• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Kitab & Literatur Sirah Nabawiyah Penulis, Ahmad Sarwat 29 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Kitab & Literatur Sirah Nabawiyah Penulis, Ahmad Sarwat 29 hlm"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Kitab & Literatur Sirah Nabawiyah

Penulis, Ahmad Sarwat 29 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku Kitab & Literatur Sirah Nabawiyah Penulis Ahmad Sarwat, Lc. MA

Editor Fatih Setting & Lay out Fayyad & Fawwaz Desain Cover Faqih Penerbit Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi ... 5

Pengantar ... 6

Bab 1 : Kitab Sirah Klasik ... 8

A. As-Siyar wal Maghazi Ibnu Ishak (w. 151 H) ...8

B. Sirah Ibnu Hisyam (w. 213 W) ...9

C. Thabaqat Ibnu Saad (w. 230 H) ...9

D. Asy-Syamail Al-Muhammadiyah At-Tirmizy (w. 289 H) ... 11

E. Tarikh Ath-Thabari (w. 310 H)... 12

F. Dalail An-Nubuwah Al-Ashfahani (w. 535 H)... 14

G. Sirah Nabawiyah Ibnu Katsir (w. 774 H) ... 14

H. Zadul Ma’ad Ibnul Qayyim (w. 751 H) ... 15

I. Al-Khashaish Al-Kubra As-suyuthi (w. 911 H) ... 16

Bab 2 : Kitab Sirah Masa Modern ... 17

A. Nurul Yaqin Hudhari Bek... 17

B. Hayatu Muhammad Husein Haikal ... 19

C. As-Sirah An-Nabawiyah An-Nadawi ... 19

D. Sirah An-Nabawiyah Durus wa Ibar : Mustafa As-Siba’i ... 20

E. Fiqhus Sirah Muhammad Al-Ghazali ... 22

F. Fiqhus Sirah Al-Buthy ... 22

G. Ar-Rahiq Al-Makhtum Al-Mubarakfuri... 25

H. As-Sirah An-Nabawiyah Munir Ghadhban ... 26 I. As-Sirah An-Nabawiyah karya Prof. Dr. Ali Ash-Shalabi 27

(6)

Pengantar

Sumber-sumber penulisan Sirah Nabawiyah itu selain Al-Quran dan As-Sunnah adalah kitab sirah nabawiyah yang sejak awal memang disusun dengan tujuan untuk mencatat sejarah kehidupan Rasulullah SAW.

Kebanyakan kitab sirah nabawiyah yang kita kenal adalah kitab modern, yang disusun oleh para ahli sejarah di masa kini. Namun sebenarnya penulisan kitab sirah nabawiyah sudah mulai dilakukan sejak masa awal buaya intelektual Islam.

Beberapa catatan menyebutkan bahwa pada generasi pertama ditemukan nama para ulama yang menulis kitab sirah nabawiyah :

▪ Urwah bin Az-Zubair (w. 94 H) ▪ Aban bin Utsman (w. 105 H) ▪ Wahab bin Munabbih (w. 110 H) ▪ Syarhabil bin Saad (w. 123 H) ▪ Ibnu Syihab Az-Zuhri (w. 124 H)

Namun sayangnya kitab-kitab yang sudah mereka susun itu tak ada satu pun yang sampai ke zaman kita sekarang.

Kita mengetahui keberadaannya justru dari karya para ulama lain yang menceritakan seperti

(7)

Ath-Thabari (w. 310 H). Selain itu juga ada Muhammad bin Ishaq (w. 152 H) yang sempat mencatat dan memastian keberadaan tulisan generasi awal itu di dalam kitabnya Al-Maghazi dan As-Siyar.

Namun sebagai sebuah kitab, apa yang ditulis oleh Ibnu Ishak juga tidak sampai kepada kita.

Memang zaman dimana mereka hidup masih terlalu dini untuk bisa ditangkap peninggalan berupa manuskrip. Namun para ulama yang hidup satu generasi berikutnya dari zaman mereka ternyata ada yang pernah mendapatkannya, serta mencatatnya dan dimasukkan ke dalam karya mereka.

