PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KUTAI BARAT,
Menimbang : a. bahwa kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentang alam, sehinggadiperlukan upaya untuk menjamin pemanfaatan lahan di wilayah bekas kegiatan pertambangan agar berfungsi sesuai peruntukannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a,perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat tentang Reklamasi dan Pascatambang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang tentang Pembentukan Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaraan Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
2 4. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009tentang Pertambangan Mineral dan Batubara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 6. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 03);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 130) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8);
3 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 11 tahun 2010 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2010 Nomor 11).
Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang;
2. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
Dan
BUPATI KUTAI BARAT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud :
1. Daerah adalah Daerah Otonom Kabupaten Kutai Barat;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Kutai Barat;
5. Kepala Daerah adalah Bupati Kutai Barat;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Barat;
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat;
4 9. Tim adalah Tim Terpadu Dinas Pertambangan dan Energi serta instansi
terkait Kabupaten Kutai Barat;
10. Peraturan Daerah adalah peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat dengan persetujuan bersama Kepala Daerah;
11. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Kutai Barat;
12. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang;
13. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungan lainya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu;
14. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh–tumbuhan;
15. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah;
16. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut dan batuan aspal; 17. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang;
18. Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut IUP adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan;
19. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan;
20. IUP Khusus Eksplorasi adalah Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut IUPK, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan;
21. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi;
22. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup;
23. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan sertaperencanaan pascatambang; 24. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang
meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan;
5 25. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan;
26. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya;
27. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan;
28. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan;
29. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
30. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;
31. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya;
32. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usahapertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan;
33. Pemberdayaan Masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya;
34. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional;
35. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP, adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi dan/atau informasi geologi;
36. Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WIUP adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
BAB II
PRINSIP REKLAMASI DAN PASCATAMBANG Pasal 2
(1) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK wajibmelaksanakan reklamasi;
(2) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPKwajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang;
6 (3) Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap lahan
terganggu pada kegiatan eksplorasi;
(4) Reklamasi dan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap lahan terganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistem dan metodepenambangan terbuka.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan reklamasi oleh pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Khusus,wajib memenuhi prinsip:
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan; b. keselamatan dan kesehatan kerja.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUPOperasi Produksi dan IUP Khususwajib memenuhi prinsip:
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hiduppertambangan; b. keselamatan dan kesehatan kerja;
c. konservasi mineral dan batubara.
Pasal 4
(1) Prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hiduppertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a, paling sedikit meliputi:
a. perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, dan tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati;
c. penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam pengendapan/kolam tailing, lahan bekas tambang dan struktur buatan lainnya;
d. pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya; e. memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat;
f. perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b, meliputi:
a. perlindungan keselamatan terhadap setiap pekerja/ buruh; b. perlindungan setiap pekerja buruh dari penyakit akibat kerja.
(3) Prinsip konservasi mineral dan batubara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, meliputi:
a. penambangan yang optimum;
b. penggunaan metode dan teknologi pengolahan danpemurnian yang efektif dan efisien;
7 c. pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marjinal, mineral kadar
rendah dan mineral ikutan serta batubara kualitas rendah;
d. pendataan sumber daya serta cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang serta sisa pengolahan dan pemurnian.
BAB III TATA LAKSANA
Reklamasi dan Pascatambang Bagian Kesatu
Umum Pasal 5
(1) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK sebelummelakukan kegiatan eksplorasi wajib menyusun rencana reklamasi berdasarkan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
(2) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya eksplorasi.
Pasal 6
(1) Pemegang IUP Eksplorasi yang telahmenyelesaikan kegiatan studi kelayakan harus mengajukan permohonan persetujuan rencana reklamasi dan rencana pascatambang kepada Bupatisesuai dengan kewenangannya;
(2) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan bersamaan dengan pengajuan permohonan IUP Operasi Produksi;
(3) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang - undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
(4) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus sesuai dengan:
a. prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal3;
b. sistem dan metode penambangan berdasarkan studi kelayakan; c. kondisi spesifik wilayah izin usaha pertambangan;
d. ketentuanPeraturan Perundang-undangan.
Bagian Kedua Rencana Reklamasi
Pasal 7
(1) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6disusun untuk jangka waktu 5(lima) tahun;
(2) Dalam rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat rencana reklamasi untuk masing-masing tahun;
8 (3) Dalam hal umur tambang kurang dari 5 (lima) tahun, rencana reklamasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuaidengan umur tambang; (4) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat(2)dan ayat
(3) paling sedikit memuat:
a. tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang; b. rencana pembukaan lahan;
c. program reklamasi terhadap lahan terganggu yang meliputi lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang yang bersifat sementara dan/ atau permanen;
d. kriteria keberhasilan meliputi standar keberhasilan penataan lahan, revegetasi, pekerjaan sipil dan penyelesaian akhir;
e. rencana biaya reklamasi terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung.
(5) Lahan di luar bekas tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c meliputi :
a. tempat penimbunan tanah penutup;
b. tempat penimbunan sementara dan tempat penimbunan bahan tambang; c. jalan;
d. pabrik/instalasi pengolahan dan pemurnian; e. bangunan/ instalasi sarana penunjang; f. kantor dan perumahan;
g. pelabuhan khusus;
h. lahanpenimbunan dan atau pengendapan/tailing.
Pasal 8
(1) Tata cara penyusunan rencana reklamasi dan kriteria keberhasilan kegiatan reklamasi terdapat padalampiran 1;
(2) Dalam hal reklamasi berada di dalam kawasan hutan, perencanaan reklamasi terdapat padaLampiran 2.
Bagian Ketiga Rencana Pascatambang
Pasal 9
Rencana pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6memuat:
a. profil wilayah, meliputi lokasi dan aksesibilitas wilayah, kepemilikan dan peruntukan lahan, rona lingkungan awaldan kegiatan usaha lain di sekitar tambang;
b. deskripsi kegiatan pertambangan, meliputi keadaan cadangan awal, sistem dan metode penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta fasilitas penunjang;
c. rona lingkungan akhir lahan pascatambang, meliputi keadaan cadangan tersisa, peruntukan lahan, morfologi, air permukaan dan air tanah, serta biologi akuatik dan teresterial;
9 d. program pascatambang, meliputi:
1. reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang; 2. pemeliharaan hasil reklamasi;
3. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; 4. Pemanfaatan; dan
5. pemantauan.
e. organisasi termasuk jadwal pelaksanaan pascatambang; f. kriteria keberhasilan pascatambang;
g. rencana biaya pascatambang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Pasal 10
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK dalam menyusunrencana pascatambang harus berkonsultasi dengan Dinasyang membidangi pertambangan mineral dan batubara, instansi terkait lainnya dan masyarakat.
Pasal 11
Tata cara penyusunan rencana dankriteria keberhasilan pascatambangterdapat pada lampiran 3.
