• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Media Dakwah, Aplikasi Zoom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Media Dakwah, Aplikasi Zoom"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

vi

bertujuan untuk mengetahui peran himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan aplikasi Zoom sebagai media komunikasi dakwah.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, yang berlangsung selama 2 bulan, Mulai dari Oktober sampai November 2020. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan mengelompokkan objek penelitian menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas berupa peserta yang mengikuti kegiatan dakwah himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam melalui media komunikasi zoom dan variabel terikat yang berupa pengurus himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam berperan penting dalam penyebarluasan dakwah. Dengan melaksanakan berbagai kegitan dakwah diantaranya seminar-seminar dan tablig akbar, serta pelatihan dai kontemporer. di masa pandemi sekarang ini himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam tetap berperan melaksankan kegitan-kegiatan dakwah yang dilaksanakan secara virtual melalui media komunikasi Zoom. Diantaranya dengan melaksanakan dialog keagamaan, tablig akbar, dan bedah buku. Penggunaan aplikasi Zoom dianggap sangat efektif dalam penyebarluasan dakwah di masa sekarang ini. Faktor pendukungnya yaitu aplikasi Zoom memiliki tampilan yang sederhana sehingga mudah untuk digunakan dan dapat diakses melalui link yang dibagikan, serta tersedia versi basic yang bisa diakses secara gratis. Adapun faktor penghambat dalam penggunaan aplikasi ini diantarnya, tidak tersedianya bahasa indonesia, sehingga untuk sebagian orang butuh waktu memahaminya, dan jika menggunakan versi basic, setelah 40 menit koneksi aplikasi Zoom akan terputus secara otomatis. Penggunaan tanpa batas waktu hanya bisa diakses setelah mengupgrade aplikasi ke versi Pro dengan cara berlangganan yang membutuhkan biaya.

Kata Kunci: Media Dakwah, Aplikasi Zoom

(6)

vii

rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang telah membimbing umatnya ke arah kebenaran yang diridoi oleh Allah swt. dan keluarga serta para sahabat yang setia kepadanya.

Alhamdulillah berkat hidayah dan pertolongan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas dan penyusunan skripsi ini, yang berjudul: “Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom”. Upaya peneliti untuk menjadikan skripsi ini mendekati sempurna telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun dari segi ilmiah.

Penulis menyadari, tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., MA. Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan selaku Pembimbing I yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga terwujudnya skripsi ini.

(7)

viii berada di Jakarta.

4. Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. H. Lukman Abdul Shamad, Lc. Mudir Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Dr. Abdul Fattah, S.Th.I, M.Th.I. Pembimbing II yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga terwujudnya skripsi ini.

7. Para dosen yang tidak dapat penulis sebut satu per satu atas segala ilmu yang di berikan dan diajarkan kepada penulis selama di bangku kuliah serta bimbingannya yang begitu membekas di diri penulis.

8. Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam priode 2019/2020 yang telah bersedia menjadi Narasumber Utama dalam penelitian ini.

9. Teristimewa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kedua orang tua, atas segala jasanya yang tak terbalas, doa dan cinta kasihnya yang senantiasi mengiringi setiap langkah penulis.

10.Teristimewa juga penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih dan rasa cinta yang terdalam kepada teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(8)

ix

Penulis

(9)

x

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 1. Bagi Peneliti ... 5

2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam ... 5

3. Bagi Akademik ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori ... 7

1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam ... 7

(10)

xi

2.1.1. Definisi Dakwah ... 10

2.1.2. Landasan Hukum Dakwah ... 13

2.1.3. Fungsi Dakwah ... 15

2.1.4. Unsur-unsur Dakwah ... 20

3. Media Komunikasi Zoom ... 37

3.1.1. Definisi Zoom ... 37

3.1.2. Fitur-fitur ... 37

3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan ... 38

B. Kerangka Konseptual ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 41

1. Jenis Penelitian ... 41

2. Pendekatan Penelitian ... 41

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 42

C. Fokus Penelitian ... 42

D. Deskripsi Penelitian ... 42

E. Sumber Data ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(11)

xii

3. Struktur kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam Periode 2019/2020 ... 49

B. Hasil dan Pembahasan ... 50

1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom ... 50

2. Faktor Pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom ... 52

3. Faktor Penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom ... 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN ... 59 BIODATA ... 63

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah mengandung arti sebagai ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur paksaan.1

Aktivitas dakwah sudah ada sejak adanya tugas dan fungsi yang harus diemban oleh manusia di belantara kehidupan dunia ini. Hal itu dilakukan dalam rangka penyelamatan seluruh alam, termasuk di dalamnya manusia itu sendiri. Kegiatan dakwah sering kali dipahami, baik oleh masyarakat awam ataupun sebagai masyarakat terdidik, sebagai sebuah kegiatan yang sangat praktis, sama dengan tabligh (ceramah). (Kusnawan, 2004: 7). Kegiatan dakwah hanya terbatas di masjid-masjid dan mimbar-mimbar keagamaan.

Dakwah pada mulanya dilakukan secara tradisional dalam bentuk ceramah dan pengajian yang dilakukan dengan bertatap muka langsung. seiring dengan perkembangan teknologi media komunikasi, dakwah kini tidak hanya

(13)

bisa dilakukan secara tatap muka langsung tetapi juga dapat dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi video konferensi salah satunya Zoom.

Dalam penyebarluasan dakwah, lembaga kemahasiswaan juga harusnya turut andil berperan. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HIMAPRODI KPI) salah satunya, diharapkan mammu mengambil peran penting dengan merumuskan program-program kerja yang dapat menjangkau masyarakat luas terhadap kebutuhan ilmu keagamaan.

Munculnya wabah COVID-19 atau yang kita kenal dengan sebutan virus korona memberikan pengaruh yang sangat besar dalam beberapa aspek kehidupan manusia. dengan adanya wabah ini mengakibatkan semua kegiatan yang dilakukan sehari hari mengalami perubahan yang berbeda dari biasanya, penularan virus melalui kontak antar manusia, mengakibatkan munculnya pelarangan dalam melakukan kegiatan yang melibatkan orang ramai

Social distancing menjadi satu satunya jalan keluar yang dipilih oleh pemerintah dalam meminimalisir perkembangan dan penyebaran wabah covid-19 ini, Social distancing atau pembatasan interaksi sosial masyarakat menyebabkan terhambatnya laju pertumbuhan dan kemajuan dalm berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu aspek keagamaan.

Aturan social distancing juga berlaku dalam hal peribadahan, pemerintah mengeluarkan aturan untuk beribadah dari rumah, menutup masjid masjid sebagai bentuk proses pemutusan penyebaran virus korona ini, dengan social

(14)

distancing juga, kegiatan yang melibatkan kerumunan orang untuk saat ini dihentikan, misalnya, pengajian, kajian, sholat berjamaah dan yang semisalnya.

