• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Jamu Gendong Instan (JAGENDIS) Sebagai Diversifikasi Produk Jamu di Dusun Suruhan Desa Keji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Jamu Gendong Instan (JAGENDIS) Sebagai Diversifikasi Produk Jamu di Dusun Suruhan Desa Keji"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengembangan Jamu Gendong Instan (JAGENDIS) Sebagai Diversifikasi

Produk Jamu di Dusun Suruhan Desa Keji

Dyah Nurani Setyaningsih1, Ema Yuniarti2, Raulendhi Fauzanna3, Gilang Arista Prastomo4, Silvia Nur Fadhilah5

Universitas Negeri Semarang (dyahnuranis@mail.unnes.ac.id)

Abstract

Jamu has become one of the people's favorite traditional drinks which has many benefits and seems natural without any artificial ingredients. This is reason the selection of jamu as one form of alternative medicine. One of them is in Suruhan, Keji Village. However, the presence of jamu sellers is reduced and their existence is unable to compete with other herbal medicines issued by the factory. Therefore, the need for a new innovation as a form of diversification of herbal products, namely making instant jamu. The making of this instant jamu is carried out in community service activities at community service (KKN) of Semarang State University in Keji Village, Ungaran Barat District, Semarang Regency. The method used in community service is in the form of training activities, which begin with the socialization of instant jamu, followed by the practice of making instant jamu by herbal and community sellers, packaging and marketing of instant jamu. The results of this community service activity in the form of four instant herbal products with variants of ginger, kencur rice, turmeric acid, and curcuma. This instant jamu’s product is called JAGENDIS (Instant Herbal Medicine) because it has a background of jamu that sold by the local community. The products of this jamu are also marketed through the exhibition of village products and also online in social media. From these community service activities, it is hoped that communities, especially jamu’s sellers, can make instant herbal medicines by themself as a form of diversification of herbal products. The existence of instant herbal product packaging can be the identity of a typical village jamu’s product as one of the village's flagship products. Furthermore, making instant jamu can continue and become one of the village's superior products that can compete and be able to empower the community and increase income.

(2)

2

Abstrak

Jamu gendong menjadi salah satu minuman tradisional favorit masyarakat yang memiliki banyak khasiat dan terkesan alami tanpa adanya bahan buatan. Hal inilah yang mendasari pemilihan jamu sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif masyarakat. Salah satu industri rumahan jamu gendong berada di Dusun Suruhan Desa Keji. Namun keberadaan penjual jamu gendong saat ini sudah berkurang dan eksistensinya kalah bersaing dengan produk herbal lain yang lebih modern. Oleh karenanya, diperlukan suatu inovasi baru sebagai bentuk diversifikasi produk jamu gendong, yaitu dengan pembuatan jamu secara instan. Pembuatan jamu instan ini dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang di Desa Keji Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini berupa kegiatan pelatihan, yang diawali dengan sosialisi tentang jamu instan, dilanjutkan praktik pembuatan jamu instan oleh penjual jamu dan masyarakat, pengemasan serta pemasaran produk jamu instan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa empat produk jamu instan dengan varian jahe, beras kencur, kunyit asam, dan temulawak. Produk jamu instan ini diberi nama JAGENDIS (Jamu Gendong Instan) karena berlatarbelakang dari jamu gendong yang dijual oleh masyarakat setempat. Hasil produk jamu ini juga dipasarkan melalui kegiatan pameran produk desa dan juga secara daring melalui sosial media. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan masyarakat desa khususnya penjual jamu dapat membuat jamu instan secara mandiri sebagai bentuk diversifikasi produk jamu. Adanya kemasan produk jamu instan dapat menjadi identitas produk jamu khas desa sebagai salah satu produk unggulan desa. Selanjutnya pembuatan jamu instan dapat berlanjut dan menjadi salah satu produk unggulan desa yang dapat bersaing dan mampu memberdayakan masyarakat serta meningkatkan pendapatan ekonomi. Kata Kunci: Jamu Instan, Pengabdian Masyarakat, Jagendis

(3)

3 A. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati lebih kurang 30.000 jenis tanaman, di mana 2.500 jenis di antaranya merupakan tanaman obat. Indonesia sebagai negara agraris juga memiliki hutan dan lahan pertanian yang luas serta menyimpan kekayaan alam yang besar. Berdasarkan hal itu, Indonesia mewariskan budaya pengobatan tradisional yang telah dikenal sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun, yaitu jamu.