(8)

Bab 1 : Kitab Sirah Klasik

A. As-Siyar wal Maghazi Ibnu Ishak (w. 151 H)

Kitab As-Siyar wal

Maghazi ini disusun oleh

Ibnu Ishak (w. 151 H). Bisa dikatakan inilah kitab terkait sirah nabawiyah yang tertua, karena penyusunnya mewakili ulama yang hidup di abad kedua hijriyah.

Tahun 151 hijriyah itu adalah tahun wafatnya Ibnu Ishak. Pada tahun itu

bahkan sekelas Al-Imam Asy-Syafi’I pun baru saja dilahirkan dan baru berusia setahun.

Namun kalau kita membaca langsung kitab ini, tentu susunannya masih belum nyaman dibaca sebagai kitab sirah modern sebagaimana yang kita kenal. Hal itu lantaran kitab ini masih sangat mengandalkan periwayatan-periwayatan, sehingga kita akan disibukkan justru dengan nama-nama perawi ketimbang isi atau matannya.

Dan memang demikian lah ciri kitab-kitab sirah nabawiyah pada generasi pertama, masih merupakan jalur-jalur periwayatan yang lebih

(9)

menekankan nama-nama para perawinya sebagaimana layaknya kitab-kitab hadits disusun.

B. Sirah Ibnu Hisyam (w. 213 W)

Ibnu Hisyam (w. 213 H) mendapatkan ilmu tentang riwayat sirah nabawiyah dari gurunya yang bernama Al-Buka’i. Beliau adalah murid langsung dari Ibnu Ishaq yang terkenal itu.

Dari sumber gurunya dan ditambah dari guru-guru yang lainnya kemudian Ibnu

Hisyam menuliskan kitabnya As-Sirah An-Nabawiyah. Kemudian kitabnya itu lebih dikenal dengan sebutan Sirah Ibnu Hisyam saja.

Kitab Sirah Ibnu Hisyam inilah kitab sirah nabawiyah yang utuh sebagai sebuah naskah lengkap sampai ke tangan kita di zaman sekarang. Sehingga tidak salah kalau disebut sebagai kitab induk dari semua kitab sirah nabawiyah.

Dibandingkan dengan kitab Al-Maghazi Ibnu Ishak, kitab Sirah Ibnu Hisyam ini terpaut 50-an tahun kemudian baru dituliskan. Siapa pun yang nantinya ingin menulis lagi sirah nabawiyah, maka tidak bisa berpaling dari karya Ibnu Hisyam ini.

C. Thabaqat Ibnu Saad (w. 230 H)

Dikenal dengan sebutqan Tahabaqat Ibnu Saad, atau judul aslinya adalah At-Tabaqaat Al-Kubra. Disusun oleh ulama sejarah bernama Ibnu Saad (w. 230 H). Terdiri dari 9 jilid berisi daftar peringkat

(10)

tokoh-tokoh, mulai dari generasi sahabat Rasulullah SAW hingga ke level tabi’in.

Sebenarnya kitab ini bukan kitab yang disusun sebagai kiab sejarah. Kitab ini lebih merupakan studi dalam bidang Ilmu Hadits. Namun karena berisi para shahabat dengan segala kedudukan masing-masing, maka kitab ini sangat besar peranannya dalam menyusun Sirah Nabawiyah.

Dua jilid pertama At-Tabaqaat berisi biografi Nabi saw dan perang yang ada dalam komando beliau. Termasuk dalam hal ini berbagai catatan kenegaraan selama Rasulullah menjadi kepala negara.

Jilid-jilid selanjutnya berkisah tentang posisi dan kedudukan para sahabat. Dalam soal ini, Ibnu Saad membaginya menjadi beberapa peringkat. Sayangnya, jumlah peringkat tersebut tak dapat dipastikan mengingat bagian akhir kitab tersebut hilang.

Para ulama pun berbeda pendapat soal ini. Imam Suyuti, ahli hadis dan sejarah abad 9 H, menyebut Ibnu Saad membagi para sahabat menjadi lima peringkat yakni sebagai berikut.

▪ Pertama, para sahabat yang berpartisipasi dalam Perang Badr.

▪ Kedua, para sahabat yang pertama masuk Islam dan ikut dalam perang Uhud.

(11)

▪ Ketiga, para sahabat yang masuk Islam sebelum penaklukan kota Mekah pada 8 H. ▪ Keempat, para sahabat yang masuk Islam

ketika penaklukan kota Mekah dan sesudahnya.

▪ Kelima, para sahabat kecil atau sahabat muda seusia Hasan dan Husein bin Ali Abi Thalib, Abdullah bin Zubair, serta Abdullah bin Abbas, ketika Rasullah SAW wafat.

Generasi sesudah para sahabat tidak dibaginya dalam peringkat dan nasab, melainkan dikelompokkan berdasarkan kota kediaman mereka. Untuk para tabiindari kalangan penduduk Madinah, Ibnu Saad membagi mereka menjadi tujuh peringkat. Sementara, untuk tabiin penduduk Mekah, ia membagi menjadi lima peringkat. Peringkat ini didasarkan kepada nasab mereka.

Setelah penduduk dua kota suci itu, ia menyebut para tabiin yang tinggal di kota-kota lain seperti Thaif, Yaman, Bahrain, Baghdad, Khurasan, Ravy, Qum, serta kota-kota di Afrika Utama, Mesir, Andalusia, dan Syria.

Di setiap kota tersebut, Beliau selalu menyebut terlebih dahulu para sahabat, ahli fikih, ahli hadis, dan ilmuwan lainnya yang tinggal di kota tersebut.

Dalam jilid terakhir bukunya, Ibnu Saad mengupas banyak mengenai tokoh-tokoh wanita mulai dari putri, bibi, istri-istri Rasulullah hingga wanita-wanita yang termasuk kalangan tabiiyat (wanita sesudah generasi sahabat).

(12)

289 H)

Al-Imam At-Tirmizy (w. 289 H) biasanya lebih kita kenal sebagai ahli hadits. Kitabnya yang terkenal di bidang hadits adalah Sunan At-Tirmizy.

Namun selain berupa kitab hadits, rupanya At-Tirmizy juga menulis karya di bidang sirah nabawiyah. Judulnya cukup terkenal yaitu

Asy-Syamail Al-Muhammadiyah.

E. Tarikh Ath-Thabari (w. 310 H)

Ath-Thabari (w. 310 H) adalah boleh dibilang ulama yang punya banyak sisi keilmuan. Beliau kita kenal sebagai ahli tafsir kenamaan yang punya kitab tafsir berjudul : Jami‘ al-Bayan fi tafsir al-Quran. Tafsir ini dianggap sebagai tafsir generasi awal kitab tafsir bil-ma’tsur. tafsir Ath-Thabari memiliki kualitas yang tinggi. Tafsirnya penuh dengan pijakan tafsiran Rasulullah (sunah), pendapat para sahabat dan tabi'in serta tabi'ut tabi'in.

Dalam bidang fiqih, Beliau sudah masuk hitungan sebagai mujtahid mutlak mustaqil, yang punya

(13)

mazhab sendiri, sebagaimana umumnya empat mazhab yang muktamad. Di Bagdad beliau mengambil mazhab Syafi'i lewat jalur Hasan Za'farani, namun mazhabnya tidak bertahan lama.

Dalam bidang sejarah, Beliau tercatat sebagai perintis sejarah Islam. Ibnu Jarir At-Thabari mendapatkan gelar Bapak Sejarah Islam karena jasanya meretas jalan di bidang kajian itu. Ilmunya dalam bidang ini pun berhasil diabadikan dalam sebuah karyanya yang agung berjudul, Tarikhul

Umam wal Muluk, sejarah umat-umat dan para

rajanya.

