkan kemampuan organ akan menurun11.

j. Jenis kelamin

Jenis kelamin dapat menyebabkan kelelahan kerja. Seperti misalnya pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan

(9)

15 menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar daripada tingkat kelelahan pria4.

Dalam melakukan pekerjaan terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara tenaga kerja pria dan wanita11:

1) Fisik: ukuran dan kekuatan tubuh.

2) Biologi: adanya haid, kehamilan dan menopause.

3) Sosial kultural: akibat kedudukan wanita sebagai ibu rumah tangga dan tradisi sebagai pencerminan kebudayaan.

k. Masa kerja

Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya kelelahan kerja kronik pada pekerja yang minimal bekerja selama 3 tahun. Semakin lama tenaga kerja bekerja pada lingkungan yang kurang nyaman dan tidak menyenangkan maka kelelahan pada orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu11.

4. Akibat dari Kelelahan Kerja

Tanda dan gejala dari kelelahan kerja yaitu berkurangnya konsentrasi atau tingkat konsentrasi yang kacau, kurangnya kemampuan berfikir, kurangnya kemampuan dalam pengambilan keputusan, lemahnya dalam mengingat, mengulang kejadian, dan mengurutkan suatu kejadian yang telah terjadi, kurangnya kewaspadaan, kurangnya kemampuan kontrol emosi, kurangnya menghargai suatu situasi yang kompleks, kurangnya kemampuan dalam mengenali risiko, kurangnya koordinasi pergerakan tangan dan mata, dan kurangnya kemampuan komunikasi yang efektif. Kelelahan juga dapat menyebabkan meningkatnya kesalahan pada aktivitas kerja, lambatnya waktu reaksi (reaction times), meningkatnya kemungkinan kecelakaan kerja dan cidera, dan dapat juga menyebabkan susah tidur9.

Secara umum kelelahan kerja dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut9:

a. Terganggunya sistem metabolisme atau endokrin (anemia, tiroid, diabetes, dll).

(10)

16 b. Penyakit infeksius (mononukleosis, hepatitis, tuberculosis (TB),

Human Imunity Virus (HIV), flu, dan yang lainnya).

c. Kondisi jantung & paru (gagal jantung, penyakit jantung, asma, dan yang lainnya).

d. Medikasi (beberapa antidepresan, dan beberapa medikasi tekanan darah).

e. Kondisi kesehatan mental (depresi, kegelisahan, kesedihan, gangguan pola makan, dan lainnya).

f. Variasi kondisi yang lainnya.

Salah satu efek kelelahan adalah berkurangnya perhatian dan kewaspadaan, orang yang lelah tidak mampu berkonsentrasi terus-menerus untuk melakukan kegiatan baik fisik maupun mental. Setelah mengalami ketegangan selama masa tertentu, akan menjadi gangguan persepsi, kecepatan reaksi memanjang yang selanjutnya akan memudahkan terjadinya kelelahan dan kecelakaan12.

5. Gejala-Gejala Kelelahan Kerja

Suatu daftar kelelahan gejala atau perasaan atau tanda yang ada hubungannya dengan kelelahan adalah7:

Tabel 2.1

Gejala-Gejala Kelelahan Kerja

Melemahnya Kegiatan Melemahnya Motivasi Kelelahan Fisik Perasaan berat di kepala Merasa susah berfikir Sakit kepala

Lelah di seluruh badan Lelah bicara Bahu terasa kaku Kaki merasa berat Gugup Punggung terasa nyeri

Menguap Konsentrasi kacau Pernafasan terasa tertekan Pikiran kacau Tidak dapat fokus Merasa haus

Mengantuk Cenderung untuk lupa Suara serak Mata terasa berat Kurang percaya diri Merasa pening Gerakan terasa kaku dan

canggung

Perasaan cemas Spasme kelopak mata Berdiri tidak seimbang Tidak dapat mengontrol

sikap

Tremor pada anggota badan Perasaan ingin berbaring Tidak dapat tekun dalam

menlakukan pekerjaan

(11)

17 6. Penyakit Akibat Kelelahan Kerja

Penyakit yang dapat timbul karena disebabkan oleh kelelahan kerja adalah sebagai berikut13:

a. Penyakit addison`s (penyakit yang terjadi karena kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon yang cukup).

b. Anorexia atau gangguan pola makan yang lain. c. Arthritis, termasuk juvenile rheumathoid arthritis. d. Penyakit autoimun, seperti systemic lupus erithematosus. e. Kanker.

f. Penyakit gagal jantung. g. Diabetes Mellitus.

h. Fibromyalgia (gangguan umum dan kronis yang ditandai dengan nyeri)12.

i. Penyakit infeksi. j. Penyakit ginjal. k. Penyakit liver. l. Malnutrisi.

