• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Sutikno SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Sutikno SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL TPS PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 SALAMREJO KECAMATAN

KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2011/2012

Oleh: Sutikno

SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika melalui

penerapan Cooperative Learning Model Think Pair Share pada siswa kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Trenggalek semester ganjil Tahun 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V1 SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek masih rendah yang disebabkan oleh rendahnya prestasi belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dan dengan melalui penerapan Cooperative Learning Model Think Pair Share dalam proses pembelajaran ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Cooperative Learning Model Think Pair Share dalam proses pembelajaran ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar dan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan KabupatenTrenggalek. Sebagai implikasinya adalah perlu dilakukan upaya peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI A SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek melalui penerapan Cooperative Learning Model Think Pair Share dalam proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan perhatian dan minat belajar, di samping itu pula dapat melibatkan siswa secara langsung dan aktif serta proses pembelajaran berjalan secara efektif, penuh kreatif juga menciptakan kondisi yang menyenangkan dan akhirnya berdampak pada prestasi belajar Matematika pada siswa dapat meningkat.

Kata Kunci: penerapan Cooperative Learning Model Think Pair Share, peningkatan prestasi

belajar matematika

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Tahun 2003 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan peru-bahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pen-didikan secara terencana, terarah dan berkesi-nambungan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini kualitas pendidikan diharapkan akan dapat menghadapi tantangan di masa mendatang. Hal ini sesuai dengan pendapat Drest (1998:109) yang menyatakan bahwa manusia unggul tak lain adalah manusia intelektual yang memiliki ciri-ciri terbuka kepada

seluruh kenyataan, mampu dan sanggup bergaul dengan golongan sosial manapun, juga orang bebas tapi hormat kepada rakyat jelata, tidak merasa rendah diri karena telah menjadi pribadi-pribadi yang dewasa, tidak fanatik, intelektual tidak mengejar pengukuhan diri dari orang lain, berani ber-pendirian namun tidak takut mengaku salah atau keliru kalau memang demikian, seorang intelektual ditentukan oleh watak yang berhasil menyaturagakan pendidikan dengan kehidupannya, tidak oleh pengetahuan melu-as yang merupakan tempelan belaka.

Salah satu komponen pendidikan adalah Guru. Peran seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam

(2)

kelas hendaklah mampu membangkitkan dan mendorong serta meningkatkan peran aktif siswa. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan pembelajaran di ke-las. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa ter-dapat minat untuk mengetahui sesuatu. Da-lam mewujudkan tugas guru daDa-lam proses pembelajaran, kepala sekolah juga berperan penting membantu memecahkan permasalah-an guru saat menemukpermasalah-an masalah terkait proses pembelajaran. Kepala sekolah dan gu-ru pengajar mampu bekerjasama untuk mewujudkan tujuan sekolah yaitu mencer-daskan siswa siswanya sehingga mampu memberikan nama baik sekolahan bagai-manapun caranya.

Namun kenyataannya dari hasil kun-jungan kelas pada saat monitoring di SDN 2 Salamrejo khususnya di kelas VI menun-jukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran Matematika masih banyak berada di bawah SKBM (65). Oleh karena itu perlu adanya perbaikan proses pembelajaran Matematika agar terjadi perubahan kearah peningkatan prestasi belajar. Berdasarkan pengamatan dari kepala sekolah selaku peneliti, ternyata rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika disebabkan oleh bebe-rapa hal, antara lain: (1) Dalam proses pem-belajaran siswa masih diperlakukan sebagai obyek, dalam arti guru masih saja mene-rapkan metode konvensional yaitu ceramah, dengan demikian siswa praktis tidak aktif dalam menerima materi pelajaran; (2)

Kon-disi kelas seperti ini mengakibatkan tim-bulnya kejenuhan dan akhirnya banyak siswa yang mengantuk, apalagi kalau pembelajaran berlangsung pada jam terakhir. Di samping itu juga siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran yang berakibat materi yang diterima masih bersifat abstrak dan banyak berupa hafalan. Pada hal materi Matematika merupakan materi yang lebih banyak bersifat terapan bukan hafalan; (3) Kondisi pembelajaran yang mengakibatkan tingkat daya serap siswa dan prestasi belajar siswa pun menjadi rendah dengan kondisi pembelajaran seperti ini tentu kurang menarik perhatian dan minat siswa serta kurang dapat membangkitkan prestasi belajar siswa.

