• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang di bahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah menyiarkan media sosial di radio. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal.

Seperti dalam jurnal yang berjudul “Guiding Social Media at Our Institutions” dari penulis David Tanya Joosten, Laura Pasquini, dan Lindsey Harness yang menghasilkan kesimpulan bahwa adanya media sosial mampu meningkatkan efektivitas proses komunikasi organisasi dalam memenuhi kebutuhan audiennya. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan adalah technological determinism theory. Teori tersebut dikemukakan Marshall pertama kali pada saat tahun 1962. Merupakan teori yang berisi tentang bagaimana teknologi membentuk bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad ke abad teknologi lainnya (Nurudin, 2011).

Peneliti bernama Robert H. Wicks dalam jurnalnya yang berjudul “Segmenting Broadcast News Audiences In the New Media Environment”, mengatakan bahwa suatu program dapat bersaing untuk meningkatkan keberhasilan yaitu dengan adanya ide baru. New media secara sederhana terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain. Melalui media sosial, ide baru tersebut akan didapat sehingga mampu memenuhi kebutuhan utama masyarakat saat ini. Uses and gratification theory dipilih oleh peneliti untuk menunjang penelitiannya. Pendekatan ini ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan ditekankan bahwa khalayak berperan aktif menentukan media mana yang dipilih untuk kebutuhannya (Bungin, 2006).

(2)

Dalam jurnal “Circulation, Population Factor into Social Media Use” dari penulis Jack Rosenberry, menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana karakteristik masyarakat dan media sosial saling berinteraksi. Media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Abugaza, 2013).

Errika Dwi Setya Watie, dalam jurnal yang berjudul “Komunikasi Dan Media Sosial” menghasilkan kesimpulan bahwa kehadiran dunia virtual, membuka kesempatan masyarakat yang aktif di media sosial untuk mengeksistensikan dirinya dengan lebih luas. Beberapa teori yang terdapat dalam jurnal ini adalah teori komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2007). Melalui akses dunia virtual atau dunia maya, kita dapat mengakses keseluruh penjuru dunia, berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan lainnya. Melalui akses dunia maya pula, kita dapat belajar dan mengajar untuk memperoleh atau memberi tentang beragam informasi dan ilmu pengetahuan.

Jurnal berjudul “Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja Di Kota Makassar” yang ditulis oleh Christianty Juditha, menghasilkan kesimpulan adanya hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial dengan perilaku remaja di kota Makassar. Namun melalui facebook juga, waktu remaja banyak terbuang karena tanpa mereka sadari facebook cenderung membuat kecanduan serta lupa waktu, meski mayoritas dari mereka menggunakan facebook di waktu senggang. Kemunculan facebook pertama kali pada bulan Februari 2004, memiliki lebih sari satu miliar pengguna aktif, dan terus mengembangkan diri dengan menambah fitur-fitur baru, termasuk fitur photo sharing serta beragam aplikasi dan game (Abugaza, 2013).

(3)

Tabel 2.1 State of the Art Judul Penelitian/Nama /Tahun Teori Pendekatan/ Jenis/ Metodologi

Hasil dan Saran

1. Guiding Social Media at Our Institutions / David Tanya Joosten, Laura Pasquini, Lindsey Harness / 125-135 Vol.41 / 07360983 / Society for College and University Planning (2013) (Scholarly Journals – Perpustakaan Nasional RI) -Technological determinism theory. -Kualitatif -Deskriptif

Media sosial dapat meningkatkan efektivitas proses komunikasi organisasi untuk lebih memenuhi kebutuhan audiens. Suatu lembaga harus memberikan pelatihan media sosial dan pengembangan untuk semua staf dan menjaga privasi. Mendeskripsikan bahwa Media sosial adalah klasifikasi untuk berbagai teknologi populer yang terbuka, memfasilitasi interaktivitas, dan mendorong konektivitas. 2. Segmenting Broadcast News Audiences In the New Media Environment / 383-390 Vol.66 / 01963031 / Robert H Wicks / Association for Education in Journalism and Mass Communicatio / -Uses and Gratifications Theory -New Media -Kuantitatif - Hipotesis Untuk meningkatkan persaingan program, dibutuhkan ide baru, yaitu memilih media sosial untuk memenuhi kebutuhan utama masyarakat sekarang ini. Menjelaskan pentingnya mempertimbangkan dan mengembangkan format program yang cocok untuk target pendengar sebuah stasiun penyiaran.

(4)

Judul Penelitian/Nama /Tahun Teori Pendekatan/ Jenis/ Metodologi

Hasil dan Saran

(1989) (Scholarly Journals – Perpustakaan Nasional RI) 3. Circulation, Population Factor into Social Media Use / 86-100 Vol. 34 / 07395329 / Jack Rosenberry / Newspaper Research Journal, Department of Journalism, University of Memphis / (2013) (Scholarly Journals – Perpustakaan Nasional RI) -Media sosial -Jurnalisme -Karakteristik masyarakat. -Kuantitatif - Hipotesis

Konten media sosial menjadi bagian dari jurnalisme, ini memberikan kontribusi berharga melalui penemuan bahwa masyarakat dan karakteristik struktural organisasi yang terkait dengan aktivitas media sosial. Mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana karakteristik masyarakat dan media sosial saling berinteraksi. 4. Komunikasi dan Media Sosial / 71-76 Vol. 3 No.1 / 2086-1559 / Errika Dwi Setya Watie, S.Sos,M.I.Kom / - Teori Komunikasi - Media Sosial - Dunia Virtual - Komunikasi dalam Media Sosial - Kualitatif - Deskriptif

Dengan kehadiran dunia virtual, membuka kesempatan tiap pihak yang terlibat untuk Mengeksistensikan dirinya dengan lebih luas. Apalagi mereka yang aktif di media sosial.