Karya istimewa ini disusun berdasarkan rentetan peristiwa yang diurutkan berdasar pada tahun kejadiannya, sejak hijrah sampai ke Tahun 302 H/914 M. Nilai sejarah dalam kitab ini terletak pada periodisasi (urutan) tahun, sehingga memudahkan para pembaca atau peneliti dalam melihat perjalanan yang dilalui umat Islam dalam pembangunan politik dan peradabannya dari masa ke masa, mengetahui secara pasti akan kondisi umat Islam baik saat kuat maupun lemah, mengetahui penerapan hukum dan syariat pada suatu masa.

(14)

Karya beliau ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi 40 jilid, berjudul The History

of al-Tabari. Kitab ini berisi sejarah dunia hingga

tahun 915, dan terkenal karena keakuratannya dalam menuliskan sejarah Arab dan Muslim.

F. Dalail An-Nubuwah Al-Ashfahani (w. 535 H)

Nama lengkap penulisnya adalah Ismail bin Muhammad bin Fadhl bin Ali Al-Qurasyi Ath-Thulaihi At-Tamimi Al-Ashfahani.

G. Sirah Nabawiyah Ibnu Katsir (w. 774 H)

Ibnu Katsir (w. 774 H) biasanya dikenal sebagai penyusun kitab tafsir, yaitu Tafsir Ibnu Katsir. Namun selain tafsir, rupanya beliau juga seorang ahli sejarah yang punya karya di bidang itu dan kitabnya berjudul

(15)

H. Zadul Ma’ad Ibnul Qayyim (w. 751 H)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (w. 751 H) adalah penulis yang produktif. Karyanya di bidang sirah nabawiyah juga amat populer yaitu Zadul Ma’ad fi

Hadyi Khairil Ibad.

Muassasah Ar-Risalah Beirut dan Maktabah Al-Manar Kuwait menerbitkannya dalam cetakan lima jilid.

(16)

I. Al-Khashaish Al-Kubra As-suyuthi (w. 911 H)

Al-Imam As-Suyuthi (w. 911) terkenal dengan banyak karya ilmiyah di berbagai bidang disiplin ilmu-ilmu keislaman. Karya beliau di bidang sirah nabawiyah adalah Al-Khashaish Al-Kubra.

Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut menerbitkannya dalam dua jilid tebal masing-masing 400-an halaman.

(17)

Bab 2 : Kitab Sirah Masa Modern

Dibandingkan dengan kitab sirah generasi awal, tentu akan jauh berbeda bila dibandingkan dengan kitab-kitab sirah generasi yang lebih modern dan kekinian.

Di berbagai toko kitab dan perpustakaan Islam dewasa ini, kita menemukan beberapa kitab terkait dengan Sirah Nabawiyah yang disusun oleh banyak ulama, baik yang memang spesialis ahli sejarah atau pun ulama dari bidang disiplin ilmu lain, namun punya perhatian terjadap kajian di bidang Sirah Nabawiyah.

Di antara beberapa kitab modern yang ada dalam catatan Penulis adalah beberapa judul berikut ini :

A. Nurul Yaqin Hudhari Bek

Kitab Nurul Yaqin fi

Sirati Sayyidil Mursalin

termasuk jajaran kitab sirah nabawiyah modern yang paling awal. Ditulis oleh Syeikh Muhammad Al-Khudhari Beik (1872-1927 M), yang juga dikenal sebagai penulis kitab Tarikh Tasyri’ Islami dan Ushul Fiqih.

(18)

Syeikh Muhammad Al-Khudhari Beik dilahirkan di Cairo dan menempuh pendidikan di Darul-Ulum. Pernah diangkat menjadi hakim syariah di Khartum. Menjadi dosen di Universitas Mashriyah dan terakhir diangkat menjadi mufattish pada Kementrian Pendidikan.

Dalam menuliskan karyanya, selain merujuk kepada Al-Quran dan kitab hadits seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, beliau dalam muqaddimah kitabnya menyebutkan banyak merujuk kepada kitab Asy-Syifa’ karya Al-Qadhi ‘Iyadh, kitab As-Sirah Al-Halabiyah wa Al-Mawahib

Al-Ladunniyah karya Al-Qusthulani, serta kitab Ihya’

Ulumuddin karya Al-Ghazali.1

Khudhari Beik cukup jelas membagi tahun-tahun kejadian, khususnya setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah. Beliau mengklasifikasi beberapa kejadian berdasarkan pembagian tahun, mulai dari tahun pertama, kedua, ketika hingga tahun kesebelas hijriyah.