Dalam kondisi dan situasi yang sedang dialami masyarakat sekarang ini, dengan adanya peraturan pemerintah untuk membatasi perkumpulan atau social distancing. Hampir semua kegiatan diadakan secara firtual, termasuk kajian-kajian keagamaan yang dilaksanakan oleh hampir semua lapisan masyarakat hingga ke lembaga-lembaga kemahasiswaan. Aplikasi video konferensi yang paling banyak digunakan adalah Zoom.

Dengan melihat kondisi ini penulis menjadikannya sebagai latar belakang dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom”.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada, penulis akan mengangkat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom ?

(15)

2. Apa saja faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom ?

3. Apa saja faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

(16)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

1) Menambah pengalaman dan wawasan dalam meneliti peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah melalui media komunikasi Zoom.

2) Mengetahui peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah terkhusus pada media komunikasi Zoom.

3) Menambah wawasan mengenai Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4) Menambag wawasan pengetahuan tentang aplikasi video konferensi Zoom.

2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan program kerja di periode-periode selanjutnya.

2) Sebagai bahan evaluasi dari program-program yang telah dilaksanakan.

3. Bagi Akademik

1) Sebagai refensi bahan evaluasi bagi Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam dalam menilai kinerja Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(17)

2) Sebagai bahan untuk menambah referensi di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar hususnya pada pengetahuan mengenai Lembaga kemahasiswaan yang berada di internal kampus.

3) Sebagai paramaterer untuk menilai hasil dari program kerja lembaga kemahasiswaan internal kampus yang berperan aktif dalam penyebarluasan dakwah di masa pandemi.

(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam 1.1.1. Profil Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah lembaga internal Program Studi Komunikasi dan Penyiran Islam yang didirikan pada tanggal 17 Oktober 2016 dan dilantik oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan minat dan bakat dalam berorganisasi, menyusun dan mengadakan kegiatan, serta terjun langsung ke masyarakat melakukan bakti sosial, dan kegitan-kegitan lainnya.

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam mempunyai beberapa tugas, yaitu: Mewakili Mahasiswa Unismuh Makassar di tingkat Fakultas, Universitas dan Nasional, Mengkoordinasikan kegiatan Organisasi kemahasiswaan

(19)

dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat Fakultas, Universitas maupun Nasional, Menjabarkan dan melakukan kegiatan dalam bentuk program kerja.2

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam juga merupakan perpanjangan tangan dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam mewujudkan Visi-Misi Program Studi. Berikut Visi-Misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam:

1) Visi

Mewujudkan Sumber Daya Manusia di bidang Komunikasi dan Penyiaran yang Islami, Unggul, dan Terpercaya pada tahun 2024 2) Misi

- Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.

- Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam yang mampu menghasilkan karya-karya ilmiah yang inovatif.

- Memberdayakan masyarakat melalui pelatihan, bimbingan, konsultasi, penyuluhan, pendampingan, dan sosialisasi untuk kemaslahatan umat.

2 AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(20)

- Menjalin kerjasama di bidang komunikasi dan penyiaran Islam dengan berbagai instansi Pemerintah dan Swasta.

1.1.2. Susunan Organisasi

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam terdiri dari 5 pengurus harian yaitu:

1) Ketua Umun

2) Wakil Ketua Umum 3) Sekretaris Umum 4) Bendahara Umum 5) Wakil Bendahara Umum

Serta memiliki lima Bidang yang memiliki tugas dan fungi-fungsi yang berbeda, yaitu:

1) Bidang Organisasi, bertugas sebagai polisi organiasi yang mengawasi dan mengontrol serta memastikan organiasasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam berjalan sebagaimana mestinya.

2) Bidang Dakwah dan Keilmuan, bertugas untuk memfasilitasi Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam pengembangan diri dalam bidang dakwah dan keilmuan. Diantaranya megadakan kajian dan pelatihan dai.

(21)

3) Bidang Humas dan IT, Bertugas sebagai perantara antara Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan organiasai atau lembaga eksternal, serta menjadi bidang yang bergerak di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, juga sebagai bidang yang mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap kegitan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan penggerak media dakwah Himpunan.

4) Bidang Pengembangan Minat dan Bakat, bertugas sebagai bidang yang mewadahi mahasiswa dalam mengembangkan skill komunikasi dan potensi diri, diantaranya jurnalistik, penyiaran, kepenulisan, dan olahraga.

5) Bidang Ekonomi Kreatif, bertugas untuk menciptakan amal usaha bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, serta sebagai bidang yang melatih mahasiswa untuk mengembangkan skill entrepreneurship.

2. Dakwah

2.1.1. Definisi Dakwah

Secara bahasa, dakwah berasal dari kata da’a-yad’u yang berarti memanggil, mengundang, minta tolong kepada, berdoa,

(22)

memohon, mengajak kepada sesuatu, mengubah dengan perkataan, perbuatan dan amal.3

Dakwah menuju jalan Allah SWT, maknanya adalah mengajak orang lain agar melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal itu berarti memerintahkan orang lain untuk melakukan segala kebaikan, dan melarang orang lain dari segala keburukan. Allah SWT berfirman, dalam Q.S Al-Baqarah : 221:

َٰٓ لْوُأَٰٓ ئ

َٰٓ ك

َٰٓ

َٰٓ د ي

َٰٓ إَْٰٓا وُع د يََُّٰٓللَّٱ وَٰٓ ِۖ راَّنلٱَٰٓ لَ إَٰٓ نوُع

ََٰٰٓٓۦ ه ت يا ءَُٰٓ ِيّ بُ ي وَِٰٓۖۦ ه ن

ذ بَِٰٓ ة

ر ف

غ م لٱ وَٰٓ ةَّن لۡٱَٰٓ لَ

َٰٓ نوُرَّك ذ ت يَٰٓ مُهَّل ع لَٰٓ ساَّنل ل

٢٢١

Terjemahannya:

“Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” 4

Berdasarkan hal tersebut, maka makna dakwah adalah mengajak orang lain agar melakukan perintah Allah SWT, baik berupa ucapa atau amalan, dan meninggalkan segala larangan Allah SWT, baik berupa ucapan ucapan atau perbuatan.

Dalam makna ini Syekhul Islam berkata, “Dakwah yaitu ajakan beriman kepada Allah SWT, dan kepada segala hal yang dibawa oleh para Rasul-Nya, serta ajakan kepada mereka dengan

3 Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet. 1 h. 43 4 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 36

(23)

sesuatu yang mereka perintahkan. Maka dakwah kepada sesuatu yang dibawa para Rasul adalah termasuk dakwah kepada Allah SWT.5 Dengan begitu esensi dari dakwah itu sendiri adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif, dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.

