PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai
dengan Visi Kementrian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan” dan dengan Misinya “1) Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan
masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya
kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik”
diperlukan suatu indikator.
Indikator ini meliputi data indikator kesehatan dan indikator yang
terkait dengan kesehatan yaitu :
1.
Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator mortalitas,
morbiditas dan status gizi;
2.
Indikator Upaya Kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan,
perilaku hidup sehat dan keadaan lingkungan;
3. Indikator Sumber Daya Kesehatan terdiri atas sarana kesehatan,
tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan;
4. Indikator lain yang berkaitan dengan kesehatan.
Sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, perjalanan
sosialisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanaan pengarusutamaan
gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya
pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam dokumen perencanaan
sampai gender budget statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender).
Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender.
Pengarusutamaan Gender (PG) adalah salah satu strategi
pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui
pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki harus dimasukkan ke dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program,
proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Dalam profil kesehatan ini dibuat format baru modifikasi dari profil
kesehatan sebelumnya yakni dalam bentuk data terpilah menurut jenis
kelamin. Data terpilah bermanfaat untuk memberikan gambaran kondisi,
kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait
dengan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang
kesehatan melalui analisis gender.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Grobogan tahun 2012 ini adalah untuk memberikan gambaran
situasi kesehatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2012 maka perlu
diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun
2012.
2. Tujuan Khusus
Sedang tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
1.
Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi hasil
penyelenggaran pembangunan kesehatan;
2.
Dapat menjadi acuan data dan informasi kesehatan yang
dapat dipertanggungjawabkan;
3.
Dapat digunakan sebagai bahan pendukung untuk
menentukan arah kebijakan dan program kesehatan di tahun
mendatang.
C.
Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun
2012 adalah sebagai berikut :
1. BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan profil kesehatan dan
sistematika dari penyajiannya.
2. BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN GROBOGAN
Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Grobogan.
Uraian di dalamnya meliputi keadaan geografis administratif dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan yang meliputi faktor-faktor
kependudukan, ekonomi dan pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
3. BAB III DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi tentang derajat kesehatan di Kabupaten Grobogan
pada tahun 2013 yang dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator yakni
angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi
masyarakat.
4. BAB IV UPAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya
pelayanan kesehatan yang dibahas dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan.
5. BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini berisi tentang uraian sumber daya kesehatan yang ada di
Kabupaten Grobogan yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
6. LAMPIRAN
Pada lampiran ini berisi angka pencapaian berupa 86 tabel data
kesehatan dan yang terkait dengan kesehatan yang responsif
gender. Profil Kesehatan disajikan dalam bentuk buku cetakan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN GROBOGAN
A. Keadaan Geografis
Wilayah Kabupaten Grobogan dibatasi oleh pegunungan
Kendeng Utara dan pegunungan Kendeng Selatan yang keduanya
membujur dari barat ke timur, terletak diantara 7
- 7
30
LS dan
110
15
- 111
25
BT yang berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Kab. Kudus , Kab. Pati dan Kab. Blora
Sebelah Timur
: Kabupaten Blora
Sebelah Selatan
: Kab. Ngawi (Jawa Timur), Kab. Sragen ,
Kab. Boyolali dan Kab. Semarang
Sebelah Barat
: Kabupaten Semarang dan Kabupaten
Demak
Secara administratif, Kabupaten Grobogan yang berada pada
ketinggian 41 meter di atas permukaan laut (DPL) terbagi dalam 19
kecamatan, 280 desa/kelurahan dengan ibukota Kabupaten berada di
Purwodadi. Berdasarkan hasil Evaluasi Penggunaan Tanah (EPT)
tahun 1983, luas wilayah Kabupaten Grobogan adalah nomor 2 terluas
di Propinsi Jawa Tengah yaitu seluas 197.586,420 Ha (1.975,86 Km
2
).
Jarak dari utara ke selatan + 37 km dan jarak dari barat ke timur + 83
km.
Dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan diperoleh data
bahwa pada tahun 2013 luas tanah seluruhnya seluas 197.589,511 Ha
yang terdiri dari :
Tanah sawah
:
63.435,526 Ha
Tanah bukan sawah :
134.153,985 Ha
Secara rinci, tanah bukan sawah terdiri dari :
Pekarangan/bangunan
: 29.111,020 Ha
Tegalan/kebun
: 25.168,319 Ha
Tambak/kolam
: 18,000 Ha
Padang gembala
: 2,000 Ha
Rawa
: 15,000 Ha
Hutan Negara
: 68.633,030 Ha
Hutan rakyat
: 3.619,000 Ha
Lain-lain
: 7.587,616 Ha
Jarak tempuh dari ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan
dari yang terdekat sampai yang terjauh dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.1
Jarak Tempuh Kota Kabupaten ke Kota Kecamatan
di wilayah Kabupaten Grobogan
No.
Kabupaten ke Kecamatan
Jarak(km)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Purwodadi
Toroh
Geyer
Grobogan
Tawangharjo
Wirosari
Ngaringan
Pulokulon
Kradenan
Gabus
Brati
Klambu
Penawangan
Karangrayung
Godong
Gubug
Kedungjati
Tegowanu
Tanggungharjo
0
9
16
6
11
20
33
18
27
40
12
20
9
29
18
30
43
37
42
B. Keadaan Kependudukan
1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Grobogan jumlah penduduk Kabupaten
Grobogan tahun 2013 mencapai jumlah 1.402.760 jiwa terdiri dari
705.352 laki-laki (50,28%) dan 697.408 perempuan (49,72%),
jumlah penduduk tahun 2013 tertinggi di Kecamatan Purwodadi
sebanyak 129.800 jiwa dan terendah di Kecamatan Klambu
sebanyak 38.674 jiwa.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Dirinci Menurut Jenis
Kelamin, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Tahun 2009 – 2013
Tahun
Jumlah Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa / Km
2
)
Laki - laki Perempuan
Jumlah
2009
2010
2011
2012
2013
695.690
700.374
706.303
711.627
705.352
709.080
708.560
716.958
721.734
697.408
1.404.770
1.413.328
1.423.261
1.433.361
1.402.760
711
715
720
725
710
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan
Angka kepadatan penduduk di Kabupaten Grobogan di
tahun 2013 menurun, hal ini dikarenakan data dari tahun
2009-2012 menggunakan data kependudukan dari BPS sedang di tahun
2013 ini data kependudukan didapat dari Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil. Pada tahun 2009 rata-rata adalah 711 jiwa/km
2
,
sedangkan pada tahun 2013 menjadi 710 jiwa/km
2
. Adapun angka
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Purwodadi yaitu
1.671 jiwa/km
2
dan kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Geyer sebesar 333 jiwa/km
2
. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Grobogan tidak
merata
.
Grafik 2.1
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Grobogan Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan
2. Sex Ratio Penduduk
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat
dilihat dari perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Sex ratio pada
tahun 2013 menunjukkan angka di atas 1 (1,01), hal ini
menunjukkan bahwa pada sebagian besar wilayah Kabupaten
Grobogan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
penduduk perempuan, kecuali di Kecamatan Tanggungharjo,
Toroh, Wirosari, Purwodadi dan Godong. Sedang pada rtahun
tahun 2012 menunjukkan angka di bawah 1 (0,98).
3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur
Struktur penduduk Kabupaten Grobogan menurut
golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3
Struktur Penduduk Kabupaten Grobogan
Menurut Golongan Umur Tahun 2009 – 2013
Golongan
Umur
(Tahun)
Th. 2009
Th. 2010
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2013
< 1
1 – 4
5 – 14
15 – 44
45 – 64
> 65
21.146
81.784
244.510
688.174
135.236
101.529
23.278
93.675
257.949
648.636
287.201
102.259
22.801
95.078
259.464
654.775
288.498
102.645
22.648
95.962
261.265
658.379
291.265
103.842
21.570
63.020
211.677
689.530
312.424
104.539
TOTAL
1.404.770 1.413.328 1.423.261
1.433.361
1.402.760
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tidak terjadi
perubahan yang berarti pada komposisi golongan umur di
Kabupaten Grobogan, kecuali pada golongan umur >65 tahun
yang mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan tren
kenaikan. Hal ini menunjukkan derajat kesehatan untuk golongan
umur >65 tahun di Kabupaten Grobogan mengalami kemajuan
berarti.
