• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Penelitian

Gambaran umum dalam penelitian ini meliputi gambaran subjek penelitian dan gambaran pelaksanaan penelitian.

4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD Imbas Gugus Lokantara Tahun Ajaran 2011/2012. Subyek dalam penelitian ini adalah SDN Kebonsari Temanggung dan SDN Joho Temanggung.

SDN Kebonsari merupakan sekolah negeri dibawah naungan Dinas Pendidikan UPT Kecamatan Temanggung. SDN Kebonsari terletak perkampungan di Desa Kebonsari. Secara umum untuk sarana dan prasarana SDN Joho cukup baik dan memadai, hal ini terlihat dengan tersedianya ruang kelas dalam kondisi baik, ketersediaan alat peraga di SDN Joho cukup lengkap, perpustakaan, lapangan olahraga dan lain-lain. Saat ini ada 6 ruang kelas, kantor, UKS, kantin dan lima toilet yang terdiri dari empat toilet untuk siswa dan satu toilet guru. SDN Kebonsari mempunyai tenaga pendidik sebanyak 11 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru kelas I, Guru kelas II, Guru kelas III, Guru kelas IV, Guru kelas V, Guru kelas VI, guru bahasa inggris, guru agama islam, guru olahraga dan TU. Untuk latar belakang guru ada empat guru telah sarjana dan tujuh lainnya lainnya dalam proses S1.

Dalam proses pembelajaran, SDN Kebonsari berorientasi pada visi misi sekolah dan bersumber pada kurikulum yang ditetapkan yaitu KTSP yang dibuat sendiri oleh sekolah yang kemudian dijabarkan dalam bentuk Silabus, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, guru di SDN Kebonsari wajib melakukan persiapan meliputi menyusun dan melaporkan rencana pelaksanaan pembelajaran kepada kepala sekolah sebelum pembelajaran dilakukan, menyiapkan materi dan media yang diperlukan.

(2)

SDN Joho juga merupakan sekolah negeri dibawah naungan Dinas Pendidikan UPT Kecamatan Temanggung. Keadaan sekolah nyaman dan tenang karena letak SDN Joho ini yang masuk di Desa Joho Temanggung dan dekat dengan area persawahan. Secara umum untuk sarana dan prasarana SDN Joho cukup baik dan memadai, hal ini terlihat dengan tersedianya 6 ruang kelas dalam kondisi baik dan berlantai keramik, ketersediaan alat peraga di SDN Joho cukup lengkap, toilet, lapangan bermain dan lain-lain. Untuk perpustakaan dan UKS SDN Joho belum tersedia, hal ini dikarenakan keterbatasan tempat. Sekolah mempunyai tenaga pendidik sebanyak 11 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru kelas I, Guru kelas II, Guru kelas III, Guru kelas IV, Guru kelas V, Guru kelas VI, guru bahasa inggris, guru agama islam, guru olahraga dan 1 wiyata bakti. Untuk latar belakang guru, SDN Joho terdapat empat guru telah sarjana, satu orang guru bergelar dokterandes (Drs) dan enam lainnya dalam proses S1.

Senada dengan SDN Kebonsari, dalam proses pembelajaran SDN Joho juga berorientasi pada visi misi sekolah dan bersumber pada kurikulum yang ditetapkan yaitu KTSP yang dibuat sendiri oleh sekolah dan dijabarkan dalam bentuk Silabus, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, guru di SDN Joho wajib melakukan persiapan meliputi menyusun dan melaporkan rencana pelaksanaan pembelajaran kepada kepala sekolah sebelum pembelajaran dilakukan, menyiapkan materi dan media yang diperlukan.

Untuk jumlah keseluruhan siswa SDN Kebonsari sebanyak 101 siswa yang terdiri dari siswa kelas I sampai kelas VI. Sedangkan SDN Joho jumlah keseluruhan siswa sebanyak 93 siswa yang terdiri dari siswa kelas I sampai kelas VI. Latar belakang siswa yang bersekolah di kedua SD tersebut beragam, namun sebagian besar berasal dari golongan petani.

