• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG

ARTIKEL

AHMAD ALFIAN

NIM. 12060182

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja

di Kelas VII MTsN Model Padang

(2)

By:

Ahmad Alfian *

Dr. Helma, M.Pd ** Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons** *Student

**

lecturers

Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Ahmad Alfian (12060182), Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII MTsN Model Padang, Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi yang mengindikasikan remaja yang belum mencapai tugas perkembangan. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan: (1) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mampu mengontrol diri seperti orang dewasa, (2) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mendapatkan kebebasan, (3) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis, (4) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek memiliki citra diri yang nyata. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah semua peserta didik kelas VII MTsN Model Padang dengan jumlah 566 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 85 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik persentase.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa secara umum pencapaian tugas perkembangan remaja berada pada kriteria tercapai. Hasil penelitian berdasarkan sub variabel yaitu: 1) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mampu mengontrol diri seperti orang dewasa berada pada kriteria sangat tercapai, 2) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mendapatkan kebebasan berada pada kriteria tercapai, 3) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis berada pada kriteria sangat tercapai, 4) Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek memiliki citra diri yang nyata berada pada kriteria tercapai. Berdasarkan temuan penelitian ini direkomendasikan kepada pihak yang terkait yaitu peserta didik untuk lebih memahami tugas-tugas perkembangan pada masa remaja.

(3)

Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja

di Kelas VII MTsN Model Padang

By:

Ahmad Alfian *

Dr. Helma, M.Pd ** Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons** *Student

**

lecturers

Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The background of this research is indicate by the circumstances that teeneger who not yet reached the developmental task. The purpose of this research is to described (1) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to be able control the self be mature, (2) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to get freedom, (3) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to associate with opposite gender friends, (4) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to have good image of self in the real condition.

The kind of this research is Descriptive quantitative, With population the hole of student grade 7th in MTsN Model, account 566 students. The sampling used simple random sampling with the total is 85 students. The instrument of accumulation data used questioner. The technique to analyze the data is percentage technique.

The results of this research inform that in commonly, accomplishing teenager developmental task is on accomplished criteria. The result of this research based on four sub variable, such as: 1) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to be able control the self be mature is on very accomplished criteria, 2) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to get freedom is on accomplished criteria, (3) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to associate with opposite gender friends is on accomplished criteria, (4) The profile of accomplishing teenager developmental task in the aspect to have good image of self in the real condition is on accomplished criteria. Based on the finding of this research was recommended to the related parties like the students should more understand about teenager developmental task.

(4)

4

Pendahuluan

Sekolah adalah tempat dimana peserta didik dapat mengenal dan memperoleh teman baru, di samping itu sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan formal yang mempunyai misi yang mulia untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif guna mengembangkan potensi-potensi peserta didik dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 2 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan masyarakat.

Memasuki Sekolah Menengah Pertama berarti melibatkan diri dalam situasi hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan Sekolah Dasar. Sekolah Menengah Pertama memiliki tuntutan sebagai pelajar yang mandiri, berbeda dengan Sekolah Dasar yang selalu mendapatkan bimbingan dari guru kelas terutama dalam hal belajar. Peserta didik di Sekolah Dasar lebih banyak memiliki waktu bermain tapi tidak demikian saat belajar di Sekolah Menengah Pertama. Pada masa sekolah menengah pertama bertepatan masa berkembangnya peserta didik kepada masa remaja. Yusuf dan Sughandi (2013:1) menyatakan “Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fisik dan psikis remaja. Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupan, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa”.

Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentangan kehidupan manusia. Periode remaja adalah di mana individu meninggalkan masa anak-anaknya dan mulai

memasuki masa dewasa. Menurut Piaget, 1969 (Hurlock, 2002: 206) “Remaja berasal dari kata adolencere (kata bendanya, adolencetia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, istilah adolescence mencangkup kematangan emosional, sosial dan fisik”.

Sedangkan menurut Sarwono (2010:11) “Remaja dalam arti adolences berasal dari kata lain adolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan di sini tidak hanya kematangan fisik saja, melainkan kematangan sosial dan psikologis. Remaja dalam arti psikologis sangat berkaitan dengan kehidupan dan keadaan masyarakat”. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Hurlock (2002:206) “Secara psikologis, masa remaja adalah usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa”

Menurut Ahmadi (2005: 41) “Remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu masyarakat orang dewasa”. Dalam hal ini, masa remaja wajib mengadakan adaptasi dengan dunia baru yang penuh dengan liku-liku dan seluk beluknya serta penuh resiko, terutama adaptasi pola berpikir, belajar, berkreasi, dan bertindak. Ini memerlukan kesadaran dari remaja bahwa ia berada di antara berbagai ragam problema. Banyak masalah yang dihadapi oleh para remaja untuk dapat menyesuaikan dengan dunianya apabila remaja tidak mampu mengatasi berbagai macam problema maka dari itu akan berdampak negatif pada masa remaja.