Adapun perbandingan komposisi proporsional penduduk
Kabupaten Grobogan menurut usia produktif pada tahun 2009
sampai 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 2.2
Komposisi Penduduk Menurut Usia Produktif (dalam persen)
Kabupaten Grobogan Tahun 2009– 2013
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan
Dari grafik tersebut terlihat bahwa persentase penduduk menurut
kelompok umur di bawah 15 - 64 tahun cenderung naik dan
kelompok umur 0 - 14 tahun cenderung turun dalam 5 tahun terakhir,
demikian juga untuk kelompok umur 65 tahun lebih.
C. Keadaan Ekonomi
1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan bidang
ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan angka
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga
berlaku maupun berdasarkan atas harga konstan. Berdasarkan
data dari BPS Kabupaten Grobogan, PDRB Kabupaten Grobogan
tahun 2012 atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp.
7,141
trilyun sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000 sebagai
tahun dasar) tercatat sebesar Rp. 3,370 trilyun.
Berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku,
pertumbuhan PDRB dalam lima tahun terakhir selalu
menunjukkan kenaikan. Diharapkan peningkatan pertumbuhan
ekonomi tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
2. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio/DR)
Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk
Kabupaten Grobogan tahun 2013 menunjukkan angka 40 yang
artinya tiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung
sekitar 40 orang penduduk usia non produktif. Sedang pada
tahun 2012 angka beban tanggungan yaitu sebesar 50,9.
D. Keadaan Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang berusia 10 tahun ke atas di
Kabupaten Grobogan berdasarkan data dari Disdukcapil pada tahun
2013, yaitu tidak/belum sekolah : 228.646 orang ; tidak/belum tamat
SD : 133.197 orang ; SD/MI : 639.539 orang ; SLTP/MTs : 226.956
orang ; SLTA/MA : 129.965 orang; Akademi/Diploma : 11.824 orang
dan Universitas : 19.050 orang.
Grafik 2.3
Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Grobogan
Usia > 10 tahun Tahun 2013
Sumber : Disdukcapil Kab. Grobogan
Persentase penduduk melek huruf (usia > 10 tahun) berdasar
jenis kelamin di Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 naik secara
signifikan yakni laki-laki sebanyak 73.85% dan perempuan sebesar
72,33% dibandingkan data tahun 2012 yakni 49,26% laki-laki dan
50,74% perempuan.
Demikian gambaran umum Kabupaten Grobogan tahun 2013
meliputi kependudukan, perekonomian, dan pendidikan yang disajikan
secara ringkas.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Untuk mencapai Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Grobogan
maka Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2013 adalah
“Menjadi Institusi Terdepan dan Profesional dalam Mewujudkan Grobogan
Sehat”. Adapun indikator untuk melihat keberhasilan pencapaian
Pembangunan Kesehatan ini terdiri atas indikator derajat kesehatan sebagai
hasil akhir yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas, morbiditas,
dan status gizi; indikator hasil antara yang terdiri atas indikator-indikator
untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup, akses mutu pelayanan
kesehatan, serta indikator proses dan masukan yang terdiri atas
indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manejemen
kesehatan dan kontribusi sektor terkait.
A. Mortalitas/Angka Kematian
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi merupakan banyaknya kematian bayi
umur < 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu satu
tahun. Berdasarkan laporan program, angka kematian bayi di
Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 mengalami kenaikan
sebesar 10,6 per 1.000 KH, dibandingkan pada tahun 2013 sebesar
14,1 per 1.000 KH.
Angka kematian bayi di Kabupaten Grobogan selama 5
tahun terakhir sebagai berikut :
