• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Civic Education Learning, Pandemic Covid-19, Whatsapp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords : Civic Education Learning, Pandemic Covid-19, Whatsapp"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN WHATSAPP DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI SMA VETERAN 1 SUKOHARJO Suyahman1*, Pungki Tresna Dewi2, Refsi Mahardisiwi3, & Febilla Antika Nuraninda4

1,2,3,4

Program Studi PPKn FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo *

Email : suyahman.suyahman@yahoo.com

Abstract. This study aims to describe the role of Whatsapp in PPKn learning during the Covid-19 Pandemic at SMA Veteran 1 Sukoharjo. This research is a descriptive qualitative research, so the researcher will use qualitative data and then describe it descriptively. Researchers conducted interviews and made a closed questionnaire. In this study, there were 61 respondents consisting of PPKn teachers and class XI students at SMA Veteran 1 Sukoharjo. The results of the research are, during the Covid-19 pandemic, the world of education requires the use of distance learning or often referred to as online learning. Online learning is carried out by utilizing application features available on smartphones. As many as 93.4% of respondents stated that the Whatsapp application is an application that is easier to use for online learning than other applications. The Whatsapp application plays a very important role in the online PPKn learning process at SMA Veteran 1 Sukoharjo. The whatsapp application is useful as a means of communication between teachers and students. This can be seen from the teaching and learning process that utilizes the features available in the Whatsapp application such as sending material, assignments, attendance, and others. Apart from that the whatsapp application does not really require a lot of quota to use, as well as easy-to-use features that make this application very familiar among students. However, the use of the Whatsapp application in online learning has obstacles, namely the internet signal network that is not strong enough or inadequate considering that students have different living areas.

(2)

7 PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 atau merebaknya virus corona bermula di wilayah Wuhan, China. Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 mulai muncul di Indonesia sejak awal Maret 2020. Penyakit Covid19 bukanlah suatu wabah yang bisa diabaikan begitu saja, perkembangan penularan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mengglobal dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk Indonesia. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengira hanya sebatas influenza biasa, namun bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan (Susilo et al., 2020; Yunus et al., n.d.). Covid-19 menyebabkan adanya kebijakan untuk berkegiatan dari rumah, kalaupun tidak memungkinkan berkegiatan dari rumah maka masyarakat dihimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Covid-19 juga berpengaruh pada dunia pendidikan, hingga menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Dalam peraturan tersebut salah satunya mengatur tentang pembelajaran. Dengan adanya surat edaran tersebut maka proses pembelajaran dilakukan dari rumah secara daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesbilitas, konektivitas, fleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran (Ali Sadikin dan Afreni Hamidah, 2020 : 216). Pada pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone/telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk

mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bukan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi. Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi yaitu misalnya internet. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan oleh

guru untuk melaksanakan

pembelajaran secara daring. Guru diminta untuk memaksimalkan penggunaan aplikasi yang dapat mendukung proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik. Adapun aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran daring antara lain, Whatsapp, Google Classroom, Google Meet, Edmodo, Zoom, dan lain-lain.

Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan dalam pembelajaran daring. Karena hampir semua orang memiliki aplikasi Whatsapp. Selain itu, Whatsapp dipandang menjadi aplikasi atau media yang paling mudah dan murah, selain itu Whatsapp juga sangat familiar di kalangan masyarakat. Hampir semua orang menggunakan Whatsapp untuk berbagai kepentingan. Menurut Muhammad Wildan S dan Prarasto Miftahurrisqi (2019 : 53) Whatsapp memiliki berbagai fungsi, diantaranya adalah bisa menerima pesan, chat grup, berbagai foto, video, dan dokumen.