BAB IV
PERSETUJUAN RENCANA REKLAMASI DAN RENCANA PASCATAMBANG
Bagian Kesatu
Persetujuan Rencana Reklamasi Pasal 12
(1) Bupati sesuai dengankewenangannya memberikan persetujuan atas rencana reklamasi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8 ayat (2) dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak IUPOperasi Produksi diterbitkan;
(2) Dalam hal rencana reklamasi belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 ayat (2),Bupati sesuai dengan kewenangannya mengembalikan rencana reklamasi kepada pemegang IUP Operasi Produksi;
(3) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksiharus menyampaikan kembali rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah disempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya;
(4) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberian persetujuan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) kepada Kepala Dinas sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
10
Pasal 13
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan perubahan rencana reklamasi yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 apabila terjadi perubahan salah satu dan/atau keseluruhan atas:
a. sistem dan metode penambangan yang telah disetujui; b. kapasitas produksi;
c. umur tambang; d. luas lahan terganggu; e. tata guna lahan;
f. dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui olehinstansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di bidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup;
g. dokumen studi kelayakan yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2) Perubahan rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan dalam jangka waktu paling lambat 180(seratus delapan puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan reklamasi tahun berikutnya kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya;
(3) Bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas perubahan rencana reklamasi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 ayat (2)dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak menerima pengajuan perubahan rencana reklamasi;
(4) Dalam hal perubahan rencana reklamasi belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 ayat (2), Bupati sesuai dengan kewenangannya mengembalikan pengajuan perubahan rencana reklamasi kepada pemegang IUP Operasi Produksi;
(5) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi harus menyampaikan kembali perubahan rencana reklamasi yang telah disempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.
Bagian Kedua
Penilaian dan Persetujuan Rencana Pascatambang Pasal 14
(1) Bupati sesuai dengankewenangannya memberikan persetujuan atas rencanapascatambang yang telah memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 dan Pasal 10 dalam jangkawaktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak IUPdan IUPK Operasi Produksi diterbitkan;
(2) Dalam hal rencana pascatambang belum memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 dan Pasal 10,Bupati sesuai dengankewenangannya mengembalikan rencana pascatambang kepadapemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi;
(3) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi harus menyampaikan kembali rencana pascatambangsebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
11 telahdisempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)hari kalender kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya;
(4) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberian persetujuan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) kepada Kepala Dinas sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 15
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan perubahan rencana pascatambang apabilaterjadi perubahan rencana reklamasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13;
(2) Perubahan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diajukan kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya;
(3) Bupati sesuai dengankewenangannya memberikan persetujuan atas perubahanrencana pascatambang yang telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 dan Pasal 10dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) harikalender sejak menerima pengajuan perubahan rencanapascatambang;
(4) Perubahan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu palinglambat 2 (dua) tahun sebelum akhir kegiatan penambangan.
BAB V
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Bagian Kesatu
Reklamasi Tahap Eksplorasi Pasal 16
(1) Pelaksanaan reklamasi pada lahan terganggu akibat kegiataneksplorasi dilakukan pada lahan yang tidak digunakan padatahap operasi produksi; (2) Lahan terganggu akibat kegiatan eksplorasi sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) meliputi lubang pengeboran, sumur uji, parit uji dan/atau sarana penunjang;
(3) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sampai memenuhi kriteria keberhasilan.
Bagian Kedua
Reklamasi dan Pascatambang Tahap Operasi Produksi Pasal 17
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuaidengan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sampaimemenuhi kriteria keberhasilan;
(2) Dalam melaksanakan reklamasi dan pascatambangsebagaimana dimaksud pada ayat (I), pemegang IUP dan IUPK OperasiProduksi harus menunjuk pejabatyang bertanggungjawab atas pelaksanaan reklamasi danpascatambang.
12
Pasal 18
Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 danPasal 17 wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalendersetelah tidak ada kegiatan usaha pertambangan pada lahan terganggu.
Bagian Ketiga
Pelaporan dan Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pasal19
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan reklamasisetiap 6 (enam) bulan kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya;
(2) Dinas atas namaBupati sesuai dengankewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap laporanpelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalendersejak diterimanya laporan.
Pasal 20
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19ayat (2) Dinas atas namaBupati sesuai dengan kewenangannya memberitahukan tingkatkeberhasilan reklamasi secara tertulis kepada pemegang IUP Operasi Produksi.
Pasal 21
Dalam hal reklamasi berada di dalam kawasan hutan, penilaian keberhasilan reklamasi terdapat pada Lampiran 4.
Pasal 22
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan pascatambang setelah sebagian atauseluruh kegiatan usaha pertambangan berakhir;
(2) Dalam hal seluruh kegiatan usaha pertambangan berakhirsebelum jangka waktu yang ditentukan dalam rencanapascatambang, pemegang IUP Operasi Produksi wajib melaksanakan pascatambang;
(3) Pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari kalender setelah sebagian atau seluruh kegiatanusaha pertambangan berakhir.
Pasal 23
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pascatambangsetiap 3 (tiga) bulan kepada Dinas atas namaBupati sesuai dengan kewenangannya;
(2) Dinas atas namaBupati sesuai dengankewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap laporanpelaksanaan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) harikalender sejak diterimanya laporan.
13
Pasal 24
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Dinas atas namaBupati sesuai dengankewenangannya memberitahukan tingkat keberhasilanpascatambang secara tertulis kepada pemegang IUP OperasiProduksi.
BAB VI
JAMINAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG Bagian Kesatu
Umum Pasal 25
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan: a. jaminan reklamasi;
b. jaminan pascatambang.
(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a terdiri atas: a. jaminan reklamasi tahap eksplorasi;
b. jaminan reklamasi tahap operasi produksi.
Bagian Kedua Jaminan Reklamasi
Pasal 26
(1) Jaminan reklamasi tahap eksplorasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 25 ayat (2) huruf a ditetapkan sesuai denganrencana reklamasi yang disusun berdasarkan dokumenlingkungan hidup dan dimuat dalam rencana kerja dananggaran biaya eksplorasi;
(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditempatkan pada bank pemerintah dalam bentuk depositoberjangkaatau rekening Bersama; (3) Penempatan jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud padaayat (2)
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari kalender sejak rencana kerja dan anggaran biayatahap eksplorasi disetujui oleh Dinas atas namaBupati sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 27
(1) Jaminan reklamasi tahap operasi produksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf b ditetapkan sesuaidengan rencana reklamasi;
(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa depositoberjangkaatau rekenening bersama pada bank pemerintah;
(3) Penempatan jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari kalender sejak rencana reklamasi disetujui oleh Dinas atas namaBupati sesuai dengan kewenangannya.
14
Pasal 28
Penempatan Jaminan Reklamasi tidak menghilangkan kewajibanpemegang IUP untuk melaksanakan reklamasi.
Pasal 29
Apabila berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap laporan pelaksanaanreklamasi menunjukkan pelaksanaan reklamasi tidak memenuhi kriteria keberhasilan maka Bupati sesuai dengan kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan reklamasi sebagian atau seluruhnya dengan menggunakan jaminan reklamasi.
