PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FIRM SIZE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM DENGAN FINANCIAL LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Ria Yonas Eka Putri1, Rika Desiyanti2, Yuhelmi2 1
Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected]
2
Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Abstract
This research aimed to determine how the effect of operating leverage, firm size, dividend payout ratio and financial leverage on systematic risk of the stock, as well as the indirect effect of operating leverage, firm size and dividend payout ratio of the systematic risk of shares through financial leverage. The population in this research is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2007-2011 and a sample obtained using purposive sampling method. In the method of data analysis used structural equation modeling (SEM) with AMOS 20.0 program assistance. From this research, the operating leverage, firm size, and the dividend payout ratio has no effect on financial leverage. Operating leverage and financial leverage has no effect on the systematic risk of the stock. Firm size has a positive effect on the systematic risk of the stock. Dividend payout ratio negatively affect the stock systematic risk. In the indirect relationship, there is no influence of operating leverage, firm size and dividend payout ratio of the systematic risk of shares through financial leverage.
Key word : Systematic risk, Financial leverage, Operating Leverage, Firm Size, Dividend Payout Ratio
Pendahuluan
Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya kepada beberapa informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi seperti jenis investasi yang diinginkan, jumlah modal yang dibutuhkan, tingkat keuntungan yang diharapkan serta tingkat resiko yang akan dihadapi.
Dalam pengambilan keputusan investasi, investor dihadapkan pada keadaan
ketidakpastian. Hal ini mendorong investor untuk selalu mempertimbangkan resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap sekuritas. Gambaran resiko dan tingkat pengembalian saham dapat dinilai berdasarkan informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Menurut Husnan (2007) risiko terbagi menjadi dua, yaitu risiko tidak sistematik (unsystematic risk) yang merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor unik pada suatu sekuritas yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini antara
2 lain : kemampuan manajemen, kebijakan
investasi, kondisi dan lingkungan kerja. Kedua risiko sistematik (systematic risk) merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini antara lain : kondisi perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan kebijakan pajak.
Jogiyanto (2003) meyatakan bahwa beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Risiko (beta) berasal dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karateristik pasar tentang saham perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi nilai beta adalah cylicality¸ operating leverage dan financial leverage.
Cylicality merupakan faktor yang menunjukkan seberapa jauh perusahaan dipengaruhi kondisi perekonomian (Jogiyanto, 2003). Kita tahu bahwa pada saat kondisi perekonomian membaik, semua perusahaan akan merasakan dampak positifnya. Demikian pula pada saat resesi semua perusahaan akan terkena dampak negatifnya, yang membedakan adalah intensitasnya. Operating leverage menunjukkan proporsi biaya perusahaan
yang merupakan biaya tetap. Semakin besar proporsi ini semakin besar operating leveragenya. Perusahaan yang mempunyai operating leverage yang tinggi akan cenderung mempunyai beta yang tinggi, dan sebaliknya. Serta financial leverage dimana perusahaan yang menggunakan hutang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Semakin besar proporsi utang yang digunakan, semakin besar financial leveragenya. Kalau kita menaksir beta saham, maka kita menaksir beta equity. Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal sendiri akan menanggung risiko yang semakin besar. Karena itu semakin tinggi financial leverage, semakin tinggi beta equity.
Perusahaan dengan operating leverage tinggi akan menunjukkan adanya kemungkinan risiko bisnis yang tinggi. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan kurang prospektif atau kemampuan memberikan kepada investor rendah. Firm size merupakan ukuran suatu perusahaan dimana perusahaan besar sering kali memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang menggunakan utang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Bila tidak berutang investor hanya menanggung risiko bisnis, tetapi apabila investor memiliki saham dari perusahaan berutang maka pemegang saham selain
3 menanggung risiko bisnis juga menanggung
risiko keuangan.
Financial leverage berarti penggunaan dana dari aset perusahaan dengan surat-surat berharga dengan tingkat pengembalian yang tetap (terbatas) yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sementara itu menurut Sartono (2001) financial leverage adalah penggunaan dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahawa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga akan meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan mendapatkan keuntungan lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukan kepada analisis keuangan dalam melihat trade-off antara resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan financial
Perusahaan dengan leverage operasi yang tinggi akan cenderung berhati-hati
dalam menggunakan utang untuk pendanaan, karena utang akan menambah beban tetap
bagi perusahaan berupa beban bunga
pinjaman. Pengaruh leverage operasi
perusahaan dengan leverage keuangan
diprediksikan akan berkorelasi negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) juga mengatakan bahwa Operating Leverage secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Financial Leverage.
