i
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSALINAN DENGAN AUDIO VISUAL DAN LEMBAR BALIK TERHADAP
KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3DI KLINIK MARGO HUSODO GONDANG SRAGEN
SKRIPSI
“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh : MEGAWATI
NIM S10027
PRODI STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Megawati
NIM : S10027
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun perguruan tinggi lain.
2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan dari Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kumudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Surakarta, 27 Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
Megawati S10027
iv
hidayahNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh pendidikan Kesehatan Tentang Persalinan Dengan Audio Visual dan Lembar Balik Terhadap Ibu Hamil Trimester 3 di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan maka kurang sempurna penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns. M.Kep, selaku kepala program studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns. M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Rufaida Nur Fitriana, S.Kep,.Ns selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.kes. selaku penguji utama yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.. 6. Kepala Klinik Margo Husodo daerah Gondang Sragen yang telah memberikan
v
7. Kepada responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu penulis.
9. Kedua orang tua Bapak Sunardi dan ibu Marti yang tak henti – hentinya mendoakan penulis dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis.
10. Kedua kakak saya yaitu Rina Pujiati dan Iwan Siswoyo serta jagoan kecil keluarga Zaky Aufa Alfaruq dan Galang Deni Asmoro yang selalu memberikan semangat serta tawa kepada penulis.
11. Teman teman kostmatic (dewiputri, mey, yuyun, eny, aya, mbak rina, rizka) yang tak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis.
12. Teman – teman seperjuangan dan seangkatan Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang tak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Surakarta, 27 Juni 2014
vi
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
ABSTRAK ... xiii ABSTRACT ... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1 Tujuan Umum ... 4 1.3.2 Tujuan khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.5 Keaslian Penelitian ... 6 BAB II TINJAUN PUSTAKA
vii
2.1 TINJAUAN TEORI ... 9
2.1.1 Definisi Konsep Dasar Kehamilan ... 9
2.1.2 Tanda Tanda Kehamilan ... 9
2.1.3 Asuhan Keperawatan Selama Masa Hamil ... 10
2.1.4 Kecemasan ... 12
2.1.5 Pendidikan Kesehatan ... 20
2.2 Kerangka Teori... 29
2.3 Kerangka Konsep ... 30
2.4 Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 31
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
3.2.1 Populasi ... 32
3.2.2 Sampel ... 32
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3.1 Tempat Penelitian ... 33
3.3.2 Waktu Penelitian ... 33
3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional Dan Sakla pengukuran ... 33
3.4.1 Variabel independen ( Bebas) ... 33
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat) ... 34
3.5 Alat Pengumpulan Data ... 35
viii
3.10 Etika Penelitian ... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Responden ... 45 4.2. Analisa Univariat ... 47 4.3. Analisa Bivariat ... 49 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden ... 52 5.2. Analisa Univariat ... 55 5.3. Analisa Bivariat ... 57 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 61 6.2. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 28 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 29
x
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pra – Eksperimental ... 30
Tabel 3.2 Definisi Operasonal ... 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 44
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ... 45
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ... 46
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Setelah Audio Visual ... 47
Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Setelah Lembar Balik ... 48
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnof test ... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Pre-Test ... 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Mann-Whitney Post-Test ... 49
Tabel 4.9 Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Kelompok Perlakuan ... 50
Tabel 5.0 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Kelompok Kontrol ... 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : F-1 Usulan Topik Penelitian Lampiran 5 : F-2 Pengajuan Persutujuan Judul Lampiran 6 : F-4 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan Lampiran 7 : F-5 Lembar Oponent
Lampiran 8 : F-6 Lembar Audience Lampiran 7 : F-7 Pengajuan Penelitian
Lampiran 9 : Surat Izin Studi Pendahuluan Klinik Margo Husodo Gondang Lampiran 10 : Surat Balasan Studi Pendahuluan Klinik Margo Husodo Gondang Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian Klinik Margo Husodo Gondang
Lampiran 12 : Surat Balasan Penelitian Klinik Margo Husodo Gondang Lampiran 13 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 14 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 15 : Hasil Penelitian Lampiran 16 : Lembar Konsultasi Lampiran 17 : Dokumentasi
xii HRS-A : Hamilton Rating Scale for anxiety KPBJ : Kelompok Psikiatri Biologi Jakarta AAS : Anxiety Analog Scale
xiii
PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
Megawati
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSALINAN DENGAN AUDIO VISUAL DAN LEMBAR BALIK TERHADAP
KECEMASAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3 DI KLINIK MARGO HUSODO GONDANG SRAGEN
Abstrak
Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita yang sangat ditentukan oleh kesehatan jiwanya. Wanita lebih cepat beraksi terhadap setiap kondisi yang dihadapinya dibandingkan pria, oleh karena itu kematangan perkembangan emosional dan psikososial sangat diperlukan bagi wanita yang berkeinginan untuk mempunyai anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian metode audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Penelitian ini mengunakan metode pra experimental dengan rancangan
Pretest-Posttest Static Group Comparasion design dengan jumlah sampel 30 respoden yang
dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan dengan audio visual dan kelompok kontrol diberi pendidikan kesehatan dengan lembar balik, kemudian masing - masing kelompok diberi kuesioner dengan menggunakan kuesioner HRS-A (Hamillton Ratting Scale for HRS-Anxiety). Hasil penelitian ini menunjukan nilai p = 0,001 (<0,05) yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Kesimpulan dari penelitian ini pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Berdasarkan hal tersebut pendidikan kesehatan tentang proses persalinan dengan audio visual dan lembar balik dapat diterapkan di Rumah Bersalin.
Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Ibu hamil trimester III, Pendidikan kesehatan, Audio visual, Lembar balik
xiv Megawati
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION OF LABOR WITH AUDIO VISUAL
AND FLIPCHART METHODS ON THE ANXIETY LEVEL OF PREGNANT
MOTHERS IN TRIMESTER III AT MARGO HUSODO CLINIC OF GONDANG, SRAGEN
Abstract
Pregnancy is an important event for a woman, which is determined by her soul. A woman quickly reacts to every condition that she encounters than a man. Therefore, the maturity of emotional and psychological development is very much required by a woman who is willing to have a child. The objective of this research is to investigate the effect of audio visual and flipchart methods on the anxiety level of pregnant mothers in Trimester III.
This research used the pre-experimental research method with the pretest-posttest static group comparasion design. The samples of the research consisted of3 0 respondents. They were divided into two groups. The first group was exposed to health education with the audio visual method, and the second was exposed to health education with the flipchart method. Each was then given questionnaire of HRS-A (Hamillton Ratting Scale for Anxiety).
The result of the research shows that the value of p is 0.001 (<0.05) meaning that there is an effect of health education with the audio visual and flipchart methods on the anxiety level of pregnant mothers in Trimester III. Thus, it can be concluded that the audio visual and flipchart methods can influence the anxiety level of pregnant mothers in Trimester III. The health education on the labor process with the audio visual and flipchart methods, therefore, can be applied at maternity homes.
Keywords : Anxiety level, pregnant mothers in Trimester III, health education, audio visual, and flipchart
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita yang sangat ditentukan oleh kesehatan jiwanya. Wanita lebih cepat beraksi terhadap setiap kondisi yang dihadapinya dibandingkan pria,oleh karena itu kematangan perkembangan emosional dan psikososial sangat diperlukan bagi wanita yang berkeinginan untuk mempunyai anak (Reka 2010).
Kehamilan trimester ketiga adalah trimester terakhir pada kehamilan, dimulai dari minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Periode ini adalah fase yang penting untuk pertambahan berat bayi, juga periode dimana masalah obstetrik dan medis dapat berkembang ( Destaria 2011 ). Beberapa masalah obstetrik yang dapat terjadi antara lain perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan serotinus ( Bobak 2005 ) .
Hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil agar sehat bayi nya adalah dengan senam hamil, relaksasi, mengkonsumsi banyak sayur, buah buahan dan makanan yang mengandung banyak protein serta vitamin dan mineral ( bobak 2005 ). Ibu hamil yang sehat jasmai dan rokhani, tanpa ada gangguan apapun diharapkan akan memiliki bayi yang sehat (Solihah 2006).
Masalah yang sering terjadi pada kehamilan trimester 3 antara lain cemas, yaitu kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
perasaan-perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Hal ini terjadi karena kecemasan memicu produksi Cortiotrophin Releasing Hormone (CRH) yaitu hormon yang membuat detak jantung ibu menjadi cepat sehingga ibu dapat melahirkan bayi prematur atau lebih kecil dari bayi normal lainnya bahkan mengalami keguguran (Arief 2008). Ibu hamil yang sering kali merasa khawatir bahkan stres memiliki kecenderungan untuk melahirkan bayi prematur.
Penelitian dengan judul kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester pertama di dapatkan data bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan adalah nyeri, keadaan fisik ibu, riwayat pemeriksaan kehamilan (riwayat ANC), kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan, dukungan dari lingkungan sosial (suami/keluarga dan teman) serta latar belakang psikososial lain dari wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, sosial ekonomi (Yudha et all 2010).
Penelitian lain yang berkaitan dengan kecemasan di klinik Hj. Hadijah dengan judul kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan setelah menonton video proses persalinan normal di dapatkan hasil bahwa 46% ibu hamil mengalami kecemasan ringan, 50% mengalami kecemasan sedang, dan 4% mengalami kecemasan berat. Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil tersebut disebabkan karena persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan sebagai proses yang
3
menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Hal ini membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran bayinya (lmiasih dan Susanti 2010).
Penelitian lain dengan judul perbedaan pengaruh kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada anak di SD Negeri 2 Sambi kecamatan Sambi Boyolali didapatkan hasil bahwa pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan lembar balik dan metode demonstrasi dengan alat peraga gigi terbukti memiliki perbedaan, dimana pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan lembar balik lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi alat peraga gigi ( Hastuti dan Adriyani 2010 ).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen didapatkan data bahwa ibu hamil yang trimester 3 pada bulan Oktober sampai Desember 2012 sebanyak 32 orang. Hasil wawancara dengan 20 ibu hamil menyatakan bahwa ibu hamil mengalami kecemasan menjelang persalinan karena kurang pengetahuan ibu pada proses persalinan yang sama sekali belum pernah dialami, takut akan proses pembedahan, faktor biaya yang mahal, nyeri, perubahan keadaan fisik, usia serta faktor lingkungan dan pendidikan. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil trimester 3.
1.2 Rumusan Masalah
Cemas adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Cemas yang berlebihan pada ibu hamil terutama ibu hamil trimester sangat membahayakan kondisi janin dan menyebabkan kelahiran prematur.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang proses persalinan kurang baik. Oleh karena itu, rumusan penelitian ini adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil trimester 3 di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian metode audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan pada ibu hamil trimester 3 di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis kecemasan ibu hamil trimester 3 sebelum di berikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan metode audio visual di Klinik Margo Husodo gondang.
5
2. Menganalisis kecemasan ibu hamil trimester 3 sebelum di berikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan metode lembar balik di Klinik Margo Husodo gondang.
3. Menganalisis kecemasan ibu hamil trimester 3 setelah diberi pendidikan kesehatan dengan metode audio visual di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
4. Menganalisis kecemasan ibu hamil trimester 3 setelah diberi pendidikan kesehatan dengan metode lembar balik di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
5. Menganalisis adakah pengaruh pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil trimester 3 di Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Pelayanan Keperawatan
Dapat menambah wawasan perawat tentang pentingnya mengetahui kecemasan pada ibu hamil trimester 3, serta memberikan pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam praktik layanan keperawatan kepada ibu hamil yang akan menjalani persalinan agar tidak mengalami kecemasan.
