• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SD INPRES BERTINGKAT LABUANG BAJI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SD INPRES BERTINGKAT LABUANG BAJI MAKASSAR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

HASRIANI.B 10519189913

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1438 H / 2017 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

terhadap kedisiplinan beribadah SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.(dibimbing oleh Abd.Rahim Razaq dan Nurani Azis).

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan Kedisiplinan Beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labung Baji Makassar. Maka utama yang ingin dijawab melalui penilitian ini adalah 1). Bagaimana pendidikan Agama Islam didalam keluarga siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar 2). Bagaimana Kedisiplinan Beribadah siswa SD Inpres Bertingkat labuang Baji Makassar. 3) Adakah pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.

Peniliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jumlah respondennya 30 siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar. Adapun penilitian diadakan pada bulan juni 2017, data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan mengunakan teknik analisis statistik deskriptif. Penguji hipotesis penilitian menggunakan analisis korelasi. Penguji hipotesis penilitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat labuang Baji Makassar.

Hal ini diketahui dari kofisien korelasi anatara pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dengan kedisiplinan beribadah yaitu sebesar 0,718. Nilai rhitung dikonsultasikan dengan nilai rtabel product moment dengan N = 30 dan taraf signifikansi kepercayaan 5% yaitu 0,361; sehingga terbukti rhitung > rtabel , sehingga hipotesis yangdiajukan “diterima“.Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan anatara pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.

(7)
(8)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN PERSEBAHAN ... v

ABSTRAK . ... vi

PRA KATA . ... vii

DAFTAR ISI . ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam dalam keluarga ... B. Kedisiplinan Beribadah ... C. Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Terhadap Kedisiplinan Beribadah ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... B. Lokasi dan Obyek Penelitian ... C. Variabel Penelitian ... D. Defenisi Operasional Variabel ... E. Populasi dan Sampel Penelitian ... F. Teknik Pengumpulan Data ... G. Teknik Analisi Data ...

(9)

iii

D. Penguji Hipotetis ... E. Pembahasan ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(10)

Tabel 1 : Jumlah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar Tahun Pelajaran 2016-2017

Tabel 2 : Nama-nama kepala sekolah yang membina SDI Bertingkat Labuang baji makassar

Tabel 3 : Daftar nama forsenil SDI Bertingkat Labuang Baji Makassar Tabel 4 : Daftar Nama Responden

Tabel 5 : Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 6 : Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan

Agama Islam

Tabel 7 : Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 8 : Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 9: Skor jawaban Responden Variabel pengaruh PAI Tabel 10: Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam

Tabel 11: Prosentase Jawaban Responden tentang PAI dalam keluarga

Tabel 12: Prosentase jawabanResponden tentang Keteladanan Beribadah OrangTua

Tabel 13: Prosentase Jawaban Responden tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga berdasarkan angket

Tabel 14: Prosentase jawabanResponden tentang Keteladanan Beribadah Orang Tua

Tabel 15 : Koefisien korelasi pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadapaa kedisiplinan beribadah siswa SDI Bertingkat Labung Baji makassar

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat ,dan pemerintahan melalui kegiatan bimbingan ,pengajaran, latihan, yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepajang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Pendidikan pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat atur ke dalam pembentukan keperibadian islam (akhlak al-quran ) sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama maupun hubungan secara universal.1

Hal ini disebabkan dalam pendidikan terkandung pemberian pengetahuan (knowledge) kepada yang dibimbing (anak didik), memberikan nilai/sikap (afektif) dan perilaku (psikomotorik) yang sesuai dengan pengetahuan dan nilai ( Akhlak Al-quran).

Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 butir a. “Setiap Peserta didik pada setiap suatu Pendidikan

1Depdiknas, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikan Agama IslamSMP & MTs,( Jakarta: PusatKurikulum,BalitbangDepdiknas 2003).

(12)

berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.2 Berarti jika dalam suatu lembaga pendidikan ada yang beragama Islam maka mereka berhak mendapatkan pengajaran Agama Islam dan diajarkan oleh guru yang beragama Islam. Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan Pendidikan.

Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh suatu ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang khas dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kebahagian, kesejahteraan, dan ketenteraman semua anggota yang ada di dalam keluarga tersebut..

Pendidikan keluarga menempati posisi yang strategis dalam upaya membangun generasi yang baik. Baik buruk perilaku anak di masa yang akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tua. Keluarga secara realitas merupakan lembaga pendidikan pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dipersiapkan untuk mampu berbahasa, berpendapat, berkreasi ,berijiminasi, hingga mampu memproduk sesuatu adalah berkat pendidikan pertama yang diterimanya dalam keluarga. Dengan kata lain , keluarga adalah pengantar atau bekal bagi setiap anak

2

(13)

untuk memasuki pendewasaan secara berpikir, bersikap bergerak hingga memutus sesuatu secara tepat.

Orang tua memberikan pendidikan ibadah kepada anak agar memiliki kedisiplinan dalam beribadah dimanapun dan kapanpun..Pembentukan kedisiplinan beribadah tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, Beribadah dalam setiap keluarga adalah sebuah kewajiban.

Beribadah ini tidak hanya dimaknai sebatas menjalankan shalat bagi umat islam semata, namaun beribadah dalam arti menjalani interaksi social dalam satu keluarga secara harmonis juga bernilai ibadah. Begitu pula dengan melakukan pekerjaan rumah apabila dilakukan dengan ikhlas dapat pula bernilai ibadah.

Pemberian pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan beribadah (sejak dini sampai remaja dan dewasa). Hal ini karena orang tua merupakan tempat yang utama dan pertama dalam mendidik anaknya. Kadangkala banyak dijumpai anak malas dalam beribadah terutama tidak tepat waktu dalam melaksakan shalat , Disinilah orang tua mempunyai kewajiban membina dan mendidik dengan memberikan dasar-dasar pengetahuan Agama untuk melatih ketrampilan beribadah.

(14)

Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penilitian agar mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pada pendidkan agama terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres bertingkat labuang Makassar .Penelitian mengambil kata kedisiplinan karena menurut pengertiannya, disiplin lebih dari sekedar perilaku, akan tetapi aktivitas yang terus menerus dan sudah melekat pada seseorang.