Kitab ini tidak terlalu tebal, hanya sekitar 285 halaman saja, sehingga mudah dibaca secara singkat, tidak terlalu detail dalam pembahasannya.

Kitab ini kemudian juga dibuat ringkasannya dengan nama Khulashah Nuril Yaqin oleh Umar Abdul Jabbar yang diperuntukkan bagi siswa madrasah ibtidaiyah.

1 Muhammad Al-Khudhari Beik, Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil

(19)

B. Hayatu Muhammad Husein Haikal

Karya Muhammad Husein Haikal ini berjudul Hayatu Muhammad, sebuah kitab sirah nabawiyah yang cukup populer di dunia Islam.

Kita menemukan terjemahannya dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Haikal adalah

seorang pujangga dan sastrawan, juga seorang yang aktif di bidang politik. Tokoh berkebangsaan Mesir ini lahir tahun 1888 dan wafat tahun 1957.

C. As-Sirah An-Nabawiyah An-Nadawi

Kitab Sirah Nabawiyah ini disusun oleh penulisnya dengan metode modern dan kekinian.

Nama lengkap beliau adalah Hasan Ali An-Nadawi. Beliau lahir di tahun 1333 H atau 1914 M dan wafat tahun 1999 atau 1420 H. Seorang ulama ternama dari India yang kemudian berubah menjadi Pakistan. An-Nadawi dikenal sebagai tokoh yang jadi pelopor arus pemikiran modern di lembah Hindustan, bersama dengan tokoh lebih seniornya yaitu Abul A’la Al-Maududi.

(20)

Beliau bertemu dengan beberapa tokoh utama dalam da'wah dan pergerakan Islam di Mesir pada saat itu seperti Syeikh Muhammad al-Ghazali dan juga Sayyid Quthb. Ternyata Sayyid Quthb sudah mengenal an-Nadwi sebelumnya banyak karyanya. Yang paling masyhur salah satunya berjudul : Madza

Khasiral 'Alam bi Inhithathil Muslimin (Kerugian

Dunia Karena Kemunduran Umat Islam).

Sayyid Quthb mengungkapkan kekagumannya pada karya an-Nadwi itu. Bahkan menurut Dr. yusuf Al-Qaradawi, beberapa fikrah takfiri khas Sayid Qutub yang bertebaran dalam tafsir masyhur Fi

Zhilalil Quran dan Ma’alim fi Thariq, konon banyak

terisnpirasi dari pemikiran An-Nadawi ini.

D. As-Sirah An-Nabawiyah Durus wa Ibar : Mustafa As-Siba’i

Kitab karya Syeikh Muftafa As-Sibai (1915-1964 M)1 ini berjudul

As-Sirah An-Nabawiyah :

Durus wa Ibar.

Penampilannya tidak terlalu tebal hanya 176 halaman.

Ciri khasnya justru ada pada isinya tidak terlalu

1As-Siba’i lahir di Himsh, Suriah. pernah menjadi dekan

Fakultas fikih Islam dan Sekolah Hukum di Universitas Damaskus pada 1940. Sedangkan di bidang politik, pada 1945 sampai 1961 ia adalah tokoh utama Ikhwanul Muslimin Suriah.

(21)

mendalam ketika membahas detail-detail sirah nabawiyah, pembahasannya tidak bertele-tele, simpel dan sederhana.

Beliau lebih banyak menuliskan point-point penting pada tiap fase kehidupan Rasulullah SAW. Namun justru yang menarik dari buku karya

beliau terletak pada pelajaran dari masing-masing point yang beliau tetapkan.

Beliau selau memulai bab-bab sirah dengan menyebutkan beberapa point penting yang diberi judul : al-waqa’i at-tarikihiyah atau faktwa-fakta sejarah.

