• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Supir Angkot di Kabupaten Polewali Mandar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Supir Angkot di Kabupaten Polewali Mandar"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN SUPIR ANGKOT DI KABUPATEN

POLEWALI MANDAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Program studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

OLEH: RISWAN 90300114155

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2018

(2)

27

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Riswan

Nim : 90300114155

Tempat, tanggal lahir : Puawang, 13 April 1995

Jurusan/Prodi : Ilmu Ekonomi

Fakultas/Program : Ekonomi dan Bisnis Islam/Strata 1

Alamat : jln poros malino

Judul skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Supir Angkot di Kabupaten Polewali Mandar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar dan hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari bahwa ia merupakan duplikat,

tiruan, atau dibuat orang lain sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar

yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, Oktober 2018

Yang Membuat Pernyataan

Riswan

(3)
(4)

28

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga

penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Supir Angkot di Kabupaten Polewali Mandar” dengan baik. Shalawat dan Salam semoga senangtiasa tercurah dan terlimpah

kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang membawa perubahan

besar bagi umat manusia.

Penyusunan skripsi ini terselesaikan berkat adanya bimbingan, kerjasama,

bantuan arahan, dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak yang terlibat baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini

penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih atas sumbangsi pemikiran,

waktu dan tenaga serta bantuan moril dan materi khususnya kepada orang tua

penulis Ayahanda Rustam dan Ibunda Jawati yang sampai sekarang ini telah

mendidikku dengan baik, menyekolahkan serta tiada henti memberikan kasih

sayang dan doanya untuk kesuksesanku. Dan tak lupa juga penulis ingin berterima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. Sebagai Rektor UIN

Alauddin Makassar dan Para Wakil Rektor dan seluruh jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(5)

29

3. Bapak Dr. Siradjuddin, SE., M.Si. dan Hasbiullah, SE., M.Si. selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

4. Bapak Dr. Hj. Rahmawati Muin, S.Ag., M.Ag selaku Dosen Pembimbing

I, Bapak Aulia Rahman Bato, SE., MSi selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan

bimbingan, petunjuk, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Untuk Penguji Komprehensif Bapak Dr. H. Abdul Wahab, S.E.,M.Si,

Bapak Mutafa Umar, S.Ag., M.Ag, Bapak Hasbiullah, S.E., M.Si. yang

telah mengajarkan saya bahwa seseorang itu belajar bukan hanya untuk

medapatkan nilai tetapi untuk memahaminya pula.

6. Seluruh Dosen, Staf akademik, Staf Jurusan Ilmu Ekonomi, Staf

Perpustakaan, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan penulis ilmu

pengetahuan yang sangat berharga.

7. Supir Angkutan Di Kabupaten Polewali Mandar yang telah memberikan

bantuan dan informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Untuk Keluarga tercinta Karena selalu Memberi Semangat dan Motivasi

Untuk selalu memberikan support.

9. Terima kasih untuk Magfira Fatmi yang selama ini meluangkan waktunya

menemani, memberikan motivasi dari awal dan bersedia menemani

penulis untuk berjuang bersama dalam menempuh pendidikan di UIN

(6)

30

10. Terima kasih kepada M. Azhar taufik, Kemal Pasha, Dedi Gunawan Muin,

Agussalim, Abdurrahman Siddiq, Ririn Mardhani Syakur, dan Maryana

Ningsi, yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan tugas akhir

ini.

11. Terima kasih Teman-Teman ILMU EKONOMI 2014 semoga takkan

terlupakan semua keluarga ILMU EKONOMI, serta seluruh Keluarga Besar

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar.

Ucapan terima kasih dan permohonan maaf penulis dan juga kepada

keluarga, sahabat serta teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan namanya

satu persatu. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat dijadikan

sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis juga menyadari bahwa

penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis taklupa

mengharapkan saran dan kritik atas skripsi ini semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pembaca. Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Gowa, September 2018 Penulis,

Riswan

(7)

31 DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAK ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Transportasi ... 6

B. Peran dan fungsi Transportasi ... 12

C. Pendapatan ... 14

D. Hubungan Antar Variabel ... 18

E. Penelitian Sebelumnya ... 21

F. Hipotesis ... 23

G. Kerangka Pikir Penelitian ... .24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis dan Sumber Data ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

(8)

32

E. Metode Analisis Data ... 26

F. Defenisi Operasional ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. GambaranUmum ... 34

1. Tofografi dan Deskripsi Wilayah ... 34

a. Aspek Geografis ... 35

b. Aspek Demografi ... 35

c. Aspek Ekonomi ... 36

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 36

a. Jumlah Jam Kerja ... 37

b. Jumlah penumpang... 38

c. Pengalaman Kerja... 39

d. Tarif ... 40

e. Pendapatan... 41

B. Hasil Analisis Data ... 42

1. Uji AsumsiKlasik ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Uji Multikolinearitas ... 44

c. Uji Autokorelasi ... 46

d. Uji Heteroskedastisitas ... 47

2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

a. AnalisisRegresi Linear berganda... 48

(9)

33

c. Hipotesis ... 51

C.PembahasanHasilPenelitian ... 55

1. Pengaruh Jumlah Jam Kerja Terhadap Pendapatan Supir Angkot ... 55

2. Pengaruh Jumlah Penumpang Terhadap Pendapatan Supir Angkot ... 56

3. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Pendapatan Supir Angkot ... 57

4. Pengaruh Tarif Terhadap Pendapatan Supir Angkot ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

(10)

34

DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

4.1 Daftar Distribusi Jumlah Jam Kerja Responden ... 38

4.2 Daftar Rata-rata Jumlah Penumpang Responden ... 39

4.3 Daftar Pengalaman Kerja ... 40

4.4 Daftar Distribusi Rata-rata Tarif Responden ... 41

(11)

35

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Hal

2.1 Kerangka Pikir ... 24

4.1 Grafik Histogram ... 43

4.2 Grafik Normal P.Plot ... 44

(12)

36 ABSTRAK

Nama : Riswan

Nim : 90300114155

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Supir Angkot di Kabupaten Polewali Mandar

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah jam kerja, jumlah penumpang, pengalaman kerja dan tarif terhadap pendapatan supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, data diolah dengan kebutuhan model yang digunakan. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari wawancara terstruktur dengan menyebar kousioner. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 836 supir, dengan penarikan sampel menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis, serta menganalisis data dengan menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan sofware 21 for windows.

Hasil analisi regresi linear berganda secara bersama-sama menunjukkan bahwa jumlah jam kerja, jumlah penumpang, pengalaman kerja dan tarif mempunyai pengaruh yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar. Dari hasil regresi yang telah dilakukan maka diperoleh nilai R- square (R2) sebesar 0,991 dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentasi jumlah jam kerja, jumlah penumpang, pengalaman kerja dan tarif sebesar 99,1% sedangkan sisanya sebesar 9% persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini

Kata kunci : Pendapatan Supir Angkot , Jumlah jam Kerja, Jumlah Penumpang, Pengalaman Kerja, Tarif.

(13)

37 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian sautu daerah tidak lepas dari dukungan

sektor-sektor penunjang yang dapat menopang perekonomian suatu daerah. Salah

satu sektor yang dimiliki yang berperang pentig dalam perekonomian adalah

sektor transportasi khususnya pada kabupaten polewali mandar (polman) dengan

itu sangat membutuhkan dukungan dari sarana transportasi yang memadai guna

untuk memperlancar arus barang maupun penumpang. Kelancaran arus barang

dan penumpang pada suatu kegiatan perekonomian dapat menjadikan

perekonomian suatu daerah dapat berkembang semakin pesat.

