NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyal teknikal masih mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Indikasi positif bagi IHSG tercermin dari indikator MACD dan Stochastics. Selain itu dari lagging indikator juga masih mengkonfirmasikan positif bagi IHSG, tercermin dari MA5 dan MA20. Resistance level IHSG di 4695 dan support level di 4452.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4545.863 -11.805 4,391.29 4,611.21
LQ-45 784.988 -0.651 1,018.33 3,023.91
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Rabu (02/11), IHSG ditutup melemah 11.81 poin (0,26%) ke level 4,545.86. Dari domestik, pemerintah menilai sumber penerimaan pajak di dalam negeri saat ini masih rapuh. Ini disebabkan oleh sumber utama penerimaan pajak di dalam negeri. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa sumber utama penerimaan pajak saat ini berasal dari perusahaan, alias wajib pajak (WP) badan. Sementara, sumber penerimaan pajak dari masyarakat perorangan, alias wajib pajak orang pribadi, sampai saat ini masih rendah. Sumber utama penerimaan pajak yang berasal dari perusahaan yang membuat penerimaan pajak dalam negeri di saat resesi ekonomi sekarang ini sulit digenjot. Dari pasar global, indeks Wall Street ditutup menguat pada hari Selasa (01/12), dipimpin oleh kenaikan dari sektor farmasi, teknologi, dan pengecer, yang diuntungkan dari optimisme belanja musim liburan. Perusahaan ritel, yang mengalami penurunan pada hari sebelumnya karena buruknya data belanja dari akhir pekan "Black Friday", sebagian besar rebound didorong hasil yang baik dari momen "Cyber Monday." Sementara itu, data ekonomi AS bervariasi. Indeks pembelian manajer Institute for Supply Management untuk sektor manufaktur turun ke posisi 48,6 pada periode November, menandai kontraksi pertama dalam tiga tahun terakhir. Namun statistik Departemen Perdagangan menunjukkan belanja konstruksi tumbuh satu persen pada Oktober dibandingkan September, melampaui ekspektasi analis untuk kenaikan 0,7 persen. Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 74.27 poin (0,37%) ke level 19,938.13 setelah mencapai level tertingginya dalam 3 bulan terakhir, dengan pasar menunggu pertemuan ECB dan data pekerjaan AS. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite menguat 80.59 poin (2,33%) ke level 3,536.91. Penguatan tersebut didukung oleh spekulasi mengenai genjotan insentif pemerintah China untuk mendorong sektor properti. Adapun, indeks Hang Seng menguat 98.34 poin (0,44%) ke level 22,479.69. Dari Eropa, saham-saham eropa tentatif menguat pada awal perdagangan dengan data tingkat pengangguran di Zona Euro turun ke level terendah empat tahun. Ini merupakan sinyal positif membaiknya kondisi ekonomi di kawasan yang dilanda krisis ekonomi dan keuangan sejak 2011. Namun, Bank Sentral Eropa (ECB) diekspektasikan akan tetap melanjutkan stimulus moneter .
Gubernur Federal Reserve Lael Brainard pada hari Rabu mengatakan bahwa Federal Reserve seharusnya bergerak secara hati-hati untuk menaikan suku bunga mengingat kondisi ekonomi saat ini. Pendangan lebih lanjut Brainard mengatakan jika the Fed naikan suku bunga sebelum waktunya, akan sulit bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan suku bunga yang di dekat level nol dan bisa menjadi kesalahan. Di sisi lain, jika the Fed tidak membuat kesalahan, suku bunga dapat dinaikan di kemudian hari untuk menahan setiap kenaikan inflasi. Menurutnya dalam kondisi outlook yang buruk untuk ekonomi global, kehati-hatian investor di dalam serangkaian krisis serta produktivitas pertumbuhan yang rendah, dapat ditafsirkan bahwa lingkungan ekonomi dengan suku bunga rendah masih terlihat tepat. Brainard merupakan salah satu bankir bank sentral yang bernada dovish. Jelang pertemuan FOMC pada paruh bulan Desember ini, banyak pernyataan dari para pejabat the Fed yang sewaktu waktu akan menggiring opini market dalam sebuah kebimbangan. Dan pernyataan dari para pejabat the Fed ini diperkirakan akan mewarnai pengaruhnya dalam pergerakan indeks saham global hingga paskah pertemuan the Fed. Pada sisi lain, efektif berlakunya Yuan ke dalam keranjang mata uang special drawing rights (SDR) pada tahun depan kurang mendapat respon besar pelaku pasar. Meski, International Monetary Fund (IMF) telah resmi memasukkan Yuan ke dalam keranjang mata uang SDR bersama dengan 4 valuta negara maju lainnya, namun, Yuan akan aktif menjadi bagian SDR mulai 1 Oktober 2016 mendatang. Nantinya, komposisi jumlah SDR berubah menjadi 41,73% untuk US Dollar, 30,93% untuk Euro, 10,92% untuk Yuan, 8,33% untuk Yen Jepang dan 8,09% untuk Poundsterling. Masuknya Yuan ke dalam keranjang mata uang SDR membuka jalan bagi pemodal luar untuk bermain di pasar uang Cina. Namun, kenaikan bursa saham Cina pada Rabu lebih dikarenakan adanya spekulasi bahwa Cina akan meluncurkan insentif untuk merangsang pasar property domestik yang lesu. Sementara itu, koreksi yang terjadi atas indeks saham Eropa dan AS. Penuruna dipicu oelh penurunan tajam dari harga minyak mentah, selain itu para investor bersikap wait and see jelang update kebijakan moneter di AS dan Eropa. Sentimen yang kurang mendukung dari dua pasar tersebut, diperkirakan akan berimbas bagi pergerakan indeks bursa Asia hari ini, termasuk dampaknya bagi pergerakan IHSG yang akan di bayangi tekanan kembali pada perdagangan saham hari ini.