Dalam pencarian identitas diri ada remaja yang menemukan permasalahan, hal tersebut disebabkan masih ada remaja yang belum mengetahui tugas-tugas perkembangan sebagai remaja. Remaja awal tumbuh dan berkembang sesuai dengan periode dan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap remaja. Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan fisik dan psikis. Menurut Havighurst, 1967 (Prayitno, 2006:42)

(5)

5

Tugas perkembangan remaja merupakan tugas yang muncul pada sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu.Pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiannya dan pencapaian tugas-tugas selanjutnya, tingginya intensitas masalah yang dihadapi remaja merupakan akibat banyaknya tugas-tugas perkembangan yang tidak dilaksanakan dengan baik.

Al-Mighwar (2006:155) menyatakan “Tugas-tugas perkembangan remaja awal sebagai berikut, mampu mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa, mendapat kebebasan, bergaul dengan teman lawan jenis, dan memiliki citra diri yang nyata. Dalam masa perkembangannya ini remaja mengalami goncangan atau kondisi yang labil terutama dalam melepaskan nilai-nilai yang lama ketika mereka masih dalam usia anak-anak dan memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai kedewasaan”. Remaja belum mampu memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikis, namun pada masa ini remaja berada pada masa yang sangat potensial dalam aspek kognitif, emosi, dan fisik.

Menurut Hurlock (2002:209) seluruh tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja adalah:

1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan mengunakan fisiknya secara efektif. 4. Mengharapkan dan mencapai

perilaku sosial yang bertanggung jawab.

5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasalainnya.

6. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang.

7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

8. Memperoleh nilai-nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berprilaku dan mengembangkan ideology.

Demikian menurut Al-Mighwar, (2006:155) membagi tugas-tugas perkembangan masa remaja awal adalah sebagai berikut:

1. Mampu mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.

2. Mendapat kebebasan.

3. Bergaul dengan teman lawan jenis. 4. Memiliki citra diri yang nyata. Pada prinsipnya, tugas perkembangan remaja dilakukan oleh seseorang itu ditandai dalam masa kehidupan yang disesuaikan dengan norma-norma sosial. Tugas-tugas perkembangan menuntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima anak serta norma-norma sosial budaya yang ada. Perkembangan remaja merupakan perkembangan yang akan diterapkan dalam lingkungan sosial salah satunya yaitu lingkungan sekolah, dimana orang tua memberikan tanggung jawab kepada sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang akan mendidik dan mengarahkan anak untuk mencapai tugas perkembangan yang baik.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan tepatnya di MTsN Model Padang melalui pengamatan selama PPLBK Sekolah dan PPLBK Pendidikan yang dilakukan hampir kurang lebih enam bulan dari bulan Agustus - Desember tahun 2015 terdapat permasalahan yang terkait dengan tugas perkembangan remaja di sekolah, seperti adanya peserta didik yang kurang paham tentang tugas perkembangannya, adanya peserta didik yang kurang menerima perubahan fisik yang tiba-tiba berubah, adanya peserta didik yang kurang percaya diri dengan perubahan fisik yang dialami, adanya peserta didik yang memiliki hubungan sosial yang kurang baik dengan lawan jenis, adanya peserta didik yang melaksanakan peran sebagai remaja yang duduk di bangku sekolah menegah pertama atau sederajat kurang maksimal, adanya peserta didik yang kesulitan melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik.

Melalui wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan dengan pihak sekolah, yaitu guru BK dan wali kelas VII di MTsN Model

(6)

6

Padang terhadap permasalahan yang dialami peserta didik adalah tugas-tugas perkembangan remaja yang masih banyak belum dipahaminya dengan baik. Dampak yang terjadi bagi peserta didik akibat kurangnya pemahaman tentang tugas perkembangannya sebagai remaja seusianya. Peserta didik merasakan kesulitan untuk melakukan tugas perkembanganya dengan baik di masa dewasanya.

