1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer pendidikan tinggi khususnya manajemen SDM yakni menghadirkan profesi dosen profesional dimana out-put akhirnya kampus mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Sekaligus eksistensi dosen profesional menjadi kebutuhan untuk mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi tersebut (Mutaqin, 2008).
Salah satu faktor utama yang menentukan kualitas pendidikan di perguruan tinggi adalah mutu dosen yang ada di dalamnya. Sebagaimana di amanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 , Dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan ,mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,tehnologi dan seni melalui pendidikan ,penelitian dan pengabdian kepada masyarakat . Kinerja dosen merupakan salah satu komponen penting dalam penjaminan mutu Perguruan Tinggi (Apriani, 2009).
Menurut Soehendro (1997), keberhasilan suatu pendidikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna, baik dalam bentuk kualitas lulusan sebagai calon tenaga kerja maupun hasil-hasil penelitian, diantaranya dipengaruhi sumber daya manusia atau kinerja staf pengajar (dosen). Kemudian disebutkan bahwa suatu perguruan tinggi dapat dipandang sebagai organisaasi professional, yang hasil dan dampaknya bagi masyarakat sangat ditentukan oleh kompetensi dan kinerja sivitas akademika yang ditandai oleh kreativitas dan ingenuitas. Upaya yang dilakukan antara lain perlu ada ruang secara sistemik yang mengatur bagaimana seharusnya peran dosen dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan, bagaimana dosen dalam mengembangkan diri menjadi dosen yang berkualitas, bagaimana dosen melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan, perlukah ada kontrak penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh dosen untuk
menjaga kualitas dirinya dalam pembelajaran, dan seterusnya. Penyiapan dosen yang berkualitas diawali dari sistem rekurtmen dosen yang ketat, model pembinaan dosen secara terpadu dan bersinergis, sistem mekanisme kontrol yang terpadu untuk diterapkan oleh institusi pendidikan terhadap proses kegiatan belajar - mengajar yang dilaksanakan dosen (Sujarwo, 2001).
Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memperhatikan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan/keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas perlu didukung oleh sumber daya perawat yang dihasilkan dari institusi pendidikan yang berkualitas sesuai standar yang ditetapkan. Dengan demikian pendidikan perawat memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas. Pada kenyataannya pendidikan perawat yang ada saat ini belum memiliki standar baku secara nasional sehingga mutu lulusannya bervariasi. Saat ini jumlah pendidikan keperawatan di tanah air telah meningkat. Berdasarkan data AIPDiKI pada tahun 2011 jumlah Pendidikan Jenjang Diploma Tiga Keperawatan telah mencapai 498 institusi. Data AIPNI pada tahun 2010 mencatat sebanyak 309 institusi jenjang Sarjana/Ners dan tahun 2011 telah bertambah menjadi 318 institusi, Jenjang Magister/Spesialis 15 institusi dan jenjang Doktoral 1 institusi. Penambahan jumlah tersebut belum disertai dengan peningkatan mutu manajemen dan sumber daya pendidikan, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas lulusannya. Aspek ketersediaan sumberdaya manusia juga belum memadai. Tercatat sebanyak 80% dosen masih berkualifikasi sarjana (S1), baik yang linier maupun tidak linier dan minim pengalaman klinik (Aipni, 2012).
Peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan dilakukan dengan memasukkan penilaian, akreditasi dan evaluasi diri institusi yang dilakukan terhadap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta (Soehendro, 1997). Kebijakan nasional Sistem Penjaminan mutu Perguruan Tinggi berdasarkan UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dapat di simpulkan bahwa berdasar otonomi perguruan tinggi mengamanatkan pengelolaan secara mandiri pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi dilakukan melalui kegiatan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) perguruan tinggi,dan pengawasan eksternal mutu pendidikan tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang di bentuk Departemen Pendidikan Nasional. Akreditasi perguruan tinggi oleh BAN-PT merupakan salah satu parameter dalam menentukan mutu perguruan tinggi serta program studi di Indonesia. Keadaan saat ini menunjukkan bahwa untuk mencapai nilai akreditasi yang sesuai diinginkan maka perguruan tinggi serta program studi harus menyesuaikan kondisi internal mereka sesuai dengan standar yang telah diberikan oleh BAN-PT dengan menjadikan beberapa indikator kinerja dari suatu Perguruan Tinggi sebagai parameternya,dan standar SDM termasuk sebagai indikatornya (Dikti, 2010a).
Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program studi keperawatan di Wilayah Kopertis V saat ini ada 21 prodi keperawatan terdiri dari 8 prodi DIII Keperawatan 12 prodi S1 Keperawatan dan 7 diantaranya penyelenggara profesi ners, dan 1 prodi S2 keperawatan. Berdasarkan laporan hasil akreditasi dari BAN PT dari 21 prodi keperawatan tersebut baru 38% yang mendapatkan nilai akreditasi B. Keadaan ini menggambarkan kinerja (performance) prodi Keperawatan perlu ditingkatkan dengan memperhatikan pengelolaan manajemen pendidikan, terutama yang menyangkut pengembangan sumber daya dosennya, karena salah satu standar penilaian dalam borang akreditasi tersebut berkaitan dengan dosen. Berdasarkan data yang di peroleh dari Bagian Kepegawaian kopertis wilayah V Yogyakarta menunjukkan bahwa sampai April 2015 jumlah dosen tetap pada prodi Keperawatan 333 orang. Kondisi objektif dosen keperawatan saat ini masih bervariasi yakni terdiri dari lulusan S1 Keperawatan,S1 Kesehatan Masyarakat,D IV Keperawatan, S2 Kesehatan masyarakat (Data kepegawaian Kopertis V Yogyakarta,2015).
Kondisi di atas masih belum dapat memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Pasal 46 ayat 2 dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa seorang dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum S2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 juga mensyaratkan bahwa dosen harus mempunyai jabatan fungsional sekurang-kurangnya Asisten Ahli.Fenomena tersebut di atas, sangat menarik untuk diteliti bagaimana
karakteristik tenaga pengajar/ dosen keperawatan di DIY dan sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi nilai akreditasi prodi Keperawatan di Kopertis Wilayah V Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik tenaga pengajar keperawatan di Kopertis wilayah V Yogyakarta dan status Akreditasi Program studi ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik tenaga pengajar Kopertis Wilayah V Yogyakarta dan status Akreditasi Program Studi .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik tenaga pengajar (kualifikasi pendidikan, jabatan fungsional dan sertifikasi) pada prodi Keperawatan di Wilayah Kopertis V Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui proporsi rasio dosen pada prodi keperawatan kopertis wilayah V Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui pemenuhan standar karakteristik dosen /tenaga pengajar (kualifikasi akademik,asal PT, jabangan akademik dan sertifikasi dosen ) terhadap status akreditasi prodi keperawatan.
d. Untuk mengetahui berbagai kondisi terkait tenaga pengajar yang mampu mendukung pemenuhan status akreditasi prodi keperawatan. e. Untuk mengetahui berbagai kendala dalam pengelolaan prodi
keperawatan swasta di Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini sebagaimana terdapat dalam tujuan penelitian diharapkan akan dapat bermanfaat kepada:
Bahan masukan terhadap pemerintah dalam hal ini Kopertis wilayah V Yogyakarta Sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam menentukan strategi dan kebijakan pemerintah dan instansi PT Keperawatan dalam rangka meningkatkan kualitas dosen dan status Akreditasi.
B. Peneliti lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini semoga dapat dimanfaatkan oleh peneliti lainnya sebagai referensi atau dapat melanjutkan penelitian terkait kinerja dosen .
C. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan melengkapi penelitian sebelumnya dengan menggambarkan kondisi tenaga pengajar prodi keperawatan Kopertis Wilayah V Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai karakteristik tenaga pengajar pada Prodi Keperawatan di wilayah DIY belum pernah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang hampir sama dengan topik tersebut adalah:
1. Mundarti (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di Prodi Kebidanan Magelang Poltekkes Semarang tahun akademik 2005/2006. Penelitian ini menyebutkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia, tingkat pendidikan, motivasi, kepuasan, persepsi imbalan, persepsi supervisi dengan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Bambang Sumardjoko (2010), dengan judul Faktor faktor determinan peran
dosen dalam Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi : Studi pada dosen PTS se
eks karesidenan Surakarta. Penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan variabel kepemimpinan, budaya organisasi, kompetensi dosen dan motivasi berprestasi terhadap peran dosen dalam penjaminan mutu Perguruan Tinggi
3. Somwung Pitiyanuwat (2005) dengan judul The Standart and Key
Performance Indikators of External Quality Assurance for Higher Education in thailand menyebutkan Standar dan Indikators kinerja Utama dari Jaminan
Kualitas pada Perguruan Tinggi di Thailand salah satunya adalah ditentukan oleh kinerja dosen.
4. David D. Bill (2003), dengan judul The Regulation of Academic Quality : an
Assesment of University Evaluation System with Emphasis on The United states
mengidentifikasi Sistem Pendidikan Tinggi & reformasi pendidikan,serta sistem evaluasi pada Universitas di AS.
5. Hendrawan Soetanto ( 2003 ) dengan judul Professional certification for
lecturer: A new emerging transformation toward,better quality of higher education in Indonesia menyebutkan bahwa sertifikasi dosen menunjukkan
profesionalisme dan meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi.
6. Candela,Gutierezz and Keating (2012), dengan judul A national survey examining the professional work life of today's nursing faculty,menyebutkan
dari 808 survei menunjukkan bahwa persepsi dukungan administrasi , persepsi produktivitas, pilihan mengejar karir profesional di bidang keperawatan, dan aplikasi keahlian mengajar secara signifikan mempengaruhi niat anggota fakultas untuk tetap tinggal atau meninggalkan fakultas. Niat mereka untuk tetap dalam organisasi karena adanya dukungan untuk pengembangan pengajaran dan penelitian untuk pengembangan karir.
Tabel 1. Keaslian Penelitian Mundarti (2007) Bambang Sumardjoko (2010) Pitiyanuwat Somwung (2005) David D. Bill (2003) Hendrawan Soetanto (2003 )
Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar di Prodi Kebidanan Magelang Poltekkes Semarang tahun akademik 2005/2006 Faktor faktor determinan peran dosen dalam Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi : Studi pada dosen PTS se eks karesidenan Surakarta The Standart and Key Performance Indikators of External Quality Assurance for Higher Education in thailand The Regulation of Academic Quality : an Assesment of University Evaluation System with Emphasis on The United states Professional certification for lecturer : A new emerging transformation toward,better quality of higher education in Indonesia
Tujuan Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam proses belajar mengajar Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran dosen dalam penjaminan mutu PT Untuk menetapkan standar dan kriteria untuk penilaian jaminan kualitas perguruan tinggi di Thailand Untuk mengetahui kualitas akademis PT dan upaya untuk meningkatkan nya. Untuk mengetahui profesionalisme dosen dan peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Rancangan penelitian Cross-sectional Kuantitatif dengan metode survey
Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
Subjek penelitian
Dosen pada prodi kebidanan Magelang Dosen PTS se eks karesidenan Surakarta Seluruh PT di Thailand Perguruan tinggi di Amerika Serikat Dosen pada Universitas Brawijaya Malang Lokasi penelitian Prodi Kebidanan Magelang
Surakarta Thailand Amerika
Serikat Indonesia Persamaan penelitian Menganalisis dosen ,rancangan penelitian sama Menganalisis peran dosen dalam penjaminan mutu perguruan Tinggi Menganalisis standar dan indikator kinerja PT Menganalisis regulasi penjaminan kualitas akademik Menganalisis konsep tentang sertifikasi dosen di Indonesia Perbedaan Penelitian Subjek penelitian berbeda ,menggunakan data sekunder Subjek penelitian berbeda,menggu nakan data sekunder (data kepegawaian Kopertis V) Subjek penelitian berbeda,hanya prodi Keperawatan pada PT swasta Kopertis V Subjek penelitian berbeda Subjek penelitian berbeda,menggunaka n data kepegawaian Kopertis V