Agar proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas, maka diperlukan usaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik agar kondisi seperti ini dapat diatasi sehingga di kemudian hari prestasi belajar siswa dapat menjadi lebih baik dari kondisi sekarang ini. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui pemilihan strategi/ metode pembe-lajaran yang dapat membangkitkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa serta dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran juga dapat memancing keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran terutama materi Matematika. Dengan pemanfaatan strategi/ metode pembelajaran yang tepat maka tujuan pem-belajaran yang telah dituangkan dapatlah dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Slavin (1994:224) bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu strategi atau metode pe-nyampaian pembelajaran yang efektif dan efisien, karena belajar itu lebih dari me-ngingat.

(3)

Dalam memilih strategi pembelajaran hendaknya lebih menekankan pada kondisi dimana keterlibatan langsung siswa aktif dalam proses pembelajaran secara optimal. Menurut penulis untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa perlu dikembangkan metode pembelajaran yang dewasa ini telah banyak diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran ko-operatif. Model pembelajaran kooperatif ini di anggap akan sangat membantu pemecahan masalah pembelajaran Matematika di kelas VI mengingat pembelajaran ini mampu membantu siswa untuk memahami konsep-konsep, menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa. Ketrampilan kooperatif menjadi semakin penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam rangka mengha-dapi tuntutan lapangan kerja yang berorien-tasi pada tim, karena pentingnya interaksi dalam tim maka penerapan strategi pembela-jaran kooperatif dalam proses pembelapembela-jaran menjadi lebih penting lagi.

Penerapan strategi pembelajaran ko-operatif, merupakan esensi dari implementasi teori Konstruktivisme yang menurut Jusuf kasrori (1991) adalah adanya ide bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menstransfer informasi-informasi kompleks apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori Konstruktivisme memandang siswa secara terus menerus harus aktif mengkaji informasi-informasi ba-ru utamanya yang justba-ru berbeda bahkan berlawanan dengan aturan-aturan lama yang diketahuinya. Siswa juga dituntut untuk secara kritis mampu merevisi aturan-aturan tersebut jika dirasa sudah tidak memadai lagi sejalan dengan perkembangan fakta empiris ataupun konsep-konsep teoritis mutakhir.

Kemudian menurut Sriyono (1991: 9), bahwa strategi pembelajaran CBSA rupakan suatu proses kegiatan belajar me-ngajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut pendapat Sriyono (1991:25) mengatakan bahwa kualitas proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dapat ditunjukkan oleh tingginya interaksi siswa dengan guru dan obyek belajar, untuk itu guru harus berupaya agar siswanya dapat terlibat langsung secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Lalu ditekankan lagi oleh Slavin (1994:227) bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat kerja kelompok dengan temannya.

Menurut pendapat Sujatmiko & Lili Nurlaili (2003;14) dalam bukunya Kuriku-lum Berbasis Kompetensi Dalam menunjang Kecakapan Hidup Siswa, menyatakan bahwa siswa akan lebih memahami suatu prinsip dan konsep jika dalam belajar siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran. Seperti yang digambarkan dalam bentuk kerucut di bawah ini

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Belajar

Dari kerucut pengalaman belajar, diketahui bahwa siswa akan mencapai hasil belajar 10%, dari apa yang dibaca, 20% dari

(4)

apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru memin-ta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkan maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong dan membangkitkan serta meningkatkan peran serta aktif dari para siswa adalah Cooperative learning model

Think Pair Share. Menurut Riduwan,

(2003:22) menyatakan bahwa model Think

Pair Share adalah cara penyajian pelajaran

dimana siswa dihadapkan pada suatu ma-salah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Lebih lanjut dijelaskan oleh Subagyo Rahman. (1984: 20), bahwa Think Pair Share adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok kecil) untuk meng-adakan perbincangan ilmiah guna mengum-pulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Manfaat dari penerapan Cooperative

Learning Model Think Pair Share menurut

Rahman Subagiyo (1984:45) dalam proses pembelajaran antara lain: (1) Menciptakan konstruktivisme yaitu siswa dapat memba-ngun sendiri pengetahuannya; (2) Melatih siswa menemukan (inquiry) permasalahan yang diajukan oleh guru dan menemukan jawabannya; (3) Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dimana dalam proses pembelajaran di samping oleh dua

orang, lalu berempat dalam kelompoknya; (4) Terjadinya dialog interaktif antar siswa dalam memecahkan permasalahan yang di-berikan oleh guru; (5) Adanya refleksi diri sehingga siswa dapat mengungkapkan kem-bali pengetahuan yang telah selesai dipe-lajarinya; (6) Seorang guru dapat melakukan perilaian yang sebenamya (authentic

asses-sment) baik selama proses pembelajaran

berlangsung maupun hasil untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar.