Pasal 30
(1) Dalam hal jaminan reklamasi tidak mencukupi untukmenyelesaikan reklamasi, kekurangan biaya untukpenyelesaian reklamasi menjadi tanggungjawab pemegang IUP dan IUPK;
(2) Dalam hal terdapat kelebihan jaminan dari biaya yangdiperlukan untuk penyelesaian reklamasi, kelebihan biayadapat dicairkan oleh pemegang IUP dan IUPK setelahdilaksanakan monitoring dan evaluasi serta mendapat persetujuan dari Bupati sesuai dengan kewenangannya.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pelaksanaan Pencairan Jaminan Reklamasi
Pasal 31
(1) Perusahaan mengajukan permohonan pencairan Jaminan Reklamasi dalam bentuk Deposito Berjangka berikut bunganya, kepada Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya;
(2) Permohonan pencairan Jaminan Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan laporan pelaksanaan Reklamasi terdapat pada lampiran 5;
(3) Dinas atas namaBupati sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pencairan Jaminan Reklamasi sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lama 60 (enam puluh) hari kerja setelah permohonan diterima.
Pasal 32
Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya setelah menerima permohonan pencairan Jaminan Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 melakukan penilaian untuk menentukan besaran pencairan jaminan reklamasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 60 % (enam puluh perseratus) dari besaran Jaminan Reklamasi apabila telah selesai melaksanakan penatagunaan lahan yang dilakukan sesuai dengan peruntukannya sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Reklamasi yang telah disetujui;
b. 80 % (delapan puluh perseratus) dari besaran Jaminan Reklamasi apabila telah selesai melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan telah selesai melaksanakan pekerjaan:
15 1. Revegetasi;
2. pencegahan dan penanggulangan air asam tambang; 3. pekerjaan sipil;
4. kegiatan reklamasi lainnya, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Reklamasi yang disetujui.
c. 100 % (seratus persen) dari besaran Jaminan Reklamasi setelah kegiatan reklamasi memenuhi kriteria keberhasilan reklamasi sebagaimana tercantum pada Lampiran 1;
d. Besaran Pencairan Jaminan Reklamasi berdasarkan pembobotan kemajuan kegiatan reklamasi;
e. Penentuan pembobotan kemajuan kegiatan reklamasi sebagaimana dimaksud pada huruf d dilaksanakan oleh Tim.
Pasal33
(1) Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan Jaminan Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 melakukan peninjauan lapangan;
(2) Dalam hal peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah permohonan pencairan Jaminan Reklamasi yang disampaikan oleh perusahaan diterima; (3) Hasil peninjauan lapangan harus dibuatkan dalam Berita Acara yang
memuat pembobotan kemajuan kegiatan reklamasi;
(4) Berdasarkan Berita Acara hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pencairan Jaminan Reklamasi.
Pasal34
(1) Dalam hal perusahaan tidak memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan reklamasi dalam tahun berjalan maka kekurangannya akan dibebankan ditahun berikutnya;
(2) Dalam hal kekurangan pelaksanaan reklamasi pada tahun sebelumnya, perusahaan wajib menyelesaikan pada tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Jika kewajiban pelaksanaan tidak dapat dipenuhi sampai tahun ketiga, maka pada tahun tersebut kegiatan penambangan akan dihentikan sementara kecuali kegiatan reklamasi;
(4) Dalam hal perusahaan tidak memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaanreklamasi berdasarkan evaluasi laporan dan/atau penilaian lapangan, Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan reklamasi dengan menggunakan Jaminan Reklamasi.
Bagian Keempat Jaminan Pascatambang
16 (1) Jaminan pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25ayat (1) huruf
b ditetapkan sesuai dengan rencanapascatambang;
(2) Jaminan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditempatkan setiap tahun dalam bentuk DepositoBerjangkapada Bank Pemerintah;
(3) Penempatan jaminan pascatambang sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana pascatambangdisetujui oleh Dinas atas namaBupati sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 36
Penempatan jaminan pascatambang tidak menghilangkan kewajibanpemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi untukmelaksanakan pascatambang.
Pasal 37
Apabila berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penilaian terhadap pelaksanaanpascatambang menunjukkan pascatambang tidak memenuhikriteria keberhasilan, Bupati sesuai dengan kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan pascatambang sebagian atau seluruhnya dengan menggunakan jaminan pascatambang.
Pasal 38
Dalam hal jaminan pascatambang tidak menutupi untukmenyelesaikan pascatambang, kekurangan biaya untukpenyelesaian pascatambang menjadi tanggung jawab pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi.
Pasal 39
Dalam hal kegiatan usaha pertambangan berakhir sebelum jangkawaktu yang telah ditentukan dalam rencana pascatambang,pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajibmenyediakan jaminan pascatambang sesuai dengan yang telahditetapkan.
Bagian Kelima
Tata Cara Pelaksanaan Pencairan Jaminan Pascatambang Pasal 40
(1) Perusahaan dapat mengajukan permohonan pencairan Jaminan Pascatambang berikut bunganya secara bertahap atau sekaligus kepada Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya;
(2) Permohonan pencairan Jaminan Pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan laporan pelaksanaan kegiatan penutupan tambang terdapat pada lampiran 6;
(3) Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pencairan Jaminan Pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling lama 60 (enam puluh) hari kerja setelah permohonan diterima.
17
Pasal 41
Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pencairan Jaminan Pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 apabila pekerjaan Pascatambang telah selesai dilaksanakan.
Pasal 42
(1) Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan Jaminan Pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,setelah dilakukan peninjauan lapangan;
(2) Dalam hal peninjauan lapangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilakukan oleh Tim paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelahpermohonan pencairan Jaminan Pascatambang yang disampaikan oleh perusahaan diterima;
(3) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuatkan dalam berita acara yang memuat penilaian keberhasilan Pascatambang.
Pasal 43
(1) Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya memberikan keputusan persetujuan pencairan Jaminan Pascatambang berdasarkan hasil evaluasi laporan pelaksanaan kegiatan Pascatambang dan Berita Acara hasil peninjauan lapangan;
(2) Evaluasi laporan dan Berita Acara hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kriteria keberhasilan pelaksanaan kegiatan pascatambang sebagaimana dimaksud dalam lampiran 3;
(3) Berdasarkanevaluasi laporan danBerita Acara hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pencairan Jaminan Pascatambang.
Pasal 44
Dalam hal Perusahaan tidak memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan kegiatan penutupan tambang berdasarkan evaluasi laporan dan Berita Acara hasilpeninjauan lapangan, Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan pascatambang dengan menggunakan Jaminan Pascatambang.
BABVII
PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI DAN LAHAN PASCATAMBANG
Pasal 45
(1) Pemegang IUP wajib menyerahkan lahan yang telahdireklamasi kepada pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
18 (2) Pemegang IUP dapat mengajukan permohonanpenundaan penyerahan lahan sebagaimana dimaksud padaayat (1) baik sebagian atau seluruhnya kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya apabila lahan yang telah direklamasi masih diperlukan untuk pertambangan.
Pasal 46
Pemegang IUP Operasi Produksi yangtelah selesai melaksanakan pascatambang wajib menyerahkanlahan pascatambang kepada pemerintah daerah sesuai denganPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BABVIII PENGAWASAN
Pasal 47
(1) Pengawasan pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang dilakukan oleh Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya;
(2) Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya menugaskan Inspektur Tambang dan Tim.
(3) Lahan reklamasi dan pascatambang yang sudah diserah terimakan kepada pemerintah menjadi tanggungjawab perusahaan dalam pemeliharaan dan pengawasan;
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang pengawasan diatur dengan Peraturan Bupati.
