KERANGKA PEMBINAAN KONSTRUKSI

(1)

KERANGKA PEMBINAAN KONSTRUKSI

Jakarta, 6 Oktober 2016

Disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Dalam Rangka Workshop Continuing Professional Development/Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD)

Ahli Bangunan Gedung dan Ahli Manajemen Proyek

(2)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2 0 1 6

2 POTENSI DAN PERMASALAHAN

SEKTOR JASA KONSTRUKSI

NASIONAL

STRATEGI PENGEMBANGAN

KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

YANG BERDAYA SAING

PERAN KEMENTERIAN PUPR

DALAM MENGHADAPI MEA

OUTLINE PEMBAHASAN

1

2

3

(3)

1

POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR JASA

KONSTRUKSI NASIONAL

(4)

2 0 1 6

4 SISTEM INPUT, PROSES DAN OUTPUT

KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR

PUBLIK

Swasta

KPBU

SDM

MATERIAL

MESIN/PERALATAN

BUJK ASING

BUJK

NASIONAL

• Waktu

• Biaya

• Kualitas

• Keamanan

• Lingkungan

Nilai Investasi Infrastruktur

Nasional …...Trilyun

INPUT ≈ RANTAI PASOK

PROSES ≈ BUJK

OUTPUT ≈

INFRASTRUKTUR

TEKNOLOGI

• Persaingan antar kontraktor/konsultan nasional,

• Persaingan antar kontraktor/konsultan lokal

• Persaingan antara kontraktor/konsultan lokal

dengan nasional

• Persaingan antara kontraktor/konsultan

nasional dengan asing

Kontraktor Nasional…..., Konsultan Nasional...

Kontraktor Asing..., Konsultan Nasional...

• Produk Dalam Negeri

• Produk Luar Negeri

• Tenaga Kerja Nasional – Tenaga

Kerja Asing

• Kompeten – Tidak Kompeten

• Bersertifikat – Tidak Bersertifikat

• Teknologi Maju – Teknologi

Standar

(5)

2 0 1 6

Berbagai Sumber

GAMBARAN INDONESIA: NEGARA KEPULAUAN TERBESAR

TOTAL LUAS

5,020,606 km2

255 JUTA

PENDUDUK (TERBESAR

KE-4

DI DUNIA)

PDB (2013)

US$ $ 868.34 Bi

PDB PERKAPITA (2013)

US$ 3,510

5 USIA PRODUKTIF ANGKATAN KERJA (2015)

120,8 JUTA

UUD 45 :

KEWAJIBAN

NEGARA

MENSEJAHTERAKAN

RAKYATNYA

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

Melalui

Infrastruktur,

perumahan ,

pertambangan &

energi

(6)

2 0 1 6

6 INDIA

$

427 Bi

.

CHINA

$

1,78

Ti

.

JEPANG

$

742 Bi

.

PAKISTAN

$

8,4

Bi

.

BANGLADES

$

24 Bi

.

INDONESIA

$

267 Bi

.

KOREA

$

154 Bi

.

SINGAPURA

$

24 Bi

.

MALAYSIA

$

32 Bi

.

VIETNAM

$

16 Bi

.

HONGKONG

$

17 Bi

.

THAILAND

$

3 Bi

.

PASAR TERBESAR

NO 1 DI ASEAN

MULTIPLIER

EFFECT

1,8-1,9X

Perlu PERAN AKTIF

Pembinaan Konstruksi

untuk MenSINERGIkan

Kekuatan Nasional

untuk

Mempertahankan

Pasar Nasional dan

Merebut Pasar

Konstruksi Regional

Tahun

Ranking

2010 – 2011

44 2011 – 2012

46 2012 - 2013

50 2013 - 2014

38 2014 - 2015

34 2015 - 2016

37 INDEKS DAYA SAING GLOBAL INDONESIA (GCI)

TAIWAN

$

42 Bi

.

FILIPHINA

$

26 Bi

.

(7)

2 0 1 6

PERAN SEKTOR KONSTRUKSI

TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

7

SEWA ALAT BERAT ASPAL SEMEN BAJA TULANGAN PENGARUH TIDAK LANGSUNG PENGARUH LANGSUNG

Backward Linkage

(Industri Hulu)

Daya Penyebaran

(Industri Hulu)

Derajat Kepekaan

(Industri Hilir)

Forward Linkage

(Industri Hilir)

PENGARUH LANGSUNG PENGARUH TIDAK LANGSUNG

HUBUNGAN KETERKAITAN ANTARA SEKTOR KONSTRUKSI

DENGAN SEKTOR EKONOMI LAINNYANYA

BBM PENAMBANGAN BIJI BESI PENAMBANGAN BATU KAPUR LISTRIK

PEKERJAAN SEKTOR

KONSTRUKSI

JASA ANGKUTAN JALAN RAYA JASA PERHOTELAN JASA KESEHATAN

JASA PERSEORANGAN _{JASA PENDIDIKAN} JASA BANK

JASA PARIWISATA JASA REAL ESTATE

JASA PERDAGAANGAN

SEKTOR KONSTRUKSI

PENTING

MENDUKUNG

PERKEMBANGAN

EKONOMI NASIONAL

£1

INVESTASI

KONSTRUKSI

£1

DAMPAK

LANGSUNG

£1,09

DAMPAK TIDAK

LANGSUNG

£0,75

DAMPAK AKIBAT

LAINNYA

£2,84

TOTAL PERPUTARAN

AKTIVITAS EKONOMI

+

=

>

(8)

2 0 1 6

8 TINGKAT KESEJAHTERAAN

NEGARA – NEGARA BERPENDAPATAN MENENGAH DAN RENDAH

Sumber : EUI (2009)-Indonesia President Visit-Michael E. Porter 2009

INDONESIA

Indonesia berada di

kelompok negara

berpendapatan

menengah tapi

bawah. Melihat

gambar ini yang

dapat menjadi

pesaing tenaga kerja

Indonesia antara

lain India, Filiphina,

Vietnam,

Bangladesh dan

kemungkinan China

karena membawa

investasi.

(9)

2 0 1 6

MASIH

LEMAHNYA SDM

APARATUR

LEMBAGA

MASYARAKAT

KONSTRUKSI

MASIH

TERBATASNYA

INFRASTRUTKUR

PENUNJANG

INVESTASI

TERBATASNYA

DAYA SAING,

PRODUKTIFITAS,

EFISIENSI,

KREATIFITAS DAN

INOVASI SEKTOR

KONSTRUKSI

_RENDAHNYA

MASIH

MUTU

KONSTRUKSI

TERFRAGMENTAS

INYA KEGIATAN

SEKTOR

KONSTRUKSI

(RANTAI PASOK

DAN SIKLUS

PROYEK)

DAMPAK

MENINGKATNYA

NILAI

KAPITALISASI

SEKTOR

KONTRUKSI

_{KEGAGALAN &}

KECELAKAAN

KONSTRUKSI

RENDAHNYA

DAYA SAING

BUJK

NASIONAL

KETERBATASAN

KOMPETENSI

SDM

KONSTRUKSI

9 ISU STRATEGIS PEMBINAAN KONSTRUKSI

Sumber : Permen PUPR No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015 – 2019 – 8 April 2015

KETIDAK-MAPANAN

KELEMBAGAAN

KONSTRUKSI

GOOD

CONSTRUCTION

GOVERNANCE

BELUM

TERWUJUD

PENYELENGGAR

AAN PROYEK

KONSTRUKSI

BELUM EFISIEN

DAN EFEKTIF

KELEMAHAN

PENGUASAAN

TEKNOLOGI

KONSTRUKSI

(10)

2 0 1 6

NEGARA BESAR ‘MISKIN’ INSINYUR:

JUMLAH INSINYUR INDONESIA TERENDAH DI ASEAN

28,235

3.375

4.121

5.170

3.038

8.917

3.844 Singapore

Malaysia

Thailand

Philippines

Indonesia

Vietnam

Myanmar

Jumlah Insinyur

Per Satu Juta

Penduduk

Jumlah Insinyur

Profesional

Jumlah Total

Insinyur

150,000

100,000

276,000

500,000

750,000

800,000

205,000

3,490

11,170

23,000

14,250

9,000

n/a

50 SUMBER: Persatuan Insinyur Indonesia, AFEO

Perbandingan Kuantitas SDM Insinyur ASEAN dan Asia

KORSEL

25,310

CINA

5,730

Perbandingan

dengan

Negara Maju

Sudah Siapkah Kita?

(11)

2 0 1 6

GAMBARAN KURANGNYA TENAGA INSINYUR:

PERKIRAAN DEFISIT 120,000 ORANG DI LIMA TAHUN MENDATANG

2015 - 2019

Ketimpangan jumlah insinyur di Indonesia

(12)

2 0 1 6

12 GAMBARAN LINGKUNGAN BERBISNIS DI INDONESIA

HAL KRITIS YANG MENJADI KEKUATAN DAN KELEMAHAN

KEKUATAN

• Tersedianya jumlah tenaga kerja

yang memiliki keterampilan

• Reformasi peraturan dan

kebijakan yang menjanjikan

terkait dengan kemudahan bisnis

(Top Asian reformer in 2010

World Bank Doing Business

Ranking)

• Sistem keuangan yang kuat

• Terbukanya peluang ekonomi

dalam pengembangan

perdagangan dan investasi (New

investment law passed in 2007)

• Munculnya beragam kelompok

potensial terutama dalam sektor

sumber daya alam

KELEMAHAN

• Lemahnya infrastruktur logistik dan

komunikasi

• Terpatasnya pasokan listrik

• Pasar tenaga kerja yang kaku

• Peraturan dan tata cara yang cenderung

rumit

• Terbatasnya kedalaman sistem keuangan

• Lemahnya kualitas pendidikan

• Sistem peraturan yang tidak pasti terhadap

investor terutama dalam lingkup provinsi

• Dominasi kelompok bisnis dan perusahaan

milik negara (BUMN)

• Lemahnya kolaborasi dan pengembangan

• Adanya gap kompetensi

(13)

2

STRATEGI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN YANG BERDAYA SAING

(14)

2 0 1 6

VISI MISI

PEMBINAAN KONSTRUKSI

1.Meningkatkan kapitalisasi konstruksi oleh badan usaha nasional.

2. Meningkatkan persentase BUJK yang berkualifikasi besar.

3. Meningkatkan budaya penerapan manajemen mutu, SMK3, tertib

penyelenggaraan, dan konstruksi berkelanjutan.

4. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja konstruksi dan partisipasi

masyarakat.

5. Meningkatkan nilai tambah produk konstruksi unggulan.

UUJK 18/99

1. Iklim Pengusahaan

2. Tertib Penyelenggaraan

3. Partisipasi Masyarakat

RPJMN/RENSTRA 2015-2019

1. Tertib Penyelenggaraan

2. Pengunaan Dan Nilai Tambah DN

3. Produktivitas BU & TK

4. Volume Pengusahaan

5. Penguasaan Pasar/ Kemandirian

KEBUTUHAN STAKEHOLDER

ISU REGIONAL & INTERNASIONAL

DAN DAYA SAING

REFORMASI BIROKRASI

VISI

MISI

1. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia

2. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Di Pasar

Internasional

3. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakkan

Sektor-sektor Strategis Ekonomi Domestik

(NAWA CITA PRESIDEN RI BUTIR 5,6 DAN 7)

Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi

Pembinaan Produktivitas Badan Usaha

dan Sumber Daya Konstruksi

Pemberdayaan Tenaga Kerja Konstruksi

dan Masyarakat

Tertib dan Mutu

Produk Unggulan

Kompetensi dan kesadaran

masyarakat

Ketahanan

Masyarakat

Konstruksi

(Mandiri, Berdaulat

Daya Saing,

Nilai Tambah)

Pengembangan Konstruksi Nasional

IklimUsaha

(15)

2 0 1 6

PENYELENGGARAAN PEMBINAAN

SASARAN PEMBINAAN

PENYEDIA

PENGGUNA

MASYARAKAT

PENGATURAN

PEMBERDAYAAN

PENGAWASAN

kebijakan nasional

pengembangan dan

pengaturan, peraturan

perundang-undangan

pengembangan SDM, pengembangan usaha dan

kemitraan, dukungan lembaga keuangan untuk

prioritas-pelayanan-kemudahan dan akses

memperoleh pendanaan, dukungan lembaga

pertanggungan untuk prioritas-pelayanan-kemudahan

dan akses dalam perolehan jaminan pertanggungan

risiko, peningkatan kemampuan teknologi, sistem

informasi, litbang teknologi

tertib usaha, tertib

penyelenggaraan, tertib

pemanfaatan

PENYELENGGARAAN PEMBINAAN

PP 30/2000

(16)

2 0 1 6

Manajemen

lapangan:

mengatasi

ketimpangan

kompetensi dan

perlindungan

tenaga kerja.

Manajemen

proyek:

peningkatan

jaminan kualitas

dan produktivitas

kontraktor,

subkontraktor,

vendor, dan

supplier.

Manajemen

usaha

:

memperbaiki

struktur komposisi

usaha kontraktor

besar-kecil,

generalis-spesialis,

dan meningkatkan

bentuk kerja sama

dan kemitraan

yang saling

menguntungkan.

Manajemen

industri:

mengoptimalkan

dukungan

kelembagaan,

pembinaan, dan

pengembangan.

Memperkuat

rantai pasok, dan

mengurangi

distorsi pada

pengadaan dan

kontrak konstruksi

pemerintah.

STRATEGI PEMBINAAN KONSTRUKSI

(17)

2 0 1 6

FIVE FORCES MODEL

DALAM PERSAINGAN INDUSTRI KONSTRUKSI

Barrier to Entry dalam Industri Konstruksi cukup

tinggi terutama untuk pelaku baru. Keberadaan

asosiasi cenderung membentuk kartel

Ketergantungan terhadap supplier

tinggi. Diperlukan adanya

penguatan rantai pasok.

Sejauh ini beberapa mekanisme

dilakukan oleh pelaku pasar:

BUJK Besar

kontrak jangka

panjang, aliansi

BUJK Kecil

masih cenderung

tanpa kontrak, informal, Economic

of Scale

Tekanan Tinggi dengan posisi

yang tidak setara, dengan

kecenderungan posisi BUJK di

bawah pengguna jasa. Kontrak

dokumen dan model

kerjasama masih belum

merefleksikan manajemen

modern

Tinggi, Kecenderungan adanya kartel

Masuknya BUJK Asing dengan modal kuat

dan penguasaan teknologi tinggi

Proses pengadaan yang lebih menitik

beratkan administrasi

Kompetisi didominasi “COST LEADERSHIP”

dan masih sedikit sekali dengan

“DIFFERENTIATION”

Tidak ada

substitusi

Barrier to

Entry

(18)

2 0 1 6

PENGUATAN KELEMBAGAAN

Organisasi

Norma

Sumber

Daya

18 M

ELA

LU

I

1) manajemen knowledge,

2) manajemen aset, dan

3) manajemen sumber daya

manusia (instruktur, asesor,

EO)

(19)

3

PERAN KEMENTERIAN PUPR DALAM

MENGHADAPI MEA

(20)

2 0 1 6

20 5 direktorat

35 prov

200 mitra

strategis

150 ribu

tenaga inti

Strategi

1. Kerja sama pemberdayaan

2. Push and pull

3. Hukum Pareto

Kampanye Publik

dan

Distant Learning

(21)

2 0 1 6

DUKUNGAN REGULASI DALAM RANGKA MENGHADAPI MEA

Peraturan Menteri PU 10/2014:

“Untuk pekerjaan konsultansi, kerja sama operasi antara BUJKA dengan BUJK Nasional

dilakukan dengan persyaratan:

1. seluruh pekerjaan perencanaan teknis dilakukan di dalam negeri; dan

2. paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari nilai pekerjaan perencanaan konstruksi

dikerjakan oleh BUJK.

PERMEN PU 08/2011:

1. Mendorong Agar Usaha Jasa Konsultan Nasional Memiliki Spesialisasi Melalui Persyaratan

Penanggung Jawab Subklasifikasi Adalah Tenaga Ahli Tetap Dengan Bidang Keahlian Yang

Sesuai

2. Penyelarasan subklasifikasi dengan standar internasional (CPC)

3. Penambahan Subklasifikasi Usaha Jasa Enjiniring Terpadu untuk kualifikasi besar dan pekerjaan

kompleks, berisiko tinggi, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.(rencana revisi PERMEN OU

08/2011

SE Menteri PU Nomor : 03/SE/M/2013 :



Billing Rate Maksimal tenaga ahli konstruksi

UU KEINSINYURAN:

1. memberikan jaminan bagi praktik keinsinyuran yang berazaskan profesionalisme dan

bertanggung jawab serta meningkatkan daya saing insinyur Indonesia.

2. Meningkatkan jumlah Insinyur Indonesia

PERMEN PU 14/2013: Pekerjaan konsultansi di bawah Rp 750 juta diperuntukkan bagi usaha kecil

(22)

2 0 1 6

22 Penciptaan Instruktur,

Asesor, Mandor Jakons

yang Kompeten

Penyusunan dan Pemberlakukan

Skema Sertifikasi Dunia Pendidikan

(Link and Match)

Harmonisasi dan

Standardisasi USTK LPJK –

LSP BNSP

_{Perluasan & Percepatan}

Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Terampil On Site Project

Program Pelatihan

Mandiri/Plasma

Perluasan Penggunaan

Persyaratan SKTK di Proyek

Strategis Nasional

Perluasan Program

Pembinaan Jasa

Konstruksi Provinsi

1

3

5

7

2

4

6 SAPTA AGENDA PEMBERDAYAAN SDM

BIDANG JASA KONSTRUKSI

(23)

2 0 1 6

PRINSIP SDM/TENAGA AHLI KONSTRUKSI

DALAM PELAKSANAAN CPD

Jasa

Konstruksi

Masyarakat

Lingkungan

Profesi

SDM/

TENAGA AHLI

KONSTRUKSI*

TANGGUNG JAWAB

SOSIALI

* Termasuk instruktur dan assesor

(24)

2 0 1 6

PERAN ASOSIASI DALAM CPD (SESUAI UU 11/2014)

Sertifikat Profesi

Insinyur

PERGURUAN TINGGI

(bekerja sama dengan

Kementerian, industri dan PII)

PII

Surat Tanda

Registrasi Insinyur

Sertifikat

Kompetensi

Insinyur

Lembaga

Sertifikasi

Profesi

Sarjana Pendidikan

Tinggi Teknik/Sains

atau terapan

bidang teknik

Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (CPD)

Dewan Insinyur Indonesia

STANDAR

UJI

KOMPETENSI

Program

Profesi

Insinyur

24

(25)

2 0 1 6

SDM Tenaga Ahli Konstruksi :



Ahli Pengkajian Dan Penguasaan

Manajemen Konstruksi Baik Pada

Tataran Mikro (Project/ Activity

Level), Meso (Corporate), Dan Makro

(Industry/ National Level)



Produk Studi Konstruksi Adalah

Position Paper, Working Paper Dan

Policy Paper.

Menjadi

SPESIALIS

PADA TATARAN

MIKRO (PROJECT/ ACTIVITY

LEVEL), MESO (CORPORATE),

DAN MAKRO (INDUSTRY/

NATIONAL LEVEL)

MENJADI SPESIALIST

ASOSIASI DALAM

PERANANNYA

(PENINGKATAN

KOMPETENSI, ETIKA

PROFESI, PENGABDIAN)

HARUS DPT MENGHASILKAN

25

(26)

2 0 1 6

CONSTRUCTION INDUSTRY STRUCTURE

INSTITUTION , POLICY AND REGULATION

CONSTRUCTION GOVERNANCE

HUMAN

DEVELOPMENT

ENVIRONMENTAL

_FEATURES

SOCIO-ECONOMIC

_EQUITY

INFORMATION

_SERVICES

MARKET DEVELOPMENT

DELIVERY

SYSTEMS

MARKET ENTRY

CONSTRUCTION

FINANCING

BUSINESS

INVOVATION

SAFETY

QUALITY

MANAGEMENT

SECURITY

PRODUCTIVITY

FINEST BUILT ENVIRONMENT

HANDAL, KOKOH DAN DAYA SAING TINGGI

Macro-environment

Meso-environment

Micro-

Environment

26 SPESIALIST

(27)

2 0 1 6

27 STRATEGI PEMBINAAN KONSTRUKSI

PERAN

PEMERINTAH

adalah berupaya

mendekatkan

buah tersebut

kepada

masyarakat

K/L Terkait :

Infrastruktur

berkualitas,

Penyedia Jasa

Kompeten, SDM

Proyek

Kompeten

Asosiasi BU

Kewajiban

Pengembangan

Usaha Anggota

Lembaga

Diklat

Peningkatan

Kapasitas dan

Kualitas Diklat

Asosiasi

Profesi

Kewajiban

Pengembangan

Profesionalisme

Anggota

BUJK Besar

Pelaksanaan PSO

Peningkatan

Kompetensi dan

Sertifikasi SDM

Konstruksi

Pemda

Prov.Kab/Kota

Pelaksanaan UU

23/2014 : Pelatihan

Ahli/Terampil dan

Pemeliharaan

SIPJAKI

Proyek

Strategis

Fasilitasi

Pendidikan

Profesi Insinyur,

Tenaga Terampil

dan Pelatihan

Mandiri

Supplier &

Sub Kon.

Mensertifikasi

Tenaga Teknisi

dan Terampil

Masyarakat

/LSM

Partisipasi dalam

pengawasan

penyelenggaraan

konstruksi

Peningkatan

Kelembagaan:

1. Organisasi

2. NSPK

3. Sumber Daya

(Program,

Instruktur/Assesor/Pe

nyelenggara, Sapras,

Informasi/Teknologi,

dsb

(28)

TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT