• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan mulsa jerami padi dan daun kelapa sawit untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau (vigna radiata l.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan mulsa jerami padi dan daun kelapa sawit untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau (vigna radiata l.)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MULSA JERAMI PADI DAN DAUN KELAPA SAWIT UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN

KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Wakifatul Hisani

Email:wakifatulhisanisani@gmail.com

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia.Kacang hijau menjadi komoditas tanaman legum terpenting ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Salah satu penyebabnya adalah permintaan yang terus meningkat untuk konsumsi dan industri olahan (Kementerian Pertanian, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan macam mulsa untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo Kelurahan To’Bulung Kecamatan Bara, Kota Palopo pada Bulan September 2017 sampai Januari 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Sehingga terdapat 25 unit tanaman. Variabel yang diamati Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (helai), Diameter Batang (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter perlakuan P4 dengan dosis 2,5 kg+1kg/polybag mempunyai nilai tertinggi dengan tinggi tanaman 78,2 cm. Perlakuan dengan dosis 2,5 kg+1 kg/polybag memperlihatkan jumlah daun yang lebih banyak dengan rata-rata jumlah daun mencapai 70 helai, ukuran diameter batang menjacapai 1,35 cm sedangkan perlakuan yang memiliki nilai terendah P0 (tanpa perlakuan).

Kata Kunci: Pertumbuhan, Mulsa jerami, kelapa sawit PENDAHULUAN

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas selain beras. Karena tergolong tinggi penggunaannya dalam masyarakat maka kacang hijau memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi. Dengan teknik budidaya dan penanaman yang

relatif mudah budidaya tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk menjadi peluang usaha bidang agrobisnis. Saat ini permintaan pasar terhadap kacang hijau terus mengalami peningkatan sedangkan produksi di dalam negeri masih rendah. Sebagian besar kebutuhan kacang hijau domestik untuk pakan atau industri pakan dan sebagian

(2)

lainnya untuk pangan, dan kebutuhan industri lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi kacang hijau nasional juga berpeluang besar untuk memasok sebagian pasar kacang hijau dunia sehingga dapat menambah devisa negara.

Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55 – 60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya yang mudah. Dengan demikian kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan.

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih rendahnya produksi yang dicapai petani. Rendahnya hasil disebabkan oleh budidaya yang kurang baik (tanpa pemupukan dan penyiangan), persediaan air tidak cukup, adanya serangan penyakit terutama seperti bercak daun

Cercospora, karat daun, embun tepung, kudis (scab) dan virus (Telaga Zamzam, 2002).

Mulsa merupakan bahan yang digunakan diatas permukaan tanah dan berfungsi menghindari kehilangan air dan penguapan dan menekan perubahan gulma. Salah satu bahan yang digunakan adalah jerami dan daun kelapa sawit. Adapun fungsi mulsa jerami dan daun kelapa sawit untuk menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat tanah dari hantaman air hujan memperkecil erosi tanah, mencengah penguapan air dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari juga dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah dan struktur tanah sehingga memperbaiki agregat tanah (Arinong, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pemberian macam mulsa terhadap pertumbuhan kacang hijau.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo Kelurahan To’Bulung Kecamatan Bara, Kota Palopo pada Bulan September 2017 sampai Januari 2018

(3)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau, mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit, polybag ukuran 30 x 40cm. Alat yang digunakan cangkul, mistar, label, kamera dan alat tulis menulis.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Sehingga terdapat 25 unit tanaman. Taraf perlakuan adalah sebagai berikut: P0 : Tanpa perlakuan

P1 : Tanah 2 kg dan mulsa daun kelapa sawit 1 kg + mulsa jerami 1 kg P2 : Tanah 2 kg dan mulsa daun kelapa sawit 1 kg+mulsa jerami 1,5 kg P3 : Tanah 2 kg dan mulsa daun kelapa sawit 1 kg + mulsa jerami 2 kg P4 : Tanah 2 kg dan mulsa daun kelapa sawit 1 kg+mulsa jerami 2,5 kg

Pelaksanaan

Mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit terlebih dahulu ditimbang sesuai takaran kemudian mulsa dicincang hingga kecil kemudian ditimbang, selanjutnya mulsa tersebut ditaburkan pada tanaman yang akan diteliti.

Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih terlebih dahulu. Benih kacang hijau varietas

lokal terlebih dahulu dijemur sekitar 30 menit untuk menghindari hama penyakit, kemudian perendaman selama 20 menit kedalam air untuk menghindar dormansi, setelah itu dilakukan penyumaian ditempat yang telah disiapkan setelah berkecambah tanaman kacang hijau dipindahkan kepolybag yang telah disediakan.

Proses penanaman dilakukan pada soreh hari dengan cara memindahkan bibit tanaman kacang hijau yang telah di semaikan dengan cara memasukkan bibit tanaman kacang hijau kedalam satu lubang dengan satu tanaman dengan menekan sedikit pada bagian akar agar tanaman tidak mudah rebah. Setiap bedengan ditanami 5 bibit tanaman.

