• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG

WISATA AGRO

STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG

KAMPOENG WISATA CINANGNENG

SKRIPSI

HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

HESTI FANNY AULIA. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro

Studi Kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng. Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI.

Pariwisata merupakan sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, karena mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Pada tahun 2007, sektor jasa pariwisata memberikan kontribusi terhadap Product Domestic Bruto (PDB) sebesar 39,3 persen dan sebagai sumber devisa Negara dengan nilai kontribusi sebesar 295.4 trilyun rupiah di bawah sektor migas (BPS, 2007).

Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2007 sebanyak 5.505.559 pengunjung, naik sebesar 13,02 persen, dibandingkan tahun 2006 sebanyak 4.871.301 pengunjung. Rata-rata pengeluaran wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$ 970.98 per orang, sedangkan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia sebesar 9,02 hari atau US$ 107.70 per hari (P2 DSJ).

Salah satu jenis pariwisata adalah agrowisata. Menurut Deptan (2006), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat.

Jawa Barat memiliki potensi alam dan budaya yang besar untuk dikembangkan. Keindahan dan keanekaragaman seni dan budaya daerah merupakan modal bagi pengembangan agrowisata. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah pengembangan agrowisata di Jawa Barat. Salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi di Kota Bogor adalah Kampoeng Wisata Cinangneng, yang terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep wisata agro yang dipadukan dengan wisata budaya seperti seperti belajar cara menanam padi, belajar membuat wayang dari daun singkong, belajar angklung, gamelan, menyanyi lagu sunda, dan memandikan kerbau bersama petani. Hal ini menjadikan Kampoeng Wisata Cinangneng mempunyai keunikan tersendiri.

Identifikasi segmentasi demografi dan geografi berdasarkan proses keputusan pengunjung dan kegiatan yang diatawarkan Kampung Wisata Cinangneng perlu dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan prioritas utama ketika melakukan kunjungan wisata.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng. (2) Menganalisis faktor keputusan yang dapat menentukan segmentasi. (3) Mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi di lihat dari tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng

(3)

Penelitian dilaksanakan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Desember 2008 hingga Januari 2009. Responden penelitian adalah pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis nilai bobot.

Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng terdiri dari beberapa karakteristik yang dapat dibagi berdasarkan asal daerah kedatangan, tingkat pendidikan, umur dan jenis pekerjaan, jenis kelamin, status pernikahan. Berdasarkan daerah asal kedatangan, responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 29 orang (58%) dan sebanyak 21 orang (42%) berasal dari non Jakarta. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, sebanyak 35 orang (70%) responden berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 15 orang (30%) responden berpendidikan SMA. Dilihat dari jenis kelamin sebanyak 28 orang (56%) perempuan dan sebanyak 22 orang (44%). Dilihat dari status pernikahan persentase responden yang menikah dan belum menikah sama yaitu sebesar 50 persen. Responden yang terbanyak berumur 18 sampai 27 tahun sebanyak 26 orang (52%). Pada jenis perkerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (40%), dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak 22 orang (44%)

Berdasarkan ciri segmentasi demografi (tingkat pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung), faktor-faktor dalam tahapan pengambilan keputusan yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, dan menjadi dasar dalam penentuan segmentasi yaitu, tahap pengenalan kebutuhan akan bentuk wisata dan tahap pengenalan kebutuhan yang terkait dengan ciri kegiatan wisata alam yang ditawarkan. Pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi tingkat kebutuhannya dibandingkan pengunjung yang berpendidikan SMA. Pengunjung yang berasal dari Jakarta dilihat dari proses pengenalan kebutuhan terkait dengan ciri kegiatan wisata alam lebih tinggi dibandingkan pengunjung yang berasal dari non Jakarta.

Berdasarkan proses tahapan pengambilan keputusan pengunjung, juga menunjukkan perlunya dilakukan suatu segmentasi berdasarkan tingkat pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung. Dilihat dari tingkat pendidikan, pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi permintaan akan kegiatan wisata alam yang ditawarkan lebih tinggi daripada pengunjung yang berpendidikan SMA. Berdasarkan daerah asal kedatangan pengunjung, dapat dilakukan segmentasi dilihat dari tahapan pengenalan kebutuhan. Pengunjung yang berasal dari Jakarta permintaan akan bentuk wisata alam lebih tinggi daripada pengunjung yang berasal bukan dari Jakarta.

(4)

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG

WISATA AGRO

STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG

KAMPOENG WISATA CINANGNENG

HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro

Studi kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng

Nama : Hesti Fanny Aulia Sihaloho

Nim : H34066060

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro, Studi Kasus Karakteristik Pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2009

Hesti Fanny Aulia Sihaloho H 34066060

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Bungo, Jambi pada tanggal 26 Agustus 1985. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak W. Sihaloho dan Ibu M. Hutabarat.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 286 Muara Bungo pada tahun 1996 dan pendidikan menegah pertama diselesaikan tahun 1999 di SLTPN 4 Muara Bungo. Pendidikan lanjutan menegah atas di SMUN 1 Muara Bungo diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Diploma III Program Studi Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan lulus pada tahun 2006. Di tahun yang sama penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan strata satu (S1) Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro, Studi Kasus Karakteristik Pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi pengunjung dilihat dari karakteristik pengunjung dan tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2009

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 6 1.3. Tujuan ... 9 1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Wisata, Ekowisata, Agrowisata ... 11

2.2. Prinsip-prinsip Agrowisata ... 15

2.3. Ciri-ciri Pengunjung Agrowisata ... 16

2.4. Desa Wisata ... 17

2.5. Penelitian Terdahulu ... 18

2.5.1. Proses Keputusan Konsumen ... 20

2.5.2. Tingkat Kepuasan Konsumen ... 21

2.5.3. Segmentasi Pasar ... 22

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 25

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 25

3.1.1. Pengertian Ekowisata dan Agrowisata ... 25

3.1.2. Visi dan Misi ... 27

3.1.3. Perilaku Pengunjung ... 27

3.1.4. Pengukuran Sikap Pengunjung ... 31

3.1.5. Segmentasi Pasar ... 32

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

IV METODE PENELITIAN ... 38

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 38

4.3. Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data ... 39

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 39

4.4.1. Analisis Deskriptif ... 39

4.4.2. Tingkat Kebutuhan dan Keputusan Pengunjung ... 40

V GAMBARAN UMUM ... 42

5.1. Sejarah Perusahaan ... 42

5.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 45

5.3. Paket Wisata yang Ditawarkan ... 46

5.4. Fasilitas ... 51

5.5. Sumber Daya Manusia ... 53

(10)