Minuman tradisional jamu hingga saat ini masih memiliki eksistensi di Indonesia. Jamu menjadi salah satu minuman tradisional favorit masyarakat Indonesia khususnya di desa, namun keberadaannya juga merambah di masyarakat kota. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penjual jamu, baik yang digendong maupun yang dengan sepeda, masih sibuk menghampiri lingkungan tempat tinggal dan di pasar. Bukan hanya digemari karena statusnya sebagai minuman tradisional khas Indonesia, jamu juga laris dikonsumsi sebagai minuman herbal untuk pengobatan. Karena itulah, bisnis pengolahan jamu dikembangkan oleh masyarakat. Saat ini, industri jamu sudah berkembang sejak lama yang berasal dari akar budaya asli masyarakat Indonesia. Selain itu, industri jamu memiliki kemudahan karena ketersediaan sumber bahan baku yang mudah dijumpai dan harga yang mudah di jangkau.

Jamu gendong merupakan salah satu istilah pembuatan jamu secara tradisional yang dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Minuman jamu ini diperjualkan dengan cara menggendong bakul yang berisi botol-botol jamu, sehingga muncullah istilah jamu gendong. Jamu gendong merupakan salah satu bentuk alternatif pengobatan oleh masyarakat. Pemakaian bahan baku yang alami dan tanpa adanya bahan buatan

mendasari pemilihan jamu gendong oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan dipercaya memiliki banyak khasiat. Namun, disamping itu, secara umum jamu gendong juga memiliki kelemahan, karena sifatnya yang sekali minum menjadikan jamu gendong memiliki tingkat keawetan yang rendah atau tidak tahan lama. Selain itu, kelemahan lain yang ada pada jamu gendong adalah masalah higienitas dengan penggunaan wadah yang memakai botol plastik, serta memiliki jangkauan penjualan yang tidak luas karena penjualannya dilakukan dengan cara digendong. Salah satu industri jamu gendong dapat dijumpai di Dusun Suruhan Desa Keji.

Desa Keji Kecamatan Ungaran Barat merupakan salah satu desa lokasi pengabdian masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Tahap II A. Desa Keji memiliki produk jamu gendong skala kecil yang diproduksi rumahan oleh masyarakat sekitar. Tradisi meminum jamu sudah melekat pada masyarakat Desa Keji, menjadikan mereka lebih cocok dengan jamu tradisional daripada obat modern. Konsumsi jamu yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah pembuat jamu. Keberadaan penjual jamu gendong saat ini sudah berkurang dan eksistensinya kalah bersaing dengan obat-obatan herbal lain yang dikeluarkan oleh pabrik. Namun, eksistensinya saat ini sudah mulai pudar dengan keberadaan obat-obatan modern sehingga perlunya suatu inovasi inovasi baru sebagai bentuk diversifikasi produk jamu gendong, yaitu dengan pembuatan jamu secara instan.

Produk jamu instan sudah populer di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Semarang dengan keberadaan pabrik jamu skala nasional di wilayah tersebut, namun untuk jamu instan produksi usaha rumah tangga dari

(4)

4

Desa Keji masih belum bisa menembus pangsa pasar yang luas karena pembuatan jamu instan yang dilakukan secara tradisional sehingga memerlukan komponen-komponen pendukung agar produk jamu instan ini dapat diproduksi secara konstan dan cepat serta dapat bersaing dengan produk herbal instan lainnya yang lebih modern.

Pembuatan jamu gendong menjadi produk jamu instan ini diharapkan dapat menjadi produk lain dari jamu segar yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memiliki tingkat keawetan lebih lama. Sehingga keberadaan jamu instan ini dapat menjadi produk unggulan desa yang dapat bersaing dengan produk herbal lain.

