BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah BMT Al-Falah yang berlokasi di Jl. Sultan Agung No. 9 Sumber. Pemilihan sasaran lokasi penelitian ini karena mempertimbangkan berbagai hal diantaranya lokasi BMT Al-Falah yang cukup strategis dan telah berkembang dengan perluasan beberapa cabang yang berada di se-wilayah III Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Januari 2015.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah cara memperoleh pengetahuan atau permasalahan dimana data-data yang dikumpulkan berupa rangkaian atau kumpulan angka-angka.1 Melalui pendekatan kuantitatif peneliti mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang ada di lokasi dan melakukan analisis data melalui perhitungan statistika.
C. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka variabel-variabel dari penelitian ini adalah:
1. Perputaran Kas (Cash Turnover)adalah variabel X1 (variabel independent).
2. Perputaran Piutang (Receivables Turnover)adalah variabel X2 (variabel independent).
3. Profitabilitasadalah variabel Y (variabel dependent)
Dalam penelitian ini, semua variabel yang terkandung di dalam hipotesis yang telah dirumuskan, akan dioperasionalkan. Operasionalisasi variabel penelitian yang merupakan indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai berikut :
1Toto Syatori Nasehuddin. Metodologi Penelitian : Sebuah Pengantar (Cirebon: STAIN,
2008), 25
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Sumber Data Perputaran Kas (Cash Turnover) X1 perputaran kas adalah kas yang di investasikan kedalam kelompok modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas dalam satu periode -Penjualan bersih -Rata-rata kas dan Bank Penjualan bersih Rata-Rata kas dan Bank Rasio Sekunder Perputaran Piutang (Receivables Turnover) X2 Piutang merupakan elemen atau unsur modal kerja yang selalu dalam kondisi berputar secara terus menerus yaitu dari kas, kembali ke kas -Penjualan kredit -Rata- rata piutang Penjualan kredit Rata-rata piutang Rasio Sekunder Profitabilitas Y profitabilitas ialah kemampuan perusahaan untuk memperoleh -Laba bersih -Total Aktiva ROA= Laba bersih setelah pajak Total Rasio Sekunder
laba bersih selama periode tertentu dengan penjualan, total aset, maupun modal yang digunakan perusahaan ketika melakukan kegiatan usahanya. Aktiva
(Sumber: Data Primer, diolah tahun 2014) D. Jenis Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan satu jenis data yaitu data kuantitatif berupa rasio. Data rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka 0 benar-benar tidak ada nilainya. 2
E. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan adalah data Sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui dokumentasi, dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 3 Pada penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan (Neraca dari tahun 2012 sampai 2014).
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
2Duwi Priyatno, Paham Analisis Statiska Data dengan SPSS (Yogyakarta: 2010), 47. 3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.4
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara atau kueisioner. Kalau wawancara dan kueisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. 5
3. Studi Kepustakaan
Dengan mengumpulkan berbagai referensi yang berkaitan dengan perputaran kas, perputaran piutang dan profitabilitas.
G. Sampel
Sampel adalah bagian dari popualsi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan sebanyak n = 36 yaitu data dari tahun 2012-2014 perbulan pada BMT Al-Falah Sumber.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji asumsi Klasik (Uji Prasyarat)
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah apakah model regresi benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat dalam uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
4Sugiyono, Metode Penelitian, 240. 5
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji staristik.6
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah medel regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maaka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerence dan lawannya (2) variance inflantion factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerence ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap
6Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
peniliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95. walaupun multikoloniaritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi. 7
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem auutokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering digunakan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observai yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atu tidaknya autokorelasi.8
d) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas karena data ini data crossection mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini
7 Imam Ghozali, Aplikasi Program IBM SPSS 21, 105-106. 8
meenghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).9
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Model analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan regresi linear berganda. Regresi linear berganda adalah regresi linear memiliki lebih dari satu variabel independent (bebas). 10
Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Analisis regresi memiliki fungsi mengetahui pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial maupun secara simultan.
Regresi linear berganda yaitu suatu periode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Sehingga analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah. Disamping itu, analisis regresi memiliki fungsi untuk meramalkan untuk atau memprediksikan perubahaan variabel terkait berdasarkan perubahaan variabel bebasnya dan dapat digunakan untuk menentukan pengaruh dominan salah satu variabel bebas terhadap variabel terikatnya.11 Analisis regresi linear berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Maka dalam penelitian ini regresinya sebagai berikut.
Y=a+b1x1 + b2x2+ e Dimana:
Y = Profitabilitas a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel bebas 1 b2 = Koefisien regresi variabel bebas 2
9
Imam Ghozali, Aplikasi Program IBM SPSS 21, 139.
10Suharyadi & Purwanto S.K, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern (Jakarta:
Salemba Empat. 2004), 507.
11Suharyadi & Purwanto S.K, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern (Jakarta:
x1 = Perputaran Kas x2 = Perputaran Piutang e = Standar error 3. Uji Signifikansi (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
H0 : b1 – b2 = . . . =bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen secara bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠. . . . ≠bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:12
Quick look : bisa nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yeng menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dengan menerima Ha.
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:
Quick look : bila jumlah degree of freedom (dt) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
12
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara iindividual mempengaruhi variabel dependen. 13
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Fhitung ( )
( )
Fhitung =nilai f
n = jumlah
k = jumlah variabel bebas
R2 = Rsquare
4. Uji Parsial (Uji T)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipoteis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0
Artinya variabel terebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 14
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: thitung √
√
thitung = nilai t
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Person ProductMoment yang dikalikaan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui
13 Imam Ghozali, Aplikasi Program IBM SPSS 21, 98. 14
seberapa besar variabel bebas mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel tak bebas. Derajat koefisien determinasi dicari dengan rumus statistika yang digunakan sebagai berikut:15
KD = r2 x 100 % Dimana :
KD : Nilai koefisien determinasi/penentu r2 : Nilai koefisien korelasi
15Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS (Yogyakarta: CV.