DAILY REPORT
03 Desember 2015
• DSSA pesimis capai target
• ADHI perkirakan kebutuhan investasi LRT naik 25% • WSKT mulai persiapan fisik pembangunan LRT Palembang • BSDE akan luncurkan produk baru
• Ekspansi wet market tingkatkan marketing sales BSDE • KIJA peroleh pinjaman USD 20 juta
• MDLN segera luncurkan klaster baru
• INPP dirikan anak usaha untuk pengembangan usaha di Bali • BBRI luncurkan satelit Juni 2016
• BBNI targetkan KPR tahun 2016 tumbuh 16%-18% • BBNI luncurkan Twitter Hashtag #Ask BNI
• Wapres JK minta BBTN fokus pada pembiayaan perumahan • AGRO targetkan kredit consumer tumbuh 15% di 2015 • AGRO & Jamkrindo kerja sama penjaminan kredit konsumer • BBHI siapkan rights issue
• IMAS kerja sama dengan Shinhan Card
• EXCL siapkan Rp 500 miliar untuk kembangkan DigiBiz • MKNT bentuk anak usaha untuk perkuat distribusi • Cargill berikan pinjaman USD 100 juta kepada SOBI
• DAJK targetkan porsi ekspor 20%
Support Level 4536/4525/4509
Resistance Level 4562/4579/4589
Major Trend Down
3 December 2015
3 December 2015
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) memperkirakan target pertumbuhan pendapatan sebesar 10% tahun ini sulit terpenuhi seiring rendahnya harga batu bara. Namun, perseroan tetap tidak melakukan revisi target secara normal.
Adhi Karya (ADHI) mencatat peningkatan kebutuhan investasi total untuk proyek kereta api ringan (LRT) Jabodetabek sebesar 25% dari sebelumnya Rp 24 triliun menjadi sekitar Rp 30 triliun.
Waskita Karya (WSKT) telah memulai persiapan fisik pembangunan
kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatra
Selatan, berupa pengecekan spesifikasi tiang pancang dan kedalaman pemancangan yang ideal. Konstruksi fisik proyek tersebut sudah dapat dimulai Januari 2016. Waskita tengah menyusun spesifikasi teknik dan anggaran biaya konstruksi untuk proyek tersebut. Sementara studi kelayakan, penentuan trase, pembebasan lahan, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), dan detail desain sudah diselesaikan. Skema anggaran biaya masih dirundingkan dengan Kementerian Perhubungan. Perseroan sebelumnya mengestimasikan biaya proyek tersebut adalah sekitar Rp 7 triliun. Waskita Karya akan bertindak sebagai kontraktor pelaksana atas proyek tersebut. Penandatanganan kontrak sudah dapat dilakukan pada bulan ini, atau selambat-lambatnya akhir Januari 2016. Pendanaan proyek di tahun 2016 akan dibiayai oleh Waskita Karya. Selanjutnya pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN 2017 dan 2018. Proyek LRT Palembang memiliki panjang 24,5 km dengan dua koridor, yakni Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II – Masjid Agung Palembang sepanjang 14,5 km dan – Masjid Agung Palembang – Jakabaring Sport City sepanjang 10 km. Bumi Serpong Damai (BSDE) masih berpeluang mencapai target marketing sales tahun ini sebesar Rp 7,5 triliun, meskipun penjualan hingga kuartal III-2015 menurun. Optimisme ini didorong oleh masih aktifnya ekspansi perseroan, antara lain ekspansi wet market pada bulan ini. BSDE berencana meluncurkan wet market tahap 2 di BSD City pada 6 Desember 2015. Pasar tersebut akan berdiri di atas area seluas 2,6 ha yang terdiri atas 539 unit kios, 30 unit loket dan 52 unit ruko.