7. Waktu Mencapai Kelelahan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean, bahwa kelelahan akan mulai dirasakan oleh pekerja setelah pekerja melakukan kegiatannya selama 30 menit14.

8. Pengukuran Kelelahan Kerja

Denyut jantung dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kelelahan kerja. Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat. Frekuensi melambat selama tidur dan dipercepat oleh emosi, olah raga, demam dan rangsangan lain. Berbagai macam kondisi kerja dapat menaikkan denyut jantung seperti bekerja dengan temperatur yang tinggi, tingginya pembebanan otot statis, dan semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja1.

Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran dilakukan oleh para peneliti

(12)

18 sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan1.

Metode Pengukuran kelelahan yang digunakan antara lain3: a. Kualitas dan kuantitas hasil kerja

Cara pengukuran ini dilakukan dengan melihat prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi per satuan waktu, sedangkan pengukuran kualitas kerja adalah melalui kualitas pekerjaan (jumlah yang ditolak, kerusakan material). b. Pencatatan perasaan subyektif kelelahan

Cara ini menanyakan langsung kepada subyek penelitian dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur perasaan subyektif kelelahan kerja. Perasaan kelelahan kerja merupakan gejala subyektif lelah pada tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja kronis yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan.

c. Electro Encephalo Graphy

Pengukuran dengan memakai alat EEG yang dapat mengetahui kelelahan dari grafik yang ditunjukkan.

d. Waktu reaksi.

Waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang spesifik saat satu stimuli terjadi2.

Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syaraf

(13)

19 dan otot2. Kategori yang ada pada pengukuran menggunakan waktu reaksi adalah:

1) Belum terjadi kelelahan: 150 - 240 milli/detik 2) Ringan: >240 - <410 milli/detik

3) Sedang: 410 - 580 milli/detik 4) Berat: >580 milli/detik

9. Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Kelelahan Kerja

Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat komplek dan saling mengkait antara faktor satu dengan yang lain, yang terpenting adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan dengan tepat, maka harus mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan terlebih dahulu2.

Upaya-upaya untuk mengatasi kelelahan kerja adalah dengan menyesuaikan kapasitas kerja fisik, menyesuaikan kapasitas kerja mental, redesain stasiun kerja ergonomis, sikap kerja alamiah, kerja lebih dinamis, kerja lebih bervariasi, redesain lingkungan kerja, reorganisasi kerja, kebutuhan kalori seimbang, istirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit kudapan, dan yang lainnya2.

B. Makanan dan Minuman Selingan

1. Pengertian Makanan dan Minuman Selingan

Makanan dan minuman selingan atau makanan dan minuman ringan atau jajanan adalah makanan dan minuman yang diproduksi oleh produsen dengan tujuan untuk cemilan, atau bisa juga untuk makanan pembuka atau makanan penutup. Pada beberapa kalangan masyarakat, makanan dan minuman selingan ini berfungsi sebagai pengganti makanan utama karena dapat mengobati rasa lapar untuk sementara waktu dan dapat juga untuk meningkatkan energi.

Ada beberapa pernyataan dari masyarakat awam yang mengatakan bahwa rendahnya produktivitas kerja pada suatu perusahaan diakibatkan kurangnya motivasi kerja, padahal faktor

(14)

20 lainnya yang mengikuti juga banyak seperti gizi pekerja14. Energi terdapat pada lemak, kolesterol, karbohidrat atau protein, dan beberapa darinya masing-masing memiliki kandungan kalori tersendiri. Contohnya, 4 kalori terkandung dalam 1 gram protein, 9 kalori terkandung dalam 1 gram lemak, dan 4 kalori terkandung dalam 1 gram karbohidrat16.

2. Spesifikasi Makanan dan Minuman Selingan

Makanan dan minuman selingan yang akan digunakan pada penelitian ini difokuskan pada makanan dan minuman selingan yang berasa manis, karena makanan dan minuman yang memiliki rasa manis mengandung karbohidrat. Pada akhirnya karbohidrat tersebut dapat meningkatkan energi yang dapat dijadikan untuk meminimalisir kelelahan kerja.

3. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori (kal) bila dibanding lemak. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah, selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang bermanfaat sebagai diet (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan dan kesehatan manusia. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lainnya. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat kepada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein15.

4. Proses Perubahan Karbohidrat Menjadi Energi Pada Tubuh

Karbohidrat dapat berfungsi sebagai sumber energi, tentunya harus melalui pencernaan makanan yang akan mengubah polisakarida

(15)

21 menjadi monosakarida kemudian diserab oleh usus, ditranspor ke seluruh sel melalui sistem peredaran darah, diserab oleh sel-sel yang dipengaruhi oleh insulin dan kemudian masuk ke dalam metabolisme intermedier. Dalam metabolisme intermedier glukosa akan masuk dalam reaksi glikolisis dan kemudian masuk ke dalam siklus krebs sehingga menghasilkan energi15.

