• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Jasa

2.1.1 Pengertian Jasa

Jasa adalah suatu aktivitas atau rangkaian aktivitas yang kurang lebih bersifat tidak berwujud, yang biasanya terjadi dalam interaksi antara konsumen dan karyawan jasa dan/atau sumber daya fisik atau barang dan/atau sistem penyedia jasa yang menyediakan solusi untuk masalah konsumen (Fitzsimmons 2001, p5).

Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono 2005, p16).

2.1.2 Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa adalah pemasaran yang berdasarkan pada nilai dan hubungan. Pemasaran jasa dapat digunakan pada produk maupun jasa (http://en.wikipedia.org/wiki/Marketing.html).

2.1.3 Pemasaran Jasa sebagai suatu Sistem

Sebagai suatu sistem, pemasaran jasa merupakan penggabungan dari sistem operasi dan sistem penyajian jasa dengan media yang dipakai untuk mengkomunikasikan jasa kepada konsumen. Dalam sistem operasi jasa, input diproses dan elemen-elemen produk jasa diciptakan, sementara dalam sistem penyajian jasa, terjadi “penggabungan” akhir dari elemen-elemen tersebut dan produk itu disajikan kepada konsumen (Yazid 2005, p14).

(2)

2.1.4 Sistem Pemasaran Jasa

Jika pemasaran jasa dipandang sebagai suatu sistem, maka akan terdiri dari sistem bisnis jasa dan elemen-elemen yang memberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi secara keseluruhan. Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi dari bagian periklanan dan/atau penjualan, telepon, dan surat dari personel, nota dari bagian akuntansi, display random kepada personel dan fasilitas jasa, pemberitaan dan editorial di media massa, informasi gethok-tular dari konsumen yang sekarang atau yang terdahulu, dan bahkan riset pasar (Yazid 2005, pp 16-18).

Komponen-komponen sistem pemasaran jasa: 1. Personel jasa

Kontak dengan personel jasa bisa saja berlangsung secara tatap-muka, komunikasi jarak jauh (via telepon, fax, telegram, telex, atau e-mail) atau dengan surat dan penyajian secara tepat (ekspress). Personel jasa mencakup:

- Perwakilan pejualan - Staff pelayanan jasa - Staff akuntansi/penagihan

- Staff operasi yang secara normal tidak memberikan jasa secara langsung kepada konsumen (seperti para insinyur, para penjaga malam, atau gudang)

- Perantara yang ditunjuk yang dianggap konsumen sebagai pihak yang mewakili perusahaan jasa.

2. Fasilitas dan peralatan jasa

(3)

- Bangunan dalam dan mebel air - Kendaraan

- Peralatan swa-layan yang akan dioperasikan oleh konsumen - Peralatan lain 3. Komunikasi nonpersonal - Surat-surat - Brosur/katalog/manual-manual instruksi - Periklanan - Papan rambu-rambu

- Cerita-cerita baru/editorial dalam media massa 4. Orang lain

- Konsumen lain yang ikut hadir selama penyajian jasa berlangsung

- Konsumen dari mulut-ke-mulut yang berasal dari teman, sahabat, atau bahkan orang asing

2.1.5 Bauran Pemasaran Jasa

Cakupan kegiatan pemasaran jasa ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.

Menurut Yazid (2005, pp 18-19) dalam pemasaran jasa, selain bauran pemasaran yang sudah dikenal (4P) : produk, harga, distribusi, dan promosi, terdapat

(4)

elemen-elemen lain yang dapat dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dengan dan memuaskan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah orang (people or participants), lingkungan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang perlu diperluas menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa. Elemen-elemen bauran pemasaran jasa akan disajikan secara ringkas dalam tabel 2.1.

Menurut Kotler (1997, p9), dalam buku yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Drs. Alexander Sindoro, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Untuk meluncurkan suatu produk, perusahaan harus melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, melakukan segmentasi pasar serta memilih pasar sasaran.

Saluran distribusi atau lokasi (place) digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Dalam saluran distribusi faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah efisien dan efektivitas dalam penyaluran dan mengubah bentuk suplai produk yang heterogen (tidak sejenis) sesuai kebutuhan konsumen. Perusahaan memperhatikan unsur yang ketiga ini karena tanpa adanya saluran distribusi yang baik akan sulit bagi bagian pemasaran untuk mencapai tujuannya.

Promosi (promotion) merupakan gabungan dari sarana-sarana promosi yang ada seperti periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Promosi merupakan upaya perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya, manfaat, harga, dan hal-hal lain dengan segmen pasar tertentu.

(5)

Tabel 2.1 Bauran pemasaran yang diperluas untuk jasa Produk Distribusi Promosi Harga

Partisi-pan Bukti Fisik Proses Fitur fisik barang Tingkatan kualitas Aksesoris Pembung-kusan Garansi Lini produk Penentuan merek Jenis saluran Perantara Lokasi outlet Transportasi Penyimpanan Mengelola saluran Bauran promosi Eksposure Tenaga penjualan Jumlah Seleksi Training Insentif Periklanan Target Jenis media Jenis periklanan Hak copy Promosi penjualan Publisitas Flesibilitas Tingkat harga Istilah-istilah: Diferensiasi Diskon Kuota Karyawan Penarikan Training Motivasi Penghargaan Tim kerja Konsumen Pendidikan Komunikasi Kultur dan nilai atau manfaat Riset karyawan Desain fasilitas Keindahan Fungsi Kondisi yang tak menentu Peralatan Rambu-rambu Pakaian karyawan Tangibel lainnya Laporan Kartu bisnis Pernyataan jaminan Aliran aktivitas Standarisir Customized Jumlah langkah Sedikit Banyak Tingkat keterlibatan konsumen Sumber : Yazid 2005, p19

Harga (price) adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada suatu produk di mana harga harus sepadan dengan produk yang ditawarkan, jika tidak maka pembeli akan berpaling ke produk lain milik pesaing. Harga merupakan satu-satunya unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menghasilkan biaya.

(6)

Partisipan atau orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

Buki fisik (physical evidence) adalah lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. Karena jasa itu intangible sehingga sulit untuk dievaluasi, maka bukti fisik memberikan tanda-tanda, misalnya kualitas jasa. Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang tangible berkenaan dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan, dan peralatan.

Proses (process) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa. Obyektif utama dari pemasaran adalah mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain jasa mencakup sejak dari desain proses jasa sampai dengan bagaimana jasa disampaikan. Penyajian jasa aktual akan menentukan tahapan pengalaman konsumen bahkan aliran operasi jasa dapat dijadikan bukti yang bisa dinilai konsumen (Yazid 2005, pp 19-20).

