• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Peneliti telah melakukan kegiatan observasi awal atau pratindakan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata di kelas, baik keadaan siswa maupun guru ketika pembelajaran berlangsung. Dengan diketahuinya keadaan nyata di kelas maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada dalam kelas tersebut. Kegiatan observasi awal dilakukan ketika Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama tiga bulan yaitu bulan September hingga November 2014. Peneliti juga melakukan kegiatan observasi lagi setelah kegiatan PPL selesai, yaitu pada tanggal 16 Februari 2015. Pada kegiatan observasi tersebut peneliti mengambil nilai yang sesuai dengan indikator penilaian untuk penelitian yang akan dilaksanakan. Dari kegiatan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi Siswa

Peneliti telah melakukan kegiatan observasi pratindakan terhadap siswa ketika mengikuti pembelajaran dan tes berlangsung. Keadaan siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas atau laboratorium komputer kurang kondusif. Hal ini dapat dilihat dari keadaan kelas yang masih sering ramai oleh tingkah siswa yang kurang mendukung dalam pembelajaran.

Kebanyakan siswa masih mempunyai motivasi yang kurang dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa masih banyak yang ramai tidak memperhatikan penjelasan dari guru ataupun tidak mengerjakan latian soal dengan sungguh-sungguh. Mereka masih berbicara dengan teman yang lain ataupun bermain internet sesuka mereka, sehingga materi pembelajaran yang diajarkan tidak dapat diterima dengan baik. Dengan begitu maka pemahaman siswa pada materi sangat rendah, apabila disuruh mengerjakan soal sendiri masih kesulitan.

(2)

Selain motivasi siswa yang rendah, tingkat kepercayaan diri siswa juga kurang. Mereka dalam mengerjakan tugas ataupun tes uji kompetensi masih banyak yang ribut sendiri, tanya ke teman ataupun ke guru. Ketika mengerjakan latihan hal tersebut tidak terlalu menimbulkan masalah, karena masih latihan dan mereka belum terlalu paham materi maka mereka masih diijinkan untuk bertanya kepada teman ataupun guru, dari hal tersebut yang menjadi masalah yaitu kelas menjadi gaduh dan mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi mengerjakan soal latihan. Ketika tes uji kompetensi berlangsung seharusnya mereka sudah memahami materi yang digunakan ujian, tetapi keadaan yang sebenarnya di kelas masih banyak siswa yang belum paham sehingga kegiatan bertanya kepada teman masih mereka lakukan padahal untuk uji kompetensi seharusnya mereka kerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Beberapa penyebab diatas juga dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran spreadsheet di laboratorium yaitu komputer. Jumlah komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada, hal ini disebabkan oleh beberapa komputer yang ada di laboratorium dalam keadaan yang rusak. Kerusakan komputer yang ada terdapat kerusakan pada software ataupun hardware sehingga tidak dapat digunakan dalam pebelajaran. Karena kedaan faslitas yang seperti itu maka dalam pembelajaran praktek di laboratorium terdapat siswa yang menggunakan satu komputer untuk dua orang siswa.

Siswa yang menggunakan satu komputer untuk berdua terkadang mereka kurang fokus dalam memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, sehingga mereka kurang dapat memahami materi. Dalam melakukan praktik mereka juga kurang bersungguh-sungguh, hal tersebut disebabkan lebih mudahnya mereka untuk dapat berbicara dengan teman yang duduk disebelahnya. Selain masalah tersebut apabila satu komputer digunakan oleh dua siswa terkadang ada siswa yang hanya melihat teman yang satunya mengerjakan, jadi dia tidak ikut melakukan praktik secara langsung. Padahal

(3)

seharusnya apabila keadaan seperti itu maka mereka harus bergantian agar keduanya bisa memahami materi yang sedang dipelajari.

Keadaan kelas yang kurang kondusif atau cenderung ramai sangat mengganggu siswa yang serius dalam mengikuti pembelajaran. Mereka menjadi sulit untuk menangkap penjelasan dari guru sehingga kesulitan dalam mengerjakan latihan praktik. Siswa akan tenang dan fokus ke pembelajaran ketika guru mengingatkan untuk tidak ramai dan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama mereka akan kembali ramai dengan kesenangan mereka sendiri sehingga kelas kembali tidak kondusif. Dalam sekali pertemuan guru akan mengingatkan siswa sampai berkali-kali karena siswa-siswa yang ada akan mengulang kembali kegiatan-kegiatan mereka yang membuat kelas tidak kondusif.

2. Ditinjau dari segi Guru

Selain keadaaan siswa yang peneliti lakukan pengamatan, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap guru ketika pembelajaran berlangsung. Dari pengamatan yang telah peneliti lakukan beberapa kali, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keadaan guru dalam memberikan pelajaran seperti berikut :

a. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dengan materi yang disampaikan. Guru hanya menyampaikan materi dengan leptop mengenai teorinya terlebih dahulu, setelah itu guru mengajak siswa untuk berlatih soal. Saat berlatih soal, siswa masih dituntun oleh guru dengan laptop dari meja guru. Dengan begitu siswa yang merasa tidak tertarik akan mencari hal-hal yang dirasa lebih menarik untuk mereka lakukan contohnya dengan bercerita dengan teman yang bukan materi pelajaran ataupun bermain internet. Ketika pembelajaran berlangsung guru tidak mematikan internet, hal tersebut dikarenakan

(4)

sambungan internet tidak tersendiri sehingga apabila komputer dinyalakan otomatis internet juga menyala.

Untuk pembelajaran spreadsheet yang merupakan pembelajaran praktik di laboratorium dengan menggunakan komputer memang agak sulit untuk menerapkan metode yang bervariasi, jadi guru biasanya menggunakan metode yang begitu-begitu saja kurang bervariasi. Karena keterbatasan fasilitas juga akan membuat guru menjadi malas untuk mencari model atau metode pembelajaran yang bervariasi tetapi sesuai dengan materi dan keadaan yang ada dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran kelompok belum pernah diterapkan.

Guru dalam memberikan pembelajaran di laboratorium belum pernah menerapkan kerja kelompok. Padahal keadaan laboratorium yang digunakan komputernya tidak sesuai dengan jumlah siswa, sehingga siswa dengan senang hati memilih untuk sendiri atau berdua dengan temannya. Sebenarnya keadaan yang seperti itu dapat menjadikan guru untuk berkreasi dengan model pembelajaran yang baru atau untuk menerapkan sistem kerja kelompok.

Dari berbagai keadaan yang ada di atas akan mempengaruhi prestasi siswa dalam pembelajaran, karena mereka tidak dapat berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. Materi yang dijelaskan oleh guru tidak dapat mereka terima dengan baik sehingga menyebabkan kurangnya percaya diri siswa terhadap kemampuan diri sendiri. Pemahaman siswa terhadap materi dapat terlihat ketika uji kompetensi berlangsung. Hampir semua siswa tidak percaya diri, hal ini terlihat ketika mengerjakan uji kompetensi mereka masih menoleh ke kanan ke kiri dan bertanya jawaban kepada teman. Ada juga siswa-siswa yang saling mencocokkan hasil pekerjaan mereka sehingga keadaan kelas menjadi tidak kondusif. Meskipun guru telah mengingatkan berkali-kali tetapi mereka akan mengulang-ulang kesalahan mereka.