Jika hal ini terus terjadi maka para remaja akan mendapatkan dampak negatif seperti: sulitnya remaja dalam menjalankan tugas perkembangan selanjutnya, sulitnya remaja menjalankan perannya dengan baik, terjadinya perilaku dan tindakan semaunya, bingung dengan keadaan diri, sulitnya menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat:

1. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mampu mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.

2. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mendapatkan kebebasan.

3. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis.

4. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek memiliki citra diri yang nyata.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dimana mendiskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi apa adanya (Yusuf, 2005: 83)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang akan menghasilkan data mengenai gejala, fenomena, atau fakta yang diteliti dengan menggunakan data deskriptif dengan kata-kata dan tindakan dari perilaku yang telah diamati. Penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku. Penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendekripsikan informasi

apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Penelitian ini akan mengungkapkan gambaran mengenai profil pencapaian tugas perkembangan remaja.

Penelitian ini Alhamdulillah telah dilaksanakan pada Tanggal 14 Mei 2016 di MTsN Model Padang, penelitian ini berjalan lancar atas izin dari pihak sekolah dan juga kesediaan waktu yang diberikan kepada peneliti, serta berkat kesediaan dari peserta didik untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu remaja kelas VII di MTsN Model Padang. Populasi dari penelitian ini sebanyak 566 orang dan sampel penelitian yaitu sebanyak 85 orang dengan semua populasi dijadikan sampel. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Simple Random Sampling.

Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval. Menurut Riduwan (2010:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain, dan mempunyai bobot yang sama. Jadi data yang di intervalkan dalam penelitian ini adalah “ Remaja Kelas VII di MTsN Model Padang melalui penelitian”. Sumber data yang dalam penelitian ini adalah dari mana data diperoleh atau didapatkan sejalan dengan pendapat Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari remaja yang menjadi sampel dan kaitannya dengan profil pencapaian tugas perkembangan remaja.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

b) Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden.

c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

(7)

7

d) Mencari presentase untuk setiap data atau total skor pernyataan sabyek penelitian dengan rumus presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2007:224) sebagai berikut:  100 n f P Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi n = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap Skor Alternatif Pernyataan

Alternatif Pernyataan Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Cukup Sesuai (CS) Kurang Sesuai (KS) Sangat Kurang Sesuai (SKS) Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian akan dikemukakan berdasarkan analisis dan penafsiran dari data temuan penelitian yang tergambar pada deskripsi hasil sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan profil pencapaian tugas perkembangan remaja di kelas VII MTsN Model Padang dengan masing-masing sub variabel adalah sebagai berikut:

1. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII MTsN Model Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran secara umum profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang dapat diketahui bahwa pencapaian tugas perkembangan peserta didik dari 85 orang peserta didik, terdapat 71 orang peserta didik (83,53%) berada pada kategori tercapai.

Keterangan di atas mengungkap bahwa profil pencapaian tugas perkembangan remaja di kelas VII MTsN Model Padang berada pada kategori tercapai dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan yang dijalani.

Sesuai pendapat Havighurst, 1967 (Prayitno, 2006:42) “Tugas perkembangan remaja merupakan tugas yang muncul pada sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu, Pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiannya dan pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja”.

Maksud dari pendapat diatas, yaitu bahwa pencapaian tugas perkembangan remaja akan tercapai apabila mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan, pencapaian tugas perkembangan yang sukses akan memberikan kebahagian kepada remaja. Sebaliknya, apabila remaja tidak mampu melaksanakan tugas perkembangan maka akan menimbulkan berbagai permasalahan yang dihadapi baik pada masa remaja maupun pada masa yang akan datang.

a. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII Dilihat dari Aspek Mampu Mengontrol Diri seperti Orang Dewasa

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padangdilihat dari aspek mampu mengontrol diri seperti orang dewasa dari 85 orang peserta didik, terdapat 53 orang peserta didik (62,35%) berada pada kategori sangat tercapai,

Keterangan di atas mengungkap bahwa profil pencapaian tugas perkembangan remaja berada pada kategori tercapai. Berdasarkan hasil analisis data di atas maka sesuai dengan pendapat Hurlock (2012:209) seluruh tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Selanjutnya menurut Zulkifli (2009: 76) pada dasar psikologis dalam kelompok sejenis remaja belajar untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa, dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar menguasai

(8)

8

keterampilan sosial, dan sebagainya, gadis lebih cepat matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda pada usianya beberapa tahun di atasnya.