Bumi Serpong Damai (BSDE) akan meluncurkan dua produk baru dalam waktu dekat yakni kawasan mixed-use The Element Condominium di superblok Rasuna Epicentrum, Kuningan, senilai Rp 2 triliun, serta Grand Wisata Festive Garden. Meskipun demikian, perseroan akan menunda peluncuran tiga produk baru. Dua di antaranya berupa produk komersil yakni apartemen di kawasan mixed-use Tanjung Barat dan apartemen di Taman Permata Buana yang bertajuk Aeorium. Selain itu, satu proyek residensial, Bumi Samarinda Damai yang terletak di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kawasan Industri Jababeka (KIJA) mendapatkan pinjaman senilai USD 20 juta dari Standard Chartered Bank. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk mengembangkan Kawasan Industri Kendal.
Moderland Realty (MDLN) berencana meluncurkan klaster baru di proyek residensial Jakarta Garden City pada 14 Desember 2015. Penjualan klaster yang memiliki kisaran harga unit Rp1,2-Rp1,3 miliar ini diharapkan dapat menopang target prapenjulan perseroan. Anak usaha Indonesian Paradise Property (INPP) yang bergerak di bidang perhotelan, Karsa Citra Unggul (KCU), mendirikan anak usaha, Trimuti Tunggal Sejahtera (TTS) dengan investasi awal Rp 2 miliar. KCU mencatatkan kepemilikan 75 saham TTS atau setara dengan 375 juta. Pendirian TTS sehubungan dengan rencana pengembangan usaha perseroan di Bali.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan meluncurkan satelit milik sendiri dengan investasi sebesar US$220 juta, dari negara Republik Guyana pada Juni tahun depan. Satelit tersebut dibuat oleh SS Laurel di San
Fransisco Amerika Serikat dan roket peluncur dibeli dari perusahaan asal Perancis yakni Ariane Space.
Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tahun 2016 sekitar 16%-18%. Target tersebut sama dengan target pertumbuhan keseluruhan kredit konsumer di tahun 2016. KPR masih menjadi andalan BNI dalam kredit konsumer di tahun 2016. Saat ini portofolio bisnis konsumer masih didominasi oleh KPR. Dari outstanding kredit konsumer Rp 56 triliun, sebanyak 60% diantaranya adalah KPR sedang kartu kredit hanya Rp 9,7 triliun dan sisanya personal loan.
Bank Negara Indonesia (BBNI) meluncurkan Twitter Hashtag khusus yang disebut #AskBNI. Peluncuran ini merupakan realisasi dari pemahaman BNI terhadap tuntutan para nasabah mudanya yang tergolong pada Generasi Y (Gen Y).
Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), menilai perlu ada lembaga pembiayaan yang khusus untuk menangani soal perumahan. Wapres meminta agar Bank Tabungan Negara (BBTN) menjadi bank yang fokus terhadap pembiayaan perumahan. JK berpandangan BTN selama ini salah mengambil kebijakan karena pada dasarnya BTN adalah bank yang ditujukan untuk membiayai perumahan. BTN harus bertujuan untuk jangka panjang dengan menjadi bank yang fokus terhadap perumahan.
Bank BRI Agroniaga (AGRO) menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sampai akhir tahun 2015 tumbuh 15% menjadi Rp 805 miliar. Tahun 2016 kredit konsumer ini diharapkan bisa mengalami kenaikan sebesar 35% menjadi Rp 1,1 triliun. Saat ini kontribusi kredit konsumer mencapai 37% dari total kredit perseroan. Untuk meningkatkan kredit konsumer, BRI Agro akan memperluas lingkup kerja sama. Perseroan antara lain melakukan kerja sama dengan Jamkrindo dalam hal mitigasi risiko dalam penyaluran kredit konsumer. Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) bersama BRI Agroniaga (AGRO) melakukan penandatangan Kerja Sama (PKS) tentang Penjaminan Kredit Konsumer. Kemitraan strategis ini dilakukan untuk mendorong jangkauan akses dan layanan keuangan lebih luas. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi kedua lembaga keuangan, serta untuk mendukung kelancaran kegiatan bisnis kedua perusahaan.