Dengan penerapan model Think Pair

Share tentu akan menciptakan suasana proses

pembelajaran semakin aktif, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan pendapatnya dalam memecahkan suatu problem yang dilontarkan oleh guru untuk dibahas. Keberhasilan Cooperative learning

model Think Pair Share yang dilakukan oleh

para siswa untuk memecahkan suatu problem juga tergantung pada peran guru dalam memberi bekal materi kepada anak didiknya. Informasi materi pelajaran Matematika tidak hanya didapatkan di dalam proses pembelajaran di kelas saja akan tetapi dapat juga diperoleh melalui media cetak maupun elektronik. Dengan demikian informasi yang diperoleh para siswa dari berbagai sumber dapat dijadikan sebagai alat tukar informasi dalam pelaksanaan kerja kelompok sehingga kerja kelompok dapat berjalan lancar dan sukses. Dari pendapat para ahli tersebut di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pada dasarnya melalui Cooperative learning

mo-del Think Pair Share siswa merasa terdorong

untuk rnelakukan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kegiatan belajar yang lebih kompleks dapat pula dikuasainya. Penerapan Cooperative Learning

Mo-del Think Pair Share dalam proses

(5)

Menurut Sriyono, dkk (1991: 11) berpen-dapat bahwa keunggulan dari Cooperative

Learning Model Think Pair Share sama

dengan metode kerja kelompok yaitu: (1) Melibatkan pelajar secara langsung dalam proses pembelajaran; (2) Memupuk keperca-yaan kepada diri sendiri; (3) Menggabungkan berbagai pendapat dari berbagai sumber; (4) Menghasilkan pandangan baru; (5) Memudahkan pencapaian tujuan; (6) Melatih belajar bertukar pikiran dan berpikir secara terarah; (7) Memupuk sikap tolerensi, mau menerima dan memberi; (8) Mengem-bangkan kebebasan intelektual pelajar; (9) Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menguji, mengubah dan memperbaiki panda-ngannya; (10) Memberi kesimpulan kepada mereka untuk menjalin hubungan kerja sama berikutnya.

Sedangkan menurut Riduwan (2003: 22) bahwa keunggulan dari Cooperative

Learning Model Think Pair Share adalah

sebagai berikut: (a) Merangsang siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam bentuk ide, gagasan atau prakarsa; (b) Membiasakan sis-wa untuk bertukar pikiran dengan teman atau pihak lain dalam rangka memecahkan masalah; (c) Membina ketrampilan menyaji-kan, mempertahankan dan menghargai pen-dapat orang lain serta menumbuhkan sikap demokratis; (d) Memperluas cakrawala ber-pikir dalam memecahkan masalah; (e) Hasil kerja kelompok menjadi lebih baik dari pada memecahkan masalah sendiri karena hasil pemikiran bersama dan dipertanggungjawab-kan bersama.

Selanjutnya dijelaskan oleh (Melvin L Silberman, 2003: 30), bahwa apabila peser-ta didik mempunyai motivasi positif maka ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta, bekerja keras, serta memberikan waktu kepada usaha

tersebut, dan terus bekerja sampai tugas terselesaikan. Kemudian menurut Bruner bahwa belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Penemuan dalam hal ini menemukan jawaban setiap pertanyaan atau masalah yang diberikan oleh guru. Motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki salah satu ciri yaitu mencari dan memecahkan masalah. Lagi pula proses pembelajaran dengan menerapkan Cooperative learning

model Think Pair Share ini dapat

mengajarkan ketrampilan-ketrampilan me-mecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk me-nganalisis dan memanipulasi informasi tidak hanya menerima saja ( Ratna Wilis Dahar, 1988:126).

Untuk mendorong motivasi dan ke-aktifan siswa dalam proses pembelajaran ki-ranya perlu kita mencoba suatu model pem-belajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif melalui

Co-operative learning model Think Pair Share

untuk memecahkan masalah sehingga proses pembelajaran berlangsung, di dalam kelas dengan suatu tingkat partisipasi tinggi dari peserta didik, dengan demikian dalam proses pembelajaran lebih terarah pada student

centre. Dengan demikian penerapan Coope-rative learning model Think Pair Share akan

efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berpengaruh pada peningkatan pe-ran aktif siswa pada proses pembelajape-ran sehingga akan berpengaruh pula pada pe-ningkatan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru yang pada gilirannya akan dapat mendorong pe-ningkatan prestasi belajar siswa kelak di kemudian hari.

