• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Moral Anak Usia Dini 1. Hakekat Anak Usia Dini

Anak adalah seorang manusia yang sering disebut dengan orang dewasa mini, dimana anak masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek baik kognitif, fisik-motorik maupun moralnya. Sesuai pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1 (dalam Maemunah, 2009 : 17) menjelaskan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun.

Sedikit berbeda dengan pendapat diatas menurut NAEYC (National Assosiation Education For Young Children) (dalam Hartati, 2005 : 7) bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun. Meskipun demikian tidak menjadi masalah karena yang namanya anak usia dini tetaplah anak dalam rentang usia tersebut.

Selanjutnya menurut Mulyasa (2012 : 16) mengartikan anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun hingga masuk ke awal sekolah dasar dan

(2)

5

masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yang biasa diartikan sebagai masa Golden Age atau usia emas yang dimana anak dapat menyerap segala sesuatu dengan cepat.

2. Perkembangan Moral Anak

Setiap anak memiliki perkembangan moral yang berbeda-beda, ada yang memiliki perkembangan moral sangat baik dan ada pula yang memiliki perkembangan moral kurang baik. Adapun beberapa pendapat ahli mengenai perkembangan moral. Hakekat dari perkembangan itu sendiri menurut Ahmadi dan Sholeh (2005 : 1) adalah suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali.

Selanjutnya menurut Jumaris (dalam Sujiono, 2013 : 54) perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Sependapat dengan pendapat diatas, menurut izzaty (2005 : 9) menyatakan bahwa perkembangan merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terjadi sepanjang hidup manusia.

Perkembangan anak usia dini dapat dilihat dari beberapa aspek perkembangan seperti aspek kognitif, aspek bahasa, aspek fisik motorik

(3)

6

yang terdiri dari motorik kasar dan motorik halus, aspek nilai agama dan moral, aspek sosial emosional dan seni.

Akan tetapi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah berkaitan dengan perkembangan moral anak usia dini, maka dari itu penulis akan lebih lanjut memaparkan tentang pengertian perkembangan moral bagi anak usia dini.

Perkembangan moral anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pendidikan moral untuk anak usia dini tidak dapat dianggap remeh karena moral merupakan suatu hal yang penting dan akan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat seseorang. Menurut Lawrence Kohlberg (dalam Santrock, 2014 : 109) menekankan bahwa perkembangan moral merupakan penalaran moral dan terjadi secara bertahap.

Selanjutnya menurut Santrock (dalam Desmita, 2011 : 258) perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (immoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara, teman sebaya atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan. Unsur hubungan timbal balik ini sedemikian penting karena

(4)

7

hanya dengan adanya interaksi berbagai aspek dalam diri seseorang (kognitif, afektif, psikomotoris) dengan sesamanya atau dengan lingkungannya, maka seseorang dapat berkembang menjadi semakin dewasa secara fisik, spiritual dan moral.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan moral anak usia dini merupakan perubahan perilaku anak dari yang kurang baik menjadi baik dan terjadi sepanjang hidup anak.

3. Tahapan Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Tahap-tahap perkembangan menurut Hurlock (dalam kosasih dan Rahmaniah, 2013) ada tiga yaitu : a). Perkembangan kuantitas menuju kualitas, bahwa pada tahap awal perkembangan moral, anak tidak memperhitungkan unsur motivasi. Ketika usiannya semakin bertambah, anak akan mulai memahami bahwa kualitas suatu perubahan harus diperhitungkan dalam menilai benar atau salah. Atau yang biasa disebut dengan tingkatan heteronomous yang artinya setiap aturan dipandang sebagai hal yang datang dari luar dan dianggap sakral karena aturan tersebut merupakan hasil pemikiran orang dewasa. b). Ketaatan mutlak menuju inisiatif pribadi, yang pada tahap ini, disebut dengan tingkatan

autonomous (otonomi) yang artinya anak-anak akan mulai bermain

dengan peraturan yang dapat diubah sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dan apabila terjadi pelanggaran, maka anak dapat memprotesnya dengan lantang. Karena pada tahap ini anak memiliki kepekaan yang tinggi terhadap ketidak konsistenan orang tua bila orang

(5)

8

tuanya melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang diajarkannya. Dan yang terakhir, c. Kepentingan diri menuju kepentingan orang lain, bahwa pada tingkatan ini moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Pada tahap ini anak mulai dapat memutuskan sesuatu dari banyak pilihan

yang mereka pertimbangkan kemudian mengambil keputusan

berdasarkan kode moral pribadi.