Proses pemeliharaan berupa penyiraman dan pembersihan gulma dilakukan tergantung pertumbuhan dan penyebaran gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual. Penyiraman dilakuakan setiap hari pada pagi atau sore hari, pada musim hujan penyiraman dilakukan hanya sekali sehari.

Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan yang diamati dalam penelitian ini yakni: 1. Tinggi Tanaman (cm)

2. Jumlah Daun (helai) 3. Diameter Batang (cm)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman

Gambar 2. Diagram tinggi tanaman kacang hijau respon aplikasi mulsa jerami padi dan mulsa daun kelapa sawit terhadap pertumbuhan kacang hijau. Gambar di atas menunjukan

bahwa pada perlakuan (P4) penggunaaa mulsa jerami 2,5 kg dan mulsa daun kelapa sawit 1 kg/polybag memperlihatkan tinggi tanaman dengan rata-rata 81,02 (cm), dan paling terendah perlakuan (P0) dengan rata-rata tinggi tanaman 76,16 (cm). Dari hasil pada gambar di atas

perlakuan yang menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman yang baik berada pada perlakuan (P4) kemudian perlakuan P2, sedangkan perlakuan yang menunjukkan pertumuhan tinggi tanaman yang kurang optimal yaitu pada perlakuan (P0).

2. Jumlah Daun (helai

Gambar 3. Diagram jumlah daun tanaman kacang hijau respon aplikasi mulsa jerami padi dan mulsa daun kelapa sawit terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. 44,2 55,8 58,4 59 70,6 0 20 40 60 80 P0 P1 P2 P3 P4 Jumlah Daun 76,16 75,82 79,48 78,92 81,02 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 P0 P1 P2 P3 P4 Tinggi Tanaman

(5)

Berdasarkan gambar di atas memperlihatkan rata-rata jumlah daun pada P0 lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Akan tetapi dengan penggunaan

mulsa jerami 2,5 kg+mulsa jerami 1 kg/polybag, kondisi tanaman kacang hijau menunjukkan jumlah daun lebih banyak.

3. Diameter Batang

Gambar 4. Diagram diameter batang kacang hijau respon aplikasi mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit terhadap pertumbun

Berdasarkan diagram hasil penelitian menunjukkan perlakuan P0 (kontrol) pada tanaman kacang hijau lebih kecil diameter batangnya dibandingkan dengan tanaman perlakuan yang lain, akan tetapi pada perlakuan P4 dengan mulsa jerami 2,5 kg+mulsa daun kelapa sawit 1 kg/polybag, menunjukkan diameter batang kacang hijau lebih besar bilang dibandingkan dengan perlakuan P0, P1 P2 dan P3.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa

penggunaan mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit memberikan pengaruh tidak nyata, Namun pada perlakuan (P4) mulsa jerami 2,5+mulsa kelapa sawit 1 kg/polybag, tanaman relatif baik di bandingkan dengan perlakuan lainnya terhadap tinggi tanaman kacang hijau.Hal ini disebabkan karena pemberian mulsa lebih maksimal dibandingkan dengan perlakuan yang lain,sedangkan perlakuaan P1 dengan mulsa jerami 1 kg+mulsa daun kelapa sawit 1 kg/polybag dan P2 mulsa jerami 1,5 kg+mulsa daun kelapa sawit 1 kg tanaman lebih rendah karena kurang

1,02 1,12 1,3 1,34 1,38 0 0,5 1 1,5 P0 P1 P2 P3 P4 Diameter Batang

(6)

pemberian mulsa dan unsur hara yang terjadi lebih rendah.

Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun, sehingga menunjukan bahwa pemberian mulsa berpengaruh nyata. Pengamatan terhadap jumlah daun menunjukkan bahwa penggunaan mulsa jerami 2,5 + mulsa jerami 1 kg/polybag merupakan perlakuan yang terbaik untuk jumlah daun dibandingkan dengan perlakuan yang lain dan paling terendah P0 (tanpa pelakuan). Semakin banyak penambahan dosis mulsa semakin bagus untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan pembentukan daun tanaman kacang hijau. Pembentukan daun terjadi karena pembelahan sel pada meristem apikal dari kuncup terminal dan kuncup lateral yang memproduksi cadangan sel-sel baru secara periodik yang akan membentuk daun. Unsur hara makro dan mikro diangkut menuju daun sintesis menjadi berbagai persenyawaan dan makro molekul yang sangat diperlukan bagi kelangsungan proses pembelahan sel atau mitosis guna pembentukan kuncup daun baru dan perlakuan (Kimbaal, 1990).

Pertumbuhan diameter batang tanaman kacang hijau menunjukkan

bahwa penggunaan mulsa 2,5 kg+mulsa daun kelapa sawit 1 kg/polybag lebih baik dari perlakuan yang lang lain. Adapun perlakuan yang kurang maksimal dan paling terendah yaitu P0 (tanpa perlakuan). Meskinpun ada yang kurang baik pertumbuhanya ini juga dipengaruhi faktor lingkungan seperti suhu maupun kelembaban pada area tanaman kacang hijau. Semakin banyak bahan organik yang diberikan semakin baik pulah sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah sebagai glanulator yaitu struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi) dan sumber energi bagi mikroorganisme (Hardijiwigiono, 2003).