H1 : Operating leverage berpengaruh negatif terhadap financial leverage
Perusahaan dengan size yang lebih besar dan telah berjalan dengan baik dapat dengan mudah memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan dalam memiliki akses ke pasar modal akan membuat perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dana dalam waktu yang singkat. Kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan dana akan membuat perusahaan semakin berkembang dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar. Dengan demikian, kesempatan untuk melakukan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar akan dimiliki oleh perusahaan dengan size yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan size yang lebih kecil. Pengaruh antara size dengan financial leverage didasarkan pada beberapa penelitian yang telah ada yaitu Erkaningrum (2008); Soedijatno, Mediawati dan
4 Widaningsih (2009) dan Joni dan Lina
(2010) yang mengatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage.
H2 : Firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage
Dari penelitian yang dilakukan oleh Erkaningrum (2008) mendapatkan hasil bahwa divident payout ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage. Perusahaan akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham apabila jumlah hutang yang dimiliki perusahaan cukup besar. Laba yang diperoleh perusahaan akan lebih banyak ditahan (retained earning) dari pada akan dibayarkan sebagai dividen, karena manajemen perusahaan akan lebih memprioritaskan dana tersebut digunakan untuk melunasi hutang. Jika perusahaan memaksakan diri untuk tetap membayarkan dividen dalam jumlah besar maka perusahaan akan terus melakukan peminjaman, sehingga jumlah hutang perusahaan akan semakin besar dan beban perusahaan untuk tahun selanjutnya akan semakin besar pula.
H3 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap financial leverage
Degree of operating leverage (DOL) pada umumnya ditentukan oleh hubungan antara biaya tetap dan biaya total. Perusahaan dengan biaya tetap yang relatif tinggi dari
biaya totalnya memiliki tingkat operating leverage yang tinggi. Pada tingkat DOL yang tinggi, EBIT atau operating income akan lebih sensitif terhadap perubahan penjualan. Tingginya sensitifitas operating income terhadap penjualan akan mengarah pada beta yang lebih tinggi. Jadi perusahaan dengan DOL yang tinggi cenderung memiliki beta yang tinggi. Hal ini dapat juga dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) bahwa operating leverage secara parsial berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham.
H4 : Operating leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham
Ukuran perusahaan digunakan untuk mengetahui total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan segala aset dan aktiva yang mereka miliki dalam melaksanakan kegiatan operasional yang bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal. Ukuran perusahaan menggambarkan intensitas kegiatan operasional perusahaan yang bersumber dari aset. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2007) mengatakan bahwa firm size berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko sistematis saham.
H5 : Firm size berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham
5 Dividen sangat penting karena
merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menganalisis prospek perusahaan. Jika perusahaan memotong dividen maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan dividen dengan risiko akan negatif, dimana jika risiko tinggi maka dividen akan rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kustini(2011) yang meneliti tentang pengaruh dividend payout ratio, return on asset dan earning variability terhadap beta saham syariah. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa dividend payout ratio (DPR) negatif berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah, artinya setiap perubahan DPR akan mengakibatkan pada penurunan beta saham syariah.
H6 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham
Financial leverage menggambarkan tingkat sumber dana hutang dalam struktur modal perusahaan. Penggunaan hutang yang relatif tinggi menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga yang tinggi pula, sehingga dapat meningkatkan risiko. Dengan menggunakan financial leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan laba perlembar lebih besar pada perusahaan laba sebelum bunga dan pajak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2007) dan
Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mengatakan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham.
H7: Financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham
Penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mendapatkan hasil bahwa secara simultan variabel operating leverage dan firm size berpengaruh signifikan terhadap financial leverage. Secara parsial operating leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage. Sedangkan operating leverage, firm size dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa operating leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham. Teknik analisis yang digunakan adalah path analisys.
H8: Operating leverage berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage
Penelitian yang dilakukan oleh Soedijatno, Mediawati dan Widaningsih (2009) mendapatkan hasil bahwa secara simultan variabel operating leverage dan
6 firm size berpengaruh signifikan terhadap
financial leverage. Secara parsial operating leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap financial leverage. Sedangkan operating leverage, firm size dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa operating leverage dan firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham. Teknik analisis yang digunakan adalah path analisys.
H9: Firm size berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage
Dari penelitian yang dilakukan oleh Erkaningrum (2008) mendapatkan hasil bahwa Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Financial Leverage. Kustini (2011) meneliti tentang pengaruh dividend payout ratio, return on asset dan earning variability terhadap beta saham syariah. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa dividend payout ratio (DPR) negatif berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah, artinya setiap perubahan DPR akan mengakibatkan pada penurunan beta saham syariah.