B. PELAKSANAANDANMETODE Lokasi Pengabdian

Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Suruhan yang menjadi tempat berkembangnya industri rumahan jamu gendong.

Waktu Pelaksanaan

Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada waktu kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Tahap IIA Tahun 2019 Universitas Negeri Semarang. Dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 30 Juli 2019 dan 3 Agustus 2019.

Sasaran dan Peserta

Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat desa khususnya penjual jamu gendong yang sudah lama menekuni pembuatan jamu. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan sebanyak 10 orang, dengan 2 orang

diantaranya sebagai penjual jamu yang menjadi sasaran utama dalam pembuatan jamu instan ini.

Metode Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan pembuatan produk jamu instan yang diuraikan sebagai berikut.

a. Persiapan materi berupa resep pembuatan jamu instan.

b. Sosialisasi tentang pembuatan jamu instan.

c. Praktik pembuatan jamu instan dengan melibatkan peserta sosialisasi.

d. Diskusi tentang hasil latihan yang telah dilaksanakan.

e. Praktik mandiri pembuatan jamu instan yang dilakukan oleh penjual jamu.

f. Pengemasan produk jamu instan. g. Pelatihan penghitungan harga jual

produk jamu instan.

h. Pemasaran produk jamu instan.

Alat, dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan yaitu kompor, wajan, tumbukan, alat penumbuk, blender, pisau, baskom, ayakan, sendok kayu, nampan, botol, plastik.

Bahan yang digunakan adalah jahe, kunyit, kencur, temulawak, beras, air, kapulaga, daun pandan, cengkih, serai, garam, gula pasir, asam, kayu manis.

C. HASILDANPEMBAHASAN Pembuatan Jamu

Jamu gendong segar dapat diolah menjadi jamu instan dengan cara

(5)

5 mengkristalkan adonan cairan jamu. Pada

kegiatan pengabdian masyarakat ini, pembuatan jamu instan yang diolah yaitu varian jahe, beras kencur, kunyit asam, dan temulawak. Semua varian jamu ini diambil dari bahan alami tanpa adanya bahan buatan seperti pewarna, pengawet, dan perasa serta diolah secara tradisional. Berikut ini merupakan varian jamu yang diolah sebagai jamu instan.

Jamu Instan Jahe

Jahe merupakan bahan jamu yang memiliki sifat panas dan pedas. Jamu instan jahe memiliki manfaat atau khasiat antara lain:

- Menghangatkan tubuh

- Mengatasi masalah pencernaan - Mengurangi mual

- Mengurangi rasa sakit pada otot - Membantu proses detoksifikasi dan

mencegah penyakit kulit - Mencegah penyakit kanker

- Melunakkan makanan dalam perut dengan stabil

- Anti peradangan

Pembuatan jamu instan jahe menggunakan bahan-bahan alami yang mudah di dapat, yaitu rimpang jahe, daun pandan, serai, gula pasir, dan garam.

Gambar 1. Jamu Instan Jahe

Penggunaan serai untuk menambahkan cita rasa pedas dan hangat pada jamu instan jahe, sedangkan penggunaan daun pandan sebagai penambah aroma dari jamu sehingga memiliki aroma yang menyegarkan perpaduan dengan aroma rimpang jahe. Pemakaian gula pasir disini sebagai bahan untuk mengkristalkan adonan jamu denga perbandingan 1:2, dimana proporsi gula sebesar 2x lipatnya adonan cairan jamu.

Jamu Instan Beras Kencur

Kencur merupakan bahan jamu yang memiliki jenis rimpang mirip dengan kunyit. Kencur bisa diolah menjadi jamu yang banyak dikenal masyarakat dengan jamu beras kencur. Jamu instan beras kencur memiliki beberapa khasiat yaitu:

- Sebagai tonikum

- Meningkatkan nafsu makan - Mengobati infeksi

- Meredakan Peradangan

- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh - Mencegah penyakit kanker

- Memberikan sensasi ketenangan - Mengobati kencing batu

- Mengatasi masuk angin dan flu - Mengobati batuk

- Menyembuhkan diare

Pembuatan jamu instan beras kencur menggunakan komponen bahan utama berupa kencur dan ditambah beras yang ditumbuk secara bersamaan. Selain itu, terdapat bahan-bahan lain yaitu kayu manis, umbi jahe, kapulaga, daun pandan, garam, dan gula pasir. Penggunaan umbi jahe pada jamu instan beras kencur dimaksudkan untuk menambah cita rasa sedikit pedas pada jamu. Penggunaan daun pandan juga untuk menambah aroma pada jamu yang menjadi ciri khas penjual jamu di Desa Keji.

