• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI KANTOR KEPOLISIAN SEKTOR ALLA KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI KANTOR KEPOLISIAN SEKTOR ALLA KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGADUAN

MASYARAKAT DI KANTOR KEPOLISIAN SEKTOR ALLA

KABUPATEN ENREKANG

Disusun Oleh:

MAYA SOFIANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 105611116516

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVESRSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGADUAN

MASYARAKAT DI KANTOR KEPOLISIAN SEKTOR ALLA

KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh MAYA SOFIANTI Nomor Stambuk : 105611116516

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Maya Sofianti

Nomor Induk Mahasiswa : 105611116516

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademis sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, 01 Agustus 2020

Yang Menyatakan

(6)

iv ABSTRAK

Maya Sofianti, Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si dan Dr. Hafiz Elfiansyah Parawu, M. Si. Responsivitas Pelayanan Pengaduan Masyarakat Di Kantor Kepolisian Sektor

Alla Kabupaten Enrekang.

Abstract

The purpose of this study was to analyze the level of responsiveness of public complaint services at the Alla Sector Police Office, Enrekang Regency. This study used quantitative with quantitative descriptive research type, while the number of informants in this study were 63 people. The data collection technique used a questionnaire in the form of a checklist and used descriptive analysis techniques. The results showed that the level of responsiveness of public complaint services at the Alla Sector Police Office in Enrekang Regency, which was measured using indicators by Zeithaml, which consisted of indicators of responsiveness, accuracy of serving, and punctuality of service, which were in the quite good category, while the speed of serving indicators. , the accuracy of serving and the indicators of the ability to respond to community complaints were in the good category.

Keywords: public service, public complaints, responsiveness

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat Di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, adapun jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 63 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk checklist dan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Tingkat Responsivitas Pelayanan Pengaduan Masyarakat Di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang yang diukur menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Zeithaml yang terdiri dari indikator kemampuan merespon, kecermatan melayani, dan ketepatan waktu melayani masuk dalam kategori cukup baik, sedangkan indikator kecepatan melayani, ketepatan melayani dan indikator kemampuan menanggapi keluhan masyarakat masuk dalam kategori baik.

(7)

v KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdullillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis

masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari

skripsi penulis yaitu “Responsivitas Pelayanan Pengaduan Masyarakat Di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang”, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk dapat lulus dari Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar dan

mendapatkan gelar sarjana. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju

zaman terang menderang seperti saat ini dan yang menjadi panutan sehari-hari

dalam bertindak.

Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah yang diperlukan untuk

melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana sebagai wahana untuk

melatih diri dan mengembangkan wawasan berpikir. Penulis menyadari dalam

penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari hambatan-hambatan, namun

dengan adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga

hambatan yang ada dapat dilalui dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini

tentunya tidak terlepas dari doa-doa yang selama ini telah dipanjatkan untuk

penulis, serta jasa-jasa yang tidak terhingga, terutama terima kasih kepada kedua

(8)

vi doa-doa yang tidak ada hentinya serta bantuan, dukungan dan kasih sayang yang

terus diberikan serta dukungan moral dan material yang telah diberikan untuk

ananda selama ini. Buat kakakku Sumarwan, Karmila, Susan dan Putri terima

kasih atas bantuannya selama ini, dukungan moril maupun materi yang di berikan

ke penulis selama ini dan untuk adikku Indah Sari dan Assyifa terima kasih atas

doa dan dukungannya selama penyelesaian skripsi ini, perhatian dan semangat

dari kalian adalah motivasi tersendiri buat penulis.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis dengan segala kerendahan hati

menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini dapat disusun dengan baik karena

adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. sebagai Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina Universitas ini dengan sebaik-baiknya;

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Dr .

Hafiz Elfiansyah Parawu, M.Si, selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

3. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, para wakil Dekan beserta seluruh stafnya atas syarat administrasi yang diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar;

(9)

vii

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan dilembaga ini. Segenap staf tata usaha fakultas Ilmu Sosial dan Politik, yang telah memberikan pelayanan administrasi dan bantuan kepada penulis.

6. Bapak Kapolsek Alla (Sainal Masing), Bapak Kepala SPKT Polsek Alla

(Bripka A.Gunawan) dan juga Para Anggota Polisi Polsek Alla. Terima kasih banyak Karena telah meluangkan waktu untuk senantiasa membantu penulis untuk memberikan kelengkapan data yang diperlukan penulis.

7. Masyarakat Kecamatan Alla yang telah meluangkan waktunya untuk

mengisi kuesioner yang penulis bagikan.

8. Kedua orang tuaku Nurianti dan Liki, serta saudara-saudara kandung saya

Sumarwan, Karmila, Susan, Putri, Indah dan Sifa yang senantiasa memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil.

9. Sahabat-sahabat yang telah menemaniku melewati masa-masa kuliah,

Maulana Muh Isnaeni, Ismayanti, Nur Hikma, Nur Karmila, Rini Sahraini, Juharni, Nurul Hesty, Merlianty dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya, terima kasih atas bantuannya.

10.Keluarga besar FEDERASI angkatan 16 semoga kita semua selalu dalam

lindungan Allah SWT, amin.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 02 Agustus 2020

(10)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL…………….………... i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENERIMAAN TIM ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 8 BAB II ... 9 TINJAUAN PUSTAKA ... 9 A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Konsep dan Teori ... 12

1. Konsep Pelayanan Publik ... 12

1.1 Unsur-unsur Pelayanan Publik ... 14

1.2 Asas-asas Pelayanan Publik ... 15

1.3 Prinsip-prinsip Pelayanan Publik... 16

1.4 Kualitas Pelayanan Publik ... 17

2. Konsep Responsivitas ... 18

2.1 Pengertian Responsivitas ... 18

2.2 Indikator Responsivitas ... 20

2.3 Responsivitas Pelayanan Publik ... 21

3. Konsep Pengaduan Masyarakat... 22

3.1 Pengertian Pengaduan ... 22

3.2 Cara Melakukan Pengaduan ... 23

(11)

ix

D. Hipotesis Penelitian ... 26

E. Definisi Operasional ... 27

BAB III ... 31

METODELOGI PENELITIAN ... 31

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

B. Jenis dan Tipe Penlitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

F. Teknik Pengabsahan Data ... 34

BAB IV ... 36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 36

B. Deskripsi Responden ... 43 C. Hasil Penelitian ... 47 D. Pembahasan ... 77 BAB V ... 90 PENUTUP ... 90 A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN ... 95

(12)

x DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Jawaban Responden………. ..31

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana……….40

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………41

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur………. 42

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan……….43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………...43

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian………...44

Tabel 4.7 Hasil Uji Realiabilitas Instrumen Penelitian……….45

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Keramahan Aparat Polsek Alla…47 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Kesopanan Aparat Polsek Alla…. 48 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Keadilan Aparat Polsek Alla…….49

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Kejelasan Bicara Aparat Polsek Alla………50

Tabel 4.12 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Kemmpuan Aparat Polsek Alla dalam Merespon Masyarakat………...51

