• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air Pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air Pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNALISASI KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2017/2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh: DEDE RAYA NIM: G000140139 NIRM: 14/X/02.2.1/0144

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

INTERNALISASI KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Abstrak

Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumberkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Keberadaan Hizbul Wathan di sekolah pastinya mempunyai peran penting terkait penanaman nilai-nilai karakter salah satunya adalah cinta tanah air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis interksionis, sedangkan metode berfikir yang digunakan adalah deduktif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta cukup efektif. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya beberapa kegiatan, yaitu materi baris-berbaris yang diaplikasikan pada pelaksanaan upacara sekolah, pemetaan, pertolongan pertama, berkemah, bina karya mandiri, materi pengetahuan umum, dan atribut Hizbul Wathan. Faktor pendukung dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pendidikan karakter di Hizbul Wathan, sehingga proses internalisasi akan mudah terwujud. Kemudian untuk faktor penghambat dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa munculnya rasa malas yang ada pada diri masing-masing individu sehingga itu akan menghambat penanaman karakter itu sendiri.

Kata Kunci: Internalisasi, Karakter cinta tanah air, Hizbul Wathan

Abstract

Hizbul Wathan scouting is an autonomous organization of Persyarikatan Muhammadiyah engaged in the scouting education og boys and girls, is an Islamic movement and the propaganda of amar ma’ruf nahi munkar, islamic religion and sourced from Al-Qur’an and As-Sunnah. The presence of Hizbul Wathan in the school certainly has an important role related to the cultivation of character values one of which is the love of the homeland. The purpose of this research is to observe how the internalization of love character of the homeland on the implementation of extracurricular of Hizbul Wathan in SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. This type of research includes field research. Data source of this research is primary data source and secondary data. The method of collecting data of this research is using interview, observation, and documentation. Methods of data analysis using intercsionist analysis, while the

(6)

2

method of thinking used is deductive. The result if this research is that internalization of the love character of the homeland on the implementation of extracurricular of Hizbul Wathan at SMK Muhammadiyah 2 of Surakarta was quite effective. This can be proved by the presence of several activities, namely line of march material applied to the implementation of school ceremony, mapping, first aid, camping, independtly works coaching, general knowledge material, and Hizbul Wathan attributes. Supporting factors in the process of internalization of the love character of the homeland in the form of availability of adequate facilities and infrastructure in the character education process in Hizbul Wathan, so the process of internalization will be easily realized. Then for the inhibiting factors in the process of internalization of love character of the homeland in the form of the emergence of a sense of laziness that presence in each individual so taht will be inhibit the cultivation of the character itself. Keywords: Internalization, Love Character of the homeland, Hizbul Wathan. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dewasa ini Indonesia tengah dihadapkan pada problematika kebangsaan yakni arus globalisasi. Perlu diketahui bahwa sekarang ini banyak banyak peserta didik dan generasi muda yang moralnya rusak karena berbagai hal yang mempengaruhi mereka diantaranya karena dampak buruk globalisasi, teman bergaul, media elektronik yang semakin canggih, narkoba, minuman keras, dan hal-hal negatif lainnya1.

Begitu pula dengan siswa di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta, masih ada murid yang tidak tertib dalam melaksanakan upacara sekolah. Masih ada siswa yang kurang lengkap atribut maupun terlambat dalam mengikuti upacara sekolah, pelaksanaan upacara sekolah hanya dianggap simbol oleh siswa. Selanjutnya dalam berkomunikasi masih ada siswa yang menggunakan bahasa gaul atau tidak menggunakan Bahasa Indoneisa sesuai EYD2, seperti dalam proses penyempaian materi dikelas, ada beberapa siswa atau kader ketika bertanya atau menanggapi menggunakan bahasa gaul yakni penggunaan kata “sih”, “nggk”, belum tahu sejarah kemerdekaan Indonesia dan nama-nama pahlawan nasioanal. Seharusnya sebagai generasi penerus bangsa siswa

1 Ambiro Puji Asmaroini, “Implementasi Nilai-nilai Pancasila bagi Sisiwa di Era

Globalisasi”, Citizenship: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, April 2016, 442.

2

Berdasarkan observasi di sekolah pada pelaksanaan Magang 2 dan 3 pada tanggal 1 Agustus sampai 1 September 2017.