(6)

6

Gambar 2. Jamu Instan Beras Kencur

Jamu Instan Kunyit Asam

Kunyit merupakan salah satu rempah/bumbu makanan yang memiliki warna dan cita rasa yang khas dan juga tanaman obat, sedangkan asam biasa digunakan untuk mengatasi gangguan perut hingga masalah kantong empedu. Kedua bahan ini dapat diolah menjadi jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam ini memili khasiat antara lain:

- Menurunkan rasa nyeri saat menstruasi

- Melangsingkan tubuh

- Mengatasi masalah bau badan - Membuat kulit lebih cerah - Sebagai antioksidan - Mengatasi infeksi

- Mengendalikan gula darah - Menghambat penyakit Alzheimer - Mengobati anemia

Pembuatan jamu instan kunyit asam menggunakan komponen utama kunyit dan juga asam. bahan lain yang digunakan adalah cengkih, gula pasir, daun pandan, dan air. Pada proses pembuatannya, adonan berupa cairan kental jamu hanya berasal dari kunyit, tidak bisa dicampur dengan asam, karena asam memiliki sifat mencairkan adonan ketika dimasak sehingga adonan tidak dapat

mengkristal. Untuk itu, proses pembuatan jamu instan kunyit asam dimulai dengan memasak adonan cairan kunyit, setelah menjadi kristal nantinya ketika pengemasan ditambah asam jawa utuh yang ketika diseduh mencampurkan antara serbuk kunyit dan asam jawa.

Gambar 3. Jamu Instan Kunyit Asam

Jamu Instan Temulawak

Temulawak termasuk keluarga jahe, namun memiliki warna umbi yang hampir sama dengan kunyit. Jamu instan temulawak memiliki khasiat antara lain:

- Menambah nafsu makan

- Mengobati gangguan pencernaan - Mengatasi kram perut saat menstruasi - Mengatasi masuk angin

- Memengaruhi metabolisme lemak - Mengatasi radang sendi

- Mengeluarkan toksin dalam tubuh - Meningkatkan fungsi ginjal - Meningkatkan stamina

Pembuatan jamu instan temulawak menggunakan bahan-bahan yaitu umbi temulawak, kayu manis, cengkih, daun pandan, garam, dan gula pasir. Secara kasat mata, bentuk serbuk jamu instan temulawak hampir sama dengan kunyit, namun memiliki warna lebih cerah dan bau atau aroma yang khas.

(7)

7 Gambar 4. Jamu Instan Temulawak

Proses Pembuatan Jamu

Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata ini, terdapat beberapa proses pembuatan sehingga menjadi produk jamu gendong instan.

Persiapan

Pada proses persiapan, dilakukan kegiatan berupa penyiapan resep, pembelian bahan-bahan jamu, menyiapkan adonan cairan kental dari proses menumbuk bahan. Bahan-bahan yang digunakan merupakan Bahan-bahan alami yang kemudian ditumbuk sesuai dengan resep masing-masing jamu sebanyak dua kali. Proses penumbukkan ini menjadi ciri bahwa pembuatan jamu instan ini masih dilakukan secara tradisional. Hasil tumbukkan diberi air sesuai dengan takaran sehingga menjadi adonan cairan kental untuk jamu instan.

Gambar 5. Proses Menumbuk Bahan Jamu Menjadi Cairan Kental

Pada persiapan ini, hasil yang diperoleh berupa perlengkapan alat dan bahan pembuatan jamu instan, resep, dan adonan cairan kental jamu. Persiapan ini menjadi dasar dalam melakukan proses-proses berikutnya. Selain itu, penyiapan resep menjadi pedoman dalam pembuatan jamu gendong instan.