(6)

Dari uraian di atas, maka tujuan da-lam penelitian ini adalah untuk (1) menge-tahui prestasi belajar siswa pada mata pela-jaran Matematika dengan materi pokok Men-cari Luas dan Keliling Gabungan Beberapa Bangun Datar; (2) mendiskripsikan pem-belajaran bidang studi Matematika yang da-pat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model TPS.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Subjek penelitian dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Salamrejo, Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester 1 Tahun 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa. Ke-giatan penelitian ini dilaksanakan selama ku-rang lebih 2 bulan, yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan bulan November 2011. Penelitian tindakan direncanakan melalui be-berapa tahap perencanaan, diantaranya: (1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tin-dakan. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Dokumentasi

Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang ber-sifat linear (mengalir) maupun berber-sifat sir-kuler. Adapun teknik analisis data yang dila-kukan dengan langkah-langkah sebagai beri-kut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan; (2) Mereduksi

data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian; (3) Menyimpulkan dan memverifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian bab ini akan dituang-kan tentang hasil penelitian dan paparan data serta pembahasan keseluruhan. Data hasil pe-nelitian atau hasil pengamatan ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Nopember s.d Desember 2008. Untuk lebih jelasnya akan penulis paparkan hasil penelitian/ penga-matan tersebut dalam 2 (dua) siklus, sebagai berikut.

Siklus I Refleksi Awal

Kepala sekolah selaku peneliti bersa-ma mitra guru mengidentifikasi perbersa-masalah- permasalah-an pada kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecama-tan Karangan Kabupaten Trenggalek yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Setelah diselidiki ternyata metode yang diterapkan oleh guru pengajar salah. Guru hanya berceramah di depan kelas. Sementara siswa hanya mendengarkan. Sebagian siswa ada yang mengantuk saat guru berceramah di depan kelas. Siswa kurang berkonsentrasi terhadap pembelajaran sehingga mengaki-batkan nilai siswa menurun. Dengan demi-kian diperlukan perubahan metode pembela-jaran agar diperoleh nilai yang memuaskan kedepannya.

Perencanaan

Dalam hal ini langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk mendukung pelak-sanaan penelitian/ pengamatan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok

(7)

bahas-an Mencari Luas dbahas-an Keliling Gabungbahas-an Be-berapa Bangun Datar dalam 1 kali pertemuan antara lain: (1) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran ber-upa Satuan Pelajaran, Rencana pelajaran. Butir-butir soal untuk evaluasi; (2) Mene-tapkan jadwal pelaksanaan penelitian/ proses pembelajaran dengan menerapkan Think

Pair Share; (3) Menyiapkan instrumen

peng-amatan dan instrumen tes; (4) Menyiapkan alat peraga/Media pendukung; (5) Me-nyiapkan daftar nilai

Pelaksanaan Implementasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan sekali-gus melakukan pengamatan/penelitian terha-dap apa yang telah direncanakan dalam upa-ya meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Mencari Luas dan Keliling Gabungan Beberapa Bangun Datar. Siklus pertama, terdiri dari 1 (satu) kali pertemuan. Pada pertemuan 1, siswa diberi perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pembukaan, meliputi: (a) Apersepsi

de-ngan jalan menanyakan tentang PR dan materi minggu lalu untuk menarik perhatian siswa; (b) Memotivasi siswa. Kegiatan Inti,

meliputi: (a) Guru membagi siswa dalam

kelompok 4 orang dan memberikan tugas kepada semua kelompok dan dalam 1 ke-lompok soalnya sama; (b) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang di-berikan sendiri; (c) Siswa berpasangan de-ngan salah satu temannya dalam kelompok dan kerja kelompok hasil yang dikerjakan; (d) Kemudian kedua pasangan bertemu kem-bali dalam kelompok berempat untuk kerja kelompok kembali hasil pekerjaannya; (e) Setiap kelompok melakukan presentasi atas hasil kerjanya; (f) Pada tahap akhir guru mengadakan klarifikasi dan menyimpulkan

hasil kerja kelompok. Penutup, meliputi: (a) Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan; (b) Guru memberi tugas; (c) Melaksanakan evaluasi/ ulangan harian 1 untuk memperoleh data guna menunjang ketercapaian penelitian tindakan kelas ini.

Pengamatan

Hasil pengamatan peneliti dan mitra guru/pengamat dalam pembelajaran diper-oleh rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebesar 69,45 dengan ketuntasan sebesar 70,83%. Dari data tersebut dapat dipaparkan distribusi hasil belajar kegiatan pembelajaran siswa kelas VI SDN 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek tahun 2011/2012 pada siklus I.