(7)

3

mempunyai sikap cinta tanah air untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah membawa negara indonesia merdeka3.

Mengenai fenomena tersebut mestinya menjadi action para guru mengaplikasikan pendidikan karakter, bagaimana anak memilki karakter akan cinta tanah air. Lord Boden Powell mendirikan scouting disebabkan anak, remaja, dan pemuda pada waktu itu memiliki kebiasaan yang jelek dengan minuman keras dan kenakalan lainnya. Usaha Boden Powel itu telah membawa kepada inovasi kepanduan yaitu untuk merubah kebiasaan yang tidak baik diganti dengan kegiatan positif melalui kegiatan kepanduan4. Begitupula dalam lingkungan pendidikan Muhammadiyah terdapat gerakan kepanduan yakni kepanduan Hizbul Wathan.

Gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah Organisasi Otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam pendidikan kepanduan putra maupun putri. Gerakan kepanduan Hizbul Wathan membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman, mempergiat ibadah, mempertinggi akhlak, dan meningkatkan semangat jihad sehingga menjadi muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan telah diadakan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai wujud sekolah untuk menanamkan karakter kepada siswa salah satunya cinta tanah air sehingga menjadi kader dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah. Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan diadakan setiap hari jum‟at setelah berakhir pembelajaran formal5

. Siswa khususnya sekolah menengah atas sebagai generasi penerus bangsa tentunya harus memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi melalui kegiatan kepanduan Hizbul wathan. Cinta tanah air adalah perasaan bangga menjadi warga negara Indonesia terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya.

3

Berdasarkan observasi di sekolah pada pelaksanaan Magang 2 dan 3 pada tanggal 1 Agustus sampai 1 September 2017.

4 https://www.biografiku.com/biografi-robert-baden-powell-bapak/ diakses pada tanggal

1 Maret 2018 pukul 08.57 WIB.

5

Lihat https://www.smkmuh2ska.sch.id diakses pada tanggal 25 Maret 2018 pukul 10.00 WIB.

(8)

4 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah disampaikan diatas, maka fokusan penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana proses internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. Kedua, Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta serta untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat proses internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

1.4 Tinjauan Pustaka

Terkait penelitian yang akan dilakukan penulis, terdapat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan penulis teliti, sehingga akan menjelaskan gambaran umum terkait judul penelitan yang penulis laksanakan, diantaranya yaitu:

Sunario dalam skripsinya6, menemukan bahwa pelaksanaan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam menanamkan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Muhammadiyah Manafi‟ul „Ulum Sambi, Boyolali berjalan dengan baik. Penanaman nilai karakter, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab yang disamapaikan dan diajarkan melalui beberapa materi dan kegiatan-kegiatan, yakni KeHizbul Wathanan, Kepanduan, serta Keislaman dan Kemuhammadiyahan. Kemudian Faktor

6

Sunario, “Pelaksanaan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Dalam Menanamkan pendidikan karakter di Pondok pesantren Muhammadiyah Manafi’ul ‘Ulum Sambi Boyolali tahun ajaran 2016/2017 “, Skripsi, Surakarta: UMS, 2017.

(9)

5

yang mendukung yaitu: Pertama, santri yang wajib asrama. Kedua, semangat para santri. Ketiga, pembina yang berpengalaman. Keempat, dukungan dari pimpinan pondok. Adapun faktor penghambatnya. Pertama, jumlah santri sedikit. Kedua, administrasi yang belum rapi. Ketiga, peralatan Hizbul Wathan yang tidak lengkap. Keempat, jumlah Pembina Hizbul Wathan7.

Nova Paresti dalam menemukan bahwa pelaksanaan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam menanamkan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Muhammadiyah Manafi‟ul „Ulum Sambi, Boyolali berjalan dengan baik. Penanaman nilai karakter, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab yang disamapaikan dan diajarkan melalui beberapa materi dan kegiatan-kegiatan, yakni Kehizbul Wathanan, Kepanduan, serta Keislaman dan Kemuhammadiyahan. Kemudian Faktor yang mendukung yaitu: Pertama, santri yang wajib asrama. Kedua, semangat para santri. Ketiga, pembina yang berpengalaman. Keempat, dukungan dari pimpinan pondok. Adapun faktor penghambatnya. Pertama, jumlah santri sedikit. Kedua, administrasi yang belum rapi. Ketiga, peralatan Hizbul Wathan yang tidak lengkap. Keempat, jumlah Pembina Hizbul Wathan8.

