• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keteladanan Guru Dalam Membentuk Jiwa Nasionalsisme Pada Siswa Di Smk Sore Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keteladanan Guru Dalam Membentuk Jiwa Nasionalsisme Pada Siswa Di Smk Sore Tulungagung"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KETELADANAN GURU DALAM MEMBENTUK JIWA NASIONALSISME PADA SISWA DI SMK SORE TULUNGAGUNG

Oleh; Fanny Prawira Tubagus Sucipto* *Mahasiswa STKIP PGRI Tulungagung

ABSTRAK

tujuan dari penelitian ini ntuk mengetahui bentuk model keteladanan dalam membentuk jiwa nasionalisme siswa di SMK PGRI 1 Tulungagung, untuk mengetahui pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme yang dilakukan guru di SMK PGRI 1 Tulungagung, untuk mengetahui guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam membentuk jiwa nasionalisme di SMK PGRI 1 Tulungagung. Keteladanan guru dalam membentuk jiwa nasionalisme merupakan usaha guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa terkait rasa cinta terhadap tanah air. Guru menanamkan pemahaman tentang jiwa nasionalisme agar siswa dapat memahami makna dari jiwa nasionalisme. Dengan memahaminya, siswa dapat mengerti akan pentingnya jiwa nasionalisme saat ini. Dikarenakan di jaman sekarang siswa dan masyarakat kurang peka terhadap pentingnya nilai nilai nasionalisme. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana peran guru dalam meningkatkan jiwa nasionalisme bagi siswa SMK PGRI 1 Tulungagung pada tahun ajaran 2016-2017”. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keteladanan guru dalam membentuk jiwa nasionalisme pada siswa di SMK PGRI 1 Tulungagung tahun ajaran 2016-2017 adalah baik, atau dengan kata lain bahwa guru telah mengaplikasikan sikap keteladanannya dengan baik dalam meningkatkan jiwa nasionalisme pada siswa SMK PGRI 1 Tulungagung tahun ajaran 2016-2017.

Kata Kunci : Keteladanan guru, Membentuk jiwa nasionalisme, Siswa.

I. PENGANTAR

Dunia era globalisasi sekarang ini merupakan salah satu lembaga formal yang bertanggung jawab adalah pendidikan. Hal ini karena pendidikan sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara. Rasa nasionalisme anak-anak bangsa yang semakin hari mengalami penurunan menjadi sorotan tersendiri. Nasionalisme tidak hanya dalam hal berperang melawan penjajah saja. Cinta terhadap tanah air juga dapat dikatan sebagai nasionalisme. Karena salah satu hakikat manusia sebagai makhluk yang

berbangsa daan bernegara adalah mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Sebagai warga negara yang baik tak seharusnya memiliki satu alasan pun untuk tidak mencintai bangsanya. Bangga akan menjadi bagian dari bangsa indonesia merupakan salah satu contoh ringan dalam upaya membela negara. Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara yang memiliki tujuan dan cita-cita bersama untuk kepentingan nasional. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia nasionalisme berasal dari kata “nasional”

(2)

dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa. Keteladanan guru adalah usaha guru dalam memberi contoh yang baik dari guru baik berhubungan dengan sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh oleh peserta didik. Hal ini sangatlah penting dimiliki oleh seorang pendidik untuk dijadikan dasar dalam membangun kembali etika, moral, dan akhlak yang sudah sampai pada tataran yang menyedihkan. Pendidikan bertujuan untuk tidak hanya menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia tetapi pendidikan juga harus mampu membentuk jiwa nasionalisme pada setiap peserta didiknya. Manusia yang cerdas, berbudaya tanpa diimbangi dengan rasa nasionalisme akan menghancurkan bangsa itu sendiri. Bangsa Indonesia jangan sampai menjadi bangsa yang kehilangan jati diri dan kepribadianya karena tidak mampu pempertahankan apa yang telah menjadi miliknya yang semata-mata hanya mengejar kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi semata. SMK PGRI 1

Tulungagung merupakan sekolah swasta dibawah naungan yayasan PGRI. Sekolah ini memiliki 2 lokasi yaitu Sekolah 1 dan Sekolah 2, tempat yang sangat setrategis dan berada di daerah perkotaan, sehingga sangat mudah dijangkau bagi siswanya. Sekolah 1 berada di utara SDN Kepatihan 1, sedangkan sekolah 2 berada di timur sekolah 1 yang letaknya di selatan jalan. SMK PGRI 1 Tulungagung merupakan lembaga yang menekankan pada pendidikan kejuruan. Selain mengajarkan pendidikan formal, SMK PGRI 1 Tulungagung juga menerapkan cinta terhadap tanah air seperti halnya: upacara hari pahlawan, dan hari-hari kemerdekaan. Kondisi seperti ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “KETELADANAN GURU DALAM MEMBENTUK JIWA NASIONALISME PADA SISWA DI SMK PGRI 1 TULUNGAGUNG” (Studi Kasus di SMK PGRI 1 Tulungagung).

II. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Karena peneliti bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah apa saja yang dilakukan pihak guru SMK Sore dalam usahanya meningkatkan pemahaman siswa terkait

(3)

pembentukan moral yang baik. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya (Sugiyono, 2015:306). Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa tahapan.

1. Tahap peninjauan lokasi penelitian 2. Tahap persiapan

3. Tahap penelitian

4. Tahap menganalisis data Sumber Data

1. Informan 2. Dokumen 3. Peristiwa

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam bagian ini penulis akan menguraikan tekhnik bagaiman cara pengumpulan data dilakukan. Dalam penelitian ini dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tekhnik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. 1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan dalam suatu penelitian dimana peneliti terjun langsung kedalam obyek peneliti menggunakan observasi partisipasif’. 2. Wawancara

Esteberg (dalam sugiyono,2015:317) mendefinisikan wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data melalui arsip-arsip atau data-data yang terkait dengan obyek penelitian

Teknis Analisis Data

1. Data Reduction (Reduksi Data) 2. Data Display (Penyajian Data) 3. Conclusion drawing / Verivication III. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dari temuan data yang telah dikemukakan diatas keteladanan guru dalam membentuk jiwa nasionalsime siswa diterapkan sejak berdirinya SMKPGRI 1 Tulungagung Tulungagung dimana SMK PGRI 1 Tulungagung tersebut terdapat pendidikan formal yaitu jenjang pendidikan SMK/SMA/MA. model-model atau bentuk dapat ditarik kesimpulan bahwa keteladanan seorang guru dalam membentuk jiwa nasionalisme siswa sangat berpengaruh dari peran seorang guru. Dimana guru merupakan sumber informasi dan motivasi siswa untuk menjadi pribadi yang baik akan cinta terhadap tanah air. Namun dalam membentuk jiwa nasionalisme tidak hanya dilakukan

(4)

kedalam mata pelajaran ppkn saja tetapi juga mata pelajaran yang lain dimana dalam setiap mata pelajaranya siswa disisipkan untuk mebentuk sikap nasionalisme atau cinta terhadap tanah air. Sedangkan pada mata pelajaran yang non formal siswa diikutkan kedalam ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah. Bertindak tegas terhadap siswa yang tidak mentaati peraturan adalah tugas dari guru. Apalagi saat pembelajaran di dalam kelas. Menyimak pelajaran saat di dalam kelas sama saja dengan menghormati guru yang sedang mengajar. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas adalah kewajiban seorang guru. Guru harus bisa membuat siswa mengerti dengan apa yang diucapkan agar siswa mudah memahami. Dalam pengucapan sehari-hari, bentuk rasa cinta tanah air bisa diungkapkan dengan memakai Bahasa Indonesia

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penilitian dan pembahasan maka dilakukan kajian secara teoritis oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bentuk keteladanan guru dalam membentuk jiwa nasionalisme pada siswa di SMK PGRI 1 Tulungagung dibedakan menjadi dua

bentuk yaitu pendidikan secara formal dan non formal. dimana siswa benar-benar dituntut untuk disiplin tanggung jawab dan lain-lain. Kegitan-kegiatan non formal seperti OSIS,PKS,hari-hari besar keagamaan,rutinan istighosah pada hari jumat. DAFTAR PUSTAKA Dhea,M.A(http://rani1991.wordpress.com/ 2016/04/04/b-macammacam- nilai-menurut-prof-notonegoro-dan-menurutwaber-g-everret/), diakses 30 November 2011

Gama Septian Maulana, Harmanto. Peran

keteladanan guru dalam upaya membentuk karakter peserta didik. (online),

(http://ejournal.unesa.ac.id/index. php/jurnal-pendidikan

kewarganegaraa/article/view/937 3 ), diakses 2 November 2014. Iftitah, Nafika. 2000. Peran Guru Dalam

Pembelajaran. Jakarta : Gramedia.

Ilahi, Muhammad Takdir.2012.

Nasionalisme Dalam Bingkai

Pluralitas Bangsa.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Kartodirjo. 1992. Lembaran Sejarah Kolonialisme dan Nasionalisme Indonesia Abad XIX - XX. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Jogjakarta

Kurniawan, Benny.2012. Pendidikan

Kewarganegaraan Untuk

Mahasiswa. Tangerang Selatan :

Jelajah Nusa

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru

Profesional. Bandung: PT.Remaja

(5)

Munib, Penanaman Jiwa Nasionalisme

Dan Kepahlawanan Melalui

Pendidikan Karakter Berbasis Sejarah Kearifan Budaya Lokal. Jakarta : Gramedia

Santoso, Budi Ayi. 2008. Buku Ajar Sejarah Pergerakan Nassional

Perguruan Tinggi.Jakarta:

Universitas Indonesia

Sudjana, nana. 2005. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sumarsono.2007. Pendidikan Kewarganeganegaraan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

STKIP PGRI Tulungagung. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Artikel, Makalah Laporan

Penelitian Dosen. Edisi kelima

Cetakan Pertama. Tulungagung. Biro Administrasi Akademi, Perencanaan dan Sistem

Informasi bekerja sama dengan Penerbit STKIP PGRI Tulungagung Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Undang-Undang Pasal 1 No.14 Tahun

2005

Wiyono, Suko.2010. Reaktualisasi

Pancasila Dalam Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara.Malang:

Universitas Whinuwardana Malang Press

Warino, Joko. Pengertian

Nilai-norma(http://kbbi.web.id/nilai), diakses 6 Mei 2015.

(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan Nilai-norma(http://kbbi.web.id/nilai), d

Referensi

Dokumen terkait

Spicigera revealed the presence of various secondary metabolites such as alkaloids, saponins, steroids, terpenoids and emodins..

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN 3.1 Kerangka konsep

 Tuntutan : Upah tidak dibayar selama 5 bulan, Upah dibawah UMK Kota Bekasi dan Uang Service tidak dibayar selama 10 Bulan.. Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang

Jika variabel tersebut diganti konstanta dengan semesta yang sesuai kalimat itu akan menjadi kalimat yang bernilai benar saja atau salah saja yang disebut Kalimat

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana pada gambar 18 menunjukkan grafik perbandingan gaya dorong setiap variasi pegas kopling dimana pegas dengan 13,05 N/mm menghasilkan nilai gaya dorong yang terbesar yaitu

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila

kimia umum internasional (penjelasan konsep standar) Penentuan label konsep pada subjek penelitian Penentuan penjelasan konsep pada subjek penelitian Analisis Keluasan