2. Bagi Ibu Hamil
Memberikan informasi kepada para ibu, khususnya kepada para ibu hamil, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kecemasan yang
dialami pada saat kehamilan hingga persalinan. Informasi tersebut diharapkan dapat membantu ibu hamil agar lebih siap menghadapi persalinan.
3. Bagi Pendidikan
a. Dapat dijadikan kepustakaan mengenai pengaruh pendidikan kesehatan audio visual dan lembar balik terhadap penurunan kecemasan.
b. Dapat dijadikan acuhan bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini sebagai wahana menimba pengalaman meneliti dan sebagai pemikiran awal guna melakukan penelitian lanjutan.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode yang Digunakan Hasil Penelitian Rani Anggi Wahyuningsih 2011 Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Prancis Pada Siswa Kelas X Man 1 Yogyakarta Menggunaka n pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah quasi experimental dengan desain pretest and posttest control group design.
Dari hasil posttest diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,901 dengan db = 68, dikonsultasikan dengan nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5% dan db = 68 diperoleh 1,990. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel (2,901 > 1,990) artinya
7
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil mean
posttest kelas eksperimen
yaitu 8,03 dengan peningkatan skor sebesar 1,90 lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 7,18 dengan peningkatan skor sebesar 0,94. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual lebih efektif daripada media konvensional dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Prancis. Sri Hastuti, Annisa Andriyani 2010 Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 2 Sambi Kabupaten Boyolali Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment) dengan rancangan one group pretest-post test. Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan lembar balik dan metode demonstrasi dengan alat peraga gigi terbukti memiliki perbedaan, dari hasil analisa metode ceramah (-23,567>3,254) dan metode demonstrasi (-15,327>3,254).
Kesimpulan; Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dengan lembar balik lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi alat peraga gigi.
Cut Ti Arafah, Ellyta Aizar 2011 Kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan di Klinik Hj. Hadijah setelah menonton video proses persalinan normal Quasi-Eksperimenta l dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Posttest Design
di dapatkan hasil bahwa 46% ibu hamil
mengalami kecemasan ringan, 50% mengalami kecemasan sedang, dan 4% mengalami
kecemasan berat. Perbedaan hasil tingkat kecemasan pre dan post menonton video proses persalinan ditunjukan dari hasil uji Wilcoxon nilai p = 0,020 (p < 0,05) dimana jika hasil
perhitungan uji statistik (p) lebih kecil dari nilai α maka Ha diterima yaitu adanya pengaruh menonton video proses persalinan terhadap kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan normal.
9 BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan dan persalinan pada seorang wanita merupakan suatu siklus yang normal dan alamiah (Bobak et al 2005). Akan tetapi siklus itu tetap menjadi resiko dan beban tersendiri bagi seorang wanita (Rochjati 2003).
Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita, kehamilan adalah ketika seorang wanita mengandung atau membawa embrio di dalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat lahirnya janin (Pieter dan Lubis 2010). Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh ( BKKBN 2010 ).
2.1.2 Tanda - tanda Kehamilan
Perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada 3 kategori tanda kehamilan yaitu :
1. Presumsi adalah perubahan yang dirasakan wanita misalanyan aminore, keletihan, perubahan panyudara.
2. Kemungkinan yaitu perubahan yang di observasi oleh pemeriksa misalnya tanda hegar, ballottement, test kehamilan. 3. Pasti misalanya ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin
( Bobak 2005 ).
2.1.3 Asuhan Keperawatan Selama Masa Hamil 1. Trimester I
Trimester I merupakan periode minggu ke-1 sampai minggu ke-13 setelah kehamilan didiagnosis atau perawatan prenatal dilakukan yaitu diagnosis klinis kehamilan sebelum periode menstruasi terlambat selama dua bulan sulit dilakukan pada sekurang kurangnya 25 % sampai 30 % wanita. Gejala kehamilan yang subyektif dan obyektif dapat sangat bervariasi. ( Bobak 2005 ).
2. Trimester II
Trimester II merupakan periode kehamilan minggu ke-14 sampai minggu ke-26. Pada kehamilan trimester kedua biasanya kehamilan telah didiagnosis dengan pasti. Ibu hamil pada trimester II dan keluarganya dapat menyesuaikan diri dengan kehamilan karena kunjungan pertama atau kedua telah dilakukan pada trimester sebelumnya. Ibu hamil merasakan tidak ada masalah utama yang perlu dihadapi, karena pola kunjungan baik dan telah dijadwalkan. Sepanjang trimester
11
kedua, kunjungan bulanan cukup, walaupun kunjungan tambahan dapat dilakukan bila diperlukan ( Bobak 2005 ). 3. Trimester III
Trimester III merupakan periode minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan (38 – 40 minggu). Pada trimester ini orang tua berorientasi untuk menanti kelahiran anaknya. Ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ketiga. Kekhawatiran orang tua yang berfokus pada efek kemampuan mental dan fisik anak yang mungkin terjadi bercampur khayalan tentang bayi yang akan lahir. Perhatian ibu hamil, biasanya mengaragh ke keselamatan dirinya dan anaknya. Rasa takut terhadap nyer, mutilasi, dan kekhawatiran tentang perilakunya dan kemungkinan ia kehilangan kendali diri selama persalinan merupakan isu–isu yang penting ( Bobak 2005 ).
Ketidaknyamanan fisik dan janin sering mengganggu istirahat ibu. Tanda dan gejala ibu trimester III : Dipsnea, peningkatan urinaria, nyeri punggung, konstipasi, varises. Tanda dan gejala tersebut merupakan tanda dan gejala yang sering dialami oleh kebanyakan wanita ditahap akhir. Peningkatan ukuran abdomen dan kejanggalan mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari ( Bobak 2005 ).