Sosilasisasi

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan terkait dengan pembuatan jamu instan dengan cara penjelasan resep dan pemberian informasi terkait keuntungan dari pembuatan jamu secara instan. Kegiatan sosialisasi juga berisi dengan bertukar pendapat terkait resep yang akan digunakan untuk pembuatan jamu instan.

Gambar 6. Sosialisasi Pembuatan Jamu Instan Kepada Masyarakat

Praktik

Kegiatan praktik pembuatan jamu instan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama pembuatan jamu dengan peserta yang dijadikan sebagai latihan, kedua berupa praktik mandiri pembuatan jamu instan yang dilakukan oleh penjual jamu gendong di Dusun Suruhan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik langsung pembuatan jamu instan untuk lebih memahami dan mencocokkan dengan resep awal yang dijadikan bahan pedoman. Selain itu, untuk memperdalam skill penjual jamu

(8)

8

dalam membuat jamu gendong instan, dan bisa menjadi tempat trial and error sehingga kedepannya mendapat resep yang paten serta tips dan trik dalam pengolahan varian jamu instan, dan dengan adanya kegiatan praktik, masyarakat khususnya penjual jamu dapat mengetahui langkah-langkah serta tips dan trik dalam membuat jamu instan, karena masing-masing varian jamu instan memiliki perlakukan yang berbeda dalam proses pembuatannya.

Sebelum praktik pembuatan jamu dilakukan, sudah disiapkan adonan cairan kental dari bahan-bahan jamu. Setelah itu, adonan dimasak bersama gula pasir dengan perbandingan 1:2. Sebagai contohnya ketika menggunakan adonan 1 liter maka gula pasir yang digunakan yaitu 2 kg. Penggunaan gula dimaksudkan untuk membantu proses pengkristalan jamu. Pemilihan gula pasir merupakan bahan alami untuk mengkristalkan adonan jamu.

Gambar 7. Proses Pembuatan Jamu Gendong Instan

Diskusi

Proses pembuatan jamu memiliki karakteristik dan perlakuan yang berbeda. Kegiatan diskusi dilakukan untuk mengkaji tentang hasil praktik pembuatan jamu instan yang telah dilaksanakan, hal ini dimaksudkan untuk bertukar pendapat dengan masyarakat khususnya penjual jamu, karena bahan-bahan dan langkah-langkah yang ada pada resep terkadang memiliki perbedaan dengan

kebiasaan penjual jamu ketika membuat jamu. Kemudian, ketika proses pembuatan jamu instan, terdapat kendala sehingga jamu instan yang dibuat mengalami kegagalan, sehingga akan ada diskusi supaya tidak terjadi kegagalan lagi dalam membuat jamu instan. Oleh karena itu, kegiatan diskusi penting dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan dan tips serta trik yang dapat dilakukan sehingga dapat menemukan resep yang paten.

Pengemasan Produk

Kegiatan pengemasan produk merupakan tahapan akhir proses pembuatan jamu sebelum dipasarkan. Produk jamu gendong instan yang sudah diolah dan sudah menjadi kristal kemudian dihaluskan kembali dan disaring sehingga didapatkan serbuk jamu instan yang lebih halus dan siap dikemas. Produk jamu instan ini dikemas dalam kemasan sachet dan dibungkus dalam kotak box. Pengemasan produk dilakukan untuk melihat adonan awal yang dibuat dapat menghasilkan berapa gram serbuk jamu dan menjadi berapa bungkus kemasan, serta menambah nilai jual jamu instan ketika dijual.

Gambar 8. Proses Pengemasan Jamu Gendong Instan

Pada pelatihan pembuatan jamu instan, masing-masing varian jamu menggunakan satu liter adonan cair dengan dua kilogram gula pasir (perbandingan 1:2). Hasil kristal yang di dapat sebanyak dua

(9)

9 kilogram, sesuai dengan jumlah gula pasir,

karena gula pasir sebagai perantara untuk mengkristalkan adonan cairan jamu, sehingga jumlahnya tetap. Setelah mengkristal, dihaluskan kembali dengan cara ditumbuk atau diblender, dan dihasilkan serbuk jamu instan. Dua kilogram kristal jamu tidak semuanya menjadi serbuk jamu yang dapat dikemas, dalam artian terdapat beberapa kristal yang sulit untuk dihancurkan sehingga tidak bisa untuk dikemas. Sehingga, dua kilogram kristal dapat menjadi sekitar 80 kemasan sachet ukuran 20gram, atau bisa menghasilkan sebanyak ±1800gram serbuk jamu instan.