Selanjutnya tahap perkembangan moral menurut Piaget (dalam Santrock, 2007), ada dua yaitu sebagai berikut : 1). Heteronomous

Morality adalah tahapan perkembangan moral pertama menurut Piaget.

Tahap ini berlangsung kira-kira usia empat sampai tujuh tahun. Pada tahap ini, keadilan dan aturan dianggap sebagai bagian dari dunia yang tak bisa diubah, tidak dikontrol oleh orang. 2.) Autonomous Morality adalah tahap perkembangan moral kedua menurut Piaget, yang tercapai pada usia 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini, anak mulai mengetahui bahwa aturan dan hukuman adalah buatan manusia dan bahwa, dalam menilai suatu perbuatan, niat pelaku dan konsekuensinya harus dipikirkan.

Melengkapi pendapat di atas menurut Kohlberg (Dalam santrock, 2007), memaparkan bahwa tahap perkembangan moral, ada 3 sebagai berikut :

a. Preconventional reasoning (penalaran prakonvensional) adalah level terbawah dari perkembangan moral dalam teori Kohlberg.

(6)

9

Pada level ini, anak tidak menunjukkan interaksi nilai-nilai moral. Penalaran moral dikontrol oleh hukuman dan ganjaran eksternal. b. Conventional reasoning (penalaran post-konvensional) adalah

tahap kedua atau tahap menengah dalam teori Kohlberg. Pada level ini, interaksi masih setengah-setengah (intermediet). Anak patuh secara internal pada standard tertentu, tetapi standard itu pada dasarnya ditetapkan oleh orang lain, seperti orangtua, atau oleh aturan sosial.

c. Postconventional reasoning (penalaran post-konvensional) adalah level tertinggi dalam teori Kohlberg. Pada level ini moralitas telah sepenuhnya diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar eksternal. Murid mengetahui aturan-aturan moral alternative, mengeksplorasi opsi, dan kemudian memutuskan sendiri kode moral apa yang terbaik bagi dirinya.

4. Karakter Perkembangan Moral pada Anak Usia Dini

Karakter perilaku moral pada anak usia dini menurut Teguh Waluyo (2013 : 47) dibagi menjadi 7 antara lain:

a. Tidak mengganggu teman yang sedang melakukan kegiatan b. Meminta tolong dengan baik

c. Mengucap salam jika bertemu atau berpisah d. Selalu bersikap ramah

e. Berterimakasih jika memperoleh sesuatu f. Melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah

(7)

10

g. Mengikuti aturan permainan

Selanjutnya menurut Asmawati (2014 : 58): 7) karakter perilaku moral Anak Usia Dini yaitu sebagai berikut : anak berbicara atau berbahasa yang baik dan sopan dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa, anak berpakaian rapih baik di rumah, di sekolah ataupun berpakaian rapih sesuai dengan keperluan.

Perilaku moral yang selanjutnya yaitu tidak mengganggu teman, meminta tolong dengan sopan, mudah bergaul atau berteman, selalu bersikap ramah, memiliki toleransi terhadap sesama, memiliki rasa dermawan, mau meminjamkan miliknya dengan senang hati, mau berbagi, mau mengalah, suka menolong teman, saling membantu sesama teman, mau diajak bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, membiasakan diri mengucap salam dan menjawab salam, serta menghormati guru, orang tua atau orang dewasa lainnya.

Melengkapi beberapa pendapat diatas menurut Wiwit, dkk (2003 : 5) terdapat 14 karakteristik perkembangan moral anak antara lain : 1). Setia, jujur dan dapat dipercaya, 2). Baik hati, penyayang, empatis, peka dan toleran, 3). Pekerja keras, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri, 4). Mandiri, mampu menghadapi tekanan kelompok, 5). Murah hati, mampu memberi dan tidak mementingkan diri sendiri, 6). Memperhatikan dan memiliki penghargaan tentang otoritas yang sah, peraturan dan hukum, 7). Menghargai diri sendiri dan hak orang lain, 8). Menghargai kehidupan, kepemilikan, alam, orang yang lebih tua, dan orang tua, 9). Santun, dan memiliki adab kesopanan, 10). Adil dalam

(8)