Kemudian setelah itu beliau menjelaskan pelajaran yang bisa diambil dari fakta-fakta sejarah tersebut dengan judul ad-durus wa al-‘izhat atau pelajaran dan nasehat, dalam bentuk point-point yang sederhana.

Dengan demikian buku ini jadi mudah dipelajari dan dimengerti, ketimbang buku sirah yang tebal ribuan halaman.

Pada masa lalu di tahun 1983 buku ini pernah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul ‘Sari Sejarah dan Perjuangan Rasulullah SAW’. Diterjemahkan oleh Nabhan Husein dan diterbitkan oleh Media dakwah, tebalnya 208 halaman.

(22)

E. Fiqhus Sirah Muhammad Al-Ghazali

Muhammad Al-Ghazali adalah salah seorang tokoh ulama Mesir. Lahir di Desa Nakla al-‘Inab, Buhairah, Mesir, pada 22 September 1917 dan di masa mudanya aktif dalam pergerakan politik.

Menulis lebih dari 94 buku, salah satunya adalah kitab Fiqhus Sirah. Dalam salah satu edisinya, kitab ini diberi footnote oleh Nasiruddin Al-Bani, yang seolah mengkritisi atau setidaknya memberi pandangan yang berbeda terhadap apa yang penulis sampaikan.

Sehingga membaca edisi itu buat pemula yang ingin mendapatkan semangat perjuangan, justru akan mendapatkan pengalaman unik, karena seperti terjadi kontradiksi dalam isinya.

Namun bagi kalangan yang sudah mulai melek dengan masalah khilafiyah, tentu akan sangat tertarik membaca buku ini.

Sebab buku ini semacam memberikan dua sisi yang berbeda dari dua sisi pemikiran, yaitu antara pemikiran Muhammad Al-Ghazali yang mewakili kalangan ulama fiqih dengan pandangan kalangan ahli zhahir yang hanya mengandalkan teks hadits semata serta ijtihad pribadi dalam menshahihkan atau mendhaifkan hadits.

(23)

Kitab yang bercerita tentang sejarah Nabi Muhammad SAW cukup banyak, tapi saya punya catatan tersendiri ketika membaca kitab Fiqhus Sirah Nabawiyah karya Dr. Said Ramadhan Al-Buthi Allahyarham

(1929-2013 M)1.

Pertama, dari segi judulnya sudah unik,

yaitu ada unsur fiqihnya. Fiqih disini yang saya rasakan bisa punya dua makna sekaligus, yaitu makna lughawi dan makna istilah.

Secara makna lughawi berarti memahami sejarah nabi. Ini memang tujuan utama kita mempelajari sejarah, yaitu untuk dipahami dan bukan sekedar dibaca atau diulang-ulang.

Dan fiqih secara makna istilah adalah ilmu terkait dengan hukum-hukum syariah yang bersifat amaliyah dan diistimbat dari sumber-sumbernya yang tafshili.

1 Beliau seorang ilmuwan Suriah di bidang ilmu-ilmu agama

Islam, dan merupakan salah satu ulama rujukan tingkat dunia, dan dihormati oleh banyak ulama besar di dunia Islam. Menulis lebih dari 60 judul buku diantaranya

As-Salafiyyah : Marhalah Zamaniyyah Mubarokah la Mazhab Islamiyah dan al-La Mazhabiyyah: Akhtoru Bid'atin Tuhaddidus Syariah Islamiyyah. Gelar Al-Buthi di belakang

namanya diperkirakan nama asalnya yaitu Buthan, suatu wilayah di Turki. Beliau seorang keturunan dari Suku Kurdi.

(24)

Dan fiqih dengan makna yang kedua ini ternyata cukup padat mengisi kisi-kisi sejarah kehidupan Nabi SAW. Jadi ini adalah kitab sirah yang kandungannya sangat fiqih, karena berisi pelajaran yang terkait dengan hukum-hukum fiqih seperti yang terdapat dalam ilmu fiqih.