Kabupaten polewali mandar yang memiliki potensi sumber daya alam

yang cukup berpotensi sebagai penunjang perekonomian sudah seharusnya

ditunjang oleh saran dan prasarana transportasi yang memadai. Salah satu sarana

transportasi tersebut penting dalam menunjang kegiatan mobilisasi penduduk dan

salah satunya adalah moda angkutan kota. Moda angkutan kota yang memdai dan

berkualitas dapat berdampak pada peningkatan dan perkembangan perekonomian

di kabupaten polewali mandar. Transportasi pada dasarnya adalah kebutuhan

sehari-hari masyarakat untuk bepergian, transportasi juga termaksud jawaban dari

tantangan dalam perkembangan teknologi maju yang senantiasa efektifitas dan

(14)

38

Namun, kemajuan tehnologi di Kabupaten Polewali Mandar menjadi

masalah bagi supir angkot, di karenakan banyak yang lebih memilih beralih

profesi semenjak hadirnya transportasi bentor, yang dimana bentor menjadi

ancaman bagi supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar untuk beroperasi,

karena bentor sendiri tidak memiliki syarat mutlak untuk beroperasi atau bebas

untuk beroperasi di bandingkan dengan supir angkot yang memiliki syarat mutlak.

Pada awal transportasi bentor muncul di kabupaten polewali mandar hanya

digunakan sebagai kendaraan pribadi, namun semenjak transportasi bentor

beroperasi, kendaraan umum seperti angkutan kota, becak dan ojek mengalami

penurungan pendapatan karena minimnya penumpang yang mereka peroleh

semenjak beroperasinya trasportasi bentor. Banyak supir angkot di kabupaten

polewali mandar beralih profesi seperti kulit bangunan, bahkan sopir angkot ada

yang menjadikan angkotnya tersebut sebagai kendaraan pribadi sebab ketika

mereka beroperasi maka mereka harus menghidupkan segala surat-surat angkot

tersebut sedangkan yang mereka harapkan untuk menghidupkan surat–surat

tersebut dari hasil beroperasi.

Transportasi bentor merupakan angkutan umum yang baru ada di

Kabupaten polewali mandar. Keberadaannya membuat alat trasportasi angkot,

terpinggir sehingga penumpang yang mereka peroleh sangatlah minim di

karenakan masyarakat lebih memilih trasportasi bentor. Supir angkot lebih

cenderung cepat berhenti beropersi atau jumlah jam bekerja berkurang di karena

(15)

39

memilih istirah cepat dibandingkan pergi keliling tidak jelas malah menambah

biaya operasional.

Namun demikian bukan berarti angkot tidak diminati. Terbukti pada saat

masyarakat pulang dari aktivitas, terutama kepasar. Sebagian masyarakat ada yang

memilih naik bentor di banding angkutan kota (angkot) dengan jarak yang sama

karena bentor cepat dan tanpa menunggu penumpang penuh baru jalan sedangkan

angkot dia harus menunggu lama sampai penumpangnya penuh baru mereka

jalan, dan biaya atau tarif yang harus di tanggung oleh penumpang sama dengan

biaya atau tarif yang harus mereka bayar.

Supir angkot di Kabupaten Polewali Manadar memiliki beberapa

persyaratan ketika ingin beroperasi, yaitu surat isin angkutan kota sesuai dengan

jenis kendaraan yang beroperasi, kupong, sintre, stnk, untuk menghidupkan

segalah surat–surat izin operasi angkot membutuhkan biaya yang sangat banyak

dan itu membuktikan ketika supir angkot tidak lagi beroperasi karena alsanan

tidak punya biaya besar untuk menghidupkan segala persyratan tersebut,

sendangkan bentor sendiri hanya memerlukan sim dan stnk untuk beoperasi. Dan

parahnya lagi yang dapat meyelamatkan sopir angkot di Kabupaten Polewali

Mandar adanya bentor beroperasi bukan malah mengeluarkan kebijakan malah

pengambil kebijakan tersebut ini memanfaatkan dengan membuat atau

mengeluarkan bentor untuk mobilisasi massa untuk pilkada.

Supir angkot dan transportasi lainnya yang merasakan dampak

beroperasinya bentor di Kabupaten Polewali Mandar sudah menuntut kepada

(16)

sia-40

sia mereka hanya mendengarkan tanpa melakukan tindakan atau mengeluarkan

kebijakan yang pro terhadap supir angkot. Menurut seorang supir angkot,

“mengatakan bahwa kita sebagai sopir angkot tidak dapat menuntut banyak terhadap adanya trasportasi bentor karena yang dapat menyelamatkan sopir angkot

dialah dibalik semua ini mengapa kemudian bentor lebih leluasa mengambil

penumpang”. Tanpa ada kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Di Kabupaten Polewali Mandar kini terjadi fenomena yang dimana

sebagian besar penduduk lebih sering menggunakan kendaraan pribadinya

dibandingkan dengan menggunakan angkutan kota saat ini. Hal tersebut membuat

sarana transporasi angkutan umum khususnya angkutan kota tidak lagi menjadi

primadona dalam mendukung mobilisasi penduduk Kabupaten Polewali Mandar

sehingga membuat supir angkutan kota sebagian besar beralih profesi.

Berdasarkan uraian di atas, menarik diteliti mengenai ‘‘Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan supir angkot di Kabupaten polewali

Mandar”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah jumlah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot

di Kabupaten Polewali Mandar ?

2. Apakah jumlah penumpang berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot

di Kabupaten Polewali Mandar ?

3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot

(17)

41

4. Apakah tarif berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot di Kabupaten

Polewali Mandar ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengeahui pengaruh jumlah jam kerja terhadap pendapatan supir

angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penumpang terhadap pendapatn supir

angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap pendapatan supir

angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

4. Untuk mengetahui pengaruh tarif terhadap pendapatan supir angkot di

Kabupaten Polewali Mandar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak

yang berkepentingan dalam masalah tersebut.

2. Dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran sebagai dan bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam menyusun kerangka

kebijakan di sektor transportasi.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang lain yang akan mengadakan

(18)

42 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori transportasi

Pembangunan ekonomi suatu kota membutuhkan jasa angkutan yang

cukup serta memadai. Tanpa adanaya transportasi sebagai sarana penunjang agar

dapat tercapai hasil memuaskan dalam usaha pengembanganekonomi suatu

negara. Kebutuhan jasa pengankut atau disebut juga, transportasi merupakan

kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari

17.000 pulau dengan total wilayah 735.355 mil persegi indonesia menempatai

peringkat keempat dari 10 negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta

jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk

menghubungkan seluruh daerah kepulauan ini Wardiman Darmadi (2000).

Sejak dahulu transportasitelah digunakan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat luas.Hanya saja alat angkutan yang dimaksud bukan seperti sekarang

ini.Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang digunakan dalam kehidupan

masyarakat luas adalah tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga

alam.Pengangkutan barang-barang dalam jumlah kecil serta waktu yang di

tempuh lama sekali. Baru pada tahun1920 transportasi telah mencapai tingkat

perkembangan pada puncak dan abad ke 20 pertumbuhan transportasi

berkembang pesat sejalan dengan kemajuan teknologi mutakhir sampai saat ini

(19)

43

Zaman telah berlalu seiring dengan pola dan pelaku konsumen dalam

melakukan perjalanan untuk memenuhi kebutuhan hidup,kemudian ini

dinamakansebagai manusia atau masyarakat nomaden, yaitu suatu kelompok

manusia atau masyarakat yang telah berpindah-pindah menurut kondisi alam

lingkungan.