Tabel 3.1
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009 – 2013
Tahun
Angka Kematian Bayi
2009
10,74 per 1.000 KH
2010
11,86 per 1.000 KH
2011
8,78 per 1.000 KH
2012
10,6 per 1.000 KH
2013
14,1 per 1.000 KH
Sumber : Bidang Kesga
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka
kematian
balita
merupakan
gambaran
permasalahan kesehatan balita antara lain status gizi, sanitasi,
penyakit menular, pendidikan perilaku. Bila dibandingkan Angka
kematian balita di Kabupaten Grobogan tahun 2013 mengalami
kenaikan cukup tinggi yakni 15,7 per 1.000 balita sedang tahun
2012 AKABA hanya sebesar 11,6 per 1.000 balita.
Tabel 3.2
Angka Kematian Balita di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009 – 2013
Tahun
Angka Kematian Balita
2009
11,70
per 1.000 balita
2010
12,22
per 1.000 balita
2011
9,12
per 1.000 balita
2012
11,6
per 1.000 balita
2013
15,7 per 1.000 balita
Sumber : Bidang Kesga
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu melahirkan menggambarkan status
gizi dan kesehatan ibu, dan tingkat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan laporan program, angka kematian ibu melahirkan di
Kabupaten Grobogan tahun 2013 mengalami penurunan yakni
101,99 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan dengan AKI
tahun 2012 yang mencapai 150,1 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian ibu tahun 2013 adalah 22 kasus dari
21.570 lahir hidup, tidak ditemukan kasus AKI pada saat ibu
bersalin. Sedangkan persentase penyebab kematian maternal
dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.1
Persentase Penyebab Kematian Maternal
Di Kabupaten Grobogan Tahun 2013
Sumber : Bidang Kesga
Kejadian kematian ibu maternal pada tahun 2013 paling
banyak adalah waktu nifas yang mencapai 68%, kemudian disusul
ibu hamil sebesar 32% dan pada waktu bersalin sebesar 0%.
Apabila dibandingkan tahun 2012 terdapat persamaan urutan
penyebab kematian, yang mana paling banyak adalah ibu nifas
sebesar 73%, kemudian disusul waktu hamil sebesar 21% dan
pada waktu bersalin sebesar 6%. Berikut adalah kecenderungan
Angka Kematian Ibu selama 5 tahun terakhir per 100.000
Kelahiran Hidup :
Grafik 3.2
Kecenderungan AKI Di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009-2013
Sumber : Bidang Kesga
B. Morbiditas/Angka Kesakitan
1. AFP Non Polio
( Acute Flaccid Paralysis ) atau AFP adalah kelumpuhan pada
anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) yang terjadi
secara akut, mendadak dan bukan disebabkan oleh ruda paksa.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
AFP per 100.000 penduduk dengan usia <15 tahun pada tahun
2013 mengalami peningkatan yakni terdapat 5 kasus dibanding
tahun 2012 yakni sebanyak 3 kasus.
Berikut adalah jumlah kasus AFP (Non Polio) yang disajikan
dalam bentuk grafik:
Grafik 3.3
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Di Kabupaten Grobogan
Tahun 2010-2013
Sumber : Bidang P2P & PL
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Gejala
klinis pada penderita TBC adalah demam tidak terlalu tinggi yang
biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat dingin,
penurunan nafsu makan dan berat badan, dan batuk lebih dari 3
minggu (kadang disertai darah).
Prevalensi penderita TB Paru per 100.000 penduduk di
Kabupaten Grobogan tahun 2013 naik hingga 54 kasus, dibanding
tahun 2012 sebesar 51 kasus. Sehingga jumlah penderita TB Paru
Baru tahun 2013 juga mengalami kenaikan menjadi 1.221 kasus,
sedang pada tahun 2012 sebanyak 1.126 kasus. Dengan jumlah
kematian akibat penyakit TB Paru tahun 2013 sebanyak 28 orang.
Jumlah Penemuan Kasus BTA (+) pada tahun 2013 sebanyak
667 penderita. Sedang Angka Penemuan Kasus TB (+) selama 5
tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.4
Jumlah CDR TB BTA (+) Di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009-2013
Sumber : Bidang P2P&PL
Penderita TB Paru BTA (+) tahun 2013 yang mendapat
pengobatan sebanyak 618 penderita. Setelah mendapatkan
pengobatan yang dinyatakan sembuh sebanyak 498 orang,
sehingga Angka Kesuksesan (SR) Penderita TB Paru BTA (+) pada
tahun 2012 sebesar 85,92%. Sedang Angka Penemuan Kasus
(CDR) pada tahun 2012 mencapai 40,52.
Angka kematian akibat TB Paru pada tahun 2013 naik secara
signifikan yakni 2,0 per 100.000 penduduk dibanding pada tahun
2012 hanya 1,3 per 100.000 penduduk. Sedang jumlah kematian
akibat penyakit TBC dari tahun 2011 hingga tahun 2012
mengalami kenaikan, pada tahun 2011 hanya ada 9 kasus namun
pada tahun 2012 terdapat 18 kasus kematian akibat penyakit TBC.
