• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA

PERGERAKAN NASIONAL TAHUN 1911-1942

1. Judul : Peranan Sarekat Islam dan Muhammadiyah sebagai Gerakan Politik serta Pendidikan pada Masa

Pergerakan Nasional Tahun 1911-1942 2. Bidang Penelitian : Sejarah

3. Identitas Peneliti/Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Iyus Jayusman, Drs., M.Pd. b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIK : 0429066201 d. Disiplin Ilmu : Sejarah

e. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/IV-A f. Jabatan : Dosen

g. Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

h. Alamat : Perum Puri Sumelap Indah D48 Tasikmalaya i. Telepon/Faks/E-mail : 082320114733

4. Nama Anggota Penelitian

a. Peneliti : Iyus Jayusman, Drs., M.Pd

5. Lokasi Penelitian : Perpustakaan FKIP dan Perpustakaan Pusat Unsil 6. Jumlah Biaya : Rp. 1.500.000,-

Mengetahui,

Ketua Program Studi Tasikmalaya, 20 September 2015 Peneliti

(2)

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

TAHUN 1911-1942

PENELITIAN

Oleh

IYUS JAYUSMAN, DRS,. M.PD NIDN. 0429066201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

(3)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR………..…...…………..… i DAFTAR ISI………..……...…… ii BAB I PENDAHULUAN ………..………... 1

A. Latar Belakang Masalah………..……...……… 1

B. Rumusan Masalah……….………...…….. 4

C. Definisi Operasional………...…… 4

D. Tujuan Penelitian……….………..………... 6

E. Kegunaan Penelitian..…………..………...… 6

BAB II LANDASAN TEORETIS..………..………...…………. 8

A. Kajian Teoretis….………..…………...……….. 8

B. Penelitian Yang Relevan..………...…… 14

C. Anggapan Dasar………..……...………. 14

BAB III PROSEDUR PENELITIAN…..………..…... 16

A. Metode Penelitian………..…………...……….. 16

B. Variabel Penelitian……..………... 17

C. Teknik Pengumpulan Data………...…. 17

D. Langkah-langkah Penelitian………...……… 18

E. Teknik Pengolahan Data………...……… 19

(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………... 20

A. Situasi Sosial-Politik Menjelang Lahirnya Pergerakan Nasional ………... 20

1. Masyarakat Kolonial 4dan Kebangkitan Nasional …... 20

2. Pendidikan Kolonial ………...……….... 25

B. Lahirnya Organisasi Modernisme Islam …………... 31

1. Modernisme Islam………...….. 31

2. Sarekat Islam sebagai Gerakan Politik…………... 33

3. Muhammadiyah sebagai Organisasi Sosial Pendidikan ………..……... 40

4. Suatu Tinjauan Perbandingan terhadap Gerakan Sarekat Islam dan Muhammadiyah…...… 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………... 54

Simpulan………...………... 54

A. Saran………...………...…… 56

DAFTAR PUSTAKA………...…. 58

(5)

PENELITIAN

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

TAHUN 1911-1942

Sarekat Islam (SI) dan Organisasi Muhammadiyah keduanya lahir dalam keadaan situasi sosial-politik Indonesia sedang dikuasai oleh kolonialisme Belanda. Kolonialisme Belanda telah mendorong rakyat Indonesia untuk melakukan tindakan, yang dalam sejarah disebut sebagai pergerakan nasional. Kedua organisasi tersebut dalam menghadapi kolonial Belanda mempunyai strategi yang agak berbeda, tapi dengan tujuan yang sama yaitu memperjuangkan kemerdekaan hidup rakyat Indonesia. Di samping itu keduanya menjadikan agama (Islam) sebagai landasan dan pedoman perjuangannya.

SI sejak awal kelahirannya (1911), sudah berani bermanuver politik dalam mensikapi kolonialisme Belanda. SI dengan segala kemampuannya merekrut keanggotaan tidak saja di level arus perkotaan, namun sampai ke pelosok pedesaan. Dalam waktu relative singkat, SI mempunyai anggota yang demikian banyak, sehingga dapat dijadikan alat penekan terhadap kolonialisme Belanda. Di samping berjuang di bidang sosial-politik, SI pun berusaha memperjuangkan kehidupan ekonomi rakyat yang mengalami kemiskinan sebagai dampak dari kebijakan ekonomi kolonial yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.