Maksud pendapat di atas bahwa, mampu mengontrol diri seperti orang dewasa berada pada kategori sangat baik, apabila peserta didik dapat mengontrol diri seperti orang dewasa maka pencapaian tugas perkembangannya akan cukup sesuai dan sebaliknya apabila peserta didik tidak mampu mengontrol diri seperti orang dewasa dalam pencapaian tugas perkembangannya maka akan kurang baik dan sangat kurang baik dalam pencapaian tugas perkembangnnya yang akan dilakukannya.

b. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII Dilihat dari Mendapatkan Kebebasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang dilihat dari aspek mendapatkan kebebasan dapat diketahui bahwa pencapaian tugas perkembangan peserta didik dari 85 orang peserta didik, terdapat 50 orang peserta didik (58,8%) berada pada kategori tercapai.

Keterangan di atas mengungkap bahwa profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dilewati, jadi dalam pelaksanaan tugas perkembangan remaja di kelas VII MTsN Model Padang telah mendapatkan kebebasan dalam menentukan pilihan, membuat keputusan, melaksanakan keputusan dan berani bertanggung jawab.

Berdasarkan data di atas maka sesuai dengan pendapat Al-Mighwar (2006:157) kelancaran tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh posisi remaja dalam keluarga, sebagai anak tunggal, anak kandung dan anak angkat. Selanjutnya Zulkifli (2007:78) menyatakan pada dasar psikologis dari

hasil penelitian mengenai minat dikalangan remaja, ternyata pada kaum remaja yang berusia 16 sampai 19 tahun, minat yang utama tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan, sebenarnya secara samar-samar, kita bisa mendapatkan gambaran bayangan dari prestasi yang dicapai siswa di sekolah tentang apa yang akan menjadi cita-citanya jika ia bertahan terus untuk melanjutkan pendidikanya.

Maksud dari pernyataan di atas yaitu remaja akan mampu dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya apabila keluarga memberikan dukungan terhadap remaja dan dari cara keluarga mendidik dan memposisikan remaja sebaliknya remaja akan sulit dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan.

c. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII Dilihat dari Bergaul dengan teman lawan jenis

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis dari 85 orang peserta didik, terdapat 50 orang peserta didik (58,82%) berada pada kategori tercapai.

Keterangan di atas mengungkap bahwa profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis berada pada kategori tercapai, jadi secara umum remaja sudah bisa bergaul secara baik dengan lawan jenis.

Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian dengan lawan jenis, remaja harus menyesuaiakan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya, belum pernah ada dan harus menyesuaiakan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. (Jurnal, Nasution. Diakses tanggal 20 Agustus 2016).

(9)

9

Sesuai dengan analisis data di atas maka sesuai dengan pendapat Havighurst, 1967 (Prayitno, 2006:42) menyatakan tugas perkembangan yang seharusnya dicapai pada periode remaja, yaitu: Kemampuan membina hubungan baru dengan teman sebaya, Kemampuan membina hubungan baru adalah kemampuan berfikir positif dapat diartikan sebagai kebiasaan memahami orang lain pada dasarnya baik. Remaja yang berfikir positif terhadap teman sebayanya suka menonjolkan aspek-aspek positif dari teman sebaya. Remaja terhindar dari tingkah laku buruk sangka atau hanya melihat sisi negatif teman sebayannya.

Maksud pendapat di atas bahwa, bergaul dengan teman lawan jenis berada pada kategori tercapai, apabila peserta didik menciptakan hubungan yang baik dengan teman-temannya maka

akan pencapaian tugas

perkembangannya akan cukup tercapai dan sangat tercapai. Sebaliknya apabila peserta didik tidak dapat bergaul dengan baik dengan lawan jenis maka pencapaian tugas perkembangannya kurang baik dan sangat kurang baik dengan pencapaian tugas perkembangannya yang akan dijalaninya.

d. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di Kelas VII Dilihat dari Memiliki Citra Diri yang Nyata

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui profil pencapaian tugas perkembangan remaja di Kelas VII MTsN Model Padang dilihat dari aspek memiliki citra diri yang nyata dapat diketahui bahwa pencapaian tugas perkembangan peserta didik dari 85 orang peserta didik, terdapat 57 orang peserta didik (67,06%) berada pada kategori tercapai.

Keterangan di atas mengungkap bahwa persepsi peserta didik di Kelas VII MTsN Model Padang sudah bisa mengenali kondisi diri secara apa adanya, mampu mengukur kelebihan dan

kekurangan, serta dapat menerima, memelihara dan memanfaatkannya.