BABIX
SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 48
(1) Pemegang IUP yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau ayat (2), Pasal 3ayat (1) atau ayat (2), Pasal 5 ayat (1), Pasal 15 ayat (1), Pasal 17 ayat (1), Pasal 18, Pasal 19 ayat (1), Pasal 22 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3),Pasal 23 ayat (1), Pasal 25 ayat (1),Pasal 27 ayat (3),Pasal 37 ayat (3), Pasal 47 ayat (1) atau Pasal48 dikenai sanksi administratif :
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan; c. pencabutan IUP dan IUPK.
(3) Pemegang IUP dan IUPK yang dikenai sanksi administratifberupa pencabutan IUP dan IUPK sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf c, tidak menghilangkan kewajibannyauntuk melakukan reklamasi danpascatambang;
(4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.
19
BAB X
KETENTUANPENUTUP Pasal 49
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat.
ditetapkan di Sendawar,
pada tanggal, 08 Nopember 2013.
BUPATI KUTAI BARAT
ISMAIL THOMAS
diundangkan di Sendawar,
pada tanggal, 08 Nopember 2013.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
AMINUDDIN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2013 NOMOR 23.
No Nama Jabatan Paraf
1. Pidesia, SE Plt. Kasubbag Kumdang 2. Jannes Hutajulu, SH Kabag Hukum 3. Mobilala, ST Kadis Pertambangan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si Wakil Bupati
1
LAMPIRAN I : PERATURANDAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013
TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG.
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA REKLAMASI
KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA REKLAMASI:
A. KATA PENGANTAR B. DAFTAR ISI C. BATANG TUBUH BAB I PENDAHULUAN Bab inimencakupuraiansingkatmeliputi. 1. Status Perizinan;
a. Identitasperusahaan (nama, alamatlengkapperusahaan,
penanggungjawabrencanaataukegiatan);
b. Uraiansingkatmengenai status perizinan (KP/KK/PKP2B)
2. Luaswilayah KP/KK/PKP2B dansaranapenunjang di luarwilayah KP/KK/PKP2B
(Project area);
a. Uraianluaswilayahdalam KP/KK/PKP2B yang
direncanakanuntukkegiatanpenambangandansaranapenunjang.
b. Uraianluassaranapenunjang di luarwilayahKP/KK/PKP2B yang
digunakanuntukmenunjangkegiatanpertambangan (Project Area)
3. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL;
Uraianpersetujuan AMDAL/UKL-UPL dariinstansi yang berwenang (Nomor, tanggal, namainstansi).
4. Lokasidankesampaianwilayah;
a. Uraiansingkatmengenailokasikegiatanpertambangan (desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, posisigeografi),
dilengkapidenganpetasituasilokasitambangdenganskala minimal 1 : 25.000;
b. Uraiansingkatmengenaisaranatransportasidaridankelokasitersebut.
BAB II TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH DITAMBANG
Bab
inimencakupUraianmengenaitatagunalahansebelumdansesudahdilakukankegiatanpe nambangan.
BAB III RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
Bab inimencakuprencanapembukaanlahanuntukkurunwaktu 5 (lima) tahun, yang meliputi :
1. Tambang
a. Uraianmengenailokasidanluaspenyebarancadangan, metodepenambangan,
umurtambang, peralatan yang digunakan, lokasidanluaslahan yang digunakanuntuktambang.
b. Uraianmengenairencanaproduksi, striping ratiodan lain – lain.
2. Timbunan
a. Uraianmengenailokasidanluaslahan yang digunakanuntuk :
1) Penimbunantanahzonapengakaran;
2) Penimbunantanah/batuanpenutup di dalamdan di luartambang.
b. Uraianmengenailuaslahandanlokasi yang
digunakanuntukpenimbunanbahangalian.
c. Uraianmengenailokasidanluaslahan yang
2
3. Jalan
Uraianmengenailokasidanluaslahan yang
dibukauntukpembuatanjalantambangdan non tambang.
4. Kolamsedimen
Uraianmengenailokasidanluaslahan yang dibukauntukpembuatankolamsedimen.
5. Saranapenunjang
Uraianmengeaniluaslahandanlokasi yang dibukauntukdigunakansebagaipabrik, kantor, perumahan, bengkeldansaranapenunjanglainnya.
BAB IV PROGRAM REKLAMASI
Bab inimencakup program reklamasiterhadaplahan yang
tergangguuntukkurunwaktu 5 tahun yang dirincisetiaptahun, meliputi :
1. Lokasilahan yang akandireklamasi
Uraianmengenailokasidanluaslahanterganggu yang akandireklamasi, yang meliputi:
a. Lahanbekastambang;
b. Timbunantanah/batuanpenutup di luartambang;
c. Jalantambangdan non tambang yang tidakdigunakanlagi;
d. Bekaskolamsedimen (kalauada); dan
e. Fasilitaspenunjanglainnya.
2. Teknikdanperalatan yang akandigunakandalamreklamasi.
Uraianmengenaiteknikdanperalatan yang digunakanuntukreklamasilahan.
3. Sumber material pengisi (biladilakukanback filling).
4. Revegetasi.
Uraianmengenaijenistanamandanjumlahtanaman, jaraktanam, lokasidanluaslahan yang akandirevegetasi.
5. Pekerjaansipilsesuaiperuntukanlahanpascatambang.
Uraianmengenaikegiatanpenataanlahanbesertalokasidanluasannya yang peruntukannyabukanrevegetasi.
(contoh: area permukiman, kawasanindustri, pariwisatadan lain – lain).
6. Pemeliharaan.
Uraianmengenaipemeliharaanlahan yang telahdireklamasi, pemupukan, pemberantasanhamadanpenyakittanaman.
BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI
Bab inimemuatrencanabiaya yang diperlukanuntukmereklamasilahan yang terganggudirinciuntuksetiaptahununtukjangkawaktu 5 (lima) tahun. Perhitunganbiayareklamasiterdiridari :
1. Biayalangsung.
Uraianmengenaibiaya yang
perludihitungdalampenyusunanrencanabiayareklamasi yang meliputi:
a. Penataankegunaanlahan;
b. Revegetasi;
c. Pencegahandanpenanggulangan air asamtambang; danatau
d. Pekerjaansipilsesuaiperuntukanlahanpascatambang.
3
Uraianmengenaibiaya yang
harusdimasukkandalamperhitunganreklamasidansedapatmungkinditetapkande nganmenggunakanstandaracuan, yang ditentukansebagaiberikut:
a. Biayamobilisasidandemobilisasialatsebesar 2,5 %
daribiayalangsungatauberdasarkanperhitungan.
b. Biayaperencanaanreklamasisebesar 2% - 10% daribiayalangsung.
c. Biayaadministrasidankeuntungankontraktorsebesar 3% - 14%
daribiayalangsung.
d. Biaya supervise sebesar 2% - 7% daribiayalangsung.
3. Total Biaya
Uraianmengenai total
biayalangsungditambahdenganbiayatidaklangsungdanbiaya – biayatersebutsudahharusmemperhitungkanpajak-pajak yang
berlakudandibuatdalammatauang Rupiah atau Dollar AmerikaSerikat.