(7)

2.1.6 Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa Tabel 2.2 Perbedaan karakteristik barang dan jasa

Barang Jasa Implikasi

Tangible Intangible

1. Jasa tidak bisa disimpan 2. Jasa tidak bisa dipatenkan

3. Jasa tidak selalu bisa didisplay atau dikomunikasikan sewaktu-waktu

4. Penetapan harga jasa sulit dilakukan

Standarisasi Heterogen

1. Penyampaian jasa dan kepuasan konsumen

2. Kualitas jasa bergantung kepada sejumlah faktor yang tidak bisa dikontrol

3. Tidak ada pengetahuan yang pasti bahwa jasa telah disampaikan sesuai dengan apa yang direncanakan dan dipromosikan Produksi dan konsumsi terpisah Produksi dan konsumsi simultan

1. Konsumen berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi interaksi

2. Konsumen saling mempengaruhi 3. Karyawan mempengaruhi hasil jasa 4. Desentralisasi sangat penting 5. Produksi massal sulit dilakukan Tidak mudah

musnah

Mudah musnah (perishable)

1. Dalam jasa sulit dilakukan sinkronisasi

2. Jasa tidak dapat dikembalikan atau dijual kembali Sumber : Yazid 2005, p27

(8)

2.2 Transactional Marketing dan Relationship Marketing

Tabel 2.3 Perbedaan Antara Orientasi Pemasaran Transaksional dengan Pemasaran yang Menekankan Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen

Pemasaran Transaksional

Pemasaran yang Memfokuskan Hubungan Jangka Panjang dengan

Konsumen

1. Fokus kepada penjualan

2. Orientasi kepada karakteristik produk 3. Skala waktu jangka pendek

4. Penekanan kepada pelayanan konsumen rendah

5. Komitmen terhadap konsumen terbatas 6. Kontak dengan konsumen rendah 7. Kualitas adalah urusan bagian produksi

1. Fokus kepada mempertahankan konsumen yang sekarang dimiliki

2. Orientasi kepada manfaat produk 3. Skala waktu jangka panjang

4. Penekanan kepada pelayanan konsumen tinggi

5. Komitmen kepada konsumen tinggi 6. Kontak dengan konsumen tinggi

7. Kualitas adalah urusan semua bagian/orang

Sumber : Yazid 2005, p66

2.3 Hubungan Pemasaran

Pembinaan hubungan dengan konsumen melalui pemasaran merupakan filosofi berbisnis, suatu orientasi strategik, yang memfokuskan lebih kepada mempertahankan dan

(9)

memperbaiki hubungan dengan konsumen yang ada sekarang, daripada memfokuskan kepada mencari hubungan baru.

Untuk menjamin keberhasilan pembinaan hubungan jangka panjang dan akurasi penetapan pasar sasaran, setiap organisasi perlu memiliki strategi yang mencakup: segmentasi, mengetahui apa yang diharapkan konsumen, dan membangun harapan konsumen.

2.3.1 Segmentasi

Kotler (2003, p279) mendefinisikan segmentasi sebagai sekelompok konsumen yang memiliki keinginan yang sama, dan merupakan tugas pemasar untuk mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut.

2.3.2 Proses Segmentasi

Proses segmentasi mencakup lima langkah, yaitu:

Langkah 1 : Mengidentifikasi dasar untuk segementasi pasar

Untuk pasar industri dan konsumen, segmentasi dapat dibentuk melalui pengelompokan konsumen yang mempunyai karakteristik yang sama, yang dalam beberapa hal akan sangat membantu dalam desain, penyampaian, promosi, atau penentuan harga jasa.

Secara umum, segmentasi dapat dilakukan berdasarkan faktor demografis, geografis, psikografis, dan prilaku.

Segmentasi demografis adalah pembagian pasar untuk membentuk kelompok-kelompok berdasarkan atau berfokus kepada variabel-variabel seperti jenis kelamin, usia, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, dan agama.

Segmentasi wilayah adalah pembagian pasar untuk membentuk atau berfokus kepada unit-unit wilayah yang berbeda seperti bangsa, negara, propinsi, dan sebagainya.

(10)

Segmentasi psikografis adalah membagi-bagi pembeli untuk membentuk atau berfokus kepada kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian, atau berdasarkan aktivitas, interes, dan opini atau preferensi konsumen.

Segmentasi keperilakuan adalah pembagian pembeli untuk membentuk kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, dan tanggapan-tanggapan terhadap jasa.

Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam segmentasi, penentuan pasar target untuk jasa posisi dan pengembangan bauran

Langkah 2 : Mengembangkan profil segmen yang sudah terbentuk

Begitu segmen teridentifikasi, maka pengembangan profil mereka menjadi sangat penting. Pada pasar konsumen, profil masing-masing pasarnya mencakup karakterisasi

Langkah 1 Identifikasi dasar untuk mensegmen pasar Langkah 2 Mengembang kan profil segmen-segmen terpilih Langkah 3 Mengembang kan ukuran daya tarik masing-masing segmen Langkah 4 Memilih segmen sasaran Langkah 5 Meyakin-kan bahwa segmen-segmen terpilih adalah saling cocok Mengem-bangkan positioning untuk segmen sasaran Mengem-bangkan bauran pemasaran untuk setiap pasar sasaran

(11)

demografis dari segmen-segmen psikografis dan penggunaan. Hal terpenting dalam tahap ini adalah pemahaman yang sungguh-sungguh tentang bagaimana dan apakah segmen-segmen itu berbeda atau tidak antara satu dan yang lain dalam profilnya, maka keuntungan (yang mestinya diperoleh) dari segmentasi, tidak akan terealisir.

Langkah 3 : Mengembangkan pengukuran daya tarik segmen

Kenyataan bahwa adanya segmen-segmen konsumen bukan merupakan justifikasi bahwa perusahaan secara otomatis akan memilihnya sebagai pasar sasaran yang akan dilayaninya. Segmen-segmen itu harus dievaluasi daya tariknya, daya belinya dan besarnya pembelian, keterjangkauannya, dan mampu atau tidaknya perusahaan dalam menarik dan melayani segmen yang dipilihnya itu.