H10: Dividend payout ratio berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage
Metodologi
Populasi penelitian dalam penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur periode 2007-2011. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2006). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan tahunan yang berturut-turut tanggal 31 Desember 2007-2011.
2. Perusahaan yang membagikan dividen secara berturut-turut dari tahun 2007-2011.
Data yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif, yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data prospektus perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana dari tahun 2007-2011.
7 Variabel dalam penelitian ini terdiri
dari variabel dependen, independen dan intervening. Variabel dependennya adalah risiko sistematis saham. Variabel independennya terdiri dari operating leverage, firm size dan dividend payout ratio. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah financial leverage.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hubungan antar variabel seperti yang telah diurai pada bagian hipotesis, dibuat model dalam bentuh diagram path.
Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis data adalah mengembangkan model persamaan dalam bentuk diagram. Pada model ini ditunjukkan hubungan kausal antara variabel yaitu variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinyatakan dengan anak panah. Anak panah harus dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang langsung antara satu variabel dengan variabel yang lain, dan garis lengkungan menunjukkan korelasi antar konstruk.
Pengolahan data untuk analisis jalur pada penelitian ini juga akan digunakan bantuan program Amos 20.0. Penelitian ini akan melihat pengaruh operating leverage, firm size dan dividend payout ratio terhadap
risiko sistematis saham dengan financial leverage sebagai variabel intervening.
Pengolahan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan Amos 20.0. Adapun tahapan analisis dalam Amos 20.0 adalah sebagai berikut :
a. Chi-square dan probabilitas b. Goodness of fit indices
c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
d. Adjusted goodness of fit index
e. Expected Cross – Validation Index (ECVI)
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini merupakan hasil pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling(SEM) dengan bantuan program AMOS 20.0 :
Tabel 1 Model Fit Summary
Dari tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai chi-square yang digunakan untuk mengukur kesesuaian dan model secara keseluruhan menunjukkan hasil estimasi sebesar 2,002 dimana lebih besar dari nilai probabilitas yang disyaratkan. Hal ini
8 menunjukkan bahwa model yang
dikembangkan sesuai (fit) dengan data penelitian. Nilai GFI dan AGFI menunjukkan hasil estimasi yang lebih besar dari yang disyaratkan dimana ini menunjukan bahwa model sesuai dan dapat menjelaskan data yang ada dengan baik. Pada nilai Root Mean Square Error of approximation (RMSEA) dapat dilihat bahwa hasil estimasi yang didapatkan lebih kecil dari yang disyaratkan yaitu sebesar 0,00, hal ini mengindikasikan bahwa model sesuai (fit) dengan model yang dikembangkan dan pada hasil estimasi Expected Cross Validation Index (ECVI) didaptkan hasil estimasinya kecil dari saturated model yaitu sebesar 0.280. Dengan hasil estimasi sesuai (fit) dengan data yang dikembamgkan maka goodenss of fit statistic dapat diterima sesuai dengan yang disyaratkan.
Tabel 2
Hasil Analisis dan Interprestasi Parameter Estimasi untuk SEM
H1 menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh negative terhadap financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi
konsentrasi operating leverage terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,001) dengan nilai probabilitas 0.983 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridloah (2010).
H2 menyatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap positif financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi firm size terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang positif (0,096) dengan nilai probabilitas 0.106 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H2 ditolak, karena firm size tidak berpengaruh signifikan financial leverage. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang didapatkan oleh Joni dan Lina (2010).
H3 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negative terhadap financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi dividend payout ratio terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,218) dengan nilai probabilitas 0.522 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H3 ditolak, karena dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan financial leverage.
9 Hasil penelitian ini konsisten dengan yang
dilakukan oleh Joni dan Lina (2010).
H4 menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi operating leverage terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,003) dengan nilai probabilitas 0,882 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H4 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Tjun Tjun (2009), yang menyatakan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham.
H5 menyatakan bahwa firm size berpengaruh negative terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi firm size terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang positif (0,108) dengan nilai probabilitas 0.001 yang lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H5 ditolak, karena firm size memang berpengaruh signifikan risiko sistematis saham, tetapi dengan arah positif. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Sufiyati dan Na’im (2007) yang mengatakan bahwa size berpengaruh positif signifikan terhadap risiko sistematis saham.