Berdasarkan data yang diperoleh da-patlah dilakukan analisis data sebagai beri-kut: (a) Rata-rata nilai hasil tes Ulangan Hari-an pada siklus 1= 69,45; (b) Nilai tertinggi yang diraih oleh siswa adalah 80 sedangkan nilai terendah yang diraih siswa adalah 59; (c) Jumlah siswa yang tuntas = 17 siswa, atau 17/24 x 100% = 70,83% dan yang tidak tuntas belajar sejumlah 7 siswa, atau 7/24 x 100% =29,17 %; (d) Respon siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Think Pair Share

secara garis besarnya banyak disenangi oleh para siswa, banyak siswa yang termotivasi, penjelasan guru banyak yang mudah menerima, kemudian banyak diantara mereka yang berharap untuk materi pelajaran berikutnya dapat digunakan pula model pembelajaran Cooperative Learning tipe

Think Pair Share, hanya masih ada 7 siswa

(29,17%) yang masih merasa sulit menerima pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

(8)

Gambar 2 Distribusi Hasil Nilai Pada Siklus 1

Dari frekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah ≤ 60,00 dengan frekuensi 1 dengan prosentase 4,17%, kategori nilai sedang adalah 60,01-80,00 dengan frekuensi 23 dan prosentase 95,83%. Berikut penulis sajikan dalam diagram lingkaran distribusi hasil be-lajar siswa kelas VI SD Negeri III Pojok Kecamatan Karangan tahun 2011/2012 se-mester I.

Refleksi

Beberapa kendala yang dihadapi dalam siklus I tersebut antara lain. (1) Masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan penerapan model Think Pair Share dalam proses pembelajaran, sehingga mereka masih bingung apa yang harus mereka kerjakan. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang hanya untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa kemudian kembali ke kelompoknya untuk kerja kelompok guna mencari pemecahan yang lebih baik; (2) Masih ada saja anggota

kelompok yang sulit untuk mengutarakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, sehingga mereka masih bingung apa yang harus dikerjakan. Dengan demikian begitu waktu yang diberikan untuk kerja kelompok berakhir, mereka pun belum selesai untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (3) Masih ada saja siswa yang tidak bekerja pada saat mengerjakan sendiri-sendiri, malahan mengganggu temannya/ bersenda gurau dengan teman lainnya sehingga meng-ganggu jalannya kerja kelompok. Di samping itu juga pada saat disuruh kembali ke kelompoknya semula mereka tidak mem-bawa hasil kerjanya; (4) Jalannya kerja kelompok masih saja didominasi oleh siswa tertentu, sehingga yang lainnya bersikap pasif. Dengan demikian hanya siswa yang aktif saja yang mampu menyerap dan me-nguasai materi pelajaran dengan baik; (5) Dalam presentasi juga hanya dikuasai oleh siswa tertentu dan lainnya hanya men-dengarkan secara pasif tanpa mau bertanya atau mengemukakan pendapat terhadap 95,83%

4,17%

Distribusi hasil nilai siswa Siklus I

(9)

kelompok yang sedang melakukan presen-tasi; (6) Pada saat presentasi dilakukan, ba-nyak pertanyaan dan pendapat yang melen-ceng dan tidak terfokus pada permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga presentasi berjalan lambat yang berakibat tidak semua kelompok dapat maju untuk mempre-entasikan hasil kerja kelompoknya; (7) Masih ada saja siswa yang takut bertanya atau mengemukakan pendapat dengan alasan malu dan merasa bodoh serta khawatir salah bertanya atau mengeluarkan pendapatnya; (8) Dalam pelaksanaan presentasi ternyata masih didominasi oleh guru karena harus meluruskan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari permasalahan, di samping itu juga harus rnenjawab pertanyaan-pertanyaan/ menanggapi pendapat dari kelompok lain karena kelompok yang tampil mengalami jalan buntu dalam menanggapi pendapat dari kelompok lain; (9) Siswa masih kurang teliti dan cermat dalam menghitung, sehingga rumus yang diterapkan sudah tepat, namun hasil akhirnya banyak yang masih salah.