Berhasil atau tidaknya pendidikan agama dalam keluarga yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya akan diketahui dengan disiplin atau tidaknya anak dalam beribadah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul yaitu Pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluaraga Terhadap Kedisiplinan Beribadah.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini :

1. Bagaimana Pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar ?

2. Bagaimana kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar?

(15)

3. .Adakah pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres bertingkat Labuang Baji Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

2. Untuk mengetahui Kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat penilitian yang dilakukan dapat memberikan konstusi terhadap sekolah yang bersangkutan dan orang tua. Manfaat yang lainya untuk menciptakan generasi yang berperilaku baik, baik dalam hal dalam

(16)

beribadah maupun hal lainya, yang dimulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan yang kompleks.

b. Manfaat praktis

1) Manfaat praktis bagi orang tua

a. Sebagai bahan evaluasi bagi orang tua dalam memberikan pendidikan agama untuk anak agar berdisiplin beribadah

2) Manfaat praktis bagi peserta didik

a. Menjadikan siswa lebih disiplin menjalankan ibadah dalam kehidupan sehari-hari

3) Manfaat praktis bagi guru dan sekolah

a. Evaluasi bagi guru dalam mengajarkan agama khususnya , dan lebih menekankan pada praktik pembentukan perilakunya sehingga kedisiplinan beribadah tumbuh dalam diri siswa

b. Meningkatkan peransekolah agar lebih aktif dan disiplin dalam shalat , puasa dan membaca Al-quran untuk peserta didiknya 4) Manfaat praktis bagi peniliti

Hasil penilitian ini diharapkan dapat :

a. Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung tentang pentingnya pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan kedisiplinan anak.

(17)

b. Menjadikan contoh bagi peneliti dan sebagai pembelajaran kelak ketika menjadi orang tua.

(18)

8

A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan

Kebutuhan manusia dalam berpendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini.Menurut john Dewy dalam buku yang berjudul kiai Basri Mustahafa pendidikan keluarga berbasis pesantren karangan Mahufud Junaedi:

Pendidikan merupakan”kebutuhan hidup asasi (anecessity of life),

fugsi sosial (social function), pengarah, pengendali dan bimbingan (direction control and guidance), konservatif (mewariskan dan mempertahankan cita-cita suatu kelompok), dan progresif (membangkan pengetahuan nilai dan keterampilan sehingga mampu menghadapi tantangan hidup)”1.

“Pendidikan pada hakikatnya adalah usah sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup”.2

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi kelengkapan-kelengkapan psikologi dan fisik yang memiliki kecenderungan kea rah yang baik dan buruk.

1 Mahfud junaedi, kiai Bisri Mustafa pendidikan Keluarga Berbasis

Pesanteren,(Semarang: Walisongo Press,2009),h 7.

2 Soemadi Tjiptoyuwono, Mengungkap Keberhasilan Pendidikan dalam keluarga

(19)

ﺎَﻬٰﯨ ﱠﻮَﺳ ﺎَﻣ َﻭ ٖﺲۡﻔَﻧ َﻭ

٧

ۡﻟَﺄَﻓ

ﺎَﻬَﻤَﻬ

ﺎَﻬٰﯨ َﻮۡﻘَﺗ َﻭ ﺎَﻫ َﺭﻮُﺠُﻓ

٨

ﺎَﻬٰﯨﱠﻛ َﺯ ﻦَﻣ َﺢَﻠۡﻓَﺃ ۡﺪَﻗ

٩

ۡﺪَﻗ َﻭ

ﺎَﻬٰﯨﱠﺳَﺩ ﻦَﻣ َﺏﺎَﺧ

١٠

Terjemahnya :

Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikanan ketakwaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S as-Syams/91:7-10)3

Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut menjelasakn tanpa memlaui proses pendidikan, manusia dapat menjadi mahluk yang serba diliputi oleh dorongan-dorongan nafsu jahat, ingkar dan kafir terhadap tuhanya. Hanya melalui proses pedidikan manusia dapat dimanusiakan sebagai hamba tuhan yang mampu menaati jaran Agamanya dengan penyerahan diri secara total.

َﺩﺍ َﺭَﺍ ْﻦَﻣ

ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ َﺓ َﺮ ِﺧَ ْﻷﺍ َﺩﺍ َﺭَﺍ ْﻦَﻣ َﻭ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺎِﺑ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ﺎَﻴْﻧﱡﺪﻟﺍ

ِﻢْﻠِﻌْﻟﺎِﺑ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ﺎِﻤُﻫَﺩﺍ َﺭَﺍ ْﻦَﻣ َﻭ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺎِﺑ

Artinya :

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (Imam syafi’i )

Beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahawa pendidikan usaha sadar yang dilakukan secara

(20)

terencana dan sistematik untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, latihan keterampilan, bimbingan dan peneladanan oleh diri sendiri dan orang lain agar memiliki kecerdasan intelektual,spiritual, berketrampilan dan berkepribadian.

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk memperoleh gambaran mengenai Pendidikan Agama Islam, berikut ini beberapa definisi mengenai Pendidikan Agama Islam.

Menurut Zakiah Daradjat, “Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat kelak.”4

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah suatu bimbingan dan asuhan secara sadar dan terencana oleh pendidik untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan ajaran islam. Disini jelas bagi kita bahwa Pendidikan Agama Islam lebih luas cakupannya dari pada pengajaran islam. Hal ini dapat dipahami bahwa pengajaran Agama Islam tidak hanya bersifat mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, melainkan juga melakukan pembinaan mental spiritual dan kepribadian anak didik agar kelak menjadi manusia sempurna, yaitu manusia

(21)

yang bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berilmu dan berwawasan luas, kreatif, mandiri dan cakap serta bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.

3. Pengertian keluarga

Secara etimologi keluarga dalam istilah jawa terdiri dari kata yakni

kawula dan warga.Kawula berarti abdi dan warga adalah anggota. Artinya kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamri demi kepentingan seluruh individu yag bernaung di dalamnya. Keluarga adalah suatu kelompok sosial yang ditanda oleh tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi, dan repoduksi yang mempersatukan oleh pertalian perkawinan atau adopsi yang disetujui secara sosial, yang saling berinteraksi sesuai dengan peranan-peranan sosialnya.

Secara normatif , keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh suatu ikatan perkawinan , lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang khas dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kebahagian , kesejahteraan , dan ketenteraman semua anggota yang ada didalam keluarga tersebut.5

Secara definitive, “keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri dan anak-anaknya, atau ayah dan anaknya, atau

5 Maulana M.Ali, Islamologi (Din al-Islam) terj. Kaelani dan Bahrun (Jakarta: Ikhtiar

(22)

ibu dan anaknya”.6. ‘‘Definisi tersebut pada hakikatnya lebih menekangkan

pada komposisi jumlah anggota keluarganya, Adapun pengertian lain sebagaimana dikemukakan pitts dalam Sunanrti’’7, keluarga adalah struktur

yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anggotanya, serta untuk memilihara masyarakat yang lebih luas.

Keluarga Merupakan unit terkecil dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dalam masyarakat. Dalam keluarga pulalah proses sosialisasi dan perkembangan individu mulai terbentuk. Berkaitan dengan hal tersebut, Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama mengatakan, bahwa keluarga memiliki peran pendidikan yaitu dalam menanamkan rasa dan sikap

Maka keluarga dapat ditinjau dari dimenis hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah, merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti.Sedangkan dalam dimensi hubungan social. “keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan, atau interaksi dan saling mempengaruhi antara

6Undang-Undang Repubilik Indonesia Nomor52 tahun 2009 Bab 1, pasal 1 ayat 6

Tentang perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga.