Selain keadaan tersebut dapat dilihat juga hasil dari uji kompetensi yang mereka lakukan, masih banyak siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Penilaian yang dilakukan sesuai

(5)

dengan penilaian ranah psikomotorik yang meliputi beberapa klasifikasi yaitu:

1. Kesiapan

Indikator penilaian dari kesiapan adalah sikap siswa di depan komputer saat akan memulai uji kompetensi. Aspek penilaiannya terdiri dari badan tegak menghadap ke komputer, tangan berada di keyboard atau lembar soal, kepala tidak menoleh ke kanan atau kiri dan tidak berbicara. Pada pratindakan penelitian, siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 11 anak atau sebesar 39% dan yang belum tuntas sebanyak 17 anak atau sebesar 61%. Data keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik kesiapan pada pratindakan disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.1. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kesiapan pada Pratindakan

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

2. Gerakan Terbimbing

Indikator penilaian dari gerakan terbimbing ini yaitu siswa dapat mencontoh tabel dan format yang sudah ada di soal. Pada pratindakan penelitian masih banyak siswa yang mempunyai nilai dibawah KKM. Siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 9 anak atau sebesar 32% dan yang belum tuntas sebanyak 19 anak atau sebesar 68%. Data

(6)

keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan terbimbing pada pratindakan disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.2. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing pada Pratindakan (Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

3. Gerakan Kompleks

Indikator penilaian dari gerakan kompleks adalah siswa dapat mengerjakan sesuai dengan perintah soal yang ada. Pada penilaian ini sebagian besar siswa masih mendapat nilai dibawah KKM, hal ini disebabkan pemahaman siswa terhadap materi sangat kurang. Siswa yang mendapatkan nilai tuntas hanya sebanyak 3 anak atau sebesar 11% dan yang belum tuntas sebanyak 25 anak atau sebesar 89%. Data keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan kompleks pada pratindakan disajikan dalam gambar berikut.

(7)

Gambar 4.3. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks pada Pratindakan (Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

4. Kreatifitas

Indikator penilaian dari kreatifitas adalah siswa dituntut untuk dapat berkreatifitas dalam mengerjakan soal ujian. Pada pratindakan penelitian ini belum ada siswa yang tuntas atau mencapai nilai KKM. Data keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan kompleks pada pratindakan disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.4. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kreatifitas pada Pratindakan

(8)

Dari data-data diatas mengenai keterampilan siswa pratindakan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Teaching dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Observasi Keterampilan Pratindakan Siswa Penilaian/ keterangan Kesiapan Gerakan Terbimbing Gerakan Kompleks Kreatifitas Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tuntas 11 39 9 32 3 11 28 100

Tidak

Tuntas 17 61 19 68 25 89 0 0

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tahap kegiatan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini merupakan hasil dari tindakan tiap-tiap siklus:

1. Siklus 1

Penerapan pembelajaran dengan metode peer teaching pada materi membuat laporan keuangan dengan aplikasi spreadsheet yang berupa jurnal umum sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1

Kegiatan perencanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan peneliti dengan Bapak Agus Saptono selaku guru pengampu mata pelajaran spreadsheet di SMK Wikarya Karanganyar. Peneliti mengemukakan permasalahan yang ditemui di kelas yaitu kelas XB. Siswa-siswa masih banyak yang mempunyai kesulitan belajar sehingga nilai uji kompetensi masih banyak yang dibawah KKM. Rendahnya motivasi dalam pembelajaran juga menjadi penyebab masalah yang ada, selain itu juga kurang memadainya fasilitas di laboratorium yang digunakan dalam praktek. Permasalahan yang diungkapkan oleh peneliti juga dibenarkan oleh guru, beliau juga merasa bahwa siswa-siswa mempunyai permasalahan yang seperti itu. Kemudian peneliti bersama guru

(9)

melakukan perencanaan untuk melakukan tindakan di kelas. Perencanaan tersebut meliputi beberapa kegiatan seperti berikut:

1) Peneliti menjelaskan rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu dengan metode peer teaching. Metode ini merupakan metode tutor temen sebaya, pada praktiknya nanti siswa dibentuk menjadi kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua siswa, yang satu merupakan tutor untuk temannya. Jadi pembagian kelompok ditentukan berdasarkan hasil observasi awal.

2) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai materi yang akan digunakan untuk penelitian. Materi yang akan digunakan untuk penelitian yaitu melanjutkan materi yang belum dijelaskan oleh guru, sehingga kesepakatan peneliti dengan guru menggunakan materi membuat laporan keuangan berupa jurnal umum karena materi membuat laporan keuangan baru akan dimulai. Setelah terjadi kesepakan maka selanjutnya menyiapkan materi dari berbagai sumber untuk dijadikan bahan ajar ketika penelitian.

3) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode pembelajaran peer teaching pada materi membuat laporan keuangan dengan spreadsheet yang berupa jurnal umum. Peneliti merencanakan pada siklus ini terjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk guru menjelaskan materi kemudian praktik bersama-sama dengan siswa, pertemuan kedua digunakan untuk siswa berlatih soal kembali, dan pertemuan ketiga yaitu evaluasi. Rencana tersebut didiskusikan kembali dengan guru sehingga terjadi pemahaman dan kesepakatan.

4) Peneliti dan guru berdiskusi mengenai instrumen penelitian yang berupa soal dan pedoman penilaian yang digunakan untuk evaluasi pada akhir siklus. Sebelum diujikan ke siswa soal tes diuji validitas isinya oleh 3 validator agar soal tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validator dari penelitian ini yaitu dua dosen pembimbing dan guru yang mengampu mata pelajaran spreadsheet.

(10)

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan dalam tiga kali pertemuan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 16 Maret 2015, pertemuan kedua pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015, dan pertemuan ketiga pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015. Setiap pertemuan pada penelitian ini selama dua jam pelajaran yaitu 90 menit sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pembelajaran berlangsung di laboratorium komputer SMK Wikarya Karanganyar.

Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini materi yang disampaikan adalah membuat laporan keuangan dengan spreadsheet yang berupa jurnal umum. Urutan pelaksanakan tindakan siklus1 adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Senin, 16 Maret 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam pembuka dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru menjelaskan mengenai kompetensi dasar yang akan dipelajari, dan tujuan untuk mempelajari materi yang akan disampaikan.

c) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memahami materi yang disampaikan.

d) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan pada pertemuan tersebut.

e) Guru membagi kelompok sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian siswa duduk bersama teman sekelompoknya.

f) Setelah siswa sudah menempatkan diri kemudian guru membagikan fotokopian modul. Guru memberikan informasi tentang pengaplikasian jurnal dengan Ms. Excel kepada siswa.

(11)

g) Guru memberikan perintah kepada siswa untuk mempelajari lagi dengan teman sekelompoknya mengenai materi tersebut dari modul yang telah dibagikan.

h) Setelah dirasa cukup kemudian guru mengajak siswa untuk bersama-sama berlatih soal membuat jurnal umum. Pada kegiatan berlatih ini guru menuntun siswa selangkah demi selangkah, agar memudahkan mereka dalam memahami.

i) Siswa yang ditunjuk sebagai tutor mempunyai tanggung jawab terhadap temannya ketika pembelajaran ini berlangsung.

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas, selain kepada guru siswa juga dapat bertanya kepada siswa yang ditunjuk sebagai tutor.

k) Guru menjawab pertanyaan dari siswa dan ada juga yang saling berdiskusi antar anggota kelompok.

l) Guru bersama siswa menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

m) Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya, kemudian mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru.

2) Pertemuan Kedua (Senin, 23 Maret 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam pembuka dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru mengulang kembali mengenai tujuan dari pembelajaran pada waktu itu.

c) Guru bersama siswa mengingat kembali materi sebelumnya mengenai membuat jurnal umum dengan Ms. Excel.

d) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa mau belajar dengan lebih sungguh-sungguh dan jangan malu untuk bertanya sehingga dalam evaluasi akan mendapatkan nilai yang maksimal.