D. DAFTAR LAMPIRAN :
1. Petasituasirencanapembukaanlahan, skala minimal 1 :10.000.
2. Petasituasirencanareklamasi, skala minimal 1 : 10.000.
Keterangan :
Bilawilayahnyasangatluasdanatauterdiridaribeberapablokpenambangan/produksi,sehinggatidakda patdigambarkandalam 1 (satu) petauntuksetiaptahun,
makadapatdigambarkandalambeberapalembarpetadandilengkapidenganpetaindeks.
E. DAFTAR TABEL
1. RencanaReklamasi
4 PEDOMAN PENILAIAN KRITERIA KEBERHASILAN REKLAMASI
No KegiatanReklamasi ObyekKegiatan Parameter Rencana Realisasi/HasilPenilaian StandarKeberhasilan HasilEvaluasi
1. PenataanLahan PenataanPermukaanLahan a. Luas areal yang ditata (ha) (ha) Sesuaidenganrencana
b. Stabilitastimbunan Tidakadalongsoran
Penimbunankembalilahanbekastambang a. Luas areal yang ditata (ha) (ha) Sesuaiataumelebihirencana
b. Stabilitastimbunan Tidakadalongsoran
Pengelolaan material pembangkit air
asamtambang a.b. Pengelolaan material Pengelolaan air Sesuaidenganrencana
asamtambang Kualitas MutuLingkungan (BML) air keluaranmemenuhiketentuan Baku
Saranapengendalierosi a. Salurandrainase Tidakterjadierosidansedimentasiaktifpadalahan yang
sudahditata b. Pengelolaan air
asamtambang Tidakterjadialur-alurerosi
c. Kolampengendapsedime
n Kualitas MutuLingkungan (BML) air keluaranmemenuhiketentuan Baku
2. RevegetasidanPekerjaanSipil Pengelolaan media tanam (top soil) Ditanami cover crops
danaplikasikomposataubahanperbaikankualitastanahlainnya
Penebarantanahzonapengakaran a. Luas areal yang ditabur (ha) (ha) Baik (lebihdari 75% darikeseluruhanluas areal
bekastambang)
Sedang (50-75% dariluaskeseluruhan areal bekastambang)
b. PH tanah (ha) (ha) Baik (5-6)
Sedang (4,5-<5)
Penanaman a. Luas areal penanaman (ha) (ha) Sesuaidenganrencana
b. Jenistanaman Baik (80% sesuairencana)
Sedang (60% - 80%)
c. Pertumbuhantanaman Baik (rasiotumbuh>80%)
d. Penutupantajuk ≥80%
3. Revegetasidanpekerjaansipil Pemeliharaan a. Pemupukan Sesuaidengandosis yang dibutuhkan
b. Pengendaliangulma,
hamadanpenyakit Pengendalianberdasarkanhasilanalisis
c. Penyuluhan Sesuaidenganjumlahtanaman yang mati
4. Penyelesaianakhir Pemenuhanstandarreklamasi Presentasekeberhasilan Sesuaitingkatkeberhasilanreklamasi
TABEL 1 RENCANA REKLAMASI PERIODE TAHUN : ………. S/D ………. N
o
Lahan yang dibuka (ha) 2008*
) 2009* ) 2010* ) 2011* ) 2012* ) 1. a. Daerah tambang
b. Daerah di luartambang (ha)
- Timbunantanahpenutup
- Timbunanbahanbaku / produksi - Jalantransportasi
- Pabrik / instalasipengolahan / pemurnian - Kantor danperumahan
- Lain – lain 2. Penambangan
a. Lahanselesaiditambang (ha)
b. Lahan / front aktifditambang (ha)
c. Volume tanahpenutup yang digali (m³)
3. Penimbunan
a. Di bekastambang (ha)
5
c. Volume yang ditimbun di bekastambang (m³)
d. Volume yang ditimbun di luarbekastambang
(m³) 4. Reklamasi a. Penatagunaanlahan - Pengaturanpermukaanlahan (ha) - Penebarantanahzonapengakaran (ha) - Pengendalianerosidanpengelolaan air b. Revegetasi - Analisiskualitastanah (conto) - Pemupukan (ha) - Pengadaanbibit (batangdan/atau kg) - Penanaman (batang) - Pemeliharaantanaman (ha)
5. Pencegahandanpenanggulangan air asam
6. Pekerjaansipilsesuaiperuntukanlahanpascatamba ng (satuanluas)
Keterangan : *) hanyacontoh
TABEL 2
RENCANA BIAYA REKLAMASI PERIODE TAHUN : ………. S/D ………. N o DeskripsiBiaya 2008*) 2009*) 2010*) 2011*) 2012*) 1. BiayaLangsung (Rp/US$) a. BiayaPenatagunaanLahan : 1) Biayapengaturanpermukaanlahan 2) Biayapenebarantanahpucuk 3) Biayapengendalianerosidanpengelolaan air b. Biayarevegetasi : 1) Pemupukan 2) Pengadaanbibit 3) Penanaman 4) Pemeliharaantanaman c. Biayapencegahandanpenanggulangan air asamtambang d. Biayauntukpekerjaansipilsesuaiperuntukanlahanpa scatambang (Biaya yang
diperlukanuntukpekerjaansipil yang
secarateknissesuaidengan AMDAL atau UKL dan UPL)
Sub Total 1 (Rp/US$)
6 a. Biayamobilisasidandemobilisasialat (sebesar 2,5% daribiayalangsungatauberdasarkanperhitungan) b. Biayaperencanaanreklamasi (sebesar 2% - 10% daribiayalangsung) c. Biayaadministrasidankeuntungankontraktor (sebesar 3% - 14% daribiayalangsung) d. Biaya supervise (sebesar 2% - 7%
daribiayalangsung)
Sub Total 2 (Rp/US$) Total(Rp/US$)
Keterangan : *) hanyacontoh
ditetapkan di Sendawar.
pada tanggal, 08 Nopember 2013.
BUPATI KUTAI BARAT
ISMAIL THOMAS
No Nama Jabatan Paraf
1. Pidesia, SE Plt. KasubbagKumdang 2. JannesHutajulu, SH KabagHukum 3. Mobilala, ST KadisPertambangan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si WakilBupati
1
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013
TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG.
PEDOMAN PERENCANAAN REKLAMASI KAWASAN HUTAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.4/Menhut – II/2011
tentangPedomanReklamasiHutan BAB IV
PERENCANAAN BagianKesatuUmum
Pasal 10
(1) Perencanaanreklamasidilakukanuntukmenghasilkanrencanareklamasihutan yang terdiridari: a. rencana 5 (lima) tahun; dan
b. rencanatahunan.
(2) Dalamhalumurtambangkurangdari 5 (lima) tahun,
rencanareklamasidisusunsesuaidenganumurtambang. BagianKedua
RencanaReklamasi 5 (Lima) Tahun Pasal 11
(1) Rencanareklamasi 5 (lima)
tahundisusunolehpemegangizinpinjampakaikawasanhutanberdasarkanhasilinventarisasilokasi danpenetapanlokasi;
(2) RencanaReklamasi 5 (lima) tahun, memuatantaralain: a. kondisikawasanhutansebelumdansesudahaktivitas; b. rencanapembukaankawasanhutan; c. program reklamasihutan; d. rancanganteknisreklamasi (T-0); e. tatawaktupelaksanaan; f. rencanabiaya; dan g. Petalokasidanpetarencanakegiatanreklamasi. Pasal 12
(1) Dalamhalumurtambangkurangdari 5 (lima) tahun, rencana 5 (lima)
tahundisesuaikandenganumurtambang;
(2) Muatanrencana yang telahdsesuaikandenganumurtambangmengacupadarencana 5 (lima)
tahun.