(23)

satu dengan yang lainnya, walaupun dianatara mereka tidak terdapat hubungan darah”.8

Dalam pengertian lain, keluarga juga dapat dipahami sebagai sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan dipengarhi oleh lingkungannya.

Menurut Megawangi dalam Sochib , “keluarga sebagai sistem diartikan sebagai unit sosial dimana individu terlibat secara intim di dalamnya, dibatasi oleh aturan keluarga setiap waktu”. 9

Dari beberapa pendapat di atas, pengertian keluarga secara realitas adalah sekolompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki aturan yang ditaati secara bersama dan mampu mempengaruhi antara anggotanya serta memiliki tujuan dan program yang jelas.

Keluarga ini terdiri dari atas ayah, ibu, anak, saudara dan kerabat lainya. Adapun keluarga batih biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak. Keluaraga ini dapat dikatakan sebagai keluarga kecil.

4. Fungsi keluarga

Dilihat dari sisi fungsi , setiap keluarga pada hakikatnya pada memiliki berbagai macam fungsi baik fungsi secara ekonomi , sosial, pndidikan ,

8Muhammad Sochib,pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan

Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998), h.17.

9 Megawangi sochib, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu AnakMengembangkan

(24)

psikologi, hukum, repoduksi dan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi ekonomi berarti keluarga menjadi tulang punggung memperoleh sekaligus mengelola kegiatan ekonomi secara professional. Antara penghasilan dan pengeluaran dapat tersusun dan terencana secara tepat sehingga tidak besar pasak dari pada tiang.

Fungsi sosial adalah keluarga merupakan sarana pertama dalam proses interaksi sosial dan menjalani hubungan yang erat baik dalam satu keluarga ataupun secara luas. Fungsi sosial ini dapat dimaknai pula bahwa keluarga adalah sumber insprasi pertama dalam membangun komunikasi melalui proses bicara secara sopan dan tepat. Adapun fungsi pendidikan, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama bagi kehidupan seorang anak

Tanpa keluarga pendidikan pada lembaga formal tidak akan berjalan secara utuh dan berhasil. Dalam jalur pendidikan Islam di lingkungan keluarga materi pendidikan Islam dapat berupa: Pertama, melengkapi materi-materi yang belum diberikan disekolah, yaitu materi yang bersifat praktis untuk menjalani ibadah, praktek akhlak yang mulai dan amalan sehari-hari. Kedua, mengadakan pendalaman materi pendidikan Islam yang diberikan disekolah, seperti membaca al-Quran dan terjemahannya, pendalaman tentang ibadah, ritual lainya dan akhlak budi pekerti.Ketiga, mengontrol, mengoreksi, melatih tentang penghayatan dan pengalaman

(25)

bidang-bidang pengajaran yanag telah diberikan disekolah dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi amalan yang nyata.10

Begitu pula dengan fungsi psikologis, bahwa keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan kematangan pisikologis aggotanya . Apabila orang tua menerapkan pola pengasuhan secara keras, maka anak akan mengikuti pola dan irama atas model pengasuhan secara keras, maka anak akan mengikuti pola dan irama atas model pengasuhan tersebut sehingga terbentuklah karakter yang keras. Begitu sebaliknya, jika anak diberikan kesempatan, penghargaan, kasih sayang dan kelembutan maka ia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, dan mampu menjadi dirinya sendiri secara utuh serta berakhlak mulia.

Sedangkan fungsi reproduksi, tanpa adanya ikatan yang sah dalam sebuah keluarga tidak akan menghasilkan keturunan yang sah pula. Sehingga fungsi repoduksi lebih dekat dengan hubungan seks yang dilakukan oleh ayah dan ibu dalam sebuah keluarga ataupun anak dengan pasangan hidupnya kelak ketika sudah dewasa sehingga mampu menghasilkan keturunan.

Selain beberapa fungsi diatas, helmawati11 juga menambahkan bahwa

fungsi keluarga mencakup : pertama , fungsi agama.fungsi ini dilaksanakan melalu penamanan nilai-nilai keyakinan berupa iman dan takwa fungsi agama

10 Depertemen Agama RI, Tuntunan pendididkan Kehidupan Berkeluarga, (Jakarta:

Depertemen Agama RI, 1992), h.55.

(26)

dalam istilah lain disebut fungsi religus berhubungan dengan perintah untuk senantiasa menjalankan perinta tuhan yang maha esa dan menjauhi laragannya melalui pembiasaan diri secara optimal. Kedua , fungsi biologis sebagai pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan hidupnya tetap terjaga.

Ketiga, fungsi ekonomi yaitu berhubungan dengan pengaturan penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga.Keempat ,fungsi kasih sayang yakni bagaimana setiap anggota keluarga harus menyayangi satu sama lain. Kelima, fungsi perlindungan yaitu setiap anggota keluarga berhak mendapatkan perlindungan dari anggota lainnya. Sehingga kepala keluarga harus mampu memberikan keamanan dan kenyamanan dalam keluarga sehingga tidak sepantasnya terjadi sikap salaing menyakiti satu sama lain. Keenam, fungsi rekreasi adalah penyegaran pikiran, menenangkan jiwa dalam bentuk rekreasi guna mengakrabkan tali kekeluargaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara substatif keluarga memiliki fungsi yang saling terkait antara fungsi satu dengan yang lainnya. Keterkaiatan itu pada prinsipnya sebagai wahana untuk mengembangkan seluruh potensi anggota agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik serta memberikan keluarga sejahtera.

(27)

5. Pendidikan dalam keluarga

Keluarga secara realita merupakan lembaga pendidikan pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dipersiapkan untuk mampu berbahasa , berpendapat, berkreasi, berijiminasi, hingga mampu memproduk sesuatu adalah berkat pendidikan pertama yang diterimanya dalam keluarga dengan kata yang lain keluarga adalah pengantar atau bekal bagi setiap anak untuk memasuki pendewasaan secara berpikir, bersikap, bergerak hingga memutuskan sesuatu secara tepat.

Sehubungan dengan perihal tersebut, bentuk aktifitas dalam keluarga yang mendukung proses perkembangan anak baik secara fisik, pisikologis, spiritual serta penciptaan lingkungan yang lain .sehingga anak akan tumbuh dan berkembang biak secara optimal baik dari sisi intelektual , emosional, spiritual maupun fisiknya.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang bersifat pembiasaan, spontanitas, unik dan mengesahkan. Pendidikan dalam keluarga berbeda dengan pendidikan formal yang semua unsur aktifitas pendidikannya didasarkan pada pengorganisasian baik rencana pembelajarannya, materi, metode, strategi hingga kurikulumnya. Akan tetapi pendidikan keluarga merupakan pendidikan organik,materi pendidikannya berisi pengalaman hidup, media dan metodenya disesuaikan dengan keadaan atau kondisi setiap keluarga tanpa harus memerlukan biaya yang

(28)

besar serta pengajarannya formal bahkan bisa dilakukan dalam waktu 24 jam.