2.1.4 Kecemasan 1. Definisi
Kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik ( dikutip dalam Trismiati 2012 ). kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat Freud (dikutip dalam Yudha 2009 ).
Kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya Freud (dikutip dalam Yudha 2009).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan emosional yang ditandai terhadap reaksi ancaman dari rasa sakit, dan ketakutan yang di alami oleh seseorang.
2. Aspek-aspek kecemasan
Aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Calhoun (dikutip dalam Yudha 2009) terdiri dari tiga reaksi, yaitu :
13
a. Reaksi emosional
Reaksi emosional merupakan komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan keprihatinan, ketegangan, sedih, mencela diri sendiri atau orang lain. b. Reaksi kognitif
Reaksi kognitif merupakan ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir jernih sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya. c. Reaksi fisiologis
Reaksi fisiologis merupakan reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan otot dan kalenjar tubuh hingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah meningkat.
3. Penyebab kecemasan
Lemahnya ego akan menyebabkan ancaman yang memicu munculnya kecemasan. Freud berpendapat sumber sumber ancaman terhadap ego tersebut berasal dari dorongan yang bersifat insting dari id dan tuntutan-tuntutan dari super ego Freud (dikutip dalam Yudha, 2009).
Ego disebut sebagai eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberikan respon, memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif ini, ego harus berusaha mengintegrasikan tuntutan ego, super ego, dan dunia luar yang sering bertentangan. Hal ini sering menimbulkan tegangan berat pada ego dan menyebabkan timbulnya kecemasan Freud (dikutip dalam Yudha 2009) . 4. Jenis-jenis kecemasan
Freud ( dikutip dalam Yudha 2009 ) mengatakan bahwa jenis kecemasan terdiri dari :
a. Kecemasan realistik
Kecemasan realistik merupakan kecemasan yang berasal dari peristiwa nyata di dunia eksternal dan dipersepsikan oleh ego.
b. Kecemasan neurotic
Kecemasan neurotic merupakan kecemasan yang berasal dari id dan seringkali tampak membingungkan dan tidak terfokus. Kecemasan neurotic tidak selalu berkaitan dengan peristiwa eksternal di dunia nyata.
15
c. Kecemasan moral
Kecemasan moral merupakan kecemasan yang muncul dari superego, yang merupakan suara hati yang memberitahu kita tentang adanya sesuatu yang tidak beres 5. Teori kecemasan
Teori kecemasan dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Kecemasan sebagai konflik yang tidak disadari.
Freud yakin bahwa kecemasan neuritis merupakan
akibat dari konflik yang tidak disadari antara impuls id
(terutama seksual dan agresif) dengan kendala yang ditetapkan oleh ego dan super ego. Impuls-impuls id menimbulkan 5 ancaman bagi individu karena bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial.
b. Kecemasan sebagai respon yang dipelajari.
Teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada cara-cara dimana kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu melalui proses belajar. c. Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali.
Pendekatan yang ketiga menyatakan bahwa orang mengalami kecemasan bila menghadapi situasi yang tampak berada di luar kendali mereka. Menurut teori psikoanalisis, misalnya, kecemasan timbul bila ego menghadapi ancaman impuls yang tidak dapat
dikendalikan. Menurut teori belajar sosial, orang menjadi cemas bila dihadapkan pada stimulus yang menyakitkan, yang hanya dapat mereka kendalikan melalui penghindaran Freud (dikutip dalam Yudha 2009).
6. Tingkat kecemasan
Kecemasan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu : a. Cemas ringan
Ketegangan yang normal dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan lapangan persepsinya, kecemasan dapat memotivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b. Cemas sedang
Seseorang masih memungkinkan untuk mewujudkan pada sesuatu yang penting dan mengesampingkan yang lainnya sehingga seseorang mengalami perhatian yang sensitif namun masih bisa melakukan hal yang lebih terarah.
c. Cemas berat
Kecemasan ini menyebabkan persepsi berkurang sehingga cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik, dan tidak dapat bepikir tenang, hal ini perilaku untuk mengurangi kebingungan individu ini pada
17
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain.
d. Cemas panik
Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan, teror, individu mengalami panik tidak mampu mengontrol presepsi kalaupun dengan pengaruhan panik merupakan disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, presepsi penyimpangan pemikiran rasional cemas ini jika berlangsung tents menerus dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan dan kematian (Stuart and Sanden 1998). Beberapa golongan wanita tersebut tidak memerlukan pengertian dari dokter dan keluarganya, pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan dokter dan bidan akan melakukan segala sesuatu untuk meringankan penderitaannya dan untuk menyelamatkan ibu dan janin yang ada dalam kandungan (Alimul 2003)
7. Pengukuran kecemasan
Instrumen untuk pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan beberapa cara pengukuran yaitu Taylor
Manifestation Anxiety Scale (T-MAS) dan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) (Kusumawati 2010). Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang sudah dikembangkan
oleh kelompok Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ) dalam bentuk
Anxiety Analog Scale (AAS). Validitas AAS sudah diukur oleh
Yul Iskandar pada tahun 1984 dalam penelitiannya yang mendapat korelasi yang cukup dengan HRS-A (r = 0,57-0,84) ( Rahmy 2013 ).
Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan.Menurut skala HARS terdapat 14
symptoms yang nampak pada individu yang mengalami
kecemasan.Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (nol present) sampai dengan 4 (severe) (Rahmy 2013).
Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untukmelakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan
reliable (Rahmy 2013). Dapat diukur menggunakan Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HRS) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang diberi penilaian antara 0-4 dengan penelitian berikut :
19
1 = gejala ringan 2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang telah dilatih untuk menggunakan melaluui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu :
≤ 14 = tidak ada kecemasan 14-20 = kecemasan ringan 21-27 = kecemasan sedang 28-41 = kecemasan berat
42-56 = kecemasan berat sekali/panik
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut gejala kecemasan meliputi perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan pola tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala somatik atau fisik(otot), gejala somatik/fisik sensorik, gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respitori (pernapasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala autonom dan tingkah laku.