Berdasarkan beberapa skripsi diatas, belum ada penelitian yang terfokus pada pengembangan karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Penelitian terdahulu yang diatas lebih terfokus pada pendidikan karakter secara umum yang dimana dalam pendidikan karakter terdapat 18 (delapan belas) nilai karakter, yakni: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung

7

Ibid. 8

Sunario, “ Pelaksanaan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Dalam Menanamkan pendidikan karakter di Pondok pesantren Muhammadiyah Manafi’ul ‘Ulum Sambi Boyolali tahun ajaran 2016/2017 “, Skripsi, Surakarta: UMS, 2017.

(10)

6

jawab. Oleh karena itu, peneliti merasa penting dan perlu melakukan penelitian secara mendalam terkait karakter cinta tanah air di Hizbul Wathan. 1.5 Tinjauan Teoritik

1.5.1 Internalisasi

Internalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku9.

1.5.2 Karakter

Karakter dapat dipahami sebagai nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat10.

1.5.3 Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler

Pendidikan di sekolah secara umum menyelenggarakan 2 kegiatan, yaitu kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan melalui mata pelajaran yang terstruktur dan terjadwal sesuai dengan standar isi. Sedangkan pendidikan di luar mata pelajaran yang sudah terstruktur dan terjadwal, termasuk kegiatan ekstrakurikuler.

Secara lengkap kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar proses pembelajaran maupun pelayanan bimbingan konseling untuk membantu pengembangan diri peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, minat dan bakat, melalui kegiatan khusus diselenggarakan oleh pendidik dan pihak yang berwenang di sekolah atau madrasah berdasarkan kebutuhan sekolah11. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: Gramedia, 2014), 60.

10

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 5-6.

11

Lihat Peraturan Menteri Agama No 16 Tahun 2010. Diakese pada tanggal 10 Maret 2018 pukul 13.36 WIB.

(11)

7

diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk membantu pengembangan potensi peserta didik dan pemantapan kepribadiannya.

Dalam panduan model pengembangan diri menurut KEMENDIKNAS kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai:

1) Fungsi pengembangan, yaitu kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, minat dan bakat.

2) Fungsi sosial, yaitu untuk meengembangkan kemampuan dan tanggung jawab sosial peserta didik.

3) Fungsi rekreatif, yaitu untuk mengembangkan nuansa rileks, menyenangkan dan menggembirakan, dalam arti peserta didik tidak terbebani oleh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.

4) Fungsi persiapan karir, yaitu untuk membina, mengarahkan dan mengembangkan minat peserta didik terhadap karir tertentu12.

1.5.4 Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa13.

1.5.5 Indikator Cinta Tanah Air

Menurut Faturrohman14 terdapat beberapa indikator seseorang dikatakan memiliki karakter cinta tanah air, yaitu:

1) Cara berpikir, bersikap dan berbuat menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa Indonesia.

2) Menghargai jasa para pahlawan nasional.

3) Rasa bangga dan peduli terhadap berbagai unggulan produk Indonesia dalam pertanian, perikanan, flora, dan fauna.

12

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/KTSP-SMK/13.ppt. Diakses pada tanggal 10 Mei 2018. 13

Retno, Listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif & Kreatif

(Bandung: Erlangga, 2012), 7.

14 Pupuh Faturrohman, dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter (Bandung:Refika

(12)

8

4) Mengemukakan sikap peduli terhadap keberagaman budaya dan seni Indonesia.

5) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian lapangam (field research). Maksud dari penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan, di lokasi penelitian atau terjadinya gejala15. Dalam pengertian lain penelitian lapangan adalah penelitian yang dikerjakan ditempat yang dipilih sebagai objek penelitian untuk menyelidiki permasalahan sebagaimana terjadi di lokasi tersebut16.