Pendidikan dalam keluarga pada substansinya berisi nilai-nilai yang terkaitan dengan fungsi dasar yang melekat dalam keluarga. Nilai-nilai tersebut diantaranya memuat nilai kasih sayang, mengatur dan melatih anak, Pendidikan agama dalam keluarga adalah proses mendidikdan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas luhur, bertanggung jawab secara moral, agama maupun sosial kemasyarakatan.

6. Dasar Pendidikan Agama dalam Keluarga

Adapun ayat Alquran yang menjadi dasar pendidikan agama dalam keluarga ialah:

ø

Œ

Î

)

u

ρ

t

Α

$

s

%

ß≈

y

ϑø)ä9

ϵÏΖö

/

e

ω

u

θèδ

u

ρ

…çµÝ

à

Ï

è

t

ƒ

¢

o

6

t

ƒ

Ÿ

ω

õ8Î

Ž

ô

³

è

@

«

!

$

$

Î

/

(

āχÎ

)

x

Ž

Åe

³

9

$

#

íΟù=Ý

à

s

9

ÒΟŠÏ

à

t

ã

∩⊇⊂∪

Terjemahnya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS.Luqman:13)12

Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada

(29)

anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah itu. Ayat ini berbunyi: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia dari saat ke saat memberi pelajaran kepadanya bahwa "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik yakni mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk.

“Pendidikan yang pertama dan utama diberikan kepada anak adalah menanamkan iman (akidah) dalam rangka membentuk sikap, tingkah laku dan keperibadian anak kelak “.13

7. Tujuan Pendidikan Agama Dalam Keluarga

Tujuan pendidikan agama dalam keluarga berangkat dari tujuan pendidikan Islam secara umum yaitu untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.

Secara terperinci tujuan pendidikan islam sebagaimana diungkapkan oleh Chabib Thoha adalah sebagai berikut:

13 M. Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan islam Menengah “

(30)

a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah SWT

b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah SWT

c. Membina dan memupuk akhlakul karimah

d. Menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang selalu amar ma’ruf nahi mungkar

e. Menumbuhkan keadaran ilmiah, melalui kegiatan penelitian, baik terhadap kehidupan manusia, alam maupun kehidupan makhluk semesta.14

Tujuan pendidikan agama dalam keluarga dalam keluarga adalah untuk membina anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang berbakti kepada arang tua serta berguna bagi dirinya, keluara dan masyarakat.Secara praktis pendidikan Agama dalam keluarga bertujuan memeberikan dasar-dasar pengetahuan Agama untuk melatih ketrampilan ibadah.

B. Kedisiplinan Beribadah 1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata disiplin, dengan mendapat awal ke- dan akhiran –an pada kata disiplin yang menujukkan arti ketaatan dan kepatuhan kepada peraturan.15 Istilah displin

berasal dari bahasa Inggris discipline yang artinya ketertiban. Disiplin meneurut Elizabet B. Hurlock menyatakan “Discipline is thus society’s way of teaching the child the moral behavior approved by the group”. (Disiplin

14Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), h. 101-104.

15Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

(31)

merupakan cara masyarakat mengajarkan anak perilak moral yang disetujui kelompok).16

Pengertian disiplin menurut pendapat beberapa ahli ialah sebagai berikut:

a. Disiplin menurut W.J.S Poerwadarminta adalah latihan batin dan watak dengan maksud segala perbuatannya selalu menanati tata teritib. b. Disiplin menurut Soegeng Priodarminto merupakan sebuah kondisi

yang terbentuk lewat proses dan berbagai perilaku yang menunjukkan berbagai nilai kesetian, keteraturan, kepatuhan juga ketertiban.

c. Disiplin menurut Maman Rahman adalah upaya dalammengendalikan diri juga sikap menetal setiap individu maupun masyarakat dalam mengembangkan berabagai peraturan serta tata tertib yang berdasarkan dorongan sarat kesadaran dari dalam hati.17

Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan yaitu ketaatan seseorang dalam menjalani dan memeluk agama yang diyakininya sehingga aturan agama yang ada baik itu hubunganya dengan orang lain dapat mencapai keteraturan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kedisiplinan beragama tersebut dapat melahirkan sebuah ketaatan agama yaitu menjalankan perintahnya dan menjahui laranganya baik hubunganya dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

16 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,(Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2005), h. 184.

17Moch. Shohib, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Dari, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.3.

(32)

Anak yang yang berdisiplin memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama,budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, mayarakat dan agama.

2. Dasar Kedisiplinan

Dasar kedisiplinan dalam ayat Alquran Allah SWT berfirman sebagai berikut :

ÎÎ

Ž

ó

Ç

y

è

ø9$

#

∩⊇∪

¨βÎ

)

z≈|

¡

ΣM}$

#

’Å∀s9

A

Ž

ô

£

ä

z

∩⊄∪

āωÎ

)

tÏ

%

©

!

$

#

(

#

θãΖtΒ

#

u

(

#

θè=Ïϑt

ã

Ï

M

≈y

s

Î=≈¢

Á

9$

#

(

#

öθ|

¹#

uθs

?

Èd,y

s

ø9$

$

Î

/

(

#

öθ|

¹#

uθs

?

Î

Ž

ö

9

¢

Á

9$

$

Î

/

∩⊂∪

Terjemahnya:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-Ash: 1-3)18

Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut menerangan bahwa peringatan bagi kaum muslim agar didalam hidupnya berlaku disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

3. Tujuan kedisiplinan

Tujuan kedisiplinan ialah penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptnya peraturan tersebut. Tujuan kedisiplinan juga berarti perkembangan dari perkembangan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar Kedisiplinan adalah suatu

(33)

latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar orang selalu patuh pada aturan. Adanya kedisiplinan diharapkan anak mendisiplinkan diri dalam menaati peraturan yang telah ia dapatkan dirumah untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.

Penilitian menyimpulkan bahwa kedisiplinan beragama bertujuan untuk memberi kenyamanan kepada anak agar melakukan pendidikan agama yang telah ia terima dirumah untuk diaplikasikan di sekolah dan dimanapun ia berada tanpa adanya paksaan dan sudah melekat menjadi tabiat.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Beragama a. Faktor dari dalam (intern)

Faktor dari dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong seseorang untuk menerapkan disiplin pada dirinya. Disiplin untuk diri sendiri dilakukan dengan tujuan yang ditumbuhkan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan mengendalikan diri melalui pelaksanaan yang menjadi tujuan dan kewajiban pribadi pada diri sendiri.

Orang yang dalam dirinya tertanam sikap disiplin akan melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan. Budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan disiplin dalam belajar.19

19 Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta : Akademi

(34)

b. Faktor dari luar (ekstern)

Faktor dari luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

1) Lingkungan Keluarga

Faktor keluarga ini sangat penting dalam keluarga ini sangat penting dalam membentuk sikap disiplin, karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang berinteraksi. Didalam lingkungan keluarga yang orang tuaya, sedangkan jika keluarga tersebut berlatar belakang yang minim maka anak juga akan mengikuti orang tuanya.