Tidak semua konsumen atau segmen konsumen adalah konsumen potensial yang baik, oleh karena itu, beberapa kriteria di bawah ini akan membantu dalam menetapkan segmen sasaran:

1. Bisa-tidaknya diukur

Besarnya (banyak-sedikitnya jumlah konsumen dalam suatu segmen) yang dipilih dan daya belinya harus dapat diukur (signifikan atau tidak) sehingga perusahaan dapat menentukan apakah investasi pemasaran untuk segmen itu menguntungkan atau tidak. 2. Bisa-tidaknya diakses

Kriteria ini digunakan untuk menetapkan derajat sejauh mana segmen dapat dijangkau dan dilayani. Ini berarti periklanan dan alat-alat pemasaran lain yang dipakai harus dapat menjangkau sebagian terbesar konsumen dalam segmen yang dipilih.

(12)

3. Bisa-tidaknya ditentukan substansinya

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penetapan derajat ke dalam mana segmen dapat digolongkan, yaitu cukup besar dan menguntungkan atau tidak. Segmen-segmen yang dipilih haruslah segmen yang memiliki jumlah konsumen potensial cukup besar dan menguntungkan dalam jangka panjang. Di samping itu, segmen tersebut juga tidak akan menguras waktu dan tenaga karyawan perusahaan. Sayangnya, biaya dan pengorbanan waktu dan tenaga ini tidak mudah diantisipasi.

4. Bisa-tidaknya dilakukan tindakan

Kriteria ini mengukur sejauh mana efektifitas program-program tindakan yang digunakan untuk menarik dan melayani suatu segmen. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan mencakup desain jasa untuk menarik dan untuk melayani segmen konsumen yang dipilih.

Langkah 4 : Memilih segmen sasaran

Berdasarkan pada kriteria evaluasi pada langkah 3, para pemasar jasa akan dapat memilih segmen sasaran atau segmen-segmen untuk jasanya. Penetapan pasar sasaran mencakup upaya penentuan spesifikasi kelompok konsumen kepada siapa organisasi akan memasarkan jasanya. Kalau pasar sasaran sudah ditetapkan, organisasi perlu memfokuskan perhatian kepada konsumen yang paling penting atau potensial (dilihat dari nilai sekarang maupun di masa datang). Kemudian rumuskan harapan mereka secara akurat. Setelah itu, pemberi jasa melakukan upaya untuk memperjelas perbedaan-perbedaan persepsi pelayanan/jasa antara yang dimilikinya dengan yang dimiliki konsumen. Semua upaya ini dilakukan agar nilai yang diberikan kepada konsumen maupun nilai yang diperoleh perusahaan adalah maksimal.

(13)

Langkah 5 : Meyakinkan bahwa segmen sasaran adalah sesuai

Langkah ini, menurut sebagian ahli, lebih penting bagi perusahaan jasa daripada untuk perusahaan barang. Karena jasa sering dikerjakan dihadapan konsumen yang hadir ke tempat dimana jasa itu diproses, para pemasar jasa harus memastikan bahwa konsumen-konsumen itu saling cocok satu sama lain.

Jadi, dalam mengidentifikasi segmen-segmen, penting kiranya mempertimbangkan bagaimana segmen itu akan menggunakan jasa yang ditawarkan perusahaan dan apakah segmen-segmen yang dipilih itu akan dapat saling cocok satu sama lain.

2.3.3 Manfaat Segmentasi

Yazid 2005, pp 73-74 menyimpulkan bahwa manfaat segmentasi antara lain mencakup:

1. Dengan segmentasi, produsen mampu menyajikan jasa dan pada harga yang dapat dipercaya.

2. Segmentasi memungkinkan organisasi jasa mampu menyesuaikan teknis penawaran, operasi atau penggunaan jasa atau pelayanan yang lebih baik (lebih fleksibel), serta pelatihan yang ditawarkan oleh supplier.

3. Segmentasi pasar akan membantu organisasi dalam mencegah pemborosan sumber-sumber serta dalam memperoleh keunggulan kompetitif melalui diferensiasi jasa (portofolio konsumen).

4. Segmentasi akan membuat produsen realistis dalam membangun program pemasaran atas dasar dan melancarkannya kepada konsumen yang paling potensial saja.

(14)

2.3.4 Menetapkan Pasar Sasaran

Kotler (2003, p30) mengemukakan bahwa secara tradisional, targeting didefinisikan sebagai proses pemilihan pasar sasaran yang tepat untuk produk dan layanan perusahaan, dan mereka mendefinisikan ulang targeting sebagai strategi dalam pengalokasian sumber daya perusahaan secara efektif (tepat guna), karena sumber daya tersebut terbatas sehingga harus dipikirkan cara menyesuaikan kondisi perusahaan dengan segmen pasar tujuan.

Kotler (2003, p299) berpendapat bahwa menetapkan pasar sasaran adalah memilih berapa banyak dan yang mana dari segmen-segmen pasar yang telah teridentifikasi oleh perusahaan. Dalam menilai segmen pasar maka perlu diperhatikan dua faktor, yaitu: seberapa menariknya segmen tersebut secara menyeluruh dan tujuan perusahaan serta sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Yazid (2005, pp 72-73) mengemukakan bahwa tiap jenis organisasi mempunyai tiga alternatif pendekatan dalam menetapkan pasar sasaran pilihannya:

1. Pendekatan pemasaran terkonsentrasi, dimana, meskipun organisasi menyadari ada banyak segmen yang berbeda, perusahaan memfokuskan bauran pemasaran utamanya kepada satu segmen tertentu saja.

2. Pendekatan pemasaran tidak terdeferensiasi atau agregasi pasar, dimana organisasi menawarkan satu pelayanan untuk semua konsumen potensialnya, seolah-olah harapan, kebutuhan, dan preferensi mereka adalah sama.

3. Pendekatan pemasaran terdeferensiasi, yaitu pendekatan yang dipakai oleh kebanyakan organisasi jasa, dimana organisasi mengidentifikasi, misalnya lima segmen pasar, dan mengembangkan program bauran pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen yang dipilihnya.

(15)

2.3.5 Posisi

Kotler (2003, p308) menyatakan positioning sebagai suatu tindakan untuk merancang penawaran dan citra perusahaan untuk ditempatkan ke dalam benak tertentu dari pasar sasaran.

Menurut Kotler (2003, pp 31-32) pengertian posisi telah berubah dari strategi menempati benak konsumen dengan penawaran perusahaan menjadi strategi untuk mengarahkan kepercayaan konsumen. Menurut mereka posisi harus memperhatikan empat kriteria, yakni:

1. Kriteria pertama didasarkan pada konsumen. Posisi harus memberikan arti positif dan menjadi alasan pembelian bagi konsumen, hal ini hanya dapat dicapai bila perusahaan mampu memberikan nilai kepada konsumen dan memastikan nilai tersebut sebagai aset perusahaan.