Lokasi penelitian ini di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yang berlokasi di Jalan Letjend. S. Parman No. 9, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

Subjek penelitian ini adalah pembina Hizbul Wathan, Koordinator (kaka tingkat) dan siswa (kader Hizbul Wathan).

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden17. Teknik ini bertujuan untuk mencari informasi tentang internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

Peneliti memperoleh informasi dari tanya jawab secara langsung dengan kepala sekolah, pembina Hizbul Wathan, koordinator Hizbul Wathan dan siswa terkait pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Observasi berarti peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut18. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung, yaitu melalui data-data

15 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), 11.

16 Abdurahman Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), 96.

17 Mahmud. Metode Penelitian Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 173. 18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid dan R&D (Bandung: Alfabeta,

(13)

9

dan juga mengamati secara rutin kegiatan yang dilaksanakan oleh Hizbul Wathan. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data atau informasi melaui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data yang berasal dari non manusia. Seperti catatan kasus, foto, agenda, sejarah, dan sebagainya19.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara berurutan dan interaksionis berdasarkan data yang diperoleh tanpa adanya manipulasi atau pengubahan data.

Analisis ini mempunyai tiga tahapan, yaitu; (1) Reduksi Data (penggolongan data serta membuang yang tidak perlu). (2) Penyajian Data dalam bentuk narasi. (3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi20. Sedangkan metode berfikir yang digunakan adalah deduktif. Karena penelitian ini bersifat kualitatif maka analisis berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir yang dituangkan dalam laporan penelitian yang dilakukan secara simultan dan terus menerus. Selanjutnya interpretasi atau penafsiran data dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air Pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. Internalisasi nilai karakter cinta tanah air adalah ekstrakurikuler Hizbul Wathan diartikan sebagai proses penanaman nilai cinta tanah air kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan perilaku yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses internalisasi tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan Hizbul Wathan itu sendiri. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terkait dengan internalisasi karakter cinta tanah air di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018 bahwa dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 200.

20

Nana Syaodiah Sukmadinata, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 54.

(14)

10

Wathan ditemukan beberapa kegiatan yang menunjang terbentuknya karakter cinta tanah air pada peserta didik. Adapun kegiatan-kegiatan yang ditemukan dilapangan adalah sebagai berikut:

1) Pelatihan baris-berbaris

Dari hasil temuan dilapangan bahwa kegiatan ini bersifat rutin dilaksanakan, guna memberi pemahaman terkait baris-berbaris yang benar. Tidak hanya itu para kader yang mengikuti pelatihan baris-berbaris nantinya akan dijadikan petugas upacara. Dengan para kader ikut serta dalam pelaksanaan upacara sebagai refleksi akan perjuangan para pahlawan nasional, diharapkan akan tertanam pada setiap diri kader sikap cinta tanah air.

2) Pemetaan

Dalam hal ini para kader mnedapat materi tentang pemetaan, adapun pelaksanaannya adalah dewan memberikan meteri kepada kader dengan menggunakan media atlas kemudian para kader diajarkan cara untuk membaca peta yang baik dan benar misalnya membaca simbol-simbol dalam peta, menentukan suatu wilayah, lapangan, peta perjalanan, pita dan panorama. Esensi materi pemetaan adalah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan mengatahui wilayah-wilayah yang ada di Indonesia.

3) Bina Karya Mandiri

Bina Karya Mandiri atau sering disingkat BKM merupakan suatu wadah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan pengalaman yang dapat memberikan sejumlah bekal kemampuan untuk menghasilkan uang guna kehidupannya dimasa yang akan datang terlebih juga untuk pengabdian pada persyarikatan, tanah air, dan bangsa21. Bentuk BKM dari sekolah ini adalah mengolah bahan-bahan seperti kayu, plastik dan lain-lain, untuk dijadikan sebagai perhiasaan antik dan mempunyai daya jual. Adanya kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta tanah yang diaplikasikan dengan mencintai produk nasional.