2) Lingkungan Sekolah

Selain keluarga, lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku siswa termaksuk kedisiplinannya. Disekolah seorang siswa berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah. Sikap, perubahan dan perkataan orang disekitarnya ditiru oleh anak.

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mendapakan pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada awalnya seorang anak bermain sendiri, setelah itu ia berusaha menyelesaikan diri dengan lingkungan sosial. Masyarakat merupakan faktor penting yang mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan teman

(35)

sebaya, maka orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar senantiasa tidak bergaul dengan orang yang tidak baik.20

5. Pengertian Ibadah

Menurut fugoha21, ibadah yaitu segala hukum yang dikerjakan untuk

mengharapkan pahala diakhirat, dikerjakan sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah SWT.

Ibadah yaknik Usaha yang menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan taat melaksanakan segalah perintah dan ajuranya serta menjahui segala larangannya.

6. Landasan Hukum Ibadah

Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah beribadah itu pada hakikatnya berupa peringat, memperingatkan kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya. Firman Allah SWT:

ْﺍﻭُﺪُﺒ ۡﻋﭑُﺳﺎﱠﻨﻟٱﺎَﻬﱡﻳَﺄَٰٓﻳ

ُﻢُﻜﱠﺑ َﺭ

ﻱِﺬﱠﻟٱ

َﻭ ۡﻢُﻜَﻘَﻠَﺧ

َﻦﻳِﺬﱠﻟٱ

َﻥﻮُﻘﱠﺘَﺗ ۡﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ۡﻢُﻜِﻠۡﺒَﻗ ﻦِﻣ

٢١

Terjemahnya :

“ Hai manusia, Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakannmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”(QS.Al-Baqarah/ 2: 21) 22

20 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa,(Jakarta:Grasido,

2004), h. 45-51.

(36)

Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut Ibadah itu, mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah tidak diharuskan baik oleh syara., maupun oleh akal beribadat kepada selain Allah, karena Allah sendiri yang berhak menerimanya, lantaran Allah sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yaitu hidup, wujud dan segala yang berhubungan dengan –Nya.

7. Upaya yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah

Upaya yang harus dilakukan orang tua untuk meningkatkan Kedisiplinan Beribadah anak antara lain :

a. Orang tua sebagai pembimbing

Orang tua harus berupaya membimbing dan mengarahkan perilaku agama anak-anaknya, karena tanpa bimbingan orang tua anak-anaknya berperilaku seenaknya saja.

b. Orang tua sebagai teladan

Orang tua harus konsisten berdisiplin ibadah terlebih dahulu, tanpa orang tua menjadi teladan maka anak akan susah berdisiplin agama

c. Orang tua sebagai pengendali

Orang tua harus mampu mengendalikan seluruh perilaku anaknya, dalam hal ini orang tua harus mampu memberikan pujian atau hukuman atas perilaku anaknya secara tepat.

22Soenarjo dkk, Op. Cit, h. 4.

(37)

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Beribadah

Keberhasilan Pendidikan Agama aka memberikan kontribusi yang berarti bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pendidikan agama harus dilakukan secara integrasi dalam pendidikan nasional dan diakukan terpadu disemua jalur baik formal maupun informal.

Secara formal pendidikan agama maupun pendidikan keagamaan telah diatur melalui peraturan dan perudang-udangan yang sudah sangat memadai.Namun, untuk pendidikan agama secara informal tentu sangat bergantung kepada keluarga masing-masing, terutama orang tua.Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka mengingikan anak yang dilahirkan kelak menjadi orang yang sehat, kuat,berketerampilan, cerdas, pandai dan beriman.

Secara normatif, islam telah memberikan peringatan bahwa kekhawatiran yang paling besar adalah ketika orang tua meninggalkan generasih sesudahnya dalam keadaan yang lemah. Tentu saja lemah dalam berbagai hal, terutama lemah iman, lemah ilmu serta tidak memiliki keterampilan hidup.23

Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah sangat luas. Jika anak tidak mendapatkan pendidikan ibadah

23 Moh Haitami Salim, Pendidikan Agama dalam Keluarga,(Jogjakarta: Ar-Ruzz

(38)

dalam keluarga maka ia tidak akan terbiasa melakukan perilaku kedisiplinan beribadah, Menurut tono (1998:17) dalam bukunya menjelaskan bahwa perintah untuk beribadah dan ibadah adalah termasuk hak Allah yang harus dilaksanakan ibadah maka dari itu, sebagai hambanya wajib untuk melaksanakan ibadah secara rutin , baik ibadah umum yang mecakup segala aspek kehidupan ataupun bersifat khusus yang pelaksanaanya telah ditentukan oleh syara seperti shalat,berdoa,membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

Berdasarkan dalil tersebut, jelaslah bawa masa depan umat atau peradaban suatu bangsa sangat bergantung pada generasi yang disiapkan oleh generasi sebelumnya. Genrasi suatu bangsa bergantung pada anak-anak yang disiapkan oleh keluarga, sedangkan penyiapan generasi yang terbaik harus melalui pendidikan. Pendidikan agama yang diberikan orang tua kepada anak dalam keuarganya, secara tidak langsun akan membentuk kedisiplinan yang melekat pada diri anak. Sehingga, jika anak telah memiliki kedisiplinan beribadah, maka ia akan dalam beribadah apapun dengan tanpa paksaan dan menjadi generasi yang baik.

D. Hipotesis

Menurut suharismi Arikunto, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

(39)

Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneltian ini adalah bahwa pendidikan agama islam dalam keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan beribadah SDI Bertingkat Labuang baji Makassar.

(40)

29

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peniliti dalam mengumpulkan data penelitannya1.

Peneliti ini mengunakan pendekatan studi korelasional.Dipilihnya kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan variabel tingkat pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap keisiplinan beribadah. Penulis berusaha mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar yang beralamat di jalan Dr. Ratulangi no 99b . Pemilihan lokasi dilakukan dengan dasar dan pertimbangan sekolah tersebut representative dengan judul yang akan diteliti. Sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu siswa yang ada di SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta,1998),h.151.

(41)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut , kemudian ditarik kesimpulanya.2jenis variabel yang akan diteliti dalam penilitian ini adalah Pendidikan Agama Islam dalam keluarga sebagai variable independen (X) dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variabel independen (Y)

1. Variabel Bebas ( independent)

Variabel independen disebut sebagai variable bebas, variable bebas independen adalah variable yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penilitian ini adalah pendidikan agama dalam keluarga, dengan indikator sebagai berikut :

Pendidikan ibadah dalam keluarga mencakup semua ibadah yaitu 1. Ibadah khusus yang hubungannya dengan Allah ( sahalat, puasa

,zakat, )

2. Ibadah umumnya yang hubungan dengan manusia 3 2. Variabel Terikat (Dependent )

2 Sugiyono, Metode Penilitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfa beta, 2010), h.38.

3 Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, (Jakarta: Akademia Permata,2013), h. 181.