11

pekerjaan dan permainan, 11). Murah hati dan pemaaf, mampu memahami bahwa balas dendam tidak ada gunanya, 12). Selalu ingin melayani, memberikan sumbangan pada keluarga, masyarakat, Negara, agama dan sekolah, 13). Pemberani dan 14). Tenang, damai dan tentram.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter perkembangan moral anak usia dini antara lain :

a. Anak berbicara dengan bahasa yang sopan dengan teman dan orang tua

b. Anak senang berkata jujur

c. Bekerjasama dengan teman pada saat bermain

d. Menggunakan kata “Tolong” pada saat meminta pertolongan kepada teman dan orang tua

e. Terbiasa mengucapkan salam ketika masuk rumah dan membalas salam jika ada yang memberi salam

f. Membantu teman, orang tua pada saat membutuhkan pertolongan g. Mau melaksanakan perintah ketika di suruh oleh orang tua h. Mau mengalah dengan yang lainnya

i. Bersikap ramah dengan teman dan orang tua j. Mudah bergaul dengan teman

B. Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo 1. Pengertian Film Animasi

Menurut Sri Wahyuningsih, dkk (2015 : 112) Film adalah sebuah sistem yang memiliki elemen-elemen yang saling tergantung satu sama

(9)

12

lain, oleh karena itu dalam penyajiannya film harus memiliki unity atau kesatuan yang utuh sehingga informasi yang akan disampaikan melalui adegan, konflik, dan penokohan yang ditampilkan dapat tersampaikan dengan jelas bagi penikmat film. Film adalah hasil kolaborasi dari tiga elemen, yaitu sutradara, produser, dan penulis skenario.

Selanjutnya pengertian film menurut Teguh Waluyo (2015 : 4) adalah media komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan sesuatu pesan social, moral maupun dakwah kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan serta ilmu yang bermanfaat dan mendidik ketika dilihat dan didengar. Dan menurut Hiebert 1975 (dalam Rahmadianti Anwar 2016) film merupakan gambar yang merupakan dominan dari komunikasi massa visual yang ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor.

Menurut Sri Wahyuningsih, dkk (2015 : 117) animasi merupakan suatu proses menggambar dengan memodifikasi gambar dari tiap-tiap

frame yang diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta

sebuah ilusi gambar bergerak. Animasi adalah menghidupkan gambar, sehingga perlu mengetahui dengan pasti setiap detail karakter, mulai dari tampak depan, belakang, dan samping, dan detail muka karakter dalam berbagai ekspresi. Arti animasi intinya adalah membuat gambar lebih kelihatan hidup, sehingga bisa mempengaruhi emosi penonton, turut menjadi sedih, ikut menangis, jatuh cinta, kesal, gembira, bahkan tertawa. Animasi juga dikenal dengan istilah motion picture yang mempunyai pengertian gambar bergerak. Disebut gambar bergerak

(10)

13

karena dalam proses pembuatannya di gunakan gambar yang berurutan dan dimanipulasi sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah gambar tersebut dapat bergerak.

Selanjutnya pengertian film animasi menurut Siti Nurul Nur Hidayati (2016 : 6) adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar bergerak.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa film animasi adalah suatu sistem yang berupa gambar yang dapat digerakkan dalam suatu penokohan ataupun karakter yang ceritanya dirancang dan dilaksanakan oleh sutradara, produser dan penulis sekenario.

2. Latar Belakang Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo

Adit dan Sopo Jarwo adalah sebuah film animasi anak-anak yang dirilis pada 27 Januari 2014 di Indonesia dan disiarkan di MNCTV. Film ini diproduksi oleh MD Animation. Selain di MNCTV, serial ini juga sempat ditayangkan di GlobalTV. Film ini menceritakan kisah persahabatan Adit, Dennis, Mitha dan Devi serta si mungil Adelya yang kehidupannya diwarnai petulangan tak terduga. Dalam setiap perjalanan petualangan, mereka harus berhadapan dengan duo yang selalu mencari celah untuk mendapat keuntungan tanpa usaha dan perbedaan paham atau cara pandang diantara mereka adalah salah satu faktor utama yang memicu perseteruan secara emosional antara Adit CS dan Sopo Jarwo. Beruntung di antara mereka ada Haji Udin, Ketua RW yang menjadi sosok penengah antara Sopo Jarwo dan Adit CS dengan bijaksana.

MD Animation adalah bagian dari MD Entertainment yang telah sukses terlebih dahulu di dunia sinetron dan film layar lebar. Serial yang

(11)

14

telah dibuat oleh MD Animation antara lain : Tendangan Halilintar dan Adit dan Sopo Jarwo, dengan tujuan untuk menghibur dan menginspirasi Indonesia yang akan tayang dimasa mendatang.