Pasal 13
(1) KondisikawasanhutansebelumdansesudahaktivitassebagaimanadimaksuddalamPasal 11 ayat (2) huruf a, berisiinformasitentangkondisikuantitatifdankualitatifronaawaldanronaakhir;
(2)Kondisikualitatifdankondisikuantitatifsebagaimanadimaksudpadaayat (1) antara lain
berupakerapatantegakan, jenistanaman, topografi, kelerengan, penutupanlahandan flora fauna. Pasal 14
RencanapembukaankawasanhutansebagaimanadimaksuddalamPasal 11 ayat (2) huruf b, berisiinformasitentangluasdanlokasipenggunaankawasanhutan yang akandilaksanakan.
Pasal 15
2 a. penyiapankawasanhutan; b. pengaturanbentuklahan/penataanlahan; c. pengendalianerosidansedimentasi; d. pengelolaanlapisantanahpucuk; e. revegetasi; dan f. pengamanan. (2) Penyiapankawasanhutansebagaimanadimaksudpadaayat (1) meliputikegiatan:
a. pemindahanataupembersihanseluruhperalatandanprasarana yang tidakdigunakanlagi;
b. pembuanganlimbah/sampahberacun/berbahaya;
c. pembuanganataupenguburan scrap; dan
d.
penataanbukaandanpemasanganlaranganrambu-rambuataumenutupjalanmasukkelokasitambang. Pasal 16
Tata waktupelaksanaansebagaimanadimaksuddalamPasal 11 ayat (2) huruf e
meliputijangkawaktupelaksanaandanpenyelesaiankegiatanreklamasihutan. Pasal 17
(1) Rencanabiayasebagaimanadimasuddalampasal 11 ayat (2) huruf f
meliputibiayabaiklangsungmaupuntidaklangsung yang dikeluarkandalampenyelenggaraankegiatanreklamasihutan. (2) Biayalangsungterdiridari : a. Biayapenyiapankawasanhutan; b. Biayapengaturanbentuklahanataupenataanlahan; c. Biayapengendalianerosidansedimentasi; d. Biayapengelolaanlapisantanahpucuk; e. Biayarevegetasi; dan f. Biayapemeliharaandanpengamanan. (3) Biayatidaklangsungterdirdaribiayamobilisasidandemobilisasi, biayaperencanaanreklamasi, biayaadministrasireklamasidanbiayapemantauan. Pasal 18 PetalokasidanpetarencanakegiatanreklamasihutansebagaimanadimaksuddalamPasal 11 ayat (2)
huruf g, dibuatdenganskala paling kecil 1:25.000.
BagianKetigaPenyusunanRencanaReklamasiTahunan. Pasal 19
(1) Rencana 5 (lima) tahunsebagaimanadimaksuddalamPasal 11,
dijabarkanlebihlanjutkedalamrencanatahunan; (2) Rencanatahunanmemuat: a. Lokasi/site reklamasihutan; b. Jeniskegiatanreklamasiantaralain : 1. Penataanlahan; 2. Pengisiankembalilubangbekastambang; a) Penataanpermukaantanah; dan b) Penaburan/pengelolaantanahpucuk. 3. Pengendalianerosidansedimentasi :
3
a) Pembuatanbangunankonservasitanah (checkdam, dam penahan, pengendalijurang,
drop structure, saluranpembuangan air, dan lain-lain);
b) Penanaman cover crops untukmemperkecilkecepatan air
limpasandanmeningkatkaninfiltrasi.
4. Revegetasi (luas areal penanaman, jumlahtanaman per
hektardankomposisijenistanaman);
c. Luas/volume setiapjeniskegiatanreklamasi;
d. Jadwalwatupelaksanaankegiatanreklamasi;
e. Biaya yang diperlukanuntuksetiapkegiatanreklamasi;
f. PetarencanaReklamasiTahunanskala paling kecil 1 : 10.000, denganmuatan :
1. Luas areal pinjampakai/luas total konsesi;
2. Rencanaluasbukaantambang;
3. Rencanaluas areal reklamasi/revegetasi.
Pasal 20
(1) Dari rencanareklamasitahunansebagaimanadimaksuddalamPasal 19,
untuksetiaplokasidisusunrancanganteknis (technical design) yang akandigunakansebagaiacuan detail padalokasitapak;
(2) Lokasitapakmerupakanlokasisetempat (site) yang
akandilakukankegiatanreklamasidenganmenerapkanteknikreklamasisesuaidenganrancangante knis.
Pasal 21
(1) RancanganteknissebagaimanadimaksuddalamPasal 20 ayat (1) merupakandesain detail
darimasing-masingkegiatan yang akandilaksanakandalamrangkakegiatanreklamasi,
baikrancanganpenataanlahan,
rancangantanamanmaupunrancanganbangunankonservasitanah;
(2) Rancanganteknissebagaimanadimaksudpadaayat (1) memuat:
a. Lokasi/site reklamasihutan;
b. Jeniskegiatanreklamasi;
c. Luasatau volume setiapjeniskegiatanreklamasi;
d. Polatanam (tahapanpenanaman, jaraktanam, jenistanamandan lain- lain);
e. Kebutuhanbahandanalat;
f. Kebutuhantenagakerja;
g. Kebutuhanbiaya;
h. Tata waktu;
i. Petarancanganpenanaman (lay out tanaman); dan
j. Gambarrancanganbangunankonservasitanah.
Pasal 22
(1) RancanganTeknisdisusunberdasarkanhasilanalisis:
a. kondisibiofisik; dan b. kondisisosialekonomi.
(2) Kondisibiofisiksebagaimanadimaksudpadaayat 1 huruf a, meliputi :
a. topografiataubentuklahan;
b. iklim; c. hidrologi;
4
d. kesuburantanah;
e. kondisivegetasiawal;dan
f. vegetasiasli.
(3) Kondisi social ekonomisebagaimanadimaksudpadaayat (1) huruf b antara lain :
a. Demografi; b. Saranadanprasarana;dan c. Aksesibilitas. Pasal 23 (1) KondisibiofisiksebagaimanadimaksuddalamPasal 22 ayat (2) sebagailangkahawaluntukmenentukantahapankegiatanpenanaman; (2) Padalokasitertentukegiatanpenanamanharusdiawaliprakondisidenganmenanamjenistanamanp
erintisataujenistanamancepattumbuh (fast growing species)
sebelumdilakukanpengkayaandenganpenanamanjenisvegetasitetap, yaitujenistanamanlokalberdaurpanjang.