Siklus II Perencanaan

Dalam hal ini langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk mendukung pelak-sanaan penelitian/ pengamatan siklus II da-lam upaya meningkatkan kualitas pembela-jaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Mencari Luas dan Keliling Gabu-ngan Beberapa Bangun Datar dalam 1 kali pertemuan antara lain: (1) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran be-rupa Satuan pelajaran, Rencana pelajaran, Butir-butir soal untuk evaluasi; (2) Mene-tapkan jadwal pelaksanaan penelitian/ proses pembelajaran dengan menerapkan

Cooperative Learning model Think Pair

Share; (3) Mempersiapkan instrument

pe-ngamatan dan instrumen tes; (4) Menyiapkan alat peraga/ Media pendukung; (5) Menyiapkan daftar nilai

Pelaksanaan/ Implementasi

Pada pertemuan 2 siklus II, siswa diberi perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pembukaan, meliputi: apersepsi dengan jalan menanyakan tentang PR dan materi minggu lalu untuk menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok dan dalam satu kelompok soalnya sama; (b) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang diberikan sendiri; (c) Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dalam kelompok dan kerja kelompok hasil yang dikerjakan; (d) Kemudian kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat untuk kerja kelompok kembali hasil pekerjaannya; (e) Setiap kelompok melakukan presentasi atas hasil kerjanya; (f) Pada tahap akhir guru mengadakan klarifikasi dan menyimpulkan hasil kerja kelompok. Penutup, meliputi: (a) Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan; (b) Guru memberi tugas; (c) Melaksanakan evaluasi/ ulangan harian 2 untuk memperoleh data guna menunjang ketercapaian penelitian tindakan kelas ini

Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang diper-oleh dapatlah dilakukan analisis data sebagai berikut: (a) Rata - rata nilai hasil tes Ulangan Harian pada siklus 2 = 79,70; (b) Nilai tertinggi yang diraih oleh siswa adalah 90 sedangkan nilai terendah yang diraih siswa adalah 68; (c) Jumlah siswa yang tuntas = 24

(10)

siswa atau 24/24x100% = 100% yang berarti pembelajaran matematika dengan model TPS dapat mencapai ketuntasan 100%; (d) Respon siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share secara garis besarnya banyak disenangi oleh para siswa, banyak siswa yang termotivasi, penjelasan guru banyak yang menerima. Kemudian

banyak diantara mereka yang berharap untuk materi pelajaran berikutnya dapat digunakan pula model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Think Pair Share, hanya

masih ada 11 siswa (45,83%) yang masih merasa belum senang menerima pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Think Pair Share.

Gambar 3 Distribusi Hasil Nilai Pada Siklus II 45,83% 54,17%

0%

Distribusi hasil nilai siswa Siklus II

baik sedang kurang

80 59 69.46 17 1 90 68 70.83 24 24 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 N ilai T ertin ggi N ilai T ere n d ah N ilai Ra ta -ra ta Ke tu n ta san B elaj ar Pre sta si T in ggi N ilai T ertin ggi N ilai T ere n d ah N ilai Ra ta -ra ta Ke tu n ta san B elaj ar Pre sta si T in ggi SIKLUS 1 SIKLUS 2

(11)

Gambar 4 Perbandingan Siklus I dan Sikuls II

Dengan memperhatikan hasil analisis data secara deskriptif kualitatif pada siklus II, kemudian dibandingkan dengan hasil analisis data pada siklus I maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan: (1) Adanya kenaikan nilai rata-rata pada siklus II yaitu sebesar 79,71 – 69,46 = 10,25; (2) Adanya kenaikan nilai tertinggi sebesar = 90 – 80 = 10 dan nilai terendah pun mengalami kenaikan sebesar 68-59 = 9; (3) Adanya kenaikan ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebanyak = 24-17= 7 siswa; (4) Atau dapatlah peneliti gambarkan kenaikan tersebut melalui grafik sebagai berikut.

Berdasarkan perbandingan hasil ana-lisis data pada siklus I dan siklus II, ternyata terdapat kenaikan nilai rata-rata, kenaikan ni-lai tertinggi dan terendah serta ketuntasan belajar siswa dan juga perolehan peringkat prestasi belajar siswa. Dengan demikian hal ini memberikan suatu indikator bahwa me-nerapkan model Think Pair Share dalam pro-ses pembelajaran Matematika ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Trenggalek dapat meningkat.

Refleksi

Di samping adanya kenaikan yang signifikansi, juga berdasarkan catatan lapa-ngan yang penulis peroleh ternyata dalam siklus II pelaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan Cooperative Learning

model Think Pair Share membawa dampak

yang positif, antara lain: (1) Prestasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran Matematika pokok bahasan Men-cari Luas dan Keliling Gabungan Beberapa Bangun Datar meningkat, terbukti, sudah tidak ada lagi siswa yang ramai dan mengganggu temannya dalam kerja kelom-pok serta mereka telah mengerjakan tugas

masing-masing sebelum dibawa ke kelom-poknya dengan kesadaran mereka. Dan me-reka telah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan Matematika; (2) Proses pembelajaran telah mampu meningkatkan keterlibatan langsung siswa dalam pem-belajaran dan siswa semakin aktif saja serta pembelajaran berjalan dengan nuansa menyenangkan karena guru selalu memberi reward/ penguatan kepada setiap siswa yang tampil/ bertanya pada saat presentasi.