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Kesigapan Aparat Polsek Alla… 54 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Ketulusan Aparat Polsek Alla….. 55

(13)

xi Tabel 4.15 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Melakukan Pelayanan

Dengan Cepat………... 56

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Prosedur yang

diberlakukan aparat Polsek Alla……… 58

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Biaya yang dikenakan

aparat Polsek Alla Kepada Masyarakat……….. 59

Tabel 4.18 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Melakukan Pelayanan

Dengan Tepat……… 60

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Kefokusan aparat Polsek Alla….. 61

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Kesungguhan aparat Polsek Alla...62

Tabel 4.21 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Melakukan Pelayanan

Dengan Cermat……… 63

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu aparat Polsek

Alla……….. 65

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu aparat Polsek

Alla……….. 66

Tabel 4.24 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Melakukan Pelayanan

Dengan Waktu Yang Tepat……….… 67

(14)

xii Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Penanganan Keluhan Kenyaman

……… 70

Tabel 4.27 Pernyataan Responden Terhadap Indikator Kemampuan Menanggapi

(15)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir………25

Gambar 2 Kantor Kepolisian Sektor Alla……… 89

Gambar 3 Pengisian Kuesioner Oleh Masyarakat Yang Melakukan Pengaduan di

Polsek Alla……….89

Gambar 4. Pengisian Kuesioner Oleh Masyarakat Yang Melakukan Pengaduan di

Polsek Alla……….90

Gambar 5. Pengisian Kuesioner Oleh Masyarakat Yang Melakukan Pengaduan di

Polsek Alla……….90

(16)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada umunya manusia sangat membutuhkan adanya pelayanan publik,

dapat disimpulkan bahwa pelayanan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia. Berbicara tentang kondisi pelayanan publik, Indonesia saat ini berada

dalam sebuah permasalahan yang kompleks. Pelayanan publik sekarang ini telah

menjadi isu yang kian semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik di

Indonesia cenderung berjalan ditempat dan tidak ada kemajuan, sedangkan

pengaruhnya sangatl luas mulai dari kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya

dan lain-lain. Buruknya pelayanan publik, menjadi salah satu variabel yang sangat

penting dalam mendorong timbulnya ketidakpercayaan masayarakat kepada

pemerintah. Oleh karena itu, perbaikan pelayanan publik sangat diperlukan agar

tanggapan negatif dari masyarakat kepada pemerintah dapat diperbaiki dan tidak

lagi di pandang buruk oleh masyarakat, dengan adanya perbaikan kualitas

pelayanan publik yang semakin baik, maka otomtis dengan sendirinya dapat

mempengaruhi dan memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat sehingga

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan muncul kembali.

Seiring dengan besarnya tuntutan akan penerapan good governance,

tuntutan akan pelayanan publik yang berkualitas juga menjadi semakin besar.

Pemerintah menanggapi tuntutan ini dengan menentukan bahwa, tahun 2004

sebagai tahun peningkatan dalam hal pelayanan publik. Kini pemerintah telah

(17)

2 pelayanan, seperti standar pelayanan prima dan standar pelayanan yang minimal.

Akan tetapi sesuai dengan realita saat ini, perbaikan kualitas masih sangat

memperihatinkan dan belum berjalan sampai sekarang sebagaimana yang

diharapkan. Melihat perkembangan era globalisasi sekarang ini yang semakin

pesat, mampu membuat masyarakat dapat mengajukan tuntutan kepada para

penyelenggara penyedia layanan, agar dapat memberikan pelayanan publik yang

cepat tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan hal ini, Surjadi

(2012:9) mengemukakan bahwa pada hakikatnya pelayanan publik yaitu

memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat yang membutuhkan

pelayanan, agar masyarakat merasa puas dan merasa kebutuhannya telah

terpenuhi, karena itu merupakan bentuk kewajiban pemerintah sebagai abdi

negara.

Menurut Sinambela (2014:5), pelayanan publik merupakan suatu kegiatan

dalam rangka memenuhi segala bentuk kebutuhan masyarakat oleh para penyedia

pelayanan. Kebutuhan yang dimaksud bukanlah kebutuhan individual, tetapi

berbagai kebutuhan umum yang memang diharapkan dan dibutuhkan oleh

masyarakat

Tujuan pelayanan publik adalah memenuhi setiap kebutuhan warga

pengguna layanan dengan baik agar dapat memperoleh pelayanan yang

diinginkan, memuaskan serta dapat menumbuhkan kepercayaan terhadap

masyarakat. Karena itu, penyedia layanan harus mampu mengidentifikasikan

kebutuhan dan keinginan pengguna layanan yang sesuai dengan kebutuhan

(18)

3 Responsivitas merupakan salah satu indikator kinerja dalam penentuan

kualitas pelayanan publik, karena secara langsung responsivitas menggambarkan

kemampuan organisasi dalam menjalankan misi dan tujuannya. Kemampuan para

penyelenggara pelayanan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat,

menyusun agenda, dan prioritas pelayanan. Responsivitas ini mengukur

bagaimana para penyelenggara pelayanan dalam memenuhi harapan, keinginan,

aspirasi dan pengaduan masyarakat. Adanya responsivitas menjadi sangat penting

dan dibutuhkan dalam suatu pelayanan publik, karena hal tersebut merupakan

salah bukti keberhasilan suatu organisasi dalam hal peningkatan kulitas dalam

mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Responsivitas (ketanggapan), membantu memberikan pelayanan cepat dan

tepat kepada pelanggan, dengan salah satu bentuk penyampaian informasi yang

pasti dan jelas. Karena dengan membiarkan pelanggan menunggu tanpa adanya

suatu kejelasan menyebabkan munculnya anggapan negatif dalam kualitas

pelayanan (Zeithaml dalam Hardiyansyah, 2011:42). Responsivitas yang rendah

menunjukkan adanya ketidakselarasan antara pelayanan yang ada dengan

kebutuhan masyarakat sedangkan responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas. Hal ini menunjukkan kegagalan

suatu pelayanan dalam mewujudkan tujuan dan misi organisasi. Dengan

demikian, seperti pihak kepolisian dikatakan dapat bertanggung jawab apabila

mereka dinilai memiliki daya tanggap atau respon yang baik terhadap apa yang

(19)

4 Searah dengan penelitian Herdiani (2015), menunjukkan bahwa secara

umum Responsivitas Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Sayang Rakyat Kota

Makassar sudah baik, responsivitas pelayanan yang baik mampu meningkatkan

pelayanan yang berkualitas walaupun ada beberapa kekurangan yang masih perlu

diperbaiki.

Hasil penelitian Anwar (2016), menunjukkan bahwa secara umum tingkat

Responsivitas Pelayanan Publik Pasien BPJS Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Barru sudah baik, responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas namun dalam indikator kemampuan

menanggapi keluhan pasien ada yang perlu diperbaiki dari pihak Rumah Sakit

tersebut.