Jumlah kasus TB dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Grafik 3.5
Jumlah Kasus TB Paru di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009-2013
396
382
253
352
707
316
618
421
397
613
618
498
667
355
559
0
200
400
600
800
2009 2010 2011 2012 2013
Kasus Baru BTA (+)
Diobati
Sembuh
Sumber : Bidang P2PL
3. Pneumonia pada Balita
Pneumonia adalah suatu infeksi yang terjadi pada paru yang
biasanya disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Pada balita
seringkali tidak ada tanda-tanda spesifik yang mengindikasikan
sudah terkena pneumonia, sehingga perlu ada pemeriksaan
kesehatan lebih lanjut.
Prosentase pneumonia pada balita di tahun 2013 mengalami
penurunan yakni 11,3% dari jumlah total balita pada tahun 2013
dibanding pada tahun 2012 mencapai 14,6% dari total jumlah
balita pada tahun 2012, atau sebesar 1573 kasus. Berikut adalah
tabel Penemuan Kasus Pneumonia Balita:
Tabel 3.3
Prosentase Penemuan dan Penanganan Pneumonia Balita
di Kabupaten Grobogan
Tahun 2011 – 2013
Tahun
Jumlah Penemuan
&Penanganan pada
Pneumonia Balita
Prosentase
Jml
Kematian
2011
823
5,8%
0
2012
1.573
14,6%
0
2013
1.222
11,3%
0
Sumber: Bidang P2P&PL
Kasus pneumonia di tahun 2013 mengalami penurunan dan
semua kasus yang ditemukan telah mendapat penanganan dan
diobati dengan baik, karenanya tidak ada kematian balita akibat
kasus pneumonia.
4. HIV/AIDS dan IMS
Dari tahun ke tahun, jumlah kasus HIV/AIDS terus
mengalami kenaikan, tahun 2013 ini jumlah kasus baru HIV
mencapai 88 kasus dan untuk AIDS sebanyak 65 kasus. Kasus
terbanyak ada di wilayah kerja Puskesmas Purwodadi I dengan
jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 31 orang, dan 3 orang
diantaranya meninggal dunia. Dapat dilihat pada Lampiran tabel
14, bahwa Kasus Baru HIV/AIDS hampir tersebar di 19
kecamatan di Kabupaten Grobogan. Hanya di Kecamatan
Tanggungharjo, Kradenan, Tawangharjo dan Klambu pada tahun
2013 tidak ditemukan kasus baru HIV/AIDS. Berikut adalah tabel
jumlah kasus HIV/AIDS per gender :
Tabel 3.4
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan
Tahun 2011 – 2013
Tahun
HIV
AIDS
Meninggal
L
P
L
P
L
P
2011
7
16
15
4
6
0
2012
15
23
32
17
6
6
2013
26
62
41
24
9
3
Sebagai langkah pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS
salah satunya adalah dengan pelaksanaan Skrining Donor Darah,
pada tahun 2013 dari jumlah pendonor 12.859 orang, sebanyak
12.857 sampel darah diperiksa dan 56 orang terindikasi positif
HIV. Sedangkan kasus baru untuk IMS (Infeksi Menular Seksual)
pada tahun 2013 sebanyak 689 kasus.
Grafik 3.6
Kecenderungan Jumlah Kasus HIV/AIDS
Di Kabupaten Grobogan Tahun 2009-2013
30
47
42
87
153
0
50
100
150
200
2009
2010
2011
2012
2013
HIV/AIDS
5. Diare pada Balita
Perkiraan penderita diare di Kabupaten Grobogan tahun
2013 sebanyak 59.333 kasus, ternyata jumlah kasus yang
ditemukan dan diobati sebanyak 20.691 kasus atau sekitar 34,9%
serta tidak ada kematian akibat diare karena telah tertangani dan
diobati dengan baik.
Berikut adalah jumlah kasus diare pada balita yang telah
tertangani dan diobati dari tahun 2009-2013 yang disajikan dalam
bentuk grafik.
