• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Asam Glugur dikenal dengan nama Garcinia atrovirdis Griff. Family

Glusiaceae dengan sinonim Guttiferae. Asam Glugur berasal dari Semenanjung

Malaysia, Thailand, Myanmar, dan India (Assam).

Sistematika tumbuhan Asam Glugur (Garcinia atroviridis Griff) adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dycotyledonae Ordo : Guttiferales Family : Clusiaceae Sub Family : Guttiferae Genus : Garcinia

Species : Garcinia atrovidis Griff ( Rheini, 2000).

Pohon Garcinia atroviridis, tingginya mencapai 20 m, ranting dan daunnya menggantung, kulit kayunya licin, berwarna kelabu pucat, getahnya bening. Daunnya berbentuk lonjong sempit, berukuran sampai (20 –30) x (6 - 7,5 cm), berwarna hijau tua (sewaktu muda merah cerah) berkilap menjangat, mendaging, pingirannya berlipat, tulang tengahnya menonjol kesebelah bawah lembaran daun, dengan peraturan yang

(2)

bergelombang gelap, tipis dan hampir tidak tampak tangkai daunnya mencapai 2,5 cm panjangnya ( Verheij dan Corronel, 1997).

Salah satu komoditas yang memiliki potensi menjadi komoditas ekspor di Sumatera Utara adalah Asam Glugur. Sebenarnya tanaman ini merupakan tanaman yang telah lama ada di daerah ini, namun pemanfaatannya hanya untuk keperluan saja yang sederhana. Buah Asam Glugur di daerah Sumatera Utara terutama digunakan oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Umumnya buah asam ini dipotong menjadi tipis-tipis, lalu dijemur dan setelah kering dipakai sebagai campuran sayuran. Asam Glugur dapat juga diolah menjadi manisan dan selai yang lezat rasanya, dapat dibuat sebagai pengganti asam Jawa (Tamarinus Indica) juga dapat dimanfaatkan untuk bunbu, pengawet ikan, sirup dan bahan asam untuk pengolahan lateks (Nainggolan, M. 1997).

Beberapa peneliti sebelumnya yang mengamati tentang Asam Glugur yaitu Martinus Catur (1994) dan Pujinta Bukit (1996). Kedua peneliti ini sebelumnya mengamati tentang Analisis Pengolahan dan Pemasaran Asam Glugur serta Potensi Produksi Asam Glugur di Deli Serdang. Ke-2 peneliti tersebut telah mengamati kegiatan petani Asam Glugur dari mulai budidaya sampai ketahap pengolahan dan pemasaran. Tidak di ragukan lagi bahwasannya dalam kegiatan penelitian ini penulis masih banyak mengalami kendala baik dari segi informasi maupun kebutuhan akan petani sampel maupun agen atau pengecer sebagai informan yang terbatas disebabkan karena komoditas tersebut masih sangat sedikit dan juga merupakan tanaman yang kurang begitu populer dibudidayakan.

(3)

Di Kecamatan Air Joman ketersediaan Asam Glugur masih cukup banyak. Namun desa yang masih banyak ditemui Asam Glugur terdapat di Desa Silo Lama. Ini bisa dilihat pada Tabel 2 dibawah.

Tabel 2. Luas Produksi Asam Glugur di Kecamatan Air Joman

No Desa/Kelurahan Luas (Ha) Produksi/tahun (kg)

1 2 3 4 5 6 Silo Lama Silo Bonto Lubuk Palas Bangun Sari Pasar Lembu Banjar 1.5 0.5 0.25 0.08 0.08 0.04 900 300 150 48 48 24 Jumlah 2.45 1470

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Air Joman Kabupaten Asahan

Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak dari kegiatan dengan pandangan untuk menyempurnakan kegiatan yang sedang berjalan, membantu perencanaan, penyusunan program dan pengambilan keputusan dimasa depan. Manfaat dari evaluasi diantaranya penyuluh pertanian setiap saat harus mengambil keputusan dan kemudian melakukan tindakan yang menurut anggapannya merupakan tindakan yang terbaik, untuk memeriksa tingkat keberhasilan program penyuluhan pertanian dan mengupayakan perbaikan yang diperlukan, timbulnya rasa aman bagi pegawai yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik., evaluasi menyeluruh yang baik merupakan landasan terbaik bagi hubungan masyarakat, tumbuhnya sikap profesional diantara sesama penyuluh pertanian yang menggunakan tekhnik evaluasi ilmiah (Sinar Tani, 2001).