Hasil penelitian Said (2017), menunjukan bahwa Responsivitas Pelayanan

yang berfokus pada pelayanan hak Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas

1 Makssar sudah berjalan dengan baik, responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

Hasil penelitian Larasati (2016), menunjukan bahwa dari dimensi

struktur, prinsip penanganan pengaduan masyarakat yang dilakukan oleh seksi

informasi dan sarana komunikasi sudah berjalan dengan baik sesuai peran dan

tanggung jawabnya, hal ini menunjukkan bahwa responsivitas pelayanan yang

baik mampu meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

UU No.2 Tahun 2002, fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia

yaitu memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum

(20)

5 masyarakat. Beragamnya tugas polisi di era modern sekarang ini memposisikan

polisi sebagai agen penegak hukum yang mampu memiliki interaksi yang

tinggi dengan masyarakat, khususnya interaksi polisi dengan berbagai jenis

kasus kejahatan di masyarakat.

Kepolisian Sektor (Polsek) merupakan bagian dari struktur komando

kepolisian republik Indonesia di tingkat Kecamatan. Di kantor Polsek Alla,

masyarakat sering kali melaporkan atau mengadukan segala kejadian baik yang

bersifat kriminal, berupa pembunuham, pencabulan, pengeroyokan,kecelakaan

lalu lintas, kenakalan remaja dan lain-lain. Namun melihat kondisi pelayanan

publik di Polsek Alla yang masih tidak baik di buktikan dengan para aparat

Polsek Alla yang masih menunda nunda waktu dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat sehingga masyarakat menunggu berjam jam untuk dilayani

sehingga pelayanannya menjadi lama dan meninggalkan kesan tidak baik

dimata masyarakat, para Aparat polsek Alla juga sebagian bersikap arogan dan

tidak peduli (cuek) ketika kita baru memasuki lingkungan Polsek sehingga itu

menimbukan rasa canggung dan tidak nyaman bagi masyaraka (sember:

berdasarkan pengamatan) dan yang menjadi masalah di sini adalah mengenai

bagaimana responsivitas atau daya tanggap aparat Polsek Alla terhadap

pengaduan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan publik, karena

indikator dari responsivitas menurut Zeithaml dalam Hardiyansyah (2011:46)

ada 6 yaitu kemampuan merespon masyarakat, kecepatan melayani, ketepatan

melayani, kecermatan melayani, ketepatan waktu melayani dan semua keluhan

(21)

6 belum tercapai maka bisa dikatakan responsivitas pelayanan di Polsek Alla

belum baik dan perlu adanya perbaikan. Karena saat ini melihat kasus-kasus

yang terjadi di kecamatan Alla, banyak masyarakat yang melakukan pengaduan

di Polsek Alla , sehingga sangat penting untuk melihat bagaimana responsivitas

pelayanan publik dalam pengaduan masyarakat di Polsek Alla, agar pelayanan

yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan masyarakat.

Melihat undang-undang nomor 25 Tahun 2009 (pasal 18), dikemukakan

bahwa masyarakat berhak mendapatkan suatu pelayanan yang cepat tanggap dan

berkualitas sesuai dengan standar operasional prosedur pelayanan, dan negara

wajib memberikan pelayanan kepada setiap masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun kenyataannya para aparat Polsek alla belum memberikan pelayanan yang

sesuai dalam aturan tersebut. Para aparat Polsek Alla masih melakukan pelayanan

tidak tepat waktu dan kurang cepat dalam merespon pelayanan masyarakat.

Sehingga sebaiknya para aparat polsek Alla memberikan respon yang baik dalam

memberikan pelayanan sesuai dengan aturan yang ada, mulai dari memperbaiki

bagaimana para aparat polsek Alla merespon masyarakat, bagaimana kecepatan

melayani, kecermatan melayani, ketepatan waktu melayani, dan semua keluhan

masyarakat sebaiknya direspon dengan baik. Dengan adanya respon yang baik

dalam memberikan pelayanan maka masyarakat juga akan merasa puas dan

(22)

7

Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul

“Responsivitas Pelayanan Publik Dalam Pengaduan Masyarakat Di Kantor

Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa baik kemampuan merespon masyarakat dari aparat Polsek Alla

terhadap pengaduan masyarakat?

2. Seberapa baik kecepatan melayani dari aparat Polsek Alla terhadap

pengaduan masyarakat?

3. Seberapa baik kecermatan melayani dari aparat Polsek Alla terhadap

pengaduan masyarakat?

4. Seberapa baik ketepatan melayani dari aparat Polsek Alla terhadap

pengaduan masyarakat?

5. Seberapa baik ketepatan waktu melayani dari aparat Polsek Alla terhadap

pengaduan masyarakat?

6. Seberapa baik kemampuan merespon keluhan masyarakat oleh aparat

Polsek Alla terhadap pengaduan masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui seberapa baik kemampuan merespon masyarakat, aparat

(23)

8

2. Untuk mengetahui seberapa baik kecepatan melayani, aparat Polsek Alla

terhadap pengaduan masyarakat.

3. Untuk mengetahui seberapa baik kecermatan melayani, aparat Polsek Alla

terhadap pengaduan masyarakat.

4. Untuk mengetahui seberapa baik ketepatan melayani, aparat Polsek Alla

terhadap pengaduan masyarakat.

5. Untuk mengetahui seberapa baik ketepatan waktu melayani, aparat Polsek

Alla terhadap pengaduan masyarakat.

6. Untuk mengetahui seberapa baik kemampuan merespon keluhan

masyarakat oleh aparat Polsek Alla terhadap pengaduan masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, di harapkan dalam penelitian ini

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi

dan menambah wawasan bagi civitas akademik mengenai tingkat

pelayanan pengaduan masyarakat di Polsek Kecamatan Alla.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan

masukan bagi berbagai pihak khususnya kepada penyelenggara

pengaduan masyarakat di Polsek Kecamatan Alla. Sehiingga dapat

dijadikan referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan pengaduan

(24)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya berkaitan dengan tema yang diteliti, dihimpun menjadi acuan atau

referensi pendukung dan kemudian mencari perbandingan penelitian tersebut

dengan penelitian penulis. Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tema

tentang responsivitas pelayanan publik sesuai dengan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Herdiani (2015) dengan judul penelitian Responsivitas Pelayanan

Publik(Studi Kasus Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Rumah Sakit

Sayang Rakyat Kota Makassar). Tujuan penelitian ini yaitu untuk

menganalisis Responsivitas Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Sayang

Rakyat Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum

Responsivitas Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Sayang Rakyat Kota

Makassar sudah baik, responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas walaupun ada beberapa

kekurangan yang masih perlu diperbaiki, seperti pada indikator kecepatan

melayani dan dan kurang tanggapnya petugas dalam menanggapi keluhan

pasien. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hilda Herdiani (2015) adalah, terletak pada objek lokasi

(25)

10 penelitian pada responsivitas pelayanan kesehatan rawat inap rumah sakit

Sayang Rakyat Kota Makassar, sedangkan penulis memfokuskan pada

responsivitas pelayanan publik dalam pengaduan masyarakat di Polsek

Alla Kabupaten Enrekang.