Pembahasan Keseluruhan

Dari hasil analisis data baik melalul siklus I dan siklus II secara keseluruhan dapatlah penulis bahas sebagai berikut.

Tabel 1 Perbandingan perkembangan prestasi belajar siswa antara siklus I dan siklus II No Perbandingan Unsur I Siklus II Kesimpulan

1 Rata-rata nilai UH 69,46 79,71 kenaikan Ada 2 Nilai tertinggi 80 90 kenaikan Ada 3 Nilai Terendah 59 68 kenaikan Ada 4 Ketuntasan belajar 17 24 kenaikan Ada

Atau digambarkan perkembangan prestasi belajar siswa antara siklus I dan si-klus II melalui Gambar 5. Dari hasil pe-ngamatan dan analisis data secara keselu-ruhan mulai siklus I dan siklus II tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan mene-rapkan Cooperative Learning model Think

Pair Share ternyata prestasi belajar

Matema-tika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Trenggalek dapat meningkat secara optimal. Hal ini dapat terjadi karena dalam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran pun dapat meningkat.

(12)

Sebagai bukti adanya perbaikan-perbaikan dalam setiap siklus antara lain.

Gambar 6 Perbandingan Siklus I dan Sikuls II

Dalam siklus II telah terjadi perbaik-an dperbaik-an penyempurnaperbaik-an pembelajarperbaik-an yperbaik-ang meliputi. (1) Pada saat proses pembelajaran akan dimulai, sebaiknya guru menjelaskan kembali aturan main dalam kerja kelompok model Think Pair Share, apa yang harus di-kerjakan oleh masing-masing kelompok. Ti-dak lupa pula membangkitkan minat dan prestasi belajar para siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika; (2) Sebaiknya pa-da saat kelompok bekerja, guru berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok, di samping itu membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah serta sulit mengutarakan penda-patnya; (3) Menegur dan menasehati siswa yang bersenda gurau dan mengganggu te-mannya dalam kerja kelompok; (4) Untuk mencegah kerja kelompok dikuasai oleh sis-wa tertentu, maka pada saat presentasi pem-bicara/ penanya diatur secara bergiliran dan merata sehingga anak yang pasif mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapat-nya; (5) Pada saat menjawab pertanyaan/ pendapat dari kelompok lain, sebaiknya

bukan harinya ketua kelompok yang mem-beri argumentasi atau tanggapan namun dilimpahkan kepada anggota kelompok lain-nya sehingga semua siswa dalam kelompok aktif; (6) Pertanyaan/ pendapat yang diluar dari permasalahan sebaiknya tidak ditang-gapi namun oleh guru diluruskan lagi per-tanyaan tersebut sehingga jalannya presen-tasi dapat lancar dan tepat sasaran; (7) Dominasi guru dalam pelaksanaan kerja kelompok perlu dikurangi yaitu dengan jalan melemparkan kembali pertanyaan/ pendapat yang tidak bisa dijawab oleh kelompok yang tampil kepada kelompok lainnya, seandainya tidak ada yang bisa maka persoalan ini nanti dibahas pada saat guru melakukan refleksi atas jalannya kerja kelompok; (8) Memberi latihan-latihan soal sebagai tugas yang harus dikerjakan di rumah agar dapat mengasah dan melatih ketelitian, dan kecermatan dalam menghitung.

Dengan adanya perbaikan pembela-jaran pada siklus II ternyata membawa impli-kasi yang positif' terhadap kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi 80 59 69.46 17 1 90 68 70.83 24 24 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 N ilai T ertin ggi N ilai T ere n d ah N ilai Ra ta -ra ta Ke tu n ta san B elaj ar Pre sta si T in ggi N ilai T ertin ggi N ilai T ere n d ah N ilai Ra ta -ra ta Ke tu n ta san B elaj ar Pre sta si T in ggi SIKLUS 1 SIKLUS 2

(13)

belajar siswa, yaitu: (1) Prestasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran Matematika pokok bahasan Men-cari Luas dan Keliling Gabungan Beberapa Bangun Datar meningkat, terbukti, sudah ti-dak ada lagi siswa yang ramai dan meng-ganggu temannya dalam kerja kelompok, serta mereka telah mengerjakan tugas ma-sing-masing sebelum dibawa ke kelompok-nya dengan kesadaran mereka. Dan mereka telah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan Matematika; (2) Proses pembelajaran telah mampu meningkatkan keterlibatan langsung siswa dalam pem-belajaran dan siswa semakin aktif saja serta pembelajaran berjalan dengan nuansa me-nyenangkan karena guru selalu memberi

reward/ penguatan kepada setiap siswa yang

tampil/ bertanya pada saat presentasi.