Grafik 3.7
Jumlah Kasus Diare pada Balita
Di Kabupaten Grobogan Tahun 2009-2013
0
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
24,000
Kasus Diare
5,766
4,958
12,152
14,444
20,691
Ditangani
5,766
4,958
12,152
14,444
20,691
Kematian
0
0
0
0
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: Bidang P2P & PL
6. Kusta
Penyakit Kusta atau Lepra merupakan penyakit infeksi
menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae.
Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tiga negara yang paling
banyak memiliki penderita kusta. Di Kabupaten Grobogan
pemberantasan penyakit kusta termasuk agenda utama Dinas
Kesehatan, pada tahun 2013 jumlah penderita kusta baru semakin
menurun yakni ada 51 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun
2012 sebanyak 77 kasus. Angka penemuan kasus baru penderita
kusta per 100.000 penduduk pada tahun 2013 sebesar 3,64.
Berikut adalah jumlah kasus kusta baru yang disajikan
dalam bentuk grafik dari tahun 2013:
Grafik 3.8
Penemuan Kusta Baru Pilah Gender
Kabupaten Grobogan
Tahun 2013
L
P
PB
MB
37
13
1
0
0
10
20
30
40
PB
MB
Sumber : Bidang P2P&PL
Jumlah Penderita Kusta Baru dengan cacat tingkat 2 pada
tahun 2013 sebanyak 10 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 8
orang dan 2 orang yang lainnya perempuan.
Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk pada tahun
2013 mencapai 0,6. Hal ini dikarenakan jumlah penderita kusta
malah makin meningkat tiap tahunnya. Berikut adalah jumlah
penderita kusta dari tahun 2008-2013 yang disajikan dalam bentuk
tabel:
Tabel 3.5
Jumlah Penderita PB/MB Kusta di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009 – 2013
Tahun
Jumlah Penderita
2009
83
2010
67
2011
81
2012
102
2013
84
Sumber : Bidang P2P&PL
Tahun 2013 jumlah penderita Kusta PB sebanyak 4 orang,
kemudian yang selesai berobat (RFT) sebesar 100 % atau 4 orang.
Sedang RFT penderita kusta MB 44 % atau sebanyak 43 orang dari
kasus Kusta MB sebanyak 98 orang.
7. PD3I
Di Kabupaten Grobogan jumlah kasus PD3I (Penyakit
Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) tahun 2013
untuk penyakit Difteri ada 8 kasus, terjadi di wilayah puskesmas
Karangrayung I, Wirosari II, Tawangharjo, Grobogan, Purwodadi
I dan Puskesmas Klambu. Sedang untuk penyakit campak di
tahun 2013 ada 13 kasus, terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Klambu.
Untuk Hepatitis B terdapat 18 kasus. Sedang penyakit
menular lain seperti Pertusis, Tetanus dan Tetanus Neonaturum,
Polio pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus.
Berikut adalah Kecenderungan Jumlah Kasus PD3I di
Kabupaten Grobogan yang disajikan dalam bentuk grafik:
Grafik 3.9
Kecenderungan Kasus PD3I di Kabupaten Grobogan
Tahun 2011-2013
Sumber: Bidang P2P&PL
8. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kasus DBD di tahun 2013 meningkat sebanyak 742
penderita, yang dilaporkan meninggal 8 orang meliputi 4 laki-laki
dan 4 perempuan. Sedang Incidence Rate DBD adalah 57,9 per
100.000 penduduk.
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat 742 kasus
yang dilaporkan dengan kematian akibat DBD sebesar 7 kasus.
Incidence Rate DBD di Kabupaten Grobogan pada tahun 2013
sebesar 13,3 per 10.000 penduduk.
Pada tingkat Puskesmas, kejadian DBD tahun 2013 merata di
semua puskesmas wilayah Kabupaten Grobogan, dengan jumlah
penderita terbanyak di Puskesmas Purwodadi I dengan jumlah
126 kasus dan terendah ada di Puskesmas Tanggungharjo hanya 2
kasus DBD.