21

(15)

11 4) Berkemah

Merupakan salah satu bentuk pendidikan kepanduan yang dilakukan di alam bebas. Kegiatan berkemah itu sendiri mempunyai beberapa kegiatan dan materi didalamnya yakni: kegiatan tadabbur alam, kegiatan acara pembukaan, kegiatan jogging bersama, kegiatan outbond, kegiatan api unggun serta pentas seni, kegiatan hacking malam dan renungan malam. Serta materi yang didapat oleh para kader ketika mengikuti kemah adalah materi sandi, semaphore, tali temali dan simpul. Esensinya dari kegiatan berkemah adalah untuk menumbukan jiwa patriotisme sejati serta di beberapa kegiatan seperti tadabbur alam, hacking malam dan renungan malam, kegiatan tersebut pada dasarnya sebagai refleksi bagaimana dahulunya para pahlawan nasional dari kemahnya melawan penjajah Belanda.

5) Pertolongan Pertama

Bahwa maksud dari pertolongan pertama adalah untuk memberikan pertolongan secara cepat sebelum diberikan pertolongan lanjutan, terdiri dari pertolongan kecelakaan dan evakuasi, pembalutan, dan lain-lain. Tentu saja dalam pertolongan pertama secara tidak langsung diajarkan rasa toleransi, kepedulian terhadap sesama dan tanggung jawab.

6) Materi Pengetahuan Umum

Dalam hal ini para kader itu hanya disuguhkan materi kepanduan, KeHizbul Wathan, Kemuhammadiyahan dan Keislaman saja, akan tetapi para kader pun mendapat materi pengetahuan umum yang dimana diajarkan seperti kepemimpinan, manajemen, organisasi dan berbagai materi seputar persoalan remaja. Diantara materi umum yang dipelajari meliputi: materi kebangsaan, seperti Lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan materi kebangsaan lainnya. Dengan mempelajari materi kebangsaan ini diharapkan para kader dapat tertanam semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

7) Atribut Hizbul Wathan

Hizbul Wathan mempunyai atribut sendiri yang menjadikannya khas dari kepanduan lainnya. Untuk itu para pandu harus mengerti dan memahami. Materi yang dipelajari yakni, makna-makna yang ada dalam atribut, seperti

(16)

12

pakaian, warna dan atribut lainnya yang menunjang. Salah satu materi atribut Hizbul Wathan adalah pemahaman mengenai filosofi warna pakaian Hizbul Wathan. Bahwasannya warna coklat pada baju Hizbul Wathan melambangkan tanah dan warna biru pada celana melambangkan air. Jadi kalau disatukan bermakna cinta tanah air.

3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air Pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

Faktor Pendukung dan Penghambat Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air pada Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

Faktor pendukung dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pendidikan karakter di Hizbul Wathan, adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti perlengkapan berkemah (tenda, tongkat, tali simpul, bendera semaphore, kompor kecil), P3K untuk pertolongan pertama, kelas yang memadai, perlengkapan materi seperti atlas, globe. Sehingga dengan sara yang menunjang tersebut proses pendidikan karakter di Hizbul Wathan mudah.

Faktor penghambat dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa munculnya rasa malas yang ada pada diri masing-masing individu terkhusus kader kelas X (sepuluh), seperti terdapat beberapa kader yang malas mengikuti pelaksanaan Hizbul Wathan pada hari Jum‟at, tidak serius ketika penyampaian materi baik didalam kelas maupun diluar kelas, mereka akan cenderung untuk membolos atau pura-pura sakit pada pelaksanaan Hizbul Wathan, sehingga itu akan menghambat penanaman karakter itu sendiri.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air pada Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta cukup efektif, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya beberapa kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan, yaitu pelatihan baris-berbaris yang diaplikasikan pada pelaksanaan upacara sekolah, pemetaan, pertolongan pertama, berkemah, bina karya mandiri, materi

(17)

13

pengetahuan umum, dan atribut Hizbul Wathan. Melalui kegiatan-kegatan kepanduan Hizbul Wathan akan tercermin kepada para kader sikap dan perilaku cinta tanah air yaitu dapat mengenang dan menghargai jasa para pahlawan nasional, peduli terhadap sesama, mencintai produk nasional, peserta didik mengetahui sejarah, lagu-lagu nasional, nama-nama pahlawan nasional, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-harinya maupun dalam kegiatan Hizbul Wathan itu sendiri ketika penyampaian materi di kelas. Faktor Pendukung dan Penghambat Internalisasi Karakter Cinta Tanah Air pada Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