Film Adit dan Sopo Jarwo dibuat untuk menghibur dan mengedukasi penonton tentang hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Film ini mendapat respon yang bagus dari masyarakat, sehingga MD Animation memproduksi film Adit dan Sopo Jarwo hingga 40 episode saat ini. Dari biaya yang sangat mahal dalam pembuatan film animasi tersebut sehingga MD Animation belum dapat memproduksi yang lebih banyak lagi, sehingga film tersebut hanya diulang-ulang. Meskipun demikian anak-anak tetap menggemari film animasi tersebut. Selain itu, dalam film ini juga banyak hal yang baik dan dapat dicontoh sebagai pembelajaran untuk anak dalam bertingkah laku, berbicara, berteman dan menghormati orang lain.

Adapun tokoh-tokoh dalam Film animasi Adit dan Sopo Jarwo merupakan film animasi yang berasal dari Indonesia. Film animasi ini berlatar belakang sebuah perkampungan kecil di IbuKota Jakarta yang diberi nama Kampung Karet. Dalam film ini memiliki banyak tokoh, ada Adit, Ada keluarga Adit, ada teman Adit, ada tetangga Adit, dan Sopo Jarwo. Menurut Siti Machfirotus saidah (2015 : 58) Tokoh-tokoh Adit dan Sopo jarwo sebagai berikut :

a. Adit

Karakter Adit ialah anak yang baik, pintar dan menurut pada Ayah dan Bundanya serta menghormati orang yang lebih tua.

(12)

15

b. Adel

Karakter Adel adalah adik lucu dan lincah, ia selalu membuat semua orang yang ada disekitarnya menjadi harus extra waspada karena dia yang aktif.

c. Bunda

Karakter Bunda adalah ibu dari Adit dan Adel, ia yang baik hati dan sabar serta sangat menyayangi anak-anaknya.

d. H. Udin

Karakter H.Udin ialah sebagai ketua RW. Beliau adalah orang yang bijaksana, sehingga sangat dihormati. Karena beliau mampu membuat suasana yang gaduh menjadi teduh dari petuahnya. e. Bu Berkerudung

Karakter ini adalah seorang ibu yang meminta bang Jarwo untuk diantarkan ke pasar, saat Bang Jarwo sedang mengasuh Adel. f. Bu Minah

Karakter Bu Minah adalah tetangga Adit yang diminta tolong Bang Jarwo untuk menjaga Adel selama Bang Jarwo mengantar orang ke pasar.

g. Pakde Suki

Karakter Pakde Suki ialah tetangga Adit yang hendak pergi kerja dan bertemu Bu Minah. Lalu ia dititipi Adel oleh Bu Minah, karena Bu Minah akan menyapu.

(13)

16

h. Mamat

Karakter ini ialah seorang pemuda yang juga salah satu orang yang menjadi tetangga Adit, ketika ia sedang mengendarai motor bertemu Pakde Suki dan disuruh berhenti lalu dititipi Adel oleh Pakde Suki. Kemudian ia memberikan Adel pada H.Udin.

i. Jarwo

Karakter Jarwo adalah orang yang selalu membuat ulah, dia diberi amanah oleh Bunda untuk Mengasuh Adel, tetapi ia tidak menjalankan dengan tanggung jawab. Ia menerima tawaran mengantar orang lain ke pasar demi mendapat uang dan menitipkan Adel pada orang lain.

j. Sopo

Karakter Sopo adalah teman Bang Jarwo yang selalu mengikuti dan menurut padanya. Tetapi saat ia ikut menjaga Adel, ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan Bang Jarwo dengan baik, ia malah mendengarkan musik.

Selanjutnya menambahkan pendapat di atas menurut Wikipedia Tokoh-tokoh Adit dan Sopo Jarwo antara lain : 1). Dennis, adalah teman karib Adit yang selalu ketakutan setiap melihat Jarwo, 2). Mitha, adalah anak perempuan yang juga menjadi teman dari Adit, 3). Ayah, adalah seorang Pria kelahiran 1978 yang merupakan ayah dari Adit. 4). Kang Ujang, adalah seorang Tukang Bakso keturunan sunda yang sering menyuruh Sopo Jarwo untuk mencuci mangkok yang kotor sebagai ganti karena mereka sering ngutang, 5). Jarwis, adalah

(14)

17

seorang pria kelahiran 1973 yang merupakan saudara kembar Jarwo yang memiliki sifat berbanding terbalik dari Jarwo, 6). Pak Anas, adalah warga kampung yang berasal dai Sumatera Utara serta berwatak keras, 7). Baba Chang, adalah seorang warga keturunan Tionghoa yang memiliki toko di kampung dan memperkerjakan Sopo Jarwo sebagai karyawannya, 8). Li Mei, adalah seorang Mahasiswi yang merupakan putri dari baba Chang, 9). Madun, adalah teman adit yang pandai bermain sepak bola, 10). Ucup, adalah bocah kecil teman Adit dan Sopo, 11). Kipli, adalah teman Adit, Dennis, Mitha dan Devi, 12). Somat, adalah teman Adit, Dennis, Mitha dan devi, 13). Kakek, adalah warga kampung karet, dan teman dari Pakde Suki dan yang ke 14). Nenek, yang merupakan saudara dari Kakek.