Dengan landasan inilah, dakwah menjadi sebab pokok kebaikan alam dan tegaknya perkara, serta terjaganya ia dari segala hal yang merusak kondisinya. Semua itu tidak akan terwujud kecuali dengan menjaga aqidah umat dan akhlaknya, yang ditempuh dengan amar ma’ruf nahi munkar. Allah SWT berfirman dalam Q.S Fussilat:33

َْٰٓن م و

ََٰٰٓٓ أ

َُٰٓن سْح

َٰٓ

لا و ق

َٰٓ

نَّ ِمّ

َٰٓ

َٰٓ ا ع د

َٰٓ

َٰٓ لَ إ

َٰٓ

َٰٓ َّللَّٱ

َٰٓ

َٰٓ ل م ع و

َٰٓ

ح ل ص

آَٰ

َٰٓ لا ق و

َٰٓ

َٰٓ نَّن إ

َٰٓ

َٰٓ ن م

َٰٓ

َُٰٓم

لٱ

َٰٓ يّ م ل س

٣٣

Terjemahannya:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”6

Dan firman-Nya dalam Q.S An-Nahl :125

َٰٓ ب سَٰٓ لَ إَُٰٓع دٱ

َٰٓ رَٰٓ لي

َٰٓ ِب

َٰٓ ك

ََّٰٓلٱ بَٰٓمُ

لۡ د ج وَِٰٓۖ ة ن س لۡٱَٰٓ ة ظ ع و م لٱ وَٰٓ ة م ك لۡٱ ب

ََّٰٓن إَٰٓ ُُۚن س ح أَٰٓ ي هَٰٓ تِ

َٰٓ عََّٰٓل ضَٰٓن بَُِٰٓم ل ع أَٰٓ وُهَٰٓ كَّب ر

َٰٓ ني د ت هُم

لٱ بَٰٓ

ُم ل

ع أَٰٓ وُه وَٰٓۦ ه لي ب سَٰٓن

١٢٥

5 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta:

Darul Haq , 2015). h. 19

(24)

Terjemahannya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantahlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”7

2.1.2. Landasan Hukum Dakwah

Dari pengertian dakwah sebagaimana telah disebutkan, bahwah dakwah bisa disebut sebagai aktualisasi nilai-nilai Islam yang diterjemahkan ke dalam ajaran-ajaran Islam bagi upaya mewujudkan kebahagiaan hidup manusia di dunia ini. Untuk hal tersebut ada hukum normatif yang mengikat keharusan berdakwah.

Hukum yang dimaksud adalah kepastiaan hukum atau penilaian hukum secara syariah, dakwah adalah wajib, sebagaimana yang tercamtum dalam Al-Qur’an surah Ali Imran :104

ةَّمُأَٰٓ مُكن ِمَٰٓنُك ت

ل

و

َٰٓ

َٰٓ نوُع د ي

َٰٓ

َٰٓ لَ إ

َٰٓ

َٰٓ

لٱ

َٰٓ ي

ََٰٰٓٓ و

َٰٓ

يَُٰٓم

َُٰٓر

َٰٓ نو

َٰٓ

َٰٓ فوُر ع م

لٱ ب

َٰٓ

َٰٓ ن و ه ن ي و

َٰٓ

َٰٓ ن ع

َٰٓ

َُٰٓۚ ر كنُم

لٱ

ََٰٰٓٓ

َٰٓ ك ئ لْوُأ و

َٰٓ

َُٰٓمُه

َٰٓ

َٰٓ نوُح ل

فُم لٱ

١٠٤

Terjemahannya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.8

Begitupula dalam Q.S Ali Imran :110 Allah SWT berfirman:

7 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 282

(25)

َٰٓ فوُر ع م

لٱ بَٰٓ نوُرُم تََٰٓ ساَّنل لَٰٓ ت ج ر خُأٍَٰٓةَّمُأَٰٓ ي خَٰٓ مُتنُك

ََٰٰٓٓ ر كنُم

لٱَٰٓ ن عَٰٓ ن و ه ن ت وَٰٓ

َٰٓه َّللَّٱ بَٰٓ نوُن م ؤُ ت و

١١٠

Terjemahannya:

“Kamu (umat Islam) adalah ummad terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”9

Masalah yang timbul kemudian, adalah apakah kewajiban berdakwah itu merupakan kewajiban individual ataukah kewajiban kolektif ? menurut Abdul Karim Zaidan, bahwa huruf mim yang tertera dari ayat tersebut mengandung arti yang menerangkan (lit tabyin) dan bukan mengandung arti yang menunjukkan sebagai (lit tab’idh).10 Sehingga dengan demikian, kewajiban berdakwah adalah kewajiban individual atau fardhu‘ain bagi setiap orang Islam yang mukallaf. Tentu saja kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-masing. Memahami arti dari landasan hukum dakwah yang fardhu ‘ain tersebut dapat kita mengerti, bahwa Islam datang sebagai risalah terakhir yang memodifikasi ajaran-ajaran sebelumnya dan merupakan risalah yang terkandung nilai-nilai humanis yang bersifat universal. Pengertian tersebut, berarti tidak terkecuali umat Islam atau bukan adalah manusia yang harus mendapatkan risalah terakhir tersebut. Maka jika tidak

9 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 65

(26)

adanya pewajiban secara ‘ain (individual) tanggung jawab akan tergantung kepada kelompok-kelompok tertentu secara kifayah. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam secara ajarannya merupakan rahmat bagi alam semesta.11

2.1.3. Fungsi Dakwah

Islam adalah ajaran Allah SWT yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak di sampaikan kepada manusia. Lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. Sebaliknya tanpa dakwah terputuslah generasi manusia yang mengamalkan Islam.

Islam menghendaki tatanan masyarakat yang ideal bagi akidah, ibadah, maupun akhlaknya. Akan tetepi, dalam sejarah kemanusiaan masyarakat demikian belum pernah terwujud secara utuh. Oleh karena itulah dakwah selalu diperlakukan untuk meningkatkan kualitas spritual manusia secara perorangan maupun masyarakat.

11 Samsul Munir Amin, Islam Rekonstruksi Pemikiran Dakwah, (Jakarta: Amzah,2008).cet 1.

(27)

Untuk mengetahui lebih jauh betapa besar peran dakwah dalam pembinaan spritual umat manusia, perlu kita menengok sejarah pada masa-masa sebelum datangnya penerang dunia yaitu Muhammad SAW. Dimana perikemanusiaan telah menghadapi sakaratul maut, obor kebenaran telah padam dan kabut kebatilan telah menyelimuti umat manusia. Maka pada waktu itu, pimpinan tertinggi Muhammad SAW tampil menyelamatkan umat yang telah demikian rusaknya. Ulama besar Abul Hasan Annadwy menceritakan; abad ke-6 dan ke-7 M adalah periode sejarah yang paling suram. Peri kemanusiaan pada masa itu sedang meluncur dan jatuh yang sebelumnya telah mulai pada abad sebelumnya. Tidak ada satu kekuatan tangan manusia yang dapat menahan kebobrokan tersebut. Perputaran hari semakin mempercepat kejatuhan dan kerusakan. Pada masa itu manusia telah lupa kepada penciptanya. Manusia telah hilang kesadaran, tidak lagi bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Dakwah para Nabi telah kabur sejak lama dan obor-obor yang telah mereka nyalakan telah padam, karena hembusan angin ribut sepeninggal mereka. Kalaupun ada yang masih hidup, maka cahaya obor itu telah pudar, tak dapat lagi menerangi, melainkan hati para

(28)

agamawan yang jumlahnya sangat kecil. Rumah tangga, kampung, dan negeri tidak diterangi oleh obor-obor tersebut.12

Yang digambarkan diatas adalah masyarakat jahiliyah, akan tetapi pada masyarakat sekarang yang telah lima belas abad disirami dakwah, sifat-sifat masyarakat pra-Islam itu masih bayak juga melekat pada mereka baik di bidang budaya, moral, maupun aqidah.