(4)

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi diperlukannya suatu program di Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, antara lain :

1. Memberikan acuan di dalam mempertimbangkan secara seksama tentang apa yang harus dilakanakan dan bagaimana cara melaksanakannya. Di dalam kenyataan, terdapat banyak alternatif mengenai apa yang dapat dilakukan dan bagaimana cara melaksanakan nya.

2. Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat (umum). Dengan adanya acuan tertulis, diharakan dapat mencegah terjadinya salah pengertian dan dapat dikaji ulang (di evaluasi) setiap saat sejak sebelum, selama dan sesudah program tersebut dilaksanakan.

3. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usulan atau saran penyempurnaan yang baru. Sepanjang perjalanan pelaksanaan program, sering kali muncul sesuatu yang mendorong perlunya revisi bagi penyempurnaan perencanaan program. Oleh karena itu, dengan adanya pernyataan tertulis,dapat dikaji sejauh mana usulan revisi dapat diterima atau ditolak, agar tujuan yang diinginkan tetap dapat tercapai, baik dalam arti jumlah, mutu dan waktu yang telah ditentukan.

4. Memantapkan tujuan-tujuan yang ingin dan harus dicapai, yang perkembangannya dapat diukur dan di evaluasi. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah dicapai,diperlukan pedoman yang jelas yang dapat diukur dan dievaluasi setiap saat, oleh siapapun juga, sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

(5)

5. Memberikan pengertian yang jelas terhadap pemilihan tentang kepentingan dari masalah-masalah yang insedintal dan pemantapan dari perubahan-perubahan sementara.

6. Mencegah kesalahartian tentang tujuan akhir, dan mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan.

7. Memberikan kelangsungan dalam arti personil, selama proses perubahan berlangsung. Artinya, setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan dan evaluasi selalu merasakan perlunya kontinuitas program sampai tercapainya tujuan yang diharapkan.

8. Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu dalam menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam menggunakan sumber daya yang tersedia dan dapat digunakan untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki.

9. Menghindarkan pemborosan sumber daya (tenaga, biaya, dan waktu) dan merangsang efisiensi pada umumnya.

10. Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan ynag dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.

Setelah program disusun dengan baik dan dilaksanakan di lapangan, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah melaksanakan evaluasi terhadap program tersebut. Evaluasi atau penilaian adalah membandingkan hasil yang di dapat setelah program dilaksanakan dengan tujuan semula yang ingin dicapai. Untuk melakukan evaluasi diperlukan adanya laporan dan rencana program. Evaluasi dalam penyuluhan dapat ditujukan ke dalam dan ke luar (Mardikanto, T. 1993).

(6)

2.1.1 Budidaya Asam Glugur

Tahapan kegiatan budidaya Asam Glugur di daerah penelitian yang di uraikan berikut meliputi persiapan lahan, pemeliharaan, panen dan pasca panen.

Persiapan Lahan

Asam Glugur kurang baik ditanam sebagai monokultur, pada permulaan tanam dia kurang baik kalau 100 % atau sepanjang hari kena sinar matahari. Asam glugur dapat bercampur dengan buah durian, duku atau pohon buah-buahan lainnya yang berakar tunggang.

Apabila lahannya berfotografi miring maka dianjurkan jarak tanam rapat misalnya 7mx7m, sesudah asam glugur berumur 30 tahun perlu penjarangan. Bila asam glugur sudah berumur 60 tahun mungkin diperlukan lagi dilakukan penjarangan kedua.

Pemeliharaan Asam Glugur. A. Pemberantasan Gulma.

Memberantas gulma pada asam glugur berbeda dengan tanaman lain. Gulma cukup dibabat agar tidak terganggu akar asam glugur. Pada usia 2 tahun dan seterusnya pemberantasan gulma tidak sulit lagi. Kalau terjadi kemarau panjang dipangkal batang ditimbunkan batang pisang, gunanya untuk menjaga kelembaban dan menyuburkan tanah.

B. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama pada pembibitan asam glugur agak banyak, namun belum bersifat fatal dan merugikan secara ekonomis. Cacing tanah paling banyak mengganggu tanaman

(7)

Asam Glugur mulai dari pembibitan sampai tanam dilapangan. Kalau hama asam glugur dapat dikatakan hanya sedikit, tetapi penyakitnya cukup banyak. Mulai dari kecambah sampai dengan pohon tua Asam Glugur tidak luput dari serangan penyakit. Baik itu pentakit yang berasal dari bakteri, virus, cendawan/jamur.

Pemupukan

Asam Glugur tidak pernah dipupuk, karena pupuk kompos (daun/ranting membusuk) disekitarnya cukup sebagai unsure haranya.