Hasil penelitian memperlihatkan pemberian pemberian mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau. Mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit sangat baik digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Apabila mulsa diaplikasikan secara teratur pada tanah maka akan berfungsi sebagai media atau pakan perkembangan

(7)

mikroorganisme yang akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan ketersediaan hara N, P dan K (Arinong, 2005).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa parameter perlakuan P4 dengan dosis 2,5 kg+1kg/polybag mempunyai nilai tertinggi dengan tinggi tanaman 78,2 cm. Perlakuan dengan dosis 2,5 kg+1 kg/polybag memperlihatkan jumlah daun yang lebih banyak dengan rata-rata jumlah daun mencapai 70 helai, ukuran diameter batang menjacapai 1,35 cm sedangkan perlakuan yang memiliki nilai terendah P0 (tanpa perlakuan). Hasil penelitian juga menunjukan bahan pengaplikasian mulsa jerami dan mulsa daun kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan daun dan diameter batang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.

Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih berbeda pada tanaman yang sama, demi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut dan dapat membenahi kekurangan yang ada.

Untuk seluruh pembaca, kiranya memberikan masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Atman, 2007. Tanaman Kacang Hijau

http ://www.google.com Maspary, 200. Jakarta.

Achyad. D.E. dan R. Rasyidah 2006.http://www.asiamaya.co m/jamu/isi/ Kacang

Hijau_Phaseolusradiatus.htm. Kamis, 14 Desember 2006., 2006).

Arinong, 2005. Aplikasi Berbagai Pupuk Organik Pada Tanaman Kedelai Di Lahan Kering. Jurnal Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol 5 No. 2 :65-72.

Balitkabi, 2004. http:// blogspot.com/2014 Teknik Budidaya Tanaman Kacang

Hijau.html

Balitkabi. 2005. Teknologi Produksi Kacang-Kacangan dan

Umbi-Umbian. Balai

Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 36

Darwin dan Pujisiswanto, Hidayat. 2008. Pemanfaatan Kompos Jerami Untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Tomat. Prosiding Seminar Nasional SAINS dan Teknologi- II 2008 Universitas Lampung. Lampung pada

(8)

Tanggal 17-18 November 2008.

Fachruddin, 2000: 64. Budidaya dan Analisis Tani Kedelai Kacang Hijau, Kacang Panjang. Penerbiat Absolut. Yogyakarata.

Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta. Harahap, 1994, Pengendalian Hama

Palawija.Jakarta Penebar Swada

Khairani, 2008. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau.

Jakarta Agro media pusat Lament Willian James Jr. (March 1993). Plastic Mulches For The Production Of Vegetable Crops.

Mangoensoekardjo dan Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis

Kelapa Sawit. UGM Press. Yogyakarta.

Mustakim, M. 2012. Budidaya kacang hijau secara intensif. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 140 hal.

Nurdin, F. 1994. Kacang Hijau di Sumatera Barat: Budidaya, Hama, dan pengendaliannya di tingkat petani. Risalah Seminar Balittan Sukarami. Vol. III. Balittan Sukarami; 121-129 hlm.

Nurdin. F. 1994. Kacang Hijau di Sumatera Barat: Budidaya,

Hama, dan

Pengendaliannya di Tingkat Petani. Risalah Seminar Balittan Sukarami. Vol. III. Balittan Sukarami; 121-129 hlm.

Gambar

Gambar 3. Diagram jumlah daun tanaman kacang hijau respon aplikasi mulsa jerami  padi dan mulsa daun kelapa sawit terhadap pertumbuhan tanaman kacang  hijau
Gambar 4. Diagram diameter batang kacang hijau respon aplikasi mulsa  jerami dan mulsa daun kelapa sawit terhadap pertumbun

Referensi

Dokumen terkait

secara linier dengan masukan dan keluaran saling disambungkan satu dengan yang lain, sehingga data akan digeser dari satu alat ke alat yang lain ketika rangkaian

tersebut melebihi kadar normal kromium dalam urin Pada umumya toksikologi logam berat dapat memberikan efek pada fungsi ginjal, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

tokoh utama dalam membentuk perpaduan kaum  Toleransi kaum melahirkan masyarakat cemerlang – saling menghormati  Sanggup berkorban  Semangat cintakan negara

Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Parepare Tahun 20132018, sebagai dokumen perencanaan dan acuan penganggaran Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

Tujuan dari pembibitan yaitu mempersiapkan bahan tanaman yang memenuhi kriteria layak tanam, sehingga dapat digunakan untuk penanaman baru (new planting)

Salah satu kasus modifikasi kapal yang dilakukan oleh pengrajin kapal di Kabupaten Bulukumba yaitu modifikasi kapal kargo menjadi kapal penangkap ikan purse seine

Artikel ini akan mengenalpasti aspek persefahaman agama melibatkan hubungan muslim dan non muslim yang terkandung di dalam Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM)

Selain itu, pupuk guano juga memiliki kandungan C/N ratio yang terendah, apabila C/N ratio rendah maka unsur makro dan mikro dalam pupuk dapat diserap tanaman untuk