Bidang pendidikan ummat pun menjadi perhatian serius SI. Organisasi ini memandang penting pendidikan sebagai alat untuk membuka cakrawala berpikir umat dalam menghadapi kolonialisme Belanda yang kapitalis. Dan mereka memandang, bahwa kesengsaraan ummat diberbagai sektor, sebagai akibat Belanda menerapkan sistem kapitalisme. Kapitalisme menurutnya harus dihancurkan, dan diganti oleh sistem kehidupan ekonomi yang berlandaskan Islam.

Sejak awal kelahirannya, SI dalam menghadapi kolonial Belanda dengan menggunakan strategi perjuangan non-koperasi, artinya dalam memperjuangkan hak hidup ummatnya tidak mau bekerja sama dengan pihak kolonial. Sebagai dampak dari strategi perjuangannya yang non-koperasi, SI dalam kegiatan-kegiatan politiknya sering mendapat perhatian khusus dari pihak kolonial dan berujung kepada penangkapan terhadap aktivis-aktivis pejuangnya.

(6)

hidup beragama dari hal-hal yang bersifat bid’ah. Muhammadiyah secara tegas menyatakan, bahwa landasan untuk mempraktekkan Islam hanya harus berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunah Rosul (hadis Nabi). Berlandaskan di luar dua pedoman tersebut dianggapnya terlampau mengada-ada atau bid’ah.

Dalam menghadapi kolonialisme Belanda, organisasi Muhammadiyah perjuangannya lebih menitik beratkan kebidang sosial-pendidikan. Mereka menganggap bahwa perbaikan kehidupan sosial dan pendidikan ummat akan sangat lebih utama dalam usahanya untuk melawan kolonialisme Belanda. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, Muhammadiyah merintis mendirikan sekolah-sekolah untuk menampung putra-putri dari anggotanya. Di samping itu, organisasi ini secara periodik melakukan sumbangan-sumbangan sosial untuk anggotanya yang miskin terutama mereka yang ada di arus perkotataan.

Kedua organisasi tersebut di atas bisa dikategorikan sebagai organisasi perjuangan modern yang sejak awal kelahirannya sangat mendapat perhatian massa yang sangat banyak. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua organisasi tersebut mendapat perhatian khusus pemerintah kolonial Belanda dan sangat mencurigainya. Kekhawatiran pemerintah kolonial terhadap kedua organisasi tersebut memang sangat beralasan. Di satu sisi, SI sangat dekat dengan arus bawah yang ada di wilayah pedesaan diseluruh Nusantara, sedangkan Muhammadiyah lebit dekat dengan masyarakat arus perkotaan yang berpikir lebih rasional dan progresif. Menurut Belanda keduanya sangat berpotensi untuk menggoyahkan kekuasaan kolonial. Untuk mengatasi keadaan itu, pemerintah kolonial semakin mempersempit ruang gerak dari kedua organisasi tersebut. Terutama pergerakan Sarekat Islam yang keanggotaannya sangat banyak.

Tidak perlu diragukan lagi, kedua organisasi pergerakan tersebut memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan. Para elit di kedua organisasi tersebut beranggapan, bahwa pendidikan menempati posisi sentral dalam upayanya melawan kolonialisme Belanda. Pendidikan dipandang akan mampu mensejajarkan cara berpikir penduduk dengan cara berpikir orang Eropa. Dengan demikian mereka menganggap pendidikan sebagai senjata ampuh dalam upaya melumpuhkan kolonialisme Belanda dengan segala keangkuhannya. Memasuki tahun 1942, di mana kolonialisme Belanda menjelang mengakhiri kekuasaannya di Indonesia, kedua organisasi pergerakan tersebut di atas, tetap konsisten dalam perjuangannya, kendati SI sudah berubah nama menjadi PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia). Perubahan nama SI menjadi PSII sesuai dengan perkembangan dari gerakannya yang semakin menajam dalam menghadapi kaum kapitalisme. Demikian pula Muhammadiyah semakin memperkokoh laju perjuangannya yang lebih menitikberatkan di

(7)

bidang pendidikan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah semakin banyak menarik perhatian masyarakat. Ketertarikan masyarakat (umat) terhadap Muhammadiyah karena sipat dari pergerakannya yang sangat menyentuh kepentingan masyarakat menengah ke bawah.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mansur Sryanegara. (2009). Api Sejarah. Salamadani: Bandung.