(3) Untuklokasilainnya,
dapatdilakukanpenanamanlangsungdenganjenis-jenistanamanlokalberdaurpanjang;
(4) Jenistanaman yang dipilihdiarahkanpadapenanamanjenistumbuhanasli,
yaitujenistumbuhanlokal yang sesuaidenganiklimdankondisitanahsetempat. Pasal 24
(1) Jenistumbuhan/tanaman (species) yang
dipilihjugatergantungpadapenggunaanlahan/fungsihutantersebut di masa yang akandatang;
(2) Untukhutanlindung, jenistanamanharusmemenuhisyarat :
a. memilikidaurpanjang;
b. perakarandalam;
c. evapotranspirasirendah;
d. menghasilkankayu, getah, kulit, ataubuah; dan
e. heterogen.
(3) Untukhutanproduksijenistanamanharusmemenuhisyarat:
a. pertumbuhannyacepat;
b. nilaikomersialnyatinggi;
c. tekniksilvikulturnyatelahdikuasai;
d. mudahuntukmemperolehbenihdanbibit yang berkualitas; dan
e. disesuaikandengankebutuhan/permintaanpasar.
BagianKeempat PengesahanRencana
Pasal 26
(1) Rencanareklamasihutan 5 (lima) tahundantahunan yang telahdisusundinilaiolehMenteriTeknis,
GubernuratauBupati/WalikotasesuaidengankewenangannyadenganmelibatkanMenteri;
(2) Dalamhaltertentu, penilaianrencanareklamasidapatmelibatkanMenteri yang
membidangipengelolaanlingkunganhidup.
5
(1) Penilaianrencanareklamasihutan 5 (lima)
tahundantahunandilakukanolehDirekturJenderalBinaPengelolaan Daerah Aliran Sungai danPerhutananSosialatasnamaMenteri;
(2) Dalamhalpenilaiandinyatakanmemenuhisyarat, DirekturJenderalBinaPengelolaan DAS
danPerhutananSosialatasnamaMenterimemberikanrekomendasi. Pasal 28
(1) Rencanareklamasihutan 5 (lima) tahundantahunan yang
telahdinilaidantelahmendapatrekomendasiselanjutnyadisahkanolehMenteriTeknis, GubernuratauBupati/Walikotasesuaidengankewenangannya;
(2) Dalamhalumurtambangkurangdari 5 (lima) tahun,
makarencanareklamasihutandisusunsesuaidenganumurtambang, selanjutnya proses
penyusunan, penilaian,
rekomendasidanpengesahanmengacupadaketentuanrencanareklamasihutan 5 (lima) tahun. ditetapkan di Sendawar.
pada tanggal, 08 Nopember 2013.
BUPATI KUTAI BARAT
ISMAIL THOMAS
No Nama Jabatan Paraf
1. Pidesia, SE Plt. KasubbagKumdang 2. JannesHutajulu, SH KabagHukum 3. Mobilala, ST KadisPertambangan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si WakilBupati
1
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013
TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG.
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PASCATAMBANG KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PASCATAMBANG:
A. KATA PENGANTAR B. INTISARI C. DAFTAR ISI D. BATANG TUBUH BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakang a. Identitasperusahaan (nama,alamatlengkapperusahaan, penanggungjawabrencanaataukegiatan);
b. UraiansingkatmengenaiPeraturan Perundang-undangan yang
berkaitandengankegiatanpenutupantambang;
c. Uraiansingkatmengenaistatusperizinanpertambanganyang dipegang
(KP/KK/PKP2B).
2. MaksuddanTujuan
3. PendekatandanRuangLingkup
BAB II PROFIL WILAYAH
(Sekurang-kurangnyamencakuphal-halsebagaiberikut) :
1. LokasidanKesampaian Wilayah
a. Uraiansingkatmengenailokasikegiatanpertambangan (desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, posisigeografi),
dilengkapidenganpetasituasilokasitambangdenganskala minimum 1 : 25.000; dan
b. Uraiansingkatmengenaisaranaperhubungandaridankelokasitersebut.
2. KepemilikandanPeruntukanLahan
Uraianrincimengenai status kepemilikandanperuntukanlahan di
dalamwilayahizinpertambangan yang dipegang,
dilengkapidenganpetaperuntukanlahandenganskala minimum 1 : 25.000.
3. Rona LingkunganAwal
Uraianrincitentangronalingkunganhidupawal yang diperkirakanterkenadampak, sertatelaahankomponenlingkungan yang terkenadampak.
a. Morfologi (dilengkapidenganpetaskala minimum 1 : 25.000)
b. Air permukaan (sungai, danau dan rawa);
c. Air tanah;
d. Biologiakuatikdan terestrial;
e. Sosialdanekonomi (demografi, matapencaharian, kesehatan, pendidikan dan
lain-lain).
4. Kegiatan lain di sekitartambang
Uraianrincimengenaikegiatan lain yang berada di sekitartambang,
dilengkapidenganpetasituasidenganskala minimum 1 : 25.000.
BAB III DISKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN
1. KeadaanCadangan
Uraianrincimengenaicadanganbahangalianpadaawalkegiatandan/ataupadasaatdo
2
kadardanklarifikasisertakarakteristikgeokimiabatuansampingdan/ataubatuanpen utup.
2. Penambangan
Uraianrincimengenai sistem danmetodepenambangan, persiapanpenambangan,
jadwalpenambangan, tingkatproduksidanumurtambang,
penanganantanahzonapengakaran, batuanpenutup dan air asamtambang, sertaupayapengendalianerosidansedimentasi.
3. PengolahandanPemurnian
Uraianrincimengenaikegiatanpengolahanbahangalian (proses,
jenisdanjumlahpemakaianreagen, jumlahdanupayapenangananlimbah).
4. FasilitasPenunjang
Uraianrincimengenaifasilitaspenunjang yang akandibangun, antaralain :kantor,
mess, gudang, sekolah, rumahsakit/poliklinik, laboratorium,
transmisitegangantinggi, tangkibahanbakarminyak, tempatibadah, jembatan,jalan, tangki air, pelabuhan/dermaga, bandara, relkeretaapi, jalurkabel, jalurpipa, jalur conveyor, dam/bendungan, pembangkitlistrik, besertainformasilokasi, ukuran, konstruksi, sertadilengkapipetasituasidenganskala minimum 1 : 25.000.
BAB IV GAMBARAN RONA AKHIR TAMBANG
1. Keadaancadangan Uraianrincimengenaicadanganbahangalian yang tersisasebelumdaerahtersebutditinggalkan. 2. PeruntukanLahan Uraianrincimengenaiperuntukanlahan. 3. Morfologi Uraianrincimengenaimorfologiakhir.
4. Air Permukaandan Air Tanah
Uraianrincimengenaikualitas air sungai, danau, rawadankondisi air tanah.
5. BiologiAkuatikdanTerestrial
a. Uraianrincimengenai flora akuatikdanterestrial;
b. Uraianrincimengenai fauna akuatikdanterestrial.
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
Uraianrincimengenaikonsultasi (tanggapan, saran, pendapat dan pandangan)
denganpihak-pihak yang berkepentinganterhadaprencanapenutupantambang,
termasukrencanaalihpengelolaanfasilitastambangkepadaPemangkuKepentingandanp erubahanrencanaperuntukanlahan.
