• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

A. Tataran Lingkungan

Tema yang diambil dari perancangan visual dan juga informasi kali ini merupakan sebuah perancangan media publikasi berupa buku yang keberadaannya sudah mulai dianggap tidak menarik seiring perkembangan waktu dan zaman. Terdapat beberapa aspek penting seperti layout, warna, tipografi dan lain sebagainya yang mampu mengacu pada penyampaian yang benar-benar sampai ke pembaca.

Mengacu pada beberapa referensi yang ada bahwa sebuah buku wisata haruslah mampu memberikan informasi secara tepat dan lugas tanpa banyak basa-basi yang tidak perlu. Dengan itu dalam perancangan kali ini akan dirancang sebuah buku yang benar-benar memaparkan data/informasi secara singkat dan jelas menurut kebutuhan yang benar-benar signifikan. Sehingga apa yang ingin disampaikan benar-benar dapat tersampaikan secara tepat dan mudah dimengerti, namun dengan penulisan yang menarik sehingga pembaa tidak bosan ketika membaca.

Buku panduan wisata kota Semarang ini merupakan buku yang akan memperkenalkan kota Semarang ke khalayak luas yang belum pernah berkunjung ataupun yang sudah pernah berkunjung ke kota Semarang. Didalam isi buku terdapat informasi mengenai bagaimana cara menuju ke Semarang, objek wisata kota Semarang, makanan khas kota Semarang, dan lain sebagainya. Selain menjabarkan tempat-tempat tujuan wisata, didalam buku ini juga berisikan konten-konten penginapan yang tersedia di kota Semarnag untuk menunjang para wisatawan yang datang.

Kota Semarang sebenarnya memiliki tempat-tempat wisata yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Kota Semarang memiliki peluang yang baik untuk terus berkembang. Seperti contohnya Lawang Sewu, Sam Poo Kong, dan

(2)

18

sederet museum yang ada di Kota Semarang sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Dengan menggunakan buku panduan travel sebagai media untuk memperkenalkan kota Semarang menjadi kota yang layak untuk menjadi destinasi wisata yang memiliki nilai kunjungan tinggi dan agar kota Semarang menjadi kota yang lebih dikenal masyarakat luas.

Skema 2 B. Tataran Sistem

1. Penyebaran Produk

Penyebaran produk dan juga publikasi produk yang dibuat selanjutnya akan dipublikaskan melalui media internet seperti media sosial, contohnya twitter, Instagram yang berhubungan dengan travel dan juga pariwisata kota setempat untuk mengetahui respon terhadap karya yang dibuat. Apabila respon yang ada sudah menunjukkan respon yang positif secara keseluruhan.

Dengan ditribusikannya buku panduan travel ini melalui media sosial yang banyak orang pakai, diharapkan pembaca mengerti kota Semarang secara umum bagaimana sejarah dan juga apa saja yang ada dikota Semarang sebagai salah

(3)

19

satu bentuk potensi wisata daerah yang ada di Jawa Tengah. Buku panduan wisata kota Semarang ini menjadi acuan untuk siapapun yang akan dan hendak berkunjung ke Semarang. Pemanfaatan bagi para wisatawan untuk mengenal budayanya sendiri, menikmati potensi wisata yang ada khususnya di wilayah kota Semarang, dan juga kebudayaan asli kota Semarang. Memberikan informasi wisata dan mengangkat potensi wisata daerah Semarang yang memiliki citra dan keunikan sendiri untuk kemudian dikembangkan lebih luas dan lebih lengkap.

Skema 3 2. Cara Kerja Produk

Setelah produk diperkenalkan kepada khalayak, dan produk diterima serta diketahui masarakat. Maka, produk yang dibuat ini,akan memenuih target perancangan yakni sebuah media yang digunakan untuk memperkenalkan destinasi wisata yang ada di kota Semarang. Sebuah buku yang menampilkan secara unik dengan perpaduan ilustrasi dan juga gambar yang menarik tidak seperti buku kebanyakan.