Ahmad Syafii Ma’arif. (1985). Studi Tentang Percaturan dalam Konstituante: Islam dan Masalah Kenegaraan. LP3ES: Jakarta.

Ahmadani G. Martha. (1985). Pemuda Indonesia dalam Dimensi Sejarah Perjuangan Bangsa. Dikbud RI: Jakarta.

Brugman. (1939). Mengenal Ajaran Kaum Sufi. Pustaka Jaya: Jakarta.

Burger, D.H. (1960). Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Jilid Pertama. Pradnya Paramita: Jakarta.

Cokroaminoto. (1963). Islam dan Sosialisme. LP2SRI: Jakarta

Deliar Noer. (1992). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES: Jakarta. ---.(1996). Partai Islam di Pentas Nasional. Mizan: Bandung.

Eugene Smith, Donald. (1971). Religions, Politics, and Social Change in the Thrid World. The Free Press: New York.

H.S. Prodjokusumo. (1987). Muhammadiyah, Pendidikan Pesantren dan Pembangunan. A.B.M.: Jakarta.

Hamka. (1952). Tasawuf Modern. Jayabakti: Jakarta.

Kahin, Mc Turnan. (1952). Nationalism and Revolution Indonesia. Cornell University: Ithaca.

Korver. (1982). Perjuangan Ummat Islam Indonesia dalam Revolusi Indonesia. Bhatara: Jakarta.

Koch, F.D.K. (1951). Islam di Pentas Perjuangan Rakyat Indonesia dalam Memperjuangkan Kemerdekaan. Bulan Bintang: Jakarta.

Mitsuo, Nakamura. (1983). Bulan Sabit Muncul dari Balik Pohon Beringin: Studi tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kota Gede Yogyakarta. UGM: Yogyakarta.

(9)

Muhammad Hatta. (1972). Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Tintamas: Jakarta. Pringgodigdo. (1964). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Pustaka Rakyat: Jakarta. Ricklefs, M.C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Gajah Mada University: Yogyakarta. Suhartono. (1994). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Gajah Mada

University: Yogyakarta.

---.(2001). Revolusi Indonesia Terpasung. Gantara Aksara: Yogyakarta.

Soemarsono Mesteko. (1986). Mohammad Roem 70 Tahun: Pejuang Perunding. Bulan Bintang: Jakarta.

Sartono Kartodirjo. (1973). Sejarah Nasional Indonesia. Jilid V. Depdikbud: Jakarta. Vlekke, Bernard H.M. (1960). Nusantara A History of Indonesia. Manteau: Bruxelles.

Yunus Salam. (1968). Riwayat Hidup K.H.A. Dahlan: Amal dan Perjuangannya. Depot Pengajaran Muhammadiyah: Jakarta.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak kasar ( crude extract ) daging buah sentul matang pada penelitian ini menunjukkan hasil positif dan cukup

Dalam penelitian tersebut dipaparkan bahwa dengan melakukan marketing komunikasi akan sangat mempengaruhi kesadaran akan brand dari suatu produk atau perusahaan dan

Dalam melaksanakan Yadnya ada tiga kewajiban utama yang harus dilunasi manusia atas keberadaannya di dunia ini yang disebut Tri Rna ( tiga hutang hidup). Tri Rna ini dibayar

Dalam hal Pimpinan KPK menetapkan Benda Gratifikasi tersebut menjadi milik negara, maka wajib diserahkan oleh Pelapor dan/atau Penerima kepada KPK melalui UPG PTPN II untuk

Pada bagian terakhir dalam buku dicantumkan biografi. Dalam biografi yang berjudul “sing gawe buku” berisi foto, nama lengkap, riwayat pendidikan penulis,

Pada penelitian ini dengan adanya penambahan fototerapi LED kombinasi sinar biru-merah pada terapi lini pertama AVS, penurunan derajat keparahan akne menjadi AVR lebih

Tingkat pencampaian konsep meliputi tingkat konkret, tingkat indetitas, tingkat klasifikasi dan tingkat formal. Tingkat konkret dicapai siswa setelah mengenal benda

Hasil penelitian mendapatkan 56 zona dengan 476 sampel pada zona nilai tanah 2019 serta penelitian ini juga menghasilkan dampak yang diberikan oleh wisata pada tahun 2019 dari