Waktu pemupukan sebaiknya setiap hari dalam dosis tertentu sehingga memerlukan biaya tenaga kerja memupuk sangat tinggi. Oleh karena itu, interval pemberian pupuk perlu dibuat yaitu sekali dalam 3 bulan atau sekali dalam 4 bulan khususnya dengan pupuk anorganik. Pupuk organik cukup diberikan sekali dalam setahun.

Panen dan Pasca Panen A. Panen Asam Glugur.

Setelah buah berusia 5 atau 6 tahun, pohonnya sudah mulai berbuah. Mutu atau kualitas buah dapat dikatakan hampir tidak ada. Buah yang besar, kecil, masak, mentah, ada cacat, mulus, buah pecah sama saja harga per kg-nya. Karena itu jumlah produksi sebanyak mungkin perlu dicapai pada usaha Asam Glugur.

Setelah buah dipanen, diangkut ketempat pemotongan buah, ditimbang beberapa Kg buah, berapa harga buah yang berlaku, terjadi transaksi jual beli antara produsen buah dengan pembeli buah.

(8)

B. Pengolahan Asam Glugur

Pengolahan Asam Glugur maksudnya buah dipotong-potong menjadi lempeng-lempeng tipis, kemudian dijemur sampai kering. Buah dipotong-potong secara melintang dengan alat potong seperti pisau. Selesai dipotong dibawa ketempat penjemuran, kebanyakan dijemur dipanas matahari. Menjemur lempeng ini boleh kering dalam 2 hari kalau cuaca panas, bisa juga 3-5 hari jika cuaca kurang panas atau mendung.

Setelah kering, lempeng-lempeng itu dimasukkan kedalam goni. Goni-goni ini jangan sampai kena hujan, tidak kena percikan air, tidak kena udara lembab. Kalau dibuah tidak ada kelas kualitas, di lempeng ini sangat tinggi peranan kualitas, terutama warna, tingkat kekeringan, ada jamur atau tidak, bersih atau kotor, dan banyak lagi penentu kualitas lempeng ini. Terutama untuk diekspor, cukup banyak persyaratan yang harus dipenuhi (Tarigan, 2006).

2.2 Landasan Teori

Kemampuan berkomunikasi seorang penyuluh seperti yang telah dikemukakan dibagian sebelumnya menjadi semakin penting manakala dikaitkan dengan fungsinya sebagai agen perubahan. Penyuluh datang ketengah suatu masyarakat membawa sejumlah ide dan gagasan. Usaha perubahan tersebut termasuk kedalam apa yang dikenal sebagai perubahan sosial (social change). Sedangkan orang-orang yang mempelopori perubahan sosial seperti yang dilakukan oleh para pwnyuluh, disebut sebagai agen perubahan (change agent) (Nasution,Z. 1990).

(9)

Penyuluhan merupakan kegiatan yang melakukan proses perubahan perilaku manusia dalam hal ini adalah petani yang dilakukan melalui sistem pendidikan. Perubahan perilaku ini dapat kita ambil pada :

1. Perubahan-perubahan pelaksanaan kegiatan bertani yang mencakup jenis dan jumlah sarana produksi serta peralatan/mesin yang digunakan, maupun cara-cara atau tekhnik bertaninya.

2. Perubahan-perubahan tingkat produktivitas dan pendapatannya.

3. Perubahan-perubahan dalam pengelolaan usahatani (perorangan, kelompok, koperasi) serta pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari usahataninya.

Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu dari sekian banyaknya variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku pada petani dan perubahan-perubahan yang terjadi yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian (Mardikanto. T, 1993).

Dalam kegiatan usahatani petugas penyuluhan sering sekali hanya memiliki setengah dari pengetahuan yang diperlukan untuk mengambil keputusan, sedangkan petani dan keluarganya melengkapi kekurangan tersebut. Para petanilah yang mengetahui tujuan mereka, jumlah modal yang dimiliki, hubungan yang dimiliki dengan petani lain, kualitas lahan, serta hal-hal yang tidak diketahui oleh petugas penyuluh. Oleh sebab itu, pengetahuan terpadu antara petani dan keluarganya dengan petugas penyuluh harus disatukan untuk mengembangkan sistem usahatani yang paling produktif bagi keluarga petani (Van den Ban dan Hawkins, 1999).