Pengertian transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare, yang dimana trans berarti seberan atau sebelah lain dan portare yang berararti pengangkutan transportasi pengangkutan atau membawa sesuatau keseblah suatu

tempat ke tempat lain.

Menurut Hendra Muliawan dan Ketut sutrisna (2013:03),“ transportasi merupakan sarana begitu penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat

karena akan memperlancar arus barang jasa dari tempat asal (produsen) ke tempat

tujuan (konsumen)”. Tingkat kepadatan penduduk berpengaruh signifikan terhadap pelayanan transportasi disuatu wilayah. Tanpa adanay transporasi yang

memadai maka pembangunan disegala bidang akan terhambat. “Sehingga sektor transportasi dapat dikatakan sebagai derived demand artinya sektor transportasi yang bertambah karena dibutuhkan untuk melayani masyarakat dalam kegiatan

ekonomi” (Alimuddin, 2013:03)

Menurut Hairulsyah (2006:110), kebutuhan akan transportasi merupakan

kebutuhan turunan yang sulit digantikan karena masyarakat mempunyai

kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial dan kebutuhan lainnya.

Transportasi sebagai dasar untuk perkembangan ekonomi dan

(20)

44

transportasi menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut

keahlian sesuai budaya, adat istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah.

Transportasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemindahan barang dan

manusisa dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination). Ada empat

komponen yang diperlukan dalam kegiatan transportasi, yaitu:

1.Tersedianya muatan yang diangkut.

2.Terdapat kendaraan sebagai sarana angkutannya.

3.Adanya jalan yang dapat dilaluinya dan.

4.Terminal.

Transportasi atau pengankutan merupakan bidang kegiatan yang sangat

pening untuk kehidupan masyarakat indonesia di karenakan pentinya transportasi

bagi masyarakat indonesia iu disebebkan oleh bebrapa faktor antara lain, keadaan

geografis indonesia yang terdiri ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri

dari sebagian laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan

dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah

indinesia.

Sistem transportasi adalah suatu sistem yang berfungsi memindahkan orang

ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lain sebagai upaya mengatasi

hambatan jarak gegrafis. Selain itu berfungsi untuk memindahkan orang atau

barang dari suatu tempat ke tempat lain, transporasi memiliki dimensi-dimensi

kompleks yang menyangkut kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan ekonomi, sosial

dan politik. Az-zarah (Morlok, 2011:4520. Kebutuhan akan transportasi disebut

(21)

45

angkutan umum diatur dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

Dalam arti luas (makro) kajian sistem transportasi terdiri dari beberapa

komponen sistem yang lebih kecil (mikro), saling terkait dan saling

mempengaruhi, sedangkan sistem transportasi mikro sendiri (Tamin 2000), terdiri

dari bebrapa sistem seperti : kegiatan, jaringan prasarana transportasi, pergerakan

lalulinntas dan kelembagaan. Setiap tata guna lahan dengan jenis kegiatan

tertentu. Akan membangkitkan pergerakan sebagai suatu proses pemenuhan

kebutuhan pergerakan manusia dan distribusi barang tersebut membutuhkan moda

tranportasi dan sistem jaringan sebagai media (prasarana) tempat moda

transportasi bergerak, yang meliputi : sistem jaringan jalan, kereta api, terminal

bis, bandara dan pelabuhan laut, yang senantiasa berinteraksi dengan system

kegiatan. Sistem rekayasadan manajemen lalu lintas yang baik dapat menciptakan

suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, handal dan sesuai

denga lingkungannya

Kemajuan transportasi adalah akibat kebutuhan manusia untuk berpergian

ke tempat lain guna mencari barang yang dibutuhkan atau melakukan aktivitas,

dan mengirim barang ke tempat lain yang membutuhkan barang tersebut. Oleh

karena itu di Indonesia transportasi telah mengalami perkembangan dari masa ke

masa seiring laju perkembangan dunia saat ini.“Peradaban manusia dan pengaruh

kemajuan teknologi menjadikan transportasi menjadi modern”,MetaSuryani dan

(22)

46

Beberapa negara yang sedang berkembang, khususnya indonesia, sektor

angkutan konvensional secara perlahan terlihat semakin kurang menarik dan tidak

lagi diminati, terutama oleh generasi muda. Disisilain, kita liat bahwa perkotaan

menawarkan begitu banyak kesempatan, baik dari sektor formal maupun informal.

Tambahan lagi, pertumbuhan wilayah di daerah pedalaman lebih lambat

dibandingkan dengan wilayah perkotaan.Hal ini menyebabkan tersedia lebih

banyak lapangan kerja serta upah gaji yang ada lebih tinggi didaerah perkotaan di

bandingkan dengan daerah pedelamanmu, (Tamin Ofyar Z, 2000).

Sektor transportasi atau pengangkutan sangat di perlukan dalam

menyelesaikan perekonomian suatu bangsa.Jika ditinjau dari sisi produksi dan

perdagangan. Begitu juga bagi sektor ekonomi lain, jasa angkutan merupakan

faktor input. Dalam hubungan ini lah jas angkutan digunakan sebagai “ derived demand”, karena keperluan jasa angkutan mengikuti perkembangan kegiatan produksi dan ekonomi yang akan memanfaatkannya (Siregar, 1981:5).

Sedangkan Adisasmita (2010:3) memaparkan bahwa “ketersediaan jasa

transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya memperlancar

arus barang mobilitas manusia, tetapi transportasi juga membantu tercapainya

alokasi sumber daya ekonomi secara optimal.

Dari tahun ke tahun perkembangan kegiatan ekonomi atau produksi sering

meningkat, jumlah penduduk pun semakin meningkat dan pembangunan jalan

raya semakin meningkat. Sehingga mobilitas penduduk akan semakin meningkat

sejalan dengan kebutuhan masyrakat akan perkembangan ekonomi. Tetapi hal

(23)

47

penumpang umum semakin menururn. Diketahui persentase pengguna angkutan

penumpang umum perkotaan di indonesia terus mengalami penurunan persentasi,

rata-rata sebesar 1% per tahun ( MTI, 2005:19).

UU No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan memang tidak

menyebutkan dengan jelas bahwa sepeda motor termasuk kendaraan bermotor

umum, tetapi dalam UU tersebut juga tidak terdapat larangan mengenai pengguna

seperda motor sebagai kendaraan umum. Contoh yaitu pasal 137 ayat (2),

“angkutan orang yang menggunakan kendaraan bermotor berupa sepeda motor, mobil penumpang, atau bus.

Menurut Alison, Pridmore (201:47) sistem transportasi angkutan umum

berkelanjutan yang menyangkut aspek sosial, lingkungan dan ekonomi dengan

ide-ide untuk mengembangkan tehnologi akan memberikan kemudahan bagi

konsumen dalam kegiatan setiap harinya. “sistem transportasi berkelanjutan merupakan tugas dari stakeholder untuk melindungi angkutan yang ada dan agar

meningkatkan pangsa pasar” David A. Hensher (2000:48) “perencanaan angkutan umum yang memberikan pelayanan secara aman, terpercaya dan hemat biaya

menjadi tantangan bagi stakeholder untuk bersaing dengan pihak-pihak lain yang

berhubungan” Michael Greenberd (2005:89). “Perencanaan ransportasi dalam membuat suatu kebijakan menjadi salah satu masalah bagi pembuat kebijakan

dibidang regional maupun di daerah ekonomi”, Ersoy (2012:4)“ Peran pemerintah dalam hal perkembangan transportasi baik di negara berkembangan maupun

negara maju menjadi perdebatan di sekor transportasi, tentang kepemilikan

(24)

48

1. Macam-macam alat transportasi

(a) Sepeda; (b) Becak; (c) Bajaj; (d) Bemo; (e) Delman; (f) Mobil; (g) Kereta api;

(h) Kapal; (i) Helikopter; (j) Sepeda motor; (k) Bentor; (l) Pesawat terbang.