Dari semua gejala kecemasan dijumlahkan (Total Score) (Alimul 2003).
2.1.5 Kecemasan pada ibu hamil
Kecemasan pada ibu hamil adalah kecemasan yang dirasakan ibu hamil yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan bayi dalam kandungannya yang dipengaruhi oleh pengalaman pada kehamilan sebelumnya, status anak yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, kemampuan dan kesiapan keluarga, kesehatan ibu, bayangan ibu terhadap keguguran, bayi cacat, anak kembar, kelahiran prematur serta pandangan ibu tentang hal-hal seputar persalinan ( Maemunah 2007 ).
2.1.6 Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (tahu, mau, dan mampu) memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo 2011).
Promosi kesehatan sendiri adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungannya (Notoatmodjo 2010).
Dimensi sasaran dalam pendidikan kesehatan ada 3 kelompok, yaitu Pendidikan kesehatan untuk individual,
21
pendidikan kesehatan untuk kelompok, dan pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas (Notoatmodjo 2011).
2. Media Pendidikan Kesehatan
Adalah alat - alat yang digunakan untuk menyalurkan informasi atau pesan-pesan kesehatan serta mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Media tersebut dibagi menjadi 3 yaitu : media cetak, media elektronik, dan media papan (Notoatmodjo 2010).
a. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya adalah :
1) Poster merupak pesan singkat dalam bentuk gambar degan tujuan untuk mempengaruhi agar seseorang bertindak akan suau hal.
2) Leaflet adalah suatu bentuk media publikasi yang berupa kertas selembaran dengan ukuran tertentu, disajikan dalam bentuk lembaran berlipat dan tanpa lipatan.
3) Baligho adalah media informasi yang dipasang di tempat terbuka, di tempat-tempat strategis seperti jalan raya.
4) Majalah adalah jenis media yang ringan,biasanya dicetak pada kertas dengan isi berita, fashion, ramalan serta resep masakan yang memancarkan pikiran serta perasaan seseorang baik tulisan maupun gambar. 5) Lembar balik adalah salah satu media cetakan yang
sangat sederhana dan efektif .
a) Keunggulan flipchart adalah sebagai berikut : (1) Mampu memberi info ringkas dengan cara
praktis
(2) Media yang cocok untuk kebutuhan dalam ruangan atau luar ruangan
(3) Bahan dan pembuatan murah (4) Mudah dibawa kemana-mana
(5) Tidak membutuhkan ketrampilan baca tulis (6) Membantu mengingatkan pesan dasar bagi
fasilitator/pengguna media b) Bagaimana membuat flipchart ?
(1) Tentukan tujuan dan penerapan flipchart (2) Menentukan bentuk flipchart
(3) Sederhanakan informasi/pesan
(4) Merancang draft kasar pada skala kecil (5) Memilih warna sesuai kesan yang
23
(6) Memastikan pesan jelas dan dinamis (7) Menentukan bentuk huruf , dan ukuran yang
sesuai
(8) Uji coba tata letak pada kalangan terbatas c) Desain lembar balik atau flipcart
(1) Ukuran standar 60- 90 cm , atau sesuaikan dengan jumlah peserta
(2) Gunakan ilustasi foto/kartun yang sederhaan dan dikenal khalayak
(3) Penulisan Judul yang menonjol , gunakan huruf besar dan sederhana
(4) Pesan jelas dan ringkas , istilah disederhanakan
(5) Gunakan warna mencolok dan tebal ( Notoadmojo 2010 dan Kholid 2012 ) 3. Media elektronik adalah suatu media bergerak dan dinamis,
dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronik seperti :
a. Televisi adalah suatu media hiburan dan informasi juga dapat digunkan sebagai media pendidikan. Hal ini dikarenakan, televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang idak bisa dimiliki oleh media massa lainnya.
b. Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupun penerimanya. Ini berarti terdapat ruang untuk lebih banyak statiun penyiaran dan lebih banyak pesawat penerima dalam sebuah perekonomian nasional.
c. Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie ( semula pelesetan untuk gambar gerak ). Film secara kolektif, sering disebut sinema.
d. Iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa.
4. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis, misalnya :
a. Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan.
b. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain denga dipasang di suatu tempat strategi agar dapat dilihat oleh semua orang.
25
c. X-Banner atau standing banner adalah ungkapan dari sebagian orang menyebutkan dengan X banner, kini menjadi pajangan yang lazim di berbagai tempat.
5. Metode Audio Visual
a. Pengertian Audio Visual
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata ini berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman dkk, 2009).
Media adalah sebagai alat sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk yang terletak antara dua pihak perantara, penghubung
( Kamus besar Bahasa Indonesia 2011 ). Sedangkan dalam Kamus Kata Serapan, media adalah benda/alat/sarana, yang menjadi perantara untuk menghantarkan sesuatu ( Martinus 2001 )
Media adalah sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian seseorang sehingga proses belajar terjadi ( Sadiman dkk 2009 ).
b. Klasifikasi Media Pengajaran
Klasifikasikan media dalam delapan jenis yaitu:
1) Media audio visual gerak adalah media yang mengandung unsur suara , gambar, garis, simbol, dan gerak. Contohnya: televisi dan film.
2) Media audio visual diam adalah media yang unsurnya hanya suara, gambar, garis, dan simbol. Contohnya: film rangkai bersuara, film bingkai bersuara, dan buku ber-audio.
3) Media audio semi-gerak adalah media yang mengandung unsur suara, garis, simbol, dan gerak. Contohnya: audio pointer.
4) Media visual gerak adalah media yang mengandung unsur gambar, garis, simbol, dan gerak. Contohnya: film bisu.