(5)

Judul Penelitian/Nama /Tahun Teori Pendekatan/ Jenis/ Metodologi

Hasil dan Saran

Sistem Informasi Jurnal Ilmiah USM / (2011)

Komunikasi di media sosial memang menjadi lebih luas dan leluasa, namun keleluasaan tersebut haruslah tetap terkendali, agar manfaat yang bisa dinikmati dengan lebih maksimal. 5. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM / Vol.13 No.1 / Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja Di Kota Makassar / Christianty Juditha / (2011) - Situs Jejaring Sosial - Facebook - Perilaku Manusia - Karakteristik Perilaku - Remaja - Kuantitatif - Hipotesis - Populasi dan Sampel - Validitas dan Realibilitas

Terdapat hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial dengan perilaku remaja di kota Makassar. Namun melalui facebook juga, waktu remaja banyak terbuang karena tanpamereka sadari facebook cenderung membuat kecanduan serta lupa waktu meski mayoritas dari mereka menggunakan facebook di waktu senggang. Penggunaan situs jejaring

sosial jenis apapun sebaiknya tidak secara berlebihan karena akan mengakibatkan ketergantungan dan penurunan nilai-nilai positif dari remaja.

(6)

2.2 Landasan Konseptual

Dalam penelitian yang berjudul “Menyiarkan Media Sosial Di Radio (Strategi Produksi Program “Late Night Show” Oz Radio Jakarta)”, akan menggunakan teori yang terkait dengan judul tesebut. Dan teori yang terkait adalah sebagai berikut :

2.2.1 Tahap Strategi Produksi

Tahap produksi di dalam sebuah program radio memiliki tiga tahapan yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi (Wahyudi, 2010). Dalam prosesnya, tiga tahap tersebut dilakukan secara berurut agar memperoleh hasil yang baik. Di bawah ini akan diuraikan masing-masing tahap produski siara radio yang meliputi:

1. Tahap Praproduksi (Ide, Perencanaan dan Persiapan)

Pra produksi sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap ini merupakan tahap awal bagi seorang produser dan harus dilakukan secara rinci dan baik, dalam tahapan praproduksi dibagi tiga bagian:

a. Penemuan Ide

Pada tahap ini seorang produser akan mencari ide atau gagasan, kemudian membuat riset dan menuliskan ide tersebut menjadi sebuah naskah yang akan dikembangkan sesudah riset dilaksanakan.

b. Perencanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah yang telah dibuat, pemilihan talent dan narasumber yang tepat, dan pemilihan kru yang menunjang keberhasilan program nantinya. Selain estimasi dana, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para talent dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

(7)

2. Tahap Produksi (Pelaksanaan)

Proses produksi dalam radio adalah seluruh kegiatan siaran yang dapat dilakukan atau disiarkan secara langsung (on air) atau tidak langsung (off air). Suatu proses siaran radio adalah hasil kerjasama antara penyiar dan operator, dan kerja sama ini menentukan baik tidaknya suatu produksi siaran. Produksi siaran yang keluar dari main amplifier dapat didengar dengsn keras oleh siapa saja diruangan dalam kompleks studio. Akan tetapi, belom bisa dinikmati oleh pendengar di rumah. Baru dapat didengar oleh para pendengar dirumah, kalau sudah dipancarkan oleh pemancar (transmitter). Dalam produksi program di radio harus memiliki perencanaan, baik dalam program talkshow maupun non takshow yang menghasilkan sebuah usulan dalam bentuk proposal ringkas yang meliputi:

a) Topik apa yang dipilih, dirumuskan dalam satu kalimat pendek b) Latar belakang atau pemaparan kondisi objektif yang menyebabkan

pentingnya membahas topik, dirumuskan dalam tiga sampai lima kalimat pendek.

c) Rumusan masalah, biasanya dalam bentuk daftar persoalan pokok yang hendak digali dari narasumber dan pendengar.

d) Uraian seputar apa saja manfaat mengupas topik bagi pendengar e) Narasumber dan sumber data yang akan dicari dan di kontak f) Kru pelaksana mulai dari produser hingga operator.

g) Durasi waktu dan jadwal penyiaran.

h) Uraian proses pengelolaan acara sejak menit pertama hingga terakhir (rundown) mencakup pembahasan inti dan selingan.

3. Tahap Pasca Produksi:

Dalam proses pasca produksi yang perlu dilakukan adalah evaluasi dari hasil produksi baik secara on air maupun off air. Jika produksi siaran dilakukan secara off air maka diperlukan proses editing. Adanya evaluasi dilakukan untuk pembelajaran, sehingga pada waktu perencanaan produksi ulang diharapkan hasilnya lebih baik dari pada produksi sebelumnya.

(8)

Setiap program siaran radio akan menentukan kesuksesaan stasiun radio tersebut. Untuk menghasilkan program siaran yang menarik dan berkualitas. diperlukan perencaaan siaran yang baik. Perencanaan tersebut terdiri dari prosedur operasional standar, meneliti kebutuhan pendengar, dan teknik siaran interaktif. Perencanaan siaran tersebut (Masduki, 2005):

1. Prosedur Operasional Standar

Produksi merupakan sebuah kunci dalam aktivitas di radio siaran sehingga membutuhkan adanya perencanaan. Perencanaan merupakan bagian dari manajemen radio. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disajikan kepada pendengar. Hal yang sangat penting adalah mengetahui secara persis apa kebutuhan pendengar, tidak sekadar menghadirkan acara dengan materi atau kemasan baru. Tujuan utama setiap siaran yaitu untuk pendengar, bukan untuk penyiar atau perencana. Seperti yang dikutip oleh Masduki dari Michael C. Keith, keinginan pendengar dapat diketahui melalui melalui dua cara, yaitu:

a) Melalui penelitian yang memakan banyak biaya

b) Berbicara kepada pendengar, orang-orang yang menelpon ke stasiun, keluarga, atau teman-teman.