Bank Harda Internasional (BBHI) berencana untuk mengadakan rights issue tahun depan guna memperkuat permodalan dan melancarkan jalan untuk naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II. Perseroan mengincar posisi modal inti di atas Rp1 triliun pada 2017. Perusahaan penyedia kartu kredit asal Korea Selatan, Shinhan Card Co Ltd membentuk perusahaan patungan (JV) dengan Indomobil Sukses Internasional (IMAS). Dalam hal ini, Shinhan Indo Finance akan menggarap pasar pembiayaan otomotif di Asia Tenggara. Kepemilikan IMAS di JV ini sebesar 50% ditambah dengan satu saham Shinhan. JV juga disiapkan untuk menggarap bisnis kartu kredit, yang ditargetkan berjalan pada semester II-2016.
XL Axiata (EXCL) meluncurkan solusi bisnis untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Perseroan bahkan menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk pengembangan lebih lanjut solusi DigiBiz ini dalam tiga tahun ke depan.
Mitra Komunikasi Nusantara (MKNT) membentuk dua anak usaha baru. Pembentukan anak usaha diharapkan mampu mendukung kegiatan usaha utama distribusi perdagangan smartphone, gadget dan pulsa isi ulang. Dua anak usaha tersebut bernama Mitra Sarana Berkat (MSB) dan Mitra Telindo Nusantara (MTN). Kepemilikan perseroan atas kedua saham tersebut tercatat sebesar 99% atau setara dengan 495.000 saham. Adapun modal ditempatkan dan
3 December 2015
3 December 2015
disetor sebesar Rp 500 juta.
Sorini Agro Asia Corporindo (SOBI) memperoleh fasilitas pinjaman sebesar USD 100 juta dari Cargill Indonesia. Pinjaman dari perusahaan terafiliasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih murah. Selain itu, perseroan juga melakukan perjanjian cash pooling dengan Cargill Indonesia untuk menjaga tingkat pembiayaan yang lebih menguntungkan.
Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) menargetkan porsi ekspor sebesar 20% dari total produksi tahun depan. Hal tersebut menyusul peningkatan permintaan kemasan dari luar negeri. Tahun depan, perseroan menargetkan produksi dapat mencapai 48 ribu ton. Selain membidik pasar luar negeri, DAJK akan meningkatkan penjualan di dalam negeri melalui sektor UMKM atau perusahaan kecil seperti restoran dan kafe yang menggunakan kemasan dalam penyajiannya. Saat ini pemerintah melalui Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) tengah mengatur ulang ketentuan kepemilikan asing atas bisnis di Indonesia. Salah satunya ada bisnis pertunjukan film, khususnya bioskop. Saat ini BKPM masih melakukan proses pembahasan dengan kementerian dan lembaga terkait yaitu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bekraf setuju untuk membuka bisnis ini bagi asing. Batasan kepemilikan yang diusulkan Bekraf adalah maksimal 51% bagi asing untuk sektor eksebisi atau bioskop. Rasio antara jumlah penduduk dan jumlah layar saat ini masih kecil, yaitu 1.054 layar untuk 250 juta penduduk. Dengan dibukanya bidang usaha tersebut diharapkan asing dapat membantu mengisi gap tersebut. Usulan Bekraf kepada BKPM lebih mengarah pada pengaturan porsi konten lokal dan asing yang ditayangkan di bioskop, sehingga meski asing memiliki bioskop di Indonesia tetapi wajib memutar film-film produksi lokal. Hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman yang mengatur ketentuan konten lokal dan asing masing-masing sebesar 60% dan 40%.
Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) memperkirakan kontribusi sektor konstruksi bisa mencapai hingga 16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2016, dengan catatan paket ekonomi pemerintah efektif di tahun 2016. Hal itu dapat tercapai bila tahun 2016 terjadi peningkatan investasi swasta secara signifikan dan belanja pemerintah lancar. Investasi swasta yang tumbuh atraktif akan menopang pertumbuhan sektor konstruksi. Tahun 2016 belanja negara sebesar Rp 2.095,7 triliun dengan distribusi anggaran masing-masing Rp 784,1 triliun untuk belanja kementerian/lembaga, Rp 541,4 triliun belanja non kementerian/lembaga, serta sebesar Rp 770,2 triliun untuk ditransfer ke daerah dan desa. Dari dana tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp 313,5 triliun atau 8,0%. Anggaran tersebut dinilai lebih besar dari alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN Perubahan 2015. Selain pemerintah, industri konstruksi juga ditopang oleh pertumbuhan industri properti yang diprediksi tumbuh 8%-9% pada tahun 2016.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menggunakan anggaran infrastruktur 2016 untuk melaksanakan proyek padat karya. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuldjono, mengatakan total anggaran yang akan digunakan untuk melaksanakan proyek tersebut mencapai 10% dari total anggaran Kemen PUPR. Langkah ini dilakukan agar ekonomi masyarakat semakin bisa berdaya guna. Pemerintah pada tahun 2016 akan mengucurkan anggaran infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 104 triliun. Dari anggaran tersebut, sekitar 80% akan dimanfaatkan untuk keperluan belanja modal. Sementara 18% akan digunakan untuk belanja barang dan biaya operasional 2%.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pembangunan hunian berimbang sudah dikembalikan oleh Sekretaris Negara (Sekneg) untuk kembali dilakukan revisi.
Pembangunan hunian berimbang, masuk dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2013 tentang hunian berimbang, diatur kewajiban pengembang dengan perbandingan 3:2:1. Komposisi hunian berimbang tersebut adalah pembangunan rumah diatur 3 atau lebih rumah sederhana, berbanding 2 rumah menengah, 1 rumah mewah. Dalam mendukung upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna menarik minat perusahaan berskala kecil masuk ke pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong Anggota Bursa (AB) untuk menjadi penjamin emisi para perusahaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Pada umumnya persoalan yang dihadapi UKM saat ini untuk bergabung di bursa saham karena minimnya aset yang dimiliki. Untuk itu BEI berharap para broker tetap mau menjadi penjamin emisi calon emiten berskala UKM.
Asosiasi para pengusaha muda atau Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (Hipmi Jaya) menyatakan tertarik untuk mencatatkan namanya di pasar modal Indonesia. Sebab pasar modal dinilai sebagai opsi sumber pendanaan yang cukup potensial. Saat ini jumlah anggota Hipmi Jaya mencapai lebih dari 2000 pengusaha. Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perubahan iklim di Paris, Perancis menegaskan sejumlah komitmen Indonesia terkait perubahan iklim. Salah satunya komitmen untuk mengurangi penggunaan energi konvensional dan menggantinya dengan energi terbarukan. Jokowi menargetkan penggunaan energi terbarukan pada tahun 2025 mencapai 23%. Target tersebut dimulai dengan tahun 2015, yaitu penggunaan energi terbarukan di pedesaan, yang selesai pada tahun 2019.
Pemerintah telah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi US dolar. Transaksi ini merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia sebesar USD 40 miliar. Ada dua seri yang dilelang, yakni seri RI0126 dan RI0146. Penerbitan ini merupakan bagian dari kebijakan pre-funding sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No. 14 tahun 2015 tentang APBN tahun 2016 yakni melakukan penerbitan SUN pada akhir tahun 2015 guna menjamin ketersediaan anggaran pada awal Tahun Anggaran 2016. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil transaksi penjualan SUN dalam valuta asing yakni seri RI0126 dengan tenor 10 tahun senilai USD 2,25 miliar memiliki kupon 4,75% dan yield 4,8%. Sementara untuk seri RI0146 memiliki tenor 30 tahun senilai USD 1,25 miliar, memiliki kupon 5,9% dan yield 6%. Total penawaran yang masuk (total order book) adalah sebesar USD 8,1 miliar, sehingga
3 December 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 40,16 0,22 TLKM (US) 43 14.655 10
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,18 0,01 ANTM (GR) 0,01 190 15
Gold (US$)/Ounce 1054,25 0,55
Nickel (US$)/MT 8980,00 0,00
Tin (US$)/MT 15025,00 -100,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,75 -9,65
Coal (RB) (US$)/MT* 52,20 -11,16
CPO (ROTH) (US$)/MT 625,00 0,00
CPO (MYR)/MT 2123,50 32,50
Rubber (MYR/Kg) 601,00 1,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 801,42 -0,19
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17729,68 -0,89 -0,52 16,12 15,11 3,06 2,93 5.390,6
USA NASDAQ COMPOSITE 5123,22 -0,64 8,17 23,14 19,89 3,68 3,39 8.101,7
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6420,93 0,40 -2,21 16,12 15,20 1,79 1,74 1.682,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 3703,48 2,34 9,27 15,15 13,71 1,76 1,60 4.559,2
CHINA SHENZHEN SE A SH 2290,58 -0,41 54,93 31,45 22,73 3,53 3,14 2.775,9
HONG KONG HANG SENG INDEX 22479,69 0,44 -4,77 11,26 10,67 1,19 1,11 1.787,2
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4545,86 -0,26 -13,03 16,79 14,57 2,44 2,20 349,4
JAPAN NIKKEI 225 19938,13 -0,37 14,25 19,37 17,48 1,70 1,59 2.939,3
MALAYSIA KLCI 1676,77 -0,33 -4,80 16,53 15,17 1,81 1,71 234,9
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2883,64 0,47 -14,31 12,63 12,00 1,12 1,07 280,2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.780,15 -3,85 1000 IDR/ USD 0,07 0,0000
EUR/IDR 14.623,08 -21,50 EUR / USD 1,06 -0,0003
JPY/IDR 111,81 -0,18 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.757,38 -29,49 SGD / USD 0,71 -0,0002
AUD/IDR 10.060,96 -33,97 AUD / USD 0,73 -0,0008
GBP/IDR 20.597,88 -193,61 GBP / USD 1,49 -0,0004
CNY/IDR 2.153,59 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.246,02 -10,55 MYR / USD 0,24 -0,0008
KRW/IDR 11,82 -0,02 100 KRW / USD 0,09 -0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.23