Yang menarik, di bagian akhir kitabnya, penulis selain membuat daftar isi sebagai umumnya, ternyata Beliau juga membuatkan daftar isi berdasarkan tema hukum fiqih. Ada Bab Shalat, Bab Haji, Bab Riba, Bab Nikah, Bab Yang Boleh dan Dilarang, Bab Jihad , Shulh dan Mu’ahadah, Bab Imamah Kubra, Bab Qadha’ Bab Al-Hajru wal Ahliyah, dan Bab Nadzar. Cara ini jelas unik dan beda dengan umumnya kitab-kitab sirah nabawiyah yang lain.

Kedua, dari sisi pelajaran dan analisa yang padat di setiap kisi-kisi sejarah nabawi. Kita tidak sedang belajar tentang kehidupan Nabi SAW semata, melainkan sedang diberi pelajaran tentang berbagai macam nasehat kehidupan. Hal itu dituliskan oleh Syeikh Buthi di hampir setiap selesai menjelaskan suatu kejadian. Beliau mencantumkan sub judul yang dinamakan al-‘ibar wal izhaat (berbagai pelajaran dan nasehat).

Ketika saya menulis Sirah Nabawiyah ini, buku beliau menjadi rujukan utama karena isinya sangat besar memperngaruhi cara berpikir saya. Selain itu saya sudah membaca buku ini sebelum saya bisa membaca teks arab. Maka tidak heran kalau saya banyak sekali mengutip apa yang Beliau tulis, seperti tentang bagaimana sejarah penulis kitab-kitab sirah nabawiyah serta tentang rahasia kenapa Jazirah

(25)

Arabia dipilih Allah SWT sebagai tempat turunnya Al-Quran dan negeri dimana Nabi Muhammad SAW hidup.

G. Ar-Rahiq Al-Makhtum Al-Mubarakfuri

Kitab Ar-Rahiq

Al-Makhtum karya

Al-Mubarakfuri (1943-2006M)1 ulama asal

Universitas As-Salafiyah India, ini sudah menjadi semacam kitab wajib yang semua orang pasti membacanya, kalau ingin menelaah sirah nabawiyah.

Buku ini dianugerahi

juara pertama oleh Rabithah Al-Alam Al-Islami yang diselenggarakan pada tahun 1396 hijriyah dengan hadiah sebesar 50 ribu riyal Saudi. Dalam lomba itu buku ini berhasil dimenangkan oleh panitia setelah dinilai dan bersaing dengan 170 manuskrip lainnya, 84 dalam bahasa Arab, 64 dalam bahasa Urdu, 21 dalam bahasa Inggris satu dalam bahasa Prancis dan satu dalam bahasa Hausa.2

1 Nama lengkap beliau Shafiyyurrahman bin Abdullah bin

Muhammad Akbar bin Muhammad Ali bin Abdul Mu'min bin Faqirullah Al-Mubarakfuri Al-A'zhami. Seorang ulama India (Mubarakfur adalah nama kota di India). Pernah bekerja di Universitas Islam Madinah, tepatnya di Markaz Khidmah As Sunnah An Nabawiyyah selama 10 tahun (1988-1997 M).

2 Penjelasan ini dijelaskan oleh Muhammad bin Ali Al-Harakan

(26)

Penamaan judul buku ini cukup unik yaitu diambil dari ayat Al-Quran yusqauna mir-rahiqim makhtum (موتخم قيحر نم نوقسي) yang artinya : mereka diberi minum

dari khamar yang masih disegel, ayat ke-25 dalam

surah ke-82 Al-Mutaffifin. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul

The Sealed Nectar.

Yang menarik dari buku ini adalah Penulis dalam mentahkik waktu kejadian dari setiap peristiwa di masa kenabian cukup detail dengan menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun kejadian, baik dalam hitungan tahun hijriyah ataupun masehi.