5) Media visual diam adalah media yang mengandung unsur gambar, garis, dan simbol. Contohnya:
facsimile, gambar, film rangkai, halaman cetak, dan microfilm.
6) Media semi-gerak adalah media yang unsurnya hanya garis, simbol, dan gerak. Contohnya: teleautograph. 7) Media audio adalah media yang unsurnya hanya suara
27
8) Media cetak adalah media yang unsurnya hanya simbol saja. Contohnya: pita berlubang Bretz (dalam Sadiman dkk, 2009: 20-21).
Selain itu adapun Sanaky (2009: 40) membagi jenis dan karakteristik media pengajaran sebagai berikut:
a) Dilihat dari aspek bentuk fisik yaitu media elektronik (slide, film, radio, televisi, video, VCD, DVD, LCD, komputer, internet) dan media non-elektronik (buku, handout, modul, diktat, media grafis, alat peraga). b) Dilihat dari aspek panca indra berupa media audio
(dengar), media visual (melihat), dan media audio-visual (dengar-melihat).
c) Dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu alat perangkat keras (hardware) dan alat perangkat lunak (software).
c. Batasan karakteristik media video
1) Video mampu memperbesa robjek yang kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata.
2) Dengan teknik editing objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera yang dapat diperbanyak.
3) Video memanipulasi tampilan gambar sesekali objek diberikan manipulasi tertentu sesuai dengan tentuan pesan yang ingin disampaikan.
4) Video mampu membuat objek menjadi still picture artinya objek yang ditampilkan dapat disimpan dalam durasi tertentu.
5) Daya tarik yang luar biasa, video mampu mempertahankan perhatian audiens yang melihat video tersebut.
6) Video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan aktual.
29
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
(Sumber : Hawari, 2001; Tamsuri, 2006; Carnegle, 2007; Prasetyono, 2000; Notoatmojo, 2003) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan: 1. Nyeri 2. Proses pembedahan 3. Kehamilan pertama 4. Keadan fisik 5. Tingkat pengetahuan 6. Usia 7. Lingkungan dan situasi 8. Tingkat pendidikan Karakteristik yang mempengaruhi kecemasan 1. Tingkat pengetahuan 2. Keadaan fisik Tingkat kecemasan ibu hamil trisemester 3 sebelum persalinan Tingkat kecemasan 0 = Tidak ada gejala 1 = Ringan 2 = Sedang 3 = Berat 4 = Gejala berat sekali Pendidikan kesehatan dengan audio visual dan
2.3 Kerangka Konsep
Independe
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan :
Variabel Independen : Pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik
Variabel Dependen : Kecemasan
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Hidayat 2007). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 artinya tidak ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang persalinan
dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil hamil trimester 3.
Ha artinya ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang persalinan
dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil hamil trimester 3. Kecemasan sebelum pendidikan kesehatan Kecemasan setelah pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan
dengan audio visual kelompok perlakuan
Pendidikan kesehatan dengan lembar balik pada kelompok kontrol
31 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Pra experimental dengan rancangan
Pretest-Posttest Static Group Comparasion Design yang bertujuan untuk
menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan kelompok subjek yang tidak mendapat perlakuan (Nursalam 2013). Dua kelompok subyek yang diberikan perlakuan berbeda, untuk kelompok pertama diberi perlakuan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan media audio visual. Kelompok kedua sebagai kelompok kontrol diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan menggunakan lembar balik. Sebelum diberikan perlakuan masing-masing kelompok dilakukan pengukuran (pretest) dan setelah perlakuan dilakukan pengukuran lagi (posttest) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing kelompok perlakuan (Nursalam 2013).
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian Pra - Eksperimental Subjek Pre-test Perlakuan Post-test K-A O1 I1 O1-A
K-B O2 I2 O2-B
Keterangan :
K-A : Subjek perlakuan ( Pendidikan kesehatan audio visual ) K-B : Subjek Kontrol ( Pendidikan kesehatan lembar balik )
O1 : Observasi kecemasan sebelum pendidikan kesehatan dengan
audio visual
O2 : Observasi kecemasan sebelum pendidikan kesehatan dengan
lembar balik
I1 : Intervensi pendidikan kesehatan dengan audio visual
I2 : Intervensi pendidikan kesehatan dengan lembar balik
O1 ( A ) : Observasi kecemasan sesudah pendidikan kesehatan dengan audio visual
O1 ( B) : Observasi kecemasan sesudah pendidikan kesehatan dengan lembar balik
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010). Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester 3 di Klinik Margo Husodo Gondang pada bulan Maret 2014
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dikarakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat 2007). Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Peneliti mengambil sampel ibu hamil trimester 3 yang mengalami kecemasan.
Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
33
1. Kriteria inklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Ibu hamil primigravida trimester 3 dan mengalami kecemasan b. Ibu hamil yang berusia 20-35 tahun
2. Kriteria Eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Ibu hamil yang mengalami gangguan pendengaran dan
penglihatan. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 - Juni 2014.
3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional Dan Skala Pengkuran 3.4.1 Variabel terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Variabel Independen ( Bebas)
Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik tentang persalinan.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah kecemasan pada ibu hamil trimester 3.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat 2007).