Berikut adalah persebaran penyakit DBD di wilayah kerja
tiap puskesmas Kabupaten Grobogan yang disajikan dalam
bentuk grafik :
Grafik 3.10
Jumlah Kasus DBD di Kabupaten Grobogan
Tahun 2013
Sumber : Bidang P2PL
9. Malaria
Penyakit Malaria adalah suatu penyakit menular yang terjadi
di daerah tropis dan sub tropis, penyakit yang disebarkan oleh
nyamuk Anopheles ini disebabkan oleh bakteri Plasmodium
Protista Eukariotik. Di dalam tubuh manusia, parasit ini
bersembunyi dan berkembang biak di hatiyang kemudian
menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala
seperti demam dan sakit kepala.
Jumlah penderita malaria positif di Kabupaten Grobogan
pada tahun 2013 sebanyak 164 orang, jumlah penderita malaria
terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Wirosari I
sebanyak 91 kasus terjadi dan semua kejadian sudah tertangani
dan diobati dengan baik, sehingga tidak ada kematian akibat
malaria.
Jumlah penderita Positif Malaria di Kabupaten Grobogan
dari tahun 2009 hingga 2013 dapat dilihat grafik 3.8 dibawah ini:
Grafik 3.11
Jumlah Penderita Malaria di Kabupaten Grobogan
Tahun 2009-2013
angka kesakitan
jumlah penderita
2009
2010
2011
2012
2013
0
50
100
150
200
250
300
2009
0.2
298
2010
0.08
119
2011
0.1
123
2012
0.2
220
2013
0,1
164
angka kesakitan
jumlah penderita
Angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk di Kabupaten
Grobogan pada tahun 2013 adalah 0,1 mengalami penurunan bila
dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 0,2.
10. Filariasis
Penyakit Filariarsis atau sering disebut dengan Penyakit
Kaki Gajah adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing Filaria yang penularannya melalui gigitan nyamuk.
Penyakit ini bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan cacat
menetap seperti pembesaran kaki, lengan bahkan alat kelamin.
Selama lima tahun terakhir dari tahun 2008 hingga tahun 2013
tidak dijumpai kasus Filariasis di Kabupaten Grobogan.
C. Status Gizi
1. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Suatu keadaan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir disebut dengan BBLR.
Jumlah kejadian BBLR di Kabupaten Grobogan tahun 2013
mengalami 867 kasus atau sekitar 4% dari jumlah bayi lahir hidup
sebanyak 21.570 bayi. Jumlah kasus BBLR tertinggi terdapat di
wilayah kerja Puskesmas Toroh I sebanyak 81 kasus, dan terendah
di wilayah kerja Puskesmas Geyer II sebanyak 0 kasus.
Jumlah kasus BBLR di tiap puskesmas di Kabupaten
Grobogan pada tahun 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
31
37
14
22
25
20
81
13
37
0
40
26 28
44
32
3
44
27
36
37
54
21
18
23
35
32
17
2119
30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
K
e
d
u
n
g
ja
ti
T
a
n
g
g
u
n
g
h
a
rj
o
K
a
ra
n
g
ra
y
u
n
g
I
K
a
ra
n
g
ra
y
u
n
g
P
e
n
a
w
a
n
g
a
n
I
P
e
n
a
w
a
n
g
a
n
I
I
T
o
ro
h
I
T
o
ro
h
I
I
G
e
y
e
r
I
G
e
y
e
r
II
P
u
lo
k
u
lo
n
I
P
u
lo
k
u
lo
n
I
I
K
ra
d
e
n
a
n
I
K
ra
d
e
n
a
n
I
I
G
a
b
u
s
I
G
a
b
u
s
I
I
N
g
a
ri
n
g
a
n
Wi
ro
s
a
ri
I
Wi
ro
s
a
ri
I
I
T
a
w
a
n
g
h
a
rj
o
G
ro
b
o
g
a
n
P
u
rw
o
d
a
d
i
I
P
u
rw
o
d
a
d
i
II
B
ra
ti
K
la
mb
u
G
o
d
o
n
g
I
G
o
d
o
n
g
I
I
G
u
b
u
g
I
G
u
b
u
g
I
I
T
e
g
o
w
a
n
u
Grafik 3.12
Jumlah Kasus BBLR di Kabupaten Grobogan
Tahun 2013
Sumber : Bidang Kesga
2. Kasus Gizi Kurang
Pendataan gizi kurang dan gizi buruk didasarkan pada 2
kategori, kategori pertama membandingkan berat badan dengan
umurnya (BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan
berat badan dengan tinggi badannya (BB/TB).
Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan kategori
pertama yaitu membandingkan berat badan dengan umurnya
melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan kasus gizi
kurang/buruk dilakukan perawatan gizi kurang/buruk sesuai
pedoman di posyandu dan Puskesmas, dilanjutkan dengan
skrining berikutnya yaitu dengan membandingkan berat badan
dengan tinggi badannya, jika ternyata menderita gizi buruk maka
dilakukan perawatan sesuai standar sampai di Rumah Sakit.
Dari status gizi didapat hasil yakni jumlah balita ditimbang
pada tahun 2013 sebanyak 85.358 balita dari jumlah total balita
sebanyak 107.841, yang mana jumlah balita dengan gizi baik
sebanyak 84.294 balita dan balita gizi lebih sebanyak 153 balita.
Sedang jumlah balita dengan gizi kurang di Kabupaten Grobogan
tahun 2013 sebanyak 801 balita.
3. Kasus Gizi Buruk
Gizi Buruk kini menjadi ancaman terhadap bayi/ balita,
karena status gizi bayi/ balita biasanya menimbulkan komplikasi
dan dapat berakibat kelainan pertumbuhan dan perkembangan
bayi/balita bahkan hingga kematian. Jumlah balita dengan gizi
buruk di tahun 2013 sebanyak 44 balita. Kecenderungan kasus gizi
Buruk di kabupaten Grobogan dari tahun ke tahun dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.13
Kecenderungan Gizi Buruk di Kabupaten Grobogan
Tahun 2008-2013
7
7
25
19
82
44
0
20
40
60
80
100
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Gizi Buruk
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan harus didukung oleh sumber daya kesehatan yang
memadai.
Sumber Daya Kesehatan adalah segala bentuk sarana kesehatan
berikut sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan; sumber
daya manusia; pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya,
yang dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Tujuan umum Sumber daya Kesehatan adalah tersediannya tenaga,
pembiayaan dan perbekalan kesehatan dalam jenis yang lengkap, jumlah
yang cukup, spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, berkesinambungan,
terjangkau dan tepat waktu
Sedang Tujuan khusus Sumber Daya Kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan
2. Meningkatkan jumlah, efektifitas, dan efisiensi penggunaan
biaya kesehatan
3. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan dukungan
logistik pada sarana pelayanan kesehatan yang semakin merata,
terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
A. Sarana Kesehatan
Perbekalan kesehatan merupakan unsur penting dalam upaya
kesehatan khususnya ketersediaan obat di sarana pelayanan
kesehatan.
Sebagian besar obat tersedia, kecuali untuk Kotrimoksasol Sirup,
Kloroquin Tablet, Garam Oralit, OAT KAT 1,2,3 Amoksisilin
kapsul 500mg, kotrimoksasol tablet 120mg, retinol 200.000 IU,
Tablet Tambah Darah dan OAT Kat 2, 3 dan sisipan, Pyrantel
Pamoat 125mg tablet tidak masuk dalam pengadaan obat tahun
2031. Hal ini dikarenakan di tingkat puskesmas masih tersedia 7
macam obat tersebut sisa dari stok tahun 2012. Sedang tingkat
kecukupan stok obat per bulan tahun 2013 (dengan catatan tabel
diatas belum termasuk) dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5.1.
Tingkat Kecukupan Stok Obat per Bulan
Di Kabupaten Grobogan Tahun 2013
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 Amoksisil in sirup keri ng 125 mg/ml Amoksisil in kapsul 500 mg
Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg
Deksameta son inj 5 mg/ml – 2ml Dekstromet orfan S irup 10 mg/5ml Dekstromet orfan Ta b 15 mg Difenhid ramin HCl inj 10
mg/ml-Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfenirami ni Maleat tab 4 mg Natrium Klo rida Inf us 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 m g Ringer L aktat I nfus st eril Vitamin B Komplek s Kapsul Retinol 2 00.00 0 IU Tablet Tamb ah darah Multivita min Sirup Garam Oralit
OAT Kat 1 OAT Kat 2
OAT Kat Sisipan
OAT Kat Anak
Pyrantel Pamoat 125mg tab
Salep 2-4
Infus set dewasa
Infus set anak
Tk Kecukupan (Bln)