Berdasarkan data yang telah dikemukakan pada Bab III, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kebonsari Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dan siswa kelas V semester II SD Negeri Joho Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung yang berjumlah 16 orang yang

(3)

terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, kedua SD tersebut kemudian dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dari kedua SD tersebut yang terdiri dari kelas V SD Kebonsari Temanggung sebagai kelas eksperimen dan kelas V SD Joho Temanggung sebagai kelas kontrol. Untuk jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 orang siswa. Populasi penelitian berdasarkan data siswa tahun ajaran 2011/2012. Tabel 4.1 merupakan rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.1.

Data Subjek Penelitian SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012

Jenis Kelamin Kelas Eksperimen SD N Kebonsari (Kelas V) Kelompok Kontrol SD N Joho (Kelas V) Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 9 47,4% 6 37,5% Perempuan 10 52,6% 10 62,5% Jumlah 19 100% 16 100%

Adapun pemilihan SD ini dikarenakan memiliki kualitas, fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang berimbang bila dibandingkan dengan SD lain di Gugus Lokantara. Selain itu, berdasarkan data kedua kelas penelitian dari hasil uji kesetaraan yang telah dilakukan dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal dan dinyatakan homogen atau sama. Di kedua SD tersebut juga belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi pengalaman yang baru bagi siswa di SDN Kebonsari dan SDN Joho khususnya siswa kelas V.

Dalam penelitian ini, pembelajaran IPA pada kelompok eksperimen adalah pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Sedangkan pembelajaran IPA pada kelompok kontrol adalah pembelajaran IPA secara konvensional. Dalam penelitian ini bahan ajar IPA yang disajikan adalah pokok bahasan KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah.

(4)

4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan di SD N Kebonsari Temanggung sebagai kelas eksperimen dan 2 kali pertemuan di SD N Joho Temanggung sebagai kelas kontrol. Untuk jadwal rincian kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2

Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian Di SD N Imbas Gugus Lokantara

Tahun 2011/2012

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Sabtu/3-03-2012 Melakukan survei keadaan sekolahan dan kelas yang akan digunakan penelitian.

2. Sabtu/13-03-2012

Melakukan validasi pelaksanaan treatment

pembelajaran kooperatif Teams-Games-Tournament di SD N Kebonsari

3. Jumat/17-03-2012 Pertemuan ke 1 pembelajaran konvensional kelas V SD N Joho sebagai kelas kontrol.

4. Selasa/20-03-2012

Pertemuan ke 1 kelas pembelajaran kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament V SD N Kebonsari

sebagai kelas eksperimen.

5. Rabu/21-03-2012

Pertemuan ke 2 kelas pembelajaran kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament V SD N Kebonsari

sebagai kelas eksperimen dan dilajutkan mengerjakan soal postes

6. Kamis/22-03-2012

Pertemuan ke 2 pembelajaran konvensional kelas V SD N Joho sebagai kelas control dan dilajutkan mengerjakan soal postes.

Sebelum penelitian dilaksanakan, kedua kelas penelitian telah diuji kesamaan varian yang menunjukkan keadaan kedua kelas yang sama atau homogen. Artinya bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kondisi dan kemampuan awal yang sama yang tidak berbeda secara signifikan sehingga kelas eksperimen dapat diberi treatment yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (postes) untuk mengukur hasil belajar IPA.

(5)

Sebelum melaksanakan treatment, masing-masing guru kelas baik eksperimen atau kontrol terlebih dahulu mempelajari sintak atau langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam hal ini khususnya kelas ekperimen, setelah guru paham tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT), guru kelas melakukan validasi pelaksanaan treatment pada mata pelajaran IPS KD. Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Pelaksanaan validasi/latihan pelaksanaan treatment berlangsung 1 kali pertemuan dengan 2x35 menit. Pada saat validasi ada beberapa langkah yang tidak dilaksanakan yaitu tahap persiapan games. Pada tahap persiapan game, guru tidak menyusun sendiri pertanyaan-pertanyaan kuis secara sistematis dan dalam bentuk sederhana. Tetapi, dalam pelaksanaanya siswa dalam kelompok yang disuruh membuat pertanyaan sendiri dengan sumber yang relevan kemudian ditukarkan dengan kelompok lain. Selain itu, guru juga kurang jelas dalam penyampaian prosedur permainan sehingga saat pelaksanaan tournament siswa terlihat sedikit kebingungan. Namun, dalam pelaksanaan validasi secara keseluruhan, guru dan siswa melaksanakannya dengan baik.