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
3 December 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description November-15 October-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.37 2.16 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.89 6.25 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.21 -0.08 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 100.71 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
03 Des US Initial Jobless Claims Naik menjadi 270 ribu dari 260 ribu
03 Des US Continuing Claims Turun menjadi 2188 ribu dari 2207 ribu
03 Des US Factory Orders Naik menjadi 1.4% dari -1.0%
03 Des US Durable Goods Orders --
04 Des US Unemployment Rate Tetap 5.0%
04 Des US Underemployment Rate Turun menjadi 9.7% dari 9.8%
04 Des US Trade Balance Defisit turun menjadi $40.50 Bn dari $40.81
04 Des Indonesia Foreign Reserves Naik menjadi $100.71 Bn dari $100.70 Bn
04 Des Indonesia Net Foreign Assets --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
PGAS IJ 2850 4.59 3.02 HMSP IJ 97025 -3.17 -7.35 TLKM IJ 2970 1.02 3.01 UNVR IJ 36775 -1.67 -4.75 SMMA IJ 5200 4.00 1.24 ASII IJ 6300 -1.18 -3.02 BBCA IJ 13300 0.38 1.22 INTP IJ 19775 -3.18 -2.38 PWON IJ 479 5.27 1.15 CPIN IJ 3300 -2.65 -1.47 UNTR IJ 16550 1.53 0.93 LPPF IJ 15975 -3.03 -1.45 MAYA IJ 2145 11.14 0.91 KLBF IJ 1360 -2.16 -1.40 SMGR IJ 11175 1.36 0.89 BDMN IJ 2970 -4.50 -1.32 EXCL IJ 3670 2.66 0.81 MIKA IJ 2270 -3.40 -1.16 JKON IJ 835 5.70 0.73 AMRT IJ 550 -3.51 -0.83
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Dua Putra Utama Makmur
Agriculture Fishery
550.00 1675.00 24-25 Nov 2015 08 Dec 2015 DBS Vickers, BNI Securities
Sucorinvest Central Gani PT Indonesia Pondasi
Raya ( Indopora)
Infrastructure & Construction
1280.00 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia
Minna Padi Investama Tbk
PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse
Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques
D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries
120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk
PT Buyung Poetra Sembada
3 December 2015
3 December 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
TOTO 50.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 29 Dec-15
SCMA 55.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 22 Dec-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15
01 Dec – 07 Dec’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15
14 Dec – 21 Dec’15
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
ARGO RUPSLB 03-Dec-15
AISA RUPSLB 03-Dec-15
TBLA RUPSLB 03-Dec-15
BSWD RUPSLB 03-Dec-15
GMCW RUPSLB 04-Dec-15
INTP RUPSLB 04-Dec-15
BAJA RUPSLB 04-Dec-15
AGRS RUPSLB 08-Dec-15
MAGP RUPSLB 08-Dec-15
GSMF RUPSLB 08-Dec-15
BACA RUPSLB 09-Dec-15
SIMA RUPSLB 09-Dec-15
BBRI RUPSLB 14-Dec-15
PSKT RUPSLB 15-Dec-15
UNVR RUPSLB 15-Dec-15
TMPI RUPSLB 16-Dec-15
AKSI RUPSLB 16-Dec-15
3 December 2015
3 December 2015
TLKM
TRADING BUY
S1 2945 R1 2990 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2900 R2 3035
Closing
Price 2970
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 2945-Rp 3035
• Entry Rp 2970, take Profit Rp 3035
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 89.48 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 35.31 Positif
Bollinger Band (Mid) 2822 Positif
MA5 2950 Positif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000
May Jun Jul August September October November December TLKM Wedge 2,821.75 2,814.62 2,814.62 2,800 2,689.87 2,678.75 2,678.75 2,915 2,950 2,950 2,970 2,970 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 79.43, Stochastic %K = 73.71, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
73.7078 73.7078 20 79.4292 79.4292 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -12.78, Signal() = -13.56 -13.5629 -12.7769 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 35.31, Volume() = 79,848,896.00 34.1864 0.00000 35.3147 79,848,896 TLKM - William's % R(14) = -6.90, Volume() = 79,848,896.00 -6.89655 79,848,896
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBCA
TRADING BUY
S1 13125 R1 13475 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 12775 R2 13825
Closing
Price 13300
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 13125-Rp 13475
• Entry Rp 13300, take Profit Rp 13475
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 52.88 Positif
MACD -2.77 Positif
True Strength Index (TSI) -4.92 Positif