VI KARAKTERISTIK PENGUNJUNG ... 57

6.1. Daerah Asal Kedatangan ... 57

6.2. Jenis Kelamin ... 58

6.3. Status Responden ... 59

6.4. Pendidikan Terakhir Responden ... 60

6.5. Umur ... 61

6.6. Jenis Pekerjaan ... 62

6.7 Pendapatan Rata-Rata Responden ... 62

VII PROSES KEPUTUSAN PENGUNJUNG ... 65

7.1. Pengenalan Kebutuhan ... 65

7.1.1. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ... 66

7.1.2. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Kebutuhan akan Bentuk Wisata ... 68

7.1.3. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ... 71

7.2. Proses Pencarian Informasi ... 74

7.3. Proses Keputusan Pengunjung ... 76

7.4. Proses Evaluasi Kepuasan Pasca Kunjungan Wisata ... 78

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

8.1. Kesimpulan ... 83

8.2. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan

Dan Pengeluaran Tahun 2001-2007 ... 2

2. Kujungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2003-2007 ... 5

3. Data Jumlah Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng ... 5

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal Kedatangan ... 57

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

6. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 60

7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

8. Sebaran Responden Berdasarkan Usia ... 61

9. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 63

11. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ... 66

12. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ... 67

13. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan akan Bentuk Wisata ... 69

14. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan akan Bentuk Wisata ... 70

15. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ... 72

16. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ... 73

17. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Sumber Pencarian Informasi ... 75

18. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Sumber Pencarian Informasi ... 76

19. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Waktu Perjalanan ... 77 20. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut

(12)

Waktu Perjalanan ... 77 21. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut

Segmentasi Geografi akan Bentuk-Bentuk Wisata

yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng ... 79 22. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut

Segmentasi Demografi akan Bentuk-Bentuk Wisata

yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng ... 80 23. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut

Segmentasi Geografi dengan Ciri Wisata Alam dan

Konsep yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng... 81 24. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut

Segmentasi Demografi dengan Ciri Wisata Alam dan

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 37 2. Struktur Organisasi ... 56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuisoner Penelitian ... 88 2. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut

Pengelompokkan Demografi ... 92 3. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut

Pengelompokkan Geografi ... 93 4. Perhitungan Kebutuhan Bentuk Wisata

Menurut Pengelompokkan Geografi ... 94 5. Perhitungan Kebutuhan Terkait Ciri Kegiatan

Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografi ... 95 6. Perhitungan Kebutuhan Terkait Ciri Kegiatan

Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Demografi ... 96 7. Perhitungan Proses Pencarian Informasi

Menurut Pengelompokkan Demografi ... 97 8. Perhitungan Proses Pencarian Informasi

Menurut Pengelompokkan Geografi ... 98 9. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Bentuk-Bentuk

Wisata Menurut Pengelompokkan Demografi ... 99 10. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Bentuk-Bentuk

Wisata Menurut Pengelompokkan Geografi ... 100 11. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Ciri-Ciri Kegiatan

Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografi ... 101 12. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Ciri-Ciri Kegiatan

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis dengan sumber daya alam hayati yang sangat beragam. Kekayaan alam tersebut merupakan sebuah modal potensial yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan dari kekayaan tersebut adalah keindahan alamnya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.

Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

tempat ke tempat lain, dengan tujuan rekreasi bukan untuk mencari nafkah.

Tujuan utama perjalanan adalah untuk berlibur. Dari pengertian tersebut dapat di

ketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan memerlukan berbagai

barang dan jasa, seperti transportasi, hiburan, katering, dan pelayanan jasa

lainnya.

Pariwisata juga merupakan sektor pembangunan yang saat ini sedang

digalakkan oleh pemerintah, karena mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping

sektor migas. Pada tahun 2007, pariwisata memberikan kontribusi terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 39,3 persen dan sebagai sumber devisa

negara dengan nilai kontribusi sebesar 295,4 trilyun rupiah di bawah sektor migas

(BPS, 2007).

Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun

2007 sebanyak 5.505.559 pengunjung, naik sebesar 13,02 persen, dibandingkan tahun 2006 sebanyak 4.871.301 pengunjung. Rata-rata pengeluaran wisman yang

(16)

berkunjung ke Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$ 970.98 per orang, sedangkan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia sebesar 9,02 hari atau US$ 107.70 per hari (P2 DSJ). Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan wisata tiap tahunnya.

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan Pengeluaran Tahun 2001-2007 Tahun Wisnus (000 Orang) Perjalanan (000 Orang) Rata-Rata Perjalanan Pengeluaran (Trilyun Rp) Pengeluaran Perjalanan (Ribu Rp) 2001 103.388 195.770 1,88 58.71 324.58 2002 105.379 200.589 1,90 68.82 343.09 2003 110.030 207.119 1,88 70.87 373.56 2004 111.353 202.763 1,82 71.70 373.85 2005 112.701 213.303 1,89 74.72 394.43 2006 114.391 216.503 1,92 78.67 400.35 2007 116.107 219.751 1,95 79.85 406.35

Sumber: P2 DSJ, 2008 (Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan)

Besarnya jumlah wisatawan asing maupun lokal yang mengunjungi objek-objek wisata di Indonesia, merupakan suatu tantangan dan peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan pariwisata yang menarik dan unik. Hal ini terjadi karena preferensi dan motivasi wisata terus berkembang secara dinamis, serta adanya persaingan global yang semakin kompleks.

Wisatawan pada umumnya lebih menginginkan bentuk perjalanan yang dapat menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern. Salah satu bentuk pariwisata yang menawarkan konsep wisata yang dapat menikmati udara segar dan keindahan alam adalah agrowisata.