(42)

Variable dependent disebut sebagai variabel output, respon kreteria, konsuken dan variable terikat merupakan variabel bebas4.Variabel terikat dalam penilitian ini adalah kedisiplinan beragama, dengan indikator sebagai berikut.Ruang lingkup disiplin beribadah anatara lain :

1. Melaksanakan salat dan puasa pada waktunya tanpa paksaan dengan tata caranya

2. Membaca Al-quraan dengan tata caranya tanpa paksaan 3. Berdoa dengan tata caranya tanpa paksaan.

D. Definisi opresional variabel

Pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah proses mendidikdan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas luhur, bertanggung jawab secara moral, agama maupun sosial kemasyarakatan.

. Kedisiplinan beriadah yaitu ketaatan seseorang dalam menjalani dan memeluk agama yang diyakininya sehingga aturan agama yang , baik itu hubunganya dengan orang lain dan dapat mencapai keteraturan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kedisiplinan beribadah tersebut dapat melahirkan sebuah ketaatan beribadah yaitu menjalankan perintahnya dan

4 Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan (Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(43)

menjahui laranganya baik hubunganya dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penilitian kuantitatif adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya5.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi6.sedangkan sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagaian populasi yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan teknik sampel dan yang menjadi sampel adalah siswa kelas VI di SDI Bertingkat Labuang Baji Makassar.

Tabel 1

Jumlah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

Tahun Pelajaran 2016-2017

Tingkat Jumlah kelas Jumlah

I 2 40

II 2 44

III 2 54

IV 2 62

5 Sugiyono,Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D),(Badung:Alfabeta,2010),hal. 117.

6 Burhanan Nurgiyantoro, Gunawan Marzuki,Statistik Terapan untuk Penelitian

(44)

V 2 42

VI 2 60

Jumlah 302

Disekolah yang peneliti teliti jumlah populasi siswa kelas I,II,III,IV,V dan VI siswa yang dibagi menjadi 6 kelas. Peneliti mengambil sampel dari kelas VI a . Hal ini berpedoman pada teknik pengambilan data sampel, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupaan penelitianya merupakan penelitian populasi. Jka jumlah subyeknya besar lebih dari 100,dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.7

Adapun jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,yaitu pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri yang telah ditentukan, adapun ciri-cirinya yaitu :

1. Siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar 2. Siwa Kelas VI a

Berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang ditentukan diatas, maka diperoleh 30 siswa sebagai sampel penelitian.

F. Teknik pengumpulan Data

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipata,1998),hal. 134.

(45)

Bagian ini, akan dibahas mengenai cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam teknik pengupulan datanya sebagai berikut :

1. Metode angket

Motede angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.8

Angket ini merupakan daftar yang didalamnya memuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak responden (pihak yang dimintai jawaban pertanyaa). Pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya untuk dipilih menurut apa yang dianggap cocok atau sesuai dengan pendapat dan keyakinan responden tersebut. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendidikan agama dalam keluarga (variabel X) dan kedisiplinan beragama siswa (variabel Y) dan diperoleh dari sampel siswa kelas VI SDI Bertingkat labuang Baji tahun ajaran 2016-2017.

Metode angket ini merupakan pemberian respon yang berwujud self

report atau laporan tentang diri sendiri yang berhubungan dengan

pengetahuan atau keyakinan pribadi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Terhadap kedisiplinan beribadah.

8Sugiyono, Metode Pwnilitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

(46)

Adapun angket yang digunkan oleh peneliti ini adalah angket tertutup dengan alasan agar jawaban tidak meluas dan akan terfokus pada tujuan pengukuran dan memudahkan pelaksanaan penelitian. Responden tinggal memilih jawaban yang tersedia berdasarkan alternativ jawaban yang ada dengan penskorannya sebagai berikut. Untuk soal favourable bagi resonden yang menjawab A= 4, B= 3, C=2 dan D= 1

Untuk soal unfavourable bagi yang menjawab

A= 1,B= 2,C= 3,D= 4

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan degan mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.9Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar peserta didik, tentang struktur organisasi, personal, guru dan keadaan peserta didik di SDI Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

3. Metode obsevasi

Obsevasi adalah metode jalan pengamatan pencatatan secara sistematis terhadap fonemena yang diselidiki ,Metode ini memberikan gambaran umum menegenai kedisiplinan beribadah.

(47)

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Penelitian menggunakan tiga tahap analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun table distribusi frekuensi sederhana sesuai variabel yang ada, yaitu data tentang pendidikan agama dalam keluarga dan kedisiplinan beragama siswa.Peniliti memasukkan hasil perolehan angket responden kedalam table distribusi frekuensi untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data selanjutnya.

Dalam analisis pendahuluan penulis mengadakan perhitungan awal dari data yang terkumpul dengan mengunakan teknik presentase dengan rumus sebagai berikut :

P =

×

100

(48)

P = Presentase angka yang dicari F= Frekuensi jawaban yang dipilih

N= Jumlah responden 2. Analisis Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap Kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres bertingkat Labuang Bji Makassar, Penulis Menggunakan Rumus : korelasi product Moment dari pearson. Rumusnya adalah 10

∑ − (∑ )(∑ )

( ∑ − (∑ )( ∑ − (∑ ) )

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = Jumlah siswa

∑ = Jumlah skor butir

∑ = Jumlah skor total

10Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,2002),

(49)

Jika telah diketahui rxy maka dilakkan analisis uji hipotesis, sehingga hipotesis yang dikemukakan dapat diterima atau ditolak.

3. Analisis lanjut

Melalui perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diketahui Freg.setelah diketahui Freg dapat dilakukan uji hipotetis dengan membandingkan ninlai hasil regresi dengan nilai table, sehingga terdapat dua kemungkinan :

a. Jika Freg yang diperoleh itu sama atau lebih besar dari harga Ftabel artinya signifikan atau hipotetis diterima

b. Bila Freg yang diperoleh lebih kecil dari F table artinya tidak signifikan atau hipotetisnya ditolak.