2. Anwar (2016) dengan judul penelitian Responsivitas Pelayanan

Publik(Studi Kasus Pelayanan Pasien BPJS Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Barru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis

bagaimana Responsivitas Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Barru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat

Responsivitas Pelayanan Publik Pasien BPJS Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Barru sudah baik, responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas namun dalam indikator

kemampuan menanggapi keluhan pasien ada yang perlu diperbaiki dari

pihak Rumah Sakit tersebut. Hal yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ihsan Nur Anwar (2016)

adalah, terletak pada perbedaan objek lokasi yang diteliti dan fokus

penelitian. Muhammad Ihsan Nur Anwar (2016) memfokuskan pada

penelitian responsivitas pelayanan pasien BPJS rumah sakit umum daerah

Kabupaten Barru, sedangkan penulis memfokuskan pada responsivitas

pelayanan publik dalam pengaduan masyarakat di Polsek Alla Kabupaten

(26)

11

3. Said (2017) dengan judul penelitian Responsivitas Pelayanan

Publik(Studi Kasus Pelayanan Narapidana Di Rumah Tahanan Negara

Kelas 1 Makassar). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan

bagaimana Responsivitas Pelayanan Narapidana Di Rumah Tahanan

Kelas 1 Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa Responsivitas

Pelayanan yang berfokus pada pelayanan hak Narapidana Di Rumah

Tahanan Negara Kelas 1 Makssar sudah berjalan dengan baik,

responsivitas pelayanan yang baik mampu meningkatkan pelayanan yang

berkualitas. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

Zulkarnaen M. Said (2017) adalah, terletak pada objek lokasi yang diteliti

dan fokus penelitian. Zulkarnaen M. Said (2017) memfokuskan pada

responsivitas pelayanan narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas 1

Makassar, dengan menggabungkan indikator menjadi 3 variabel dari 6

indikator responsivitas menurut Zeithaml dalam Hardiyansyah (2011:46),

sedangkan penulis memfokuskan pada responsivitas pelayanan publik

dalam pengaduan masyarakat di Polsek Alla Kabupaten Enrekang.

4. Larasati (2016), dengan judul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Sebagai Pendukung Iklim Organisasi Di Seksi Informasi dan Sarana

Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Yogyakarta. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui penanganan pengaduan masyarakat dalam mendukung

Iklim Organisasi Di Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Kantor

(27)

12 kualitatif dengan tipe deskriptif kualitatif. Pada hasil penelitian ini

menunjukan bahwa dari dimensi struktur, prinsip penanganan pengaduan

masyarakat yang dilakukan oleh seksi informasi dan sarana komunikasi

sudah berjalan dengan baik sesuai peran dan tanggung jawabnya, hal ini

menunjukkan bahwa responsivitas pelayanan yang baik mampu

meningkatkan pelayanan yang berkualitas. Hal yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian Larasati (2016) adalah, terletak pada

Metode penelitian dan titik fokus dimana dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dan berfokus pada penanganan

pengaduan masyarakat pada bagian seksi informasi dan sarana

komunikasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Yogyakarta, sedangkan penulis

memfokuskan pada responsivitas pelayanan publik dalam pengaduan

masyarakat di Polsek Alla Kabupaten Enrekang.

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan melayani aktivitas seseorang,

pada suatu kelompok organisasi untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan

merupakan bentuk melayani suatu jasa yang diperlukan masyarakat dalam

berbagai bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu

tugas dan fungsi administrasi negara, dimana pelayanan publik ini merupakan

kunci utama keberhasilan dalam berbagai usaha.

Pelayanan publik menurut Sinambela (dalam Harbani Pasolong 2013:128)

(28)

13 yang setiap kegiatannya dapat menguntungkan suatu kumpulan dan menawarkan

suatu kepuasan kepada masyarakat meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu

produk secara fisik. Agung Kurniawan (dalam Harbani Pasolong 2013: 128)

mengatakan pelayanan publik merupakan penyedia layanan untuk keperluan

masyarakat yang mempunyai kepentingan suatu organisasi sesuai dengan aturan

dan tata cara yang telah ditentukan.

Pelayanan publik diartikan oleh Hardiyansyah (2011:15) yaitu

memberikan pelayanan atas apa yang diperlukan dan dibutuhkan masyarakat

yang terkait dengan kepentingan organisasi sesuai denngan aturan dan tata cara

yang telah ditntukan. Sedangkan pengertian pelayanan publik menurut Boediono

(dalam Hutasoit, 2011:13), mengemukakan bahwa pelayanan publik merupakan

pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah atau lembaga yang tidak

termasuk badan usaha swasta, yang tidak cenderung melihat pada keuntungan.

Sementara itu, menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih (dalam Hardiyansyah,

2011:11) menjelaskan pelayanan publik merupakan: “Bentuk kegiatan pelayanan,

berupa barang dan jasa yang menjadi tanggung jawab di berbagai instanasi

seperti, pemerintah pusat, daerah, lingkungan Badan Usaha Milik Negara dan

Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya memenuhi setiap kebutuhan masyarakat

sesuai dengan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 Ayat 1

menjelaskan bahwa pelayanan publik, merupakan suatu kegiatan dalam upaya

memenuhi kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan aturan pokok undang-undang

(29)

14 disediakan oleh penyedia pelayanan publik. Berdasarkan uraian pengertian diatas,

pelayanan publik dapat dipahami bahwa sebagai segala bentuk pelayanan, baik

berupa barang ataupun jasa yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan oleh

instansi-instansi pemerintah.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, pelayanan publik

pada umumnya diatur dalam sebuah pedoman umum yang bersumber baik dari

peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan rujukan pendapat para ahli

untuk menciptakan sebuah standar pelayanan yang berkualitas. Masyarakat selalu

menginginkan pelayanan publik yang memiliki standar kualitas yang baik dari

para penyedia pelayanan, namun tuntutan tersebut tidak sesuai dengan harapan

masyarakat. Masih banyak bentuk pelayanan yang berbelit-belit, lambat,

mengeluarkan banyak biaya, dan menguras banyak waktu. Pelayanan publik

menjadi ujung tombak interaksi antara masyarakat dan pemerintah, kinerja

pemerintah juga dapat dinilai dari sejauh mana kualitas pelayanan publik.

1.1 Unsur-unsur Pelayanan Publik

Menurut Bharata dalam paparan Kajian Pustaka.com (2013) unsur penting

dalam pelayanan publik ada empat, sebagai berikut :

a. Penyedia layanan, adalalah para penyelenggara layanan yang bertugas

untuk memberikan layanan kepada masyarakat, baik pelayanan dalam

bentuk penyediaan barang ataupun jasa.

b. Penerima layanan, adalah pihak yang membutuhkan adanya layanan dari

(30)

15

c. Jenis layanan, merupakan bentuk kegiatan layanan yang dapat diberikan

oleh penyelenggara layanan kepada pihak yang membutuhkan

layanan.Kepuasan pelanggan, artinya memberikan pelayanan yang sesuai

dengan aturan standar operasional prosedur yang mengacu pada bentuk

kualitas pelayanan yang baik. Hal ini sangat penting dilakukan karena

tingkat kepuasan yang didapatkan para pelanggan, sangat berkaitan erat

dengan kualitas pelayanan yang mereka dapatkan.