Misalnya Nabi SAW meninggalkan rumah menuju Gua Tsour ketika akan hijrah ke Madinah pada malam tanggal 27 Shafar tahun ke-14 dari kenabian, atau tanggal 12-13 bulan September 622 Masehi. Dan Nabi SAW sampai di Quba pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun 14 dari kenabian, atau bertepatan dengan 23 September 622 Masehi. Dan Nabi SAW masuk ke Yatsrib atau Madinah pada hari Jumat 12 Rabiul Awal tahun ke-14 dari kenabian, bertepatan dengan tanggal 27 September 622 Masehi.

H. As-Sirah An-Nabawiyah Munir Ghadhban

Dr. Muhammad Munir Al-Ghadhban adalah ulama Suriah yang juga merupakan aktifis pergerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun cabang Suriah. Ada dua karya di bidang sirah nabawiyah yang beliau tuliskan. Pertama berjudul Fiqhu As-Sirah

An-Nabawiyah dan yang kedua adalah Manhaj Al-Haraki li As-sirah An-Nabawiyah.

(27)

I. As-Sirah An-Nabawiyah karya Prof. Dr. Ali Ash-Shalabi

Judul lengkapnya adalah

As-Sirah An-Nabawiyah : ‘Ardh Waqai’ wa Tahlilu Ahdtas karya Ali Ash-shalabi

ini lumayan tebal, jumlah halamannya mencapai 934 halaman.

Ash-Shalabi berasal dari Libya namun tinggal di Qatar. Lahir tahun 1963 dan

menyelesaikan S-1 nya di Universias Islam Madinah tahun 1992 di Fakultas Dakwah. Sedangkan S-2 dan S-3 nya diselesaikan di Omdurman Sudan. Disertasinya berjudul : Fiqih Kemangan dan Kejayaan.

Selain menulis Sirah Nabawiyah, cukup banyak juga karya Ash-shalabi, yang masih erat dengan sejarah Islam, antara lain :

▪ Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq,

(28)

bin Affan,

▪ Biografi Ali bin Abi Thalib,

▪ Biografi Muawiyah bin Abi Sufyan, Biografi Hasan bin Ali bin Abi Thalib,

▪ Biografi Umar bin Abdul Aziz, ▪ Daulah Umawiyah,

▪ Daulah Utsmaniyah,

▪ Sejarah Negara Murabitun dan Muwahidun ▪ Sejarah Pergerakan Sanusiyah di Afrika ▪ Daulah Fathimiyah

▪ Daulah Seljuk,

▪ Biografi Muhammad Al Fatih, ▪ Biografi Abdullah bin Zubair,

▪ Biografi Saifuddin Quthuz dan Perang ‘Ain Jalut,

▪ Biografi Sulthan Fuqaha,

▪ Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam,

▪ Mongol atau Tartar, Antara Pertumbuhan dan Pembiasan, Era Daulah Zankiyah,

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja diantaranya yakni penelitian yang dilakukan oleh (Masydzulhak et al.,

Dari realisasi belanja barang dan Jasa ini, selengkapnya dengan rincian pada lampiran 23 NO PERKIRAAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 % 2014 3. Dibandingkan dengan realisasi

Dalam buku ini terlihat gambaran pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah, dilihat dari pelaksanaan audit internal sektor publik, kompetensi aparatur pemerintah

Jika fungsi distribusi itu adalah diskrit maka prosedur yang diperlukan untuk membangkitkan random variate dari f(x) sbb:.. Tempatkan RN yang diperoleh pada f(x) axis

Peserta didik didorong untuk mengumpulkan berbagai sumber informasi yang kemudian dari berbagai informasi yang diperolehnya tersebut peserta didik dapat menentukan

Kualitas air baku (TDS) RO tahap 1 (desalinasi) bervariasi sesuai dengan musim, jika musim hujan TDS air baku menjadi rendah sampai 500 mg/l karena resapan air hujan ke sumur air

Aplikasi pengeditan data geografi ini terdiri dari dua modul utama yaitu modul yang menangani data multiformat (disebut nodemap), dan modul yang menangani interaksi transaksi

− Nilai resiko yang diperkirakan harus dapat diperhitungkan dalam menetapkan kelayakan usaha baik secara ekonomi maupun secara finansial. − Upaya pengelolaan resiko harus