• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan pesat sehingga saat ini banyak sekali hasil-hasil IPTEK yang dapat digunakan bagi kepentingan masyarakat. Hasil perkembangan ini membawa berbagai dampak terhadap hampir setiap aspek kehidupan. Dampak yang dirasakan dari hasil perkembangan IPTEK adalah dapat membantu manusia dalam menyelesaikan perkerjaan, dari sulit menjadi mudah, dari yang memerlukan waktu lama menjadi lebih cepat, dari yang membutuhkan banyak tenaga dan biaya menjadi lebih efisien dan dengan kata lain teknologi mempermudah untuk mencapai tujuan. Disisi lain perkembangan IPTEK dapat pula menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Salah satu dampak negatif bagi lingkungan adalah terjadinya pencemaran lingkungan.

Di Indonesia saat ini masalah pencemaran lingkungan terutama pencemaran sungai, danau atau perairan umum lainnya oleh limbah industri, limbah pertambangan maupun limbah rumah tangga merupakan masalah yang sulit diatasi. Pencemaran air adalah salah satu permasalahan lingkungan yang perlu mendapatkan penanganan yang serius dari berbagai pihak serta perlu ada pemecahannya. Pencemaran air juga merupakan masalah atau isu-isu yang aktual dibicarakan dimasyarakat. Perhatian pemerintah dalam menangani persoalan lingkungan nampaknya masih banyak menghadapi kendala karena rendahnya

(2)

kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, serta tidak tahu bagaimana pemecahan dari masalah yang dihadapi (Hasanah, 2004). Akibatnya cadangan air bersih berkurang serta banyaknya sungai yang tercemar oleh limbah pertambangan, industri dan limbah rumah tangga. Seperti di sungai Kapuas yang terdapat di Propinsi Kalimantan Barat, berdiri rumah-rumah penduduk dan adanya pertambangan emas disekitarnya membuat air kapuas lama kelamaan akan tercemar.

Untuk menghadapi dampak dari perkembangan IPTEK, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang utama bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dan harus dirancang secara sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran yang matang. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada mutu pendidikan suatu negara.

Salah satu ciri warga negara yang berkualitas adalah warga negara yang berpikir kritis dalam menanggapi berbagai isu di masyarakat yang ditimbulkan oleh perkembangan sains dan teknologi (Hairida (1996). Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Poedjiadi (2005), bahwa dalam menghadapi persaingan global, sebagai individu seseorang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, inovatif dan kreatif dalam menghadapi berbagai masalah. Dengan mempertimbangkan begitu besarnya manfaat kemampuan berpikir kritis, maka kini banyak muncul perhatian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam rangka mengimbangi pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini dan lebih-lebih masa mendatang (Wibowo, 2000).

(3)

Pendidikan IPA (biologi) sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan memiliki sikap positif terhadap sains, masyarakat serta berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.

Untuk menciptakan kualitas peserta didik maka guru seyogianya dapat menerapkan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat menciptakan perubahan dari paradigma lama menjadi paradigma baru yakni dari teacher centered menjadi student centered. Paradigma baru mengacu pada filsafat konstruktivisme bahwa siswa merupakan pembelajar aktif yang mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan obyek belajar, mengamati, mengembangkan pertanyaan, menghubungkan fakta dengan sumber pengetahuan, mengambil kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Guru menjadi fasilitator agar pengalaman belajar di atas dapat berhasil dilaksanakan (Cartono dkk, 2007).

Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan di atas adalah dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena dalam pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan Sains dan Teknologi di dalam kehidupan masyarakat (Poedjiadi, 2005).

(4)

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini siswa diperkenalkan dengan isu-isu dan masalah yang berkembang di masyarakat akibat adanya perkembangan IPTEK, sehingga diharapkan dengan diterapkannya pendekatan ini, siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupannya dengan menggunakan kemampuan berpikir kritisnya. Menurut Zohar (Ernawati, 2007), kemampuan berpikir kritis ini dapat dikembangkan melalui bahan kajian yang berhubunan dengan kehidupan sehari-hari.

Pendekatan STM memiliki peranan penting dalam mempersiapkan perserta didik menghadapi era globalisasi yakni mampu memberikan bekal pengetahuan kepada siswa, yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan Sains dan Teknologi, sehingga siswa siap untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi karena siswa sudah dibekali sejak awal tentang pendidikan sains dan teknologi, serta siswa dapat menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya (Poedjiadi, 1994).

Melalui sains teknologi masyarakat (STM) peserta didik tidak hanya sekedar memahami konsep dan prinsip, tetapi peserta didik juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipahami misalnya dengan melakukan percobaan. Selain itu STM juga dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan sikap siswa perkembangan sains, teknologi dan masyarakat serta kemampuan penalaran (berpikir) tingkat tinggi (bepikir kritis dan kreatif) untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan masyarakat. Dengan demikian akan dapat dicapai pula hasil belajar

(5)

(out comes) yang tinggi serta terjadi perubahan mendasar pada diri pembelajar (Pedretti &Hodson, 1995).

Untuk melihat berdasarkan hasil riset mengenai manfaat pendekatan STM, (Myers, 1992) menuliskan bahwa pendekatan STM efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri siswa. Dalam ranah penerapan siswa-siswa yang diajar dengan pendekatan STM lebih mampu menerapkan konsep-konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran biologi, terkadang siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2005) bahwa terdapat berbagai kesulitan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sains teknologi masyarakat. Dari lembar observasi pada pertemuan pertama pembelajaran STM yang dilakukan di SMA swasta “X” di Kabupaten Sintang menunjukkan bahwa ada beberapa kesulitan siswa dalam melaksanakan pembelajaran STM yakni tahap mengumpulkan informasi tentang air tercemar, tahap pembentukan konsep (kesulitan dalam melakukan diskusi), tahap aplikasi konsep (kesulitan dalam melaksanakan praktikum) dan kesulitan dalam memanfaatkan waktu pada setiap tahapan STM itu sendiri.

Berdasarkan berbagai latar belakang di atas penulis merasa perlu untuk meneliti pendekatan sains teknologi masyarakat dalam meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada subtopik pencemaran air.

(6)

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada pembelajaran pencemaran air dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ?”. Beberapa permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa pada pembelajaran pencemaran air dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)? 2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran pencemaran air dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)?

3. Bagaimanakah hubungan/korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan berpikir kritis?

4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)?

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis.

(7)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada subtopik pencemaran air.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada subtopik pencemaran air.

2. Bagi siswa, siswa memiliki kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis.

3. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa pada konsep-konsep biologi lainnya.

F. Asumsi

Pendekatan STM memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu pendekatan STM dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis) melalui isu atau masalah yang ada di sekitar peserta didik yang terkait dengan sains, teknologi dan masyarakat.

(8)

G. Hipotesis

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran air

setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

2. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran air setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

menduga umur simpan kerupuk bawang kentang yang dikemas dalam kemasan.. polypropylene, polyethylene, dan metalized plastic dengan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Hasil penelitian dengan uji OR yang dilakukan terhadap variabel perilaku kebiasaan berada diluar rumah malam hari memberikan arti bahwa ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

[r]

Setiap melempar koin Aditya memperhatikan dengan seksama kemungkinan yang muncul dari pelemparan koin tersebut adalah sisi gambar dan sisi angka.. Demikian

[r]