1.2 Asas-asas Pelayanan Publik

Menurut Sinambela, dkk (2011), asas-asas pelayanan publik antara lain:

a. Transparansi, artinya bersifat terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi

terhadap pihak yang membutuhkan pelayanan.

b. Akuntabilitas, artinya mempertanggung jawabkan segala sesuatu

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, artinya harus berdasarkan dengan kondisi dan kemampuan

antara pihak pemberi dan penerima layanan dengan tetap berpedoman

pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif, artinya mendorong masyarakat untuk ikut serta berperan

dalam pelayanan dengan tetap memperhatikan, kebutuhan, aspirasi dan

harapan masyarakat.

e. Kesamanan Hak, artinya tidak melakukan diskriminatif dalam artian tidak

mempermasalahkan adanya perbedaan agama, suku, ras, golongan, gender

(31)

16

f. Keseimbangan Hak dan kewajiban, artinya pemberi dan penerima

pelayanan harus mampu menempatkan posisinya dalam pemenuhan hak

dan kewajiban setiap pihak dan tidak mengedepankan kepentingan pribadi

masing-masing.

1.3 Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Menurut keputusan MENPAN No.63 tahun 2003, dalam kegiatan

pelayanan publik harus mengacu pada prinsip pelayanan sebagai pedoman dalam

menjalankan kegiatannya. Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik antara lain:

a. Kesederhanaan, artinya dalam proses pemberian pelayanan tidak harus

berbelit- belit dan tidak mempersulit pelaksanaan pelayanan.

b. Kejelasan,artinya dalam segala persyaratan pelayanan publik harus jelas

seperti rincian biaya pembayaran dan juga harus ada kejelasan mengenai

tata cara pelayanan yang sesuai prosedur.

c. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat terselesaikan

dalam waktu yang telah ditetapakan.

d. Akurasi, artinya dalam proses pelayanan publik data-data yang diterima

dengan benar, sesuai dengan fakta, tepat dan sah.

e. Keamanan, artinya dalam proses pelayanan publik harus mampu

memberikan kepastian hukum dan rasa aman kepada penerima layanan.

f. Tanggung jawab, artinya para penyelenggara pelayanan mampu

(32)

17

g. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai dan layak untuk para penerima layanan, agar

masyarakat dapat merasa nyaman dan puas atas pelayanan yang diberikan.

h. Kemudahan akses, artinya tempat dan lokasi dapat dijangkau dengan

mudah oleh masyararakat serta dapat memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, artinya pemberi pelayanan harus

bersifat sopan, santun, ramah, disiplin serta memberikan pelayanan dengan

ikhlas agar dapat tercipta hubungan yang baik antara pemberi dan

penerima layanan.

j. Kenyamanan artinya, dalam lingkup pelayanan harus menyediakan

fasilitas yang lengkap, teratur, nyaman, bersih dan sehat.

1.4 Kualitas Pelayanan Publik

Dalam rangka menyiapkan suatu pelayanan yang berkualitas sesuai yang

diharapkan perlu berdasarkan pada sistem kualitas yang memiliki ciri atau

karakteristik tertentu. Menurut Fitzsimmons dalam Serdamayanti (2004 : 90)

mengemukakan bahwa untuk menentukan sejauh mana kualitas pelayanan yang

dapat dilihat dari lima dimensi, sebagai berikut:

a. Reliability, kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan

yang terpercaya.

b. Responsiveness, kesedian untuk membantu para konsumen dan

(33)

18

c. Emphaty, mampu memberikan perhatian dan melakukan pendekatan antar

pegawai dan konsumen, serta berusaha mengetahui kebutuhan para

konsumen.

d. Tangibles, penampilan para pegawai dan fasilitas fisik lainnya, seperti

peralatan atau perlengkapan yang menunjang pelayanan.

e. Assurance, memberikan jaminan dan kepastian terhadap konsumen

sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari penerima layanan.

2. Konsep Responsivitas 2.1 Pengertian Responsivitas

Responsivitas atau daya tanggap merupakan kemampuan para birokrasi

untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, prioritas pelayanan,

serta mengembangkan program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan

harapan masyarakat. Rendahnya kemampuan aparat birokrasi dalam merespon

pelayanan dapat menumbuhkan ketidakpercayaan terhadap birokrasi itu sendiri.

Agus Dwiyanto (2006 : 148) mengemukakan responsivitas kemampuan

untuk mengetahui kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan, dan

pengembangan dalam berbagai program layanan. Responsivitas mengukur sejauh

mana daya tanggap organisasi terhadap kebutuhan, harapan dan aspirasi, serta

tuntutan para pengguna layanan. Selanjutnya menurut Fitzsimmons dalam

Sedarmayanti (2004:90), salah satu dimensi untuk menentukan kualitas pelayanan

adalah responsiveness/responsivitas. Responsivitas adalah keinginan untuk

(34)

19 Responsivitas merupakan konsep yang berkaitan dengan kemampuan

aparatur dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai aspirasi, perkembangan,

tuntutan, dan pengetahuan baru. Menurut Lenvinne (dalam Hardiyansyah,

2011:53) menyatakan bahwa responsivitas ini bertujuan untuk mengukur

kemampuan para penyedia layanan terhadap kebutuhan, keinginan, harapan,

aspirasi maupun tuntutan penerima layanan. Lebih lanjut Tjiptono (dalam Aniza,

2013:2), menyebutkan bahwa responsivitas (daya tanggap) merupakan keinginan

para penyeleggara layanan untuk membantu pelanggan dan memberikan

pelayanan dengan tanggap. Responsivitas dari pemberi layanan dapat menjadi

tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Baik atau buruknya respon terhadap pelanggan dapat mencerminkan kinerja dan

kualita pemberi layanan itu sendiri.

Responsivitas merupakan salah satu indikator pelayanan yang terkait

dengan kemampuan tanggap aparatur terhadap apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat dalam pelayanan sebagaimana diatur didalam perundang-undangan.

Sementara itu, menurut Siagian (2000) mengemukakan bahwa responsivitas

menyangkut kemampuan aparatur dalam menghadapi dan mengantisipasi

aspirasi, perkembangan, tuntutan, maupun pengetahuan baru. Para aparat

birokrasi harus memiliki daya respon secara cepat agar tidak tertinggal dalam

menjalankan tugasnya.

(Sugandi, 2011: 124), beberapa pendapat tersebut mengenai

responsivitas dapat disimpukann bahwa responsivitas merupakan bentuk

(35)

20 dengan cepat, tepat, cermat dan mampu merespon dengan baik agar masyarakat

dapat merasa puas sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

2.2 Indikator Responsivitas

Zeithaml (dalam Hardiyansyah, 2011:46) menyatakan bahwa responsivitas

termasuk salah satu dimensi kualitas pelayanan publik, dimana dalam

responsivitas itu sendiri terdiri atas beberapa indikator, sebagai berikut :

1) Kemampuan merespon masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan.

Setiap masyarakat memiliki karakter yang berbeda-beda, maka dari itu

petugas penyedia layanan harus tahu dan mampu bagaimana bersikap dan

berkomunikasi dengan baik dengan para penerima layanan.