Tabel 3.2 Definisi Operasonal Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Independen : pendidikan kesehatan
Upaya agar ibu hamil dapat berperilaku hidup sehat ( tahu, mau, dan
mampu ) memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Audio visual dan lembar balik tentang persalinan - - Variabel Dependen: kecemasan Perasaan yang tidak menentu bercampur dengan reaksi terhadap ancaman rasa sakit yang dialami atau dirasakan oleh ibu hamil. Menggunakan kuesioner Hamillton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A) yang terdiri dari 14 item pertanyaan. Total nilai : Tidak cemas : 0-13 Cemas ringan : 14-20 Cemas sedang 21-27 Cemas berat : 28-41 Cemas berat sekali : 42-56 Ordinal
35 Penilaian skor antara 0-4, yang artinya : 0 : tidak ada gejala 1 : gejala ringan 2 : gejala sedang 3 : gejala berat 4 : gejala berat sekali
3.5 Alat Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Liquid Crystal
Display ( LCD ), laptop dan video proses persalinan yang berdurasi selama
5 menit. Untuk lembar balik peneliti membuat sendiri yang didalamnya berisi tentang proses persalinan dimana dalam lembar balik dijelaskan dan disebutkan tahap persalinan dari kala pertama sampai kala ketiga yaitu keluarnya placenta, sebanyak 4 lembar, serta angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang jawaban atau isinya sudah ditentukan, sehingga subjek tidak memberikan respon-respon atau jawaban yang lain (Sugiyono 2013).
Alat Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Bagian A untuk mengetahui data karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan terakhir.
2. Bagian B untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester 3 dengan menggunakan kuesioner HRS-A (Hamillton Ratting Scale for
Anxiety) yang terdiri dari 14 item pertanyaan. Nilai angka kuesioner
HRS-A (Hamillton Ratting Scale for Anxiety). Dengan penilaian skor antara 0-4, diberi nilai 0 apabila tidak ada gejala, 1 apabila gejala ringan, 2 apabila gejala sedang, 3 apabila gejala berat, 4 apabila gejala berat sekali. Tingkat kecemasan terdiri dari apabila skor 0-13, kecemasan ringan apabila skor 14-20, kecemasan sedang 21-27, kecemasan berat 28-41, kecemasan berat sekali 42-56.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data ( Nursalam 2013 ). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006).
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji instrumen ini dikatakan reliable jika r hitung atau hasil nilai alpa lebih besar dari r tabel. Pada kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A ), yang sudah dikembangkan oleh kelompok Psikiatri Biologi Jakarta ( KPBJ ) dalam bentuk Anxiety Analog Scale ( AAS ). Menurut skala HARS terdapat
37
14 symptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 ( nol present ) sampai dengan 4 ( severe ). Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS sudah diperoleh hasil yang valid dan reliable ( Rahmy 2013 ).
3.7 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi kepada Kepala Klinik Margo Husodo Gondang Sragen.
2. Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Kepala Klinik Margo Husodo Gondang, peneliti mengumpulkan data tentang ibu hamil primigravida trimester III.
3. Setelah mendapatkan data, peneliti membuat undangan dan diserahkan ke Klinik Margo Husodo untuk diberikan kepada masing – masing ibu hamil untuk berkumpul di Aula Kelurahan sebagian dari responden peneliti mendatangi satu persatu rumah ibu hamil guna mendapatkan data penelitian. Setelah itu peneliti melakukan pendekatan dengan calon responden, untuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian, kemudian setelah calon responden mengerti dengan tujuan dan manfaat peneliti memberikan lembar informed
consent dan calon responden menandatanganinya. Selanjutnya ibu
hamil yang bersedia menjadi responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan menggunakan audio visual yang berdurasi selama 5 menit, kelompok kedua diberikan pendidikan kesehatan dengan lembar balik sebanyak 4 lembar. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan responden diberikan pretest dimana peneliti mengisi kuesioner kecemasan berdasarkan data yang diperoleh dari ibu hamil trimester III tentang kecemasan. Setelah dilakukan pretest peneliti memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok pertama dengan audio visual tentang persalinan yang berdurasi selama 5 menit, Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual peneliti memberikan posttest tentang kecemasan yang dialami ibu hamil trimester III pada kelompok perlakuan. Selanjutnya dihari kedua peneliti mengumpulkan ibu hamil trimester III untuk diberikan pendidikan kesehatan, responden diberikan pretest dimana peneliti mengisi kuesioner kecemasan berdasarkan data yang diperoleh dari ibu hamil trimester III tentang kecemasan. Selanjutnya peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik sebanyak 4 lembar kepada kelompok dua. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik peneliti memberikan posttest tentang kecemasan yang dialami ibu hamil trimester 3 pada pada kelompok kontrol.
39
3.8 Teknik Pengolahan
Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap sebagai berikut :
1. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden. Hal ini dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat dilengkapi. Selama proses penelitian ada beberapa data yang tidak terisi sehingga peneliti meminta responden untuk melengkapinya sehingga didapatkan data yang lengkap.
2. Coding
Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah mengolah data, hanya 1 variabel diberi kode yaitu variabel dependen (Nursalam 2013). Tingkat kecemasan yang menjawab nilai 0 adalah tidak ada gejala, 1 adalah gejala ringan, 2 adalah gejala sedang, 3 adalah gejala berat, 4 adalah gejala berat sekali.
3. Entry data
Merupakan suatu proses pemasukan data kedalam komputer untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program komputer.
4. Cleaning
Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan
proses pembersihan data. Dalam proses ini peneliti melakukan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa semua data yang dimasukkan dalam program komputer telah sesuai dengan data asli yang didapat di lapangan.
5. Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian diolah dengan bantuan komputer.
3.9 Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik kuantitatif dengan menggunakan analisis unviariat dan bivariat. Pada penelitian ini menggunakan sistem komputer dalam penghitungan data. Adapun analisa yang digunakan sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menganalisis tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan suatu distribusi frekuensi dan prosentase dari masing-masing variabel (Notoatmodjo 2005).