Pelaksanaan penelitian dilakukan 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan di SD N Kebonsari Temanggung sebagai kelas eksperimen dan 2 kali pertemuan di SD N Joho Temanggung sebagai kelas kontrol.

Pertemuan I pada kelas kontrol dilaksanakan hari Sabtu, 17 Maret 2012 sedangkan pertemuan II dilaksanakan hari Kamis, 22 Maret 2012. Pada pertemuan I, pembelajaran IPA dimulai pada pukul 07.00 sedangkan pertemuan II dimulai pada pukul 09.00. Siswa seluruhnya hadir mengikuti pembelajaran pada pertemuan I dan II. Guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran konvensional. Saat pembelajaran, interaksi guru kelas dengan siswa berlangsung baik, siswa dengan tenang menikmati pembelajaran yang guru kelas berikan. Terdapat sedikit kegaduhan saat pemberian penugasan kepada siswa, namun guru kelas dapat mengkontrol kembali keadaan kelas. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran konvensional berlangsung baik dan lancar.

(6)

Untuk pertemuan I kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012 pukul 07.00-09.00. Seluruh siswa hadir dalam mengikuti pembelajaran pertemuan I. Pada pertemuan I, pembelajaran TGT yang dilaksanakan adalah penyajian kelas dan belajar dalam kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Pembelajaran dilakukan dengan pengajaran langsung dan diskusi yang dipimpin guru. Disamping itu, guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian kelas ini siswa benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game/turnamen karena skor game/turnamen akan menentukan skor kelompok.

Dalam belajar kelompok, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 5 orang. Dalam kelompok ini siswa diberikan tugas untuk menyelesaikan masalah dan memahami materi tentang Tanah. Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan modul IPA. Saat pembelajaran kelompok ini, siswa sangat aktif dan saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

Pada pertemuan II, guru mempersiapkan permainan yang disusun dan dirancang sesuai dengan materi yang relevan yaitu tentang pembentukan tanah. Selanjutnya guru mengumumkan kepada semua siswa bahwa akan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Saat turnamen berlangsung, setiap kelompok mendapatkan paket permainan yang berisi kartu angka, kartu pertanyaan, kartu kunci jawaban, papan nama, dan lembar penilaian kelompok. Turnamen berlangsung lancar sesuai dengan prosedur permainan. Terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar. Setelah turnamen selesai, guru merekap hasil skor yang diperoleh tiap kelompok, dan

(7)

mengumumkan perolehan skor untuk setiap kelompok dan memberikan penghargaan pada kelompok dan individu yang memperoleh skor tertinggi. Adapun rincian langkah-langkah pembelajaran IPA dengan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran 3.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran maka dilakukan observasi. Sesuai dengan pembahasan pada bab III, observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, untuk mengamati setiap kegiatan belajar siswa, dan mengamati tingkah laku guru kelas pada waktu mengajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament

(TGT) ataupun pembelajaran biasa (konvensional). Kriteria penilaian dalam

lembar observasi yaitu sangat baik untuk skor 4, baik untuk skor 3, cukup untuk skor 2 dan kurang untuk skor 1. Berikut adalah rincian dari hasil observasi dari masing-masing treatment.

(8)

Tabel 4.3

Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-Tournament SDN Kebonsari Temanggung

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil observasi pada kelas eksperimen, dari 124 total skor item keseluruhan memperoleh jumlah total skor 118, dan mendapatkan persentase sebesar 95% dari persentase total skor item 100% secara keseluruhan. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan I dan II berjalan dengan baik dan menyenangkan karena terjadi interkasi yang baik antara guru kelas, siswa dan sumber belajar. Untuk rincian hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament dapat dilihat pada lampiran 8.

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil observasi pada kelas kontrol pembelajaran konvensional.