(17)

Agrowisata merupakan suatu bentuk wisata minat khusus dan perpaduan antara usaha budidaya Pertanian dan rekayasa dari objek pertanian untuk dijadikan objek wisata (Departemen Pertanian, 2006). Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat. Jawa Barat memiliki potensi alam dan budaya yang besar untuk dikembangkan. Keindahan dan keanekaragaman seni dan budaya daerah merupakan modal bagi pengembangan agrowisata. Dicanangkannya Visit Indonesian Year dan Visit West Java Year 2008 , pada tahun 2015 Dinas Pariwisata dan Budaya membuat target kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat berjumlah 37,5 juta pengunjung dan target wisatawan mancanegara ke Jawa Barat berjumlah 700 ribu pengunjung. Dengan pengelolaan potensi alam dan budaya yang baik, akan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah pengembangan pariwisata di Jawa Barat. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan, sampai cinderamata yang menarik. Selain itu letak geografis Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang. Bentuk-bentuk objek wisata yang ada di Bogor terdiri atas:

1. Wisata alam, merupakan wisata yang memanfaatkan alam dan menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan sebagai objeknya. Contohnya, Kampung Wisata Cinangneng, Telaga Warna, Gunung Salak, Curug Nangka. Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Karyasari (Khusus

(18)

Tanaman Obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba

2. Wisata budaya, merupakan wisata yang berfokus pada heritage building (peninggalan bersejarah) sebagai objeknya. Contohnya Istana Bogor, Batu Tulis, Museum Perjuangan.

3. Wisata kuliner, merupakan wisata yang menonjolkan ciri khas makanan suatu daerah contohnya Roti Unyil, dan Asinan Bogor.

Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor terdiri dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Pada tahun 2005-2007 jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Bogor meningkat dari 1.770.981 orang menjadi 2.120.405 orang, peningkatan pengunjung tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Kecenderungan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bogor menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Bogor semakin banyak diminati oleh wisatawan. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pariwisata yang ada di Bogor, khususnya wisata agro.

Pada tahun 2004 dan tahun 2007 terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara, penurunan jumlah pengunjung tahun 2004 disebabkan adanya larangan dari negara wisatawan akibat tragedi bom Bali pada bulan September 2003. Sedangkan pada tahun 2007 penurunan jumlah wisatawan mancanegara disebabkan terjadinya krisis global sehingga wisatawan mancanegara lebih memfokuskan pada konsumsi dan pendidikan. Penurunan jumlah pengunjung wisatawan mancanegara dapat di lihat pada Tabel 2.

(19)

Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bogor Tahun Wisatawan Nusantara (Orang) Wisatawan Mancanegara (Orang) Jumlah (Orang) Pertumbuhan (%) 2003 1.793.720 42.515 1.836.235 2004 1.788.774 1.504 1.790.278 -2,50 2005 1.747.584 23.397 1.770.981 -1,08 2006 1.754.185 56.776 1.810.961 2,26 2007 2.096.344 24.061 2.120.405 17,09

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2007

Jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Wisata Cinangneng dari tahun 2004 sampai tahun 2008 terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 pertumbuhan pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebesar 47%, pertumbuhan ini dapat di lihat pada Tabel 3. Peningkatan pertumbuhan pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng disebabkan paket wisata yang ditawarkan sangat menarik dan tidak terdapat pada objek wisata lainnya.

Tabel 3. Data Jumlah Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng

Tahun Jumlah pengunjung

(orang) Pertumbuhan (%) 2004 6.029 2005 9.855 63,46 2006 11.235 14,00 2007 14.910 32,71 2008 21.931 47,09

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Agrowisata merupakan suatu bentuk wisata minat khusus dan perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan rekayasa dari objek pertanian untuk dijadikan objek wisata. Menurut Departemen Pertanian (2006), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.

Marpaung (2002), mengatakan yang menjadi kegiatan utama agrowisata adalah memperkenalkan sistem budidaya pertanian secara tradisional atau modern, karena agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan bisnis yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Sedangkan tujuan dari agrowisata di samping sebagai tempat rekreasi adalah untuk mengkonservasi dan melestarikan lingkungan. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi dengan cara mengajak masyarakat setempat menjadi pemandu wisata.

Departemen Pertanian (2006), mengatakan faktor yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan asing maupun lokal, yang tentunya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Menyadari pentingnya nilai kualitas

(21)

lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian alam, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.

Kota besar seperti Jakarta jarang terdapat objek agrowisata (wisata alam) yang menyajikan hiburan sekaligus juga aspek-aspek pendidikan. Di Jakarta terdapat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Akan tetapi, kedua tempat itu kurang dalam menyajikan hiburan alam yang sekaligus memberi pendidikan bagi para pengunjung.

Bogor merupakan kota pariwisata, banyak terdapat jumlah objek wisata yang menawarkan konsep agrowisata seperti Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Kampoeng Wisata Cinangneng, Karyasari (Khusus Tanaman Obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba. Salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi di Kabupaten Bogor adalah Kampoeng Wisata Cinangneng.

Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep agrowisata yang dipadukan dengan wisata budaya ke dalam paket wisata yang menarik. Paket wisata yang ditawarkan terdiri atas paket menginap, paket menginap dan ronda kampoeng, paket tour pulang kampoeng, paket tour kampoeng, paket renang dan makan siang. Paket wisata tersebut sejalan dengan tujuan dari agrowisata dan tujuan awal berdirinya Kampoeng Wisata Cinangneng yaitu untuk memperkenalkan kehidupan pedesaan, pertanian, dan untuk tetap melestarikan kebudayaan Jawa Barat. Selama ini seluruh paket wisata di Kampoeng Wisata Cinangneng ditawarkan sama ke seluruh pengunjung tanpa membedakan paket wisata untuk tiap karakteristik pengunjung. Dengan kata lain

(22)

Kampoeng Wisata Cinangneng tidak melakukan pengelompokkan atau segmentasi pengunjung.

Pengunjung merupakan konsumen yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Keinginan dan kebutuhan tersebut bergantung pada ciri karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tingkat pendidikan, umur, dan jenis kelamin pengunjung. Adanya perbedaan dari ciri karakteristik pengunjung tersebut akan berbeda juga dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk memilih paket wisata yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng.

Dalam rangka pengembangan dan untuk tetap menjaga keberlanjutan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng di masa depan, maka penting untuk memahami ciri karakteristik pengunjung dan kesesuaian antara karakteristik pengunjung dengan paket wisata yang ditawarkan. Mengingat Kampoeng Wisata Cinangneng selama ini belum melakukan segmentasi pengunjung, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng?, (2) Apakah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng perlu disegmentasi?, (3) Jika perlu disegmentasi, faktor apa saja dan pada tahapan pengambilan keputusan mana yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan segmentasi pengunjung.

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng.

(23)

2. Menganalisis faktor keputusan yang dapat menentukan segmentasi.

3. Mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi di lihat dari tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi pengelola Kampoeng Wisata Cinangneng, penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memahami pengunjung dan merencanakan strategi pemasaran untuk mencapai kepuasan pengunjung yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan dapat mempertahankan keberlangsungan bisnis agrowisata di masa datang.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengembangan kemampuan analitis tentang karakteristik pengunjung pada objek agrowisata dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana.