Pemanfaatan Whatsapp juga menjadi pilihan dalam pembelajaran daring di SMA Veteran 1 Sukoharjo. Aplikasi Whatsapp ini dipandang mampu menjadi jembatan antara guru dan siswa untuk tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar

(3)

mengajar. Dengan menggunakan Whatsapp wali siswa juga bisa ikut mengontrol pembelajaran siswa. Awalnya siswa dikelompokkan dalam grup-grup Whatsapp seperti grup kelas dan grup mata pelajaran. Masing- masing wali kelas dan guru mata pelajaran masuk di grup-grup tersebut. Semua mata pelajaran memiliki grup tersendiri termasuk mata pelajaran PPKn di SMA Veteran 1 Sukoharjo. Di Grup Whatsapp inilah guru berkomunikasi dan menyampaikan materi pelajaran sekaligus tugas-tugas kepada siswa. Guru harus bisa menyampaikan materi dan memberikan tugas yang bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Penyampaian materi bisa melalui pesan suara, power point, video pendek, membagikan link.

Dengan Whatsapp guru bisa berkomunikasi dengan siswa secara mudah karena Whatsapp tidak memerlukan banyak kuota jika hanya digunakan untuk chat atau membuka foto maupun pesan suara. Harapannya dengan aplikasi Whatsapp ini orang tua siswa tidak terbebani dengan biaya kuota yang harus ditanggungnya dan siswa bisa menerima materi-materi pelajaran meskipun dari rumah. Dengan begitu meskipun pandemi siswa tetap bisa sekolah walaupun dengan pembelajaran daring.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskanlah masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. “Bagaimanakah peranan Whatsapp dalam pembelajaran PPKn di masa Pandemi Covid-19 di SMA Veteran 1 Sukoharjo?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Whatsapp dalam pembelajaran PPKn di masa Pandemi Covid-19 di SMA Veteran 1 Sukoharjo.

KAJIAN TEORI Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan desain mirip

BlackBerry Messenger. Whatsapp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena Whatsapp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi Whatsapp Messenger menggunakan koneksi 3G, 4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan Whatsapp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain. Sebelum menggunakan

Whatsapp anda harus menginstall Whatsapp dengan cara sebagai berikut:

1. Download aplikasi tersebut dari website-nya.

2. Install aplikasi tersebut ke smartphone.

3. Daftarkan nomor telepon anda tanpa menggunakan 0 atau format internasional karena Whatsapp menggunakan nomor telepon anda untuk mendaftar anda dalam databasenya.

4. Aplikasi kemudian

akan mengirimkan kode konfirmasi via SMS yang mengharuskan Anda untuk mengisikan kode konfirmasi tersebut ke langkah selanjutnya. Setelah Anda mengkonfirmasi nomor telepon anda, dan anda siap untuk menggunakannya.

5. Aplikasi Whatsapp akan secara otomatis mendata phonebook untuk menunjukkan siapa-siapa saja yang sudah menggunakan Whatsapp. Untuk mengetahui siapa saja yang sudah masuk ke daftar, tekan pada tab contact. Mereka yang menggunakan Whatsapp akan memiliki status disamping nama mereka.

6. Mulailah perbincangan dengan teman-teman anda

yang menggunakan Whatsapp dengan mengklik nama tersebut.

(4)

9

teman Anda untuk

menggunakan Whatsapp aplikasi “Invite Friends”. Untuk dapat

memanfaatkan aplikasi

Whatsapp sebagai sarana pembelajaran, terlebih dahulu membuat akun Whatsapp. Berikut ini langkah- langkah membuat akun Whatsapp di handphone berbasis Android, yaitu: 1. Langkah pertama harus memiliki

aplikasi Whatsapp terlebih dahulu dengan mendownload aplikasinya secara gratis melalui aplikasi Playstore di HP Android atau alamat:

https://play.google.com/store/apps/d etails?id=com.Whatsapp

2. Setelah selesai di download, lanjutkan dengan menginstal aplikasi Whatsapp, kemudian buka aplikasi Whatsapp pada Android, maka akan dihadapkan pada halaman selamat datang dengan informasi mengenai Whatsapp yang mendukung cross platform. Tap pada Agree and Continue.

3. Selanjutnya akan diminta untuk memasukkan nomor telepon yang akan didaftarkan pada Whatsapp. Tap pada OK untuk menuju proses selanjutnya.

4. Jendela konfirmasi nomor telepon akan muncul, edit nomor telepon jika ingin menggunakan nomor lain atau melakukkan koreksi, dan juga bisa langsung melakukan tap pada OK untuk menuju proses berikutnya.