NO ASPEK YANG DIAMATI

Total Skor Butir Item Persen stase F Persen tase I. PRA PEMBELAJARAN 8 6% 8 6%

II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 8 6% 7 6%

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penyajian Kelas (Class

Pressentation)

i. Penguasaan materi 12 10% 12 10%

ii. Pengelolaan kelas 16 13% 15 12%

B. Kelompok (Teams)

iii. Belajar dalam kelompok 16 13% 15 12%

C. Permainan (Games) 12 10% 12 10%

D. Turnamen/Kompetisi

(Tournament)

iv. Prosedur permainan 12 10% 11 9%

v. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa 8 6% 8 6% E. Pengakuan Kelompok (Teams

Recognition) 12 10% 12 10%

F. Penilaian proses dan hasil

belajar 8 6% 8 6%

IV. PENUTUP 12 10% 10 8%

(9)

Tabel 4.4

Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Konvensional SDN Joho Temanggung

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil observasi pada kelas kontrol dari 120 total skor item keseluruhan memperoleh jumlah total skor 107, dan mendapatkan persentase sebesar 88% dari persentase total skor item 100% secara keseluruhan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional di SDN Joho pada pertemuan I dan II berjalan dengan baik. Untuk rincian hasil observasi pembelajaran konvensional dapat dilihat pada lampiran 8.

4.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah 1) analisis diskriptif, 2) analisis prasyarat, 3) analisis parametrik.

4.2.1 Analisis Diskriptif

Dalam penelitian ini, sebelum melakukan analisis diskriptif terlebih dahulu menentukan interval kelas dari kedua kelas penelitian yang disajikan dalam tabel distributif frekuensi. Dalam penelitian ini, distribusi frekuensi ini berguna untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai data hasil postes

NO ASPEK YANG DIAMATI

Total Skor Butir Item Persen tase F Persen tase I. PRA PEMBELAJARAN 8 7% 8 7%

II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 8 7% 7 6%

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penyajian Kelas i. Penguasaan materi 12 10% 12 10% ii. Pendekatan/Strategi 16 13% 15 12% B. Pemberian Tugas 16 13% 15 12% C. Pelaksanaan Tugas

iii. Langkah Pelaksanaan Tugas 20 16% 16 13% iv. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

8 7% 6 5%

D. Pertanggungjawaban Tugas 12 10% 10 8% E. Penilaian proses dan hasil

belajar

8 7% 8 7%

IV. PENUTUP 12 10% 10 8%

(10)

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n (n : banyaknya data)

Interval kelas =

Untuk kelas penelitian ini, berdasarkan rumusan dari interval kelas dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Jumlah data (n) = 19 + 16 = 35

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (35) = 1 + 5,1

= 6,1≈ 6 (pembulatan)

Interval kelas = = 10

Dari perhitungan rumusan interval kelas, diketahui bahwa banyaknya kategori dari n sejumlah 35 (19+16) adalah 6,1 yang dibulatkan menjadi 6. Kemudian hasil kategori tersebut digunakan untuk perhitungan mencari interval kelas penelitian. Sehingga, diperoleh hasil interval atau rentang kelas sebesar 10. Rincian interval kelas dalam penelitian ini disajikan Tabel 4.5.

(11)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol No Interval Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 35-44 0 0% 1 6% 2 45-54 1 5% 1 6% 3 55-64 3 16% 4 25% 4 65-74 3 16% 7 44% 5 75-84 5 26% 1 6% 6 85-95 7 37% 2 13% Jumlah 19 100% 16 100%

Dari tabel 4.5 diketahui jumlah frekuensi data untuk kelas eksperimen sebanyak 19 dengan persentasi sebesar 100%. Sedangkan jumlah frekuensi kelas kontrol sebanyak 16 dengan persentasi sebesar 100%. Untuk interval kelas eksperimen dan kontrol sebesar 10 dengan skor minimal hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 35 dan skor maksimal yaitu 95. Berikut ini disajikan gambaran visual diagram batang distribusi frekuensi hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

0 1 2 3 4 5 6 7 8 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-95 Kelas Kontrol Kelas Ekperimen

(12)

Berdasarkan hasil pengolahan distributif frekuensi, maka dapat ditentukan analisis diskriptif penelitian yang pengolahannya menggunakan bantuan SPSS for

windows version 16. Analisis deskriptif penelitian ini, menggambarkan tentang

ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dan lain-lain. Dalam penelitian ini dilakukan analisis diskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif SD Negeri Kebonsari sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Joho sebagai kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Hasil Diskriptif Kelas Ekperimen dan Kelas kontrol