(4)

20 Skema 4

C. Tataran Produk

Produk yang dirancang berupa buku panduan dan navigasi Kota Semarang yang di tujukan untuk anak remaja Indonesia dan juga mancanegara. Hal ini dikarenakan buku ini dibuat dengan menggunakan 2(dua) Bahasa yang masing-masing menggunakan Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris disetiap halaman wisatanya. Untuk penggunaaan Bahasa Inggris, digunakan agar memberikan kemudahan untuk setiap wisatawan asing yang ingin berkunjung ke kota Semarang. Untuk posisi bahasa, diletakkan atas-bawah untuk memungkinkan tahap pembelajaran untuk Bahasa Indonesia (orang Indonesia) ke Bahasa Inggris (Bahasa Inggris) agar ketika membaca teks, bisa menyempatkan belajar Bahasa lainnya.

(5)

21

Untuk bagian cover depan, menggunakan fotografi sesuai dengan tema yang diambil, yaitu kota Semarang. Kota tersebut terkenal dengan lawing sewu, oleh sebab itu, dipertontonkan sisi lain dari lawang sewu itu sendiri dengan disertai judul buku dan tagline yang dibuat untuk menarik perhatian pembaca.

Gambar 2

Gambar 3

Buku panduan travel ini didesain portrait, berukuran 14 cm x 20 cm, ukuran yang pas untuk sebuah buku panduan wisata yang tidak memakai ukuran terlalu

(6)

22

besar dan juga tidak terlalu kecil. Dengan ukuran ini, pembaca masih dapat melihat dengan jelas teks dan gambar yang ada. Didesain dengan ukuran yang berbeda dari buku kebanyakan yang menggunakan ukuran setara dengan A5 atau B5, buku ini menjadikan berbeda dari buku travel kebanyakan dan terdapat perbedaan yang signifikan dari ukuran. Buku ini terdiri dari 80 halaman full color

termasuk bagian cover.

D. Tataran Element

1. Warna

Gambar 4

Terdapat banyak warna yang digunakan didalam buku, namun, terdapat 4 warna yang menjadi benang merah atau ciri khas dari buku tersebut, yaitu biru, merah, hitam dan juga putih. Warna tersebut digunakan untuk teks, judul buku, sub judul, dan yang berkaitan dengan teks dan tipografi. Pemilihan ke-empat warna tersebut selain untuk bertujuan sebagai warna inti yang selalu ada disetiap halaman, warna ini juga berfungsi untuk penetralan disetiap halaman yang ada.

Sifat warna digolongkan menjadi 2 (dua) golongan warna ekstrim yaitu warna panas dan dingin (Sulasmi, 2002, hal. 33). Yang termasuk dalam golongan warna panas adalah keluarga warna merah/jingga yang bersifat dan pengaruh hangat, menyenangkan, merangsang dan bergairah. Yang termasuk dalam golongan warna dingin adalah kelompok hijau/biru yang bersidat dan memiliki pengaruh sunyi, tenang, makin tua, segar, serta arahnya makin gelap.

(7)

23

Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri. Menurut

The Prang Sistem warna dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu (Pujirianto, 2005, hal. 45) :

- Hue, berkaitan dengan panas dinginnya warna, termasuk didalamnya warna primer, sekunder, dan tersier.

- Value, berkaitan dengan terang gelapnya warna, menunjukkan kualitas sinar yang direffleksikan oleh sebuah warna atau menunjukkan gelap terangnya warna, dilakukan dengan menambahkan warna putih atau hitam.

- Intensity, berkaitan dengan cerah suramnya warna, menunjukkan kuat lemahnya warna. Pengurangan intensitas dicapai dengan mencampur atau menambah warna murni dengan warna-warna netral seperti putih, abu-abu, atau dengan warna-warna komplemen.

Warna tersebut merupakan dasar warna yang digunakan atau warna dominan yang diaplikasikan kedalam buku ini, hal tersebut dilakukan untuk menyampaikan psikologis tentang warna antara lain:

a. Warna merah memberi kesan kehangatan, bahagia, keberanian, semangat, dan kekuatan.

b. Warna biru, memberi kesan luas pada ruangan, kesejukan, dingin damai, dan menenangkan fikiran.

c. Hitam mengandung kesan misteri, independen, dramatis, juga berkesan sunyi. Hitam adalah warna tegas, solid, dan kuat.

d. Warna putih secara umum bisa dikategorikan sebagai kesucian, kemurnian, kebersihan, kesederhanaan, dan kedamaian. Warna putih juga diidentikan dengan warna netral.