3. Bagi institusi Institut Pertanian Bogor, penelitian identifikasi segmentasi awal pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng diharapkan dapat juga dijadikan sebagai rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Wisata Cinangneng yang merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan keindahan alam dan potensi kebudayaan dari Jawa Barat. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk mengetahui karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata

(24)

Cinangneng, dan melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan pengunjung yang diharapkan selama berwisata, dengan mengelompokkan (segmentasi) pengunjung berdasarkan demografi dan geografi, yang meliputi tingkat pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata, Ekowisata, dan Agrowisata

Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Wisata merupakan bagian dari suatu perjalanan. Definisi dari wisata sangat beragam tergantung dari sudut mana orang mengartikannya. Sebagai pembanding, berikut ini ada beberapa pendapat dari para ahli tentang wisata diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990, yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2. Hornby (1998) dalam Kesrul (2003),Wisata adalah sebuah perjalanan di mana seseorang dalam perjalanannya singgah sementara dibeberapa tempat dan akhirnya kembali lagi ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai perjalanan.

Berdasarkan definisi di atas, wisata dapat dirumuskan sebagai perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Artinya, wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti bekerja dan sejenisnya.

(26)

Ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh The Ecotourism Society (1990), merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ketempat yang masih alami, dan merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan dapat memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat, karena dengan melakukan perjalanan wisata ke lingkungan yang masih alami otomatis wisatawan secara tidak langsung dapat menjaga konservasi lingkungan

Ekowisata mempunyai pengertian suatu perjalanan wisata ke daerah yang masih alami. Meskipun perjalanan ini bersifat berpetualang, namun wisatawan dapat menikmatinya. Ekowisata selalu menjaga kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan menjamin keberpihakan kepada masyarakat. Peranan masyarakat lokal sangat besar dalam upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini dilaksanakan mulai saat perencanaan, saat pelaksanaan pengembangan dan pengawasan dalam pemanfaatan (Fandeli, 2000).

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005). Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi

(27)

lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2005).

Menurut Ross (1998), Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama.

Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood (2000) dalam Pitana (2002), adalah sebagai berikut:

1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

4. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

5. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.

(28)

6. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

7. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.

Agrowisata menurut Zulkarnaen (1997) dalam Machrodji (2004) adalah wisata minat khusus yang merupakan perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan wisata buatan atau rekayasa dari obyek pertanian untuk dijadikan obyek wisata atau kunjungan. Obyek wisata kunjungan di sini adalah kunjungan wisata untuk memperkenalkan sistem budidaya pertanian secara tradisional maupun modern.

Menurut Soekadijo (2000), agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisatanya. Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, bisa meningkatkan pendapatan petani, sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya dan teknologi lokal (indegenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi alaminya.

Menurut Marpaung (2002), Desa atau kampung wisata merupakan suatu obyek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal di suatu desa atau kampung tradisional atau dekat dengan desa atau kampung tradisional, atau hanya untuk kunjungan singgah di mana lokasi desa wisata ini biasanya terletak di daerah terpencil. Dalam kegiatannya wisatawan atau pengunjung tidak hanya menyaksikan kebudayaan

(29)

tradisional, tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat.

2.2 Prinsip-Prinsip Agrowisata

Agrowisata memiliki kemampuan untuk membangun pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan jika dikembangkan dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip yang dikandungnya. Adapun prinsip-prinsip agrowisata antara lain:

1. Prinsip Konservasi,

Prinsip Konservasi meliputi konservasi alam dan konservasi budaya. Prinsip konservasi alam memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Prinsip konservasi budaya, peka dan menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.

2. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Perencanaan dan pengembangan harus melibatkan masyarakat setempat secara optimal melalui musyawarah dan mufakat.

3. Prinsip Ekonomi

Memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat. Selain itu produk agrowisata juga harus dapat menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman dan pengetahuan pengunjung.

Selain ketiga prinsip tersebut, produk ekowisata juga harus mencerminkan dua prinsip pendukung lainnya:

(30)

1. Prinsip Edukasi

Meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi wisatawan, masyarakat, dan para pihak yang terkait.

2. Prinsip Wisata

Menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.

Menurut Damanik et.al, (2006) unsur-unsur penting dalam permintaan agrowisata adalah pengunjung dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata, ketersediaan waktu dan uang pada kelompok pengunjung tersebut, ketersediaaan sumberdaya sebagai pemicu perjalanan, aksesbilitas yang semakin mudah pada produk dan objek wisata, distribusi dan peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat termasuk kebijakan penetapan jumlah hari libur serta iklim.

2.3 Ciri-ciri Pengunjung Agrowisata

Menurut Damanik et.al, (2006), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata alam adalah di lihat dari volume atau jumlah dari wisatawan yang datang berkunjung ke lokasi objek wisata, karakteristik dari wisatawan dengan berbagai keinginan untuk berwisata, tipe dari aktifitas wisata yang dapat ditawarkan pada sebuah kawasan wisata beserta dengan variasi wisata yang mungkin dilakukan, struktur masyarakat yang berada pada kawasan wisata tersebut, kondisi lingkungan sekitar yang berada pada kawasan tersebut, dan kemampuan mayarakat untuk menyerap kegiatan dari pariwisata tersebut.

(31)

Sekartjakarini (2003), mengatakan agrowisata biasanya dinikmati oleh orang-orang tertentu, segmen pasarnya terbatas dan dilakukan oleh para pemuda-pemudi yang suka berpetualang dan melakukan eksplorasi ke lokasi yang jauh dan terpencil dan belum dikenal dan jarang didatangi oleh pengunjung. Umumnya agrowisata dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mau untuk mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan biasa. Oleh karena itu maka agrowisata bisa dikatakan suatu bentuk wisata minat khusus

Beberapa penelitian menemukan ciri-ciri "wisatawan-eko" (ekowisata), yaitu menginginkan pengalaman yang "asli" dan mendalam. Menganggap pengalaman itu layak dijalani, baik secara pribadi maupun secara sosial, kurang menyukai rombongan yang besar dengan rencana perjalanan yang ketat, mencari tantangan fisik dan mental, mengharapkan interaksi pengalaman dengan budaya dan penduduk setempat, mudah menyesuaikan diri, menyukai tempat menginap yang asli desa, toleran terhadap ketidaknyamanan, ingin ikut terlibat, tidak pasif, lebih suka membayar untuk petualangan daripada untuk kenyamanan (Persada, 2006).