(12)

e) Guru menyuruh siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa langsung menempatkan diri dengan teman sekelompoknya.

f) Setelah mereka berkelompok, guru meminta mereka untuk mempelajari terlebih dahulu soal latihan yang akan dikerjakan. g) Siswa mengerjakan latihan membuat jurnal umum secara

bergantian dengan teman sekelompoknya, sehingga tidak hanya yang satu yang mengerjakan. Dengan begitu maka keduanya akan memahami bagaimana cara pembuatan jurnal umum.

h) Guru berkeliling pada kelompok-kelompok melihat bagaimana mereka bekerjasama dalam kelompoknya. Selain itu juga menjelasakan apabila ada siswa yang bertanya mengenai latihan yang sedang dikerjakan.

i) Setelah selesai mengerjakan, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan pekerjaannya. Dan membuat kesimpulan bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam membuat jurnal umum.

j) Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya, kemudian mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru.

3) Pertemuan Ketiga (Kamis, 26 Maret 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru menyampaikan bagaimana pelaksanaan uji kompetensi pada hari itu, yaitu secara bergantian atau setengah-setengah.

c) Siswa yang bernomer absen satu sampai empat belas ujian terlebih dahulu dan absen lima belas hingga dua puluh delapan belajar diluar terlebih dahulu.

(13)

d) Siswa yang mengikuti ujian terlebih dahulu menempatkan diri di depan komputer yang telah ditentukan. Mereka diberi waktu 35 menit untuk mengerjakan soal.

e) Guru membagikan soal, kemudian melakukan pengamatan untuk menilai kesiapan mereka dalam melakukan ujian tersebut.

f) Setelah waktu habis, guru melakukan koreksi pekerjaan siswa langsung di komputer masing-masing.

g) Siswa-siswa yang belum mengikuti uji kompetensi bergantian masuk laboratorium, kemudian menempati tempat yang telah ditentukan.

h) Guru memberi perintah agar tidak membuka soal terlebih dahulu, menunggu perintah dari guru.

i) Setelah ada peritantah dari guru, kemudian siswa membuka soal dan guru melakukan pengamatan untuk menilai kesiapan mereka dalam melakukan ujian tersebut.

j) Setelah waktu habis, guru melakukan koreksi pekerjaan siswa langsung di komputer masing-masing.

c. Pengamatan Siklus 1

Peneliti melakukan kegiatan pengamatan pada saat proses pembelajaran spreadsheet dengan metode peer teaching di laboratorium komputer. Dalam pembelajaran ini peneneliti berkolaborasi dengan Bapak Agus Saptono sebagai guru pengampu mata pelajaran spreadsheet, sehingga pengamatan tidak hanya dilakukan oleh peneliti tetapi guru juga sebagai pengamat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran dengan metode pembelajaran peer teaching dapat terlihat beberapa aktivitas sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran di laboratorium lebih kondusif dibandingkan dengan proses pembelajaran pratindakan atau ketika peneliti melakukan observasi awal.

(14)

2) Motivasi siswa dalam mengkuti pembelajaran sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat ketika siswa-siswa mengikuti pembelajaran secara sungguh-sungguh dan fokus. Sebagian besar sudah tidak berbicara dengan teman diluar materi pelajaran ataupun mencari kesenangan mereka sendiri, tetapi masih ada siswa yang belum dapat mengikuti secara sungguh-sungguh.

3) Beberapa kelompok telah melakukan kerjasama dengan baik dalam pembelajaran dan mengerjakan latian soal yang diberikan oleh guru. Namun ada juga siswa yang masih mengerjakan secara individual tanpa memperdulikan pemahaman teman sekelompoknya. Mereka belum dapat melaksanakan tanggungjawab ketika ditunjuk sebagai tutor untuk temannya. Selain itu juga masih ada siswa yang tidak mau bertanya ketika mengalami kesulitan, sehingga mereka hanya diam dan membiarkan dirinya tidak bisa mengerjakan.

4) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan di akhir siklus, dapat dilihat mengenai keterampilan siswa. Dari hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode peer teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengoperasikan Ms. Excel. Sebagian besar siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM yakni 75 untuk mata pelajaran produktif, namun masih ada pula yang belum dapat mencapai KKM tersebut. Hasil dari evaluasi pada siklus satu dapat dijabarkan dalam klasifikasi ranah psikomotorik yaitu kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan kompleks dan kreatifitas. 5) Kesiapan siswa dinilai ketika siswa memulai mengerjakan soal

evaluasi akhir siklus. Dari hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa hampir semua siswa telah mencapai KKM, walaupun masih ada yang belum mencapai KKM namun keadaan tersebut sudah memenuhi capaian indikator yang yang telah ditentukan yaitu 75% siswa telah mencapai KKM. Keterampilan siswa pada siklus 1 klasifikasi penilaian psikomotorik kesiapan menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 25 anak atau sebesar 89% dan yang tidak tuntas 3

(15)

anak atau sebesar 11%, sehingga dapat diketahui mereka telah siap untuk melaksanakan evaluasi dan percaya akan kemampuannya sendiri. Data hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik kesiapan siklus 1 disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.5. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kesiapan pada Siklus 1

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

6) Gerakan terbimbing merupakan salah satu penilaian pada klasifikasi ini yang dinilai yaitu mencontoh tabel dan format yang sudah ada dalam soal. Setelah adanya tindakan pada siklus 1 dapat dilihat bahwa gerakan terbimbing siswa telah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 25 anak atau sebesar 89% dan yang belum tuntas 3 anak atau sebesar 11%. Dari hasil tersebut sudah mencapai indikator capaian keberhasilan. Data keterampilan hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan terbimbing siklus satu disajikan dalam gambar berikut.

(16)

Gambar 4.6. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing Siklus 1 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

7) Gerakan kompleks merupakan penilaian yang paling menggambarkan pemahaman siswa pada materi yang sedang dipelajari. Penilaian ini berdasarkan pekerjaan siswa sesuai dengan perintah soal. Pada gerakan kompleks ini keterampilan siswa telah meningkat berdasarkan nilai pada evaluasi akhir siklus. Tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% siswa mendapat nilai diatas KKM. Masih ada beberapa siswa yang belum dapat mencapai KKM, sehingga masih perlu adanya upaya peningkatan. Siswa yang telah mencapai nilai tuntas sebanyak 20 anak atau sebesar 71% dan yang belum tuntas sebanyak 8 anak atau sebesar 29%. Data keterampilan hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan kompleks siklus disajikan dalam gambar berikut.

(17)

Gambar 4.7. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks Siklus 1

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

8) Kreatifitas siswa pada evaluasi siklus 1 juga telah mengalami peningkatan, tetapi masih ada juga siswa yang belum mencapai KKM. Kebanyakan siswa yang belum mencapai KKM yaitu siswa yang mengerjakan soal lambat sehingga waktu yang tersedia kurang. Siswa yang telah mendapat nilai tuntas yaitu sebanyak 18 anak atau sebesar 64% dan yang belum tuntas sebanyak 10 anak atau sebesar 36%. Data keterampilan hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik kreatifitas siklus 1 disajikan dalam gambar berikut.

