• Tidak ada hasil yang ditemukan

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

Jl. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp. (021) 7353018/ Fax. (021) 7355262

Website : www.staklimpondokbetung.net Email : staklim.pondok.betung@gmail.com

BMKG

EDISI JULI 2016

• Analisis Hujan Bulan Juni 2016

• Iklim Mikro Bulan Juni 2016

• Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2016

• Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016

• Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

(2)

i

TIM PENYUSUN

Pengarah : Ir. Alidia, MM

Penanggung Jawab : Triyogo Amberkahi, S.T

Editor : Yanuar Henry Pribadi, M.Si

Devi Febrianty, S.T

Anggota Penyusun : Kusairi, S.Si

Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.Kom Yuningsih, S.T

Sugiyanti, S.Si Selvy Yolanda, S.ST

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Buletin ini merupakan laporan rutin setiap bulan yang berisikan informasi mengenai Analisis hujan bulan sebelumnya, informasi Prakiraan hujan untuk tiga bulan kedepan, Analisis kekeringan bulan sebelumnya, Prakiraan tingkat kekeringan bulan berikutnya dan Analisis kadar air tanah bulan sebelumnya. Untuk edisi kali ini berisi Analisis hujan bulan Juni 2016, Prakiraan hujan untuk bulan Agustus, September dan Oktober 2016, Analisis indeks kekeringan 3 bulanan (April – Juni 2016), Prakiraan indeks kekeringan 3 bulanan (Juni – Agustus 2016).

Analisis hujan diketahui dengan melihat kondisi yang terjadi pada bulan tersebut. Untuk Analisis hujan bulan Juni 2016 di seluruh Propinsi Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa hujan yang terjadi cenderung bersifat Atas Normal, kecuali sebagian wilayah Barat DKI Jakarta, wilayah Barat Laut Kab Serang, Wilayah Tenggara dan Timur Laut Pandeglang dan Wilayah Tengah dan Barat Laut Lebak bersifat Bawah Normal.

Analisis indeks kekeringan tiga bulanan bulanan (April – Juni 2016) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal. Kecuali sebagian besar wilayah Tengah, Utara, Timur Laut dan Selatan DKI Jakarta, sebagian wilayah Tengah, Barat dan Barat Laut Kab Tangerang, sebagian besar wilayah Kota Tangerang, sebagian wilayah Timur Kota Tangerang Selatan, sebagian besar wilayah Utara, Timur Laut dan Barat Daya Kab Serang, sebagian wilayah Timur, Tengah dan Barat Laut Kab Pandeglang dan sebagian Kab Lebak bagian Tenggara, Timur dan Barat Agak Basah - Basah. Sedangkan sebagian wilayah Timur Kota Tangerang Selatan, Wilayah Timur Laut Kab Serang, Wilayah Tenggara Kab Pandeglang dan Sebagian kecil wilayah Barat Daya Kab Lebak Sangat Basah.

Analisis prakiraan hujan dihasilkan dari pengolahan data hujan yang ada (time series) dengan membandingkan kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi wilayah Banten dan DKI Jakarta. Hasil prakiraan hujan bulan Agustus-Oktober 2016 di wilayah Banten dan DKI Jakarta pada umumnya bersifat Atas Normal.

Analisis Prakiraan tingkat kekeringan tiga bulanan (Juni – Agustus 2016) merupakan analisis prakiraan SPI dengan menggunakan data prakiraan curah hujan bulan Juli dan Agustus 2016. Analisis prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan tiga bulanan Juni – Agustus 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal. Kecuali sebagian wilayah Selatan, Tengah dan Barat Laut DKI Jakarta, Sebagian besar Kab Tangerang bagian Utara, Tengah, Barat dan Barat Laut, Seluruh Kota Tangerang, Sebagian wilayah Timur Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar wilayah Timur, Tengah dan Barat Daya Kab Serang, Sebagian besar wilayah Timur dan Tenggara Kab Pandeglang dan Sebagian wilayah Tenggara, Barat Daya dan Barat Kab Lebak Agak Basah - Basah.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Harapan kami semoga informasi ini bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

Tangerang Selatan, Juli 2016

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

PONDOK PONDOK BEBBBBBBBETUNG TUTUTUTUTUTUTUNG

Ir. ALIDIA, MM

(4)

iii

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ... II KATA PENGANTAR ... III DAFTAR ISI ... IV

1 TINJAUAN UMUM ... 1

1.1 Curah Hujan ... 1

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan ... 1

1.3 Sifat Hujan ... 1

1.4 Intensitas Hujan ... 1

1.5 Cuaca Ekstrim ... 2

1.6 SOI (Southern Oscillation Index) ... 2

1.7 DMI (Dipole Mode Index) ... 2

1.8 Kekeringan ... 2

1.9 Jenis-jenis kekeringan ... 3

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI) ... 3

1.11 Peta Normal Curah Hujan ... 5

2 ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2016 ... 6

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2016 ... 6

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2016 ... 7

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Juni 2016 ... 8

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Juni 2016 ... 9

2.5 Data Iklim Bulan Juni 2016 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta ... 12

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2016 ... 13

3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global ... 13

3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Dengan Bulan Oktober 2016 ... 15

3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2016 ... 16

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2016 ... 17

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan September 2016 ... 18

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan September 2016 ... 19

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2016 ... 20

3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2016 ... 21

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 22

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2016 ... 22

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2016 ... 23

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN JUNI 2016 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 24

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE JUNI – AGUSTUS 2016 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 31

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN JUNI 2016 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 33

LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN JUNI 2016 ... 35

LAMPIRAN 2. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 ... 36

LAMPIRAN 3. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 ... 37

LAMPIRAN 4. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2016 ... 38

LAMPIRAN 5. INDEKS SPI TIGA BULANAN DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 39

LAMPIRAN 6. PETA SEBARAN POS HUJAN UNTUK EVALUASI BULANAN ... 41 i ii iii

(5)

1

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

1 TINJAUAN UMUM 1.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan

Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.

1.3 Sifat Hujan

Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

1.4 Intensitas Hujan

Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam.

Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :

a. Enteng (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam

b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 – 38 mm/jam

(6)

2

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

1.5 Cuaca Ekstrim

Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:

1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut.

2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.

3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35oC atau <15oC.

Curah hujan Ekstrim :

Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari.

(Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)

1.6 SOI (Southern Oscillation Index)

Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih daripada wilayah India-Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.

1.7 DMI (Dipole Mode Index)

Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia

bagian timur (90° - 110°BT / 10°LS – ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat (50° - 70°BT / 10°LS - 10°LU).

Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.

1.8 Kekeringan

Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basah-dekade kering.

Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak negatif yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.

(7)

3

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

1.9 Jenis-jenis kekeringan a. Kekeringan Meteorologis

Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut;

1. Kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal)

2. Sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal)

3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal)

b. Kekeringan Pertanian

Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang)

2. Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat)

3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso)

c. Kekeringan Hidrologis

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan

2. Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan

3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan

d. Kekeringan Sosial Ekonomi

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI)

Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan

penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistic probabilitas distribusi gamma.

(8)

4

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah : • SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda • Dapat memberikan peringatan dini kekeringan

• Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan • SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index

Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori tingkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut:

a) Tingkat Kekeringan

1. Sangat Kering : Jika nilai SPI ” -2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Kering : Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2% b) Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2%

c) Tingkat Kebasahan

1. Sangat Basah : Jika nilai SPI • 2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%

Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan

(9)

5

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 1. Peta Normal Hujan Bulan Juni Propinsi Banten dan DKI Jakarta

1.11 Peta Normal Curah Hujan

Gambar 2. Peta Normal Hujan

Bulan Agustus Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 3. Peta Normal Hujan

Bulan September Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 4. Peta Normal Hujan

(10)

6

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2 ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2016

Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Juni 2016 dapat diinformasikan sebagai berikut :

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

DKI Jakarta bagian Barat, Kab Serang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur Laut dan Tenggara, Sebagian Kab Lebak bagian Tengah dan Barat Laut

Normal (N)

Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Tenggara, Sebagian kecil Kota Tangerang Selatan bagian Barat, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Selatan, Sebagian Kab Lebak bagian Timur dan Utara

Atas Normal (AN)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Barat, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Tenggara, Seluruh Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar kota Tangerang Selatan kecuali bagian Barat, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Barat Laut, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Tenggara, Selatan dan Timur Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Timur Laut, Tenggara, Selatan, Barat Daya dan Barat

Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(11)

7

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2016

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat, Sebagian Kab Serang bagian Utara dan Tengah, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur Laut dan Tenggara, Sebagian Kab Lebak bagian Tengah, Barat Daya dan Barat Laut

Menengah (101 – 300 mm)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Barat, Seluruh Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Utara, Tengah dan Barat Daya, Sebagian besar Pandeglang kecuali bagian Tenggara dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Selatan, Barat Daya, Barat Laut dan Tengah

Tinggi (301 – 400 mm)

Sebagian Kab Serang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Selatan

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(12)

8

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Juni 2016

KRITERIA TERJADI TANGGAL

Angin dengan kecepatan > 45 km/jam - Stasiun Maritim Tanjung Priok : • Tgl 24 Mei 2016 : 49 km/jam

Suhu Udara > 35OC

- Stasiun Klimatologi Pondok Betung : • Tgl 2 dan 21 Mei 2016 : 35.2°C - Stasiun Geofisika Tangerang :

• Tgl 22 Mei 2016 : 35.2°C

Suhu Udara < 17OC -

Kelembaban Udara < 40 % -

Curah Hujan Harian > 100 mm

- DKI Jakarta :

• Stamet Cengkareng Tgl 18 Juni 2016 : 113 mm

- Serang :

• Cinangka Tgl 3 Juni 2016 : 146 mm - Tangerang :

• BPP Carenang – Tiga Raksa Tgl 30 Juni 2016 : 106 mm

- Pandeglang :

(13)

9

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Juni 2016

Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Pondok Betung Bulan Juni 2016

Pada bulan Juni 2016, grafik disamping menunjukkan intensitas hujan dengan kategori Enteng 36%, Sedang 7%, Lebat

10% dan Tidak ada hujan 47%.

Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area Pondok Betung Bulan Juni 2016

Pada bulan Juni 2016 grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata memiliki kisaran nilai 24.5 – 29.2oC. Suhu maksimum absolut ditunjukkan dengan garis merah adalah bernilai

35.2oC terjadi pada tanggal 2 dan 21. Sedangkan suhu minimum absolut ditunjukkan dengan

(14)

10

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area Pondok Betung Bulan Juni 2016

Kelembaban Udara yang tercatat di Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada bulan Juni 2016 bernilai maksimum pada tanggal 18 sebesar 90% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 8 sebesar 76%.

Gambar 10. Windrose Area Pondok Betung Bulan Juni 2016

Gambar windrose bulan Juni 2016 di atas menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut sebagian besar berasal dari arah Timur dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori 2-4 knots sebesar 86.7%, kategori 4-6 knots sebesar 10% dan kategori 6-8 knots sebesar 3.3%.

(15)

11

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 11. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Pondok Betung Bulan Juni 2016

Gambar 12. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Pondok Betung Bulan Mei 2016

Dari gambar di atas terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan Juni 2016, bernilai maksimum pada tanggal 22 sebesar 98% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 18 sebesar 0%.

(16)

12

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2.5 Data Iklim Bulan Juni 2016 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta

No Pos Hujan Temperatur (0C) Kelembaban Udara (%) Lama Penyinaran Matahari (%) Hujan

Rata-rata Maks Min Jumlah (mm)

Hari Hujan

(hari)

1 Stasiun Klimatologi Pondok Betung 28.0 33.6 24.8 83 59.5 189.3 17

2 Stasiun Meteorologi Curug 26.9 33.0 23.6 83 57.6 143.8 16

3 Stasiun Meteorologi Serang 27.3 32.5 23.8 84 58.3 93 13

4 Stasiun Maritim Tanjung Priok 28.9 32.7 26.2 74 65.5 170.7 11

5 Stasiun Meteorologi Cengkareng

6 Stasiun Geofisika Tangerang 28.2 31.2 24.5 81 56.3 266.2 11

7 Stasiun Meteorologi Kemayoran 28.7 32.8 24.9 76 38.1 171.9 13

Sumber : UPT BMKG Banten dan DKI Jakarta

Gambar 13. Penguapan Udara pada Area Pondok Betung Bulan juni 2016

Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan Juni 2016 sebesar 3.4 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 8 dan 17 sebesar 4.9 mm dan bernilai minimum pada tanggal 18 sebesar 0.3 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada ruangan (Piche) rata-rata sebesar 2.6 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 17 sebesar 6.0 mm dan bernilai minimum pada tanggal 7 dengan nilai 0.3 mm.

(17)

13

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2016 3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global

Pada bulan Juni posisi semu matahari berada di wilayah utara ekuator dan akan mulai bergerak ke arah ekuator. Saat ini diprakirakan suhu hangat perairan muka laut akan terkonsentrasi diwilayah sekitar utara ekuator. Dengan demikian suhu muka laut seharusnya akan menghangat di wilayah tersebut dan menghasilkan uap air dalam terbentuknya hujan yang ada disekitarnya, untuk wilayah selatan ekuator akan mulai mengalami pendinginan suhu muka laut dan berakibat pada berpindahnya intensitas awan-awan hujan ke wilayah sekitar utara ekuator. Kondisi peningkatan suhu muka laut diwilayah ekuator akan memiliki implikasi terhadap munculnya berbagai vortek (gangguan) berupa pusat tekanan udara rendah diwilayah tersebut.

Berikut adalah berbagai indeks prakiraan kondisi yang menguraikan keadaan dinamika atmosfer sebagai bahan pertimbangan kondisi untuk bulan Juli 2016, sebagai berikut :

1. Anomali Suhu Muka Laut (SST) :

Anomali suhu muka laut terbagi menjadi tiga wilayah, untuk wilayah Samudera Hindia diprakirakan memiliki anomali yang negatif (Kuat Negatif), wilayah perairan Indonesia mengalami anomali yang positif (Hangat), dan wilayah perairan Pasifik terdapat anomali yang negatif (La Nina Lemah).

Gambar 14. Anomali Suhu Muka Laut

(18)

14

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

2. SOI (Southern Oscillation Indeks) dan Nino 3.4 :

Melihat prakiraan anomali suhu muka laut diatas, maka pada wilayah pasifik akan meningkat kondisi suhu muka laut dibandingkan normalnya, sehingga mempengaruhi nilai indek SOI. Diprakirakan nilai SOI pada bulan Juli 2016 masih mengalami nilai yang positif. Nilai indeks Nino 3.4 masih bernilai negatif dan diprakirakan akan cenderung memiliki trend yang terus menurun tetapi masih pada nilai normalnya selama bulan Juli 2016, Hal tersebut mengindikasikan belum adanya penambahan dan penurunan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan diwilayah Indonesia.

Gambar 15. Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/poama2.4/poama.shtml 3. IOD (Indeks Ocean Dipole) :

Nilai dari IOD diprakirakan akan berada pada kondisi negatif dengan intensitas kuat. Hal ini berarti adanya penambahan massa uap air yang cukup signifikan dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat.

Gambar 16. Prakiraan Indeks Dipole Mode

(19)

15

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Dengan Bulan Oktober 2016

Mengingat kondisi dinamika atmosfer di atas, maka diprakirakan wilayah Indonesia, khususnya wilayah Banten dan DKI Jakarta, yang dipengaruhi oleh kondisi musim (wilayah ZOM) pada bulan Agustus akan mengalami penurunan intensitas hujan kemudian pada bulan September mulai mengalami pengingkatan hujan dengan sifat hujan pada umumnya Atas Normal.

Gambar 17. Prakiraan Anomali Curah Hujan Harian Agustus s/d Oktober 2016

(20)

16

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Sebagian DKI Jakarta bagian Barat

Normal (N)

Sebagian Kab Serang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Pandeglang bagian Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Laut

Atas Normal (AN)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Barat, Seluruh Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Barat Laut, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Timur Laut dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali sebagian kecil di bagian Barat Laut

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(21)

17

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2016

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Selatan dan Barat Daya, Sebagian Kab Tangerang bagian Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian Kota Tangerang bagian Timur, Sebagian Kab Serang bagian Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian Kab Pandeglang bagian Selatan, Barat Daya dan Barat

Menengah (101 – 300 mm)

Sebagian DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Daya, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian besar Kota Tangerang kecuali bagian Timur, Seluruh Kota Tangerang Selatan, Sebagian Kab Serang bagian Tenggara, Selatan dan Barat Daya, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Selatan, Barat Daya dan Barat, Seluruh Kab Lebak

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 19. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(22)

18

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan September 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) -

Normal (N)

Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat Laut, Sebagian kecil Kab Serang bagian Tenggara, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Selatan, Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Timur, Tenggara, Barat daya dan Barat Laut

Atas Normal (AN)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Barat Laut, Seluruh Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Tenggara, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali sebagian kecil di bagian Selatan, Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Timur, Tenggara, Barat Daya dan Barat Laut

Gambar 20. Peta Prakiraan Sifat Hujan

(23)

19

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 21. Peta Prakiraan Curah Hujan

Bulan September 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan September 2016

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Sebagian DKI Jakarta bagian Barat Laut, Sebagian Kab Tangerang bagian Utara, Kab Serang bagian Tengah, Tenggara, Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Daya

Menengah (101 – 300 mm)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Barat Laut, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Utara, Seluruh Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian Kab Serang kecuali bagian Tengah, Tenggara, Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali sebagian kecil di bagian Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Barat Daya

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

(24)

20

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Timur Laut, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Laut

Normal (N)

Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat Laut, Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Laut dan Utara, Sebagian Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Barat, Sebagian Kab Lebak bagian Timur dan Tenggara

Atas Normal (AN)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Barat Laut, Seluruh Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Barat Laut dan Utara, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Barat Daya, Barat dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Timur, Tenggara dan Barat Laut

Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(25)

21

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2016

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah

(0 – 100 mm) Sebagian Kab Serang bagian Barat Laut dan Utara

Menengah (101 – 300 mm)

Seluruh DKI Jakarta, Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Barat Daya, Barat Laut dan Utara, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur, Selatan, Barat Daya, Barat dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Tenggara

Tinggi (301 – 400 mm)

Sebagian Kab Pandeglang bagian Tengah, Sebagian Kab Lebak bagian Tenggara

Sangat Tinggi > 400 mm

Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Daya, Sebagian Kab Pandeglang bagian Tenggara, Selatan dan Utara, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Daya

Gambar 23. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(26)

22

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Prakiraan potensi banjir bulan Juli dan Agustus 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir.

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2016

Pada gambar di atas diketahui bahwa pada bulan Juli 2016 potensi banjir di wilayah DKI Jakarta adalah menengah, kecuali bagian Timur, Tenggara dan Selatan adalah rendah. Sedangkan di wilayah Banten pada umumnya adalah menengah kecuali wilayah Lebak bagian Timur dan Selatan adalah rendah.

Gambar 24. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2016 Propinsi DKI Jakarta

Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2016 Propinsi Banten

(27)

23

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2016

Pada gambar di atas diketahui bahwa pada bulan Agustus 2016 potensi banjir di wilayah DKI Jakarta adalah rendah. Sedangkan di wilayah Banten pada umumnya adalah rendah kecuali wilayah Lebak bagian Barat Daya dan Barat Laut adalah menengah.

Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2016 Propinsi DKI Jakarta

Gambar 27. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2016 Propinsi Banten

(28)

24

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN JUNI 2016 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Monitoring Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING NORMAL

DKI Jakarta - - - Pulogadung, Sunter Kodamar, Depok, Kedoya, Manggarai, Sunter III Rawabadak

Tangerang - - -

Cengkareng, Curug, Caringin, Jatiwaringin Mauk, Cipondoh

Sambidoyong, Serpong Serang - - - Pabuaran, Pamarayan, Pontang, Kota Serang, Anyer, Baros,

Ragas Hilir

Pandeglang - - - Cibaliung, Cimanuk, Labuhan, Pandeglang

Lebak - - -

Bojong Leles, Sajira, Cilaki Ciminyak, Cisalak Baru, Cimarga, Lebak Parahiang, Malingping Utara,

Rangkasbitung

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

DKI Jakarta Halim (TNI AU), Karet Kemayoran, Tanjung Priok, Rorotan -

Tangerang Benda Sukamulya, Kresek, Pondok Betung, Balaraja,

Sepatan, Tegal Kemiri Kota Tangerang Ciputat

Serang Kragilan Kalenpetung Cinangka, Ciomas, Ciruas Singamerta Carenang,

Pandeglang Menes - Ciliman

Lebak Cipanas, Cilemer, Panggarangan - -

(29)

25

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 28. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(30)

26

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 29. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Propinsi DKI Jakarta

(31)

27

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 30. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan

(32)

28

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 31. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Wilayah Serang (Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon)

(33)

29

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 32. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Pandeglang

(34)

30

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 33. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Lebak

(35)

31

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE JUNI – AGUSTUS 2016 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Gambar 34. Peta Prakiraan Indeks Kekeringan Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(36)

32

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

DAERAH

TINGKAT KEKERINGAN

SANGAT

KERING

KERING AGAK

KERING

DKI Jakarta

- -

-Tangerang

- -

-Serang

- -

-Pandeglang

- -

(37)

-33

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN JUNI 2016 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Data Analisis Kadar Air Tanah Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

p u k u c 5 6 ) G K M B ( n a r o y a m e K 1 A T R A K A J I K D . I p u k u c t a g n a s 0 0 1 ) G K M B ( g n u t e B k o d n o P 2 g n a r u k 0 2 ) G K M B ( k o i r P g n u j n a T 3 g n a r u k 2 1 ) G K M B ( g n e r a k g n e C 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 ) U A I N T ( m i l a H 5 g n a d e s 2 4 t e r a K 6 p u k u c 9 8 i a r a g g n a M 7 g n a r u k 0 3 n a t o r o R 8 g n a r u k t a g n a s 9 -k a d a B a w a R I I I r e t n u S 9 g n a r u k t a g n a s 4 -r a m a d o K r e t n u S 0 1 p u k u c 5 6 g n u d a G o l u P 1 1 p u k u c t a g n a s 0 0 1 k o p e D 2 1 g n a r u k t a g n a s 7 -g n o p r e S D T P U 3 1 G N A R E G N A T . I I p u k u c 0 9 ) G K M B ( g u r u C 4 1 p u k u c t a g n a s 0 0 1 ) G K M B ( g n a r e g n a T f o e g a t S 5 1 g n a r u k 2 2 k u a M 6 1 g n a r u k 9 1 k e s e r K 7 1 p u k u c t a g n a s 0 0 1 a j a r a l a B 8 1 g n a r u k t a g n a s 6 3 -n a t a p e S P P B 9 1 p u k u c t a g n a s 0 0 1 t a t u p i C g n u d n e B 0 2 p u k u c t a g n a s 8 9 h o d n o p i C 1 2 g n a r u k t a g n a s 6 o j n o r K 2 2 p u k u c 6 6 g e j a R 3 2 g n a r u k t a g n a s 8 4 -a y a J g n a d n i S 4 2 g n a r u k 8 1 i r i m e K l a g e T 5 2 g n a d e s 7 4 a y l u M a k u S a d n e B 6 2 g n a d e s 1 5 n a t a p e S D T P U 7 2 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n a n e r a C P P B 8 2 p u k u c t a g n a s 0 0 1 n i g n i r a C P P B 9 2 g n a r u k 2 2 ) G K M B ( g n a r e S 0 3 G N A R E S . I I I p u k u c t a g n a s 0 0 1 s a m o i C 1 3 p u k u c t a g n a s 0 0 1 a k g n a n i C 2 3 p u k u c t a g n a s 0 0 1 ) a t r e m a g n i S ( s a u r i C 3 3 g n a d e s 1 5 n a y a r a m a P 4 3 g n a r u k t a g n a s 4 -n e m e s a K 5 3 p u k u c 4 8 r e y n A 6 3 g n a d e s 6 5 s o r a B 7 3 p u k u c t a g n a s 0 0 1 n a r a u b a P 8 3 p u k u c 8 8 a t r e m a g n i S 9 3 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n a n e r a C 0 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n a l g e d n a P 1 4 G N A L G E D N A P . V I p u k u c t a g n a s 0 0 1 n a u b a L 2 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 s e n e M 3 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n u i l a b i C 4 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 n a m i l i C D B 5 4 g n a d e s 8 5 k u n a m i C 6 4 p u k u c 8 6 g n o j o B 7 4 p u k u c 4 6 ) r e m e l i C . d B ( i r a s r a j n a B 8 4 K A B E L . V p u k u c t a g n a s 0 0 1 s a n a p i C -i s a g i r I r a j n a B 9 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 h a y a B 0 5 g n a d e s 1 4 r a m a d i w u e L -g n a i h a r a P k a b e L 1 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n i p g n i l a M 2 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 a r i j a S P P B 3 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 n a g n a r a g g n a P n a g n u a y n a P 4 5 p u k u c 3 7 i k a l i C 5 5 g n a d e s 5 4 u r a B k a l a s i C 6 5 p u k u c t a g n a s 1 9 a g r a m i C c e K 7 5 g n a d e s 7 5 s e l e L g n o j o B 8 5 g n a r u k 8 3 y u e d n u e P g n a p m a S 9 5 g n a d e s 6 4 s a k g n a R / a n O r i s a P 0 6 Ket : - = defis it % ATI Kategori

(38)

34

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Gambar 35. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

(39)

35

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 1. Analisis Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Juni 2016

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kem ayoran 75 64 - 86 172 AN

2. Pondok Betung (BMKG) 111 94 - 128 190 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 54 46 - 62 171 AN

4. Cengkareng (BMKG) 54 46 - 62 169 AN

5. Halim (TNI AU) 93 79 - 107 246 AN

6. Pakubuwono 125 107 - 144 *)

7. Kedoya Selatan 159 135 - 183 95 BN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 134 114 - 154 130 N

9. Stageof Tangerang 67 57 - 78 266 AN 10. Mauk 58 50 - 67 211 AN 11. Kres ek 62 53 - 71 165 AN 12. Balaraja 78 66 - 90 162 AN III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 73 62 - 84 93 AN 14. C i o m a s 129 110 - 149 235 AN 15. Cinangka 85 73 - 98 382 AN

16. Ciruas (Singam erta) 68 58 - 79 138 AN

17. Kram at Watu 58 50 - 67 *) 18. Pam arayan 88 75 - 101 106 AN 19. Kas em en 44 37 - 51 56 AN 20. Mancak 74 63 - 85 *) 21. Carenang 46 39 - 53 166 AN 22. Padarincang 106 90 - 122 *)

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 162 138 - 186 70 BN

24. Labuan 94 80 - 108 287 AN

25. Menes 137 116 - 158 177 AN

26. Cibaliung 122 104 - 140 136 N

27. Munjul 44 37 - 51 124 AN

28. Cikeus ik 172 146 - 198 72 BN

V. L E B A K 29. Banjars ari (Bd. Cilem er) 62 53 - 71 162 AN

30. Rangkas bitung 117 100 - 135 128 N

31. Banjar Irigas i-Cipanas 197 167 - 226 171 N

32. Bayah 168 142 - 193 321 AN 33. Lebak Parahiang-Leuwidam ar 135 115 - 155 78 BN 34. Malingping 94 80 - 108 192 AN 35. BPP Sajira 150 127 - 172 193 AN 36. Panyaungan Panggarangan 157 133 - 181 312 AN N RR SIFAT

W ILAYAH STASIUN PENGAMATAN

ANALISIS HUJAN

WILAYAH BANT EN DAN DKI JAKART A

BULAN : JUNI 2016

X (mm)

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Curah hujan bulan berjalan (mm)

(40)

36

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 2. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Agustus 2016

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 61 52 - 70 80 AN

2. Pondok Betung (BMKG) 89 76 - 102 165 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 38 32 - 44 53 AN

4. Cengkareng (BMKG) 53 45 - 61 90 AN

5. Halim (TNI AU) 45 38 - 51 102 AN

6. Pakubuwono 70 59 - 80 *)

7. Kedoya Selatan 83 71 - 96 62 BN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 94 80 - 109 173 AN

9. Stageof Tangerang 55 47 - 63 108 AN 10. Mauk 33 28 - 38 101 AN 11. Kresek 26 22 - 30 59 AN 12. Balaraja 59 50 - 68 105 AN III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 52 45 - 60 110 AN 14. C i o m a s 88 75 - 101 127 AN 15. Cinangka 58 49 - 66 130 AN 16. Ciruas (Singamerta) 43 37 - 50 78 AN 17. Kramat Watu 37 32 - 43 58 AN 18. Pamarayan 80 68 - 92 130 AN 19. Kasemen 23 19 - 26 70 AN 20. Mancak 50 43 - 58 145 AN 21. Carenang 41 34 - 47 80 AN 22. Padarincang 90 76 - 103 148 AN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 132 112 - 151 140 N

24. Labuan 79 67 - 91 84 N 25. Menes 86 73 - 98 195 AN 26. Cibaliung 85 72 - 97 193 AN 27. Munjul 73 62 - 84 278 AN 28. Cikeusik 88 75 - 102 136 AN V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 58 50 - 67 155 AN 30. Rangkasbitung 103 88 - 119 142 AN 31. Banjar Irigasi-Cipanas 107 91 - 123 161 AN 32. Bayah 138 117 - 159 200 AN 33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 83 71 - 95 215 AN 34. Malingping 57 48 - 66 109 AN 35. BPP Sajira 103 87 - 118 135 AN 36. Panyaungan Panggarangan 83 71 - 95 216 AN

STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT

PRAKIRAAN HUJAN

WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA

BULAN : AGUSTUS 2016

WILAYAH

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Prakiraan curah hujan (mm)

(41)

37

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 3. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan September 2016

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 53 45 - 61 118 AN

2. Pondok Betung (BMKG) 136 116 - 156 178 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 43 37 - 49 158 AN

4. Cengkareng (BMKG) 36 31 - 41 99 AN

5. Halim (TNI AU) 53 45 - 61 248 AN

6. Pakubuwono 112 95 - 129 *)

7. Kedoya Selatan 105 89 - 121 100 N

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 107 91 - 123 201 AN

9. Stageof Tangerang 51 43 - 59 139 AN 10. Mauk 34 29 - 39 87 AN 11. Kresek 41 35 - 48 111 AN 12. Balaraja 64 54 - 73 158 AN III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 58 49 - 67 75 AN 14. C i o m a s 95 81 - 109 117 AN 15. Cinangka 72 61 - 83 221 AN 16. Ciruas (Singamerta) 46 39 - 53 125 AN 17. Kramat Watu 38 32 - 44 104 AN 18. Pamarayan 81 69 - 94 82 N 19. Kasemen 23 19 - 26 75 AN 20. Mancak 59 50 - 67 141 AN 21. Carenang 43 37 - 50 87 AN 22. Padarincang 88 74 - 101 192 AN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 220 187 - 253 193 N

24. Labuan 99 84 - 113 97 N 25. Menes 138 118 - 159 209 AN 26. Cibaliung 68 58 - 78 162 AN 27. Munjul 85 72 - 98 252 AN 28. Cikeusik 28 24 - 33 102 AN V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 53 45 - 61 127 AN 30. Rangkasbitung 144 123 - 166 168 AN 31. Banjar Irigasi-Cipanas 113 96 - 129 151 AN 32. Bayah 176 150 - 202 195 N 33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 92 78 - 106 177 AN 34. Malingping 83 70 - 95 93 N 35. BPP Sajira 139 118 - 160 120 N 36. Panyaungan Panggarangan 83 71 - 96 200 AN N RR SIFAT

PRAKIRAAN HUJAN

WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA

BULAN : SEPTEMBER 2016

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm)

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Prakiraan curah hujan (mm)

(42)

38

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 4. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Oktober 2016

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 111 94 - 128 192 AN

2. Pondok Betung (BMKG) 173 147 - 199 262 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 80 68 - 92 215 AN

4. Cengkareng (BMKG) 82 70 - 95 267 AN

5. Halim (TNI AU) 148 126 - 171 237 AN

6. Pakubuwono 162 138 - 186 *)

7. Kedoya Selatan 180 153 - 207 154 N

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 168 143 - 193 264 AN

9. Stageof Tangerang 96 81 - 110 200 AN 10. Mauk 69 58 - 79 232 AN 11. Kresek 50 43 - 58 104 AN 12. Balaraja 96 82 - 110 161 AN III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 97 82 - 111 209 AN 14. C i o m a s 147 125 - 170 172 AN 15. Cinangka 148 126 - 171 276 AN 16. Ciruas (Singamerta) 77 65 - 88 207 AN 17. Kramat Watu 73 62 - 84 123 AN 18. Pamarayan 162 138 - 186 225 AN 19. Kasemen 54 46 - 62 104 AN 20. Mancak 145 124 - 167 171 AN 21. Carenang 52 44 - 60 163 AN 22. Padarincang 204 173 - 234 448 AN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 313 266 - 360 257 BN

24. Labuan 191 162 - 219 208 N 25. Menes 231 196 - 265 466 AN 26. Cibaliung 155 132 - 178 454 AN 27. Munjul 102 87 - 117 334 AN 28. Cikeusik 281 239 - 323 437 AN V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 125 106 - 144 200 AN 30. Rangkasbitung 188 160 - 216 267 AN 31. Banjar Irigasi-Cipanas 232 197 - 267 275 AN 32. Bayah 233 198 - 268 348 AN 33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 198 168 - 228 237 AN 34. Malingping 236 201 - 271 283 AN 35. BPP Sajira 226 192 - 260 203 N 36. Panyaungan Panggarangan 148 126 - 170 361 AN

PRAKIRAAN HUJAN

WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA

BULAN : OKTOBER 2016

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

(43)

39

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 5. Indeks SPI Tiga Bulanan Di Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan Di Beberapa Tempat Di Propinsi Banten Dan DKI Jakarta

Apr 2016 Mei 2016 Jun 2016

1 Cengkareng KAB.TANGERANG 48 125 169 0.62 2 Curug KAB.TANGERANG 319 153 130 0.20 3 Halim (TNI AU) JAKARTA TIMUR 181 286 246 1.40 4 Kemayoran JAKARTA PUSAT 204 157 172 1.50 5 Pondok Betung TANGERANG SELATAN 303 253 190 1.40

6 Serang SERANG 88 144 93 0.11

7 Tangerang KOTA TANGERANG 105 271 266 1.80 8 Tanjung Priok JAKARTA UTARA 182 80 171 1.60 9 Depok DEPOK 308 149 430 0.52 10 Karet JAKARTAPUSAT 230 124 130 1.10 11 Kedoya JAKARTA BARAT 185 233 95 0.55 12 Manggarai JAKARTA SELATAN 170 183 152 0.14 13 Pulogadung JAKARTA TIMUR 72 223 207 0.78 14 Rorotan JAKARTA UTARA 74 300 43 1.60 15 Sunter Kodamar JAKARTA UTARA 83 101 169 0.63 16 Sunter III Rawabadak JAKARTA UTARA 112 71 157 0.86 17 BPP Caringin KAB.TANGERANG 321 188 166 -0.41 18 JaƟwaringin Mauk KAB.TANGERANG 72 42 211 0.80 19 UPTD Balaraja KAB.TANGERANG 178 235 162 1.30 20 UPTD Benda Sukamulya KAB.TANGERANG 108 114 216 1.30 21 UPTD Bendung Ciputat KAB.TANGERANG 315 287 333 2.00 22 UPTD Cipondoh Sambidoyong KAB.TANGERANG 104 154 259 0.87 23 UPTD Kresek KAB.TANGERANG 33 160 165 1.00 24 UPTD Sepatan KAB.TANGERANG 137 144 162 1.00 25 UPTD Serpong KAB.TANGERANG 164 74 93 -0.87 26 UPTD Tegal Kemiri KAB.TANGERANG 114 140 140 1.30

27 Anyer SERANG 203 189 119 0.48 28 Baros SERANG 163 47 173 -0.11 29 Carenang SERANG 242 163 166 2.00 30 Cinangka SERANG 213 164 382 1.60 31 Ciomas SERANG 312 237 235 1.80 32 Ciruas SERANG 81 309 148 1.70

NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN INDEKS

SPI CURAH HUJAN (mm)

(44)

40

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Apr 2016 Mei 2016 Jun 2016

33 Kragilan Kalenpetung SERANG 49 201 178 1.10

34 Pabuaran SERANG 157 153 154 0.39

35 Pamarayan SERANG 204 118 106 0.05

36 Pontang SERANG 82 143 126 0.66

37 Ragas Hilir SERANG 203 181 119 0.76

38 Singamerta SERANG 81 353 129 2.50 39 Bd Ciliman PANDEGLANG 466 226 210 2.10 40 Cibaliung PANDEGLANG 362 216 136 0.28 41 Cimanuk PANDEGLANG 360 195 56 0.61 42 Labuhan PANDEGLANG 276 113 287 0.78 43 Menes PANDEGLANG 604 196 177 1.10 44 Pandeglang PANDEGLANG 483 217 70 0.40 45 Banjar Irigasi Cipanas LEBAK 561 466 171 1.30

46 Bojong Leles LEBAK 274 95 145 0.27

47 BPP Sajira LEBAK 316 251 193 0.86

48 Cilaki_Ciminyak LEBAK 266 203 86 -0.27

49 Cilemer LEBAK 388 94 162 1.10

50 Cisalak Baru LEBAK 227 71 148 0.08

51 Kec.Cimarga LEBAK 362 94 192 0.70

52 Lebak Parahiang LEBAK 243 110 78 -0.98 53 Malingping Utara LEBAK 358 242 192 0.71

54 Panyaungan LEBAK 372 308 312 1.20

55 Pasir Ona Rangkasbitung LEBAK 205 82 128 -0.65

KABUPATEN/KOTA INDEKS

SPI CURAH HUJAN (mm)

NAMA STASIUN/ POS HUJAN NO

(45)

41

BMKG

Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Juni 2016 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Agustus 2016

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Lampiran 6. Peta Sebaran Pos Huj

(46)

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

JULI 2016

Gambar

Gambar 1. Peta Normal Hujan   Bulan Juni Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan  Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan  Bulan Juni 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Pondok Betung Bulan Juni 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sirup formula I (propilen glikol 11 %) merupakan formula terpilih, karena memiliki rasa dan penampilan menarik, tingkat kekentalan yang rendah, endapan paling sedikit,

Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding dengan konsentrasi zat yang

Untuk mengatasi hal tersebut, telah diperkenalkan analisis multikomponen menggunakan prinsip persamaan regresi berganda (multiple regression) melalui perhitungan matriks

Jika bagian kepemilikan entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama berkurang, tetapi entitas tetap menerapkan metode ekuitas, maka entitas mereklasifikasi

Konsultasi makanan sehat bagi penderita diabetes merupakan hal penting yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga dapat menentukan pengaturan makanan yang

1) Penerapan algoritma Affine cipher dan Vigeere cipher pada aplikasi secret messages ini belum sempurna, ada beberapa karakter yang tidak bisa di dekripsi kembali

Kab./Kota Bidang Unit Organisasi Sub Unit Organisasi U P

NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENULISAN VISI PEMBANGUNAN INDONESIA TAHUN 2045... Membentuk Tim Koordinasi