2. Kriteria kedua didasarkan pada kemampuan internal perusahaan sehingga posisi mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

3. Kriteria ketiga didasarkan pada pesaing perusahaan. Posisi perusahaan harus dapat mencerminkan perbedaan citra perusahaan dengan para pesaingnya.

4. Kriteria keempat didasarkan pada perubahan kondisi lingkungan bisnis sehingga posisi perusahaan harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan perubahan lingkungan bisnis.

2.4 Agen Perjalanan dan Teknologi Informasi

TI telah menjadi suatu alat yang tidak tergantikan bagi agen perjalanan. TI menyediakan informasi secara cepat, memberikan fasilitas reservasi yang lengkap, dan TI Mendukung hubungan antara konsumen dengan bagian terpenting perusahaan.

(16)

Semua agen perjalanan menggunakan TI untuk mengontrol operasional dan keuangan sebaik mereka melakukan riset pasar dan perencanaan strategi. Tetapi pada kenyataannya, banyak agen perjalanan yang menggunakan pengalaman dan pencapaian yang lebih baik untuk melakukan koordinasi dan pengawasan diantara kantor pusat dan kantor cabang yang jauh (Cooper, Fletcher, Gilbert, dan Wanhill 1998, p436).

2.5 E-Business, E-Commerce, dan E-Marketing

2.5.1 Perbedaan E-Business, E-Commerce, dan E-Marketing

Sebagian orang memandang perdagangan hanya sebagai transaksi antara partner bisnis. Ketika definisi perdagangan digunakan, pengertian e-commerce dipersempit. E-business menunjuk kepada definisi e-commerce yang lebih luas, tidak hanya membeli dan menjual barang dan jasa, tetapi juga melayani konsumen, berkolaborasi dengan partner bisnis, melayani pembelajaran elektronik (e-learning), dan melakukan transaksi elektronik dengan organisasi lain (Turban 2004, p3).

Umumnya e-commerce dipandang sebagai proses pembelian dan penjualan menggunakan internet. Dengan cepat orang akan berpikir bahwa konsumen membeli barang secara eceran dari perusahaan seperti Amazon. Tetapi e-commerce meliputi lebih dari sekedar media transaksi finansial antara organisasi dan konsumen. Banyak komentator lebih suka mengartikan e-commerce sebagai semua transaksi melalui media elektronik antara sebuah organisasi dengan pihak ketiga. Dengan definisi ini, transaksi non-finansial seperti permintaan konsumen atas informasi lebih lanjut juga dianggap sebagai bagian dari e-commerce (Chaffey 2004, p7).

(17)

E-marketing digambarkan secara sederhana sebagai aplikasi internet dan hubungan teknologi digital untuk mencapai tujuan pemasaran. Dalam prakteknya, pemasaran berbasis internet termasuk penggunaan situs perusahaan dalam mempromosikan secara teknik, seperti iklan banner, email langsung, dan link atau layanan dari situs lain untuk memperoleh konsumen baru dan menyediakan layanan untuk konsumen lama yang akan membantu mengembangkan hubungan dengan konsumen (Chaffey 2004, pp 316-317). Dalam pengertian, e-commerce memang tidak jauh berbeda dengan e-marketing, tetapi e-commerce lebih luas dari e-marketing karena e-commerce termasuk transaksi penjualan dan transaksi pembelian, sedangkan e-marketing hanya berkonsentrasi pada transaksi pejualan dan komunikasi (Chaffey 2004, p319).

2.5.2 Pengertian E-Marketing

E-marketing adalah semua aktivitas online atau aktivitas yang berbasis elektronik yang memfasilitasi penciptaan produk dan jasa dari produsen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. E-marketing menitikberatkan pada teknologi jaringan untuk mengkoordinasi riset pasar, bantuan pengembangan produk, pengembangan taktik dan strategi mempengaruhi konsumen untuk membeli, menyediakan distribusi online, menjaga rekor konsumen, mengadakan layanan kepuasan konsumen, dan melakukan timbal balik dengan konsumen. E-marketing memberikan program pemasaran secara keseluruhan yang mendukung tujuan organisasi lebih baik daripada e-commerce (Reedy, Schullo, dan Zimmerman 2000, pp 4-5).

Menurut Mohammed et al (2003, p4), e-marketing adalah suatu proses membangun dan memelihara hubungan dengan konsumen melalui aktivitas online dalam memfasilitasi pertukaran atas ide, produk, dan layanan agar memuaskan kedua belah pihak.

(18)

2.5.3 Manfaat e-Marketing

E-marketing memiliki beberapa manfaat, yaitu: • Secara langsung

Meningkatkan jumlah penjualan dari konsumen baru, pasar yang baru, dan konsumen yang sudah ada. Pengurangan biaya dari penjualan secara online, pengurangan atas biaya distribusi dan pencetakan untuk komunikasi pemasaran.

• Secara tidak langsung

Meningkatkan brand (merek), memenuhi harapan konsumen atas situs web, umpan balik dari konsumen atas produk yang dihasilkan. Manajemen informasi pemasaran dan informasi mengenai konsumen yang lebih baik, dan peningkatan customer service.

2.6 Tahap-tahap Pemasaran Melalui Internet

Menurut Mohammed et al (2003, p8), terdapat tujuh tahap dalam melakukan pemasaran melalui internet yang menekankan pada aturan, konsep, dan proses dalam pemasaran secara online. Karena terjadi perubahan secara konseptual dan proses dari sebuah sistem pemasaran offline kepada suatu pemasaran online. Sehingga seven stages digunakan sebagai aturan baru yang terdiri dari acuan-acuan untuk menjalankan suatu pemasaran secara online.

(19)

Gambar 2.2 Siklus Tujuh Tahap dari Pemasaran Melalui Internet Sumber : Mohammed et al (2003, p8)

2.6.1 Mengkategorikan Peluang Pasar (Framing the Market Opportunity)

Tahap ini meliputi analisis peluang pasar dan merupakan langkah awal yang utama dalam konsep bisnis, dimana merupakan kegiatan pengumpulan data online dan offline yang cukup untuk menentukan inti atau kesimpulan dari bukti penilaian terhadap peluang. 2.6.1.1 Meneliti Peluang pada Sistem yang Berjalan atau pada Sistem yang Baru

Perusahaan harus melihat sistem nilai dengan ide-ide yang dapat menghasilkan bisnis yang baru, antara lain :

¾ Menciptakan sistem nilai yang lebih efisien dengan menekan atau menghilangkan langkah dalam sistem nilai yang ada sehingga dapat hemat waktu maupun biaya.