2.4 Desa Wisata (Kampoeng Wisata)

Menurut Nuryanti (1993), desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Penekanan pada pola kehidupan tradisional merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan, mempersiapkan interaksi spontan antara masyarakat dan wisatawan atau pengunjung tentang lingkungan dan kebudayaan setempat selain memberikan rasa bangga masyarakat lokal terhadap kebudayaannya.

(32)

Nuryanti (1993) mengatakan bahwa terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata antara lain yaitu akomodasi dan atraksi. Akomodasi adalah: sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Sedangkan atraksi: seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta pengaturan fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.

2.5 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai wisata agro dan ekowisata diantaranya Ritonga (2004), yang melakukan penelitian mengenai motivasi persepsi dan tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis multi atribut angka ideal. Alat analisis ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai atribut ideal, tingkat kepentingan atribut, dan bagaimana atribut Wisata Agro Kusuma Batu Malang dipandang oleh konsumen. Penelitian ini juga menggunakan alat analisis importance performance analysis, alat analisis tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ritonga terdapat sepuluh atribut yang menonjol dari Wisata Agro Kusuma yaitu atribut keamanan dan paket wisata atribut-atribut tersebut berada dimana tingkat pelaksanaan dan kepentingan diatas rata-rata. Disisi lain atribut harga, promosi dan fasilitas penunjang berada dibawah nilai rata-rata namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga kepuasan konsumen masih rendah pada atribut-atribut ini.

(33)

Atribut lokasi dan pemandu wisata berada pada prioritas rendah diamana kinerja dan kepentingan pada tingkat yang rendah.

Sinta (2004) dengan judul pengelolaan ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungannya. Alat analisis yang digunakan adalah model persamaan linear. Yang menjadi variabel nyata adalah jarak tempat tinggal, dan jumlah rekreasi dalam satu tahun terakhir. Variabel nyata lain yang berpengaruh nyata, yaitu motivasi kunjungan, jumlah rombongan, kesediaan membayar dan hari kunjungan.

Purnamasari (2005), menganalisis tingkat kepuasan konsumen dan intensitas kunjungan wisata Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah (TAAT-TMII). Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakterisitk dan aspek prilaku pengunjung, yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan asal kota kedatangan. Selain itu juga menggunakan

importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pengunjung yang datang ke TAAT TMII memiliki proporsi yang seimbang dan tidak terdapat dominasi antara pria atau wanita dengan rata-rata umur pengunjung 29 tahun. Manfaat yang diperoleh dari kunjungan ke TAAT adalah untuk sekedar hiburan. Atribut kepuasan terhadap harga tiket dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Adapun untuk kepuasan terhadap atribut penataan dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Atribut umum, atribut lokasi dan atribut produk tidak memiliki hubungan nyata dengan intensitas kunjungan.

(34)

2.5.1 Proses Keputusan Konsumen.

Telah banyak penelitian yang membahas proses keputusan konsumen diantaranya adalah Uzlifah (2006), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi buah apel di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi logistik serta tabulasi deskriptif. Model regresi logit digunakan untuk melihat peluang perubahan konsumsi karena adanya karakteristik konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi buah apel.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi buah apel. Variabel tersebut adalah variabel jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Berdasarkan variabel jenis kelamin, perempuan paling banyak mengkonsumsi buah apel, hal ini disebabkan karena yang banyak berperan dalam hal keputusan pembelian adalah ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat konsumsi buah apel akan semakin meningkat.

Taryani (2004), yang dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan pembelian kopi kemasan sekali pakai pada golongan mahasiswa adalah manfaat utilatirian yakni sebagai minuman penghilang rasa kantuk, dan termotivasi karena alasan praktis dalam proses penyajian. Sumber informasi yang paling berpengaruh adalah TV, dan sebagai indikator kualitas kopi instan adalah rasa, kemasan, harga, merk. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komponen utama. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis digunakan analisis faktor dengan metode ekstraksi komponen utama (principal Component), yang menghasilkan nilai koefisisen korelasi dan ragam masing-masing faktor yang

(35)

dapat menjelaskan perbedaan pengaruh ketiga faktor tersebut untuk produk kopi kemasan sekali pakai.

Fransiska (2004), melakukan penelitian mengenai analisis proses keputusan konsumen berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis multi atribut angka ideal dan uji friedman untuk melihat perbedaan yang nyata pada tingkat kepentingan dan ketidakpuasan terhadap atribut taman margasatwa ragunan. Kemudian untuk melihat posisi atribut menurut tingkat kepentingan dan tingkat kepuasaannya, dilakukan dengan pemetaan pada sumbu kartesius.

2.5.2 Tingkat Kepuasan Konsumen

Penelitian yang mengukur tingkat kepuasan konsumen juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian Purnamasari (2005) menganalisis Tingkat kepuasan konsumen dan intensitas kunjungan wisata taman akuarium air tawar Taman Mini Indonesia Indah. Karakteristik pengunjung yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan asal kota kedatangan. Selain itu juga menggunakan importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Kesimpulan yang didapat dari Penelitian ini adalah pengunjung yang datang ke TAAT TMII memiliki proporsi yang seimbang dan tidak terdapat dominasi antara pria atau wanita dengan rata-rata umur pengunjung 29 tahun. Manfaat yang diperoleh dari kunjungan ke TAAT adalah untuk sekedar hiburan. Atribut kepuasan terhadap harga tiket dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Adapun untuk kepuasan terhadap atribut penataan dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif.

(36)

Atribut umum, atribut lokasi dan atribut produk tidak memiliki hubungan nyata dengan intensitas kunjungan.

2.5.3 Tentang Segmentasi Pasar

Alatas (2005) penelitiannya mengidentifikasi gaya keputusan pembelian tas tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segemen konsumen tas tajur. Hasil dari penelitian adalah cakupan konsumen tas tajur berasal dari beragam daerah, konsumen terbanyak berdomisili di Jakarta dan Bogor. Mayoritas konsumen adalah pegawai swasta. Dengan tingkat pendapatan Rp. 750.000, sampai dengan Rp. 4.000.000. Basis segmentasi yang dilakukan adalah gaya keputusan pembelian. Telaah mengenai profil demografi responden dan segmen dilakukan dengan analisis deskriptif. Selanjutnya segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian dilakukan dengan alat analisis gerombol. Alat uji statistik non parametrik digunakan untuk menguji hubungan antar kombinasi dua segmen terhadap peubah gaya membeli tertentu. Konsumen adalah orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca majalah mode, mengikuti perkembangan mode, dan menyesuaikan tas dengan busana yang dikenakan.