Faktor pendukung dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pendidikan karakter di Hizbul Wathan, seperti perlengkapan berkemah (tenda, tongkat, tali simpul, bendera semaphore, kompor kecil), P3K untuk pertolongan pertama, kelas yang memadai, perlengkapan materi seperti atlas, globe dan dukungan dari Kepala Sekolah terhadap ekstrakurikuler Hizbul Wathan sehingga proses internalisasi akan mudah terwujud. Kemudian untuk faktor penghambat dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air berupa munculnya rasa malas yang ada pada diri masing-masing individu individu terkhusus kader kelas X (sepuluh), seperti terdapat beberapa kader yang malas mengikuti pelaksanaan Hizbul Wathan pada hari Jum‟at, tidak serius ketika penyampaian materi baik didalam kelas maupun diluar kelas, sehingga itu akan menghambat penanaman karakter itu sendiri.

4.2 Saran

Setelah mengetahui internalisasi karakter cinta tanah air pada pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta, penulis memberikan saran bagi pihak-pihak yang terkait:

1) Bagi sekolah

Dalam proses internalisasi karakter cinta tanah air di Hizbul Wathan, pihak sekolah harus lebih mendukung, baik dari segi sarana maupun prasarana sehingga dalam pelaksanaan Hizbul Wathan berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

(18)

14 2) Bagi pembina dan dewan Hizbul Wathan

a) Para dewan lebih memberikan contoh yang baik kepada b) para para kader yang dibawahnya.

c) Pembina dan dewan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam hal mengolah kegiatan.

3) Bagi kader Hizbul Wathan

Tanamkan dalam pikiran dan hati, bahwa semua kegiatan-kegiatan yang diadakan Hizbul Wathan itu penting dan akan membawa kebaikan dalam kehidupan.

4) Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai sumber rujukan, agar penelitian menjadi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan tidak melakukan penelitian yang sama. Penulis merekomendasikan agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian terkait nilai karakter demokratis.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter: Konstruktivisme Dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Raja Grafindo.

Ali, Mohamad dkk. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islm. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arifin Zayn, Zaenal. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Islami Pada kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arikunto, Suharsimi. 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Efendi, Musni. 2017. “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Program Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah VI Palmebang”, Concencia Jurnal Pendidikan Islam.

(19)

15

Fathoni, Abdurahman. 2006. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kwartir Pusat Hizbul Wathan. 2015. AD dan ART Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Banjarnegara: Suara Muhammadiyah.

Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif & Kreatif. Bandung: Erlangga.

Musfiroh, Tadkirotun. 2008. Pengembangan karakter anak melalui pendidikan karakter”, dalam Arismantoro, Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Mustaqim, Abdul. 2017. Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press.

Paresti, Novi. 2017. Pendidikan Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Dalam Menyiapkan kader militan muhammadiyah tahun 2016. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pupuh Faturrohman, dkk. 2015. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunario. 2017. Pelaksanaan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Dalam Menanamkan pendidikan karakter di Pondok pesantren Muhammadiyah Manafi‟ul „Ulum Sambi Boyolali tahun ajaran 2016/2017. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan 77,46% hasil untuk penilaian ahli materi, 85,7% untuk penilaian ahli bahasa, 97,3% untuk penilaian ahli media dan 81,5% untuk uji coba

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan

Kitinase dapat dihasilkan oleh bakteri dan jamur yang diperoleh dari berbagai sumber seperti tanah atau perairan dengan cara menumbuhkan pada media yang mengandung

Dengan demikian, keluarga sakinah memiliki peran ganda, yaitu di samping dapat melahirkan manusia-manusia bertaqwa, juga keluarga-keluarga sakinah dalam jumlah

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK, HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SARI ROTI (Studi pada Mahasiswa. Fakultas

11 menggunakan bagian dari Radio Frekuensi yaitu ICRF dengan frekuensi 5 MHz sampai 60 MHz dan potensial amplitudo yang digunakan sekitar 35.10 3 V dapat

Penulisan penelitian ini rencananya akan disampaikan hingga V bab diantaranya: Bab I Pendahuluan, bagian ini peneliti akan menguraikan masalah yang akan dibahas

Kegiatan UKS (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat) Terintegrasi dalam Kegiatan Keseharian