(18)

Gambar 4.8. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kreatifitas Siklus 1

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

d. Refleksi Siklus 1

Hasil tindakan dari siklus 1 telah meningkatkan keterampilan siswa pada keempat klasifikasi penilaian, hasilnya telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan penilaian keterampilan sebelum dilakukan tindakan. Pada penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian kesiapan menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 25 anak atau sebesar 89% dan yang tidak tuntas 3 anak atau sebesar 11%, sehingga pada penilaian ini telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan terbimbing siswa yang tuntas sebanyak 25 anak atau sebesar 89% dan yang belum tuntas 3 anak atau sebesar 11%, hal tersebut juga telah mencapai indikator keberhasilan. Pada penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan kompleks siswa yang telah mencapai nilai tuntas sebanyak 20 anak atau sebesar 71% dan yang belum tuntas sebanyak 8 anak atau sebesar 29%, sehingga masih harus ada peningkatan untuk mencapai indikator keberhasilan. Pada penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian kreatifitas siswa yang telah mendapat nilai tuntas yaitu sebanyak 18 anak atau sebesar 64% dan yang belum tuntas sebanyak 10 anak atau sebesar 36%,

(19)

hal ini juga menunjukkan bahwa masih perlu adanya peningkatan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran terutama pada pelaksanaan siklus 1 muncul permasalahan-permasalahan, antara lain:

1) Beberapa kekurangan dari pihak guru yaitu:

a) Guru kurang menyiapkan modul materi yang akan dipelajari sehingga ada halaman yang tidak terfotokopi dengan begitu maka membuat siswa kesulitan, selain itu juga jumlahnya kurang memadai.

b) Guru kurang menyiapkan komputer yang akan digunkan untuk praktik, sehingga ketika pembelajaran berlangsung terdapat komputer yang tidak normal.

c) Guru dalam memberikan penjelasan terlalu cepat dan kurang jelas untuk siswa yang duduknya di bagian belakang. Dengan begitu maka sebagian siswa sulit untuk memahami materi yang dijelaskan.

d) Guru belum dapat memonitoring dan memberikan perhatian kepada kelompok secara menyeluruh dengan baik. Hal tersebut menyebabkan ada kelompok yang tidak mendapat penjelasan khusus mengenai hal yang tidak dapat dipecahkan oleh anggota kelompok.

e) Guru belum dapat mengawasi siswa secara maksimal pada saat pembelajaran, sehingga ada yang berbicara dengan teman sekelompoknya atau kelompok lain. Selain itu juga ada yang masih bermain internet.

2) Beberapa kekurangan dari pihak siswa yaitu:

a) Ada beberapa siswa yang masih senang dengan bekerja secara individual. Jadi mereka kurang bekerjasama dengan teman sekelompoknya.

(20)

b) Ada beberapa siswa yang ditunjuk sebagai tutor belum melaksanakan tanggung jawab sebagai tutor. Mereka tidak dapat mengajarkan ilmu yang telah diperoleh kepada teman yang kurang bisa menerima penjelasan dari guru.

c) Beberapa siswa kurang peduli terhadap pemahaman temannya akan materi yang dipelajari, mereka hanya mementingkan diri sendiri. d) Masih ada siswa yang malu bertanya kepada tutornya, sehingga dia

membiarkan dirinya dalam ketidak pahaman.

e) Terdapat beberapa siswa yang masih berbicara dengan teman diluar materi pembelajaran dan melakukan kegiatan sesukanya contohnya bermain internet.

Dari beberapa permasalahan yang telah ditemui pada saat pelaksanaan tindakan siklus 1, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Sebelum pembelajaran guru harus benar-benar menyiapkan modul pembelajaran untuk siswa dan juga mempersiapkan fasilitas yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran yang dilaksanakan dan daat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

2) Guru harus menyampaikan materi dengan jelas dan pelan-pelan, agar siswa dapat benar-benar memahami materi yang sedang dijelaskan. Apabila masih ada keulitan maka guru harus mengulang-ulang penjelasannya.

3) Guru harus lebih menjelaskan mengenai tanggungjawab anggota kelompok, terutama yang ditunjuk sebagai tutor supaya dia dapat membantu temannya agar lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

4) Guru memberikan perintah untuk saling bergantian dalam mengerjakan, sehingga tidak ada yang mendominasi komputer ketika praktik.

(21)

5) Guru harus selalu berkeliling mendatangi kelompok satu per satu untuk mengecek keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang kurang jelas.

6) Guru harus memberikan perhatian yang lebih kepada semua siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tidak melakukan kegiatan yang bukan menunjang pembelajaran.

7) Guru harus selalu dapat menguasai kelas sehingga kelas tetap kondusif dan pembelajaran berjalan secara lancar.

8) Guru harus mengetahui letak kelemahan tiap-tiap siswa dengan cara menguji siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sehingga guru mengetahui pemahaan siswa karena terkadang siswa tidak mau beratanya apabila mengalami kesulitan.

2. Siklus 2

Penerapan pembelajaran dengan metode peer teaching pada materi membuat laporan keuangan dengan aplikasi spreadsheet yang berupa buku besar sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus 2

Kegiatan perencanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan oleh peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran spreadsheet di SMK Wikarya Karanganyar. Peneliti menjelaskan kepada guru mengenai pelaksanakan tindakan pada siklus satu. Peneliti mengemukakan mengenai penemuan-penemuan permasalah yang ada pada siklus 1. Tindapan pada siklus 2 akan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, pelaksanaannya yaitu pertemuan pertama digunakan untuk menjelaskan materi kemudian latihan soal, kedua latihan soal dan ketiga evaluasi akhir siklus.

(22)

Perencanaan tindakan untuk siklus 2 meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan yang ditemui pada tindakan siklus 1, kemudian mencari alternatif untuk digunakan perbaikan siklus 1 yang akan menjadi acuan untuk pelaksanaan tindakan siklus 2.

2) Peneliti bersama guru membuat rencana pembelajaran untuk siklus 2, yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut dibuat sesuai dengan metode pembelajaran peer teaching pada materi membuat laporan keuangan dengan aplikasi spreadsheet yang berupa buku besar.

3) Peneliti bersama guru menyiapkan materi yang akan digunakan untuk tindakan siklus 2 yaitu membuat buku besar dengan Ms. Excel.

4) Peneliti membuat instrumen penelitian untuk siklus 2 yang berupa soal dan pedoman penilaian, kemudian instrumen tersebut didiskusikan bersama guru pengampu.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan sesuai dengan perencanaan tindakan. Pertemuan pertama dilaksankan pada hari Senin tanggal 30 Maret 2015, pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 02 April 2015, dan pertemuan ketiga pada hari Senin tanggal 06 April 2015. Setiap pertemuan pada siklus ini dilaksanakan dua kali jam pelajaran yaitu 2 kali 45 menit atau selama 90 menit. Pembelajaran untuk tiga kali pertemuan semua dilaksanakan di laboratorium komputer SMK Wikarya Karanganyar.

Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 bertujuan untuk memperbaiki kesalahan pada pelaksanaan siklus 1 agar keterampilan siswa dapat meningkat dan mencapai indikator capaian yang telah ditentukan. Materi yang dijelaskan pada siklus ini adalah membuat laporan keuangan dengan spreadsheet berupa buku besar. Urutan pelaksanaan tindakan siklus 2 sebagai berikut:

(23)

1) Pertemuan Pertama (Senin, 30 Maret 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam pembuka dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, supaya siswa dapat belajar dengan tenang.

c) Guru menjelaskan mengenai kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

d) Guru memberitahukan bahwa hasil dari evaluasi siklus 1 telah mengalami peningkatan sehingga akan memotivasi siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi.

e) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan pada pertemuan tersebut.

f) Guru membagi kelompok seperti pada pelaksanaan tindakan siklus 1. Kemudian siswa duduk bersama teman sekelompoknya.

g) Guru membagikan fotokopian materi membuat buku besar.

h) Guru memberikan informasi tentang membuat buku besar dengan Ms.Excel kepada siswa.

i) Guru memberikan perintah kepada siswa untuk mempelajari lagi dengan teman sekelompoknya mengenai materi tersebut dari modul yang telah dibagikan.