Dengan demikian rnelalui proses pembelajaran yang menerapkan Cooperative Learning model Think Pair Share ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan Trenggalek dapat meningkat seca-ra optimal. Demikian juga peneseca-rapan

Coope-rative Learning Model Think Pair Share

dalam proses pembelajaran tentu akan memberi dampak/ pengaruh terhadap pres-tasi belajar karena siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya dalam proses pembelajaran sehingga daya ingat tentang materi pelajaran yang diberikan akan sangat kuat dalam ingatannya.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan analisis data secara keseluruhan mulai siklus I dan siklus II tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses

pembela-jaran dengan menerapkan Cooperative

Lear-ning model Think Pair Share ternyata

me-ningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa dan berpengaruh secara langsung ter-hadap peningkatan prestasi belajar Mate-matika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Salamrejo Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. Hal ini dapat terjadi karena da-lam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembela-jaran pun dapat meningkat.

Saran

Dalam proses pembelajaran sebaik-nya guru lebih kreatif dalam menerapkan strategi Cooperative Learning model Think

Pair Share agar dapat meningkatkan prestasi

belajar, minat dan perhatian siswa sehingga akan mampu mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pihak guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan variabel yang sama dan mungkin dikembangkan variabel lain yang mempe-ngaruhi proses transformasi dalam pembe-lajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa, karena prestasi belajar siswa meru-pakan tolok ukur keberhasilan pendidikan.

Diharapkan Kepala sekolah selalu memberikan dorongan kepada Guru agar bersedia melakukan class reform dengan jalan melakukan perubahan dalam penerapan metode pembelajaran seperti Cooperative

Learning model Think Pair Share dalam

rancangan pembelajaran untuk meningkat-kan prestasi belajar, minat dan perhatian sis-wa dan prestasi belajar. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah dalam mengambil suatu

(14)

kebijakan demi perbaikan kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Jusuf kasrori, dkk. 1991. Interaksi Belajar

Mengajar, Metode Pengajaran.

Surabaya: University Press IKIP. Melvin L Silberman. 2003. Active Learning

101 Cara Belajar Siswa Aktif

Ban-dung: Nusamedia.

Ratna Wilis Dahar. 1988. Teori-teori

Be-lajar, Bandung, P2LPTK

Riduwan. 2003. Metode & Teknik Menyusun

Tesis. Bandung: Alfabeta.

Slavin.1994. suatu analisis kebijakan. Jakar-ta: Gramedia Widiasarana Indonesia Sriyono, dkk. 1991. Teknik Belajar

Meng-ajar Dalam CBSA. Jakarta. Rineka

Karya.

Subagyo Rahman. 1984. Belajar,

Pembe-lajaran dan Metode-metode Dalam Pembelajaran. Jakarta: BRI Urusan

Pendidikan dan Pelatihan

Sudjatmiko,dkk. 2003. Kurikulum Berbasis

Gambar

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Belajar
Gambar 2 Distribusi Hasil Nilai Pada Siklus 1
Gambar 3 Distribusi Hasil Nilai Pada Siklus II 45,83%
Tabel 1 Perbandingan perkembangan prestasi  belajar siswa antara siklus I dan siklus II  No  Unsur
+2

Referensi

Dokumen terkait

2) Berdasarkan perhitungan volume kerimbunan, total volume tertinggi terdapat di SMA Sultan Syarif Abdurrahman pada Plot 2 dengan 102593 m 3 , jika dihubungkan dengan hasil

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Disfungsi Ereksi pada Karyawan Kantor di Kecamatan Grogol, Sukoharjo.. Correlation between Physical Activity and Erectile Dysfunction at Office

Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk atau jasa

Berdasarkan pengamatan peneliti metode yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran rampak kendang ini adalah metode yang umum dipakai, seperti metode ceramah, tanya

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis)

Karena keterbatasan teks di internet untuk berkomunikasi maka dikembangkanlah VoIP (Voice over Internet Protokol) yang artinya suara melalui media internet karena bukan hanya

• Harga pokok meliputi harga faktur ditambah semua beban yg dikeluarkan sampai barang tiba / ada di gudang pembeli / importir.. • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

rendah peri ngkat nya, bersif at lunak, mudah diremas, mengandung kadar air yang t inggi (10-70%), t erdiri at as bat ubara coklat muda lunak ( sof t brown coal ) dan bat