Melemahnya kekuatan rohaniyah kaum muslimin saat ini banyak disebabkan karena mereka secara berangsur-angsur meninggalkan ajaran Islam dalam banyak segi kehidupan. Satu-satunya sebab kemunduran sosial dan kultural kaum muslimin terletak pada realitas bahwa mereka secara berangsur-angsur melalaikan ajaran Islam. Islam adalah agama mereka, akan tetapi tinggal jasad tanpa jiwa mereka.

Melemahnya kesadaran manusia untuk beragama atau kekurangpekaan mereka terhadap panggilan ilahiah menurut Abu Hasan An-Nadwy disebabkan hilangnya indra keenam, yaitu indra agama. Apabila seseorang hilang indra agamanya, karena suatu sebab atau cacat fitrahnya, niscaya hilang pulahlah fungsi dan pengaruhnya sehingga ia tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan oleh indra itu. Bagaikan orang yang buta tidak akan melihat warna

(29)

benda-benda, malah terkadang dia akan berkeras menolak dan mengingkarinya. Demikian pula halnya orang yang tuli, baginya dunia yang hiruk-pikut ini serupa saja dengan pekuburan. Seseorang yang kehilangan indra agama, niscaya tidak percaya dengan alam gaib, menolak segala sesuatu di luar alam benda dan menolak norma agama. Hatinya akan keras dan tertutup mendengar peringatan-peringatan dan ancaman yang menggugah hatinya. Dakwah Islam bertugas mengfungsikan kembali indera keagamaan manusia, agar mereka dapat menghayati tujuan hidup yang sebenarnya untuk berbakti pada Allah SWT.

Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum muslimin adalah bertugas menuntun manusia ke alam yang terang, jalan kebenaran dan mengeluarkan manusia yang berada dalam kegelapan kedalam penuh cahaya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah :257

ََُّٰٓللَّٱ

ََُٰٰٓٓمُهُؤ ا ي ل و أَْٰٓا وُر ف كَٰٓ ني ذَّلٱ وَٰٓ ِۖ روُّنلٱَٰٓ لَ إَٰٓ ت مُلُّظلٱَٰٓ ن ِمَٰٓمُهُج ر

ُيَُْٰٓاوُن ما ءَٰٓ ني ذَّلٱَُّٰٓ لِ وَٰٓ

َُٰٓج ر ُيَُُٰٓتوُغ َّطلٱ

ََٰٰٓٓا هي فَٰٓ مُهَٰٓ ِۖ راَّنلٱَُٰٓب ح ص أَٰٓ ك ئ لْوُأَٰٓ ه ت مُلُّظلٱَٰٓ لَ إَٰٓ روُّنلٱَٰٓ ن ِمَٰٓمُ نَو

َٰٓ نوُد ل خ

٢٥٧

Terjemahannya:

“Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang

(30)

mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”13

Dari uraian diatas, maka dapat disebutkan fungsi dakwah adalah:

1) Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmat lil ‘alamin bagi seluruh mahluk Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS.Al Anbiya :108

ه ل إَٰٓ مُكُ لۡ إَٰٓ ا َّنَّ أََّٰٓ لِ إَٰٓ ى حوُيَٰٓا َّنَّ إَٰٓ لُق

َٰٓ

د ح و

َٰٓ

َٰٓ ل ه ف

َٰٓ

مُتن أ

َٰٓ

َٰٓ نوُم ل سُّم

١٠٨

Terjemahannya:

“Katakanlah (Muhammad) “Sesungguhnya apa yang diwahyukan kepadaku ialah bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)”.14

2) Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi kegenerasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknyadari generasi kegenerasi berikutnya tidak terputus.

3) Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.15

13 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 44 14 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 332

(31)

2.1.4. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), Mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode) dakwah, atsar (efek) dakwah dan tujuan dakwah.

1) Dai (Pelaku Dakwah)

Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga, secara umum kata dai ini sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran islam), namun sebenar sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya. siapa saja yang menyatakan pengikut Nabi Muhammad SAW hendaknya menjadi seorang dai, dan harus dijalankan sesuai dengan hujjah yang nyata dan kokoh. Dengan demikian wajib baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi aqidah, syariah, maupun dari akhlak berkaitan dengan hal-hal yang

(32)

memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, maka kewajiban berdakwah dibebankan kepada orang-orang tertentu.16

2) Mad’u (Mitra Dakwah)

Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Saba’ :28

ةَّف ا كَٰٓ َّلا إَٰٓ ك ن

ل س ر أَٰٓ ا م و

َٰٓ

َٰٓ ساَّنل ِل

َٰٓ

َٰٓي ش ب

آَٰ

َٰٓري ذ ن و

آَٰ

ََّٰٓن ك ل و

َٰٓ

َٰٓ ر ث

ك أ

َٰٓ

َٰٓ ساَّنلٱ

َٰٓ

َٰٓ لآَٰ

َٰٓ نوُم ل ع ي

٢٨

Terjemahannya:

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.”17

Secara etimologi kata mad’u dari bahasa Arab, diambil dari bentuk isim maf’ul (kata yang menunjukkan objek atau sasaran). Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok yang lazim disebut jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’i baik mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau Non-Muslim,

laki-16 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia

Group,2006). cet.1 h. 22

(33)

laki atau perempuan. Seorang dai akan menjadikan mad’u sebagai objek bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.18

Sebagaimana di kemukakan sebelumnya bahwa mad’u adalah manusia secara keseluruhan, karena manusia membawa fitrah agama sebagai pegangan yang mampu mengarahkan mereka hidup sejahtera di dunia dan di akhirat kelak.

Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan mengajak mereka mengikuti agama Islam sedangkan pada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan Ihsan.19

3) Madda (Materi Dakwah)

Pada dasarnya seluruh rangkaian materi dakwah adalah mencakup ajaran Islam secarah keseluruhan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis, yang diturunkan oleh Allah SWT. Memiliki karakter sejalan dengan fitrah dan kebutuhan manusia. Materi pertama yang menjadi landasan utama oleh Rasullullah SAW kepada umat manusia adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan keimanan yang benar (aqidah), masalah kemanusiaan (tujuan, status sosial dan tugas hidup dunia),

18 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Rajawali Press, 2011).cet 1. h.279 19 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin Unifersity Press,

(34)

persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT. Dan keadilan yang di tegakkan oleh seluruh manusia dalam menata kehidupannya.

Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah hukum (syariah), dan masalah budi pekerti (akhlak). Menutut Isa Anshari, bahwa Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber materi dakwah di dalamnya terkandung tiga prinsip pokok antara lain:

1) Aqidah, yang menyangkut keimanan terhadap Allah SWT, yang menjadi landasan fundamental dalam keseluruhan aktivitas seorang muslim, baik yang menyangkut mental dan tingkah lakunya.

2) Syariat, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas umat Islam di dalam semua aspek hidup dalam kehidupannya dengan menjadikan halal dan haram sebagai barometer.

3) Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan secara vertikal dengan Allah maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk Allah SWT.

(35)

Syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Wasilah adalah berbagai jalan yang dengannya seorang da’i bisa menyampaikan dakwahnya.”

Ada pula yang mengatakan, wasilah adalah setiap jalan yang dibenarkan oleh syara’, dimana seorang da’i menempuhnya agar tujuan dakwah bisa terwujud.

Dari berbagai definisi diatas, bisa kita simpulkan bahwa wasilah dakwah adalah sesuatu yang digunakan oleh seorang da’i sehingga ia bisa menyampaikan dakwahnya, dan dengannya ia bisa meraih tujuan yang diharapkan dalam berdakwah, yaitu membimbing manusia kejalan yang lurus.20

Hazah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.

1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

2. Tulisan adalah media dawah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat menyurat, spanduk dan sebagainya.

20 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,

(36)

3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya.21

4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi, flem slide, internet dan sebagainya.

5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.22

5) Thariqah (Metode Dakwah) dalam Al-Qur’an

Secara tekstual Al-Quran telah mengungkapkan metodologi dakwah yakni bil hikmah, bil mauizhah dan bil mujadalah. Metodologi dakwah tersebut, merujuk pada QS. Al-Nahl :125

َٰٓ ُُۚن س ح أَٰٓ ي هَٰٓ تَِّلٱ بَٰٓمُ

لۡ د ج وَِٰٓۖ ة ن س لۡٱَٰٓ ة ظ ع و م لٱ وَٰٓ ة م ك لۡٱ بَٰٓ ك ِب رَٰٓ لي ب سَٰٓ لَ إَُٰٓع دٱ

َٰٓ وُهَٰٓ كَّب رََّٰٓن إ

َٰٓ

َٰٓ ني د ت هُم

لٱ بَٰٓ

ُم ل

ع أَٰٓ وُه وَٰٓۦ ه لي ب سَٰٓن عََّٰٓل ضَٰٓن بَُِٰٓم ل ع أ

١٢٥

Terjemahannya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang

21 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia

Group,2006) cet.1 h. 32

22 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat, (Gowa: Alauddin University Press,

(37)

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yangmendapat petunjuk.”23

1. Metode Dakwah Bil-Hikmah

Dakwah bil-hikmah salah satu metode dakwah yang relevan untuk saat sekarang ini, sebab dengan metode al-hikmah dapat menyentuh perasaan mad’u. Kata al-hikmah merupakan turunan dari kata al-hukm yang yang mengandung arti “menyelesaikan atau suatu urusan dengan baik dan pasti, memberi kekang, dan mencegah seseorang dari apa yang diingininya”. Al-hikmah juga bisa berarti manfaat, kebijaksanaan dan kearifan24.

Berdasarkan batasan diatas, maka al-hikmah secara kebahasaan diartikan “meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau kebenaran suatu perkara”. Jika dikaitkan dengan konteks ayat tadi, maka menyampaikan dakwah secara hikmah ialah terlebih dahulu mengetahui tujuan dan mengenal secara benar orang atau masyarakat yang menjadi sasaran. Karenanya seorang juru dakwah harus menggunakan berbagai macam metude sesuai ralitas yang dihadapi dan sikap masyarakat terhadap agama islam, misalnya, memperhatikan situasi dan kondisi audiens, tempat dakwah akan disampaikan, dan sebagainya. Dengan demikian, metode al-hikmah

23 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Darus Sunnah, 2016),

Cet. 20. h. 282

24 Riski Maulana, Putri Amelia, Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Surabaya:Nur Ilmu,

(38)

disebut dengan metode yang realistis-praktis. Maksudnya, juru dakwah harus memperhatikan realitas yang terjadi diluar, baik pada tingkat intelektual, pemikiran, psikologis maupun sosiologis. Karananya dakwah di perkotaan harus dibedakan dengan dakwah di daerah pinggiran dan pedesaan. Untuk daerah perkotaan, dakwah harus didukung oleh uraian-uraian ilmiah dan logis serta menyentuh hati dan menyejukkannya. Sebaliknya, dakwah di pedesaan dan daerah pinggiran lebih menekankan pada segi-segi ibadah ritual yang dibarengi dengan dakwah bil-hal. Kata hikmah dalam Al-quran disebut kurang lebih 20 kali, dan dari kata ini terbentuk kata lain yang sepadan misalnya al-hakim (orang yang memiliki hikmah). 108 Kata al-Hakim sendiri salah satu nama Allah (al-asma' al-husnah) yang mengandung arti bahwa Allah Maha Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan penuh kebijaksanaan", sehingga dipahami bahwa dakwah bil hikmah secara kebahasaan diartikan menyampaikan dakwah dengan metode kebijaksanaan". Didin Hafidhuddin mendefinisikan bahwa dakwah bil hikmah adalah segala metode dakwah untuk menyampaikan al-haq (kebenaran) dengan menggunakan hukum-hukum alam dan hukum-hukum-hukum-hukum sosial. Di sini dipahami bahwa metode dakwah tersebut berkenaan dengan aspek informasi dan

(39)

nilai. yakni nilai-nilai kebenaran yang diperkuat oleh hukum alam dan sosial yang kesemuanya ini dapat diketahui oleh manusia sehingga penyampaian dakwah tersebut sangat mudah diterima oleh rasio, akal, pemikiran mereka. Selanjutnya definisi al-hikmah dalam Al-quran diartikan sebagai al-fahmu wa al-'ilmu (pemahaman dan pengetahuan) yang berasal dari Allah SWT. Demikian pula dalam hadis mengandung arti yang demikian sebagaimana yang diriwayatkan Al-Bukhari:

نع

َٰٓ

َٰٓدبع

ملسوَٰٓهيلعَٰٓاللهَٰٓىلصَٰٓبينلآَٰلق:لاقَٰٓدوعسمَٰٓنبَٰٓالله

َٰٓ

َٰٓلاآَٰدسحلا

َٰٓفي

َٰٓ

َٰٓ:َٰٓيّتنثا

هتاآَٰلجر

َََٰٰٰٓٓٓ

الله

َٰٓ

فَٰٓلاام

َٰٓلعَٰٓهطلس

َٰٓاللهَٰٓهتاآَٰلجروَٰٓ,قلۡآَٰفيَٰٓهتكلهَٰٓى

ََٰٰٓٓ

َٰٓ

25

ََٰٰٓٓ

اهملعيَٰٓوَٰٓامبهَٰٓىضقيَٰٓوهفَٰٓةمكح

Terjemahannya:

“Dari 'Abdullah bin Ma'sud berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

Tidak boleh iri (mengingkan kepunyaan orang lain) kecuali pada dua hal, (pertama) kepada seseorang yang dikaruniai Allah harta, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran, (kedua) orang yang diberi oleh Allah hikmah dan ia memberi keputusan dengan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain.”