Bollinger Band (Mid) 13155 Positif
MA5 13120 Positif 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800 14,400 15,000 15,600
May Jun Jul August September October November December BBCA Downward Sloping Channel
13,300 13,234.4 13,155 13,120 12,375 12,320 12,320 13,300 13,300 13,717.9 13,717.9 13,722.3 13,725 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBCA - Stochastic %D(6,3,3) = 37.17, Stochastic %K = 44.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
37.168 37.168 20 44.4444 44.4444 80 -100 0 100 200 300 0 BBCA - MACD (5,3) = -16.83, Signal() = 16.95
-16.8259 16.9478 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BBCA - TSI(3,5,3) = -4.92, Volume() = 13,942,100.00
-4.92217 -6.12225 0.00000
13,942,100
BBCA - William's % R(14) = -31.48, Volume() = 13,942,100.00 -31.4815 13,942,100
3 December 2015
3 December 2015
CTRA
TRADING BUY
S1 1215 R1 1255 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1175 R2 1295
Closing
Price 1240
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1215-Rp 1255
• Entry Rp 1240, take Profit Rp 1255
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 20.00 Positif
MACD -7.12 Positif
True Strength Index (TSI) -21.21 Positif
Bollinger Band (Mid) 1255 Negatif
MA5 1205 Positif 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600
May Jun Jul August September October November December CTRA 1,240 1,227.5 1,205 1,145 1,145 1,145 1,002.99 1,240 1,240 1,255 1,310 1,504.29 1,504.29 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 CTRA - Stochastic %D(6,3,3) = 21.14, Stochastic %K = 35.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
21.1428 21.1428 20 35.4929 35.4929 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 CTRA - MACD (5,3) = 0.44, Signal() = 7.26
0.444095 7.25922 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 CTRA - TSI(3,5,3) = -21.21, Volume() = 14,054,400.00
-21.2125 -32.1269 0.00000 14,054,400
CTRA - William's % R(14) = -56.82, Volume() = 14,054,400.00 -56.8182 14,054,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
LPKR
TRADING BUY
S1 1330 R1 1380 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1280 R2 1430
Closing
Price 1355
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1330-Rp 1380
• Entry Rp 1355, take Profit Rp 1380
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 90.92 Positif
MACD 17.34 Positif
True Strength Index (TSI) 34.38 Positif
Bollinger Band (Mid) 1240 Positif
MA5 1335 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400
May Jun Jul August September October November December LPKR Downward Sloping Channel
1,278.33 1,278.33 1,239.5 1,138.35 1,110 1,016.11 1,016.11 1,315 1,316.88 1,335 1,355 1,355 1,355 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 77.73, Stochastic %K = 74.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
74.3333 74.3333 20 77.7284 77.7284 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 LPKR - MACD (5,3) = -11.95, Signal() = -11.85 -11.951 -11.8498 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LPKR - TSI(3,5,3) = 34.38, Volume() = 45,945,200.00 34.3795 0.00000 37.4713 45,945,200 LPKR - William's % R(14) = -9.26, Volume() = 45,945,200.00 -9.25926 45,945,200
3 December 2015
3 December 2015
PWON
TRADING BUY
S1 460 R1 500 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 435 R2 525
Closing
Price 479
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 460-Rp 500
• Entry Rp 479, take Profit Rp 500
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.24 Positif
MACD 3.99 Positif
True Strength Index (TSI) 49.71 Positif
Bollinger Band (Mid) 447 Positif
MA5 462.4 Positif 320.0 360.0 400.0 440.0 480.0 520.0
May Jun Jul August September October November December PWON Upward Sloping Channel
Bullish Breakout 462.4 458.375 446.75 445 441 441 389.268 463 477.5 477.5 479 479 479 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PWON - Stochastic %D(6,3,3) = 72.89, Stochastic %K = 69.60, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
69.6032 69.6032 20 72.8924 72.8924 80 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 0.0 PWON - MACD (5,3) = -4.37, Signal() = -3.07
-4.37475 -3.06771 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PWON - TSI(3,5,3) = 49.71, Volume() = 83,600,096.00
48.4445 0.00000 49.7136 83,600,096
PWON - William's % R(14) = -10.00, Volume() = 83,600,096.00 -10 83,600,096
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SDMU
TRADING BUY