Rincian warna ditunjukkan menggunakan warna pigment (C,M,Y,K). sesuai dengan tujuan pengaplikasian warna terhadap produk cetak. Karena

(8)

24

pengaplikasian warna pada produk cetak yang merupakan sebuah produk yang dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif: magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. Berbeda dengan tampilan warna pada teknik digital yang menggunakan warna cahaya (R, G, B)

2. Tipografi

Penggunaan teks yang terpampang pada buku panduan wisata kota Semarang adalah teks yang memiliki karakter tegas dan mudah terbaca. Setiap bagian teks pada laman ini memakai jenis teks yang sama yakni teks book antiqua. Meskipun pengaplikasian teks jenis tersebut terkesan standar namun dalam kenyataannya teks dengan jenis Serif tersebut cukup efektif untuk diaplikasikan yang dapat terbaca di setiap komputer, karena huruf jenis ini merupakan huruf standar yang ada di komputer pada umumnya.

Tipografi yang digunakan di buku ini menggunakan 3 jenis font, yaitu TW Cen MT Condensed, Eras Demi Itc, dan juga Book Antiqua. Untuk bagian cover buku, menggunakan font Eras Demi ITC. Berkut ini adalah font yang dipakai di dalam buku.

a. Eras Demi ITC

Digunakan untuk bagian cover, berukuran 110 pt dan diletakkan di bagian center atas pada halaman buku. Dan juga digunakan untuk tagline kota Semarang dibagian bawahnya yang berukuran 30pt.

(9)

25

b. TW Cen MT Condensed

Font ini digunakan untuk bagian judul untuk setiap halaman. 60pt untuk setiap halaman dan diletakkan dibagian atas ataupun tengah. Font ini selain untuk mempertegas isi halaman, termasuk kedalam tipe font serif yang mempermudah pembaca untuk membaca teks yang tidak terlalu banyak.

c. Book Antiqua

Font digunakan untuk penulisan teks yang ada, untuk menuliskan setiap halaman. Font ini dipilih karena selain cocok untuk penulisan banyak kata, font ini juga jarang digunakan saat penulisan buku yang biasanya menggunakan font seperti Garamond, Times New Roman, Arial dan lain sebagainya yang terlalu sering. Menggunakan ukuran 14pt untuk setiap ulasan mengenai destinasi wisata, 16pt untuk alamat wisata dan juga informasi harga tiket masuk.

(10)

26

3. Layout

Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis, antara lain: Sequence/urutan, gambar, balance/keseimbangan, unity/kesatuan. Suatu pengorganisasian pesan ditetapkan sebelum kata-kata di tuliskan dan sebelum gambar-gambar dibuat, atau keduanya digabungkan ke dalam suatu tata letak (Lay Out). Kegiatan tata letak meliputi penetapan keputusan-keputusan mengenai berbagai komponen judul, ilustrasi, naskah, dan tanda-tanda identifikasi yang akan disusun dan di tempatkan pada halaman.

Untuk layout yang ada disetiap halaman, menggunakan layout yang berbeda untuk setiap halaman. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak bosan ketika membaca halaman demi halaman. Namun, kekonsistensian yang ada disetiap halaman tetaplah ada, contohnya yaitu penggunaan font dan shape yang sama disetiap halaman. Penggunaan layout simetris, dengan foto sebagai background dengan pengurangan opacity, background disesuaikan dengan foto visualisasi yang ada, dengan tujuan memberikan visual yang seimbang antara teks dan foto. Pada halaman yang ada, terdapat beberapa pilihan seperti galeri, sejarah, dan juga informasi mengenai harga tiket masuk wisata dalam bentuk daftar, terdapat pula deskripsi singkat yang memaparkan objek pariwisata tersebut mengenai hal-hal menarik yang ditemukan saat berada di tempat wisata tersebut dan juga ada panduan destinasi untuk malakukan perjalanan hingga tempat tujuan serta dilengkapi dengan peta sebagai panduan navigasi menuju lokasi wisata.

(11)

27

Skema 5

4. Material

Untuk proses cetak, material yang digunakan adalah Art Carton 260 untuk bagian cover depan dan belakang dengan laminasi Glossy, sedangkan untuk bagian isi menggunakan Art Paper 150, dan teknik jilid dengan menggunakan binding lem panas.

5. Ukuran

Ukuran yang dipakai pada buku panduan wisata ini adalah 14cm x 20 cm. mengutamakan foto sebagai objek utama (Point Of View). Oleh karena itu, sebagian besar foto diletakkan disisi kanan, sebagai salah satu trik agar pembaca tertarik untuk melihat apa yang ada disisi kiri.