BAB VI PROGRAM PENUTUPAN TAMBANG
1. Reklamasi
a. TapakBekas Tambang
Uraianrincimengenairencanalokasidanluaslahantapakbekastambang yang
akanditutup, yang meliputikegiatan:
1) Pembongkaranfasilitastambang;
2) Reklamasilahanbekasfasilitastambang;
3) Pembongkarandanreklamasijalantambang;
4) Reklamasilahanbekastambangpermukaan;
3
6) Pengamanansemuabukaantambang yang
berpotensibahayaterhadapmanusia
(shaft,raise,stope,adit,decline,pit,tunnel,final void dan lain-lain).
b. FasilitasPengolahandanPemurnian
Uraianrincimengenairencanalokasidanluaslahanpadafasilitaspengolahandanp emurnian yang meliputikegiatan :
1) Pembongkaranfasilitaspengolahandanpemurnian;
2) Reklamasilahanbekasfasilitaspengolahandanpemurnian;
3) Reklamasilahanbekaskolam tailing danupayastabilisasinya;
4) Reklamasilahanbekastimbunankonsentrat;
5) Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasibahankimia, minyakdan
B3.
c. FasilitasPenunjang
Uraianrincimengenairencanalokasidanluaslahansertakegiatan yang meliputi:
1) Reklamasilahanbekaslandfill;
2) Pembongkaransisa-sisabangunan, transmisilistrik, pipa, pelabuhan
(udaradan air) danfasilitaslainnya;
3) Reklamasilahanbekasbangunan, transmisilistrik, pipa, pelabuhan
(udaradan air) danfasilitaslainnya;
4) Pembongkaranperalatan, mesin, tangkibahanbakarminyakdanpelumas;
5) Penanganansisabahanbakarminyak, pelumassertabahankimia;
6) Reklamasilahanbekassaranatransportasi;
7) Reklamasilahanbekasbangunandanfondasibeton;
8) Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasibahankimia, minyakdan
B3. 2. PemeliharaandanPerawatan Uraianrincimengenaipemeliharaandanperawatanterhadaptapakbekastambang, lahanbekasfasilitaspengolahandan/ataupemurnian, danlahanbekasfasilitaspenunjang. 3. SosialdanEkonomi a. Uraianmengenaipenangananpengurangandanpemutusanhubungankerja, bimbingan danbantuanuntukpengalihanpekerjaanbagikaryawan;
b. Pengembanganusaha alternatifuntukmasyarakatlokal yang disesuaikandengan
program-program Corporate Social Responsibility.
BAB VII PEMANTAUAN
Uraianrincimengenai program, danprosedurpemantauan, termasuklokasi,
metodedanfrekuensipemantauan,
pencatatanhasilpemantauansertapelaporannyamengenai
1. KestabilanFisik
Uraianmengenaipemantauankestabilanlereng,
keamananbangunanpengendalierosidansedimentasi, penimbunan material
penutup, sertafasilitas lain.
2. Air Permukaandan Air Tanah
Uraianmengenaipemantauanterhadapkualitas air sungai, air sumur di sekitarlokasibekastambang, sumurpantau, air kolambekastambang dan lain-lain.
3. Flora dan Fauna
Uraianmengenaipemantauanterhadap flora dan fauna akuatik dan terestrial
4
Uraianmengenaipemantauan sosial danekonomi (demografi, matapencaharian, kesehatan, pendidikan dan lain-lain).
BAB VII ORGANISASI
Uraianrincimengenai :
1. Organisasi;
2. JadwalPelaksanaanPenutupan Tambang.
BAB IX RENCANA BIAYA PENUTUPAN
Bab inimemuatrencanabiaya yang
diperlukanuntukmelaksanakanpekerjaan-pekerjaanpenutupantambang.
Perhitunganbiayapenutupantambangterdiridari :
1. Biayalangsung
Uraianmengenaibiaya yang
perludihitungdalampenyusunanrencanabiayapenutupantambang yang meliputi :
a. Pembongkaranbangunandansaranapenunjang yang sudahtidakdigunakan,
kecualiditentukanlain; b. Reklamasitapakbekastambang, fasilitaspengolahandanpemurnian, sertafasilitaspenunjang; c. PenangananBahanBerbahayadanBeracun (B3) sertalimbah B3; d. Pemeliharaandanperawatan; e. Pemantauan;dan
f. Aspeksosial, budaya danekonomi.
2. Biaya Tidak Langsung
Uraianmengenaibiaya yang
harusdimasukkandalamperhitunganpenutupantambangdansedapatmungkinditeta pkandenganmenggunakanstandaracuan, yang ditentukansebagaiberikut :
a. Biayamobilisasidandemobilisasialatsebesar 2,5 % daribiaya
langsungatauberdasarakanperhitungan.
b. Biayaperencanaanpenutupantambangsebesar 2 % - 10 % daribiayalangsung.
c. Biaya supervisi sebesar 2 % - 7 % daribiayalangsung.
3. Total Biaya
Uraianmengenai total
biayalangsungditambahdenganbiayatidaklangsungdanbiaya-biayatersebutsudahharusmemperhitungkanpajak-pajak yang
berlakudalammatauang rupiah atau dollar AmerikaSerikat.
E. DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN :
1. PetaSituasi Rona Awal, minimum skala1 : 25.000.
2. PetaSituasiLokasiPertambangan, minimum skala1 :25.000.
3. PetaSituasi Rona AwalPenutupan Tambang, minimum skala1 : 25.000.
4. PetaSituasiRencana Rona AkhirPenutupan Tambang, minimum skala 1 : 25.000
5. PetaLokasiPemantauan, minimum skala1 : 10.000.
F. DAFTAR TABEL
5
RENCANA PENILAIAN KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG
No Penutupan Kegiatan
Tambang Obyek Kegiatan Rencana
Realisasi/Hasil Penilaian Kriteria Keberhasilan Sesuai RPT Hasil Evaluasi 1. Tapak Bekas
Tambang a. Pembongkaran fasilitas tambang
b. Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang (ha) (ha) c. Pembongkaran dan reklamasi jalan tambang d. Reklamasi tambang
permukaan (pit, wate dump) (ha) (ha) e. Reklamasi lahan bekas kolam pengendap (ha) (ha) f. Pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi bahaya terhadap manusia (shat, raise, stope, adit, decline, tunnel dan lain-lain) 2. Fasilitas pengolahan dan atau pemurnian a. Pembongkaran fasilitas pengolahan dan pemurnian b. Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan pemurnian (ha) (ha) c. Reklamasi lahan bekas kolam tailing
dan upaya stabilitasinya (ha) (ha) d. Reklamasi lahan bekas timbunan konsentrat (ha) (ha) e. Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minya dan B3
3. Fasilitas
Penunjang a. Reklamasi bekas landfill lahan (ha) (ha) b. Pembongkaran sisa
bangunan, transmisi
listrik, pipa,
pelabuhan (udara, dan air) dan fasilitas lainnya
c. Reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik,
pipa pelabuhan
(udara, dan air) dan fasilitas lainnya (ha) (ha) d. Pembongkaran peralatan, mesin tangki BBM dan pelumas e. Penanganan sisa BBM, pelumas serta bahan kimia f. Reklamasi lahan bekas sarana transportasi (ha) (ha) g. Reklamasi lahan bekas bangunan dan pondasi beton
(ha) (ha)
h. Pemulihan (remediasi) tanah