Hadis di atas sebagaimana yang dipahami dari penjelasan kitab-kitab syarah hadis menegaskan bahwa AI-hikmah bermakna ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Lebih lanjut Al-Asqalani dalam mensyarah hadis tersebut beliau menyatakan bahwa.

25 Muhammad Ibnu Ismail, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin Nasir An

(40)

َٰٓحيبقلآَٰنعَٰٓرجزوَٰٓلهلۡآَٰنمَٰٓعنمامَٰٓلكَٰٓةمكلۡبآَٰدارلما

Terjemahannya:

“yang dimaksud al-hikmah adalah segala yang terhindar dari kebodohan dan segala yang terhalang dari keburukan.”26

Dari sini, dapatlah dipahami bahwa al-hikmah adalah lawan dari al-jahl (kebodohan) dan orang yang berilmu (al- 'alim) juga diterminologikan sebagai lawan dari al-jahlu (orang yang bodoh). Berdasar dari definisi-definisi di atas, maka ada dua kata kunci yang terkandung dalam pengertian al-hikmah, yakni ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan demikian dirumuskan bahwa dakwah bil hikmah adalah metode penyampaian dakwah yang berdasar pada pengetahuan sepenuhnya, dan disertai kebijaksanaan, sehingga penyampai dakwah tampil dengan penuh percaya diri, tidak ragu-ragu dalam berdakwah, pada gilirannya para mad’u bisa memahami dakwah yang disampaikan tersebut.27 2. Metode Dakwah Mau’izah Hasanah

Mau’izah Hasanah ialah kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh seorang dai atau mubaligh, disampaikan dengan cara yang baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan, diterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana, supaya yang

26Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press, 2013).cet.1 h. 72

(41)

disampaikan itu dapat ditangkap, dicerna, dihayati dan pada tahap selanjutnya dapat diamalkan. Bahasanya yang lembut begitu enak di dengar, berkenan di hati dan menyentuh sanubari. Ia senantiasa menghindari segala bentuk kekerasan dan caci maki, sehingga mad’u yang didakwahi tersebut memperoleh kebaikan dan menerima dengan rela hati, serta merasakan kesungguhan sang dai. dalam menyelamatkan mereka dari suatu kemudaratan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim :24-25

َٰٓ ي كَٰٓ ر تَٰٓ لَ أ

لا ث مََُّٰٓللَّٱَٰٓ ب ر ضَٰٓ ف

ََٰٰٓٓ

ة م ل ك

َٰٓ

َٰٓة ب ِي ط

ََٰٰٓٓ

ة ر ج ش ك

َٰٓ

ٍَٰٓة ب ِي ط

َٰٓ

ا هُل ص أ

َٰٓ

ت ب ثَ

َٰٓ

ا هُع ر ف و

ََٰٰٓٓ

َٰٓ في

َٰٓ

َٰٓ مَّسلٱ

َٰٓ ء ا

٢٤

َٰٓ ساَّنل لَٰٓ لا ث م

لۡٱََُّٰٓللَّٱَُٰٓب ر ض ي وَٰٓها ِبه رَٰٓ ن ذ بَِِٰٓۢ يّ حََّٰٓلُكَٰٓا ه لُكُأَٰٓ تِ ؤُ ت

َٰٓ نوُرَّك ذ ت يَٰٓ مُهَّل ع ل

٢٥

Terjemahannya:

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(24). (Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(25)28

Mauizah Hasanah yang disampaikan dengan lemah-lembut dan penuh pancaran kasih sayang akan menyisahkan kebahagiyaan pada diri ummat manusia, ia akan menuntut mereka kejalan yang haq, memeberi pelajaran yang baik dan bermanfaat, memberi

(42)

nasihat dan mengingatkan orang lain dengan bahasa yang baik dan penuh kelembutan. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT QS. Ali Imran :159

َٰٓ ح رَٰٓا م ب ف

ةَٰٓ

َٰٓ ن ِم

َٰٓ

َٰٓ َّللَّٱ

َٰٓ

َٰٓ تن ل

َٰٓ

َِٰٓۖ مُ لۡ

ََٰٰٓٓ

َٰٓ و ل و

ََٰٰٓٓ

َٰٓ تنُك

َٰٓ

اًّظ ف

َٰٓ

ي ل غ

َٰٓ ظ

َٰٓ

َٰٓ ب ل ق

لٱ

َٰٓ

َْٰٓاوُّض فنٱ ل

َٰٓ

َٰٓ ن م

َٰٓ

َِٰٓۖ ك ل و ح

َٰٓ

َُٰٓف عٱ ف

َٰٓ

َٰٓ مُه ن ع

َٰٓ

َٰٓ ر ف غ ت سٱ و

َٰٓ

َٰٓ مُ لۡ

َٰٓ

َٰٓ مُه ر وا ش و

َٰٓ

َٰٓ في

َٰٓ

َِٰٓۖ ر م لۡٱ

َٰٓ

ا ذ إ ف

َٰٓ

َٰٓ ت م ز ع

َٰٓ

َٰٓ لَّك و ت ف

ََٰٰٓٓ

ى ل ع

َٰٓ

َُٰٓۚ َّللَّٱ

َٰٓ

ََّٰٓن إ

َٰٓ

َٰٓ َّللَّٱ

َٰٓ

َُّٰٓب ُيُ

َٰٓ

َٰٓ ل ِك و تُم

لٱ

َٰٓ يّ

١٥٩

Terjemahannya:

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.”29

Ayat diatas menerangkan, bahwa aktivitas dakwah yang dilakukan dengan cara mauizah hasanah harus selalu mengarah pada pentingnya manusiawi dalam segala hal. Sikap lemah lembut dan menghindari sikap egoisme dalah warna yang tidak terpisahkan untuk melancarkan pesan dakwah kepada orang lain, yang disampaikan secara persuasif.