B. Peran dan Fungsi Transportasi

Proses transportasi terciptan awal dari perdebatan kebutuhan manusia

antara satu dengan yang lain, antara satu tempat ke tempat lain, yang bersifat

kualitatif dan memiliki ciri berbeda sebagai fungsi dari waktu tujuan perjalanan,

jenis yang diangkut, dan lain-lain. Fungsi transportasi adalah untuk menggerakan

atau memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain, dengan

menggunakan suatu sistem tertentu untuk tujuan tertentu. Transportasi dilakukan

karena nilai dari orang atau barang yang di angkut akan menjadi tinggi ditempat

lain (tujuan) dibandingkan ditempat asal. Kegiatan ekonomi yang berjenis-jenis

apabila berada dalam suatu akan tempuh oleh sistem angkutan kota, adanya pabrik

didalam kota serta kegiatan ekspornya ditunjang oleh kedekatan pelabuhan, jalan

kereta api, jalan raya sebagai sarana transportasi, sehingga kegiatan menjadi lebih

ekonomis (Reksohadiprodjo,2008).

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia.Transportasi

adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan

manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang

sehinggamenimbulkan adanya transaksi. Dilihat dari segi ekonomi, keperluan

akan jasa angkutan mengikuti perkembangan dan kegiatan semua sektor ekonomi,

(25)

49

dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang ketika terjadi kesesuaian

ekonomi.

Unuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai

keseimbangan antara penyedia dan permintaan jasa angkutan. Jika penyediaan

jasa angkutan lebih kecil dari permintaan, akan terjadi kemacetan arus barang

yang akan menimbulkan kegoncangan harga pasar. Sebaliknya jika penawaran

jasa angkutan melebihi permintaan makanan akan timbul persaingan tidak sehat

akan menyebabkan banyak perusahaan yang rugi dan dan menghentikan

kegiatannya, sehingga jasa angkutan selajutnya menyebabkan ketidaklancaran

arus barang dan kegoncangan arus barang dan goncangan harga di pasar.

Transportasi mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

suatu kota karena dinilai sebagai faktor pendukung kegiatan ekonomi. Untuk

wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup penting, dimana

suatu kota yang baik dapat ditandai dengan melihat kondisi

transportasinya.Pengangkutan berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan

(The Promoting Sektor) dan pemberian jasa (The Servicing Sektor) bagi perkembangan ekonomi jika kegaiatan-kegiatan ekonomi telah berjalan, jasa

angkutan perlu terus tersedia untuk penunjang kegiatan-kegiatan

tersebut.Demikian peran pengangkutan tersebut menunjang pembangunan dan

melayani perkembangan ekonomi.Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki

keterkaitan yang sangat erat dimana keduanya saling mempengaruhi. Seperti yang

(26)

50

meningkat dan kebutuhan pergerakanya akan meningkat melebihi kapasitas

prasarana transportasi yang tersedia.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki

keterkaitan yang sanga erat hubunganya. Satu sisi transportasi dapat mendororng

peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah karena adanya infrastruktur

transportasi maka suatu daerah dapat meningkatkan kegiatan perekonomianya.

Namun disisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan

ekonomi akan meningka maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadi

kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk

mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tesebut.

C. Teori Pendapatan

Salah satu cara untuk memenuhi kehidupan adalah dengan cara bekerja

keras, inilah yang dilakukan oleh setiap manusia yang ingin kebutuhanhidupnya

terpenuhi. Seperti halnya yang terjadi di Banjarmasin, banyak carayang dilakukan

untuk mencari nafkah salah satunya adalah menjadi supirangkutan kota.

Bekerja adalah profesi setiap orang. Apapun bentuk pekerjaan

yangdigeluti seseorang yang jelas tujuannya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya.

Seperti Firman Allah Swt, QS.At-Taubah: 105















.

(27)

51

Terjemahnya :

Dan katakanlah:“Bekerjalah kamu maka Allah akan melihatpekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin dan kamuakan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui yang gaib dan yangnyata, lalu diberitakan-Nya kepda kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Depertemen Agama RI,, 2007).

Dalam surah ini dijelaskan bahwa sebagai khalifah di muka bumi inisudah

seharusnya berusaha dan bekerja untuk mencapai kehidupan yanglayak. Pekerjaan

yang dilakukan haruslah yang halal supaya mendapatkanberkah dari Allah serta

orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaanyang dikerjakan.

Bekerja adalah suatu yang dilakukan seseorang, baik sendiri atau bersama

orang lain, untuk memproduksi suatu komoditi atau memberikanjasa.3 Kerja atau

amal seperti ini merupakan senjata pertama untuk memerangi kemiskinan.

Menurut Sukirno (2000:43) “ Pendapatan merupakan seluruh hasil diterima pengguna faktor-faktor produksi yang dimiliki, baik berupa uang maupun barang

yang berasal dari pihak lain maupun hasil dari industri yang dinilai atas dasar

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu”. Pendapatan merupakan seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang yang berasal dari pihak lain maupun

hasil dari industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku pada

saat itu” (suroto,1992:23).

Menurut Sumardi dkk (1995:93) bahwa pendapatan adalah penghasilan

yang berupa uangyang diterima dari:

1. Gaji atau upah yang diperoleh dari kerja pokok, sampingan, lembur, dan

kerja kadang-kadang.

2. Usaha sendiri yang meliputi hasil dari usaha sendiri, komisi,

(28)

52

3. Investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial.

Pendapatan sebagai sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari adalah sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan

penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung.Tingkat

pendapatan seseorang mempengaruhi terhadap kondisi fisik maupun psikis dari

setiap kegiatan yang diikutinya.“Tingkat pendapatan adalah suatu ukuran untuk memenuhi status ekonomi seseorang” (Bintarto, 1996:228).

Untuk mendapatakan atau memperoleh uang sebagai pendapaan seseorang

terlebih dahulu harus bekerja, menjual barang-barang, menyewakan kekayaan,

menyediakan jasa dan sebagainya memulai upaya-upaya tersebut seseorang akan

memperoleh pendapatan.sejalan dengan hal tersebut, sandono sukirni memberikan

defenisi pendapatan yaitu sebagai nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

yang diproduksikan dalam satu tahun tertentu. Pengertian ini mengandung makna

bahwa untuk memperoleh pendapatan, terlebih dahulu melakukan suatu proses

kegiatan diantaranya dengan cara memproduksi barang dan jasa.

Menurut Boediono (1991:158). Secara singkat income seseorang warga masyrakat ditentukan oleh:

1. jumlah faktor yang dimiliki bersumber pada:

a. Hasil tabungan dari tahun ke tahun yang lalu

b. Warisan atau pembelian

2. Harga perunit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan

oleh kekuatan penawaran dan permintaan pada fakor produksi. Harga

(29)

53

distribusi pendapatan atas masyarakat. Faktor lain, yaitu pola pemilihan faktor

produksi yang ada, merupakan penetu faktor penentu distribusi pendapatan yang

sangat penting. Harga dan faktor produksi (tanah barang, modal, tenaga kerja dan

kepengusahaan) ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan untuk

masing-masing produksi.