Pemasaran Produk

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait metode pemasaran yang dapat dilakukan oleh penjual jamu. Selama ini, pada penjualan jamu gendong segar (cair/sekali seduh) hanya terbatas di sekitar desa dan juga di pasar tradisional. Oleh karena itu, dengan adanya diversifikasi jamu gendong berupa jamu instan diharapkan pemasaran produk jamu gendong tidak hanya sebatas di lingkup desa dan pasar tradisional, melainkan dapat masuk ke toko-toko dan minimarket dan dapat dikenal luas oleh masyarakat.

Pada kegiatan pelatihan pembuatan jamu instan ini, sebelum produk dipasarkan, peserta pelatihan khususnya penjual jamu diberikan pelatihan cara menghitung biaya dan harga jual. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melihat berapa nilai jual dari produk jamu instan yang telah dibuat, dilihat dari besar penggunaan alat dan bahan serta kemasan. Dari pelatihan ini, peserta dapat mengetahui keuntungan yang di dapat pada setiap kemasan jamu instan.

Jamu instan yang dibuat memiliki kemasan

sachet satuannya sebesar 20 gram, dengan

harga jual yang berbeda pada masing-masing varian. Kemasan jamu instan 20 gram ini dapat di seduh dengan air hangat sebanyak 150 ml. Harga jual per kemasan dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1. Harga Satuan Jamu Instan

No. Varian Jamu Harga Satuan

1. Jahe Rp2.600,00

2. Beras Kencur Rp2.650,00

3. Kunyit Asam Rp2.200,00

4. Temulawak Rp2.200,00

Produk jamu instan ini, diberi nama JAGENDIS (Jamu Gendong Instan). Pemberian nama JAGENDIS ini berlatarbelakang bahwa pembuatan jamu instan ini berawal dari jamu gendong yang dijual keliling oleh masyarakat Dusun Suruhan Desa Keji. Jamu gendong yang dijual masih dalam bentuk cair yang hanya sekali minum. Dengan dibuatnya jamu instan sebagai bentuk diversifikasi produk jamu gendong, sehingga diberilah nama JAGENDIS. Bentuk kemasan jamu instan JAGENDIS dapat dilihat di gambar berikut.

(10)

10

Pada pelatihan ini, juga dilaksanakan kegiatan pemasaran produk jamu instan JAGENDIS. Pemasaran produk dilakukan pada kegiatan pameran produk desa dan melalui sosial media. Kegiatan pemasaran ini bertujuan untuk melakukan branding produk jamu instan JAGENDIS, yang diharapkan dapat dikenal oleh masyarakat luas yang menjadi sasaran penjualan produk jamu instan. Dan dengan dilakukan kegiatan pemasaran melalui media sosial akan mudah diakses informasi mengenai produk jamu instan JAGENDIS.

D. PENUTUP KESIMPULAN

Jamu gendong sebagai salah satu minuman tradisional yang digemari oleh masyarakat yang memiliki berbagai macam khasiat tidak hanya dapat dijumpai dalam bentuk cair atau sekali seduh, tetapi juga dapat dibuat sebuah produk jamu gendong instan yang menjadi bentuk diversifikasi produk jamu yang ada. Pembuatan jamu gendong instan bertujuan untuk mengembangkan produk jamu yang memiliki ketahanan lebih lama dan dapat bersaing dengan produk olahan jamu modern. Kedepannya diharapkan pembuatan jamu gendong instan dapat terus berjalan dan menjadi produk unggulan desa yang sudah paten dan memiliki hasil produk jamu gendong instan dengan cita rasa khas Desa Keji.