¾ Perusahaan memperbolehkan konsumen untuk menyesuaikan produk atau layanan sesuai selera konsumen.

Stage 1 Framing the Market Opportunity Stage 2 Formulating the Marketing Strategy Stage 3 Designing the Customer Experience Stage 4 Crafting the Customer Interface Stage 5 Designing the Marketing Program Stage 6 Leveraging Customer information Through Technology Stage 7 Evaluating the Marketing Program

(20)

¾ Membangun komunikasi dengan internet, pembagian komunitas menjadi lebih efisien. ¾ Memperluas jangkauan secara menyeluruh.

2.6.1.2 Mengidentifikasi Kebutuhan atau Harapan Konsumen yang Belum Terpenuhi Tahap ini mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi. Konsumen akan tetap loyal kepada perusahaan hanya jika perusahaan melakukan sesuatu untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan konsumen, karena kebutuhan akan selalu terus berkembang. Kunci aktivitas pada tahap ini adalah mengidentifikasi salah satu dari kebutuhan yang tidak dipenuhi (kebutuhan yang tidak dilayani) atau kebutuhan yang telah dilayani tapi dengan cara yang lebih baik.

2.6.1.3 Menentukan Target Segmen Pasar

Agar lebih efektif dan efisien, penting bagi perusahaan untuk mengetahui kelompok konsumen mana yang paling atraktif, yang harus dicapai, yang tidak harus diutamakan, dan penawaran apa untuk dihadirkan kepada kelompok.

2.6.1.4 Penilaian Kekuatan Sumber Daya pada PT Aero Elang Tour untuk Melakukan Penawaran

Tahap keempat ini adalah untuk mempelajari kemampuan dan aktivitas perusahaan yang berbeda yang dapat mencapai keuntungan melalui sumber daya yang dimilikinya. Tahap ini juga mengelompokkan sumber daya perusahaan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Customer - Facing

Pelayanan perusahaan kepada konsumen yang terjadi atau berjalan selama ini. • Internal

Sumber daya yang mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti sumber daya manusia, serta teknologi yang digunakan.

(21)

• Upstream atau Supplier

Adanya kerja sama terhadap supplier guna mendukung proses kerja.

2.6.1.5 Penilaian Ketertarikan Persaingan, Aspek Teknologi dan Keuangan atas Peluang

Ada sembilan faktor dalam empat area dimana tim pemasaran dapat menentukan karakter dan besarnya kesempatan:

1. Competitive intensity

- Mengenal pesaing (direct and indirect competitor)

¾ Pesaing langsung adalah pesaing dalam industri yang sama, menjangkau dan bersaing pada konsumen yang sama.

¾ Pesaing tidak langsung terdiri dari pesaing substitusi dan pesaing yang berdekatan.

- Kekuatan dan kelemahan pesaing

Gambar 2.3 Peta Pesaing 2. Dynamic customer

- Tingkat kebutuhan yang tidak terpenuhi

Jumlah produk yang individu inginkan untuk beli dan jual. Pesaing Tidak Langsung Pesaing Langsung Perusahaan

(22)

- Tingkat interaksi antara segmen yang paling utama

Kegiatan yang menghasilkan lebih pembelian dan kegunaan. - Tingkat pertumbuhan

Persentase pertumbuhan tahunan dari unit pasar konsumen. Pasar dengan ekspektasi pertumbuhan yang tinggi menghadirkan kesempatan yang berarti untuk pemain. 3. Technology vulnerability

- Adopsi teknologi

Apakah ada pengenalan dari versi sebelumnya yang dapat di upgrade sebagai peningkatan pemasukan teknologi? Kapan pemasukan teknologi paling cepat ditemui?

- Dampak teknologi baru pada proporsi nilai

Teknologi baru apa yang dapat secara radikal mengubah ekonomi dari menyampaikan penawaran atau membutuhkan penyesuaian dari keistimewaan dan kegunaan dari penawaran? Bagaimana target populasi atau pesaing yang akan menggunakan teknologi ini?

4. Microeconomics - Ukuran pasar

Peluang ukuran pasar yang besar sangat menarik karena merupakan keunggulan. - Tingkat keuntungan

Adalah keuntungan margin yang dapat direalisasikan di pasar. 2.6.1.6 Penilaian atas Keputusan Go / No Go

Pada akhirnya dapat diperoleh keputusan untuk go/no-go untuk perlu atau tidaknya marketing diterapkan di perusahaan. Selain itu, diharapkan dengan menggunakan e-marketing, maka perusahaan dapat memperoleh peluang yang ada untuk menaikkan tingkat kompetitif perusahaan. Selain itu, teknologi yang dibutuhkan dapat diusahakan oleh

(23)

perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

2.6.2 Merumuskan Strategi Pemasaran

Pada tahap sebelumnya, telah diambil keputusan melanjutkan pemasaran berbasis internet atau tidak berdasarkan peluang pasar yang telah diperinci. Jika keputusan yang diambil adalah bahwa perusahaan “Go with the internet marketing”, maka ditentukanlah strategi pemasaran online perusahaan.

Skenario strategi pemasaran secara online terbagi menjadi dua, yaitu skenario Pure Play dan Brick And Mortar (BAM).

• Pure Play

Skenario Pure Play adalah skenario pemasaran bagi perusahaan yang murni menjalankan sistem pemasaran secara online sejak awal berdiri. Perusahaan yang termasuk Pure Play hanya menggunakan sistem pemasaran secara online saja.

• Bricks And Mortar (BAM)

Skenario Bricks And Mortar (BAM) adalah skenario pemasaran bagi perusahaan yang masih menggunakan sistem pemasaran secara tradisional, tetapi ingin berkembang untuk menggunakan sistem pemasaran secara online. Perusahaan yang termasuk ke dalam BAM menggunakan keduanya, yaitu sistem pemasaran secara offline maupun online.

Menentukan strategi pemasaran internet berdasarkan perusahaan, unit bisnis dan strategi pemasaran perusahaan secara keseluruhan yang perlu ditetapkan dalam membuat segmentasi pasar, target konsumen yang akan dibidik, dan posisi perusahaan dalam pasar yang dituju sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui 3 komponen dari strategi pemasaran, yaitu:

(24)

Change In Segmentation Charactestics due to Internet

a. Segmentasi

Merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran untuk mencari konsumen yang sesuai dengan produk dan layanan, harga, atau karakteristik program pemasaran yang mempunyai nilai untuk meningkatkan penjualan dan pemenuhan kebutuhan konsumen.

BRICKS-and-MORTAR SEGMENTATION SCENARIOS No Yes Yes No

Gambar 2.4 Matriks segmentasi Bricks and Mortar Sumber : Mohammed et al (2003, p108)

• Market Expansion

Skenario segmentasi di mana segmen pasar tidak mengalami perubahan, namun mengalami perluasan ukuran dengan adanya internet sebagai saluran distribusi pemasaran yang baru.

• Reclassified Expansion

Skenario segmentasi di mana segmentasi pasar beserta ukurannya mengalami perubahan secara simultan dengan adanya internet sebagai saluran distribusi pemasaran yang baru.

No Change Reclassification Expansion Market Reclassification Market Expansion Change in Size of Market Segments

(25)

Customer Similarity • Market Reclassification

Skenario segmentasi di mana telah terjadi perubahan pada segmentasi pasar melalui penggunaan internet, namun dengan ukuran pasar yang sama.

• No Change

Tidak ada perubahan sama sekali oleh karena tidak adanya perluasan pasar. b) Penetapan Pasar Sasaran

Merupakan suatu proses mengidentifikasi dan memilih segmen pasar untuk dapat mengetahui secara spesifik target utama dari jenis konsumen yang sudah ditentukan dalam tahap segmentasi.

BRICKS-and-MORTAR TARGETING SCENARIOS

Same Customer Different Customer

Entire Segment

Portion of a segment

Gambar 2.5 Matriks Targeting Bricks and Mortar • Blanket Targeting

Target pasar dalam sistem pemasaran online mengacu pada karakteristik segmen yang sama dengan sistem sebelumnya (sistem pemasaran offline).

Blank Targeting New Opportunity Targeting

Beachhead Targeting Bleed-over Targeting

Focus of Effort

(26)

• Beachhead Targeting

Target pasar berubah ketika segmen konsumen dalam sistem pemasaran online menjadi lebih kecil atau lebih sempit dibandingkan segmen konsumen dalam sistem pemasaran offline.

• Bleed-Over Targeting

Target pasar berubah ketika segmen konsumen dalam sistem pemasaran online melibatkan sebagian segmen pada sistem pemasaran terdahulu serta melibatkan segmen pemasaran yang baru.

• New Opportunity Targeting

Target pasar berubah secara total menjadi segmen pasar yang baru yang menyajikan kebutuhan serta pilihan yang berbeda dengan segmen pasar dalam sistem pemasaran offline.

c) Posisi

Posisi adalah cara pandang perusahaan untuk mempengaruhi konsumen tentang suatu produk yang unik dan mempunyai nilai pada target pasar sebagai langkah akhir dalam proses strategi pengambilan keputusan.

• Blanket Positioning

Segmen pasar berada pada posisi yang sama seperti sebelumnya (tidak mengalami perubahan).

• Beachhead Positioning

Segmen pasar berada pada posisi yang sama namun lebih memfokuskan kepada kelompok konsumen yang lebih spesifik atau khusus.

(27)

Customer Similarity Blanked Positioning New Opportunity Positioning Beachhead Positioning Bleed-Over Positioning • Bleed-Over Positioning

Segmen pasar berada pada posisi yang serupa namun mengalami perluasan dengan melibatkan segmen yang baru.

• New Opportunity Positioning

Segmen pasar mengalami perubahan posisi secara keseluruhan di mana target pasar yang baru sama sekali berbeda dengan target pasar sebelumnya.

BRICKS-and-MORTAR POSITIONING SCENARIOS

Same Customer Different Customer

Entire Segment Portion of a segment

Gambar 2.6 Bricks-and-Mortar Positioning Scenarios Sumber : Mohammed et al (2003, p112)

2.6.3 Merancang Pengalaman Konsumen (Customer Experience)

Setelah sebuah perusahaan menentukan posisi dari produk atau jasa yang ditawarkan, maka perusahaan menentukan bentuk rancangan yang sesuai dengan keinginan konsumen berdasarkan pengalaman yang dimiliki konsumen.

Focus of Effort

(28)

2.6.4 Menyusun Customer Interface

Internet telah mengubah konsep tempat pertukaran dari konsep marketplace (interaksi face-to-face) menjadi konsep marketspace (interaksi screen-to-face). Perbedaan utamanya adalah bahwa pertukaran sekarang ini telah diperantarai dengan teknologi sebagai interface. Tampilan ini dapat berupa peralatan seperti PC (Personal Computer) dekstop, subnotebook, personal digital assistant (PDA), mobile phone, wireless application protocol (WAP), atau alat-alat lain yang dapat terkoneksi dengan internet.

2.6.5 Merancang Program Pemasaran

Tahap ini merupakan perancangan kombinasi khusus dari tindakan pemasaran untuk memindahkan target konsumen dari awareness menjadi commitment. Kerangka kerja yang digunakan untuk mengerjakan tugas pada tahapan ini adalah menggunakan Marketspace Matrix. Pada matriks ini, pemasar pada internet memiliki enam golongan pendukung, yaitu produk, harga, komunikasi, komunitas, distribusi, dan merek, yang dapat digunakan untuk menciptakan kewaspadaan (awareness), penjelajahan (exploration), dan diharapkan dapat menjalin komitmen dengan perusahaan, terhadap konsumen yang dituju. 2.6.6 Mengumpulkan Informasi Mengenai Konsumen Melalui Teknologi

Tahap ini merupakan tahap dimana perusahaan melaksanakan riset pemasaran untuk memperoleh, mengorganisir, dan menganalisis data dan informasi yang berkenaan dengan keinginan konsumen melalui teknologi. Data yang diperoleh tersebut dimasukkan kedalam suatu database pemasaran sehingga dapat digunakan sebagai acuan perusahaan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran.

2.6.7 Mengevaluasi Program Pemasaran

Tahap ini merupakan tahap terakhir yang meliputi evaluasi dari keseluruhan program pemasaran melalui internet. Tahap ini berfokus secara seimbang pada matriks konsumen.

(29)

2.7 Konsep Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Internet

Tabel 2.4 Perbandingan konsep pemasaran tradisional dengan pemasaran internet Fungsi

Pemasaran Pemasaran Tradisional Pemasaran Internet

Harga

Masuk Pasar

- Model harga penetrasi pasar. sebuah produk diluncurkan dengan harga awal rendah untuk memperoleh pangsa pasar secara cepat.

- Model harga ceruk. Sebuah produk diluncurkan, harga premi, untuk menciptakan pasar ceruk.

- Model pasar tradisional.

- Harga berbasis nol. Sebuah perusahaan menawarkan produk dengan memberikan jasa gratis.

Produk Fisik - Lingkungan produk terpusat

(fokus pada atribut ‘fisik’ produk).

- Fokus pada pemenuhan output pada konsumen dan desain sebagai nilai tambah.

Biaya Pencarian

- Tinggi - Rendah

Waktu

- Tersedianya kontrol produk oleh perusahaan. Biasanya tersedia batasan waktu penyimpanan dan sebagainya.

- Media internet adalah 24/7 (24 jam, 7 hari dalam seminggu) - Beberapa produk dan jasa dapat

didownload secara cepat, sebagai contoh: software, informasi, dan hiburan.

(30)

Informasi

- Isi informasi dan pengaksesannya dikontrol oleh perusahaan.

- Konsumen mengontrol isi informasi dan pengaksesan.

- Konsumen dapat menetapkan isi informasi produk pada media. - Tinjauan produk dapat dengan

mudah dilakukan melalui pihak ketiga perusahaan.

- Informasi merupakan bagian integral dari produk pendukung.

Promosi

Biaya

- Pemasaran tradisional 4 kali lebih mahal daripada pemasaran

internet (Verity dan Holfman,

1994)

- Pemasaran internet menghasilkan dalam 10 kali selama banyak unit yang terjual (Potter, 1994)

Model Iklan - Umumnya model iklan satu untuk semua

- Kebiasaan memasyarakat. - Personalisasi dari barang.

Media - TV. - Radio. - Papan pengumuman. - Majalah. - Koran.

- Semua media pemasaran tradisional.

- Situs internet. - Iklan Banner. - Click throughs. - Mailing list.

- Grup pengguna internet.

Distribusi - Toko fisik. - WWW bertindak sebagai

(31)

- Interaktif secara fisik.

- Jaringan distribusi yang diperlukan untuk akses penyedia barang.

- Vendor memaksakan nilai konsumen.

channel distribusi.

- Produk/jasa kadang-kadang dapat men-download secara sepat. Contoh: musik dan informasi.

- Kemampuan akses yang terus menerus (konsep 24/7). - Internet menetapkan karakter

yang pasti; kemudahan masuk dan rintangan keluar dari perusahaan.

- Bertambahnya penyimpangan dari distribusi perantara; keadaan darurat dari perantara baru.

Sumber: Global e-commerce p399

2.8 OOAD ( Object Oriented Analysis and Design)

Menurut Mathiassen et al (2000, pp 23-24) dalam suatu proyek pengembangan akan dimulai dengan menerjemahkan kebutuhan sistem dengan merumuskan suatu definisi sistem yang mendeskripsikan suatu sistem terkomputerisasi dalam bahasa alami, yang mencakup informasi tentang fungsi yang harus ada, di mana sistem akan dipakai dan kondisi pengembangan.

(32)

2.8.1 Analysis Problem Domain

Problem domain sebagai bagian dari konteks sistem yang dikelola, diawasi, atau dikendalikan oleh sistem, sedangkan model adalah suatu deskripsi dari class, object, struktur, dan perilaku dalam suatu problem domain. Tujuan dilakukannya analisis problem domain adalah untuk mengidentifikasikan dan membuat model dari suatu problem domain. Analisis problem domain terdiri dari tiga aktivitas, yakni: class, struktur, dan perilaku seperti yang terdapat dalam tabel 2.5.

Tabel 2.5 Aktivitas dalam analisis Problem Domain.

Aktivitas Konten Konsep

Kelas (Class) Object dan event apa saja yang merupakan bagian dari problem domain?

Class, object, dan event

Struktur (structure) Bagaimana seluruh class dan object dihubungkan bersama secara konseptual?

Generalization, aggregation, association, dan cluster

Perilaku (behavior) Properti dinamis apa saja yang dimiliki object?

Event trace, pola perilaku (behavioral pattern), dan atribut.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p 48) 2.8.2 Kelas (Class)

Untuk memodelkan problem domain, pertama harus dimulai terlebih dahulu dengan melakukan suatu aktivitas yaitu membuat suatu class. Definisi object adalah suatu entitas yang memiliki identitas, kondisi (state), dan perilaku. Sedangkan event didefinisikan sebagai suatu kejadian langsung yang melibatkan satu atau lebih object, dan class

(33)

didefinisikan sebagai suatu kumpulan object yang memiliki struktur, pola perilaku, dan atribut yang serupa. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu event table yang menunjukkan hubungan class dengan event yang ada dalam sistem. Contoh class : class mahasiswa dengan atribut NIM, nama, alamat, no. telpon, jurusan, kelas, IPK. Operasi yang ada di class mahasiswa adalah insert, update, dan delete.

2.8.3 Struktur (Structure)

Adapun tujuan dari tahap ini adalah untuk menggambarkan hubungan struktural antara class dan object dalam suatu problem domain. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu diagram class yang menunjukkan class dan strukturnya.

Adapun struktur antar class antara lain : Generalization

Merupakan suatu class umum atau super class menggambarkan properti umum untuk suatu kelompok dari class khusus (subclass).

Cluster

Merupakan suatu kumpulan class yang saling berhubungan. Aggregation

Merupakan suatu object superior yang memiliki sejumlah object inferior. Association

Merupakan suatu relasi berarti antar sejumlah object. 2.8.4 Perilaku (Behavior)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat model dinamis dari suatu problem domain. Dari tahap ini akan diperoleh suatu pola perilaku dengan atribut-atribut untuk setiap class dalam suatu diagram class yang digambarkan dengan diagram state chart.

(34)

Event Trace

Merupakan urutan dari event yang terjadi pada suatu object. Behavioral Pattern

Daftar kemungkinan event traces yang terjadi pada semua object di dalam class. • Atribut

Keterangan properti dari class atau event.

2.9 UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language (UML) merupakan suatu perangkat dari kaidah pemodelan yang digunakan untuk menspesifikasikan atau menerangkan sebuah sistem dalam istilah obyek-obyek (Whitten 2002, p 430). Diagram UML menyediakan berbagai kelompok diagram-diagram yang dikelompokan dalam lima perspektif yang berbeda pada model suatu sistem. Kelompok-kelompok diagram itu adalah :

¾ Kelompok 1: Diagram Model Use-Case

Yaitu diagram yang menggambarkan hubungan antara sistem dengan sistem eksternal dan para pengguna.

¾ Kelompok 2 : Diagram Struktur Statis

• Class Diagrams, yang menggambarkan struktur obyek sistem. Di sini akan ditampilkan obyek kelas yang dibentuk oleh sistem sekaligus juga hubungan antar obyek kelas tersebut.

• Object Diagrams, serupa dengan diagram kelas, tapi selain menampilkan obyek kelas juga memodelkan object instances (suatu obyek yang spesifik seperti orang, tempat atau kejadian dengan nilai-nilai atribut dari obyek tersebut) yang aktual. Menampilkan nilai sekarang dari atribut instance.

(35)

¾ Kelompok 3 : Diagram Interaksi

Diagram interaksi memodelkan interaksi, terdiri dari kumpulan obyek-obyek, hubungannya, dan pesan-pesan yang dikirim diantara obyek-obyek tersebut. Diagram ini memodelkan sifat yang dinamis dari sistem. Dalam UML diagram ini ada dua macam yaitu:

• Sequence Diagram, yang secara jelas menjelaskan bagaimana obyek-obyek berinteraksi dengan yang lainnya melalui pesan-pesan dalam eksekusi dari sebuah use case atau sebuah operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan-pesan dikirimkan dan diterima antara obyek-obyek dan dalam urutan (sequence) yang sama.

• Collaboration Diagrams, serupa dengan sequence diagram, tapi diagram ini tidak fokus pada urutan dari pesan-pesan. Sebaliknya mereka merepresentasikan hubungan antara obyek-obyek dalam format jaringan.

Antara sequence diagram dan collaboration diagram bersifat isomorphic, yaitu antara keduanya dapat saling berubah ke bentuk yang lainnya.

¾ Kelompok 4 : State Diagram

Diagram ini memodelkan sifat-sifat yang dinamis dari system. Diagram ini memodelkan sifat-sifat yang kompleks dari obyek-obyek khusus (statechart diagram) dan sebuah diagram untuk memodelkan perilaku dari use case atau sebuah metode. Mereka adalah :

• Statechart diagrams, yang digunakan untuk memodelkan perilaku yang dinamis pada obyek-obyek khusus. Mereka mengilustrasikan sebuah daur hidup obyek – bermacam-macam state dimana sebuah obyek dapat ambil dan kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan obyek untuk berpindah dari satu state ke yang lainnya.

(36)

• Activity diagrams, yang menggambarkan aliran sekuensial dari aktivitas proses bisnis atau sebuah use case. Diagram ini juga dapat digunakan untuk memodelkan aksi-aksi yang akan ditampilkan ketika operasi dijalankan sebagai hasil dari aksi. ¾ Kelompok 5 : Implementation Diagrams

Yaitu memodelkan struktur dari system informasi. Mereka adalah sebagai berikut:

• Component diagrams, digunakan untuk menggambarkan organisasi dan ketergantungan dari komponen sistem software. Mereka digunakan untuk menunjukan bagaimana kode program dibagi ke dalam modul-modul (atau komponen).

• Deployment diagrams, menjelaskan arsitektur fisik dalam istilah “simpul” untuk hardware dan software dalam sistem. Mereka menggambarkan konfigurasi dari waktu berjalan komponen software dalam sistem, prosesor, dan peralatan-peralatan yang membentuk arsitektur sistem.

2.10 Metodologi Penelitian 2.10.1 Jenis dan Metode Penelitian 2.10.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam proses penulisan skripsi ini adalah studi kasus yang dilakukan dengan riset lapangan dan riset kepustakaan. Riset lapangan adalah riset yang dilakukan secara langsung pada obyek penelitian dengan menuju ke lokasi perusahaan. Sedangkan riset kepustakaan adalah riset yang dilakukan dengan membaca sumber-sumber data, baik yang berasal dari buku, maupun yang berasal dari luar buku.

(37)

2.10.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskripsi, yang menguraikan sifat-sifat atau karakteristik dari suatu keadaan pada waktu tertentu. Riset ini mencoba untuk mencari suatu uraian yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan.

2.10.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder dengan melakukan kegiatan berikut :

- Penelitian Lapangan

Dilakukan untuk memperoleh data primer di tempat objek penelitian secara langsung dengan menggunakan metode observasi dan wawancara secara tatap muka langsung. - Penelitian kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teoritis dengan mempelajari beberapa sumber literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan.

2.10.3 Teknik Analisis Data

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan dua metode: 1. Metode Analisis

- Analisis kebutuhan sistem serta mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan melalui analisis formulasi strategi pemasaran dan pemasaran internet sebagai landasan untuk identifikasi masalah maupun hambatan.

- Studi pustaka, yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan pemasaran online.

2. Metode Perancangan - Perancangan layar.

(38)

- Perancangan Diagram Class. - Perancangan Diagram State Chart. - Perancangan Navigasi.

Gambar

Tabel 2.1 Bauran pemasaran yang diperluas untuk jasa
Tabel 2.3   Perbedaan Antara Orientasi Pemasaran Transaksional dengan Pemasaran yang  Menekankan Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen
Gambar 2.1  Langkah-langkah dalam segmentasi, penentuan pasar target untuk jasa posisi  dan pengembangan bauran
Gambar 2.2 Siklus Tujuh Tahap dari Pemasaran Melalui Internet
+5

Referensi

Dokumen terkait

(1) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah urusan bidang perpustakaan dan kearsipane. (2) Untuk

Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Sumber Dana : P2 K-Trans 13 PELATIHAN DASAR UMUM (PDU) ANGKATAN XIII 25 OKT S/D 05 NOV 2012. Wisma Perkumpulan Keluarga Berencana

Komponen non-logam pada sistem bahan bakar mesin diesel yang memiliki kompatibilitas lebih baik terhadap penggunaan Biosolar hingga B20 terdapat pada Fuel Injection Pump

Model keputusan desentralisasi pada unit untuk lembaga keuangan berbentuk bank pada saat menentukan daerah pemasaran baru dan prioritas penjualan, sedangkan dalam menentukan

Implementasi Aplikasi Sistem Pakar terdiri dari implementasi diagnosa kerusakan yang terdiri dari gejala, tempat yang diduga, diagnosa kerusakan dan pencarian hasil atau

Meskipun pemaknaan antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain berbeda terhadap suatu peristiwa, akan tetapi kehidupan adalah satu tema besar yang

Cadangan Devisa Indonesia pada Desember Naik Sebesar USD130,20 Miliar Lembaga Energi Tolak Tawaran Trump untuk Tingkatkan Batubara.. Indonesia Economic Data Monthly Indicator Last

Badan Pengurus Pusat berwenang untuk membekukan sementara waktu Perkumpulan Wilayah sampai dengan Badan Pengawas menyatakan membubarkan Perkumpulan Wilayah atau sampai