Menurut Gilarso (1992:63), Pendapatan dari sebuah keluarga bisa berasal

dari berbagai sumber antara lain yaitu:

a. Dari usaha sendiri atau wirausaha seperti berdagan, mengerjakan sawah,

menjalankan perusahaan sendiri.

b. Bekerja pada orang lain seperti bekerja di kantor atau perusahaan.

c. Hasil dari milik sendiri seperti menyewakan sawah, rumah atau meminjamkan

uang dengan bunga.

Selain penerimaan tersebut, penerimaan atau pemasukan bisa berasal dari

sumber lain seperti:

1. Uang pensiunan, uang pensiun ini ditujukan bagi orang-orang lanjut usia

dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lain.

2. Sumbangan atau hadiah, seperti sokongan dari family, warisan dari

nenek, hadiah tabungan dan lain-lain.

3. Pinjaman atau dimana suatu saat harus dikembalikan atau dilunasi.

Pendapatan diperoleh sebagai hasil dari hasil memproduksi, jadi yang di

maksud dsini balas jasa buruh, balas jas karena pemikiran seperti bunga atas

modal dan sewa ata barang-barang modal serta balas jasa atas keahlian.

(30)

54

Menurut Abdulrahman (2000) bahwa pendapatan adalah hasil uang atau

keuntungan seperti bentukmateri lain yang timbul dari pemakaian kekayaanatau

jasa manusia bebas. Sigit mengungkapkan bahwa pendapatan adalah semua

penhasilan

D . Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh Jumlah Jam Kerja Terhadap pendapaan

Jumlah jam kerja adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan oleh setiap

tenaga kerja selama dalam proses produksi. Penyediaan tenaga kerja juga

dipengaruhi oleh lamanya bekerja dalam satu minggunya. Lama bekerja dalam

setiap minggu masing-masing orang berbeda. Ada orang yang bekerja penuh dan

ada juga orang bekerja dalam satu minggunya hanya beberapa jam ats keinginan

sendiri atau pun paksaan.

“ Terbatasnya kesempatan untuk bekerja penuh atau dengan hal lain, oleh karena itu dalam penyediaan waktu untuk bekerja tidak cuku hanya mempertimbangkan jumlah jam kerja orang yang bekerja tiap harinya. Akan juga perlu diperhatika beberapa jam orang tersebut bekerja dalam seriap minggunya” (Simanjuntak, 1990:20).

Menurut Mubyarto (1990:30) “Tingkat pencurahan jam keja adalah

persentasi banyaknya jam kerja yang digunakan terhadap jumlah kerja yang

tersedia”. Jam kerja dan pendapatan merupakan variabel yang sanagat sulit untuk dipisahkan. Pendapatan dan upah diperoleh sesorang dari suatu pekerjaan melalui

pencurahan jam kerja untuk bekerja dalam menghasilakan barang dan jasa

Menurut Sudarman(1990:60) menyatakan bahwa besarnya pendapatan

(31)

55

bekerja, semakin lama ia bekerja akan semakin besar pula penghasilanya semakin

lama orang bekerja semakin sedikit waktu yang tersedia untuk bersenang-senang.

Hubungan jumlahjam kerja dan pendapatan adalah sangat erat, hal ini

dapat dijelaskan tenaga kerja yang jam kerjanya lebih sedikit perminggu

cenderung memperoleh penghasilan lebih rendah dibandingkan dengan mereka

yang jam kerjanya 35 jam atau lebih dalam satu minggu. Jumlah jam kerja yang

sangat kurang atau sedikit tidak selalu berhubungan dengan pendapatan, karena

hal ini berkaitan dengan produktivitas dan tenaga kerja itu sendiri.

2. Pengaruh Jumlah Penumpang Terhadap Pendapatan

Menurut juara dkk (2016) bahwa jumlah penumpang akan sangat

mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan supir angkutan kota, karena dalam

sehari tidak dapat dipastikan jumlah pendapatan supir angkutan kota. Jika keadaan

lagi ramai maka penumpang yang akan di angkut pun banyak, hal tersebut akan

mempengaruhi pendapatan supir begitu juga dengan sebaliknya. Dengan

banyaknya transportasi yang semakin muda, maka supir angkutan kota sangat

bergantung memperoleh penumpang yang banyak

3. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap pendapatan

Moenir (1998:41) mengatakan bahwa semakin lama seseorang dalam

bekerja maka ia semakin berpengalaman, matang dan mahir dalam pekerjaan yang

dipertanggun jawabkan kepadanya. Pengalaman seorang tidak muda dicatat

melalui survei, oleh sebeb itu tingkat umur dianggap indikator masa kerja dengan

(32)

56

pada saat mulai bekerja. Lama bekerja merupakan sutau ukuran dalam praktek

latihan yang ditunjukkan untuk meningkatkan keterampilan pekerja baik secara

horisontal maupun secara vertikal. Secara horisontal itu berarti memperluas

aspek-aspek atau pekerjan yang diketahui.Peningkatan secara vertikal berarti

bahwa memperdalam keahlian mengenai mutu di bidang tertentu.

W. Artur Lewis berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi itu

akanmenguntukan masyrakat bukan karena kesejahteraan ekonomi itu di

perlukan untuk meningkatkan kebahagiaani dalam hidup tetapi kesejahteraan itu

akan menambah jajaran pilihan yang lebih manusiawi. Kesejahteraan itu akan

memberikan kemerdekaan untuk memilih peluang-peluang yang lebih besar

memiliki barang dan jasa lebih banyak atau menolak keinginan-keinginan

mementinkan makna materi dalam hidup untuk mencapai tujuan hidup yang lebih

damai (Todaro, 1995:144). Dengan adanya pilihan itu berarti seseorang yang

bekerja dalam kurung waktu yang lebih lama pada bidang yang sama atau sejenis

menunjukkan bahwa pekerjaan merupakan pilihan yang baik atau cocok dari

berbagai jenis pekerjaan yang ada. Semakin lamamasa kerjanya maka ia akan

semakin terampil dalam bidangnya yang nerarti bahwa pekerjaan tersebut sesuai

dengan pilihanya.

Lamanya bekerja seseorang akan memperluas wawasanya, dan dengan

demikian juga akan dapat meningkatkan daya serapnya terhadap hal-hal baru.

Pengalaman kerja dengan sendirinya juga akan meningkatkan pengetahuan dan

kecerdasan serta keterampilan seseorang. Semakin lama dan semakin intensif

(33)

57

memungkinkan seseorang bisa menghasilkan barang dan jasa yang semakin lama

semakin banyak beragam dan bermutu (Suroto, 1992:7).

4. Pengaruh Tarif Terhadap Pendapatan

Penentuan tarif merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan

dalam pegoprasian angkutan umum/kota karena pendapatan supir angkutan kota

sangat tergantung pada hal tersebut. Dalam hal ini diharapkan penyedia jasa dan

pemerintah daerah agar kiranya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik

terhadap masyarakat (Budiman Dudi, 2009:152). Oleh sebeb itu, perlu

diperhatikan penentuan tarif yang sesuai. Tarif yang sesuai adalah tarif yang tidak

merugikan penyedia jasa dengan memperhatikan biaya oprasional kendaraan

sehingga pemerintah daerah dapat mampu meningkatkan pelayanan dalam bidang

jasa transportasi serta mampu mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan oleh

pelanggan ataupun pengguna jasa angkutan kota.