Dilihat Tabel 4.6, diketahui bahwa data kelas eksperimen (SD Negeri Kebonsari Temanggung) dengan jumlah data (N) sebanyak 19 mempunyai rata-rata skor hasil belajar sebesar 75,26 dengan skor hasil belajar minimal sebesar 50 dan maksimal sebesar 95, sedangkan standar deviasinya yaitu 12,961. Untuk kelas kontrol (SD Negeri Joho Temanggung) dengan jumlah data (N) sebanyak 16 mempunyai skor rata-rata hasil belajar sebesar 65,31 dengan skor minimal hasil belajar sebesar 35 dan skor maksimal sebesar 90, sedangkan standar deviasinya yaitu 13,225.

Standar deviasi merupakan ukuran persebaran data. Dalam penelitian ini, ukuran persebaran data dilihat dari perbandingan standar deviasi yang kecil antara kelas kontrol dan kelas ekperimen. Dalam Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jarak antara standar deviasi kelas ekperimen yaitu 13,225 dengan standar deviasi kelas kontrol yaitu 12,961 memiliki jarak yang kecil. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa persebaran data antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol normal dan bagus, serta persebaran tidak terlalu jauh dari skor rata-rata hasil belajar IPA.

(13)

4.2.2 Analisis Parametrik

Uji prasyarat pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan populasi data antara SD N Kebonsari (kelas eksperimen) dan SD N Joho (kelas kontrol) berdistribusi normal dan homogen atau tidak. Uji prasyarat ini perlu dilakukan karena sebelum populasi data yang diperoleh dari SD N Kebonsari (kelas eksperimen) dan SD N Joho (kelas kontrol) dilakukan uji hipotesis menggunakan uji T-Independent T-Tes dengan bantuan SPSS for windows version

16, data harus dalam kondisi awal berdistribusi normal dan homogen. Adapun uji

prasyarat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.2.2.1 Uji Normalitas

Untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada data skor postes kelas eksperimen kelas V SD N Kebonsari dan kelas kontrol kelas V SD N Joho dilakukan dengan uji normalitas data. Berikut ini disajikan Tabel 4.8 hasil uji normalitas nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelas V SD N Imbas Gugus Lokantara Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012

Dalam penelitian ini, data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Nilai signifikansi ini dapat dilihat pada kolom kolmogorov-smirnov. Dari output yang ditampilkan pada kolom kolmogorov-smirnov Tabel 4.8 diketahui bahwa skor postes hasil belajar IPA kelas eksperimen (SD N Kebonsari) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, sedangkan skor hasil belajar kelas kontrol (SD Joho) juga memiliki nilai signifikansi 0,200 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa populasi data antara kelas eksperimen (SD N Kebonsari) dan kelas kontrol (SD N Joho) untuk skor postes hasil belajar IPA

(14)

berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambaran visual normalitas penyebaran data .

Gambar 4.2. Grafik Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Eekperimen

Dari gambar 4.2 diketahui bahwa data hasil belajar IPA yang diperoleh dari skor postes kelas eksperimen menunjukkan data tersebar merata disekitar garis pusat. Artinya bahwa rentang antara kemampuan siswa kelas eksperimen dengan kemampuan rata-rata kelas tidak begitu jauh. Untuk grafik normalitas hasil belajar IPA kelas control dapat dilihat pada Gambar 4.3.

(15)

Gambar 4.3 Grafik Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

Dari gambar 4.3 diketahui bahwa data hasil belajar IPA yang diperoleh dari skor postes kelas kontrol menunjukkan data tersebar merata disekitar garis pusat seperti hasil yang ditunjukkan pada kelas eksperimen. Artinya bahwa rentang antara kemampuan siswa kelas kontrol dengan kemampuan rata-rata kelas tidak begitu jauh walaupun dengan nilai rata-rata tidak setinggi pada kelas eksperimen.

4.2.2.2 Uji Homogenitas

Uji homegitas dalam penelitian ini, pada dasarnya dilakukan untuk membuktikan apakah data yang akan dianalisis memiliki variansi yang sama atau tidak dalam setiap kelompok kelasnya. Berikut ini merupakan rincian data hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.8.