(10)

2.3 Kerangka Pemikiran

Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah melakukan perubahan pada setiap petani dan keluarganya yaitu perbahan sikap, perilaku dan ketrampilan petani. Berhubungan dengan masalah-masalah sosial ekonomi petani yang masuk dalam ruang lingkup penyuluhan pertanian yaitu berusahatani lebih baik (better farming), berusahatani yang lebih menguntungkan (better business), kehidupan keluarga yang lebih layak (better living), terjalinnya keadaan lingkungan yang lebih harmonis (better

environment) dan masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera (better community).

Program yang telah disusun harus dievaluasi untuk melihat apakah program tersebut masih efektif dilakukan dan sesuai dengan kondisi yang ada. Evaluasi sangat diperlukan untuk mengoreksi apakah program tersebut perlu direvisi atau perlu penambahan sehingga program yang selanjutnya benar-benar efektif dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik. Evaluasi juga diperlukan untuk menentukan apakah program penyuluhan pertanian berhasil atau tidak berhasil dalam pelaksanaannya.

Program Penyuluhan Pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan disesuaikan dengan kondisi sosial mereka. Program Penyuluhan Pertanian juga di buat dengan peran aktif penyuluh dan pemerintah. Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh peneliti di lapangan ada beberapa manfaat pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan yaitu:

(11)

1. Dari Segi Sosial :

 Masyarakatnya sudah mulai memperbanyak tanaman Asam Glugur ini sebagai tanaman pelindung untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir pada saat musim penghujan datang.

2. Dari Segi Ekonomi :

 Asam Glugur merupakan salah satu tanaman yang diunggulkan untuk di eksport.

 Prospek pasar jelas dan menguntungkan sehingga menambah pendapatan bagi petani.

Karakteristik sosial ekonomi petani seperti umur, lama pendidikan, lama bertani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan total adalah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program penyuluhan pertanian di lapangan.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam menjalankan tugasnya harus memiliki aturan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya di lapangan. Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang, yang akan dicapai setiap pelaksanaan tugasnya. Acuan sistematis yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan program penyuluhan pertanian.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada skema kerangka pemikiran sebagai

(12)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : Garis hubungan Garis Pengaruh Penyuluhan Pertanian Program Pelaksanaan Program Karakteristik Sosial Ekonomi Petani:

 Umur

 Lama Pendidikan  Pengalaman Bertani

 Jumlah tanggungan Keluarga  Luas Lahan

 Pendapatan Total

Petani

Evaluasi Program

Berhasil Tidak berhasil Manfaat program dari segi , ekonomi :

1. Menambah pendapatan

2. Merupakan tanaman unggulan. Dari segi Sosial :

 Sebagai tanaman pelindung untuk mencegah erosi

(13)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada Program Penyuluhan terhadap petani budidaya Asam Glugur di daerah penelitian.

2. Ada manfaat program penyuluhan terhadap petani budidaya Asam Glugur di daerah penelitian.

3. Ada hubungan faktor sosial (pendidikan, umur, pengalaman bertani) dan faktor ekonomi (jumlah tanggungan keluarga) dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah penelitian.

4. Ada program penyuluhan yang dilaksanakan bagi petani budidaya Asam Glugur di daerah penelitian.

Gambar

Tabel 2. Luas Produksi Asam Glugur di Kecamatan Air Joman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran  Keterangan :  Garis hubungan  Garis Pengaruh  Penyuluhan Pertanian Program Pelaksanaan Program Karakteristik Sosial Ekonomi Petani:

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum teknik guludan ini diperkenalkan, penanaman mangrove pada lahan-lahan yang tergenang air yang cukup dalam dilakukan dengan menggunakan drum bekas minyak tanah

Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari darah di atrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.. Katup bikuspid

Judul Skripsi : Pengaruh Jenis Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tiga Kultivar Sawi Pakchoy (Brassica rapasinensi L.) Pada Budidaya Hidroponik Sistem NFT.. Skripsi ini

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Banyak anak yang bertanya soal yang tidak mereka ketahui sehingga kelas menjadi gaduh.. Memberikan penjelasan terkait soal yang belum dipahami di

Agustinus Hermino mengemukakan bahwa akuntabilitas adalah, pertanggung jawaban atas semua program yang dilaksanakan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa 2’,4’-dimetil-3,4- metilendioksikalkon dari 2,4-dimetilasetofenon dan piperonal melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt

SKOR PPH SEKURANG- KURANGNYA 85 PADA TAHUN 2011 2015 PPH MENDEKATI IDEAL (100) KONSUMSI BERAS PERKAPITA TURUN PANGAN AMAN DIKONSUMSI KONDISI AWAL: SKOR PPH 79,1 PADA TAHUN