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.

k) Guru mengajak siswa untuk bersama-sama berlatih soal membuat buku besar. Pada kegiatan berlatih ini guru menuntun siswa selangkah demi selangkah, agar memudahkan mereka dalam memahami.

l) Siswa yang ditunjuk sebagai tutor mempunyai tanggung jawab terhadap temannya ketika pembelajaran ini berlangsung.

(24)

m) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas, selain kepada guru siswa juga dapat bertanya kepada siswa yang ditunjuk sebagai tutor.

n) Guru menjawab pertanyaan dari siswa dan ada juga yang saling berdiskusi antar anggota kelompok.

o) Guru bersama siswa menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

p) Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya, kemudian mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru.

2) Pertemuan Kedua (Kamis, 02 April 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam pembuka dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru mengulang kembali mengenai tujuan dari pembelajaran pada waktu itu.

c) Guru bersama siswa mengingat kembali materi sebelumnya mengenai membuat buku besar dengan Ms. Excel.

d) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa mau belajar dengan lebih sungguh-sungguh dan jangan malu untuk bertanya sehingga dalam evaluasi akan mendapatkan nilai yang maksimal. e) Guru menyuruh siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok

pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa langsung menempatkan diri dengan teman sekelompoknya.

f) Setelah mereka berkelompok, guru meminta siswa untuk untuk mempelajari terlebih dahulu soal latihan yang akan dikerjakan dengan teman sekelompoknya.

g) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila dari soal tersebut ada yang perlu ditanyakan.

h) Siswa mengerjakan latihan membuat buku besar secara bergantian dengan teman sekelompoknya, sehingga tidak hanya yang satu

(25)

yang mengerjakan. Dengan begitu maka keduanya akan memahami bagaimana cara pembuatan buku besar.

i) Guru berkeliling pada kelompok-kelompok melihat bagaimana mereka bekerjasama dalam kelompoknya. Selain itu juga menjelasakan apabila ada siswa yang bertanya mengenai latihan yang sedang dikerjakan.

j) Setelah selesai mengerjakan, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan pekerjaannya, dan membuat kesimpulan bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam membuat buku besar.

k) Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya, kemudian mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru.

3) Pertemuan Ketiga (Senin, 06 April 2015)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan siswa menjawab salam dari guru. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa.

b) Guru menyampaikan bagaimana pelaksanaan uji kompetensi pada hari itu, yaitu secara bergantian atau setengah-setengah.

c) Siswa yang bernomer absen lima belas sampai dua puluh delapan ujian gelombang pertama dan nomer absen satu hingga empat belas gelombang kedua.

d) Siswa yang mendapat ujian gelombang satu tinggal dikelas dan menempatkan diri sesuai dengan tempat masing-masing yang telah ditentukan, untuk siswa yang mendapat ujian gelombang dua di luar laboratorium terlebih dahulu untuk belajar.

e) Guru membagikan soal, kemudian melakukan pengamatan untuk menilai kesiapan mereka dalam melakukan ujian tersebut. Ujian dilaksanakan selama 35 menit.

f) Setelah waktu habis, guru melakukan koreksi pekerjaan siswa langsung di komputer masing-masing.

(26)

g) Siswa-siswa yang mendapat gelombang dua bergantian masuk laboratorium, kemudian menempati tempat yang telah ditentukan. h) Guru memberi perintah agar tidak membuka soal terlebih dahulu,

menunggu perintah dari guru.

i) Setelah ada peritantah dari guru, kemudian siswa membuka soal dan guru melakukan pengamatan untuk menilai kesiapan mereka dalam melakukan ujian tersebut.

j) Setelah waktu habis, guru melakukan koreksi pekerjaan siswa langsung di komputer masing-masing.

c. Pengamatan Tindakan Siklus 2

Pada pengamatan tindakan siklus 2 ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan pada saat proses pembelajaran spreadsheet dengan metode peer teaching di laboratorium komputer. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan proses pembelajaran dan hasil mengenai keterampilan siswa pada klasifikasi penilaian kesiapan. Peneliti berkolaborasi dengan Bapak Agus Saptono sebagai guru pengampu mata pelajaran spreadsheet, sehingga pengamatan tidak hanya dilakukan oleh peneliti tetapi guru juga sebagai pengamat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran dengan metode pembelajaran peer teaching dapat terlihat beberapa aktivitas sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran di laboratorium lebih kondusif dibandingkan dengan proses pembelajaran siklus 1. Siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah lebih bersungguh-sungguh, hal ini dapat dilihat sebagian besar siswa tidak berbicara dengan teman diluar materi pembelajaran maupun mencari kegiatan yang lebih mereka senangi contohnya bermain internet.

2) Sebagian besar kelompok sudah melakukan kerjasama dengan baik dalam pembelajaran dengan metode peer teaching. Siswa yang mempunyai tanggungjawab sebagai tutor telah membantu temannya

(27)

dengan baik sampai temannya mengerti, mereka sudah tidak banyak yang bersifat egois.

3) Siswa sudah lebih aktif, mereka akan bertanya kepada temannya ataupun guru ketika mengalami kesulitan, terutama untuk siswa yang ditutori banyak bertanya kepada tutornya. Mereka sudah tidak malu untuk bertanya, sehingga pemahaman mereka semakin baik.

4) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan di akhir siklus, dapat dilihat mengenai peningkatan keterampilan siswa. Dari hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode peer

teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

mengoperasikan Ms. Excel. Pada siklus 2 ini siswa yang telah mendapatkan nilai di atas KKM yakni 75 untuk mata pelajaran produktif lebih banyak dibandingkan dengan siklus 1, namun masih ada pula yang belum dapat mencapai KKM tersebut. Hasil dari evaluasi pada siklus 2 dapat dijabarkan dalam klasifikasi ranah psikomotorik yaitu kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan kompleks dan kreatifitas.

5) Kesiapan siswa dinilai ketika siswa memulai mengerjakan soal evaluasi pada akhir siklus 2. Dari hasil evaluasi pada siklus 2 diketahui bahwa semua siswa telah mencapai KKM, sehingga dapat diketahui mereka telah siap untuk melaksanakan evaluasi dan percaya akan kemampuannya sendiri. Data hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik kesiapan siklus 2 disajikan dalam gambar berikut.

(28)

Gambar 4.9. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kesiapan pada Siklus 2

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

6) Gerakan terbimbing merupakan salah satu penilaian, pada klasifikasi ini yang dinilai yaitu mencontoh tabel dan format yang sudah ada dalam soal. Setelah adanya tindakan pada siklus dua dapat dilihat bahwa gerakan terbimbing siswa telah mencapai indikator capaian keberhasilan, karena semua siswa telah mendapatkan nilai tuntas pada siklus 2 ini. Data hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan terbimbing siklus 2 disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.10. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing pada Siklus 2

(29)

7) Gerakan kompleks merupakan penilaian yang paling menggambarkan pemahaman siswa pada materi yang sedang dipelajari. Penilaian ini berdasarkan pekerjaan siswa sesuai dengan perintah soal. Gerakan kompleks keterampilan siswa pada siklus 2 telah meningkat berdasarkan nilai pada evaluasi akhir siklus, peningkatan tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% siswa mendapat nilai diatas KKM. Siswa yang telah mendapatkan nilai tuntas sebanyak 24 anak atau sebesar 86% dan yang belum tuntas sebanyak 4 anak atau sebesar 14%. Data hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik gerakan kompleks siklus 2 disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4.11. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks pada Siklus 2

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

8) Kreatifitas siswa pada evaluasi siklus 2 juga telah mengalami peningkatan daripada siklus 1. Siswa yang belum mencapai KKM yaitu siswa yang mengerjakan soal lambat sehingga waktu yang tersedia kurang. Siswa yang telah mendapat nilai tuntas sebanyak 26 anak atau sebesar 93% dan yang belum tuntas sebanyak 2 anak atau sebesar 7%. Data hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa klasifikasi penilaian psikomotorik kreatifitas siklus 2 disajikan dalam gambar berikut.