2) Petugas / aparat melakukan pelayanan dengan cepat.

Yaitu melakukan pelayanan dengan cepat meliputi kesigapan, ketulusan

dan tidak menunda-nunda waktu dalam melayani masyarakat.

3) Petugas / aparat melakukan pelayanan dengan cermat.

Yaitu tetap fokus dan bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan

kepada penerima layanan agar menghindari terjadi kesalahan dalam

melayani.

4) Petugas / aparat melakukan pelayanan dengan tepat.

Yaitu tidak terjadi kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan yang

diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang

merasa dirugikan atas pelayanan yang didaptnya.

(36)

21 Yaitu pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dilakukan dengan tepat

waktu artinya tidak mengulur waktu pelayanan sehingga dapat

memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.

6) Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas / aparat.

Artinya bahwa setiap penyedia layanan harus menyediakan akses kepada

masyarakat untuk dapat menyampaikan keluhannya dan dapat dicarikan

solusi yang terbaik.

2.3 Responsivitas Pelayanan Publik

Responsivitas merupakan pertanggung jawaban dari sisi penerima

pelayanan atau masyarakat. Seberapa jauh masyarakat melihat penyelenggara

pelayanan bersikap tanggap terhadap permasalahan, kebutuhan, dan harapan

masyarakat. Respontivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengetahui

kebutuhan masyarakat, menyusuna agenda, proritas layanan, dan mengembangkan

program pelayanan publik yang sesuai dengan kebutuhan dan aspriasi masyarakat.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa respontivitas ini mengukur daya tanggap

birokrasi terhadap harapan, keinginan dan asprirasi, serta tuntunan kebutuhan

masyarakat (Tangkilisan,2005:177).

Responsivitas pelayanan publik sangat diperlukan, karna sebagai bukti

kemampuan organisasi publik untuk menyediakan pelayanan yang menjadi

tuntutan seluruh rakyat dalam suatu negara. Dalam hal ini responsivitas

merupakan cara yang efisien dalam mengatur urusan baik di tingkat pusat

maupun tingkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

(37)

22 terhadap kebutuhan masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi

diidentifikasi oleh para pembuat kebijakan dengan menggunakan pengetahuan

yang dimiliki, secara tepat dan dapat menjawab apa yang menjadi kepentingan

publik (Widodo, 2007:272).

3. Konsep Pengaduan Masyarakat 3.1 Pengertian Pengaduan

Definisi pengaduan banyak tertera pada peraturan, salah satunya terdapat

pada Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan,

dalam Pasal 1 angka 8 dijelaskan bahwa Pengaduan merupakan bentuk keluhan,

gagasan maupun sumbanagan pikiran suara yang disampaikan oleh masyarakat

kepada pengelola pengaduan pelayanan atas pelaksanaan pelayanan yang tidak

sesuai dengan standar pelayanan, atau pengabaian kewajiban dan/atau

pelanggaran larangan. Pengaduan juga bukan hanya penyampaian keluhan tetapi

juga merupakan pelaporan atas tindak kejahatan atau kriminal yang telah dialami

oleh pengadu(masyarakat)

Dalam Pasal 1 angka 24 dan 25 UUD No. 8 Tahun 1981 mengenai kitab

undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP), pengaduan merupakan pelaporan

disertai permintaan dari pihak yang berkepentingan kepada para aparat yang

memiliki wewenang untuk menindaklanjuti sesuai aturan hukum sesorang yang

melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya. “(Pasal 1 angka 25 KUHP).

Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014:32), komplain/keluhan adalah

pengaduan/ penyampaian, ketidakpuasan, ketidaknyamanan, kejengkelan, dan

(38)

23 keluhan adalah suatu perasaan kecewa atas ketidakpuasan yang dilakukan oleh

pihak penyedia layanan barang maupun jasa, sehingga pelanggan hal tersebut tidak

sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Pengaduan masyarakat merupakan solusi dari munculnya penyimpangan

yang terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Menurut Anwar Hadi

(2000:67-68), pengaduan merupakan pernyataan secara lisan atau tertulis

atas ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh suatu

sistem pelayanan, serta pengaduan atas terjadinya segala bentuk kejahatan

kriminal dan lain-lain. Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat atas

tata kelola pemerintahan yang baik dan benar (good governance), maka

pemberian prioritas atas kegiatan pelayanan menjadi suatu keharusan. Salah satu

sektor yang perlu mendapat prioritas adalah pengaduan masyarakat yang ada di

sektor publik. Untuk itu, pemerintah memberikan prioritas utama dibidang

pelayanan atas pengaduan yang berasal dari masyarakat. Pelayanan yang baik,

efisien dan efektif akan memberikan harapan akan terpenuhinya rasa keadilan di

masyarakat serta terjaminya pengelolaan keuangan negara yang transparan dan

terarah.

3.2 Cara Melakukan Pengaduan

Pada saat anda berada di kantor polisi, silahkan langsung menuju ke

bagian SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) yang merupakan unsur

pelaksana tugas pokok di bidang pelayanan kepolisian. SPKT bertugas

memeberikan pelayanan terhadap laporan/pengaduan masyarakat. Hal ini

(39)

24 Negara Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor, yang

berbunyi.

SPKT bertugas untuk memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan atau pengaduan masyarakat, memberikan bantuan, pertolongan, serta memberikan pelayanan informasi yang baik.

Laporan dari pelapor dilakukan secara lisan maupun tertulis, setelah itu

pelapor berhak mendapatkan surat tanda penerimaan laporan dari penyelidik.

Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 108 ayat (1) dan ayat (6) KUHP:

(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan, atau menjadi

korban peristiwa tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan kepada

penyelidik secara lisan maupun tulisan.

(6) Setelah menerima laporan dan pengaduan, penyelidik atau penyidik harus

memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada

yang bersangkutan.

Sedangkan untuk pengaduan melalui telepon, di dalam Peraturan Kepala

Kepolisian N0.7 Tahun 2008 tentang pedoman dasar strategi dan

implementasi pemolisian masyarakat dalam penyelenggaraan tugas Polri.

Kepolisan membuka dan menyediakan akses komunikasi informasi tentang

keluhan masyarakat yang ingin melapor melalui telepon nomor khusus seperti

(40)

25 C. Kerangka Pikir

Kualitas pelayanan publik pada Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten

Enrekang dapat dilihat beberapa indikator, salah satunya dapat dilihat dari segi

responsivitas pelayanan publik dalam pengaduan masyarakat. Karena melihat

banyaknya masyarakat yang melakukan pengaduan atas kasus-kasus yang terjadi,

maka penting adanya respon yang baik dari pihak aparat Polsek Alla, sehingga

untuk mengetahui bagaimana responsivitas pelayanan publik terhadap pengaduan

masyarakat di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang dapat dilihat

dari beberapa inidikator responsivitas menurut Zeithaml dalam Hardiyansyah

(2011 : 46) seperti kemampuan merespon masyarakat, kecepatan melayani

masyarakat, kecermatan melayani masyarakat, melakukan pelayanan dengan

tepat, ketepatan waktu melayani dan semua keluhan masyarakat di respon oleh

petugas / aparat. Sehingga tujuan akhir dari indikator-indikator tersebut yaitu

untuk menghasilkan pelayanan yang semakin responsif di Kantor Kepolisian

Sektor Alla Kabupaten Enrekang yang sesuai kebutuhan masyarakat. Berdasarkan

uraian tersebut maka penulis memfokuskan beberapa indikator kedalam bagan

(41)

26 Gambar 1

Gambar 1: Bagan Kerangk Pikir D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sebuah anggapan yang mungkin benar, paling sering

digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut, anggapan/asumsi sebagai

hipotesis merupakan data yang bisa saja salah sehingga apabila akan digunakan

harus diuji dahulu dengan hasil observasi.