Film Adit dan Sopo Jarwo dibuat untuk tujuan menghibur dan mendidik ini disiarkan setiap hari pukul 18.30 oleh stasiun MNCTV. Tontonan yang disiarkan pada jam tayang anak ini sangat disukai oleh semua kalangan karena ceritanya yang ringan dan tak jauh dari kehidupan sehari-hari.

3. Perilaku yang dapat mengembangkan moral anak dari film Adit dan Sopo Jarwo

a. Tanggung jawab

Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap perintah orang tua, misalkan kepada Ibunya ketika Adit diperintahkan untuk menjaga Adel, Adit mau melaksanakannya.

(15)

18

b. Tolong menolong

Mempunyai rasa tolong-menolong kepada orang tua, misalkan pada saat Ibu banyak pesanan kue, Adit mau membantunya.

c. Sikap Toleransi

Sikap toleransi tercermin ketika terdapat perbedaan pendapat maupun tingkah laku orang lain namun tetap menghargainya, misalkan ketika Bang Jarwo mobilnya mogok, Adit tetap menghargai pendapat Bang Jarwo meskipun usulannya untuk membawanya ke bengkel namun tidak dihiraukan oleh Bang jarwo. d. Jujur

Adit, dapat mengakui kesalahannya yang membuat kue tanpa sepengetahuan Ibunya sehingga Ibunya mendapat komplen dari pemesannya.

e. Patuh

Adit selalu patuh pada perintah orang tuanya, misalkan kepada Ibunya ketika Adit diperintahkan untuk menjaga Adel, Adit mau melaksanakannya.

f. Pemaaf

Pemaaf adalah suatu sikap berlapang dada terhadap kesalahan orang lain dan memberi kesempatan pada mereka untuk memperbaiki kesalannya. Seperti Ibu yang memaafkan kesalahan Adit yang membuat kue tanpa sepengetahuan Ibu, dan mengajarinya membuat kue yang enak.

(16)

19

C. Kerangka Berfikir

Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo merupakan salah satu tontonan yang sangat disukai oleh anak-anak. Terkadang anak menjadi salah meniru perilaku yang telah mereka lihat dalam film animasi yang mereka lihat karena kurangnya pengawasan dari orangtua. Sehingga penting bagi orang tua untuk mendampingi, memilih serta mengawasi anak pada saat menonton.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh positif film animasi Adit dan Sopo Jarwo terhadap perkembangan moral anak usia dini.

Perkembangan Moral Anak Belum Berkembanga dengan Maksimal Pemberian treatmen dengan menonton film Adit dan Sopo Jarwo selama 6 kali

( 6 x 30 menit )

Perkembangan Moral Anak berkembangan dengan Maksimal

Referensi

Dokumen terkait

HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. Kesulitan-kesulitan siswa tersebut mengakibatkan pencapaian hasil belajar menjadi rendah. Dari 30 orang siswa kelas VII B yang

Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa terdapat peningkatan terhadap kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan

Berdasarkan uraian di atas maka perpustakaan sebagai lembaga pengelola infor- masi harus dapat mempertahankan reputasinya dengan melakukan promosi terhadap kegiatan atau

Bank sentral Eropa (ECB) sudah melakukan pembelian surat berharga (obligasi) sebesar EUR60miliar per bulan sejak Maret 2015 dan mempertahankan suku bunga deposito

Penata Muda Tk.I/Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan Sekretariat Kantor Camat.. Pagaran Tapah

Dalam bab ini sebelum membahas tahap pencatatan akuntansi pada perusahaan dagang, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai karakteristik perusahaan dagang, transaksi keuangan dan

Berdasarkan penelitian (Sumarno, 1997) menunjukkan bahwa penambahan pupuk cair Green Tonic sangat penting pada tanaman budidaya holtikultur di samping pemupukan

Pada saat peleburan dimana diberikan variasi arus yang semakin besar dan suhu didalam chamber yang relatif tinggi, memungkinkan unsur yang memiliki titik leleh