Hendri (2008) menganalisis segmentasi pasar Wana Wisata Curug Cilember. Metode yang digunakan adalah convinience sampling, identifikasi karakteristik responden dilakukan dengan staistik deskriptif, untuk menganalisis segmentasi pasar digunakan analisis CHAID. Variabel dependen yang digunakan berdasarkan teori loyalitas konsumen, dan varibel independen yang digunakan berdasarkan teori segmentasi Kotler (2002) dan Engel et.al, (1995), mengenai basis segmentasi yaitu demografi, psikografi, dan perilaku. Segmentasi

(37)

pengunjung yang dihasilkan dengan variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember terdiri atas: pada segmen pertama karakteristik pengunjung memperlihatkan orang-orang yang menyukai tantangan dan hiburan di alam bebas, terlihat dari ciri pengunjung yang menginginkan bentuk fungsi pengenalan hutan oleh pengelola berupa penjelajahan di hutan dan seminar di alam terbuka, dan pada segmen lainnya menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung yang menginginkan bentuk pengenalan hutan berupa seminar di ruangan.

Berdasarkan beberapa penelitan terdahulu yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan penelitian satu dengan yang lain. Penelitian untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung dapat menggunakan analisis multi atribut angka ideal, importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Atribut yang mempengaruhi tingkat kepuasan adalah lokasi, keamanan dan kesesuaian manfaat yang diterima setelah pembelian. Karakteristik konsumen dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari jenis kelamin, jumlah pendapatan, umur dan tingkat pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi umum yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen adalah variable demografi. Penelitian tentang kepuasan konsumen dapat menggunakan alat analisis yang berbeda seperti multi atribut angka ideal, importance

performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman.

Dilihat dari uraian di atas penelitian tentang preferensi konsumen dan faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dan kepuasan konsumen sudah banyak dilakukan dengan menggunakan alat analisis multi atribut angka ideal,

(38)

importance performance analysis (IPA), CSI dan uji korelasi rank spearman.

Pada penelitian identifikasi segmentasi awal pengunjung wisata agro ini akan mencoba untuk mengaitkan kesesuaian karakteristik pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung, menurut pengelompokkan (segmentasi) demografi dan geografi, dengan menggunakan metode tabulasi deskriptif dan analisis nilai bobot.

(39)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Kebudayaan Indonesia ini agar bisa dinikmati sebagai daya tarik bagi wisatawan memerlukan suatu sarana berupa bentuk pariwisata, pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Kegiatan pariwisata yang memperkenalkan dan mendayagunakan alam dan kebudayaan Indonesia sebagai objek wisatanya dapat dikelompokkan dalam bentuk wisata agro atau agrowisata.

3.1.1. Pengertian Ekowisata dan Agrowisata

Ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh The Ecotourism Society (1990). Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ke tempat yang masih alami, dan merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, dapat memberikan manfaat secara ekonomi, dan dapat mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Dengan melakukan perjalanan wisata ke lingkungan yang masih alami otomatis wisatawan secara tidak langsung dapat menjaga konservasi lingkungan.

Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, yang menjadi prinsip ekowisata (wisata alam) adalah ketika penyelenggaraan pariwisata dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian, dan mendorong upaya peningkatan mutu

(40)

lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri, serta untuk mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran kebudayaan lokal akibat adanya kegiatan wisata yang dilakukan sehingga dapat mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa yang menuju ke arah kemajuan peradaban. Dengan adanya kegiatan ekowisata dapat memberikan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal maupun pemandu wisata lainnya, sehingga dapat mempertinggi derajat kemanusiaan masyarakat, dan dapat meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik didaerah tujuan wisata sehingga dapat membangun ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara.

Sebutan lain dari bentuk wisata alam (ekowisata) adalah agrowisata, dan kampung wisata merupakan bagian dari objek agrowisata. Agrowisata merupakan bentuk wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisatanya. Sedangkan yang dimaksud dengan kampung wisata merupakan suatu objek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal disuatu desa atau kampung tradisional, atau hanya untuk kunjungan singgah dimana lokasi desa wisata ini biasanya terletak didaerah terpencil. Dalam kegiatannya wisatawan tidak hanya menyaksikan kebudayaan tradisional tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat. Kekhususan dari kegiatan agrowisata adalah dapat menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, sambil melestarikan sumberdaya lahan serta memelihara budaya dan teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi alaminya. Oleh karena itu setiap kegiatan agrowisata harus sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip dari agrowisata dan tujuan dari pengunjung. Sehingga

(41)

diharapkan kegiatan wisata dapat tetap terus berlangsung dimasa yang akan datang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

3.1.2. Visi dan Misi

David (2002), visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana perusahaan harus dibawa agar dapat eksis dan inovatif. Visi merupakan gambaran ke depan yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi terkait. Penyusunan visi pada hakekatnya merupakan upaya menggali gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni (tanpa paksaan) mengenai model masa depan organisasi yang harus di yakini dan menjadi milik seluruh anggota organisasi.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan misi, diharapkan seluruh anggota perusahaan atau pihak yang berkepentingan dapat memahami perusahaannya, peran program-program serta hasil-hasil yang akan di capai perusahaan di masa yang akan datang (David, 2002).

Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus di capai oleh suatu perusahaan dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut. Misi harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting untuk perusahaan dan apa tugas atau kegiatan pokok perusahaan tersebut.

3.1.3. Perilaku Pengunjung

Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa akan wisata agro. Wisata alam (agrowisata) merupakan suatu bentuk industri pariwisata yang mempunyai segmen pasar terbatas, artinya orang-orang yang melakukan kegiatan wisata alam adalah orang-orang tertentu, dan biasanya

(42)

dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi umumnya pemuda-pemudi atau orang-orang yang berusia produktif yang suka berpetualang dan melakukan eksplorasi ke lokasi-lokasi yang jauh dan terpencil dan belum dikenal dan jarang didatangi oleh pengunjung serta bertujuan untuk meningkatkan wawasan akan lingkungan dan diharapkan dapat melanjutkan semangat konservasi atau yang lebih dikenal dengan pelestarian alam (IDEA, 2003).