H6 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi dividend payout ratio terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang negatif (-0,421) dengan nilai probabilitas 0.027 yang lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H6 diterima, karena dividend payout ratio berpengaruh signifikan risiko sistematis saham dengan arah negatif. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kustini (2011) yang juga menemukan hubungan negatif antara dividend payout ratio dengan risiko sistematis saham.
H7 menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi financial leverage terhadap risiko sistematis saham menunjukkan hasil estimasi yang yang positif (0,106) dengan nilai probabilitas 0.067 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H7 ditolak, karena financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. Hal ini juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Tjun Tjun (2009) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham.
10 H8 menyatakan bahwa operating
leverage berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi operating leverage terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,001) dengan nilai probabilitas 0,983 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H8 ditolak, karena operating leverage tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai variabel intervening yang bearti bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage.
H9 menyatakan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi firm size terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang positif (0,096) dengan nilai probabilitas 0,106 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter
estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H9 ditolak, karena firm size tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai variabel intervening yang bearti bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage.
H10 menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi konsentrasi dividend payout ratio terhadap financial leverage menunjukkan hasil estimasi yang yang negatif (-0,218) dengan nilai probabilitas 0,522 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05 yang berarti tidak berpengaruh, sedangkan nilai parameter estimasi hubungan antara financial leverage terhadap risiko sistematis saham sebesar (0,106) dengan probabilitas sebesar (0,067) yang lebih besar dari nilai (0,05) yang berarti tidak berpengaruh, sehingga H10 ditolak, karena dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap financial leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham, maka financial leverage tidak mendukung sebagai
11 variabel intervening yang bearti bahwa
dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap financial leverage
2. Firm size tidak berpengaruh terhadap financial leverage
3. Dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap financial leverage
4. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham
5. Firm size berpengaruh positif terhdap risiko sistematis saham
6. Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham 7. Financial leverage tidak berpengaruh
terhadap risiko sistematis saham
8. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage
9. Firm size tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage
10. Dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis saham melalui financial leverage.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumya, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel maupun informasi-informasi lainya yang lebih memberikan pengaruh terhadap variabel risiko sistematis saham dan financial leverage sebagai variabel intervening. 2. Untuk penelitian mendatang perlu
ditambah periode tahun pengamatan, sehingga dapat menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Perusahaan disarankan untuk selalu memperhatikan apa-apa yang terjadi pada perusahaan, baik dari segi keuangan maupun efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya operasional yang ada didalam perusahaan, karena perusahaan yang mempunyai keuangan dan sumber daya operasional yang bagus akan memberikan daya tarik bagi para investor untuk menginvestasikan dananya.
Daftar Pustaka
Erkaningrum, Indri. 2008. Faktor-Faktor Penentu Financial Leverage Dalam Struktur Modal. “Jurnal Bisnis dan Akuntansi Analisis Volume 01, No. 02 Mei 2008 (ISSN : 1978-9750)”. Program Studi Manajemen
12 Perusahaan ASMI Santa Maria
Yogyakarta: Yogyakarta.
Hadianto dan Tjun Tjun. 2009. Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. “Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: 1-16
“. Universitas Kristen Maranatha: Bandung.
Husnan, Suad. 2007. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”. Cetakan ke-tiga. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.
Jogiyanto. 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. BPFE: Yogyakarta.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strukur Modal. “Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2 hal 81-96”. STIE Trisakti.
Kartikasari, Lisa. 2007. “Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ periode 1994 – 2000”. STIE YKPN: Yogyakarta.
Kustini, Sri dan Selvi Pratiwi. 2011. Pengaruh Dividend payout Ratio, Return On Asset Dan Earning Variability Terhadap Beta Saham Syariah. “Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3 No. 2 September 2011, pp 139-148, ISSN 2085-4277”. Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Ridloah, Siti. 2010. Faktor Penentu Strukur Modal: Studi Empirik pada Perusahaan Multifinansial. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1, No. 2, Hal 144-153.
Sartono, Agus. 2001. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. BPFE: Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. “Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Buku 2 Edisi 4. Salemba Empat: Jakarta.
Soedijatno, Karli, Elis Mediawati dan Mimin Widaningsih. 2009. Pengaruh Operating Leverage dan Firm Size Terhadap Financial Leverage dan Implikasinya Terhadap Risiko Sistematis Saham. “Percikan : Vol. 102 Edisi Juli 2009, ISSN : 0854-8986”. Universita Pendidikan Indonesia.
Sufiyati dan Na’im, A., (2002), Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia, Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan, hal. 497-509.