E.Penelitian Sebelumnya

Penulis Judul Variabel

Metode

Analisis Hasil Penelitian

Dedi Irawan (2006) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan supir angkutan di Kabupaten Jember Curahan jam kerja, lama pemakaian kendaran, pengalaman kerja, waktun kerja dan Analisis regresi linear berganda

Bahwa perubahan variabel (Y) pendapaan yang disebabkan oleh pengaruh variabel independen (X) curahan jam kerja, lama pemakaian kendaraan, pengalaman kerja serta waktu kerja adalah sebesar 92,2% sedangkan sisanya

(34)

58

pendapatan sebesar 7,8% dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak di analisi dalam penelitian ini. Hendra Muliawan dan Ketut Sutrisna (2017) Analisi pendapatan supir angkutan kota sebelum dan sesudahnya pembangunan terminal mengwi Jam kerja, kepemlikan angkutan, tarif, pengalaman mengemudi, tranyek dan pendapatan Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini bahwa pendapatan supir angkot sesudah pembangunan terminal mengwi mengalami penurunan. Jam kerja kepemilikan angkutan dan pengalaman mengemudi secara parsial bepengaruh positif

terhadapa pendapatan supir angkot. Sedangkan tarif secara parsial berpengaruh negatif terhadap pendapatan supir angkutan kota. Dwi Siswanto (2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan supir angkutan pedesaan terminal arjasa Kabupaten Jember Curahan jam kerja, lama pemakaian kendaraan, pengalaman kerja, pendapatan Analisa Regresi Linier Berganda

Bahwa curahan jam kerja, lama pemakaian kendaraan dan pengalaman

mempengaruhi pengaruh yang signifikan terhadapa pendapatan supir angkutan pedesaan. Secara parsial curahan jam kerja

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapaan supir pedesaan, lama pemakaian kendaraan mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadapa pendapatan supir angkutan pedesaan dan pengalaman kerja mempunyai

pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

(35)

59

pendapatan supir angkutan pedesaan.

F. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, permasalahan yang telah di kemukakan diatas

dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan maka hipotesis yang

disampaikan dalam penelitian ini adalah

1. Diduga bahwa jumlah jam kerja berpengaruhpositif terhadap pendapatan

supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

2. Diduga bahwa jumlah penumpang berpengaruh positif terhadap

pendapatan sopir angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

3. Diduga bahwa pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan

supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

4. Diduga bahwa tarif berpengaruh positif terhadap pendapatan sopir angkot

(36)

60 G.Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.1 .Kerangka.Pikir.Penelitian. Tarif (X4) Jumlah Jam Kerja (X1) Jumlah penumpang (X2) Pengalamn kerja (X3) PENDAPATAN SUPIR ANGKOT (Y)

(37)

61 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskripsi kuantiatif merupakan pnelitian yang mendiskripsikan suatu gejala,

peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang dimana peneliti berusaha

memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian kemudian

digambarkan sebagaimana adanya (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989: 64).

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Polewali Mandar yang merupakan

salah satu Kabupaten yang ada di Sulawesi Barat. Waktu yang digunakan dalam

penelitian ini ± 1 bulan.

A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data primer dalam penelitian ini yaitu pendapatan supir angkot, jumlah

jam kerja, jumlah penumpang pengalaman kerja dan tarif.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer bersumber langsung

(38)

60 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah supir angkot di

Kabupaten Polewali Mandar. Populasi supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar

adalah sebanyak 836.

2. Sampel

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

nonprobability sampling yang melalui pendekatan tehnik Sampling Purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kita memilih

seseorang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui

atau memiliki kopentensi dengan topik penelitian kita. Sehingga sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yang berkriteria hanya sebatas supir.

C.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode wawancara terstruktur dengan menyebarkan kousiner kepada supir angkot

sebagai sampel dalam penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh jumlah jam kerja, jumlah penumpang, jumlah

bentor dan tarif terhadap pendapatan supir angkot di Kabupaten polewali Mandar

(39)

61

Y = βo X1β1 X2β2 X3 β3 μ...(1) LnY = Ln Y = βo + β1lnX1 + β2lnX2 - β3lnX3 + μ

Yang diaplikasikan dalam rencana penelitian ini, dimana:

Y = pendapatan supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar.

b0 = konstanta

b1 =koefisiesn regresi

b2 = koefisien regresi

X1 = jumlah jam kerja (per hari).

X2 = jumlah penumpang (per hari).

X3 = Pengalaman kerja (tahun).

X4= tarif (Rp).

e = variabel pengganggu.

1. Uji Statistik

a. Uji Simultan (uji-f)

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel

terikat maka digunakan uji F.

Fhitung =

𝑅2⁄𝐾

(1 − R2)/(n − K − 1) ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)

Keterangan :

R2 : koefisien determinasi,

k : banyaknya variabel bebas

n : banyaknya sampel

(40)

62

H0 : b1=b2=b3=0 : artinya secara serentak variabel bebas tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat,

H0 : b1≠ b2≠ b3≠ 0: artinya secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikan (α) 5% jika probabilitas Fhitung ≤ level of signifikan (α), maka H0 ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika probabilitas

Fhitung > level of signifikan (α), maka H0 ditolak dan Hi diterima, berarti tidak ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Uji Parsial (Uji - T)

Uji parsial (Uji – T) digunakan untuk menguji adanya pengaruh

masing-masing variabel bebas (jumlah jam kerja, jumlah penumpang, jumlah bentor dan

tarif) terdapat variabel terikat (pendapatan) secara psrsial maka digunakan uji T

dengan rumus sebagai berikut:

Ftabel =

𝛽𝑖

𝑆𝛽𝑖⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)

Keterangan :

βi : koefisien regresi S βi : standar hipotesi Perumusan hipotesis :

H0 : bi=0 : artinya bahwa secara parsial variabel bebas tidak mempunyai pengaruh

(41)

63

Hi : bi ≠ 0: artinya bahwa secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikan (α) 5%. Jika probabilitas thitung ≤ level of significant (α), maka H0 ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika probabilitas

thitung > level of significant (α), maka H0 ditolak dan Hi diterima berarti tidak ada

pengaruh nyata antar variabel bebas dengan variabel terikat

c. Uji koefisien Determinasi Berganda

Uji Koefisien Determinasi Berganda (Uji R2) dilakukan untuk mengukur seberapa

besar proporsi variabel dependen mampu menjelaskan seluruh variabel independen.

Widarjono, (2009) menyatakan menukur besarnya variabel bebas terhadap variabel

terikat dalam perasamaan regresi digunakan analisis koefisien regresi dengan

rumus sebagai berikut :

R2 = 1 −𝑅𝑆𝑆 𝑇𝑆𝑆= ESS TSS… … … . . (1) R2 = 1 −∑et 2 ∑et2⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (2) Keterangan : R = koefisien regresi

ESS = jumlah kuadrat regresi / explained sum of square

RSS = jumlah kuadrat kesalahan regresi / residual sum of square

TSS = total jumlah kuadrat / total sum of square

(42)

64

Kriteria pengujian

1. Jika nilai R2 menghasilkan nilai mendekati 1, maka pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah positif, artinya apabila ada kenaikan dalam variabel

bebas akan menyebabkan kenaikan pada variabel terikat.

2. Jika nilai R2 menghasilkan nilai mendekati 0, maka pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat kurang atau tidak berhubungan, artinya apabila ada

kenaikan atau penurunan pada variabel bebas tidak akan menyebabkan kenaikan

pada variabel terikat.

3. Jika nilai R2 menghasilkan nilai mendekati 1, maka pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah sempurna atau negatif artinya apabila ada kenaikan

dalam variabel bebas akan menyebabkan penurunan pada variabel terikat.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Untuk menguji model regresi apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir

sempurna antar variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara

variabel-variabel bebas itu secara individu terhadap variabel terikat digunakan uji

multikolinearitas. Adanya multikolinearitas sebagai akibat nilai F hitung dan R²

signifikan, sedangkan sebagian atau seluruh koefisien regresi tidak signifikan.