Selain pendengar, hal lain yang harus diperhatikan saat merencanakan acara adalah visi dan misi radio, kemampuan sumber daya manusia, dan teknis produksi. Visi dan misi merupakan sesuatu yang wajib ada dari setiap radio karena akan menuntun agar perencanaan acara lebih fokus dan sesuai target. Perencanaan adalah bagian dari standar operational procedure (SOP) produksi siaran yang harus dipatuhi setiap broadcaster yang terdiri dari planning, collecting, writing, vocal recording, mixing, on air, dan evaluation. Penjelasan SOP tersebut adalah (Masduki, 2005):

a. Planning:

Perencanaan produksi paket acara siaran melalui diskusi kelompok oleh tim kreatif bersama para pelaksana siaran lainnya. Hasil perencanaan berupa proposal acara yang memuat nama acara, target pendengar, tujuan dan target, penempatan siar, sumber materi kata dan musik, durasi, serta para kru yang akan terlibat dalam produksi seperti produser, penyiar, operator dan penulis naskah.

(9)

b. Collecting:

Pencarian dan pengumpulan materi musik dan kata yang dibutuhkan. Sumber materi bisa berasal dari perpustakaan, media massa, atau wawancara ke lapangan. Hasil collecting berupa setumpuk materi siaran yang memadai dan siap olah untuk produksi acara.

c. Writing:

Semua materi yang didapat kemudian dikategorikan untuk selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca atau disusun sedemikian rupa yang dirangkai dengan naskah pembuka dan penutup siaran atau naskah selingan. Penulis naskah mengerjakan tugasnya sehingga menghasilkan naskah siaran terketik rapi dan siap baca. Tujuan utama penulisan sebuah naskah sebelum disiarkan adalah untuk menjaga akurasi informasi nama, data, berita dan sebagainya; melancarkan cara berbicara penyiar agar mengarah ke target; mempermudah pendokumentasian materi siaran untuk kepentingan apapun.

Prinsip dasar penulisan naskah siaran adalah write the way you talk (tulislah seperti apa yang Anda bicarakan. Naskah harus mudah disampaikan oleh penyiar, mudah dipahami pendengar, dan juga mudah diingat. Dengan demikian, tiga petunjuk menulis naskah siaran di radio yaitu:

1) Jadilah sosok kreatif dengan menguasai banyak kosakata sehingga naskah yang dibuat lebih variatif

2) Berhati-hatilah dengan data atau nama seseorang, lakukanlah akurasi dengan baik

3) Buatlah kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mayoritas pendengar.

Penggunaan padanan kata dalam sebuah kalimat untuk siaran radio harus memperhatikan karakter segmentasi pendengar yang dituju atau berdasarkan format stasiun. Wujud sebuah naskah siaran yang baik bisa berupa tulisan tangan yang rapi atau dapat pula dengan cara diketik lalu dicetak. Selain harus jelas dan pantas, kata-kata juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut perhatian. Oleh karena itu, sebaiknya perlu memperhatikan pemilihan kata-kata yang menyentuh

(10)

langsung diri pendengar, penggunaan bahasa lisan dengan gaya percakapan langsung dan komunikatif. Kata-kata yang dipakai sebisa mungkin menyangkut pengalaman dan kepentingan pendengar.

d. Vocal recording:

Perekam suara penyiar atau talent yang membacakan naskah buatan penulis naskah di ruang rekaman.

e. Mixing:

Penggabungan materi vokal penyiar atau talent dengan berbagai jenis musik pendukung dan lagu oleh operator dengan perangkat teknologi analog atau digital sehingga menghasilkan paket acara yang siap siar. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan standar kemasan setiap acara. Dalam melakukan proses produksi program siaran, terdapat departmen yang bertugas untuk membuat kemasan siaran menjadi menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi, yaitu (Morissan, 2008):

1) Teknisi Audio (khusus Audio)

Teknisi audio bertanggung jawab menangani aspek suara pada suatu produksi program yang mencakup suara music, suara pemain, dan special efek. Ia bertugas menempatkan dan mempersiapkan microphone dan memonitor seluruh level suara pada saat produksi program.

2) Teknisi Videotape/Editor

Teknisi videotape/editor bertanggung jawab untuk menempatkan dan mengoperasikan seluruh peralatan videotape untuk keperluan perekaman, pemutaran ulang dan editing. Dalam hal ini, dia bertugas sebagai editor pada bagian tersebut.

f. On air:

Penayangan acara sesuai jadwal yang telah direncanakan. Khusus untuk produksi siaran, ada dua bentuk proses produksi acara radio, terutama setelah proses penulisan naskah selesai, yaitu:

(11)

1. On air, produksi dilakukan secara langsung dari ruang siaran, tanpa melalui tahapan pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis.

2. Off air, produksi dilakukan di dalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahap sampai sebuah paket acara siap disiarkan. Berikut ini tahapan produksi off air :

Gambar 2.1 Tahapan Produksi Off Air Sumber: (Masduki, 2005).

g. Evaluation:

Setelah selesai siaran atau penyiaran paket acara, dilakukan evaluasi bersama oleh tim produksi untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi meliputi apa saja kelemahan materi dan teknis, koordinasi tim, dan sebagainya.

Setiap proses tersebut wajib diikuti dan dipatuhi oleh semua kru program yang terlibat. Adanya keterlambatan kinerja atau pelanggaran dalam menjalankan prosesnya akan menggangu proses berikutnya. Untuk lebih jelas, berikut skema prosedur operasional standar produksi siaran radio:

(12)

Gambar 2.2 Prosedur Operasional Standar Produksi Sumber: (Masduki, 2005).