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan, diantaranya karena berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan kosumen, serta kebijakan umum (Engel, et.al, 1994). Kotler (2003) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Dalam pelaksanaannya, emosi konsumen akan muncul dalam bentuk rangsangan atau ketertarikan terhadap barang dan jasa, kesadaran permasalahan yang dihadapi, pencarian informasi, penilaian terhadap pilihan, keputusan untuk membeli dan pasca pembelian. Konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi, konsumen itu sendiri terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan atas usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera (preferensi). Pengelompokkan konsumen ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemasaran (Kotler, 2003). Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen sama dengan perilaku pengunjung di kawasan wisata.

(43)

Engel et.al, (1994) mengatakan perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Munculnya kebutuhan untuk berwisata didorong oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, psikologi. Cleverdon (1998) dalam Damanik dan Weber (2006) membagi proses pengambilan keputusan wisata ke dalam 4 tahapan yaitu: 1. Munculnya kebutuhan dengan mempertimbangkan kapan waktu berwisata dan

berapa dana yang tersedia, untuk itu pengunjung akan melakukan pertimbangan kemungkinan ya dan tidak , meskipun informasi yang khusus untuk itu belum terkumpul dan di evaluasi.

2. Pengumpulan dan evaluasi informasi wisata dengan pertimbangan pertama saran dan cerita kenalan, iklan dan promosi, saran dan rekomendasi agen perjalanan, kegiatan yang dilakukan pengunjung mempelajari katalog dan iklan wisata meminta saran sahabat, meminta petunjuk dari biro perjalanan dan ahli.

3. Pengambilan keputusan dengan pertimbangan saran pihak perantara, pesan, pengalaman sebelumnya, kegiatan yang di lakukan pengunjung dengan memutuskan daerah tujuan waktu dan biaya, pengatur perjalanan, sumber layanan.

4. Persiapan pelaksanaan wisata, yang menjadi pertimbangan utama adalah pengatur perjalan bank dan pertokoan kegiatan yang di lakukan pemesanan dan konfirmasi, (tiket penginapan dan laian-lain), pembiayaan, alat perlengkapan perjalanan.

(44)

Pertimbangan-pertimbangan lain yang dilakukan pengunjung sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata, yaitu biaya, daerah tujuan wisata, bentuk perjalanan, waktu dan lama berwisata, akomodasi yang digunakan, jasa-jasa lainnya seperti pemandu, souvenir, hiburan, dan sebagainya. Perilaku setiap orang akan berbeda satu sama lain dan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu umur, pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, daerah asal kedatangan, pekerjaan dan bisa juga karena adanya tingkat kebutuhan yang berbeda. Perilaku pengunjung juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan bagi pelaku bisnis pariwisata.

1. Umur, pengaruh pribadi setiap umur diduga berpengaruh terhadap keinginan untuk berkunjung ketempat agrowisata. perbedaan umur juga akan mempengaruhi pemilihan tempat dan objek wisata.

2. Pendidikan, tingkat pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat wisata, pendidikan yang semakin meningkat dapat membuat wawasan seseorang semakin luas. Keingin tahuan dan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru ikut meningkat. Selain itu apresiasi terhadap tempat dan budaya yang berbeda semakin tinggi.

3. Jenis kelamin, jenis kelamin pria dan wanita akan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memilih ketempat wisata. Perbedaan jenis kelamin terkait dengan keberanian dalam menghadapi tantangan, misalnya pria lebih menyukai objek wisata yang memiliki tantangan lebih.

4. Tingkat pendapatan, pendapatan merupakan pengahsilan yang diterima seseorang. Junlah pendapatan yang diterima akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan perjalanan wisata. Semakin tinggi jumlah pendapatan

(45)

seseorang maka akan semakin membuat orang tersebut lebih menginginkan untuk melakukan kegiatan wisata.

3.1.4 Pengukuran Sikap Pengunjung

Menurut Engel et.al, (1994) beberapa karakteristik pribadi dari seorang pengunjung yang mempengaruhi sikap dan persepsinya dalam pemilihan atribut suatu produk antara lain adalah karakteristik demografi seperti usia, gaya hidup, kepribadian, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Tiap karakteristik memiliki implikasi tersendiri terhadap sikapnya dalam menentukan atribut apa yang menonjol dari suatu produk.

Pengukuran mengenai sikap pengunjung digunakan untuk memutuskan efektifitas kegiatan pemasaran, membantu aksi, evaluasi pasar meskipun belum dilaksanakan. Selain itu pengukuran sikap dapat digunakan untuk mensegmentasikan pasar dan memilih target segmentasi, sehingga pengukuran sikap berperan dalam perumusan strategi pemasaran. Kesesuaian suatu pengukuran sikap dan perilaku terhadap obyek masa datang akan menentukan daya ramal pengukuran sikap tersebut untuk digunakan bagi perumusan srategi pemasaran. Salah satu bentuk dari pengukuran sikap pengunjung adalah dengan model multi atribut fishbein. Model sikap ini mengambarkan rancangan yang berharga untuk memeriksa hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikapnya terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk. Model ini juga mengemukakan bahwa sikap terhadap suatu obyek tertentu (merek) didasarkan pada perangkat kepercayaan yang melekat pada atribut ini serta bobot evaluasinya (Engel et.al, 1994).

(46)

3.1.5. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.

Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografi, domografi, psikografi, dan tingkah laku tertentu (Kotler, 2003).

1. Segmentasi geografi yaitu Segmentasi yang membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti negara, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan.

2. Segmentasi pasar demografi, membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendapatan, pendidikan, atau kebangsaan. Faktor-faktor demografi ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasannya utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur.

(47)

Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografi pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisien.

3. Segmentasi psikografi membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografi, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri psikografi yang berbeda.

Alasan penting dilakukannya segmentasi pasar, yakni: karena pasar bersifat dinamis, tidak statis, yang berarti bahwa pasar berkembang terus yang ditandai dengan perubahan-perubahan seperti sikap, siklus kehidupan, pendapatan, dan sebagainya. Selain itu alasan penting melakukan pengelompokkan (segmentasi) pada bisnis jasa wisata agro adalah agar pengunjung yang datang bisa sesuai dengan tujuan awal dari wisata agro tersebut, karena jika pengunjung yang datang tidak sesuai dengan segmentasi maka pengunjung yang datang bisa berpotensi untuk merusak lingkungan.

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga

(48)

konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.