(50)
(51)

A . Gambaran Umum SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

1. Latar Belakang berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar

Sekolah Dasar Inpres Bertingkat Labuang Baji merupakan salah satu sekolah Negeri yang ada di Kota Makassar yang dibangun pada tahun 1985 dan digunakan untuk proses belajar mengajar mulai tahun 1986. SD Inpres Bertingkat Labuang Baji adalah merupakan pemekaran dari SDN Kompleks Labuang Baji sehingga pada tahun 1985 dibangunlah SD Inpres Bertingkat Labuang Baji yang beralamat di Jalan Dr. Ratulangi No. 99 B Telp. (0411) 856911 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.Selama berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Sekolah. Adapun nama-nama Kepala Sekolah yang telah membina SD Inpres Bertingkat Labuang Baji adalah sebagai berikut :

Tabel 2

NO NAMA TAHUN KETERANGAN

1 2.. 3. 4. 5 6.. Hj. ST. DEWI (Alm) Hj. NURHAYATI, AP (Alm) Dra.Hj.ST.RAHMATIAHWAHAB(Alm) Dra hj. AMINA (Alm )

Dra. Hj NURSIAH.B SATRIA 1986 – 1988 1988 – 1993 1993 – 1996 1996 – 2012 2012 – 2014 2014– Sekarang Kepala sekolah Kepalah sekolah Kepalah sekolah Kepalah sekolah Kepalah sekolah Kepalah sekolah Adapun nama-nama Kepala Sekolah yang telah membina SD Inpres Bertingkat Labuang Baji adalah sebagai berikut :

Selama berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Kecamatan Mamajang telah menamatkan sejumlah peserta didik yang diantaranya telah bekerja di Instansi Pemerintahan maupun di bidang swasta.

(52)

SD Inpres Bertingkat Labuang Baji membina peserta didik yang tingkat ekonominya rata-rata ekonomi menengah ke bawah dan warga yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

2. Perkembangan SD Inpres Bertingkat Labuang Baji

SD Inpres Bertingkat Labuang Baji saat ini di Pimpin oleh Ibu SATRIA, S.Pd. Ibu SATRIA, S.Pd adalah Guru SD Negeri Kompleks Kapota Yudha yang diangkat menjadi Kepala Sekolah hasil dari Lelang Jabatan yang dilaksanakan oleh Bapak Walikota Makassar. SD Inpres Bertingkat Labuang Baji dikelola dan dibina oleh tenaga pengajar yang telah memiliki Kualifikasi S2 dan S1. Adapun Misi visi SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar yaitu :

Visi : Bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, Berilmu, Berkarakter dan Berprestasi. Misi :

1. Meningkatkan Kemampuan profesionalisme Guru

2. Mengembangkan potensi, Bakat dan keterampilan peserta didik

3. Meningkatkan kualitas belajar peserta didik Melalui pembinaan yang demokratis serta menciptakan pembalajaran yang kreatif,inovatif, dan kompotitif.

4. Melaksanakan pembinaan Agama yang Mewujudkan peserta didik yang cerdas.

(53)

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan

PNS / PTT 1. SATRIA, S.Pd Jl. Macan 3 No.

4a

Penata Tk. I / III.d

PNS

II. GURU KELAS

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan

PNS / PTT 1 Ratu Intan, S.Pd Jl. Dr. Ratulangi Pembina / IV.a PNS 2 Nuraliyah, S.Pd Jl. Diponegoro Penata Muda

Tk. I / III.b

PNS

3 Nurhayati, S.Pd Jl. Dg. Muda 085256580170 Penata Muda / III.a

PNS

4 Satinah, S.Pd Jl. Kakatua Penata Muda / III.a

PNS

5 Richa Yunita Rasyid, S.Pd

BTN. Hj. Banca Penata Muda / III.a

PNS

6 Asmawati, A.Ma Jl. Landak Baru Pengatur / II.c PNS 7 Ratnah, S.Pd BTN. Tamarunang Penata Muda / III.a PNS 8 Nurhayati, S.Pd BTN. Berlian Indah Pembina / IV.a PNS

9 Zatriany, S.Pd, M.Pd Jl. Andi Tonro Penata Muda / III.a

PNS

10 Hardiyati, S.Pd BTN. PEMDA Penata Muda / III.a

PNS

11 Rostiana, S.Pd Jl. Veteran Selatan

(54)

1 Sadariah, S.Pd.I Banta-Bantaeng Penata / III.c PNS 2 Rahdan Rahman, S.Pd,

M.Pd

Jl. Serigala V Penata Muda Tk.I / III.b

PNS

3 M. Yusran, S.Pd Jl. Sari Battiro PTT 4 Hasriani Bustanil Jl. Andi Tonro 082347798564 PTT

IV. PUSTAKAWAN

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan PNS / PTT 1 Rahmawati Jl. Dr. Ratulangi PTT V. BENDAHARA PENDIDIKAN GRATIS

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan

PNS / PTT 1 Richa Yunita Rasyid,

S.Pd BTN. Hj. Banca

Penata Muda / III.a PNS

VI. BUJANG/CLEANING SERVICE

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan PNS / PTT 1 Nurdin Jl. Letjend A. Mappaudang PTT VII. ADMINISTRASI SEKOLAH

No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/ Golongan

PNS / PTT 1 Muh. Fahri Naim Jl. Manunggal 22 Pengatur

Muda/II.a

(55)

B. Penyajian Data

Dalam pengumpulan data pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar penulis mengunakan ilmu teknik angket . Jumlah pertanyaan dalam angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan.

Data tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Angket tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terdiri dari 10 soal, sedangkan untuk angket kedisiplinan beribadah terdiri dari 10 soal. Pertanyaan disediakan 4

KOMITESEKOLAH A. RASYID

TATA USAHA MUH. FARI NAIM

WALI KELAS 1 WALI KELAS 2 WALI KELAS 3 WALI KELAS 4

1. Ratu intan S.Pd 2. Rostiana s.pd 1. Nurhayati S.Pd 1. Nuralia s.Pd 2. Satina s.pd 1. Rika s.Pd 2. Asma wati s.Pd

WALI KELAS 5 WALI KELAS 6 GURU BIDANG STUDI

1. Zatriani S.Pd. M.Pd 2. Ratna S.Pd 1.Harbiati S.Pd 2. Nurhayati S.Pd 1. Sadaria S.Pdi 2. Hasriani bustanil 3. Muh yusran

(56)

1. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4 2. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3 3. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2 4. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1

Untuk mengetahui lebih jelas tentang pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan kedisiplinan beribadah, penulis akan menyajikan data mentah sebagai berikut :

1. Daftar Nama Responden

Dalam daftar yang disajikan objek penilitian adalah siswa SD Inpres bertingkat Labuang Baji Makassar. Untuk Jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Daftar Nama Responden

NO Nama Lengkap jenis kelamin

L P

1 Muhammad padi fauzan L 2 Muhammad irfan L 3 Muh.irzan L 4 Andika L 5 Wahyu L 6 Riskawati P 7 Nilama P 8 Muh. Arsyad L 9 Saidan L 10 Andika putra L 11 Arman L 12 Muh hazan L 13 Randika L 14 Risal L

(57)

19 Aini P 20 Ramania P 21 Nirmana P 22 Tika putri P 23 Fira P 24 Billa sfitri P 25 Nurul P 26 Sriyanti P 27 Yuni P 28 Satriani P 29 Fitriani P 30 Riri andriani P Tabel 5

Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam

NO. Rre

sp

Pilihan jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D 1 A B A B B C A A A A 6 3 1 - 2 A A B B C A A A A A 6 2 2 - 3 D C C D C D D C C C - - 6 4 4 B B A A A A A A A C 7 2 1 - 5 A A A A A A B B B B 6 4 - - 6 A A A A A A A A B C 8 1 1 - 7 B A A A A B A B A A 7 3 - - 8 B A A A B B A A A A 7 3 - - 9 D C C D D D C C C C - - 6 4 10 A A A C A A A A B B 7 2 1 -

(58)

2. Data tentang Jawaban Angket Pendidikan Agama Islam dalam Keluaraga Terhadap Kedisiplinan beribadah

Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langka-langka sebagai berikut :

a. Mengubah data kualitatatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan kententuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban

14 B B B A C B B B A A 3 6 1 - 15 A A A A A A A A B A 9 1 - - 16 B A A A A B A B A A 7 3 - - 17 C A A A A A A A A C 8 - 2 - 18 A A A A A A A A A B 9 1 - - 19 A A A C A A A A B C 7 1 2 - 20 A A A A A C A C C B 7 1 2 - 21 B A A B A A C B A A 6 3 1 - 22 B B A A A A B A B A 6 4 - - 23 A A C A A A B C B A 6 2 2 - 24 B A A A B B A A A A 7 3 - - 25 A A A A A A A A A D 9 - - 1 26 B A A B A B A A A A 7 3 - - 27 A C B A A A A A A A 8 1 1 - 28 A B A A C B A A B A 6 3 1 - 29 A A B A A A B A A A 8 2 - - 30 D C D C D A B D D C 1 1 3 5

(59)

Tabel 6

Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan Agama Islam

No. Resp Nomor Item Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 35 2 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 34 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 16 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 36 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36 6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 37 7 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37 8 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37 9 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 16 10 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 36 11 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36 12 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 32 13 3 4 1 2 1 4 3 3 4 1 26 14 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 32 15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 16 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37 17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 36 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 19 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 35 20 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 33 21 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 35

(60)

26 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 37

27 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 37

28 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 35

29 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

30 1 2 1 2 1 4 3 1 1 2 18

b. Mencari Lembaran Interval

Untuk mengetahui Kreteria penilaian dari variabel pendidikan Agama Islam dalam keluarga kedalam kereteria Baik, cukup, sedang dan kurang, maka perlu mengetahui jarak pengukuran terlebih dahulu dengan mengunakan rumus berikut:

R = H – L Keterangan :

R = Range ( jarak Pengukuran ) H = Skor Tertinggi

L = skor Terendah

Dilihat dari tabel diatas jadi, R = 40 – 14

(61)

i= R/ 4 i = 26/4 i = 6,5 = 7

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kreteria nilai yang dipeoleh adalah sebagai berikut :

35 – 41 = Baik ( A ) 28 – 34 = Cukup ( B ) 21 – 27 = Sedang ( C )

16 – 21 = Kurang ( D )

Tabel 7

Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam

No.Resp Nama Jumlah Skor

Kriteria Nilai 1 Muhammad padi fauzan 35 A

2 Muhammad irfan 34 A 3 Muh.irzan 16 D 4 Andika 36 A 5 Wahyu 36 A 6 Riskawati 37 A 7 Nilama 37 A 8 Muh. Arsyad 37 A 9 Saidan 16 D 10 Andika putra 36 A 11 Arman 36 A 12 Muh hazan 32 B

(62)

17 Rivaldi 36 A 18 Firas 39 A 19 Aini 35 A 20 Ramania 33 B 21 Nirmana 35 A 22 Tika putri 36 A 23 Fira 34 A 24 Billa sfitri 37 A 25 Nurul 37 A 26 Sriyanti 37 A 27 Yuni 37 A 28 Satriani 35 A 29 Fitriani 38 A 30 Riri andriani 18 D

3. Data tentang jawaban angket Kedisiplinan Beribadah

Berdasarkan penyebaran angket kedisiplinan beribadah diperoleh hasil

Tabel 8

Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam

NO. Rresp

Pilihan jawaban Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D 1 B A C C B A B B B A 3 5 2 - 2 A B B A A A B A A A 7 3 - - 3 C A C B C A B C C B 2 3 5 - 4 A A A B B A A A B A 7 3 - - 5 A A B B A A A A A A 8 2 - - 6 A C A A A A A A A A 9 - 1 - 7 A B A A B A A C B B 5 4 1 - 8 A A A B A A A B A B 7 3 - - 9 D D C C D D D C C D - - 4 6 10 A A A A A A A A A A 10 - - - 11 A C A A A A B B A A 7 2 1 -

(63)

16 A A B A A C B B A A 6 3 1 - 17 A A A A A A A A B B 8 2 - - 18 A A A A A A A A A A 10 - - - 19 B A A A B A A B B A 6 4 - - 20 A A A A A C A C C A 7 - 3 - 21 A A A A B A B A A A 8 2 - - 22 A A C B A A A A A A 8 1 1 - 23 B C B A B B A B A C 3 5 2 - 24 A A A A A A A A A A 10 - - - 25 B B A A B A B A A A 6 4 - - 26 A A A B A B A B A A 7 3 - - 27 A A B A A C B A A B 6 3 C - 28 B A A A B B A A A A 7 3 - - 29 B B A A A A B A B A 6 4 - - 30 A C A B A A A A B B 6 3 1 -

Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan kententuan, yaitu jawaban A bernili 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. Hasil Penilaian kuantitatif adalah sebagai berikut :

Tabel 9

Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan Agama Islam

No. Resp Nomor Item Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 31 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 3 27 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 37 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38 6 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 7 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 34 8 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 37 9 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 14

Referensi

Dokumen terkait

Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup dengan memberikan nomor

Dalam menghadapi kesulitan ekonomi, siswa yang memiliki confident yang tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi adversity yang dapat menghambat mereka dalam

Pertama, cerita dan alur yang ada dalam pemberitaan kasus perkosaan dan.. pembunuhan terhadap “EF”, peristiwa tidak disajikan

Aliran material atau produk pada konsep GPM hendaknya dikendalikan oleh satu pihak atau chanel dalam supply chain, yang lain mengikuti dan mendukung dengan memberikan informasi

Muatan-muatan sadis yang tergambar dalam narasi perkosaan dan pembunuhan oleh wartawan ditulis dalam berbagai berita lainnya dengan judul, “ Enno Dibunuh Karena

Bawean adalah salah satu Pulau di Indonesia yang mengalami krisis listrik, dimana pasokan energi listrik saat ini hanya diproduksi oleh Pembangkit Listrik Tenaga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor gaji, pekerjaan, promosi jabatan, supervisor, dan rekan sekerja secara simultan terhadap kepuasan

Dari sisi analisis proportional shift atau pendekan pertumbuhan sektoral terdapat 12 sektro ekonomi yang memiliki pertumbuhan cepat yakni Sekor Pengadaan Listrik dan Gas,