SARAN

Berdasarkan hasil diatas dapat diberikan saran agar para pengusaha jamu di Desa Keji dapat mengembangkan produk jamu instan sehingga dapat memberikan banyak manfaat seperti, memberi pendapatan terhadap produsen jamu instan, jamu instan dapat

dikenal oleh masyarakat luas menjadi jamu instan khas Desa Keji, selain itu produksi jamu instan ini dapat menyerap tenaga kerja yakni para warga di Desa Keji maupun sekitarnya guna mengurangi pengangguran. Selanjutnya produsen dari produk ini dapat melakukan izin produksi resmi dari BPOM, karena produk yang di produksi oleh industri rumahan maupun UMKM dapat beredar luas di pasaran.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kepala Desa beserta Perangkat Desa Keji, Kepala Dusun Suruhan, dan masyarakat Desa Keji khususnya Dusun Suruhan yang menjadi mitra dalam pengabdian masyarakat ini dan telah memberikan izin serta dukungan penuh dalam kegiatan pembuatan jamu gendong instan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengabdian masyarakat dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan potensi desa. Serta terimakasih kepada teman-teman KKN Alternatif IIA Desa Keji Universitas Negeri Semarang yang telah bekerjasama mensukseskan kegiatan pelatihan pembuatan jamu instan ini.

E. DAFTARPUSTAKA

Lingga, Herningtyas Nautika, dkk. 2018.

Pelatihan Pembuatan Jamu Instan Sebagai Diversifikasi Produk Pengrajin Jamu Di Kampung Pejabat

Kelurahan Loktabat Selatan

Banjarbaru. Jurnal Mediteg Volume 3

Nomor 1.

Muttaqin, Hermansyah, dkk. 2015.

Pemberdayaan Usaha Jamu Jahe Instan Di Kota Surakarta Dan

(11)

11

Kabupaten Sukoharjo Melalui

Teknologi Pengolahan Jahe. Jurnal

Inotek, Volume 19, Nomor 2.

Pribadi, Mohammad, dkk. 2019.

Pendampingan Komunitas Kelompok Wanita Tani Kemesu Samigaluh Kulon Progo melalui Program Pembuatan Jamu Tradisional menjadi Bubuk Kristal. Jurnal Pengabdian

Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Volume 3 Nomor 1 Hal. 39-46.

Rachmawati, Ike Kusdyah, dkk. 2018. PKM.

Peningkatan Usaha Jamu Saritoga Ukm “Prayogo” dan Karang Taruna “Bhakti” Dusun Lopawon Desa Kebobang Wonosari Kabupaten Malang. Jurnal Akses Pengabdian

Indonesia, Volume 3 ,Nomor 2.

Suyatno, dkk. 2015. Pendampingan Dalam

Rangka Meningkatkan Keterampilan Pembuatan Serbuk Jamu Instan Untuk Penjual Jamu Gendong Di Wilayah

Kelurahan Sememi Kecamatan

Benowo Surabaya. Jurnal Abdi Volume 1 Nomor 1, Hal. 47-53.

Gambar

Gambar 1. Jamu Instan Jahe
Gambar 2. Jamu Instan Beras Kencur
Gambar 4. Jamu Instan Temulawak
Gambar 8. Proses Pengemasan Jamu Gendong Instan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe rotating

Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas (Nordi- awan, 2010). Semakin baik

Ditambah dengan inisiatif bisnis dari Customer Relationship Management (CRM) dengan harapan dapat membangun hubungan jangka panjang dengan customer.Pembuatan aplikasi

Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian adalah model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) sedangkan variabel terikat penelitiannya adalah hasil belajar

DATA gramatikal s ual muncul pengelom (1) lomok mem KBBI bera da yang dap dsb (KBBI n supir ten (2) seperti afiks sebagai a pokkan ter miliki arti arti berlumu pat mengoto

 Berikut ini adalah cara mencuci bahan pangan yang masih mentah:  pisahkan bahan pangan yang masih kotor dari yang sudah bersih..  buang bagian-bagian bahan pangan yang sudah

 Mendeskripsikan unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam)..  Mempraktikan aqidah Islam secara benar dalam

Poerwanto, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember dan selaku Dosen Pembimbing utama yang