Karbohidrat yang tidak dapat dicerna, memberikan volume pada isi usus, dan rangsangan mekanis yang terjadi, melancarkan gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur makanan (chymus) melalui saluran pencernaan serta memudahkan pembuangan tinja (de-faekasi)15.

Pada saat makanan berada di duodenum, makanan akan diserap. Duodenum manusia sanggup menyerap 10 gram glukosa dalam waktu satu jam. Kecepatan diserap monosakarida tidaklah sama, bila glukosa diberi nilai 100, maka galaktosa bernilai 110, sedangkan fruktosa hanya bernilai 4315.

5. Fungsi Karbohidrat

Fungsi karbohidrat sebagai penghemat protein berjalan jika asupan karbohidrat memenuhi kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi, maka akan terhindar dari glukoneogenesis suatu reaksi pembentukan karbohidrat bukan dari glikogen akan tetapi dari lemak (asam lemak dan gliserol) dan dari protein (asam amino). Tersedianya karbohidrat secara cukup, maka protein akan dapat melakukan fungsi sebagai enzim dan antibodi yang lebih penting dari sekedar fungsi protein untuk energi15.

C. Makanan dan Minuman Selingan Terhadap Kelelahan Kerja

Makanan dan minuman selingan dapat berpengaruh pada tingkat kelelahan kerja, karena pada setiap kandungan gizi yang terdapat di dalam makanan dan minuman selingan memiliki kandungan karbohidrat yang pada akhirnya diubah oleh tubuh menjadi energi. Sehingga dengan

(16)

22 adanya pemberian makanan dan minuman selingan pada pekerja dapat meningkatkan energi dan mengurangi tingkat kelelahan kerja7.

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktifitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas menurun18.

Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman selingan dapat meningkatkan fisik dan produktivitas seseorang10.

(17)

23 D. Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori2, 3, 9 Faktor Penyebab Kelelahan: - Beban kerja - Beban tambahan akibat lingkungan kerja - Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental - Keadaan monoton - Keadaan psikologi - Status gizi - penyakit - Jenis kelamin - Usia Kelelahan kerja Kelelahan kerja terkontrol Energi bertambah Aktivitas kerja Produktivitas meningkat - Kesalahan meningkat - Waktu reaksi lambat - Kecelakaan kerja meningkat - Cedera meningkat - Susah tidur Upaya Mengatasi Kelelahan Kerja

- Sesuai kapasitas kerja fisik

- Sesuai kapasitas kerja mental

- redesain stasiun kerja ergonomis

- Sikap kerja alamiah - Kerja lebih dinamis - Kerja lebih bervariasi - Redesain lingkungan kerja

- Reorganisasi kerja - Kebutuhan kalori seimbang

- Istirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit kudapan

Konsumsi makanan dan minuman selingan

(18)

24 E. Kerangka Konsep * : Diukur Gambar 2.2 Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Makanan dan minuman selingan Perubahan kelelahan kerja Variabel Pengganggu Beban kerja * Beban tambahan akibat lingkungan kerja Lama kerja* Keadaan monoton Keadaan psikologi Status gizi* Penyakit* Sikap kerja Usia* Jenis kelamin *

(19)

25

F. Hipotesis

Ada pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan terhadap perubahan kelelahan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Myös metsälaissa (12.12.1996/1093) on vastaavanlainen tarkoituspykälä, kuin vuonna 2011 uudistetussa kaivoslaissakin: metsälain 1 §:n mukaan ”lain tarkoituksena on edistää

Pengaruh lingkungan 6uga digambarkan oleh adana trans8er gen se4ara horiontal dalam suatu komunitas&#34; Untuk organisme ang bere$roduksi se4ara aseksual terda$at..

Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perceived Quality terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Berdasarkan pengujian, dapat disimpulkan bahwa, dari keempat prinsip penerapan good corporate governance yaitu dewan komisaris, dewan direksi, dewan pengawas

Pada partisipan yang kedua family conflict yang terjadi setelah perceraian adalah konfik pasangan (marital conflict) yang berujung pada psychological wellbeing yang

hâlde, Allahü teâlân ıı n sana k  n sana k  ıı zm zm ıı yaca yaca ğğ ıı ndan nas ndan nas ıı ll.

Untuk itu dalam penelitian ini telah dihasilkan suatu sistem baru yaitu penggunaan gelagar rangka multi konektor, yang fungsinya mengurangi keruwetan tiang perancah