(30)

Gambar 4.12. Grafik Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kreatifitas pada Siklus 2

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015) d. Refleksi Siklus 2

Pada siklus 2 keterampilan siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus 1. Hasil dari keempat penilaian psikomotorik pada evaluasi siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan pada penelitian ini sebanyak 75% siswa telah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 75. Untuk penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian kesiapan semua siswa telah mencapai nilai KKM atau sebesar 100%. Penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan terbimbing juga menunjukkan bahwa 100% siswa telah mencaai nilai KKM.

Pada penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan kompleks siswa yang telah mendapatkan nilai tuntas sebanyak 24 anak atau sebesar 86% dan yang belum tuntas sebanyak 4 anak atau sebesar 14%, walaupun masih ada yang belum tuntas tetapi yang tuntas telah mencapai 75%. Dan penilaian psikomorik klasifikasi penilaian kreatifitas siswa yang telah mendapat nilai tuntas sebanyak 26 anak atau sebesar 93% dan yang belum tuntas sebanyak 2 anak atau sebesar 7%, hal ini juga telah menunjukkan bahwa yang tuntas sudah lebih dari 75%.

Dari hasil siklus 2 di atas maka pada keempat penilaian telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75% siswa telah mencapai nilai KKM. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa

(31)

dengan diterapkannya metode pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengoperasikan ms. excel. Karena indikator keberhasilan telah tercapai pada siklus 2 maka tidak perlu adanya tindakan untuk siklus berikutnya.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengoperasikan ms. excel. Pelaksanaan tindakan terjadi dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada setiap siklus diakhiri dengan evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa, yang berupa nilai ranah psikomotorik. Pada penilaian ini menggunakan klasifikasi penilaian psikomotorik yang berupa kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan kompleks dan kreatifitas. Berikut perbandingan hasil tindakan antar siklus:

1. Kesiapan

Klasifikasi penilaian psikomotorik kesiapan ini didapatkan dari evaluasi pada pratindakan, tindakan pada siklus 1 dan tindakan pada siklus 2. Evaluasi pratindakan merupakan hasil keterampilan siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran peer teaching, serta evaluasi sikus 1 dan siklus 2 dilaksanakan pada akhir siklus atau setelah diterapkannya metode pembelajaran peer teaching. Ketuntasan siswa diukur berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75. Peningkatan hasil evaluasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Peningkatan Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kesiapan Antar Siklus

Ketuntasan Nilai

Pratindakan Siklus 1 Siklus 2

Capaian

Angka % Angka % Angka %

Tuntas 11 39 25 89 28 100

Tidak Tuntas 17 61 3 11 0 0

(32)

Tabel 4.2. menunjukkan keterampilan siswa yang dilihat dari penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian kesiapan sebelum adanya tindakan dan setelah adanya tindakan dengan metode pembelajaran peer teaching. Pada setiap tahap pelaksanaan tindakan jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan. Sebelum guru menerapkan model pembelajaran peer teaching siswa yang tuntas hanya 11 anak atau sebesar 39%. Setelah adanya tindakan siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas menjadi 25 anak atau sebesar 89% dan pada siklus 2 menjadi 28 siswa yang telah tuntas atau sebesar 100%. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan guru menerapkan metode pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam kesiapan. Hasil peningkatan tersebut juga dapat dilihat pada pada grafik berikut ini:

Gambar 4.13. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan pada Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kesiapan Antar Siklus

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015) 2. Gerakan Terbimbing

Berdasarkan hasil observasi pratindakan, tindakan siklus 1 dan siklus 2 keterampilan siswa pada gerakan terbimbing selalu meningkat. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas atau mencapai KKM juga meningkat setiap tahapnya setelah adanya penerapan metode pembelajaran peer teaching yang telah dilaksanakan oleh guru. Adanya peningkatan hasil evaluasi mengenai gerakan terbimbing dapat dilihat pada tabel berikut:

(33)

Tabel 4.3. Peningkatan Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing Antar Siklus

Ketuntasan Nilai

Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Capaian

Angka % Angka % Angka %

Tuntas 9 32 25 89 28 100

Tidak Tuntas 19 68 3 11 0 0

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

Tabel 4.3. menunjukkan keterampilan siswa yang dilihat dari penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan terbimbing sebelum adanya tindakan dan setelah adanya tindakan dengan metode pembelajaran peer teaching. Setelah adanya penerapan metode tersebut keterampilan siswa semakin meningkat. Pada pratindakan siswa yang tuntas hanya sebanyak 9 anak atau sebesar 32%. Setelah adanya tindakan maka terjadi peningkatan yaitu pada siklus 1 menjadi 25 anak yang tuntas atau sebesar 89% dan pada siklus 2 menjadi 28 anak atau sebesar 100%. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan guru menerapkan metode pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam gerakan terbimbing. Hasil peningkatan tersebut juga dapat dilihat pada pada grafik berikut ini.

(34)

Gambar 4.14. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan pada Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing Antar Siklus

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

3. Gerakan Kompleks

Hasil dari tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran peer teaching meningkatkan keterampilan siswa dalam gerakan kompleks. Hal tersebut dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang tuntas atau mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Walaupun pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas belum dapat memenuhi indikator keberhasilan, tetapi setelah adanya tindakan pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas dapat mencapai indikator keberhasilan. Adanya peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Peningkatan Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks Antar Siklus

Ketuntasan Nilai

Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Capaian

Angka % Angka % Angka %

Tuntas 3 11 20 71 24 86

Tidak Tuntas 25 89 8 29 4 14

(35)

Tabel 4.4. menunjukkan keterampilan siswa yang dilihat dari penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian gerakan kompleks sebelum adanya tindakan dan setelah adanya tindakan dengan metode pembelajaran peer teaching. Sebelum adanya tindakan, jumlah siswa yang tuntas dalam gerakan kompleks ini hanya berjumlah 3 anak atau sebesar 11%. Tetapi setelah adanya tindakan maka jumlah siswa yang tuntas semakin meningkat. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 anak atau sebesar 71%, dan setelah adanya tindakan pada siklus 2 dapat meningkat lagi yaitu sebanyak 24 anak atau sebesar 86% telah tuntas pada gerakan kompleks ini. Jumlah tersebut telah mencapai indikator keberhasilan karena lebih dari 75%. Hasil peningkatan tersebut juga dapat dilihat pada pada grafik berikut ini.