2. Meneliti Kebutuhan Pendengar

Penelitian khalayak radio adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui profil lengkap dan perilaku pendengar radio. Riset artinya mencari dan mengolah data dari lapangan menjadi informasi dan petunjuk. Khalayak radio artinya individu pendengar. Materi data yang harus diketahui untuk kepentingan siaran terbagi dalam dua bagian, yaitu (Masduki, 2005):

1. Identitas diri pendengar, jadwal mereka mendengar radio, pilihan acara favorit, motivasi mendengarkan acara, dan manfaat yang didapat 2. Profil lengkap pendengar secara geografis, psikografis, dan

sosiografis.

Model penelitian sederhana yang dilakukan hampir setiap hari yaitu melalui pengumpulan dan analisis terhadap telepon atau interaksi lain seperti surat dan media sosial. Adapun tujuan penelitian pendengar adalah:

1. Melibatkan mereka saat mengambil keputusan siaran 2. Pendengar tidak hanya dianggap objek

3. Bentuk pertanggungjawaban radio sebagai media yang menyentuh kepentingan pendengar

4. Realisasi prinsip penyiaran modern harus memenuhi kebutuhan pendengar.

(13)

3. Teknik Siaran Interaktif

Siaran interaktif merupakan keterampilan memadukan dua atau lebih pengisi siaran. Siaran ini juga melibatkan pendengar sebagai “penyiar” tamu melalui telepon kabel secara langsung. Tujuan siaran interaktif adalah memperkaya kreativitas teknik pelayanan pendengar, memperkaya kreativitas penyajian materi siaran, memperkaya kreativitas teknologi audio siaran. Fasilitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan siaran ini adalah telepon dan computer berbasis internet. Kelebihannya adalah informasi aktual tersiarkan lebih cepat dan peluang partisipasi individu lebih leluasa.

Kunci sukses dalam siaran interaktif adalah terdapat pada kemampuan melakukan keterampilan berkomunikasi aktif saat siaran atau improvisasi, dan mengolah naskah siaran menjadi perkataan yang hidup di radio (Masduki, 2005).

Dalam siaran interaktif, penyiar dan pendengar biasanya akan membicarakan suatu topik yang akan diberi sebuah komentar. Tujuan berkomentar terhadap materi siaran untuk menciptakan keakraban, menunjukan kepedulian terhadap atensi pendengar, dan menunjukan kualitas intelektual penyiar. Bentuk isi sebuah komentar yang atas materi siaran yang baik adalah:

Tabel 2.2 Bentuk isi komentar

Agree-Disagreement Mengungkapkan sikap setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan atau peristiwa.

Methapors Mengungkapkan perumpamaan terhadap suatu pernyataan atau peristiwa

Exemplars Mengungkapkan perbandingan kilas balik terhadap suatu pernyataan atau peristiwa.

Catchphrases

Mengungkapkan slogan, kata mutiara, atau kalimat pujian terhadap suatu pernyataan atau peristiwa.

Audio images

Mengungkapkan penggambaran secara auditif, deskripsi dramatik terhadap suatu pernyataan atau peristiwa.

(14)

Consequences Mengungkapkan risiko atau konsekuensi sebab-akibat terhadap suatu pernyataan atau peristiwa.

Small guidances Mengungkapkan usul, solusi, dan petunjuk dalam mereaksi suatu pernyataan atau peristiwa.

Sumber: (Masduki, 2005).

2.2.2 Psikologi Perkembangan

Psikologi Perkembangan adalah studi tentang perkembangan manusia dengan melihat tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Studi tentang perkembangan manusia sudah menjadi sebuah disiplin ilmu yang bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh tim program Late Night Show OZ Radio Jakarta untuk mencapai keberhasilan yaitu dengan memperhatikan target pendengarnya berdasarkan segmentasi usia yang disesuaikan dengan isi informasi program tersebut. Dalam segmen Seputar Media Sosial yang membahas tentang informasi dari media sosial, segmentasi pendengarnya usia dewasa-muda yaitu 18 tahun sampai 35 tahun.

Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol seperti, pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis, dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Sedangkan Masa awal dewasa (early adulthood) adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak (Santrock, 2012).

(15)

2.2.3 Penyiaran

2.2.3.1 Definisi Media Penyiaran

Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Media penyiaran, khususnya radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak.

Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, seperti politik atau ekonomi, media massa khususnya media penyiaran merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas (Morissan, 2008).

2.2.3.2 Manajemen Penyiaran

Pada media penyiaran, manajer umum (general manajer) bertanggung jawab kepada pemilik dan pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Fungsi manajemen penyiaran terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan memberi pengaruh, dan pengawasan. Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajer umum melaksanakan empat fungsi dasar tersebut yaitu (Morissan, 2008):

a) Perencanaan:

Perencanaan mencakup kegiatan penentuan (objectives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Dalam menetapkan tujuan, pengelola media penyiaran harus mengacu kepada pernyataan misi organisasi atau perusahaan. Pernyataan misi seolah memberikan attitude dan jiwa kepada perusahaan dalam berhubungan dengan karyawan, klien, masyarakat sekitar, dan sebagainya.

(16)

Sama halnya yang dilakukan dengan OZ Radio Jakarta, saat ini berhasil meraih kesuksesan melalui rencana dan strategi yang diterapkan, salah satunya melalui program Late Night Show. Selain itu, stasiun OZ Radio Jakarta memiliki misi, menjadi radio anak muda terdepan yang menjadi wadah untuk berkreasi dan beraktivitas, menjadi radio yang berorientasi kepada kepentingan pendengar, mitra kerja, dan masyarakat, serta memberikan kontribusi positif bagi stakeholders, manajemen, karyawan dan masyarakat.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yan sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Tanggung jawab dalam menjalankan stasiun penyiaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori umum yaitu: manajemen penyiaran; dan pelaksanaan operasional penyiaran.

Dalam program Late Night Show di OZ Radio Jakarta, pelaksana operasional yang terdapat pada program tersebut terbagi menjadi para teknisi, para perancang program dan kru produksi yang membuat materi acara untuk disiarkan, sehingga mampu menghasilkan program yang menarik.

c) Pengarahan dan Memberikan Pengaruh

Fungsi mengarahkan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: pemberian motivasi, komunikasi kepemimpinan dan pelatihan.

Keberhasilan program Late Night Show di OZ Radio Jakarta dalam menyiarkan program terkait sangat erat dengan tingkatan kepuasan karyawan dalam memenuhi kebutuhannya. Itu semua dilakukan melalui cara komunikasi yang efektif sehingga mereka dapat berperan secara penuh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

(17)

d) Pengawasan

Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan.

2.2.4 Informasi

Informasi merupakan jantung dari sebuah media massa. Setiap saat media massa memberkan informasi dan berbagai peristiwa di dunia kepada masyarakat. Media massa tidak sekadar memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap peristiwa tersebut. Melalui keahlian dalam menyampaikan pesan dari berbagai sumber, media massa memberikan informasi yang mudah dipahami audience-nya. Dalam menyajikan informasi, media massa harus memilih pesan yang mengandung nilai yakni membuat masyarakat tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut dan memperluas pengetahuan. Untuk itu, media massa dituntut untuk melakukan penyampaian informasinya secara detil, tidak ceroboh dan tidak berat sebelah (Nurudin, 2011).

2.2.4.1 Sumber Informasi Radio

Pada dasarnya sumber informasi dapat berasal dari siapa pun dan apapun. Hal yang terpenting adalah layak atau tidaknya dari segi nilai informasi dan cara memperolehnya. Secara umum sumber informasi dapat dibagi dua yaitu (Riswandi, 2009):

1. Primer/langsung (getting), biasanya reporter terjun langsung meliput peristiwa di lapangan.

2. Sekunder/tidak langsung (news room), antara lain dapat dikutip dari: a. media elektronik (televisi, internet)

b. media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, dan lain-lain) c. siaran pers pemerintah/swasta

d. network/jaringan dengan kantor berita asing e. pendengar

(18)

2.2.4.2 Kelayakan Informasi Radio

Tidak semua informasi di telinga pendengar bisa dianggap penting. Pencari informasi harus mempunyai kepekaan yang tinggi untuk menilai kelayakan sebuah peristiwa. Penilaian kelayakan informasi radio meliputi aktualitas, kedekatan, tokoh publik, konflik, kemanusiaan, dan sensasional. Penilaian penting dilakukan sebelum informasi tersebut disiarkan, diantaranya (Riswandi, 2009):

a) Aktualitas

Sebagai media paling unggul dalam kecepatan waktu penayangan berita, aktualisasi menjadi nilai berita utama yang harus selalu dijaga.

b) Kedekatan

Kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat sebuah informasi menarik perhatian pendengar. Informasi kecil di lokasi yang terdekat biasanya lebih berarti dari informasi besar yang lokasinya sangat jauh dari pendengar. c) Tokoh publik

Peristiwa di seputar tokoh idola, panutan dan pemimpin masyarakat selalu menarik untuk didengar karena dengan ketokohannya mereka telah menjadi milik publik.

d) Konflik

Kontoversi antar tokoh, polemik seputar masalah, atau keputusan tertentu yang mempengaruhi masyarakat.

e) Kemanusiaan

Informasi yang menyentuh rasa kemanusiaan karena selain dapat menggugah empati, juga dapat membangun sikap simpatik pendengar.

f) Sensasional

Keanehan, keganjilan, dan hal-hal yang unik dalam kehidupan masyarakat selain memiliki unsur hiburan, juga dapat mendorong berprestasi dan penyadaran terhadap dinamika kehidupan pendengar.

2.2.5 Media Sosial

2.2.5.1 Definisi Media Sosial

Media sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individu, kelompok atau organisasi yang terhubung dan terjadi interaksi satu sama lain dengan menggunakan perantara teknologi informasi. Sedangkan menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein yang dikutip dari penulis Anwar Abugaza (2013), media sosial

(19)

adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.

Dalam keseharian manusia modern, interaksi adalah kebutuhan, dimana jarak dan waktu tidak lagi jadi penghalang, media sosial hadir membantu manusia menjawab segala tantangan dan memenuhi kewajibannya sebagai mahluk sosial.

2.2.5.2 Sejarah dan Perjalanan Media Sosial

Istilah media sosial pertama muncul dan diperkenalkan oleh professor J.A. Barnes pada tahun 1954, namun baru pada tahun 1995, media sosial sebagai satu kesatuan yang utuh muncul dengan tampilan Classmates.com, yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah, dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung dalam sebuah pertemuan. Kemudian dua model media sosial berbeda lahir sekitar tahun 1999 berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2000 (Abugaza, 2013).

Perjalanan media sosial dari tahun ketahun tidak bisa lepas dari kebutuhan masyarakat manusia akan sebuah inovasi dan interaksi yang jauh lebih sempurna, dimulai dari tahun 1971 berikut ini adalah perjalanan waktu yang menandai tahun ketahun media sosial (Abugaza, 2013):

a) First Email:

Ray Tomlinson mendapat tugas dari Departement AS untuk membuat system yang bisa mengirim teks dari satu mesin computer dan inilah awal munculnya email. Pada tahun 1971 inilah awal mula diperkenalkan ikon @sebagai identitas email.

b) World Wide Web:

World Wide Web biasa lebih terkenal disingkat sebagai WWW adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut Pengidentifikasi Sumber Seragam untuk mengenal pasti sumber daya berguna. Melalui web, para pengguna dapat mengakses informasi-informasi yang tidak hanya berupa teks tetapi bisa juga berupa gambar, suara, video dan animasi.

(20)

c) Blogger:

Blogger adalah sebuah layanan publikasiblog yang dibuat oleh Pyra Labs dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003. Secara umum, blog yang dihost oleh Google berada di bawah sub domain blogspot.com.

d) Facebook:

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. pada September 2012. Facebook memiliki lebih sari satu miliar pengguna aktif, dan terus mengembangkan diri dengan menambah fitur-fitur baru, termasuk fitur photo sharing serta beragam aplikasi dan game.

e) Youtube:

Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Perusahaan ini memakai teknologi Adobe Flash Video dan HTMLS untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan pengguna, termasuk klip film, klip TV, dan video music, blog video, vdeo orisinal pendek dan video pendidikan.

f) Twitter:

Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter. Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Jack Dorsey, Evan Williams, dan Biz Stone. Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia.

g) Instagram:

Instagram tak hanya sebuah jejaring sosial, tapi juga sebagai aplikasi pengolah gambar.

h) Path:

Path disebut sebagai smart journal online. Path tetap menghubungkan pengguna dengan keluarga, kerabat, dan sahabat.

(21)

2.2.5.3 Media Sosial di Indonesia

Media sosial mulai terdengar di Indonesia sejak kemunculan friendster tahun 2002, dan mulai ramai menjadi gerakan sosial dan menyatu keseharian masyarakat sejak kehadiran facebook tahun 2006 kemudian disempurnakan twitter tahun 2006. Facebook dan twitter sangat lekat dengan pengguna di Indonesia.

Indonesia sebagai negara berkembang, menjadi negara dengan kebutuhan internet yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia akhir tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun 2013, angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015. Jumlah pengguna ini mencapai 30 persen dari total pengguna internet di dunia yang mencapai 2,4 milyar (Abugaza, 2013).

Jumlah pengguna media sosial ketika diakumulasikan jumlahnya telah mencapai 19,20 persen dari jumlah penduduk Indonesia, kondisi ini memberikan gambaran betapa besarnya potensi media sosial untuk bisa mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan.

Faktor lain yang mendorong media sosial berkembang pesat di Indonesia adalah infrastruktur dan teknologi yang semakin maju. Pengguna komputer dan handphone terus bertambah, dan penetrasi pengguna internet oleh penduduk Indonesia semakin luas.

Dan yang terakhir, munculnya generasi pengguna media sosial aktif juga turut memberi daya dukung bagi berkembangnya media sosial di Indonesia. Media sosial telah mendorong penggunanya untuk aktif memberi informasi atau bisa disebut produsen, tidak lagi hanya sekadar menjadi konsumen (Abugaza, 2013).

2.2.6 Strategi

Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (1962) yang dikutip dari penulis Rangkuti Freddy (2006), menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut (Freddy, 2006):

(22)

1. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih dibandingkan dengan pesaingannya.

2. Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikian dengan pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan (Effendy, 2007).

2.2.7 Media Massa

2.2.7.1 Definisi Media Massa

Media massa saat ini telah menjadi bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia modern. Media massa adalah saluran-saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sumber informasi, sumber hiburan dan forum persuasi. Saluran media massa tersebut terdiri dari televisi, radio majalah, buku, koran, film, internet, sound recording, dan sebagainya (Vivian, 2008).

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audien yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi yang lain ialah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.

Arti penting media massa adalah berdasarkan pada beberapa asumsi pokok tersebut (McQuail, 2011):

a. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan kasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.

b. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatana atau sumber daya lainnya.

(23)

c. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

d. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

e. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern tidak ada yang menyangkal, ada enam perspektif dalam hal melihat peran media (McQuail, 2011):

a. Melihat media massa seabagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana.atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.

b. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, arah dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.

c. Memandang media massa sebagai gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk konten yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian.

(24)

d. Media massa acap kali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.

e. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.

f. Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.

Media massa terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Sedangkan media elektronik meruapakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik masa kini seperti radio, film, televisi dan internet. Media massa seperti disebutkan di atas memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain ciri massif (massive) atau massa (massal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Secara umum media massa adalah alat yang di gunakan dalam proses penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi, baik cetak maupun elektronik (Vera, 2008):

a. Efek kognitif

Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Pembentukan dan perubahan citra terjadi karena realitas yang disampaikan oleh media massa adalah realitas yang sudah terseleksi. Akibatnya, muncullah stereotipe. Berkaitan dengan ‘Agenda Setting’, media mempengaruhi khalayaknya mengenai apa yang dianggap penting, sehingga hal lain menjadi terabaikan. Efek prososial kognitif membicarakan bagaimana media massa memberikan manfaat seperti apa yang dikehendaki oleh khalayaknya.

(25)

b. Efek afektif

Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai. Beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional media massa antara lain suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual, serta tingkat identifikasi.

c. Efek behavioral

Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Hal ini disebabkan karena khalayak belajar dari apa yang disampaikan oleh media massa. Masyarakat cenderung meniru perilaku yang mereka amati.

2.2.8 Media Massa Radio 2.2.8.1 Pengertian Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Radio hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat, dan mudah di bawa atau didengarkan di mana-mana. Radio mempunyai kekuatan terbesar sebagai media imajinatif, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berusaha memvisualisasi suara penyiar ataupun informasi faktua; ke telinga pendengar (Riswandi, 2009).

Jadi dapat disimpulkan bahwa radio dalam konteks komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetis yang dikeluarkan pemancar melalui udara dan diterima oleh antena untuk diubah ke dalam bentuk suara.

2.2.8.2 Kekuatan dan Kelemahan Radio Siaran

Bicara soal karakteristik radio siaran, ada beberapa hal yang tercatat sebagai kelebihan dan kelemahan. Karakter ini akan membedakannya dengan media massa lainnya, seperti media cetak dan televisi. Penjelasan kekuatan radio siaran yang

(26)

meliputi kecepatan, imajinatif, murah, alternative beragam, mobilitas tenaga dan murah, yaitu (Yulia, 2010):

1. Kekuatan a) Kecepatan

Di Indonesia, unsur kecepatan radio siaran dalam sisi penyampaiannya masih jauh lebih cepat ketimbang koran, majalah, dan televisi. Buktinya saja, berita atau peristiwa yang terjadi dapat disampaikan langsung pada saat yangsama oleh radio siaran, sedangkan media cetak dan televisi masih harus melalui proses produksi yang memakan waktu lama. Media cetak membutuhkan waktu cetak dan peredarannya, sedangkan televisi membutuhkan proses produksi yang rumit dan mahal.

b) Imajinatif

Sifat auditif yang ditampilkan radio siaran memiliki keunggulan untuk merangsang imajinasi pendengar. Imajinasi ini sama sekali tidak tergambar dalam media cetak atau televisi karena semuanya sudah menjadi jelas. Radio sering membuat orang berimajinasi yang kadang sering tidak cocok antara fakta dan imajinasi itu. Oleh karena itu, radio sering dikenal dengan julukan theatre of mind.

c) Murah

Dalam hal ini, pengertian “murah” dapat ditinjau dari 2 hal. Pertama, murah bagi pendengar. Artinya, mereka tidak dituntut untuk membayar iuran saat mendengarkan siaran radio, tidak perlu biaya khusus. Berbeda dengan media cetak dan televisi yang mengharuskan peminatnya mengeluarkan biaya, seperti berlangganan dan membayar iuran untuk televisi. Murah juga berlaku untuk sarana radio penerimanya. Kedua, murah dalam hal peringkat dan biaya produksi. Pengertian ini harus ditengok kalau dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk produksi media cetak atau televisi. Kedua media ini relatif butuh dana yang lebih besar ketimbang radio siaran.

d) Alternatif Beragam

Radio siaran dianggap lebih memberi peluang dalam hal keragaman pilihan, misalnya seperti yang dilakukan media cetak. Pendengar memiliki peluang untuk memilih radio mana yang disukainya. Ketika

(27)

pendengar bosan dengan sebuah radio, dia dapat memilih gelombang atau frekuensi yang lain untuk memenuhi keinginannya.

e) Mobilitas Tenaga

Mendengarkan radio siaran tidak akan mengganggu aktivitas pendengar. Dengan mendengarkan radio siaran, pendengar masih dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti bekerja, memasak, mengemudikan kendaraan, belajar, dan sebagainya.

f) Personal

Radio siaran punya kekuatan dalam hal komunikasi yang bersifat personal. Siaran selalu dirasakan seperti kunjungan kawan yang sangat pribadi sifatnya.

Penjelasan di atas maka bisa kita lihat bahwa radio memiliki keunggulan yang berbeda dengan media massa lainnya. Radio adalah media yang sangat sederhana, murah, dan dapat digunakan di mana dan kapan saja. Hal inilah yang membuat menjadi media yang paling populer di kalangan masyarakat.

Stasiun radio bukan media massa yang sempurna sebab memiliki beberapa kelemahan seperti selintas, dan anti detil. Kelemahan tersebut menurut Wanda Yulia (2010):

2. Kelemahan a) Selintas

Karena auditif maka apa yang disampaikan lewat radio siaran bersifat selintas. Maksudnya, apa yang sudah disampaikan seketika itu akan hilang di udara. Berbeda dengan media cetak yang karena tertulis memungkinkan untuk dibaca ulang bila tidak mengerti. Sangat memungkinkan di radio siaran terjadi salah pengertian, entah karena salah menangkap atau salah mengerti apa yang disiarkan.

b) Anti Detail

Sangat sulit untuk menyajikan segala hal yang bersifat detail di radio siaran. Radio siaran diharapkan hanya menyampaikan hal-hal yang bersifat global. Kalau dipaksakan untuk membicarakan hal yang detail, pendengar akan merasa lelah dan membuat pendengar semakin tidak mengerti karena tidak bisa menangkap semua itu.

(28)

2.2.8.3 Program Radio

Stasiun radio harus memiliki program yang dikemas semenarik mungkin, dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian dan memiliki pendengar sebanyak mungkin. Siaran radio terbagi menjadi siaran kata dan siaran musik. Saat memproduksi program harus memperhatikan kebutuhan pendengar yang menjadi targetnya. Inilah yang menjadi penentu format stasiun penyiaran dari sebuah radio (Morissan, 2008).

Sebuah stasiun radio jarang memiliki pendengar yang terdiri dari semua kalangan karena setiap orang memiliki perbedaan selera musik. Sifat radio adalah relative dan murah, oleh sebab itu radio akan berusaha agar mendapatkan keuntungan meskipun mereka tidak memiliki pendengar yang banyak. Beberapa kualitas dari sebuah program radio yang akan menentukan kesuksesan program tersebut adalah (Perebinossoff & Gross, 2005):

1. Mampu melayani pendengar. Stasiun radio sering terlibat dalam kegiatan promosi dan pelayanan masyarakat.

2. Membangun suasana melalui musik. Salah satu tujuan utama program radio yaitu berusaha untuk menciptakan suasana tertentu. Melalui musik dapat mempengaruhi perasaan orang sebab radio berusaha untuk menyajikan musik yang sesuai dengan target pendengarnya.

3. Hard News. Radio menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan banyak orang untuk memperoleh informasi. Pendengar ingin mengetahui kejadian yang telah terjadi atau terkadang mereka hanya ingin memastikan kejadian tertentu. Semua stasiun radio harus menyediakan informasi penting setiap harinya agar agar pendengar dapat mengetahui peristiwa terbaru.

4. Soft News.

2.2.8.4 Program Infotainment Radio

Infotainment artinya information and entertainment, suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur. Segmentasi program ini bersifat heterogen dan biasanya disajikan secara easy listening. Infotainment radio umumnya disiarkan mingguan karena produksinya yang relative kompleks, namun ada juga yang harian (Masduki, 2005).

(29)

2.2.8.5 Format Radio

Bagian yang sangat penting dari proses membangun sebuah program siaran dalam dunia radio adalah format stasiun. Saat mengolah produksi program siaran, biasanya mengacu pada pilihan format dari stasiun radio dan pendengar yang telah tersegmen.

Format stasiun penyiaran dapat didefinisikan sebagai aktivitas seluruh tim yang tergabung dalam sebuah stasiun untuk memproduksi program siaran sehingga dapat menjawab kebutuhan pendengarnya. Beberapa prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana mengolah siaran agar dapat disampaikan ke pendengar merupakan perwujudan dari format siaran. Dalam dunia keradioan, memahami format stasiun adalah jantung dari seluruh kinerja pemrograman karena setiap olah produksi program siaran mengacu pada pilihan format stasiun radio yang makin spesifik seiring makin banyaknya jumlah radio dan makin tersegmennya pendengar (Masduki, 2005).

Tujuan penentuan format siaran adalah untuk mencapai sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan pesaing media lainnya baik radio maupun televisi di suatu lokasi siaran. Terdapat lebih dari 100 format siaran dalam sejarah perkembangan radio. Hal ini terjadi diakibatkan persaingan dalam radio siaran semakin banyak. Namun, sedikitnya sepuluh format siaran yang populer, tertua, dan menghasilkan generasi baru dari format radio.

Format siaran utama yang terpopuler di dunia adalah:

Tabel 2.3 Format Siaran

Adult Contemporary (AC) Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format ini berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriental Rock, dan Easy Listening. Contemporary Hit Radio (CHR) atau

Top 40 Radio

Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun. Format paling

(30)

populer yang berisi lagu-lagu Top 40 / Top 30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio. CHR merupakan rado yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahan antar lagu sangat cepat. All News / All Talks All Talks lebih dahulu hadir pada tahun

1960 di Los Angeles dengan konser siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun 1964 dimotori Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bincang ekonomi politik menjadi primadona.

Sumber: (Morissan, 2008).

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran. Sumber: peneliti.

(31)

2.4 Definisi Konsep

Tabel 2.4 Definisi Konsep

Program Radio The programming of most stasion is dominated by one principal content element or sound, known as format (Program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal format) (Morissan, 2008).

Strategi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikian dengan pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. (Effendy, 2007).

Strategi Produksi Strategi produksi merupakan tahapan-tahapan yang di lalui untuk membuat suatu program, yaitu dari Pra Produksi, Produksi, sampai Pasca Produksi. (Wahyudi, 2010)

Psikologi Perkembangan Psikologi Perkembangan adalah studi tentang perkembangan manusia dengan melihat tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya (Santrock, 2012).

Media Sosial Media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Abugaza, 2013). Media Penyiaran Media penyiaran merupakan organisasi yang

menyebabkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Morissan, 2008).

Informasi Fakta-fakta yang dicari oleh pencari berita di lapangan kemudian dituangkannya dalam bentuk tulisan. Fakta

(32)

yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat (Hidayat, 2007).

Media Massa Media massa adalah saluran-saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sumber informasi, sumber hiburan dan forum persuasi. Saluran media massa tersebut terdiri dari televise, radio majalah, buku, koran, film, internet, sound recording, dan sebagainya (Vivian, 2008).

Radio Radio merupakan teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan modulasi dan radiasi elektromagnetik (Romli, 2009).

Gambar

Tabel 2.1 State of the Art  Judul  Penelitian/Nama  /Tahun  Teori  Pendekatan/ Jenis/ Metodologi
Gambar 2.1 Tahapan Produksi Off Air  Sumber: (Masduki, 2005).
Gambar 2.2 Prosedur Operasional Standar Produksi  Sumber: (Masduki, 2005).
Tabel 2.2 Bentuk isi komentar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Risiko yang bersumber dari bank berdampak sistemik dimitigasi melalui penetapan capital surcharge berdasarkan tingkat dampak sistemik bank terhadap sistem

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah, yaitu:.. 1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk mengendalikan perasaan marah sewaktu

Sikap ini dipertegas dengan pernyataan menyukai penggunaan teknologi informasi dalam mendukung kelancaran pekerjaan; bahwa suatu ide yang baik apabila menggunakan

Praktikum ini dipelajari organ- organ yang berperan dalam ekskresi seperti ginjal dan saluran urinari, serta organ reproduksi seperti testes dan ovarium pada

dari Kepala Kelurahan dan Perangkatnya sebab mereka ada­ lah Pegawai Megeri seperti yang disebut dl dalam pasal 24 ayat 2 Undang-undang Komor 5 Tahun 1979*^ Status Ke»

2) Bahwa frasa kata “melalui Gubernur” dalam Pasal 109 ayat (4) dan frasa kata “Gubernur atas nama” dalam Pasal 111 ayat (2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Jika pada beberapa tahun sebelumnya kompetisi dimulai setelah calon mahasiswa atau lulusan SMA/SMK telah memperoleh status kelulusan mereka dengan menerima STTB/ijazah, maka

Permasalahan yang dirumuskan yaitu Bagaimana implementasi Layanan Rakyat Sertipikat Tanah (LARASITA) oleh Kantor Pertanahan di Desa Jatipurwo, Kecamatan Rowosari,