(16)

Tabel 4.8

Hasil Analisis Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA Kelas V SD N Imbas Gugus Lokantara Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012

Dari Tabel 4.8 hasil uji homogenitas dapat dilihat pada kolom Levenes’s Test for Equality of Variances. Dari kolom tersebut diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,687. Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai varian yang sama.

4.2.2.3 Uji T

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan diketahui bahwa skor data hasil belajar berdistribusi normal dan homogen maka langkah selanjutnya dilakukan analisis uji Independent Sample T-Tes dengan bantuan SPSS for windows version 16. Uji Independent Sample T-Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar antara dua kelompok kelas sampel yang tidak berhubungan. Berikut ini adalah hasil dari uji Independent Sample T-Tes yang disajikan dalam Tabel 4.10.

(17)

Tabel 4.9

Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Tes Skor Hasil Belajar IPA Kelas V SD N Imbas Gugus Lokantara Kabupaten Temanggung Tahun 2011/2012

Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-Tes yang dilihat pada kolom

Equal variances assumed pada Tabel 4.9, diketahui bahwa nilai t hitung data skor

hasil belajar IPA kelas V untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,242 dengan nilai signifikan 2-tailed sebesar 0,032.

4.3 Analisis Hipotesis

Berdasarkan hasil analisa uji Independent Samples T-Test sebagaimana disajikan dalam Tabel 4.9 maka dilakukan uji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji hipotesis nol (H0)

yang menyatakan ketiadaan perbedaan antar variabel. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis, maka dirumuskan hipotesis nol untuk diuji signifikansinya. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournamnet (TGT) dengan pembelajaran konvensional mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012. (H0 = OX1 = OX2)

Ha : ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournamnet (TGT) dengan pembelajaran konvensional mata

(18)

Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012. (Ha = OX1 ≠ OX2)

Dasar pengambilan keputusan uji hipotesa dalam penelitian ini, berdasarkan pada kriteria pengujian uji Independent Samples T-Test yaitu H0

diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel

atau t hitung > t tabel atau berdasarkan nilai signifikasi (probabilitas) yaitu jika signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan jika signifikansi < 0.05, maka H0

ditolak.

Dari hasil uji Independent Samples T-Test kolom Equal variances

assumed diperoleh bahwa skor koefisien t hitung sebesar 2,242 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,032, sedangkan hasil skor t tabel dapat dilihat melalui tabel distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 tailed) dengan derajat kebebasan (df) sebesar 33 (df = 35-2). Dengan pengujian 2 tailed tersebut diperoleh hasil t tabel sebesar 2,035. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel (2,242 > 2,035) dan signifikansi (0,032 < 0,05), maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak.

Oleh karena H0 ditolak (nilai t hitung > t tabel (2,242 > 2,035) dan

signifikansi (0,032<0,05)), maka Ha yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar

IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournamnet (TGT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

pada siswa kelas V SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012 diterima.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kebonsari Temanggung dengan jumlah siswa 19 anak dan siswa kelas V SD Negeri Joho Temanggung dengan jumlah siswa 16 anak.

Dalam penelitian ini, data diperoleh dari hasil postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut dilakukan pengujian perbedaan rata-rata (Uji T) dengan bantuan SPSS window’s version 16. Teknik uji t yang dipilih

(19)

yaitu uji Independent Samples T Test. Sebelum data diuji t, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui data berdistribusi normal dan bervarian sama atau homogen.

Hasil uji normalitas skor postes diketahui untuk SD Negeri Kebonsari (kelas eksperimen) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, sedangkan untuk SD Negeri Joho (kelas kontrol) juga memiliki nilai signifikansi 0,200 > 0,05. Hal ini berarti bahwa populasi data antara dua kelas penelitian berdistribusi normal karena nilai signifikannya lebih dari 0,05. Setelah diketahui hasil normalitas, maka dilakukan uji homogenitas. Untuk hasil uji homogenitas dapat dilihat pada kolom Levenes’s Test for Equality of Variances. Dari kolom tersebut diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,687. Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,687 > 0,05), maka dapat artikan bahwa data antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan bervarian sama, selanjutnya dilakukan uji Independent Samples T-Test. Dari uji T tersebut, diketahui bahwa nilai t hitung data skor hasil belajar IPA kelas V untuk dua kelas penelitian (eksperimen dan kontrol) sebesar 2,242 dengan nilai signifikan 2-tailed sebesar 0,032.

Setelah diketahui hasil dari analisa uji Independent Samples T-Test kemudian dilakukan uji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji hipotesis nol (H0) yang menyatakan

ketiadaan perbedaan antar variabel. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournamnet (TGT) dengan pembelajaran konvensional mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Ha : ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe

(20)

pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Dari hasil uji T tersebut diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel (2,242 > 2,035) dan signifikansi (0,032 < 0,05), maka artinya bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Sehingga hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamnet (TGT) dengan pembelajaran konvensional mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Imbas Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Perbedaan efektivitas antara kedua pembelajaran ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata kedua kelas penelitian. Berdasarkan analisis diskriptif, diketahui bahwa rata-rata skor hasil belajar untuk kelas ekperimen dengan jumlah data (N) 19 adalah sebesar 75,26 dengan skor minimal sebesar 50 dan maksimal sebesar 95. Dari hasil tersebut diketahui ada 4 orang siswa yang dibawah rata-rata KKM (65) yang telah ditentukan. Untuk kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 16 mempunyai skor rata-rata hasil belajar sebesar 65,31 dengan skor minimal hasil belajar sebesar 35 dan skor maksimal sebesar 90. Dari hasil tersebut diketahui ada 5 orang siswa yang dibawah rata-rata KKM (65) yang telah ditentukan. Rincian perbedaan rata-rata hasil belajar kedua kelas penelitian disajikan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD Imbas Gugus Lokantara Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas Nama SD Jumlah

Siswa KKM Rata-rata Nilai Post tes Pencapaian Ketuntasan Belajar Eksperimen SDN Kebonsari 19 65 75,26 79% Kontrol SDN Joho 16 65 65,31 69% Perbedaan 9,95 10%

Dari Tabel 4.10, dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar, kelas ekperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol. Walaupun masih ada 4 siswa yang nilainya belum mencapai KKM (65),untuk perolehan skor rata-rata kelas,

(21)

kelas ekperimen lebih baik dibandingkan skor rata-rata kelas kontrol (75,26 > 65,31). Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa selisih rata-rata skor post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 9,95. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamnet

(TGT) lebih efektif dibanding kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional

dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsi tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Teams-Games-Tournament (TGT) di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Pondok Kelapa”. Dalam penelitiannya, Winarsi menyimpulkan bahwa penerapkan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif learning tipe

Teams-Games-Tournament (TGT) meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar Matematika

siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 8 Pondok Kelapa.

Selain itu dalam penelitian ini tidak hanya hasil pembelajaran IPA yang meningkat tetapi juga meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar anak. Hal ini, menurut Kiranawati (2007) dikarenakan pembelajaran kooperatif TGT mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Hal ini juga didukung dengan pendapat dai Taniredja (2011) dalam bukunya yang berjudul “Model-Model Pembelajaran Inovatif”.

Taniredja mengatakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) adalah sebagai berikut: 1) Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya. 2) Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi. 3) Perilaku mengganggu terhadap mahasiswa lain menjadi lebih kecil. 3) Motivasi belajar siswa bertambah. 4) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan yang dipelajari. 5) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi anatara siswa

(22)

dengan siswa dan antara siswa dengan guru. 6) Siswa bebas dalam mengakualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa. 7) Interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.

Gambar

Tabel 4.1 merupakan rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 4.2. Grafik Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Eekperimen
Gambar 4.3 Grafik Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

KELIMA : Persyaratan kompetensi tenaga yang memberi pelayanan klinis dalam rangka Upaya Kesehatan Perorangan di wilayah kerja UPTD Puskesmas  Tentena Kabupaten

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih

Pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.. Tesis Program PascasarJana

Penelitian yang dilakukan menggunakan data angka harapan hidup (tahun), harapan lama sekolah (tahun), rata-rata lama sekolah (tahun), pengeluaran perkapita disesuaikan,

Saya selalunya menyediakan latihan yang sama untuk setiap murid walaupun saya tahu ada yang pastinya tidak boleh melakukannya serta ada yang akan merasa bahawa latihan

[r]

Cianjur pada akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapaa orang siswa yang dipandang dapat memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya

Meskipun perilaku adalah keseluruhan kegiatan atau aktivitas seseorang, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar, tetapi dalam