Pengujian dilakukan dengan uji klein, yaitu dengan cara melakukan regresi

sederhana antara variabel bebas dengan menjadikan salah satu variabel bebas

sebagai variabel terikat, selanjutnya nilai R² masing-masing regresi tersebut

dibandingkan dengan R² hasil regresi berganda maka model tersebut tidak terjadi

(43)

65

b. Uji Autokorelasi

Yaitu alat ekonometrik yang digunakan untuk menguji suatu model apakah

variabel pengganggu pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel lain, dengan

kata lain variabel gangguan tidak random (Sugiyanto, 1995:78). Untuk mengetahui

apakah dalam model terjadi autokorelasi, digunakan uji Breusch Godfrey. Melakukan.

uji hipotesa nol (Ho) dengan pedoman ; menolak Ho yang menyatakan tidak ada

masalah autokorelasi dengan model empiris yang dipergunakan bila X2hitung >

X2tabel. Menerima Ho yang menyatakan tidak ada masalah autokerlasi dalam

model yang empiris digunakan bila X2hitung > X2tabel. (Gujarati, 2000: 425).

Langkah-langkah dalam uji BG ini adalah:

a. lakukan regresi dengan menggunakan model empiris yang akan diestimasi,

kemudian dapatkah nilai residual t.

b. lakukan regresi dengan μ, sebagai variabel tak bebas dan dengan memasukkan μ1, sebagai variabel bebas:

μ1 = α0 + α1X1t + α2X2t + α3μt-1 + e1

c. hitunglah nilai (n-1) R2 =X2hitung dari hasil regresi persamaan diatas.

d. lakukan uji hipotesis dengan pedoman:

1. bila nilai X2hitung > nilai X2tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa

tidak ada autokorelasi ditolak,

2. bila nilai X2hitung > nilai X2tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa

tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak.

(44)

66

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya kesalahan

pengganggu mempunyai varian yang sana. Pengujian menggunakan uji glejser

dengan langkah – langkah sebagai berikut (Gujarati, 2000:438) :

1. Melakukan resesi variabel terikat pendapatan terhadap semua variabel penjelas

Xi dan memperoleh nilai residual ( |e| );

2. Melakukan regresi dari nilai absolut residual ( |e| ) terhadap Xi yang mempunyai hubungan erat dengan δ2μ dengan bentuk regresi sebagai berikut: |e| = ∂0 + ∂1X1 +

μ1 ;

3. Menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dalam uji statistik, untuk menguji

hipotesis: H0 : ∂1 = 0 dan H1 : ∂ ≠ 0 ; 4. Kriteria pengambilan keputusan:

a. Apabila probabilitas thitung > α, maka dalam model tidak terjadi

heteroskedastisitas ;

b. Apabila probabilitas thitung < α, maka dalam model ini terjadi

heteroskedastistas.

d. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengevaluasi

apakah nilai variabel penganggu atau residual dari model yang dibentuk, apakah

sudah mempunyai distribusi normal atau tidak. Konsep pengujian uji normalitas

menggunakan pendekatan uji jarque-berra test. Bila nilai jarque-berra hitung lebih

besar dari pada nilai X2 - tabel atau nilai probalitas jarque-berra hitung lebih kecil

probalitas (α = 5%), maka hipotesis yang menyatakan residual adalah berdistribusi normal diterima, begitu juga sebaliknya (Wardhono, 2004:29).

(45)

67 F. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi atau salah penafsiran dalam memaham

variabel penelitian, maka penelitian menjelaskan definisi variabel penelitian di

atas:

1. Pendapatan (Y) adalah pendapatan bersih yang diterima supir angkot

Kabupaten Polewali Mandar yang diperoleh dari seluruh angkutan perhari

dikurangi dengan biaya operasional (penghasilan bersih).

2. Jumlah Jam Kerja (X1) adalah jumlah jam kerja supir angkot di Kabupaten

Polewali Mandar yang digunakan dalam satuan jam/hari.

3. Jumlah Penumpang (X2) adalah jumlah penumpang angkutan umum yang

menggunakan jasa angkutan umum di Kabupaten Polewali Mandar.

4. Pengalaman kerja (X3) adalah lamanya pekerja bekerja sebagai sopir

angkotdi Kabupaten Polewali Mandar dihitung sejak pertama kali sampai

sekarang.

5. Tarif (X4) adalah biaya yang dikenakan kepada penumpang yang

(46)

68 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1.Tofografi dan Deskripsi Wilayah

kabupaten Polewali Mandar atau polman terletak di wilayah provinsi

Sulawesi Barat. Posisinya berada di sisi selat Makassar dan di apit oleh Provinsi

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Provinsi Sulawesi Barat terbentuk pada

tahun 2004 Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 74 Tahun 2005 tanggal 27

Desember 2005 tentang perubahan nama kabupaten Mamasa menjadi Kabupaten

Polewali Mandar.

Kabupaten Polewali Mandar yang beribukota di polewali terletak antara

3°4‘10"-3°32‘00" Lintan Selatan dan 118°40‘27"-119°29‘41" Bujur Timur. Secara geografis wilayah Kabupaten Polewali Mandar memiliki batas-batas sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Mandar-Selat Makassar

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Majene

Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar tercatat 2.022.30 km2 meliputi

16 (enam belas) kecamatan yaitu. Kecamatan Tubbi Taramanu memiliki luas

wilayah sebesar 356,93 km2 dan Kecamatan Bulo dengan 241,93 km2, dua

kecamatan ini merupakan kecamatan terluas di Kabupaten polewali Mandar. Luas

(47)

69

Mandar. Semetara Kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Tinambung yang

memiliki luas wilyah 21,34 km2 (1,06% dari luas wilayah Kabupaten polewali

Mandar).

Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas dataran tinggi, rendah dan

pesisir pantai termasuk juga daerah sekitaran aliran sungai besar Mandar dan

Maloso yang dimana letak dibagian utara dan pada umumnya memliki perbukitan

dan pegunungan yang berpotensi untuk dijadikan cadangan ekosistem guna

mendukung pembangunan lingkungan yang berwawasan lingkungan sedangkan

kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki garis pantai adalah dataran

rendah yang berpotensi untuk pengembangan pertanian suatu daerah, perkebunan

dan perikanan daratan dan laut.

a. Aspek Geografis

Kabupaten Polewali Mandar secara umum memiliki dua musim yaitu

musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September musim hujan terjadi

pada bulan November-Januari dan Maret-April, sedangkan kondisi hujan agak

kurang terjadi pada bulan Februari, Mei, Juni, Juli, Oktober, dan November.

Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten

Polewali Mandar tergolong beriklim basah dengan curah hujan yang relatif tinggi.

b. Aspek Demografi

Dalam pelaksanaan pembangunan penduduk menjadi faktor yang sangat

dominan, karena penduduk tidak saja menjadi sarana tetapi juga menjadi

pelaksanaa dari pembangunan. Oleh karena itu untuk menunjang suatu

(48)

70

sehingga mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang menguntungkan

pembangunan.