5. Proses berikutnya adalah menunggu kode konfirmasi yang dikirim oleh Whatsapp, pada langkah ini masih bisa mengedit nomor handphone. Jika kode konfirmasi yang dikirim Whatsapp sudah sampai, maka akan langsung dikirim ke proses selanjutnya.

6. Berikutnya adalah proses pemberian nama dan foto profil.

Bisa menggunakan nama lengkap atau inisial, dan untuk foto profil anda bisa mengambilnya dari gallery.

7. Proses selanjutnya adalah loading beberapa saat untuk Whatsapp disertai dengan informasi “sisa umur” akun Whatsapp sebelum expired. Setelah beberapa saat akan muncul tombol Continue, tap pada Continue.

8. Akun Whatsapp anda sudah selesai dibuat dan siap dipakai, anda akan dihadapkan pada 3 tab: Calls yang berisi daftar panggilan masuk dan keluar, Chats yang berisi daftar chat

anda baik itu group chat maupun chat dengan individu, serta Contacts yang berisi daftar kontak Whatsapp yang diambil dari kontak telepon. Setelah pembuatan akun Whatsapp

selesai, kemudian dilanjutkan

dengan membuat grup Whatsapp, hal ini bertujuan sebagai wadah diskusi pembelajaran.

Berikut ini langkah-langkah membuat grup di Whatsapp, yaitu: 1. Buka Whatsapp dan kunjungi layar

daftar Chatting.

2. Di bagian atas layar daftar Chatting, ketuk tombol Grup Baru. Catatan: Anda harus memiliki sebuah chat sebelum membuat sebuah Chat Grup baru.

3. Tambahkan peserta grup dengan memilih atau mengetik nama kontak. Ketuk Berikutnya sesudah selesai menambahkan peserta. 4. Tambahkan ikon untuk grup

dengan mengetuk kotak foto yang kosong. Ini akan ditampilkan di samping grup di daftar Chatting Anda.

5. Tambahkan sebuah subjek grup. 6. Ketuk Buat setelah Anda selesai. Setelah selesai membuat grup Whatsapp kemudian dilanjutkan dengan menambahkan anggota grup.

(5)

Adapun cara menambah anggota ke grup chating Whatsapp adalah sebagai berikut:

1. Buka grup di Whatsapp. 2. Ketuk subjek grup.

3. Ketuk Tambahkan Peserta.

4. Cari atau pilih kontak yang ingin ditambahkan ke Chat Grup.

5. Ketuk Tambahkan. Setelah semua anggota grup chating Whatsapp ditambahkan, selanjutnya grup chating Whatsapp tersebut digunakan sebagai sarana pembelajaran di SMA Veteran 1 Sukoharjo. (Elianur, Carona : 2017)

Secara lengkap dan ringkas manfaat penggunaan Aplikasi Whatsapp Messenger Group dalam pembelajaran yaitu :

1. Whatsapp Messenger Group memberikan fasilitas pembelajaran secara kolaboratif dan kolaboratif secara online antara guru dan siswa ataupun sesama siswa baik di rumah maupun di sekolah.

2. Whatsapp Messenger Group merupakan aplikasi gratis yang mudah digunakan.

3. Whatsapp Messenger Group dapat digunakan untuk berbagi komentar, tulisan, gambar, video, suara, dan dokumen.

4. Whatsapp Messenger Group memberikan kemudahan untuk menyebarluasakan pengumuman maupun mempublikasikan karyanya dalam grup.

5. Informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah dibuat dan disebarluaskan melalui berbagai fitur Whatsapp Messenger Group.

Whatsapp sebagai salah satu media sosial saat ini banyak yang menggunakan untuk kepentingan bersosialisasi maupun sebagai penyampaian pesan baik oleh individu maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Whatsapp adalah salah satu media sosial yang

digunakan di smartphone android. Whatsapp dapat digunakan untuk bertukar pesan, foto, suara, video, untuk panggilan suara maupun video, serta dapat digunakan untuk berkomunikasi secara kelompok maupun individu.

Pembelajaran PPKn

Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri atas komponen- komponen yang saling berinteraksi. Dalam ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subyek khusus dari pendidikan Corey (1986).

Menurut Soemantry (1967) (dalam Baswan, 2013) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Negara (PPKn) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Sedangkan PPKn adalah pendidikan kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau memperoleh status sebagai warga negara Indonesia. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PPKn adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik yang mana dalam pembelajaran yang meliputi aspek civic knowledge, civic

(6)

11 engagement, civic attitudes dan konsep lainnya. Dalam pembelajaran PPKn harus memenuhi 3 aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Tujuan PPKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PPKn, menurut Mulyasa (2007) yang dikutip oleh Baswan (2013) adalah untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Pendididikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dalam

Konseptualisasi yaitu komponen- komponen yang saling berinterelasi. Secara substantif, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempelajari prinsip

- prinsip sekaligus mempraktekkan “democratic governance and citizens”. Tentang komponen-komponen yang berinterelasi itu, sebuah penelitian The International Association for Evaluation Achievement (IEA) sebagaimana dikemukakan Samsuri (2006:35) terhadap implementasi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan di 28 negara, menemukan komponen pendidikan kewarganegaraan yaitu meliputi aspek civic knowledge, civic engagement, dan civic attitudes dan konsep lainnya (Torney-Putra, et.all, 2001:179). Adapun materi kajian

pendidikan kewarganegaraan yang dikaji meliputi materi demokrasi, kewarganegaraan, identitas nasional, hubungan internasional dan keragaman/kohesi sosial (Torney-Putra, et.al, 2001:29- 30). Selain hasil penelitian IEA di atas, John J Patrick (1999:33) berpendapat bahwa ada empat komponen atau kategori pokok yang dapat dikaji secara beragam

dalam pendidikan kewarganegaraan, yaitu:

1. pengetahuan kewarganegaraan dan pemerintahan demokratis (knowledge of citizenship and government in democracy [civic knowledge]);

2. kecakapan kognitif dari kewarganegaraan

demokratis (cognitive skills of democratic citizenship [cognitive civic skills]);

3. kecakapan partisipasi dari kewarganegaraan

demokratis (participatory skills of

democratic citizenship

[participatory civic skills]); dan 4. keutamaan

karakter kewarganegaraan yang demokratis (virtues and dispositions of democratic citizenship [civic disposition]). (dalam Ihsan, 2017)

Pembelajaran PPKn pada saat ini dilakukan secara daring dengan menggunakan Aplikasi dan mematuhi protokol kesehatan . Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19.

Covid-19

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang

diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti

(7)

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian

menyebutkan bahwa SARS

ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. (Achmad, Yurianto, dkk : 2020)

Menurut Agus, dkk dalam penelitiannya, dampak COVID-19 terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar berdampak terhadap siswa, orang tua dan guru itu sendiri. Beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman- temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi

dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Dampak terhadap orang tua yaitu kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan

pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. (Purwanto, Agus, dkk : 2020)

Berdasarkan uraian diatas Covid-19 atau Corona Virus Disease- 19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Covid-19 berdampak pada segala aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan. Dengan

(8)

13 adanya covid – 19 proses pembelajaran dilakukan secara online. Dengan adanya pembelajaran online berdampak juga terhadap siswa, orang tua, bahkan gurupun merasakan dampaknya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran (Asfi Manzilati, 2017 : 1). Untuk memahami objek penelitian digunakan langkah-langkah penentuan: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data dan instrumennya, triangulasi data, dan teknik analisa data.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif maka peneliti akan memanfaatkan data-data kualitatif kemudian dijabarkan secara deskriptif. Peneliti melakukan wawancara dan membuat kuesioner tertutup. Wawancara dilakukan kepada guru untuk mendalami proses belajar yang telah diobservasi. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2015). Instrumen penelitian ini memuat tentang aspek-aspek pemanfaataan Whatsapps sebagai media komunikasi antara guru dan siswa dalam menunjang kegiatan belajar.

Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik validitas data trianggulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data yaitu dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang diberbeda. Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber data. Setelah data terkumpul

diuji validitas, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis data. Penelitian ini dilakukan dikelas XI di Sekolah Menengah Atas Veteran 1 Sukoharjo. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 November sampai dengan 7 Desember 020. Subjek penelitian adalah guru PPKn kelas XI dan siswa kelas XI SMA Veteran 1 Sukoharjo dengan jumlah 61 siswa. Sedangkan objek penelitian adalah pembelajaran PPKn di kelas XI dengan menggunakan aplikasi WhatApps dimasa pandemi Covid-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dengan satu narasumber guru PPKn Kelas XI dan membagikan kuesioner tertutup kepada siswa kelas XI SMA Veteran 1 Sukoharjo sejumlah 61 siswa yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Desember hingga tanggal 7 Desember 2020 ditemukan hal-hal sebagai berikut dalam tabel dibawah ini :

(9)

Hasil Wawancara Guru PPKn Kelas XI SMA Veteran 1 Sukoharjo No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Anda memahami pembelajaran daring ?

Ya memahami 2 Apakah Anda memahami

aplikasi pembelajaran daring ?

Ya memahami 3 Sebutkan minimal 5 aplikasi

pembelajaran daring !

Whatsapp, Google Classroom, Zoom, Edmodo, Google Form 4 Dari aplikasi yang Anda

sebutkan, menurut Anda mana yang paling mudah digunakan untuk pembelajaran PPKn secara daring ?

Whatsapp yang paling mudah digunakan untuk pembelajaran PPKn

5 Apakah Anda memahami Whatsapp ?

Ya memahami 6 Menurut Anda, apakah

Whatsapp lebih mudah

dioperasikan dibanding aplikasi lain yang digunakan untuk pembelajaran daring ?

Ya, menurut narasumber lebih mudah Whatsapp karena penggunaan aplikasi lain sering error akibat sinyal yang kurang memadai

7 Apakah Whatsapp membantu Anda dalam pembelajaran PPKn secara daring ?

Ya sangat membantu

8 Apakah aplikasi Whatsapp memerlukan banyak kuota ?

Tidak 9 Apakah sinyal menjadi kendala

untuk pembelajaran PPKn secara daring dengan menggunakan Whatsapp ?

Betul, karena ada beberapa siswa yang handphonennya belum memadai dan rumahnya kesulitan mencari jaringan internet

10 Apakah hasil belajar peserta didik bertambah baik selama pembelajaran PPKn secara daring melalui aplikasi Whatsapp ?

Tidak, karena kesadaran siswa kurang, kadang-kadang

disalahgunakan, ada beberapa siswa yang kurang mampu perekonomiannya digunakan untuk bekerja

Hasil Kuesioner Siswa Kelas XI SMA Veteran 1 Sukoharjo

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Anda memahami pembelajaran daring ?

34 siswa menjawab ya dan 27 siswa menjawab tidak

2 Apakah Anda memahami aplikasi pembelajaran daring ?

47 siswa menjawab ya dan 14 siswa menjawab tidak

3 Sebutkan minimal 5 aplikasi pembelajaran daring !

Whatsapp, Google Classroom, Zoom, Edmodo, Google Form, Google Meet

(10)

15 4 Dari aplikasi yang Anda

sebutkan, menurut Anda mana yang paling mudah digunakan untuk pembelajaran PPKn secara daring ?

Semua siswa menjawab Whatsapp

5 Apakah Anda memahami Whatsapp ?

57 siswa menjawab ya dan 4 siswa menjawab tidak 6 Menurut Anda, apakah

Whatsapp lebih mudah

dioperasikan dibanding aplikasi lain yang digunakan untuk pembelajaran daring ?

57 siswa menjawab ya dan 4 siswa menjawab tidak

7 Apakah Whatsapp membantu Anda dalam pembelajaran PPKn secara daring ?

56 siswa menjawab ya dan 5 siswa menjawab tidak 8 Apakah aplikasi Whatsapp

memerlukan banyak kuota ?

24 siswa menjawab ya dan 37 siswa menjawab tidak

9 Apakah sinyal menjadi kendala untuk pembelajaran PPKn secara daring dengan menggunakan Whatsapp ?

38 siswa menjawab ya dan 23 siswa menjawab tidak

10 Apakah hasil belajar peserta didik bertambah baik selama pembelajaran PPKn secara daring melalui aplikasi Whatsapp ?

23 siswa menjawab ya dan 38 siswa menjawab tidak

(11)

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dideskripsikan bahwa :

a. Pemahaman responden terhadap pembelajaran daring

Penelitian ini menunjukkan hasil yang menarik. Responden yang telah memberikan respon baik melalui kuesioner tertutup maupun wawancara memberikan umpan balik yang positif terhadap penerapan kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan sarana Whatsapp. Berdasarkan kuesioner daring yang sudah disebarkan melalui Google Formulir yaitu sebanyak 55,7% responden memahami pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofyana dan Abdul, 2019 : 82). Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilakukan secara online.

b. Pemahaman responden terhadap aplikasi pembelajaran daring

Aplikasi pembelajaran daring saat ini menjadi solusi efektif untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar secara online. Berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 77% responden memahami aplikasi pembelajaran daring. Dengan adanya aplikasi daring membantu siswa untuk tetap aman belajar di rumah tanpa dibatasi tempat dan waktu. Hadirnya aplikasi

pembelajaran daring menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Agar kegiatan belajar mengajar tetap lancar dan menyenangkan meskipun tidak melalui tatap muka, siswa dapat mengikuti pembelajaran melalui aplikasi yang tersedia di smartphone. Berdasarkan data kuesioner menurut responden ada beberapa aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran daring yaitu, Google Classroom, Zoom, Edmodo, Whatsapp, Google Meet dan lain- lain. Sebanyak 11% responden menyatakan bahwa Whatsapp merupakan aplikasi yang paling mudah digunakan untuk pembelajaran secara daring.

c. Pemahaman responden terhadap aplikasi Whatsapp

Aplikasi Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang familiar dikalangan masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa. Aplikasi ini merupakan aplikasi media sosial yang cukup terkenal. Whatsapp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena

Whatsapp Messenger

menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi

Whatsapp Messenger

menggunakan koneksi 3G, 4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan Whatsapp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain (Elianur, Carona :

2017). Whatsapp bisa

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran daring. Whatsapp adalah aplikasi berbasis pesan yang memudahkan kita untuk bertukar pesan tanpa dikenai biaya SMS karena whatsapp

(12)

17 memanfaatkan akses internet. Sehingga dengan whatsapp kita dapat mengirimkan file dokumen, foto, video call, lokasi GPS, dan lain-lain.

Berdasarkan data kuesioner 93,4% responden memahami

aplikasi Whatsapp dan

menggunakannya untuk

pembelajaran secara daring. Dalam proses pembelajaran daring, Whatsapp membantu kegiatan belajar mengajar. Guru biasanya akan memberikan materi dan penjelasan melalui Whatsapp grup kelas yang dibuat oleh wali kelasnya. Guru juga mengirimkan materi pelajaran dalam bentuk misalnya, video, pesan suara, atau berupa file (ms.word atau power point). Untuk pengumpulan tugas melalui chat whatsapp kepada guru yang bersangkutan.

d. Kelebihan dan kekurangan aplikasi whatsapp dalam pembelajaran daring

Menurut hasil kuesioner yang

diberikan kepada responden

terdapat kelebihan dan kekurangan whatsapp sebagai media untuk

pembelajaran daring. Tidak

dipungkiri, Whatsapp telah menjadi aplikasi yang familiar di kalangan siswa. Whatsapp dapat menjadi salah satu bukti nyata kecanggihan teknologi yang dapat meningkatkan produktifitas dan kemudahan siswa dalam menuntut ilmu.

Penggunaan aplikasi Whatsapp untuk pembelajaran daring menurut 60,7% responden tidak memerlukan banyak kuota dibandingkan aplikasi lain. Karena Whatsapp memiliki fitur kompresi dalam mengirim file multimedia seperti gambar, sama sekali tidak menguras kuota internet namun tidak mengurangi kualitas gambar. Fitur ini juga menjadikan Whatsapp sebagai aplikasi yang paling irit kuota.