Gambar 4.15. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan pada Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks Antar Siklus

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015) 4. Kreatifitas

Kreatifitas merupakan klasifikasi penilaian yang terakhir, karena keterampilan siswa pada penilaian yang sebelumnya telah mengalami peningkatan maka pada kreatifitas ini juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan dalam mengerjakan soal yang ada setelah selesai mengerjakan apa yang ada diperintah maka mereka baru akan mengeluarkan

(36)

kreatifitas mereka dalam mengerjakan. Setiap tahap pada penelitian ini jumlah siswa yang tuntas dalam penilaian kreatifitas mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Peningkatan Keterampilan Siswa Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kreatifitas Antar Siklus

Ketuntasan Nilai

Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Capaian

Angka % Angka % Angka %

Tuntas 0 0 18 64 26 93

Tidak Tuntas 28 100 10 36 2 7

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

Tabel 4.5. menunjukkan keterampilan siswa yang dilihat dari penilaian psikomotorik klasifikasi penilaian kreatifitas sebelum adanya tindakan dan setelah adanya tindakan dengan metode pembelajaran peer teaching. Pada setiap tahap pelaksanaan tindakan jumlah siswa yang tuntas dalam kreatifitas mengalami peningkatan. Sebelum guru menerapkan model pembelajaran peer teaching semua siswa belum tuntas atau sebesar 100%. Setelah adanya tindakan pada siklus 1 terdapat siswa yang tuntas, jumlah siswa yang tuntas adalah 18 anak atau sebesar 64%. Dan pada siklus 2 meningkat menjadi 26 anak atau sebesar 93% siswa telah mendapat nilai tuntas. Hasil peningkatan ketuntasan siswa pada kreatifitas juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:

(37)

Gambar 4.16. Grafik Perbandingan Peningkatan Keterampilan pada Penilaian Psikomotorik Klasifikasi Penilaian Kreatifitas Antar Siklus

(Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)

D. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa mengoperasikan ms. excel dalam mata pelajaran spreadsheet. Untuk mencapai tujuan tesebut diterapkan metode pembelajaran peer teaching. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksaan setiap siklus menggunakan materi yang berbeda, materi pada siklus 1 yaitu membuat jurnal umum dan pada siklus 2 membuat buku besar. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap kegiatan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015, 23 Maret 2015, dan 26 Maret 2015. Sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2015, 02 April 2015, dan 06 April 2015. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 kali 45 menit di laboratorium komputer SMK Wikarya Karanganyar.

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti telah melaksakan observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan awal kelas yang akan digunakan untuk penelitian. Observasi tersebut dilakukan baik kepada siswa, guru dan fasilitas yang digunakan. Dari hasil observasi awal tersebut diketahui bahwa hasil

(38)

belajar siswa rendah. Masih banyak siswa yang tidak bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, sehingga kelas kurang kondusif. Terdapat siswa yang berbicara dengan teman selain materi pelajaran, adapula yang bermain internet mencari sesuatu yang lebih membuat mereka tertarik. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri ketika mengerjakan soal latihan maupun uji kompetensi, dengan begitu maka hasil belajar siswa masih rendah. Pada kelas XB tersebut masih banyak yang mempunyai nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, KKM pada program keahlian akuntansi yaitu 75.

Kurangnya variasi guru dalam pembelajaran juga mempengaruhi keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga diperlukannya variasi dalam pembelajaran. Guru belum pernah menerapkan pembelajaran secara berkelompok ataupun mencoba mencari metode yang lain dalam pembelajaran. Bagaimana keadaan siswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh guru dalam memberikan pembelajaran. Siswa akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran apabila seorang guru dapat membuat mereka tertarik untuk belajar terlebih dahulu. Di kelas XB SMK Wikarya dengan keadaan guru yang seperti itu maka siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu komputer yang ada di laboratorium jumlahnya kurang memadai, jadi dalam pembelajaran tidak semua siswa dapat menggunakan komputer sendiri. Mereka ada yang menggunakan satu komputer untuk dua anak, dengan begitu maka akan menambah ketidak seriusan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut apabila kurang tertarik mengikuti pembelajaran maka akan lebih mudah mencari kegiatan yang lebih menarik, misalnya mereka akan bercerita dengan teman yang didekatnya.

Dari hasil observasi pada tes sebelum adanya tindakan, keterampilan siswa dalam mengoperasikan Ms. Excel masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mendapatkan nilai tuntas atau dibawah KKM. Keterampilan siswa yang dinilai berdasarkan ranah psikomotorik ini terdapat empat klasifikasi penilaian. Keempat klasifikasi penilaian tersebut yaitu kesiapan,

(39)

gerakan terbimbing, gerakan kompleks dan kreatifitas. Pada penilaian kesiapan siswa yang tuntas berjumlah 11 anak atau sebesar 39% dan yang tidak tuntas 17 anak atau sebesar 61%. Ketika siswa akan mengikuti ujian terlihat bahwa banyak siswa yang belum siap. Siswa-siswa belum menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti ujian, masih banyak siswa yang berbicara dengan teman mengenai soal yang yang ada atau diluar ujian, sikap dan badan mereka belum menghadap ke komputer dengan baik. Pada penilaian gerakan terbimbing jumlah siswa yang tuntas 9 anak atau sebesar 32% dan yang tidak tuntas 19 anak atau sebesar 68%. Siswa belum dapat menguasai soal yang ada dan untuk mencontoh tabel dan format yang sudah ada masih banyak yang belum bisa, sehingga pekerjaan mereka masih banyak yang kurang tepat. Pada penilaian gerakan kompleks jumlah siswa yang tuntas sangatlah rendah, yaitu 3 anak atau sebesar 11% dan yang tidak tuntas 25 anak atau sebesar 89%. Hal tersebut diakibatkan penguasaan materi siswa masih rendah, mereka kurang memahami bagaimana cara dan langkah-langkah yang benar dalam mengerjakan soal. Masih banyak dari mereka yang belum dapat membuat rumus pada ms. excel dengan benar. Sedangkan pada penilaian kreatifitas belum ada siswa yang tuntas. Pada penilaian kreatifitas ini biasanya sangat dipengaruhi olehketiga penilaian sebelumnya. Apabila ketiga penilaian sebelumnya belun tuntas atau mereka belum selesai mengerjakan maka akan berakibat juga terhadap kreatifitas mereka.

Setelah mengetahui keadaan awal dari kelas tersebut, peneliti merencanakan untuk menggunakan metode pembelajaran peer teaching untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengoperasikan Ms. Excel. Kemudian peneliti mendiskusikan rencana tersebut bersama guru pengampu mata pelajaran spreadsheet yaitu bapak Agus Saptono. Setelah berdiskusi maka guru menyetujui apa yang telah peneliti rencanakan. Ketika sudah ada kesepakatan dengan guru maka peneliti menyusun RPP yang akan digunakan pada siklus 1. Pada siklus 1 materinya yaitu membuat jurnal umum, RPP tersebut dibuat berdasarkan rencana yang akan menggunakan metode pembelajaran peer teaching pada proses pembelajarannya. Selain RPP peneliti juga membuat instrumen penelitian lainnya yang berupa kisi-kisi, soal ujian, kunci jawaban dan penilain. Instrumen penelitian

(40)

tersebut sebelum digunakan didikusikan terlebih dahulu dengan guru yang mengampu.

Pada tindakan siklus 1 siswa dibagi menjadi empat belas kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa, salah satu siswa menjadi tutor bagi teman yang satunya. Tutor tersebut telah ditentukan oleh guru bersama peneliti sebelum pembelajaran. Pemilihan tutor berdasarkan kemampuan siswa yang lebih dari teman yang lainnya, sikap siswa yang tidak egois dan mempunyai kemampuan untuk membimbing temannya serta disesuaikan dengan teman yang menjadi pasangannya dalam kelompok. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode peer teaching pada siklus 1 sudah baik, walaupun masih ada kekurangan. Siswa sudah bisa lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran di laboratorium sehingga akan dapat membuat mereka lebih memahami materi yang sedang dipelajari. Walaupun masih tedapat siswa yang ramai berbicara diluar materi pembelajaran tetapi keadaan kelas sudah lebih efektif daripada ketika menggunakan metode konvensional. Beberapa siswa yang ditunjuk sebagai tutor belum dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, jadi guru masih harus memberikan arahan kepada mereka. Guru dalam memberikan bimbingan ke kelompok-kelompok masih kurang menyeluruh.

Hasil dari ujian pada akhir siklus 1 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan siswa, karena jumlah siswa yang medapat nilai tuntas lebih banyak dibandingkan pada pratindakan. Untuk penilaian kesiapan jumlah siswa yang tuntas menjadi 25 anak atau sebesar 89% dan yang belum tuntas hanya 3 anak atau sebesar 11%. Hal ini dapat ditunjukkan dari kesiapan siswa mengikuti ujian, mereka sudah tidak banyak berbicara dengan keadaan badan siap menghadap komputer. Pada penilaian gerakan terbimbing, siswa yang tuntas berjumlah 25 anak atau sebesar 89% dan yang belum tuntas 3 anak atau sebesar 11%. Siswa telah memahami bagaimana caranya membuat berbagai format yang ada dalam tabel, sehingga dalam mengerjakan telah mendapatkan nilai yang baik. Pada kedua penilaian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM paling tidak 75%. Tetapi pada penilaian gerakan kompleks siswa yang tuntas berjumlah 20 anak atau sebesar 71% dan

(41)

yang belum tuntas sebanyak 8 anak atau sebesar 29%. Hal tersebut menunjukkan masih ada beberapa siswa yang mempunyai pemahaman yang kurang, sehingga dalam ujian belum dapat mengerjakan soal dengan benar. Pada penilaian kreatifitas siswa yang tuntas berjumlah 18 anak atau sebesar 64% dan yang belum tuntas berjumlah 10 anak atau sebesar 36%. Sehingga keterampilan siswa pada gerakan kompleks dan kreatifitas masih perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan.

Sebelum tindakan siklus 2 peneliti dan guru melakukan diskusi mengenai kekurangan pada siklus 1 sehingga dapat diperbaiki pada siklus 2. Kemudian membuat RPP dengan materi membuat buku besar untuk tindakan siklus 2 dan juga instrumen penelitian. Pada tindakan siklus dua kelompok yang digunakan tidak berubah hanya saja siswa diberi motivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajibannya, dan guru lebih bisa memberikan perhatian kesemua kelompok yang ada. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 sudah lebih baik jika dibandingkan dengan siklus 1. Siswa telah melaksanakan kewajibannya dengan baik, terutama yang mempunyai tugas sebagai tutor. Mereka telah berhasil membentu temannya sehingga dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Keadaan kelas telah berubah menjadi kondusif untuk belajar, mereka saling berdiskusi mengenai materi pembelajaran. Tidak ada siswa yang malu-malu untuk bertanya apabila mengalami kesulitn, mereka bertanya kepada tutornya, teman yang lain, guru atau peneliti. Dengan keadaaan yang seperti itu maka siswa akan memahami materi yang sedang dipelajari, sehingga pada akhir pembelajaran mereka telah siap untuk melaksanakan ujian dan memdapatkan hasil yang maksimal.

Hasil dari siklus 2 menunjukkan bahwa keterampilan siswa semakin meningkat dibandingkan dengan hasil dari siklus 1. Pada siklus 2 penilaian kesiapan dan gerakan terbimbing sudah 100% siswa mendapatkan nilai tuntas. Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa mereka telah siap melaksanakan ujian karena mereka telah mempunyai bekal yang matang. Mereka dapat membuat tabel dan mencontoh format-format yang ada dan sesuai dengan soal, sehingga pada keterampilan gerakan terbimbing mereka mendapat nilai yang memuaskan. Pada

(42)

penilaian gerakan kompleks jumlah siswa yang tuntas adalah 24 anak atau sebesar 86% dan yang belum tuntas berjumlah 4 anak atau sebesar 14%. Sebagian besar siswa telah dapat memahami materi pada pembelajaran tersebut, sehingga mereka dapat mengerjakan soal sesuai dengan perintahnya dengan benar. Pemahaman siswa tersebut merupakan hasil mereka yang telah belajar dengan sungguh-sungguh. Sedangkan pada penilaian kreatifitas, siswa yang tuntas berjumlah 26 anak atau sebesar 93% dan yang belum tuntas hanya 2 anak atau 7%. Dari hasil tersebut maka keterampilan siswa pada keempat klasifikasi penilaian telah mencapai indikator keberhasilan. Maka dari itu penelitian ini hanya sampai siklus 2 dan tidak perlu adanya tindak lanjut lagi.

Keterampilan siswa dalam mengoperasikan Ms. Excel dapat dinilai sesuai dengan ranah psikomotorik. Sesuai dengan teori yang ada maka penilaian pada penelitian ini menggunakan penilaian psikomotorik dengan empat klasifikasi penilaian. Keempat klasifikasi penilaian tersebut adalah kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan kompleks dan kreatifitas. Pada penelitian ini keterampilan siswa dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dari kenaikan persentase jumlah siswa yang tuntas pada pratindakan, siklus 1 dan siklus 2 pada keempat penilaian tersebut. Pada penilaian kesiapan peningkatannya adalah 39%, 89% dan 100%. Peningkatan pada penilaian gerakan terbimbing adalah 32%, 89% dan 100%. Penilaian gerakan kompleks peningkatannya 11%, 71% dan 86%. Sedangkan pada penilaian kreatifitas peningkatannya adalah 0%, 64% dan 93%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat mendukung teori yang dikemukakan oleh Suherman (2003) bahwa bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

Dari hasil yang telah dijabarkan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu keterampilan mengoperasikan rumus Ms. Excel dalam mata pelajaran spreadsheet dapat meningkat melalui metode pembelajaran peer teaching. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puput

(43)

Pujiarti (2011), berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa melalui penggunaan metode Tutor Sebaya. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator yaitu partisipasi siswa dalam diskusi kelas pada saat presentasi, partisipasi siswa pada diskusi kelompok, ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal, adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi baik dari domain kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Gambar

Gambar 4.1.  Grafik  Keterampilan  Siswa  Penilaian  Psikomotorik  Klasifikasi Penilaian Kesiapan pada Pratindakan
Gambar 4.2.  Grafik  Keterampilan  Siswa  Penilaian  Psikomotorik  Klasifikasi Penilaian Gerakan Terbimbing pada Pratindakan  (Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)
Gambar 4.3.  Grafik  Keterampilan  Siswa  Penilaian  Psikomotorik  Klasifikasi Penilaian Gerakan Kompleks pada Pratindakan  (Sumber: Data Primer yang diolah, 2015)
Gambar 4.5.  Grafik  Keterampilan  Siswa  Penilaian  Psikomotorik  Klasifikasi Penilaian Kesiapan pada Siklus 1
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun

Harga pokok produksi pada saat kenaikan produksi bertambah 2000 menjadi 4000 bibit dengan metode variable costing memiliki nilai terkecil bila dibandingkan dengan metode

2009), 103.. Ibn Hajar al-‘Asqalani>: Sahabat Nabi>. al-Dhahabi>: Sahabat Nabi>. Ibn Hajar al-‘Asqalani>: Thiqah. Abu> al-Qa>sim Haibatullah bin

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaiful dan Khudzaifah pada tahun 2016 tentang Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RS Muhammadiyah Gresik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rute, pola operasi, spesifikasi kapal, serta fasilitas pendukung (tangki Timbun) yang optimun, dengan kriteria

Beberapa Dental Center pun sudah menyediakan fasilitas yang lengkap untuk mendukung perawatan tersebut seperti tersedianya ruang tunggu yang nyaman, ruang tindakan

Khusus untuk pengguna paket Bisnis hosting yang terdapat fasilitas spam filter, sering kali kita mengalami kendala dalam melakukan proses pengiriman email yang di

>ntuk memastikan bah;a hampir semua #at organik habis teroksidasi maka #at  pengoksidasi '"Cr"O masih harus tersisa sesudah dire<luks. -hOD dapat menghitung