6. Keseimbangan

Keseimbangan disini adalah porsi dari pemuatan elemen dalam suatu layout . bagian mana yang memerlukan porsi yang banyak untuk ditampilkan tergantung jenis infformasinya. Jika memang kejelasan informasi justru lebih mudah disampaikan dengan gambar, gambar perlu ditampilkan lebih mendominasi. Sebaliknya,jika teks terdiri dari kalimat panjang yang penting, porsi untuk teks lebih mendominasi dalam layoutini. Keseimbangan disini juga termasuk ukuran, warna, letak. Judul informasi meski terdiri dari kalimat yang pendek perlu ditampilkan dengan ukuran yang lebih besar karena merupakan informasi utama yang menjadi dasar dari semua informasi.

(12)

28

Biasanya warna teks kontras dengan warna latar belakangnya. Jika latar belakang berwarna cerah, teks berwarna lebih gelap, begitu pula sebaliknya. Selain itu, penggunaan warna pada teks harus seimbang dengan gambarnya agar kedua elemen tersebut berada dalam satu tema. Keseimangan pada letak adalah keseimbangan dimana letak gambar dan teks tidak saling tumpng tindih sehingga informasi tidak tersampaikan dengan jelas. Kesalahan yang sering terjadi adalah ketika gambar digunakan sebagai latar belakang, gambar dab tulisan saing tumpang tindih sehingga tidak terbaca dengan baik.solusinya adalah dengan mengurangi warnaa latar belakang agar lebih tipis dan samar-samar serta mengkontraskan warna tulisan tersebut.

Keseimbangan di buku ini menggunakan pola simetris, yaitu kesamaan dua bagian. Peletakkan focus yang berada di bagian kanan, dan meletakkan unsur-unsur lain di bagian kiri buku, memberikan kesan seimbang didalamnya dengan formal dan statis.

7. Bentuk

Bentuk yang digunakan adalah kotak, memaparkan stabilitas yan praktis dan menyiratkan keseimbangan disetiap sisinya. Bentuk kotak juga mengesankan rasionalitas, formalitas dan juga kestabilan.

8. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan unsur grafis yang vital dan dapat disajikan mulai dari goresan atau titik sederhana sampai dengan yang kompleks.Ilustrasi berfungsi untuk menarik perhatian, merangsang minat pembaca terhadap keseluruhan, menonjolkan keistimewaan produk, memenangkan persaingan, menciptakan suasana khas, dramatisasi pesan serta menonjolkan suatu merk atau semboyan.ilustrasi dapat berupa gambar, foto, maupun grafis lainnya (Pujirianto, 2005, hal. 41).

Didalam buku ini terdapat ilustrasi berupa bangunan-bangunan yang ada di tempat wisata, ilustrasi yang lain terdapat pada bagian budaya. Ilustrasi ditampilkan dengan bentuk vector, yang menjadikan

(13)

29

buku ini lebih berwarna dan menarik. Beberapa contoh ilustrasi yang digunakan di buku, dibuat tidak kaku supaya pembaca tertarik dan tidak bosan. Berikut adalah contohnya:

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada bulan September (gambar 8), suhu udara paling tinggi di Surabaya dan temperatur rata-rata ruang dengan Roofpond pada pukul 14.oo menunjukkan

Pantai Apai: terletak sekitar 1 km dari pemukiman desa Bitunuris, penyu hijau bertelur terlihat terakhir oleh warga pada September 2015, tumbuhan di sekitar

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN GURU YANG DIANGKAT DALAM JABATAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH KUOTA 2009. PROVINSI

Setiap safetyman yang mengawasi pekerjaan di lapangan selalu membawa sejumlah SHOC kosong ketika bertugas. Apabila di yard terdapat tindakan atau keadaan yang

browser komputer, dan catat URL di jendela alamat, atau email URL tersebut ke diri Anda sendiri sehingga Anda bisa menyalin dan menempelkannya. Saat layar masuk Microsoft Office

*) Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya perubahan yang dilakukan oleh pustakawan perguruan tinggi agar profesi pustakawan tidak punah di

- Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa tanggapan responden atas manfaat pengolahan bahan pustaka untuk temu kembali informasi adalah sebagai berikut :