S1 480 R1 500 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 460 R2 520
Closing
Price 490
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 480-Rp 500
• Entry Rp 490, take Profit Rp 500
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 38.91 Positif
MACD 5.89 Positif
True Strength Index (TSI) 58.93 Positif
Bollinger Band (Mid) 447 Positif
MA5 454.2 Positif 120.0 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0
May Jun Jul August September October November December SDMU Upward Sloping Channel
446.7 445.5 437 429 422 422 306.288 454.2 490 490 490 537.667 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SDMU - Stochastic %D(6,3,3) = 86.40, Stochastic %K = 100.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
86.3955 80 20 86.3955 100 100 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 SDMU - MACD (5,3) = -10.28, Signal() = -6.91
-10.2808 -6.90692 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 SDMU - TSI(3,5,3) = 58.93, Volume() = 15,823,300.00
35.7676 0.00000 58.9279 15,823,300
SDMU - William's % R(14) = -1.23, Volume() = 15,823,300.00 -1.23457 15,823,300
3 December 2015
3 December 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
02-12-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 17900 17900 18125 17175 17650 18125 18600 Positif Positif Positif 22100 16950
LSIP Trading Buy 1290 1290 1320 1190 1255 1320 1385 Positif Positif Positif 1585 1200
SGRO Trading Buy 1465 1465 1485 1385 1435 1485 1535 Positif Positif Positif 1480 1010
Mining
PTBA Trading Sell 5550 5550 5450 5175 5450 5725 6000 Negatif Negatif Negatif 7825 5400
ADRO Trading Sell 540 540 530 510 530 550 570 Negatif Negatif Negatif 695 525
MEDC Trading Sell 985 985 965 910 965 1020 1075 Negatif Negatif Negatif 1450 970
INCO Trading Sell 1625 1625 1610 1570 1610 1650 1690 Negatif Negatif Negatif 2515 1605
ANTM Trading Sell 332 332 322 304 322 340 358 Negatif Negatif Positif 436 306
TINS Trading Sell 530 530 510 510 525 540 555 Negatif Negatif Negatif 705 510
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 905 905 920 860 890 920 950 Positif Positif Negatif 1090 885
SMGR Trading Buy 11175 11175 11300 10800 11050 11300 11550 Positif Positif Positif 11775 9625
INTP Trading Sell 19775 19775 19550 18850 19550 20250 20950 Negatif Negatif Negatif 21400 17700
SMCB Trading Sell 1080 1080 1045 980 1045 1110 1175 Negatif Negatif Negatif 1140 995
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6300 6300 6575 6050 6225 6400 6575 Positif Positif Positif 6850 5725
GJTL Trading Sell 535 535 525 505 525 545 565 Negatif Negatif Negatif 645 530
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 5175 5175 5350 5050 5150 5250 5350 Positif Positif Negatif 6425 4875
GGRM Trading Buy 50800 50800 51450 48850 50150 51450 52750 Positif Positif Positif 52650 42300
UNVR Trading Sell 36775 36775 36400 35450 36400 37350 38300 Negatif Negatif Negatif 39200 34500
KLBF Trading Buy 1360 1360 1380 1320 1350 1380 1410 Positif Positif Negatif 1485 1305
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1765 1765 1740 1690 1740 1790 1840 Negatif Negatif Positif 1795 1550
PTPP Trading Sell 3750 3750 3715 3660 3715 3770 3825 Negatif Negatif Positif 3930 3595
WIKA Trading Sell 2805 2805 2775 2695 2775 2855 2935 Negatif Negatif Negatif 3150 2690
ADHI Trading Sell 2215 2215 2195 2135 2195 2255 2315 Negatif Negatif Negatif 2410 2105
WSKT Trading Buy 1680 1680 1705 1660 1675 1690 1705 Positif Positif Positif 1770 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2850 2850 2900 2630 2765 2900 3035 Positif Positif Positif 3095 2560
JSMR Trading Buy 4840 4840 4875 4675 4775 4875 4975 Positif Positif Positif 5550 4500
ISAT Trading Sell 5600 5600 5525 5375 5525 5675 5825 Negatif Negatif Positif 5700 3955
TLKM Trading Buy 2970 2970 3035 2900 2945 2990 3035 Positif Positif Positif 2990 2660
Finance
BMRI Trading Sell 8900 8900 8850 8725 8850 8975 9100 Negatif Negatif Negatif 9650 8150
BBRI Trading Buy 11275 11275 11450 11075 11200 11325 11450 Positif Positif Positif 11700 10200
BBNI Trading Buy 4985 4985 5050 4915 4960 5000 5050 Positif Positif Positif 5375 4650
BBCA Trading Buy 13300 13300 13475 12775 13125 13475 13825 Positif Positif Positif 13775 12375
BBTN Trading Buy 1280 1280 13100 1250 1270 1290 1310 Positif Positif Positif 1305 1085
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 16550 16550 16300 15875 16300 16725 17150 Negatif Negatif Positif 21050 16025