Walaupun aplikasi Whatsapp irit kuota tetapi sinyal menjadi kendala

dalam proses pembelajaran daring. Hal ini dibuktikan melalui data kuesioner yang mana menurut

63,3% responden menyatakan

bahwa sinyal menjadi kendala karena letak geografis siswa yang berbeda-beda.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa aplikasi Whatsapp tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Seperti ditunjukkan dalam penelitian ini 62,3% responden mengatakan penggunaan aplikasi Whatsapp lebih banyak berpengaruh negatif pada hasil belajar mereka dan hanya 37,7% responden dengan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran siswa dan siswa kesulitan memahami materi yang disampaikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi Whatsapp sangat berperan dalam proses pembelajaran PPKn secara daring di SMA Veteran 1 Sukoharjo. Aplikasi Whatsapp berguna sebagai sarana komunikasi antara guru dan siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari proses belajar mengajar yang memanfaatkan fitur yang tersedia di aplikasi Whatsapp seperti untuk mengirim materi, penugasan, absensi, dan lain-lain. Selain itu aplikasi Whatsapp tidak terlalu memerlukan banyak kuota dalam penggunaannya, serta fitur yang mudah digunakan yang menjadikan aplikasi ini sangat familiar di kalangan siswa. Akan tetapi dalam penggunaa aplikasi Whatsapp dalam pembelajaran daring memiliki kendala yaitu jaringan

(13)

sinyal internet yang kurang kuat atau kurang memadai mengingat siswa yang memiliki daerah tempat tinggal yang berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Yurianto, dkk. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI dan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Baswan. (2013). Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Susunan Pemerintahan Daerah Melalui Metode Bermain Peran Di Kelas VI SD DDI Siboang. Jurnal Kreatif Tadulako. Vol. 3, No. 3.

Elianur, Carona. (2017). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Sebagai Sarana Diskusi Antara Pengawas

dan Guru

Pendidikan Agama Islam. Jurnal As-Salam. Vol. 1 No. 2. 1- 14.

Ihsan. (2017). Kecenderungan Global Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Di Sekolah.

Jurnal Pancasila dan

Kewarganegaraan. Vol. 2, No. 2. Manzilati Asfi. (2017). Metodologi

Penelitian Kualitatif : Paradigma, Metode, dan Aplikasi. Malang : Universitas Brawijaya Press. Purwanto, Agus, dkk. (2020). Studi

Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar. Journal Of Education, Psychology adn Counseling. Vol.2, No.1.

Sadikin Ali dan Afreni Hamidah. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol 6 Nomor 02,

Halaman 216

Sahidillah Muhammad Wildan dan

Prarasto Miftahurrisqi. (2019). Whatsapp Sebagai Media Literasi Digital Siswa. Jurnal Varia Pendidikan. Vol 31 Nomor 1, Halaman 53.

Sofyana dan Abdul. ( 2019).

Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika. Volume 8 Nomor 1, Halaman

81-86.

Susilo, Rumende, Pitoyo, Santoso, Yulianti, Herikurniawan, dan Sinto. (2020). Coronovirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019: Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).

https://doi.org/http://dx.doi.org/ 10.7454/jpdi.v7i1.415

Yunus, N. R., Rezki, A., Nabi, K., Saw, M., Wabah, M., & Menular, P. (n.d.) Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19.

Referensi

Dokumen terkait

• Dengan menggunakan beberapa analisis yang termasuk dalam EA (Enterprise Architecture) dapat diketahui bahwa strategi perusahaan dan proses bisnis yang

Permasalahan : Bagaimana konsep menciptakan saranaolah raga dengan fasilitas penunjangnya yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan olah raga rekreasi, serta bagaimana membentuk

Pada populasi MV0, untuk mencari nilai LD50 dilakukan pengamatan terhadap persentase tanaman hidup, yaitu jumlah tanaman yang masih dapat bertahan hidup setelah diradiasi,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Desa Nomor

; Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan

10 Sehingga dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian skripsi untuk mengidentifikasi toleransi dan kerukunan antar umat beragama dengan melihat kasus-kasus kekerasan

1) Penyusunan rencana program kerja operasional kegiatan pelayanan penyusunan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah dibidang Kesejahteraan sosial. 2)

Dalam hubungan ini hak-hak yang timbul dari Hak Kekayaan Intelektual, khususnya hak atas merek suatu produk akan menjadi sangat penting yaitu dari segi perlindungan hukum,