Berdasarkan uraian di atas sebenarnya perlu dilakukan pemilihan pengunjung yang datang ke daerah agrowisata. Biasanya pemilihan pengunjung tersebut dapat dilakukan dengan pengelompokkan (mensegmentasikan) pengunjung yang datang. Menetapkan segmentasi pasar adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran produk (barang dan jasa) untuk menentukan target pasar yang dituju.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Bogor merupakan kota pariwisata, banyak terdapat objek wisata yang menawarkan konsep agrowisata seperti Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Kampoeng Wisata Cinangneng, Karyasari (khusus tanaman obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba, dengan berbagai macam paket wisata yang ditawarkan dan harga yang besaing. Banyaknya objek wisata tersebut mengakibatkan tingginya persaingan dalam merebut pengunjung. Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan salah satu bentuk bisnis jasa agrowisata yang harus bersaing dengan objek wisata agro lainnya untuk mendapatkan pengunjung yang sesuai dengan tujuan agrowisata sehingga dapat melestarikan lingkungan dan dapat mempertahankan bisnis jasa wisata agro.

Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa akan wisata agro. Perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses

(49)

pengambilan keputusan yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa perilaku konsumen sama dengan perilaku pengunjung di kawasan wisata. Oleh karena itu perlu untuk memahami karakteristik dari pengunjung dan proses-proses dalam tahapan pengambilan keputusan wisata, yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap pengenalan kebutuhan, tahap munculnya keinginan, tahap pencarian informasi, tahap pengambilan keputusan, dan tahap persiapan pelaksanaan wisata dan yang terakhir adalah tahap evaluasi pasca pembelian. Dengan demikian perilaku pengunjung dapat digunakan sebagai bahan penelitian karakteristik pengunjung untuk melihat ada tidaknya ciri-ciri khusus pengunjung yang datang ke daerah agrowisata, ciri khusus dari pengunjung tersebut dapat dilihat dari tingkat kebutuhannya akan bentuk wisata alam dan wisata agro, menyukai keindahan alam, dan konservasi lingkungan dengan karakteristik pengunjung yang berpendidikan tinggi, daerah asal yang jauh dari pusat wisata alam dan wisata agro.

Dari uraian di atas sebenarnya perlu dilakukan pemilihan pengunjung yang datang ke daerah agrowisata, biasanya pemilihan pengunjung tersebut dapat dilakukan dengan pengelompokkan (mensegmentasikan) pengunjung yang datang. Pengelompokan pengunjung ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemsaran untuk menjaga keberlangsungan bisnis jasa agrowisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng . Menetapkan segmentasi pasar adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran produk (barang dan jasa) untuk menentukan target pasar yang dituju. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke

(50)

dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah.

Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.

Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografi, domografi, psikografi, dan tingkah laku tertentu. Pada penelitian ini akan mencoba menghubungkan kebutuhan dan tingkat kepuasan pengunjung dilihat dari segmetasi demografi (pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung). Pengelompokan pengunjung ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemasaran untuk menjaga keberlangsungan bisnis jasa agrowisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng.

Variabel karakteristik yang diamati pada penelitian ini terdiri atas: jenis kelamin, umur pengunjung, pendidikan, daerah asal, tingkat pendapatan, pekerjaan. Variabel ini kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, dan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan pengunjung digunakan analisis nilai bobot.

(51)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Identifikasi Segmentasi Pengunjung Agrowisata

Kampoeng Wisata Cinangneng

Visi, Misi Kampung Wisata Cinanangneng

Perilaku pengunjung Kegiatan wisata yang

Ditawarkan

Analisis Deskriktif Analisis Nilai Bobot Perbedaan tingkat kebutuhan dan

tingkat kepuasan pengunjung Karakteristik pengunjung 1. Pendidikan 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Asal 5. Tingkat pendapatan 6. Pekerjaan 7. Status

Proses pengambilan keputusan pengunjung

1. Tahap pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi

3. Pengambilan keputusan 4. Evaluasi pasca kunjungan

Identifikasi segmentasi pada Kampoeng Wisata Cinangneng 1. Pendidikan

2. Daerah asal

Keberlangsungan usaha di masa yang akan datang

(52)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Identifikasi segmentasi pengunjung wisata agro dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pertimbangan tempat di Bogor karena Kota Bogor sebagai daerah pariwisata dan banyak terdapat tempat-tempat yang menawarkan konsep agrowisata. Penentuan lokasi di Kampoeng Wisata Cinangneng dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kampoeng Wisata Cinangneng selain menawarkan keindahan alam pedesaan juga mempunyai sarana untuk mempelajari seni dan kebudayaan Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 19 Desember 2008-25 Januari 2009.

4.2 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung (observasi) ke Kampoeng Wisata Cinangneng serta dengan melakukan wawancara langsung dan penyebaran kuisioner dan wawancara kepada pengunjung serta kepada pihak pengelola Kampoeng Wisata Cinangneng. Observasi merupakan pengumpulan data primer dengan mengamati perilaku konsumen atau pengunjung selama berkunjung ke lokasi Kampung Wisata. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengelola Kampung Wisata.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan serta penelusuran literatur Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan Pengeluaran Tahun 2001-2007 Tahun Wisnus (000 Orang) Perjalanan (000 Orang) Rata-Rata Perjalanan Pengeluaran (Trilyun Rp) PengeluaranPerjalanan (Ribu Rp) 2001 103.388 195.770 1,88 58.71 324.5
Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bogor Tahun WisatawanNusantara (Orang) Wisatawan Mancanegara(Orang) Jumlah (Orang) Pertumbuhan(%) 2003 1.793.720 42.515 1.836.235 2004 1.788.774 1.504 1.790.278 -2,50 2005 1.747.584 23.397 1.770.981 -1,08 2006 1.75
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Identifikasi Segmentasi Pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata Cinangneng
Gambar 2. Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber  :  HB  Garden  Guest  House
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis pengaruh produk terhadap kepuasan pada Objek Wisata Taman Krida Wisata Kabupaten Kudus (2) Untuk

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis pengaruh produk terhadap kepuasan pada Objek Wisata Taman Krida Wisata Kabupaten Kudus (2) Untuk

Berdasarkan penilaian responden dalam penelitian ini, diharapkan pihak pengelola tempat wisata tetap memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung atau konsumen di

Pertumbuhan tersebut karena adanya daya tarik potensi wisata dan keunikan budaya dan sejarah di Kota Surabaya, terutama di sepanjang Sungai Kalimas sehingga dapat

Budaya visual berupa self-portait di lokasi-lokasi yang eksotik mempengruhi perkembangan pariwisata, utamanya karena bergesernya kecenderungan pengunjung wisata dari wisata conventional