Sesuai dengan keterangan di atas maka sesuai dengan pendapat Menurut Ahmadi (2005: 41) “Remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu masyarakat orang dewasa”. Selanjutnya menurut Zulkifli (2007:77) pada hakikat tugas remaja lebih menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya toleran) terhadap tubuh sendiri, menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif, perubahan bentuk tubuh disertai dengan perubahan sikap dan minat mereka, remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri, gadis-gadis lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya.

Maksud pendapat di atas bahwa, memiliki citra yang nyata berada pada kategori baik , apabila seorang peserta didik memiliki citra yang nyata pada dirinya maka akan sangat baik dan cukup baik dalam pencapaian tugas perkembangannya. Sebaliknya apabila peserta didik tidak memiliki citra yang nyata dalam dirinya maka akan menjadi kurang baik dan sangat kurang baik di dalam pencapaian tugas perkembangannya.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil pencapaian tugas perkembangan remaja di kelas VII MTsN Model Padang sebagai berikut:

1. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek mampu mengontrol diri seperti orang dewasa berada pada kategori sangat tercapai. 2. Profil pencapaian tugas perkembangan

remaja dilihat dari aspek mendapatkan kebebasan berada pada kategori tercapai. 3. Profil pencapaian tugas perkembangan

remaja dilihat dari aspek bergaul dengan teman lawan jenis berada pada kategori tercapai.

(10)

10

4. Profil pencapaian tugas perkembangan remaja dilihat dari aspek memiliki citra diri yang nyata berada pada kategori tercapai.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada:

1. Peserta Didik

Diharapkan kepada peserta didik agar lebih meningkatkan lagi kemampuan untuk bergaul dengan teman lawan jenis serta mendapatkan mendapatkan kebebasan dan mengembangkan citra diri yang nyata.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Diharapakan dapat memberikan layanan yang bisa meningkatkan kemampuan remaja dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada remaja khususnya mendapatkan kebebasan dalam bergaul dengan teman lawan jenis sehingga mampu mencapai tugas perkembangan selanjutnya, serta memberikan layanan kepada remaja agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya sehingga terbentuk citra diri yang nyata melalui berbagai layanan seperti layanan penempatan dan penyaluran.

3. Wali Kelas

Para wali kelas diharapkan untuk bisa memperhatikan peserta didik dari aktivitas dan kebiasaan dalam proses belajar maupun di luar jam pembelajaran sehingga dapat mengetahui perkembangan peserta didik, kelebihan dan kekurangan sehingga dapat membantu pencapaian tugas perkembangannya.

4. Kepala Sekolah

Diharapkan kepada kepala sekolah agar mencoba membuat program sekolah yang bisa membuat peserta didik dapat mengembangkan diri, memahami tentang dirinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik

serta agar hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyusun program dan kebijakan sekolah dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Kepustakaan

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Ahmadi, Abu H & Sholeh, M. (2005).Psikologi Perkembangan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Mighwar, Muhammad.(2006). Psikologi

Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Hurlock, B. Elizabeth. (2002). Psikologi

Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan.

Jakarta: Erlangga.

Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja.

http://library.usu.ac.id/download/fk/

132316815.pdf. Diakses pada

tanggal 20 Oktober 2016.

Prayitno, Elida. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang:

Angkasa Raya.

Riduwan.(2010). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Wirawan S. (2010). Psikologi

Remaja. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Yusuf, A. Muri .(2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Yusuf, S., LN & Sugandi, M., N. (2013).

Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Zulkifli L. 2007. Psikologi Perkembangan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengujian yang dilakukan, salah satunya pada Gambar 4.2 terlihat bahwa sinyal yang didapatkan tidak stabil dan baseline masih berubah-ubah dengan bentuk sinyal

Akhir Ket Penilaian Produk teknik menendang menggunakan kaki bagian dalam Penilaian Produk teknik menendang menggunakan kaki bagian luar (Skor 4) Penilaian Produk teknik

Oleh karena itu, penulis ingin memperkenalkan Pulau Bangka kepada masyarakat luas.Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat suatu Website Pulau Bangka yang

Kota Lubuk Linggau No..

Metode yang digunakan untuk pembuatan aplikasi ini adalah melakukan studi pustaka dengan pengambilan data atau informasi dari buku dan internet, serta buku yang membahas tentang

Program PAUD menyampaikan laporan hasil penilaian kepada orangtua peserta didik dengan frekuensi pelaporan:. Setiap minggu Ya

Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,570 > 1,690) maka H 0 ditolak dan H 5 diterima (terdapat pengaruh yang signifikan), yang artinya