Disini seorang dai harus mampu menyesuaikan dan mengarahkan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan

(43)

lingkup pengalaman si mad’u, supaya tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran Islam kedalam kehidupan peribadi atau masyarakat dapat terwujud, dan mengarahkan mereka sebagai khairu ummah, yaitu umat yang adil dan terpilih (ummatan wasathan) sehingga terwujudlah umat yang sejahtera lahir dan batin, bahagia di dunia dan di akhirat nanti.30 3. Metode Dakwah Bil-Mujadalah

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara berdiskusi yang ada. Mujadalah adalah cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang digunakan untuk orang-orang yang taraf berfikirnya cukup maju, dan krisis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para utusan sebelumnya. Oleh karena itu, Al-Quran juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahli kitab, yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara terbaik. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut :46

َٰٓ ُتَٰٓ لا و

َْٰٓا وُل د

َِٰٓۖ مُه ن مَْٰٓاوُم ل ظَٰٓ ني ذَّلٱَٰٓ َّلا إَُٰٓن س ح أَٰٓ ي هَٰٓ تَِّلٱ بَٰٓ َّلا إَٰٓ ب ت ك

لٱَٰٓ

ل

ه أ

٤٦

(44)

Terjemahannya:

“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengancara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka.”31

Dari ayat diatas, kaum muslimin (terutama juru dakwah) dianjurkan agar berdebat dengan ahli kitab cara yang baik, sopan antun dan lemah lembut kecuali jika mereka telah memperlihatkan keangkuhan dari kezaliman yang keluar dari batas kewajaran.32 6) Atsar (Efek) Dakwah

Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para dai. Kebanyakan mereka menganggab bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya dengan menganalisis atsar dakwah dengan cermat dan tepat, maka kesalahan sterategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.33

31Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 46

32 Samsul Munir Amin, Ilmu Dalkwah ( Jakarta:Amzah, 2009 ) cet.1 h. 100

(45)

7) Tujuan Dakwah

Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya. Suatu tujuan dakwah seyogyanya dicermati dengan baik agar dapat membuahkan keluaran yang terukur.

Aktivitas dakwah dilakukan dengan senantiasa mengharapkan ridho Allah SWT, dalam kehidupan yang terus menerus mengabadikan berbagai kebijakan dakwah nabi SAW. Secara sistematis, tujuan dakwah antara lain:

1. Tazkiyatun Nafs

Membersihkan jiwa-jiwa masyarakat dari noda-noda syirik dan pengaruh-pengaruh kepercayaan yang menyimpang dari aqidah Islam. Suatu aktivitas dakwah diarahkan untuk mencerahkan batin individu dan kelompok, serta menemukan keseimbangan kehidupan yang dinamis. Untuk melakukan itu diperlukan langkah komunikasi guna memengaruhi sekaligus mengubah pikiran, ideologi, dan keyakinan yang buruk menjadi ideologi yang baik. Begitu seringnya pengaruh luar masuk dan mengotori keyakinan umat Islam. Maka kegiatan dakwah sangat bermanfaat untuk membentengi

(46)

kepercayaan umat Islam dari noda-noda syirik, dan pada lain sisi membersihkan aqidah umat Islam.

2. Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran

Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat meliputi kemampuan membaca, menulis dan memahami makna Al-Quran serta sunnah Nabi SAW. Dari sini, masyarakat akan melek huruf, kemampuan nalarnya berkembang menuju terciptanya masyarakat madani yang akan membawa kesejahteraan hidup.

3. Membimbing Pengamalan Ibadah

Umat Islam perlu mendapatkan bimbingan ibadah sehingga bobot ibadahnya menjadi baik dan atau lebih baik. Ibadah menjadi landasan dari perkembangan kehidupan masyarakan unntuk tetap damai, maju, dan selamat di dunia serta akhirat. Ibadah yang baik disertai dengan ilmu, pemahaman dan penghayatan. kaum muslimin meyakini bahwa akan terjadi kemajuan bila etos kerjanya dipandu oleh nilai-nilai agama karna agama memandu pada kebaikan yang seimbang dan menyeluruh. Islam memerhatikan kehidupan dunia ini, karna melalui dunia ini kita berkarya. Dalam harmoni kita maju dan dalam kemajuan kita menemukan keharmonisan baru.

(47)

4. Meningkatkan Kesejahteraan

Dakwah lazimnya membuat umat Islam pada peningkatan kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Ini dapat tercipta bila dakwah mampu mendorong masyarakat muslim memiliki etos kerja: giat, perhitungan, menepati janji, menjamin kualitas, dan bersama-sama memelihara kebajikan.34

34 Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media,

(48)

3. Media Komunikasi Zoom 3.1.1. Definisi Zoom

Zoom merupakan aplikasi yang menyediakan layanan konferensi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video, pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler.35

Zoom didirikan oleh Eric Yuan, dan diresmikan pada tahun 2011 yang berkantor pusat di San Jose, California. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru ataupun dosen, media untuk mengadakan rapat online untuk perkantoran, dan media untuk berdakwah yang jangkauannya lebih luas karena berbasis online dan bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet. Aplikasi ini terbagi menjadi dua, versi Basic (gratis) dan Pro (berbayar).

3.1.2. Fitur-fitur

Aplikasi Zoom memiliki beragam fitur, namun fitur di versi Basic lebih sedikit dari fitur yang ada di versi Pro. Diantaranya: 1) Dapat melakukan meeting hingga 100 partisipan/peserta. 2) 40 menit durasi maksimal video konferensi untuk versi Basic. 3) Tidak ada batasan durasi video konferensi untuk versi Pro.

35 https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanya. (8 Desember 2020)

(49)

4) Kualitas suara jernih dan gambar HD/bersesolusi tinggi (kualitas suara dan gambar juga dipengaruhi oleh kestabilan koneksi internet).

5) Dapat melakukan Screen-sharing/membagikan tampilan layar monitor ke partisipan/peserta.

6) Akses ke virtual background/mengganti tampilan latar belakang dengan gambar atau video yang diinginkan.

7) Jadwal meeting di Zoom dapat diatur dengan leluasa.

8) Bisa merekam keseluruhan meeting yang akan tersimpan di perangkat yang digunakan saat meeting telah diakhiri.

9) Dapat membagikan meeting secara live ke youtube dan facebook.

3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan

Ibarat kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, walaupun aplikasi Zoom ini memiliki banyak fitur dan kelebihan, namun juga tidak luput dari kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan dari aplikasi Zoom:

1) Kelebihan

- Tersedia versi Basic yang dapat diakses secara gratis. - Memiliki interface yang simple dan mudah dipahami.

- Dapat merekam meeting untuk dilihat kembali setelah meeting selesai.

(50)

- Privasi meeting lebih terjaga karena tersedia fitur waiting room/ruang tunggu untuk partisipan/ peserta agar yang bisa masuk ke meeting hanya orang yang disetujui.

- Tersedia fitur live ke youtube dan facebook yang bisa digunakan jika jumlah partisipan/peserta sudah melebihi batas maksimal.

2) Kekurangan

- Tidak memiliki sistem keamanan end to end encryption (enkripsi dari ujung-ke-ujung), sistem komunikasi digital yang dirancang agar orang yang menerima pesan atau konten hanyalah pihak-pihak yang berhak menerimanya.

- Zoom saat ini mengelola dan menyimpan semua kunci dalam enkripsi data pengguna dan infrastruktur cloud-nya sendiri, sehingga data tidak bisa terlindungi dengan maksimal.36

- Boros mengkonsumsi kuota data jika video diaktifkan.