Responsivitas pelayanan publik sangat diperlukan, karena sebagai bukti

kemampuan organisasi publik untuk menyediakan pelayanan yang menjadi

tuntutan seluruh rakyat dalam suatu negara. Dalam hal ini responsivitas Responsivitas Pelayanan Publik Terhadap

Pengaduan Masyarakat Di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang

Responsivitas (Zeithaml, 2011:46) 1. Kemampuan Merespon Masyarakat 2. Kecepatan Melayani Masyarakat 3. Kecermatan Melayani Masyarakat 4. Ketepatan Melayani Masyarakat 5. Ketepatan Waktu Melayani Masyarakat 6. Kemampuan Menanggapi Keluhan Masyarakat

Pelayanan Yang Semakin Responsif Di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten

(42)

27 merupakan cara yang efisien dalam mengatur urusan baik di tingkat pusat

maupun tingkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

berdasarkan masalah dan kerangka pikir diatas maka penulis menetapkan

hipotesis awal (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :

1. Ho : Tidak responsif dalam pelayanan pengaduan masyarakat di Kantor

Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang.

2. Ha : Responsif dalam pelayanan pengaduan masyarakat di Kantor

Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan suatu elemen penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dengan kata lain

semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur variable suatu

pernyataan dalam bentuk yang khusus dan merupakan kriteria yang bisa diuji

secara empiris.

Untuk mengukur responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat Di

Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten Enrekang, maka penulis menggunakan

pengukuran Responsivitas yang dikemukakan oleh (Zeithaml dalam

Hardiyansyah,2011 :46 ) dimana terdapat 6 indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur responsivitas yaitu :

1. Merespon setiap masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan. Indikator

ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para penyedia layanan:

a. Keramahan aparat Polsek Alla kepada masyarakat.

(43)

28

c. Keadilan aparat Polsek Alla kepada masyarakat.

d. Kejelasan bicara aparat Polsek Alla kepada masyarakat.

2. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat Indikator ini

mencakup :

a. Kesigapan aparat Polsek Alla dalam menjawab pertanyaan

masyarakat.

b. Ketulusan aparat Polsek Alla dalam menjawab pertanyaan

masyarakat.

3. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat Indikator ini

mencakup :

a. Kesesuaian prosedur yang dilakukan oleh aparat Polsek Alla

dalam melayani masyarakat. Artinya yaitu melakukan pelayanan

sesuai dengan aturan prosedur perintah sebagaimana dalam

peraturan kepolisian No. 11 Tahun 2016 tentang peraturan

kepolisian terdiri dari VI bab dan 30 pasal dimana yang

disebutkan dalam pasal 3 tentang jenis dan hirarki peraturan

kepolisian pada poin ke (2) SOP terdiri dari SOP bersifat teknis

(narasi atau deskripsi) dan SOP bersifat administratif yang peniliti

maksud dalam kesesuaian prosedur ini memuat pada SOP

administratif pada petugas SPKT mulai dari menyiapkan registrasi

pelaporan, penyususnan dan penyampaian laporan harian kepada

(44)

29 terhadap kesesuaian prosedur yang di berlakukan terhadap

masyarakat

b. Ketepatan biaya yang kepada masyarakat. Ketepatan biaya yang

dimaksud disini adalah biaya administrasi pengurusan SKCK pada

saat melakukan pengambilan rekam sidik jari biasanya dikenakan

biaya Rp. 5.000 alasan pengenaan biaya tersebut karena

berhubung jarak antara Polsek Alla dengan Polres Enrekang cukup

jauh dengan jarak kurang lebih 1 Km sehingga Polsek Alla

menetapkan kebijakan tersebut untuk memudahkan masyarakat

mendapatkan rekam rumus sidik jari tanpa harus ke Polres

Enrekang(Sumber: Sainal Masing selaku Kapolsek Alla) dan

untuk pengurusan surat laporan pengaduan dengan syarat

membawa foto copy Ktp dan Kartu Kelurga bagi yang tidak

membawa syarat tersebut dan terpaksa memfoto copy langsung di

ruang SPKT maka akan dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000

(Sumber: Bripka A. Gunawan, selaku petugas SPKT)

4. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat Indikator ini

mencakup selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam memberikan

pelayanan kepada pasien:

a. Kefokusan aparat Polsek Alla dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

b. Kesungguhan aparat Polsek Alla dalam memberikan pelayanan

(45)

30

5. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat

Indikator ini mencakup waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan

kepada masyarakat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan

sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan kepada pasien:

a. Ketepatan waktu tunggu yang diberikan kepada masyarakat.

Artinya memberikan batas waktu tunggu sebelum dilayani, artinya

disini masyarakat disuruh menunggu kurang lebih 5 menit di

ruang tunggu sebelum dipersilahkan masuk ke ruang SPKT untuk

dilayani terkait pengaduan yang dilaporkan.

b. Ketepatan waktu Proses Penanganan kasus yang diberikan kepada

masyarakat. Waktu proses yang dimaksud disini adalah waktu

proses penanganan kasus artinya memberikan batas waktu dalam

menangani proses kasus aduan dari masyarakat. Perkap No. 12

Tahun 2009 selanjutnya mengatur mengenai batas waktu proses

penanganan kasus ,batas waktu penyelesaian perkara dihitung

sejak diterimanya surat perintah penyidikan meliputi:

120 hari untuk penyidikan perkara sangat sulit;

6. Kemampuan menanggapi keluhan masyarakat yang melakukan pengaduan

(46)

31

a. Penyediaan akses berupa kotak saran kepada masyarakat untuk

menyampaikan keluhannya.

b. Penanganan keluhan kenyamanan terkait dengan kelengkapan

(47)

31 BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kantor Kepolisian Sektor Alla Kabupaten

Enrekang. Adapun alasan memilih lokasi tersebut karena melihat maraknya

kasus-kasus yang terjadi di Kecamatan Alla, seperti kasus-kasus pencabulan, kenakalan

remaja, pencurian dan lain-lain sehingga penting adanya respon dari pihak aparat

pelayanan Polsek Alla yang baik dan tanggap terhadap pengaduan masyarakat.

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama satu bulan, mulai pada tanggal 16

April-16 Mei 2020.

B. Jenis dan Tipe Penlitian

1. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yang

menggunakan data kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif. Data

Kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dapat dihitung

untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kuat.Jadi data kuantitatif

adalah nilai dari perubahan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

angka-angka (statistik).

2. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif

merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis

sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian dektriptif yaitu

(48)

32 satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini yaitu masyarakat yang melakukan pengaduan

di Kantor Kepolisian Sektor Alla terhitung mulai dari bulan Januari, sampai Maret

pada Tahun 2020 dan aparat petugas layanan SPKT. Untuk menetapkan jumlah

sampel penulis menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Pada bulan Januari

ada 21 orang yang melakukan pengaduan, bulan Februari ada 28 orang, bulan

Maret ada 13 orang dan dari aparat petugas layanan SPKT ada 1 Orang, jadi total

keseluruhan ada 63 orang sebagai sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan

kuesioner(angket) menggunakan metode checklist untuk membantu responden

masyarakat yang melakukan pengaduan di Kantor Kepolisian Sektor Alla

Kabupaten Enrekang untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check(√) pada tempat yang telah disediakan.

Peneliti membuat kuesioner untuk penelitian ini untuk meperoleh data terkait

responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat, kuesioner tersebut diberikan

masyarakat telah yang melakukan pengaduan di kantor Kepolisian Sektor Alla

Kabupaten Enrekang.

Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghaslkan data

(49)

33 pendapat dan persepsi masyarakat tentang responsivitas pelayanan pengaduan di

Kantor Kepolisian Setor Alla Kabupaten Enrekang, ada 5 jawaban pada setiap

pertanyaan yakni :

Tabel 3.1

Kriteria Jawaban Responden

Skor Kategori 1 2 3 4 5

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik

Baik Sangat Baik

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul.Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Deskriptif kuatitatif dengan metode tabel frekuensi, yaitu menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam

bentuk angka-angka tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

(50)

34 ∑( )

Keterangan :

X = Rata-rata

∑( ) = Jumlah skor kategori jawaban

= Jumlah responden = Frekuensi Keterangan : P = Persentase(%) F = Frekuensi N = Jumlah responden

F. Teknik Pengabsahan Data

Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti akan diuji validitas dan

reabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. uji validitas dilakukan untuk

menguji keakuratan/kevalidan/konsistensi kuesioner penelitian. peneliti akan

melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan Software SPSS version

24.0 pengujian veliditas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan

valid, begitupula sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed)

data < 0.05. Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan

(51)

35 ralpha atau angka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach

alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel,

(52)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sejarah Polsek Alla

Kepolisian Sektor Alla ( Polsek Alla) berdiri sejak tahun 1968 yang kalah

itu dibangun dengan menggunakan dinding bambu dan berlantai tanah, kemudian

diperbaharui pada tahun 1990 dan dibangun diatas tanah seluas 10.000 yang

didesain sedemikian rupa dengan tetap mempertimbangkan segi keamanan dan

pembinaan yang terletak di Jalan Poros Enrekang-Makale, Kecamatan Alla,

Kelurahan Buntu Sugi, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan dengan kode pos

91754, Indonesia. Personil anggota Polsek Alla berjumlah 30 orang yang terdiri

dari 1 Kapolsek, 1 Wakapolsek, 4 petugas Sium, 3 petugas Provos, 3 petugas

Sihumas, 5 petugas Reskrim, 5 petugas Binmas, 3 petugas Intelkam, 4 petugas

Sabahara dan 1 Petugas SPKT.

2. Visi dan Misi Polsek Alla

 Visi:

“Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat guna meningkatkan

kepercayaan masyarakat serta menegakkan hukum secara professional,

obyektif, transparan dan akuntabel untuk menjamin kepastian dan keadilan hukum bagi masyarakat.”.”

 Misi:

“Menyelenggarakan tugas-tugas pokok dalam menjaga keamanan

(53)

37 dan pelayanan kepada masyarakat sesuai ketentuan hukum dan peraturan

atau kebijakan yang berlaku dalam organisasi Polri.”

3. Uraian Tugas

a. Kapolsek:

a. Memimpin, membina, mengawasi, mengatur dan mengendalikan

satuan organisasi di lingkungan Polsek dan unsur kewilayahan

dalam jajaran termasuk kegiatan keamanan markas komando.

b. Memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres terkait dengan

pelaksanaan tugasnya.

b. Sium:

a. Perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum serta

ketatausahaan dan urusan dalam kesektariatan dan kearsipan

dilingkungan Polsek.

b. Pelayanan administrasi personel dan sarpas.

c. Pelayanan markas seperti pelayanan fasilitas kantor, ruang rapat,

protokoler untuk upacara, dan urusan dalam lingkungan Polsek.

d. Perawatan Tahanan dan pengelolah barang bukti.

c. Provos:

a. Memberikan pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri.

b. Penegakkan kedisiplinan dan ketertiban personel Polsek.

c. Memberikan pengamanan dalam rangka penegakkan kedisiplinan

(54)

38

d. Pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel Polsek

yang sedang dan telah menjalankan hukuman dan kode etik

profesi.

e. Pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah menjalani

hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian.

d. Sihumas:

a. Mengumpulkan dan mengolah data serta meliput dan

mendokumentasikan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas Polsek.

b. Pengolahan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi

kegiatan Polsek.

e. Reskrim:

a. Pelaksanaan penyelidikan tindak pidana.

b. Memberikan pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja,

anak, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Binmas:

a. Melakukan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa dalam rangka meningkatkan kesadaran dan ketaatan

masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

b. Melakukan pembinaan dan penyuluhan dalam bidang ketertiban

masyarakat terhadap komponen masyarakat seperti remaja,pemuda

Gambar

Tabel 4.17   Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Biaya yang dikenakan                                                  aparat Polsek Alla Kepada Masyarakat………………………….
Gambar 1   Bagan Kerangka Pikir………………………………………………25  Gambar 2   Kantor Kepolisian Sektor Alla……………………………………  89  Gambar 3  Pengisian Kuesioner Oleh Masyarakat Yang Melakukan Pengaduan di                       Polsek Alla………………………………………………………….89  Gambar 4
Gambar 1: Bagan Kerangk Pikir  D. Hipotesis Penelitian
Tabel 4. 1   Sarana dan Prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan analisis tingkat resiko bahaya seismik di kecamatan Alla kabupaten Enrekang melalui pengukuran mikrotremor dan perhitungan percepatan getaran tanah (PGA)

Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pasar Agribisnis di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Penyuluhan dan pendampingan petani pelaku agribisnis yaitu

Pada Polsek Citeureup Cimahi jika masyarakat melakukan pengaduan ataupun permohonan kepada kepolisian unit SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu), petugas

tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi pelayanan publik secara online pada Kantor Urusan Agama Kabupaten Enrekang

Secara umum teknik sambung pucuk pada tanaman kakao di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang telah diperkenalkan oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) dengan

2. Faktor pendukung pengawsan pemerintah daerah dalam pengelolaan limbah PT. Lindo Batupualamindo Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah kedua sub

Pengaduan masyarakat dapat dijadikan indikator penilaian pelayanan publik, bahwa dengan adanya pengaduan masyarakat menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap

NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA POLRI DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PRIMA BAGI MASYARAKAT DI KEPOLISIAN SEKTOR POLSEK KECAMATAN