Analisa univariat juga digunakan untuk menggambarkan nilai mean yang digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan ataupun data yang sudah dikelompokkan, nilai median yang merupakan nilai yang berada di tengah dari suatu nilai atau pengamatan yang disusun, serta
41
nilai modus yang digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi ( Hidayat 2007). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan ibu hamil trimester 3 sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan audio visual dan lembar balik melalui kuesioner kemudian di tabulasi dan dikelompokan dalam bentuk tabel. 2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang akan dilakukan pada dua variabel penelitian yang dianggap saling berhubungan ataupun saling berkolerasi (Notoatmodjo 2005). Analisis bivariat adalah analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono 2013). Sebelum dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas disini menggunakan uji Kolmogorof Smirnov karena pada umumnya lebih sering digunakan untuk uji normalitas (Sugiyono 2012). Hasil uji normalitas dapat diketahui bahwa nilai
pre-test pada kelompok perlakuan sebesar 0,004 dan pre-pre-test pada kelompok
kontrol sebesar 0,862 sehingga p value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Nilai post-test pada kelompok perlakuan sebesar 0,010 dan post-test pada kelompok kontrol sebesar 0,798 sehingga p value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi tida normal.
Analisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang persalinan
dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil trimester III dengan rumus Sugiyono (2012) sebagai berikut:
U1 = n1n2+݊ͳሺ݊ͳെͳሻ ʹ – R1 U2 = n1n2+݊ʹሺ݊ʹെͳሻ ʹ – R2 Keterangan : n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2
R1 : Jumlah rangking pada sampel n1
R2 : Jumlah rangking pada sampel n2
Intepretasi hasil uji statistic :
H0 artinya tidak ada pengaruh antara pendidian kesehatan tentang
persalinan dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil hamil trimester 3.
Ha artinya ada pengaruh antara pendidian kesehatan tentang persalinan
dengan audio visual dan lembar balik terhadap kecemasan ibu hamil hamil trimester 3.
Analisa hasil uji statistik :
Apabila p value ≤ 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh
pendidikan kesehatan audio visual dan lembar balik. Apabila p value > 0,05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh antara pendidikan audio
43
3.10 Etika Penelitian
Ada beberapa etika yang dilakukan untuk mendukung kelancaran penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti
dengan calon responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon responden bersedia menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan Identitas)
Anonimity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang digunakan berupa nama responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi atau masalah lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian yaitu usia ibu, usia kehamilan, pendidikan ibu dan pekerjaan.
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di Klinik Margo Husodo Gondang pada Maret 2014 sebanyak 30 orang, yang dibagi menjadi 2 kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang responden. Satu kelompok mendapat perlakuan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual dan kelompok yang lain sebagai kelompok kontrol mendapat pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan menurut usia ibu, usia kehamilan ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Adapun hasilnya akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut:
4.1.1 Karakteristik Responden Menurut Usia
Karakteristik responden menurut usia hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Usia ( n = 30 ) Usia
Kelompok Kelompok Perlakuan Kontrol
Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%)
20 – 25 4 26.7 2 13.3
26 – 30 7 46.7 6 40.0
31 – 35 4 26.7 7 46.7
Jumlah 15 100 15 100
Hasil analisis pada Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual mayoritas berusia 26-30 tahun yaitu
45
sebanyak 7 responden (46,7%). Pada kelompok kontrol yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik mayoritas responden berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (46,7%).
4.1.2 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Karakteristik responden menurut pendidikan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ( n = 30 ) Pendidikan
Kelompok Kelompok Perlakuan Kontrol
Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%)
SD 0 0 4 26.7
SMP 10 66.7 8 53.3
SMA 5 33.3 3 20.0
Jumlah 15 100 15 100
Hasil analisis pada Tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik responden menurut pendidikannya untuk kelompok perlakuan yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual, mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Pada kelompok kontrol yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik, mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 8 responden (53,3%). 4.1.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Karakteristik responden menurut pekerjaan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ( n = 30 ) Pekerjaan
Kelompok Kelompok Perlakuan Kontrol
Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 8 53.3 11 73.3
Wiraswasta 4 26.7 4 26.7
Swasta 3 20.0 0 0
Jumlah 15 100 15 100
Hasil analisis pada Tabel 4.3 diketahui karakteristik responden menurut pekerjaannya untuk kelompok perlakuan yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual, mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 8 responden (53,3%). Pada kelompok kontrol yang diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik, mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 11 orang (73,3%).
4.2 Analisis Univariat
4.2.1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Klinik Margo Husodo Gondang Sebelum dan Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang Persalinanio dengan Audio Visual.
Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
47
Tabel 4.4. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Sebelum dan Setelah diberi Pendidikan Kesehatan Denga Audio Visual Tingkat Kecemasan
Perlakuan
Pretest Posttest
Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Tidak Ada Cemas
Cemas Ringan Cemas Sedang 0 0 4 0 0 26,7 10 5 0 66,7 33,3 0 Cemas Berat
Cemas Berat Sekali
11 0 73.3 0 0 0 0 0 Jumlah 15 100 15 100
Hasil analisis pada Tabel 4.4 diketahui bahwa responden sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan audio visual mayoritas responden mempunyai tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 11 responden (73,3%). Setelah dilakukan pendididikan kesehatan dengan audio visual mayoritas responden tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 10 responden (66,7%).
4.2.2. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Klinik Margo Husodo Gondang Sebelum dan Setelah Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan dengan Lembar Balik.
Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Sebelum dan Setelah diberi Pendidikan Kesehatan Dengan Lembar Balik Tingkat Kecemasan
Kontrol
Pretest Posttest
Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Tidak Ada Cemas
Cemas Ringan Cemas Sedang 0 0 5 0 0 33,3 2 10 0 13,3 86,7 0 Cemas Berat
Cemas Berat Sekali
10 0 66,7 0 0 0 0 0 Jumlah 15 100 15 100
Hasil analisis pada Tabel 4.5 diketahui bahwa responden sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan lembar balik mayoritas responden mempunyai tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Setelah dilakukan pendididikan kesehatan dengan lembar balik mayoritas responden mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 10 responden (86,7%).
4.3 Analisis Bivariat
Sebelum dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov Test. Hasil uji normalitas Kolmogorof-Smirnov Test dapat dilihat pada Tabel 4.6.