- Tidak tersedianya pilihan bahasa Indonesia yang membuat sebagian orang kesulitan beradapatasi.37

- Mantan kontraktor NSA, Patrick Wardle mengatakan bahwa aplikasi Zoom dapat digunakan untuk menginstall malware. Zoom nantinya dapat digunakan untuk kegaiatan peretasan dan

36

https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-kekurangan-zoom (8 Desember 2020)

(51)

juga menjadikan komputer sebagai komputer zombie yang bisa dikendalikan.38 B. Kerangka Konseptual 38https://lebakcyber.net/kelebihan-dan-kekurangan-aplikasi-zoom/ (8 Desember 2020) HIMPARODI KPI BIDANG DAKWAH BIDANG KOMUNIKASI MENYEBARLUASKAN DAKWAH 1. DIALOG KEAGAMAAN 2. TABLIG AKBAR 3. BEDAH BUKU PERAN ZOOM ZOOM MEDIA PENDAKWAH MEMBERIKAN INFORMASI SASARAN MASYARAKAT LUAS

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif ialah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau hitungan lainnya.39

Tujuan menggunakan jenis penelitian ini adalah untuk mempelajari secara mendalam gambaran tentang peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologis. dimana pendekatan ini berusaha memahami peristiwa yang berkaitan dengan objek penelitian, penelitian ini berusaha untuk masuk ke dalam dunia subyek agar dapat mengetahui bagaimana peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui secara lansung bagaimana peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

39 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

(53)

Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Jl. Sultan Alauddin no. 259, Kel. Rappocini, Kec.Gunung Sari, Kota Makssar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Adapun objek penelitiannya adalah lembaga kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom, serta hambatan-hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

D. Deskripsi Penelitian

1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalan penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi zoom. Yang dimaksud disini ialah peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam melaksanakan program kerja yang berkaitan

(54)

dengan kegiatan dakwah melalu media komunikasi Zoom. Antara lain adalah kajian-kajian dakwah yang dilaksanakan secara firtual seperti, tablig akbar, dialog keagamaan, serta bedah buku dan lain sebagainya.

2. Hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam hal ini adalah keadaan atau kendala yang dapat menyebabkan pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi zoom terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber datanya disebut responden.40 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara mendalam dengan beberapa narasumber.

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang penulis maksudkan adalah alat bantu yang dapat digunakan oleh penulis dalam meneliti, sehingga dalam kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan secara sistematis.

Adapun alat-alat yang digunakan untuk meneliti adalah sebagai berikut : 1. Pedoman wawancara untuk metode wawancara

2. Catatan observasi 3. Acuan dokumentasi

40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Cet. Ke-XII;Jakarta; Penerbit Rineka Cipta, 2002)

(55)

Selanjutnya dalam penelitian ini di lapangan, penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mendata hal-hal yang diperlukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut :

1. Untuk metode wawancara/interview penulis menggunakan instrument yaitu pedoman wawancara yang berisi pokok materi, yang ingin ditanyakan secara langsung dan jelas. Penulis mengadakan Tanya jawab kepada pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang dianggap mampu memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh penulis. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview dengan informan yang dilakukan secara lisan dengan menggunakan handphone dengan catatan yang bersifat deskriftif situsional.

2. Untuk observasi, penulis menggunakan instrument catatan observasi dengan turun langsung di lokasi penelitian untuk mendata pengamatan langsung terhadap suatu objek yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan observasi ini digunakan alat yang berupa smart phone untuk pengambilan gambar objek yang dianggap sesuai dengan penelitian skripsi dan catatan hasil pengamatan selama melaksanakan observasi.

3. Acuan dokumentasi berupa catatan data tambahan yang diperlukan dalam penelitian ini khususnya dokumentasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dakwah.

(56)

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah penulis melakukan pengamatan langsung yang berhubungan dengan peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah melalui media komunikasi Zoom. Adapun jenis observasi yang digunakan yaitu penulis mengadakan pengamatan dengan alat dan panca indra mengenai aktivitas dakwah yang sedang berlangsung dalam bentuk pengamatan secara langsung, perekaman suara, pengambilan foto, dan ikut serta dalam proses pelaksanaannya sebagai peserta kegiatan.

2. Wawancara

Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara langsung melalui permintaan keterangan - keterangan kepada pihak pertama dalam hal ini pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam periode 2019/2020 serta pihak kedua yaitu peserta kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam periode 2019/2020 , kedua pihak ini yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.41

41 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (cet 1, Jakarta:Referensi GP

(57)

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan dialog interaktif kepada informan, data yang digali dengan wawancara terkait bagaimana Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam berperan dalam penyebarluasan dakwah yang berfokus pada pemanfaatan aplikasi Zoom sebagai medianya.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian social, pada intinya metode ini adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.42

Teknik dokumentasi dilakukan untuk menggali data dalam bentuk dokumen atau dalam bentuk catatan tertuang ataupun foto.

H. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengolah, memudahkan, mengelompokkan, dan memasukkan sejumlah data yang di kumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.43

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode analisis data, yaitu dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.

42 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya, ( cet. 2 ; Jakarta : Kencana, 2008), h. 121

(58)

Sehingga dengan menggunakan metode tersebut data yang terkumpul dapat terarah dan terlaksana dengan baik dalam pengolahannya.

Adapun data yang dimaksud adalah hasil wawancara atau interview dari beberapa informan yang berupa pendapat, teori gagasan atau data kepustakaan yang akan dianalisa. Sedangkan metode analisa data yang bersifat kualitatif tersebut dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

Data yang terkumpul disajikan secara deskriptif kualitatif, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisa data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu tahap reduksi data dimana semua informasi yang didapat dikumpulkan dan kemudian dilakukan pengelompokkan dan kemudian dilakukan penyederhanaan data.Tahap penyajian data, dimana data yang dikelompokkan tadi kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata agar data dapat dibaca dan ditarik kesimpulan menjadi data yang bersifat khusus.Kemudian tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini data yang sudah dideskripsikan kemudian disimpulkan sehingga diperoleh jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini.44

Referensi

Dokumen terkait

Keharusan dalam melaksanakan kebijakan social distancing, work form home dan belajar dari rumah untuk menghentikan penyebaran covid 19 telah menyebabkan pergeseran

Menurutnya, dalam kondisi social distancing ini, masyarakat sebaiknya tidak banyak melakukan pergerakan atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengurangi

Dalam penyajian hasil penelitian diuraikan tentang hasil pemberian protein (putih telur) dalam mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil anemia primigravida sesuai

Dengan adanya permasalah telah dijelaskan maka solusi yang didapatkan agar masyarakat lebih mudah mengenal monumen bersejarah di kota jambi adalah dengan menggabungkan teknologi

Peserta yang telah mendaftar akan di masukan ke dalam grup WA Peserta Pidato Islami sebagai media jika ada informasi tambahan dan pertanyaan.. Peserta mengenakan seragam sekolah

Di tengah-tengah adanya anjuran melakukan pembatasan jarak sosial (social distancing) untuk memutus mata rantai wabah virus corona (Covid-19), banyak perusahaan

Penelitian ini menggambarkan masyarakat dalam mempersepsikan risiko terhadap adanya penyebaran virus Corona dan imbauan social distancing. Temuan pada penelitian

Dari hasil analisis laporan pelaksanaan program kerja dan kegiatan Kecamatan Gondomanan tahun 2020 dan sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan, maka