Jumlah penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal suatu

pembangunan melainkan juga dapat menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan

berbagai permasalahan seperti kebutuhan akan lapangan pekerjaan, kebutuhan

rumah, pendidikan dan sebagainya. Selain itu komposisi suatu penduduk yang

tidak seimbang antara jumlah penduduk usia muda dengan usia produktif dapat

menyebabkan rendahnya produktivitas. Begitu pula dengan penyebaran penduduk

yang tidak seimbang dapat menyebabkan timbul berbagai permasalahan. Jenis

kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja

dan juga sangat menetukan dalam kasifikasi pembagian kerja.

c. Aspek Ekonomi

Kabupaten Polewali Mandar dapat dikategorikan sebagai Kabupaten yang

unggul dalam pertaniaan, peternakan dan nelayan, yang dimana masyarakat

mayoritas mata pencaharian mereka ada pada sektor pertanian, perikanan dan

peternakan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 50 responden, maka diketahui gambaran tentang karakteristik pendapatan di Kabupaten Polewali

Mandar dalam hal ini pendapatan supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar yang

(49)

71 a. Jumlah Jam Krja

Tingkat pencurahan jam kerja adalah persentase banyaknya jam kerja yang

diguanakan terhadap jumlah kerja yang ada (Mubyarto, 1990). Dalam penelitian

jumlah jam kerja yang dimaksud disini adalah jumlah jam kerja yang gunakan oleh

responden atau supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar untuk bekerja dan

mencurahkan semua tenaga dan kemampuannya untuk mendapatakan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tingkat upah pada sektor ini, umumnya dipengaruhi oleh jumlah jam kerja,

karena tingkat upah yang ditentukan dalam sektor ini bukan tingkat upah target

melainkan oleh unit barang dan jasa yang dihasilkan. Jumlah jam orang bekerja

dipengaruhi oleh tingkat produktivitas kerja.

Jumlah jam kerja yang digunakan responden atau supir angkot disini

dinyatakan dalam satuan per bulan. Jumlah jam kerja supir merupakan faktor

penentu pendapatan sangat yang penting karena semakin tinggi intesitas waktu

bekerja supir angkutan maka semakin banyak pula pendapatan yang dihasilkan.

Jumlah jam kerja yang digunakan oleh responden atau supir angkutan kota

di Kabupaten Polewali Mandar rata-rata dalam satuan bulan yaitu sebesar 300 jam

untuk 24 orang responden atau 46,2%, 270 jam untuk 14 orang responden atau

26,9%, 240 jam untuk 14 orang responden atau 26,9%. Jumlah jam kerja diatas

merupakan akumulasi dari jam kerja selama 1 bulan, dalam sehari supir angkutan

dapat menghabiskan waktu selama 8 sampai 10 jam pada hari senin sampai hari

(50)

72

Tabel 4.1 Distribusi Jam Kerja Responden

Jumlah Jam Kerja (Jam/bulan)

Jumlah Responden Persentase 300 24 46,2% 270 14 26,9% 240 14 26,9% Jumlah 52 100%

Sumber : Hasil Wawancara (Data diolah), 2018

b. Jumlah Penumpang

jumlah penumpang adalah jumlah penumpang yang di peroleh supir angkot

dan jumlah penumpang dapat berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot,

karena dalam sehari kita tidak dapat memastikan jumlah penumpang yang di

peroleh oleh supir angkot karena ketka keadaan lagi ramai maka penumpang yang

akan diangkut juga akan banyak. Jadi penentu pendapatan supir angkutan kota juga

ditentukan jumlah penumpang yang mereka angkut.

jumlah penumpang yang diperoleh oleh supir angkutan di Kabupaten

Polewali Mandar selama kurung waktu 1 Bulan, yaitu sebesar 300-400 untuk 2

orang responden atau 4,0%, 401-500 untuk 12 orang responden atau 23,0% dan

501-600 untuk 38 orang responden atau 73,0% . Jumalah penumpang yang di

peroleh supir angkot diatas merupakan akumulasi jumlah penumpang yang di

peroleh selama satu bulan, dalam sehari jumlah penumpang yang di peroleh supir

(51)

73

Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Penumpang Responden

Jumlah Penumpang (orang/bulan)

Jumlah Responden Persentase 300-400 2 4,0% 401-500 12 23,0% 501-600 38 73,0% Jumlah 52 100%

Sumber : Hasil Wawancara (Olah Data), 2018

c. Pengalaman kerja

pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendapatan supir angkot di

Kabupaten Polewali Mandar karena semakin lama seseoranga bekerja maka

pengalaman dan keterampilan yang dimiliki akan semakin meningkat serta dalam

kemampuan mencari pelanggang atau penumpang akan semakin bertambah.

Pengalaman kerja adalah lamanya responden sebagai supir angkot yang

dihitung sejak pertama kali bekerja sebagai supir angkot sampai sekarang yang

dinyatakan dalam satuan tahun. Pengalaman kerja dengan sendirinya juga akan

meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan serta keterampilan seseorang

pengalaman kerja sopir angkot di Kabupaten Polewali Mandar berkisaran

yaitu 8-20 tahun, sebanyak 14 orang atau 26,9%. Responden memiliki pengalaman

kerja yaitu 21-30 tahun, sebanyak 17 orang atau 32,7%, dan pengalaman kerja

(52)

74

Tabel 4.3 Pengalaman kerja Responden

pengalaman Kerja (orang/bulan)

Jumlah Responden Persentase 8-20 14 26,9% 21-33 17 32,7% 34-46 21 40,4% Jumlah 52 100%

Sumber : Hasil Wawancara (data diolah), 2018

d. Tarif

Tarif yaitu jumlah biaya yang kenakan kepada penumpang yang

menggunakan angkot dan tarif yang dimaksud dsini adalah bervariatif ada yang

menggunakan 3000, 4000 dan 5000. Biaya yang harus dikeluarkan oleh

penumpang yang menggukan jasa angkutan di Kabupaten Polewali Mandar. Tarif

yang berlaku sesuai dengan jarak tempuh transportasi sehingga biaya jasa angkutan

transportasi yang harus dibayar penumpang sesuai jarak tempuh.

Tarif rata-rata yang digunakan supir angkot di Kabupaten Polewali Mandar

yaitu Tarif yang harus di kenakan kepada penumpang yang menggunakan jasa

angkutan 3000 sampai dengan 5000. Tarif 3000 ribu rupiah untuk 16 responden

atau 30,7%, Tarif 400 ribu rupiah dengan 22 responden atau 42,4% dan Tarif 5000

Gambar

Gambar 2.1 .Kerangka.Pikir.Penelitian. Tarif (X4) Jumlah Jam Kerja (X1) Jumlah penumpang (X2) Pengalamn kerja (X3)  PENDAPATAN  SUPIR ANGKOT (Y)
Tabel 4.1 Distribusi Jam Kerja Responden
Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Penumpang Responden
Tabel 4.3 Pengalaman kerja Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penambahan konsentrasi IPK (Isolat Protein Kedelai) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata tekstur sosis ikan lele dumbo.. Sosis yang

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat tampak bahwa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran kontekstual meningkatkan pemahaman konsep matematika

Bila melihat perbedaan pendapat yang sangat mendalam antara mayoritas ulama dengan pendapat Ibnu Qayyim terhadap praktek penyewaan pohon kelapa seperti yang

 Seandainya nama pemain pasukan Y yang dipanggil dapat menyambut bola maka, permainan akan diteruskan mengikut peraturan yang sama..  Pasukan yang mempunyai pemain yang sedikit

Sekalipun Imam Syafii telah mempelajari dan menghafal kitab al- Muwat}t}a' susunan Imam Malik di bawah gurunya Sufyan bin Uyainah, tetapi ia belum puas jika

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis karakteristik mahasiswa berdasarkan kelompok mata kuliah dengan menggunakan analisis klaster K-Means pada alumni

Text bulan I dengan jumlah operator 9 orang untuk sistem kerja baru.. Fonmatted Listing

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti